260095180 Asah Asuh Edisi 1

Laporan Utama tempat bermain. Teduh, tenang, dan tentunya menyenangkan.

senang hati menghabiskan waktu di taman.

Ujian Nasional dan Kebijakan Perubahannya

Ki Hadjar ingin konsep pendidikan seperti sebuah taman. UN Jadi Assessment untuk Tingkatkan Proses Belajar Siswa

4 Pendidikan haruslah menyenangkan, belajar adalah proses kegembiraan.

Peta Jalan Perubahan Kebijakan UN

5 Ketika lonceng sekolah berbunyi semestinya sebuah tanda dimulainya kegembiraan. Lalu ketika lonceng pulang berbunyi anak-

Perbaiki Nilai dengan Mengulang UN

anak akan enggan untuk pulang karena ia tak ingin kesenangannya berhenti.

“Ini Opsional. Tidak Ada Kewajiban Mengulang”

6 Ikhtiar untuk mendorong pendidikan sebagai sebuah kegembiraan itu terus kita dorong bersama. Salah satu masalah yang timbul selama ini adalah pendidikan terasa seperti sebuah penderitaan.

UN Petakan Mutu Pendidikan Berdasarkan Standar Nasional

7 Ketika menemui guru dan murid mereka mengeluhkan beberapa hal yang tentunya ingin kita bereskan bersama-sama.

SKHUN Hasil Penilaian Lebih Informatif dan Deskriptif

8 Salah satu kabar yang kerap muncul adalah soal ujian nasional (UN). Beragam pendapat muncul mengenai UN. Pendapat tersebut tentu patut kita dengarkan karena pendidikan adalah tanggung

Ujian Berbasis Komputer Akan Digunakan dalam UN

jawab setiap orang.

Hanya Sekolah Perintis yang Gunakan CBT

9 Dalam sebuah kunjungan ke SMA Negeri 87 Rempoa, Jakarta Selatan, beberapa siswa memaparkan masalah dan solusi yang mereka hadapi dari perspektif mereka. Anak-anak kita ini

Desakralisasi UN memaparkan tentang Kurikulum, UN, dan banyak hal lainnya. Masukan mereka sangat menarik.

Mendikbud: UN Bukan Sesuatu yang Sakral dan Menakutkan

10 Masukan ini sangat berharga karena hadir langsung dari peserta didik yang merupakan pengguna utama dari apa yang akan dan telah kita kerjakan.

Tanggapan Mereka tentang Kebijakan Baru UN

11 Masukan dari peserta didik, guru, kepala sekolah, praktisi pendidikan bersama dengan Tim Evaluasi UN menjadi dasar pertimbangan keputusan mengenai UN. Belum lama ini keputusan

tersebut telah kita ambil.

Siap Hadapi UN

12 Melalui keputusan itu kita ingin mengubah UN dari sekadar alat atau vonis untuk menilai, menjadi UN sebagai alat belajar. UN kini tidak lagi menentukan kelulusan peserta didik. Kelulusan ditentukan

Peristiwa

sepenuhnya oleh sekolah. Kita menyadari bahwa sekolahlah yang paling memahami para peserta didiknya.

Museum Kepresidenan Balai Kirti Miliki Koleksi Baru

13 Salah satu yang mencuat dari UN selama ini adalah efeknya yang membuat perilaku teaching to the test. Guru dan peserta didik memfokuskan pembelajaran hanya untuk mengerjakan ujian semata,

Layanan Izin Pendidikan Nonformal Kini Hadir di BKPM

13 tentu ini yang ingin kita ubah. Kita ingin UN bukan hanya menunjukkan hasil belajar melainkan juga sebagai bagian dari proses belajar.

Revitalisasi UKS, Upaya Peningkatan Layanan

UN sebagai bagian dari proses belajar tentu harus memiliki fungsi untuk perbaikan kualitas pembelajaran di kelas. Salah satu fungsi penting itu adalah fungsi UN sebagai pemetaan capaian dari

terhadap Orang Tua dan Lingkungan

14 peserta didik.

Selama ini yang terjadi sistem penilaian UN hanya berisi mata pelajaran dengan angka-angka.

Sepanjang 2014, Siswa SMP Indonesia Raih 29 Medali Emas

Angka-angka ini harus ditafsirkan untuk perkembangan kualitas pembelajaran. Ke depan misalnya

Internasional 14

dalam pelajaran matematika maka peserta didik tak hanya tahu ia mendapatkan nilai tertentu, melainkan mengetahui kemampuannya di bidang trigonometri, logaritma, dan bidang-bidang lainnya,

Mendikbud Dukung Peraturan Larangan Penjualan

sehingga peningkatan kapasitas bisa kita lakukan bersama.

Minuman Beralkohol

15 Beragam ikhtiar untuk perubahan fungsi UN ini tentu kita maksudkan sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan. Lebih dari itu kita menginginkan ikhtiar perubahan ini tidak hanya berfungsi

Data Referensi Kemendikbud Semakin Lengkap

15 untuk meningkatkan kualitas pendidikan tapi mengutip Ki Hadjar, menjadikan sekolah dan pendidikan sebagai sebuah taman.

Siapa Dia Pendidikan yang bisa menghadirkan sebuah kegembiraan bagi para pelakunya. Sehingga kelak

ketika bel sekolah berbunyi anak-anak kita akan hadir dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Sadan Fatroni - Gapai Impian

Rikaz Fawaiz - Banyak Belajar

Edisi 1 Th VI Januari 2015

Berdasarkan Standar Nasional UN Petakan Mutu Pendidikan SKHUN, Hasil Penilaian Lebih

Informaif dan Deskripif Ujian Berbasis Komputer Akan Digunakan dalam UN

Pelindung: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan; Penasihat: Sekretaris Jenderal, Ainun Na’im; Pengarah: Rahman Ma’mun; Penanggung Jawab: Ari Santoso; Pemimpin Redaksi: Dian Srinursih;

Redaktur Pelaksana: Emi Salpiati; Staf

Redaksi: Ratih Anbarini, Seno Hartono, Aline Rogeleonick, Desliana Maulipaksi, Gloria

Gracia, Agi Bahari, Ardi Wilda; Fotografer: Ridwan Maulana, Jilan Rifai;

Desain dan Artistik: Susilo Widji P., Yus Pajarudin; Sekretaris Redaksi:

Desain Perwajahan & Tata letak:

vien.adrian

Tri Susilawati, Dennis Suganto, Ridwan; Alamat Redaksi: Pusat Informasi

dan Hubungan Masyarakat, Kemdikbud, Gedung C Lt.4, Jl. Jenderal

Keterangan Foto:

Peserta ujian nasional (UN)

Sudirman, Senayan, Jakarta, Telp 021-5711144 Pes. 2413, 021-5701088.

tingkat SMP dan SMA/SMK dalam ilustrasi. Pelaksanaan UN

Laman: www.kemdikbud.go.id

dilakukan pada 13-16 April 2015

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Foto: Dina PIH

untuk siswa SMA/SMK/MA dan 4-7 Mei 2015 untuk siswa SMP/

@Kemdikbud_RI

Suasana ujian nasional (UN) tingkat SMA di Manado, Sulawesi Utara, tahun lalu.

MTs.

Sosialisasi Perubahan untuk Kembalikan

Perubahan Kebijakan UN

Integritas Komunitas Pendidikan

Foto: Ridwan PIH

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan memberikan pengarahan kepada peserta Konferensi Kerja Nasional II PGRI di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (24/1). Mendikbud mengajak insan guru untuk tidak sekadar mengajar, tetapi memberi inspirasi dan menyenangkan bagi muridnya. Karena guru adalah kunci pendidikan.

Agar sebuah kebijakan dapat diketahui

Sabtu (24/1/2015). Dalam kesempatan itu, Mendikbud

tersebut, pihaknya ingin mengembalikan integritas para

secara luas, maka sosialisasi menjadi

mengingatkan kembali bahwa tujuan UN adalah untuk

komunitas pendidikan. Diakuinya bahwa selama ini UN

agenda yang tidak boleh dilewatkan. Sama menjadikan kecurangan bersifat jamak. “Bahkan guru

melakukan penilaian atas standar kompetensi lulusan. Oleh

karena itu, ada beberapa kebijakan UN yang diubah.

berada dalam posisi terjepit. Perintahnya lulus, namun

halnya dengan kebijakan ujian nasional (UN)

“Yang kita ubah adalah pertama, UN tidak

situasinya berbeda. Ini harus kita ubah,”

yang tahun ini diubah tidak lagi menjadi

lagi menjadi syarat kelulusan siswa dari

Mendikbud

katanya.

penentu kelulusan siswa. Sosialisasi itu

sebuah satuan pendidikan. Seorang

mengingatkan

Menurut mantan rektor Universitas

salah satunya dilakukan Mendikbud saat

peserta didik dinilai oleh sekolah.

Paramadina ini, UN harus digunakan

bersilaturahim dengan para guru dalam

Sekolah yang memutuskan dan bila

kembali bahwa tujuan

untuk mengembangkan potensi

Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) II

dinyatakan lulus, siswa menerima

anak dengan baik. Pihaknya ingin

sertiikat tamat belajar. Kemudian,

UN adalah untuk melakukan konsep yang dikembangkan

PGRI di Padang, Sumatera Barat, beberapa

negara menyelenggarakan ujian

penilaian atas standar

oleh Ki Hajar Dewantara, Bapak

waktu lalu. Di kota yang sama, Mendikbud

yang hasilnya menunjukkan posisi

Pendidikan Indonesia, diterapkan.

juga menyempatkan diri berkunjung ke

siswa dibandingkan dengan

kompetensi lulusan. Oleh

Dalam buah pikirannya, Ki

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

standar-standar yang ada,”

karena itu, ada beberapa

Hajar Dewantara menempatkan

(LPMP) Sumatera Barat untuk bersilaturahim ungkap Mendikbud.

kebijakan UN yang

pendidikan sebagai sebuah

bersama para pegawai di sana. kegembiraan yang menyenangkan.

Kebijakan UN kedua adalah

siswa yang merasa nilainya kurang,

diubah.

“Istilah beliau adalah taman.

dapat mengulang ujian yang sama tahun

Kita berharap konsep taman ini bisa

depan. Mendikbud menjelaskan, untuk dapat

diterapkan kembali di sekolah-sekolah kita

di seluruh Indonesia. Anak ingin ke sekolah. enteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),

mengulang ujian dengan baik, tentu siswa harus

Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) II Persatuan Guru M menakutkan, tapi sesuatu yang memang ingin diraih. jawab membuat sekolah menyenangkan itu ada pada para

Anak ingin tidak pulang dari sekolah. Kenapa? Karena di Anies Baswedan mengumumkan kebijakan

belajar. Pihaknya ingin menggeser bahwa bukan semata-

sekolahnya merasa senang, nyaman, menyenangkan,” perubahan ujian nasional (UN) di hadapan peserta

mata sebagai hakim, tetapi ujian sebagai sebuah proses

pembelajaran. Ujian bukan sesuatu yang mengerikan dan

ungkap Mendikbud seraya menambahkan bahwa tanggung

Republik Indonesia (PGRI) di Padang, Sumatera Barat,

Mendikbud juga mengatakan, melalui kebijakan

pendidik dan birokrasi pendidikan. (Ratih)

Kunci Keberhasilan perempuannya sengaja tidak sekolah agar

Jika kepala sekolahnya memiliki

Bapak dan Ibu ditanya, siapa guru yang

kepemimpinan yang baik, maka sekolah

paling diingat, akankah mereka menyebut

ia dapat mengenyam pendidikan. Dalam

Pendidikan

itu menghasilkan ekosistem pendidikan

nama Bapak/Ibu? Kalau nama Bapak dan

wawancara itu, Abdussalam menjawab,

Ada pada dirinya dapat seperti ini karena guru kelas

yang baik pula. Sementara orang tua

Ibu yang disebut, insya Allah Bapak/Ibu

menjadi rekan terdekat bagi sekolah dalam

termasuk guru yang menginspirasi, karena

5-nya. Saat itu sang guru mengajarkan

Tiga Aktor Ini tentang kaca pembesar yang mampu

proses mendidik anak. “Tiga aktor ini yang

kesan itu membekas sepanjang perjalanan

insya Allah menjadi fokus perhatian dalam

hidupnya,” kata Mendikbud.

membakar kertas saat diarahkan pada satu

titik dengan sinar matahari. alam kesempatan yang

pemerintahan. Mereka adalah aktor yang

Menjadi guru yang tidak terlupakan,

“Guru itu menepuk bahu Abdussalam sama, Mendikbud

keberhasilan pendidikan ada D terdiri atas para guru ini, Mendikbud seluruh Indonesia, maka masa depan itu nempel terus di benak Abdussalam. Ia

berada di ujung dan senyata-nyatanya,”

terbentuk dari proses mendidik yang

dan berkata ‘jika dirimu fokus pada satu hal, mengatakan, kunci

tuturnya.

menginspirasi dan menyenangkan.

Di hadapan peserta konkernas yang

Bila hal ini dilakukan oleh guru-guru di

maka kamu bisa menaklukkannya.’ Pesan

pada tiga aktor pendidikan,

kemudian fokus di isika dan benar akhirnya yaitu guru, kepala sekolah, dan

menuturkan bahwa kunci membereskan

negara ini akan menjadi luar biasa hebat.

menjadi Bapak Fisika. Poinnya adalah orang tua. Para aktor pendidikan

masa depan adalah melalui pendidikan.

Mendikbud mencontohkan, Bapak Fisika

di kelas 5 SD, gurunya menitipkan bibit ini, jika menjalankan fungsinya

Dan kunci pendidikan ada pada guru.

India, Abdussalam, ditanya dalam sebuah

inspirasi dan itu tumbuh. Ini yang sekarang dengan baik, maka hasilnya pun

Maka, ia mengajak agar menjadi guru

wawancara. Pertanyaannya, apa yang

perlu kita dorong. Karakter-karakter itu akan baik. Jika gurunya baik,

yang tidak sekadar mengajar, tetapi

menjadikan dirinya seperti saat ini?

yang sekarang harus dimunculkan,” tutur kualitas pendidikan akan baik.

memberi inspirasi dan menyenangkan bagi

Abdussalam kecil berasal dari keluarga

muridnya. “Jika 20-30 tahun lagi anak didik

tidak mampu, bahkan saudara-saudara

Mendikbud. (Ratih)

Ujian Nasional dan

Pentingnya

Kebijakan Perubahannya Pemanfaatan

UN Jadi Assessment untuk Tingkatkan Proses Belajar Siswa

Hasil UN

dalam delapan standar nasional U

N merupakan salah satu bagian dari komponen pendidikan. Ia termasuk

pendidikan, seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 yang kemudian direvisi menjadi PP Nomor 32 tahun 2013. UN menilai pencapaian standar kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional.

Hasil UN digunakan untuk sejumlah kepentingan mulai dari dasar seleksi masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya, pemetaan mutu, hingga pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Seperti juga tertuang dalam peraturan perundang-undangan, pemerintah wajib menyelenggarakan UN dan ini menjadi hak siswa, karena lewat UN peserta didik dapat mengetahui sejauh mana capaian kompetensi yang dimiliki.

Kemendikbud setiap tahun menganalisis hasil UN untuk melihat

bagaimana indeks kompetensi setiap mata pelajaran pada masing-

Foto: Ridwan PIH

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan bersama Kabalitbang, Furqon, didampingi pejabat terkait memberikan penjelasan tentang kebijakan

masing sekolah. Analisis ini dapat

perubahan ujian nasional (UN) kepada wartawan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (23/1).

menyimpulkan bahwa sekolah yang satu dengan sekolah lainnya memiliki

Tahun ini ujian nasional (UN) kembali diselenggarakan. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

kompetensi mata pelajaran tertentu

menetapkan jadwal UN dilaksanakan pada 13-15 April 2015 untuk SMA/SMK/sederajat dan 4-7 Mei 2015 pada level tinggi, sedang, atau masih

di bawah capaian nasional.

untuk SMP/sederajat. Mendikbud ingin agar pelaksanaan UN tidak dianggap sebagai hal yang luar biasa,

Dengan diperolehnya analisis

namun siswa tetap harus mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi evaluasi hasil belajar ini.

kompetensi setiap sekolah bahkan setiap mata pelajaran, maka sekolah terlebih guru mata pelajaran yang

diujikan dalam UN dapat lebih (Mendikbud), Anies Baswedan

enteri Pendidikan dan Kebudayaan

ada perubahan perilaku dalam dunia

Efek Pembelajaran

mudah untuk memperbaiki diri guna tidak ingin siswa menjadikan

pendidikan, khususnya dalam membentuk

Saat bertemu dengan redaksi surat

meningkatkan mutu pendidikan. ujian nasional (UN) sebagai momok yang

karakter jujur kepada siswa, guru,

kabar Kompas, di kantor Kompas Gramedia

Sedangkan para pemangku menakutkan. Dalam beberapa

sekolah, dan pemerintah,” ujar Mendikbud

Jakarta, Jumat (16/1), Mendikbud

kepentingan pendidikan dapat kali kesempatan, Mendikbud

saat menggelar Focus Group

menegaskan bahwa meski UN tidak lagi

menjadikan hasil analisis tersebut mengatakan bahwa UN

Discussion (FGD) di kantor

menentukan kelulusan, namun hasil

Pelaksanaan

Badan Standar Nasional

UN tetap penting sebagai pemetaan.

untuk dasar pengambilan kebijakan

tidak boleh memberatkan

sesuai dengan skala prioritas. siswa. Sebaliknya

UN yang jujur

Pendidikan (BNSP),

Dalam hasil UN nanti akan terlihat jelas

Dengan basis pada data lapangan itu UN harus menjadi

Jakarta, Jumat (16/01).

komponen-komponen penilaian. Setiap

pula, maka intervensi yang dilakukan kebutuhan siswa

dapat menanamkan

Ini menjadi

siswa yang menerima hasil ujian akan

dapat lebih efektif dan eisien. (Ratih) dalam mengukur

karakter yang jujur juga khusus, agar

perhatian

mengetahui capaiannya di antara siswa

lainnya, maupun posisinya di rerata sekolah

kemampuan hasil

pada siswa. Kejujuran

penyelenggaraan UN

dan nasional. Dan nilai yang diperoleh

belajar yang telah

dapat dilaksanakan

siswa juga memiliki penjelasan kualitatif.

ditempuh.

saat ini akan menjadi

dengan jujur dan

“Setiap orang tua yang terima nilai

nilai ini, kata dia, punya konsekuensi pada menjadi salah satu

Hal itulah yang

potret masa

berintegritas, serta

anaknya 6, dia bisa tahu 6 itu apa.

tidak menjadi beban

Atau jika nilainya 7, baik, artinya dia

parameter.

alasan Mendikbud

UN, lanjutnya, adalah assessment yang menghapus fungsi UN

depan.

bagi para siswa.

bisa mengerjakan masalah dan mampu

dilakukan oleh negara yang tujuannya sebagai penentu kelulusan,

“Pelaksanaan UN yang jujur

menjelaskan isika dalam kehidupan sehari-

untuk meningkatkan proses belajar. Bukan sehingga diharapkan membawa

dapat menanamkan karakter

hari,” katanya.

untuk menentukan nasib siswa. Dan bagi perubahan perilaku positif bagi siswa,

yang jujur juga pada siswa. Kejujuran

Mendikbud mengatakan, skala penilaian

guru, kata Mendikbud, mereka punya guru, orang tua, maupun pemerintah

saat ini akan menjadi potret masa depan,”

selain berupa angka juga keterangan yang

bayangan siswanya bisa menguasai apa. daerah. ”Melalui ujian nasional saya ingin

ujar Mendikbud pada kesempatan yang

dibagi atas empat tingkatan yaitu sangat

lain.

baik, baik, cukup, kurang. Pengukuran

(Ratih, Aline, Seno, Desliana)

Peta Jalan Perubahan UN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengubah kebijakan ujian nasional (UN) mulai tahun ini. Ada tiga perubahan utama yang dilakukan, yaitu UN tidak untuk kelulusan, UN dapat ditempuh beberapa kali, dan UN wajib diambil satu kali. Perubahan kebijakan ini dilakukan untuk menguatkan tujuan dan fungsi UN. Kebijakan baru ini diharapkan mendorong siswa memiliki motivasi belajar yang lahir secara intrinsik, yaitu sebagai kebutuhan diri sendiri.

J didampingi sejumlah pejabat lingkup Tahapan pertama yang

umat (23/1) pagi sekitar pukul 10,

Mendikbud memaparkan peta

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

jalan perubahan kebijakan

(Mendikbud), Anies Baswedan

UN mulai 2015 hingga 2020.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayan

dimulai tahun ini adalah

(Kemendikbud) menggelar konferensi pers

menghapus fungsi UN

tentang ujian nasional (UN).

sebagai penentu kelulusan.

Di hadapan para awak media,

Apabila tidak puas

Mendikbud memaparkan tentang kebijakan

Tidak perlu menunggu tahun depan,” tutur perubahan UN. “UN tidak untuk kelulusan.

dengan nilai UN yang

komputer yang akan dilaksanakan pada

diperoleh, siswa boleh mengulang pada

sekolah-sekolah perintis.

Mendikbud.

(Kelulusan) sepenuhnya (ditentukan) oleh

Tahapan ketiga, yaitu pada 2019 – sekolah dengan mempertimbangkan semua

tahun berikutnya, bersamaan dengan

Sementara itu tahapan kedua, yaitu

2020, sekolah diharapkan telah mampu aspek, dari proses pembelajaran, termasuk

pelaksanaan UN tahun pelajaran

pada 2016 – 2018, UN mulai dilakukan

mengarahkan potensi siswa secara lebih perilaku anak di sekolah,” katanya.

2015/2016 yang diselenggarakan pada

pada awal semester akhir. Jika hasilnya

baik. UN dengan menggunakan komputer Keputusan itu diambil karena selama

awal semester akhir.

nanti masih berada di bawah standar

juga akan dilakukan secara lebih luas ini UN dianggap menjadi beban para siswa

Pada tahap ini pula, Kementerian

capaian nasional, siswa dapat melakukan

dan ditargetkan terbentuk testing center dan aktor pendidikan lainnya, seperti guru,

mulai merancang surat keterangan hasil

perbaikan dengan mengikuti UN ulang yang

di daerah-daerah. Dengan menggunakan kepala sekolah, dan orang tua. Padahal

UN (SKHUN) yang lebih dari sekadar

dilaksanakan di akhir semester.

ujian berbasis komputer ini, maka ujian seharusnya menjadi sesuatu yang

kertas bertuliskan angka dan keterangan

Selama jangka waktu pelaksanaan UN

pelaksanaan UN dapat dilakukan dengan wajar, yaitu sebagai bagian dari penilaian

lulus atau tidak lulus. SKHUN dibuat lebih

awal dan UN ulang, siswa, orang tua, dan

jadwal yang lebih leksibel. “Tidak seketat capaian standar kompetensi lulusan pada

informatif dan deskriptif, di mana siswa

guru dapat memberikan pemantapan materi

jadwal pelaksanaan UN yang berbasis mata pelajaran tertentu secara nasional.

akan mengetahui posisinya berdasarkan

terhadap materi yang masih mendapat

kertas seperti sekarang ini,” tambahnya. Dalam kesempatan tersebut,

rerata sekolah dan nasional. UN tahun

nilai tidak memuaskan. “Pada tahun ini,

ini pula mulai dikenalkan ujian berbasis

UN dapat diulang pada tahun yang sama.

(Ratih)

Kelulusan Siswa Sepenuhnya Ditentukan Sekolah

P Standar Nasional Pendidikan, direvisi. setiap komponen dalam diri siswa, satu-satunya, tetapi satu dari banyak harus mengulang di kelas ini.

eraturan Pemerintah (PP) Nomor 32

lulus dalam Ujian Akhir Sekolah, ia Tahun 2013 yang berisi Perubahan

tahu mengenai siswa selama proses

dari sekian banyak indikator dalam standar

akan mendapat sertiikat tamat belajar. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang

pembelajaran berlangsung. Di sekolah,

nasional pendidikan. Dalam konteks

guru melihat dan menilai secara langsung

evaluasi hasil belajar, UN bukan hanya

Sebaliknya, jika tidak lulus, maka siswa

Dalam peraturan terbaru itu fungsi

Sementara untuk UN, setelah mengikuti ujian nasional (UN) sebagai penentu

sehingga penilaian diharapkan dapat lebih

indikator untuk menilai kinerja layanan

ujian tersebut, siswa akan berikan surat kelulusan dihapus. Dengan demikian,

objektif. Bahkan hal ini sudah tertuang

pendidikan,” tutur Mendikbud di hadapan

keterangan hasil UN (SKHUN). Dalam berarti kini sekolah diberikan kewenangan

dalam Undang-undang (UU) Nomor 20

wartawan, Jumat (23/1).

surat itu akan terlihat jelas komponen- untuk menentukan kelulusan siswa.

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

komponen penilaian. Setiap siswa yang Pertimbangan kelulusan bukan saja pada

Nasional, pasal 58 ayat (1): evaluasi

menerima hasil ujan akan mengetahui beberapa mata pelajaran, tetapi seluruh

hasil belajar peserta didik dilakukan

Hadapi Dua Ujian

capaiannya di antara siswa lain, maupun aspek mulai dari proses pembelajaran

oleh pendidik untuk memantau proses,

Pada akhir jenjang pendidikan, siswa

posisinya berdasarkan rerata sekolah hingga komponen perilaku anak di sekolah.

kemajuan, dan perbaikan hasil belajar

akan menghadapi dua jenis ujian. Pertama,

dan nasional. SKHUN ini diberikan untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

peserta didik secara berkesinambungan.

ujian yang diselenggarakan sekolah,

memenuhi hak siswa mengetahui capaian (Mendikbud), Anies Baswedan menilai,

“Kementerian menyadari, kita tidak bisa

disebut Ujian Akhir Sekolah, kedua, ujian

kompetensinya terhadap mata pelajaran sekolah dan guru dianggap paling

menilai mutu layanan pendidikan semata-

yang dilakukan oleh negara, disebut ujian

mata dari satu indikator. UN hanya satu

nasional (UN). Ketika anak dinyatakan

tertentu. (Ratih)

“Ini Opsional.

Perbaiki Nilai Tidak Ada dengan Mengulang UN Kewajiban

Mengulang”.

Tidak puas dengan hasil ujian nasional (UN) yang masih berada di bawah standar nasional? Tidak perlu khawatir. Siswa diperbolehkan mengulang UN hingga meraih nilai yang diinginkan, meskipun ia telah lulus dari satuan pendidikan tertentu. Kebijakan mengulang UN tujuannya agar siswa, guru, dan orang tua memperbaiki capaian kompetensi yang diperoleh peserta didik. Jika masih dianggap kurang dari standar nasional, siswa dapat memperbaiki nilainya dengan mengikuti UN ulang.

M perbaikan hasil UN dengan mengulangnya tahun depan.

ulai tahun ini, siswa tidak perlu lagi berkecil hati jika nilai ujian nasional (UN) tidak mencapai standar kompetensi nasional. Siswa dapat melakukan

Bahkan siswa dapat mengulangnya beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan mengatakan, UN semata-mata bukan sebagai hakim (penentu) tetapi sebagai sebuah proses pembelajaran bagi siswa. “Tujuan UN kan bukan menjadi hakim, tapi alat pembelajaran,” katanya saat menggelar jumpa pers di Jakarta, Jumat (23/1).

Di tahun mendatang, UN akan diselenggarakan di awal semester akhir sehingga saat hasilnya tidak memuaskan, siswa dapat mengulang pada akhir semester. Dengan demikian siswa dapat mengoptimalkan proses belajarnya agar meraih hasil yang memuaskan pada UN ulangan tersebut.

“Awal semester akhir peserta didik sudah dapat mengambil UN dan bila diperlukan mengulang, maka mereka bisa melakukan perbaikan di akhir semester. Tapi ini baru bisa diterapkan di 2016,” ungkap Mendikbud.

Ia menambahkan, UN harus digunakan untuk mengembangkan potensi siswa dengan baik. Pihaknya ingin mengubah UN dari sekadar alat menilai hasil belajar menjadi alat untuk belajar. Hasil UN yang berupa angka atas prestasi belajar siswa selama menempuh proses belajar di sekolah akan dijadikan sebagai bahan pemetaan.

tetapi mulai tahun ini bukan kelulusannya melainkan hasil

hal-hal yang bermanfaat.

Ke depan, siswa dan orang tua akan mengetahui potensi

Pada UN tahun ini, Kemendikbud yang dimiliki siswa di tingkat sekolah, daerah bahkan skala

capaian UN siswa.

mempunyai terobosan untuk beberapa nasional sekalipun. Jadi siswa akan mengetahui kelebihan

Masing-masing perguruan tinggi negeri

sekolah perintis dalam pelaksanaan UN dan kekurangan yang dimilikinya di setiap mata pelajaran

(PTN) mempunyai otoritas menentukan

UN harus

secara komputerisasi atau yang lebih UN.

standar nilai UN sebagai syarat siswa

digunakan untuk

dikenal dengan computer based Jika siswa mendapatkan hasil di bawah standar

melanjutkan pendidikan di perguruan

test (CBT). Ke depan, siswa yang kompetensi nasional, sebaiknya siswa memperbaikinya

tinggi tersebut. Meskipun begitu,

mengembangkan

berkeinginan untuk perbaikan UN pada UN berikutnya. Agar mendapatkan hasil UN yang

ini bukan hal yang menjadikan

potensi siswa dengan juga pun bisa melaksanakannya

siswa tidak dapat melanjutkan

diinginkan dalam proses perbaikannya, siswa harus tetap

secara komputerisasi. Namun, giat belajar dan tidak patah semangat karena proses

pendidikan di perguruan tinggi

baik. Maka UN harus

dari segi tingkat kesulitan belajar yang baik akan menghasilkan capaian yang baik

tersebut karena UN dapat

soal, penilaian hasil, dan pula. “Yang diberikan kesempatan (untuk mengulang)

diulang tahun depan.

diubah dari sekadar alat

waktu pelaksanaan UN secara yang nilainya kurang. Ini opsional. Tidak ada kewajiban

Untuk itu, para siswa harus

komputerisasi maupun berbasis mengulang. Tapi jika dirasa ingin mengulang, boleh,” ujar

menilai hasil belajar

memanfaatkan betul kesempatan

UN yang dapat diulang beberapa

menjadi alat untuk kertas menggunakan naskah

Mendikbud.

itu semuanya sama. Pada intinya Selain sebagai pemetaan, UN juga menjadi syarat bagi

kali ini. Namun, alangkah lebih

belajar.

berbagai perubahan kebijakan terkait siswa untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan

baiknya siswa dapat memenuhi standar

UN ini, semata-mata bertujuan sebagai selanjutnya. Ketika siswa ingin melanjutkan ke jenjang

nilai masuk perguruan tinggi tersebut

proses pembelajaran bagi siswa itu sendiri. perguruan tinggi, tahun lalu syaratnya adalah lulus UN

hanya dengan sekali mengikuti UN dan

memanfaatkan sisa waktu setelah pelaksanaan UN untuk

(Agi)

UN Petakan Mutu Pendidikan Berdasarkan Standar Nasional

Meskipun fungsi ujian nasional (UN) bukan lagi sebagai penentu kelulusan, namun pemanfaatan hasilnya masih sangat diperlukan, di antaranya untuk pemetaan mutu dan pembinaan satuan pendidikan. Surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN) yang akan dibuat lebih informatif dan deskriptif dapat digunakan untuk mengukur capaian kompetensi siswa. Bukan hanya oleh pemerintah, tetapi juga guru, orang tua, dan kepala sekolah. Ketiga aktor pendidikan ini dapat mengevaluasi diri lewat hasil UN yang dicapai peserta didik.

P hasil ujian nasional (UN) sebagai

emerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap menggunakan

pemetaan mutu pendidikan secara nasional. Penggunaan hasil UN juga dapat dimanfaatkan siswa, orang tua, guru, dan kepala sekolah. Capaian siswa dalam UN bisa digunakan guru dan kepala sekolah untuk memperbaiki dan membina kualitas

SKHUN tersebut juga dapat digunakan pembelajaran siswa di sekolahnya.

UN akan digunakan untuk pemetaan

Kategorisasi SKHUN terbagi dalam

oleh perguruan tinggi ketika siswa akan Sebagai contoh, di suatu sekolah peta

kompetensi siswa tersebut di sekolah.

empat level, di antaranya adalah sangat

melanjutkan ke jenjang pendidikan tersebut. nilai mata pelajaran (mapel) matematika di

Kumpulan hasil pemetaan kompetensi

baik, baik, cukup, dan kurang. Kategorisasi

Pihak perguruan tinggi dapat bawah rerata daerahnya, maka sebaiknya

siswa di tingkat sekolah akan

tersebut akan dideskripsikan secara

memberikan rekomendasi jurusan kepala sekolah dan guru membuat program

digunakan untuk pemetaan di

detail untuk masing-masing

perkuliahan yang dapat diambil oleh siswa terobosan dan fokus untuk mengatasinya,

tingkat kabupaten/kota dan

Kumpulan

mapel. Sebagai contoh,

dengan melihat peta kompetensi hasil seperti membuat materi pembelajaran di

selanjutnya digunakan di

siswa mendapatkan

UN-nya. Jadi nantinya siswa tidak hanya kelas yang lebih baik lagi dan cara-cara

tingkat provinsi hingga

hasil pemetaan

hasil UN mapel

mempertimbangkan jurusan perkuliahan lainnya.

di tingkat nasional.

kompetensi siswa

bahasa Indonesia

yang akan diambil berdasarkan minat saja Kegunaan lain yang dapat dimanfaatkan

Hasil capaian

dengan kategori

tetapi juga berdasarkan hasil rekomendasi dari hasil UN adalah untuk pembinaan

kompetensi

di ingkat sekolah akan

baik maka akan

siswa ini akan

ada deskripsi

tersebut.

dan pemberian bantuan kepada satuan

dituangkan dalam

digunakan untuk pemetaan menjelaskan

detail yang

pendidikan dalam upayanya meningkatkan

bentuk surat

di ingkat kabupaten/kota

Pembinaan Satuan Pendidikan

mutu pendidikan. Dengan melihat hasil

Setelah penggunaan hasil UN sebagai UN, Kemendikbud dapat melakukan

hasil keterangan

kategori tersebut.

pemetaan, melalui SKHUN juga dapat intervensi kebijakan pada sekolah-sekolah

ujian nasional

dan selanjutnya digunakan kompetensi

Misalnya pada

digunakan untuk pembinaan satuan yang memiliki nilai UN di bawah standar

(SKHUN) yang

di ingkat provinsi

lebih lengkap.

membaca, siswa

pendidikan.

nasional.

Kekuatan dan kelemahan siswa Undang-undang Nomor 20 tahun

Kali ini tidak

hingga di ingkat

mampu menafsirkan

pada mapel yang diujikan dalam UN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

sekadar angka, tetapi

nasional.

informasi tersurat

dapat menjadi pegangan sekolah untuk Pasal 57 dan 58 menyebut bahwa siswa

memuat keterangan

pada teks sastra/

melakukan pembinaan. Selain itu juga mempunyai hak mengetahui capaian

capaian siswa pada mapel

nonsastra dan sebagainya.

dapat digunakan oleh musyawarah guru kompetensi pembelajarannya untuk mapel

tertentu, sehingga siswa dapat

Detail nilai kompetensi untuk

mata pelajaran (MGMP) sebagai acuan tertentu. Maka, pemerintah wajib untuk

mengetahui peta atau komponen

setiap mapel pun dirincikan secara

dalam menyusun materi pembelajaran yang memenuhi hak siswa tersebut. Melalui UN

kompetensi dirinya sendiri.

gamblang. Misalnya untuk mapel bahasa

lebih baik untuk siswa. siswa dapat mengetahui capaian standar

Dalam SKHUN, peta kompetensi

Indonesia, kompetensi membaca nilainya

Mendikbud mengungkapkan, kompetensinya untuk mapel tertentu dan

siswa digambarkan dalam bentuk nilai

85, kompetensi menulis nilainya 90,

pergeseran penggunaan hasil UN ini tidak dari capaian tersebutlah dapat digunakan

tes rerata sekolah dan rerata nasional,

dan sebagainya. “Jadi, peta kompetensi

lagi menjadi suatu hal yang berisiko tinggi. untuk pemetaan mutu dan pembinaan

kategorisasi lengkap dengan deskripsinya,

siswa kali ini akan jauh lebih detail dan

Dia mendorong UN agar dapat memiliki satuan pendidikan.

dandiagnostik untuk perbaikan kompetensi

deskriptif,” ujar Menteri Pendidikan dan

siswa tersebut. Siswa dan orang tua akan

Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan

orientasi yang positif. “Perubahan kebijakan

mengetahui sejauh mana peta kompetensi

saat menggelar jumpa pers terkait UN di

ini semata-mata ingin mengembalikan

Pemetaan Mutu Pendidikan

integritas komunitas pendidikan,” Hasil capaian kompetensi siswa melalui

pembelajaran di sekolah atas siswa

Jakarta, Jumat (23/1).

tersebut.

Hasil peta kompetensi siswa dalam

ungkapnya. (Agi)

Hasil Penilaian Lebih Informatif dan Deskriptif

Dulu, ketika menerima surat hasil ujian

Pendidikan, Kemendikbud, Nizam menyebutkan, secara

orang tua, guru tentang angka yang diperoleh pada setiap

nasional (UN), siswa dan orang tua hanya

isik SKHUN untuk siswa maupun orang tua akan terdiri

mata pelajaran yang diujikan.

mendapat informasi: lulus atau tidak lulus. Nizam mencontohkan, apabila siswa kelas XII

dari dua lembar. Pada lembar pertama, SKHUN memuat

nilai tes masing-masing siswa di tiap mata pelajaran yang

mendapatkan nilai 6,5 dengan deskripsi nilai kategori

Titik. Tidak ada keterangan lainnya. Padahal

diujikan. Tidak hanya itu, lembar ini pun akan

baik untuk Bahasa Indonesia, maka siswa bisa

hasil UN salah satunya digunakan untuk

memuat nilai UN rerata sekolah, nilai

Kumpulan

memahami pengertian level kompetensi

melihat peta mutu pendidikan baik pada diri

rerata UN secara nasional, dan

baik tersebut. Bahkan siswa, orang

siswa, sekolah, daerah, maupun nasional.

deskripsi nilai siswa.

data dalam SKHUN

tua, maupun pengelola pendidikan

Namun, mulai UN tahun pelajaran 2014/2015

Adapun deskripsi

dapat dimanfaatkan untuk

dapat menyimpulkan kekurangan

ini, siswa akan diberikan lembaran yang nilai mencakup empat

dan kelebihan siswa pada

kategorisasi, yaitu sangat

perbaikan internal, salah

komponen mata pelajaran

memuat informasi lebih lengkap tentang

baik, baik, cukup, dan

itu. “Misalkan nilainya 6,5.

gambaran capaian kompetensinya. Lembaran kurang. Ke depan, dengan

satunya menjadi bahan acuan

Anak itu bisa membaca koran,

itu dinamakan Surat Keterangan Hasil UN. seperangkat informasi ini,

menyusun materi pembelajaran bacaan tersebut. Masing-

namun belum bisa memaknai

siswa dapat memotivasi

masing mata pelajaran akan ada ementerian Pendidikan dan Kebudayaan

diri untuk memperbaiki nilai

peningkatan kompetensi

pernyataan lulus dan tidak lulus, menjadi laporan yang K di tingkat sekolah, bahkan di tingkat

deskripsinya,” ujar Nizam. (Kemendikbud) mengubah laporan hasil ujian

UN yang dimiliki dengan

siswa.

Deskripsi kompetensi nasional (UN) yang semula hanya mencakup

membandingkan nilai UN yang

diperoleh dengan rerata nilai UN

memberikan makna dan penjelasan

lebih pada siswa, orang tua, dan guru tentang lebih informatif dan deskriptif. Laporan itu berbentuk

angka yang didapat di setiap mata pelajaran UN. Hal Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN). SKHUN

nasional,

ini bermanfat untuk mengetahui apa yang diperlukan siswa menginformasikan sejumlah komponen lebih menyeluruh,

Pada lembar kedua, SKHUN akan memuat deskripsi

dalam proses belajar selanjutnya dan bagaimana guru dan memberi manfaat bagi siswa sebagai peserta ujian,

kompetensi siswa terhadap komponen-kompen mata

merencanakan kegiatan mengajar juga latihan apa yang orang tua, sekolah, maupun

pelajaran yang diujikan. Maksudnya, deskripsi ini akan

dapat didukung oleh orang tua di rumah. (Gloria) pengelola pendidikan di tingkat

memberikan penjelasan dan makna lebih kepada siswa,

pusat, maupun daerah. Kumpulan data dalam SKHUN dapat dimanfaatkan untuk perbaikan internal, salah satunya menjadi bahan acuan menyusun materi pembelajaran peningkatan kompetensi siswa. Komponen isi SKHUN pun akan berbeda sesuai dengan penerima SKHUN. Bagi peserta didik, dan orang tua, SKHUN akan berisi nilai tes UN, diagnostik terhadap nilai yang diperoleh untuk perbaikan, kategorisasi pencapaian dari nilai peserta didik, dan deskripsi terhadap kategorisasi pencapaian nilai. Hal ini akan berbeda dengan laporan UN sebelumnya yaitu sebatas menampilkan nilai akhir UN siswa.

Sementara bagi pihak sekolah dan pemerintah daerah, SKHUN akan berisi komponen yang sama dengan SKHUN yang diterima siswa maupun orang tua, ditambahkan dengan konteks (posisi terhadap rerata siswa yang lain di sekolah, daerah maupun nasional, dan indeks non parametrik (mengukur perilaku saat tes, perkembangan hasil dari tahun ke tahun).

Contoh lembar Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang memuat lengkap keterangan capaian kompetensi siswa untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. Melalui SKHUN,

Kepala Pusat Penilaian

Kemendikbud berupaya memberikan hasil UN yang lebih bermakna untuk kebutuhan pemetaan bagi siswa dan aktor pendidikan lainnya, serta pemerintah daerah dan masyarakat.

Ujian Berbasis

Komputer

Akan Digunakan

dalam UN

Hanya Sekolah Perinis yang Gunakan CBT

Computer Based Test (CBT) adalah pola ujian dengan menggunakan komputer atau disebut juga ujian berbasis komputer. Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud telah melakukan uji coba CBT

dalam penyelenggaraan ujian nasional (UN) pada 2014 lalu. Di tahun 2015 ini, UN dengan CBT akan diterapkan di piloting school atau Foto: Dok. SILN Singapura.

sekolah perintis. Ke depan, diharapkan seluruh sekolah sudah siap Suasana ujian nasional (UN) berbasis komputer atau computer based test (CBT) di Sekolah Indonesia Singapura

yang diselenggarakan tahun 2014 yang lalu. CBT tahun ini akan dilakukan pula di Indonesia pada sekolah-sekolah

menggunakan CBT dalam UN. perintis yang memenuhi persyaratan.

C (SILN), yaitu di Sekolah Indonesia Kuala Dari uji coba CBT tersebut, Puspendik sama dengan Pusat Teknologi Informasi aplikasi CBT di server sekolah perintis.

cukup untuk menyimpan data dari pusat. Puspendik pada UN 2014 di dua

BT sudah diujicobakan oleh

secara online dengan server nasional yang

Kompetensi Guru (UKG). Puspendik juga

Setelah proses veriikasi selesai, sekolah Indonesia luar negeri

ada di Puspendik,” ujar Nizam kepada Asah

terus mengembangkan sistem dan jaringan

Asuh, Kamis (29/1) .

demi penyempurnaan CBT dengan bekerja

Kemendikbud akan melakukan instalasi

Lumpur dan Sekolah Indonesia Singapura.

Kemudian pada Februari 2015 akan Sedangkan untuk di dalam negeri, ada 57

juga melakukan perbandingan hasil CBT

dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom).

dilakukan pelatihan proktor, yaitu teknisi sekolah yang telah mengikuti uji coba CBT.

dengan Paper Based Test (PBT) atau ujian

Atas dasar-dasar itulah Puspendik yakin

dan pengawas ujian berbasis komputer. Kepala Puspendik Kemendikbud, Nizam

berbasis kertas. Usai menjalani CBT, siswa

dapat menerapkan CBT dalam UN 2015.

Proktor terdiri dari guru TIK dan pranata mengatakan, meski server pusat ada di

lalu menghadapi ujian lagi dengan PBT

Namun tidak semua sekolah bisa

komputer di sekolah. Jakarta dan server lokal (sekolah) ada di

untuk melihat apakah hasilnya sepadan

menggunakan CBT dalam UN 2015. CBT

“Guru TIK dan pranata komputer daerah lain bahkan di luar negeri, CBT

dengan CBT. “Alhamdulillah hasilnya

hanya dilakukan untuk piloting school atau

di sekolah dilatih. Setelah semua memungkinkan untuk dilakukan dengan

bagus. Koeisien korelasinya bagus, yaitu

sekolah perintis yang dipilih Kemendikbud

siap, gurunya siap, hardware-nya melakukan sinkronisasi data.

0,92 sampai 0,96,” kata Nizam. Ini berarti

berdasarkan informasi dari Data

siap, software-nya siap, “CBT tidak realtime online. Basisnya

hasil CBT memiliki standar yang sama

Pokok Pendidikan mengenai

nanti try out siswa kelas 3 semi online. Menggunakan server lokal

dengan PBT.

kelengkapan fasilitas dan

Puspendik

seluruhnya dilakukan (server sekolah), tapi sinkronisasi datanya

Selain itu, secara sistem, CBT juga

pendukung lainnya. Ada

sudah dilakukan dalam tes CPNS dan Uji

862 sekolah yang

melakukan

dengan CBT,” kata

masuk dalam daftar

perbandingan hasil

Nizam.

sekolah perintis

Penggunaan

yang dikirim

CBT dengan Paper Based

CBT, ujar Nizam,

Test (PBT) atau ujian berbasis Kelebihan Penggunaan akan CBT

Kemendikbud

rencananya

ke dinas

pendidikan

kertas. Hasilnya bagus.

berlangsung

di semua enggunaan Computer Based

provinsi. Dinas

Koeisien korelasinya berkisar sekolah. Namun

P dilakukan pada sekolah-sekolah ini positif. Mengapa saat ini masih

memutar-mutar kalimat, dan lain-lain.

pendidikan

Test (CBT) pada ujian nasional

menyadari (UN) tahun ini dipastikan akan

Tapi ini masa depan. Tidak ada salahnya

provinsi lalu

antara 0,92 sampai 0,96. Ini

masa depan ini disampaikan, karena

melakukan

adanya

veriikasi terhadap

berari hasil CBT memiliki

perbedaan perintis CBT di Indonesia. Kepala Pusat

fasilitas dan Penilaian Pendidikan (Puspendik),

menggunakan bentuk pilihan ganda?

sekolah-sekolah

standar yang sama

infrastruktur di setiap Nizam mengatakan, banyak keuntungan

Karena model itu yang paling visible

itu di wilayahnya

dengan PBT.

daerah, pelaksanaan penggunaan CBT.

untuk paper based,” katanya.

masing-masing,

tersebut akan dilakukan Misalnya, pelaksanaan ujian dapat

Dengan menggunakan CBT, siswa

dan memberikan

secara bertahap. lebih menjadi leksibel. Ketika anak

juga cukup meng-klik pilihan jawaban

hasil veriikasinya ke

Nizam mengatakan, Puspendik siap, sekolah siap, maka ujian dapat

yang tersedia tanpa perlu melingkari

Kemendikbud.

mengembangkan sistem custom browser dilakukan, tanpa menunggu jadwal yang

lembar jawaban yang tentu membutuhkan

Ada beberapa persyaratan yang harus

dalam pelaksanaan ujian berbasis ketat seperti sekarang ini. Demikian pula

waktu lebih lama. Jika salah memilih

dimiliki sekolah perintis. Salah satunya

komputer ini. Begitu masuk ke sistem saat ingin mengulang UN. Siswa cukup

jawaban, siswa juga cukup mengganti

adalah ketersediaan komputer. Rasio

ini, komputer akan mengunci sistem mendaftar dan dapat mengikuti UN ulang

jawaban yang dipilihnya dengan meng-

minimal antara jumlah siswa peserta UN

lainnya, sehingga peserta ujian tidak dapat dengan menggunakan komputer.

klik jawaban tersebut.

dengan jumlah komputer adalah 1:3.

membuka aplikasi lain selain materi ujian Selain itu, bentuk soal UN bisa lebih

Ini berbeda dengan paper based yang

“Jadi satu komputer untuk tiga anak. Satu

tersebut. “Siswa tidak bisa pindah ke beragam, tidak hanya pilihan ganda.

harus menghapus pilihan jawaban yang

banding dua lebih baik. Satu banding satu

windows, bertanya pada google, membuka “Misalnya dalam bentuk mini esai,

telah dihitamkan, kemudian melingkari

lebih baik lagi,” ucap Nizam. Syarat lain

youtube, atau lainnya. Terkunci hanya pada mengisi jawaban langsung, menjodohkan,

kembali jawaban yang dianggap benar.

adalah sekolah perintis harus memiliki

(Desliana)

server yang baik, misalnya memiliki memori

materi ujian,” tuturnya. (Desliana)

Desakralisasi UN

ujian nasional (UN) yang dianggap menakutkan oleh A

sah Asuh bertanya kepada masyarakat melalui facebook Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang tanggapan mereka terkait

siswa. Berikut sebagian komentar mereka.

Basuki Rakhmad

Yang penting anak-anak tetap bisa berkembang kreativitasnya dan daya nalar serta watak perilakunya

menjadi lebih baik, soleh, solihah, dan bisa menganggap sekolah sebagai tempat memupuk dan mengembangkan bakat dan sebagai

UN sebagai hal yang sakral. “Kita berdoa untuk ujian

tempat mempersiapkan diri hidup bermasyarakat. Bukan

penting. Tapi tidak perlu ada hal-hal yang membuat UN

justru menganggap sekolah sebagai hutan belantara

sakral,” katanya.

yang menakutkan dipenuhi oleh pemburu dan hewan-

Mendikbud menekankan, suasana UN yang banyak

hewan liar yang siap memangsa setiap saat, Sebaliknya sekolah dianggap sebagai taman ilmu dan amal.

kecurangan di tahun-tahun sebelumnya harus berhenti. UN tahun ini, katanya, merupakan kesempatan bagi sekolah sebagai cermin untuk mengembangkan

Bernadus Gae Longa

kompetensi siswa-siswanya dari seluruh aspek.

Mestinya nilai UN bukan penentu

“Kenyataan di lapangan bukan siswa yang melakukan

satu-satunya kelulusan siswa,

manipulasi tetapi justru ekosistem pendidikan,” ujarnya.

sehingga UN bukan sesuatu

Mendikbud menegaskan, pendidikan bukan soal

yang sakral. Jadi kembalikan

tarik menarik kepentingan politik tetapi justru harus

penentuan kelulusan ke sekolah saja, pasti kelulusannya akan

erdoa ketika akan menghadapi ujian nasional lebih dipertanggungjawabkan secara

dibebaskan dari kepentingan politik. Pendidikan, kata

akademis maupun secara moral oleh guru-guru di itu penting dan sangat baik bagi siswa. Tetapi,

dia, adalah soal mengembangkan seluruh kompetensi

anak didik. “Konsentrasinya adalah UN dapat membentuk

sekolah.

jangan karena ujian nasional siswa menjadi

perilaku yang baik pada seluruh aktor pendidikan baik

ketakutan hingga melakukan ritual-ritual yang tidak

siswa, orang tua, guru, sekolah, dinas pendidikan daerah

Cheng Yaya

disyariatkan oleh agamanya.” Demikian pernyataan

hingga pemerintah pusat,” tuturnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies

UN baik untuk dijadikan tolok ukur Baswedan dalam sejumlah kesempatan. Mendikbud

Mendikbud mengimbau kepada seluruh komponen

keberhasilan kurikulum, guru, ingin agar masyarakat memandang UN sebagai hal yang

pendidikan di Indonesia agar tidak mempengaruhi

dan peserta didik. Tapi kekeliruan biasa. Desakralisasi UN akan dilakukan mulai tahun ini

mentalitas anak didik ke arah yang negatif dalam

khalayak selama ini, UN selalu

agar pandangan tersebut berubah. dijadikan momok oleh peserta didik

menghadapi UN. Hasil UN tahun ini, kata dia, akan

ataupun lingkungan sekitar. Butuh Desakralisasi UN, ujar Mendikbud, salah satunya

dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan

solusi yang terbaik dari mereka yang dilakukan dengan mengurangi keterlibatan aparat

kompetensi siswa. “Bila ini dirusak maka kita tidak

paham tentang dunia pendidikan jika UN dihapuskan keamanan dalam distribusi naskah UN maupun

sedang menyiapkan masa depan yang lebih baik,” ucap

mantan rektor Universitas Paramadina itu.

atau tetap ada.

kehadiran mereka di sekolah. “UN tidak harus dikawal

UN diharapkan memiliki efek yang positif bagi

pengamanannya. Kita ingin masyarakat juga ikut

masyarakat, yaitu berupa perubahan perilaku siswa,

Yusliman Simeulue

mengontrol,” katanya saat berdiskusi dengan redaksi

Jawa Pos di Jakarta, (16/1). Mendikbud memang mengerti

orang tua dan pemerintah daerah. Mendikbud

Mengenai kebiasaan berdoa menjelang UN banget terhadap perasaan siswa

mencontohkan, karena UN sebelumnya digunakan

yang dulu takut kalau menghadapi yang dilakukan sekolah-sekolah di berbagai daerah,

sebagai penentu kelulusan, maka banyak intervensi

Mendikbud mengatakan hal itu bagus, tetapi jangan UN. Sekarang UN lebih leksibel,

yang dilakukan oleh guru, sekolah, maupun pemerintah

serta pro terhadap hasil kerja guru sampai ada kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadikan

daerah supaya nilai UN di sekolah atau daerahnya tinggi.

“Harapannya kepala daerah tidak perlu mengumumkan

terhadap anak didiknya. Maju terus,

berapa persen di

Pak Menteri.

daerahnya yang lulus UN,” ujarnya.

Beng Kase

Pada kesempatan

yang sama, Kepala

Naskah UN bukan teroris sehingga

Pusat Penilaian

dikawal. Jadi setuju rencana Pak

Pendidikan

Menteri, sebab banyak biaya yang

Kemendikbud, Nizam,

habis untuk tim independen dari

mengatakan UN

perguruan tinggi maupun aparat

tahun ini tidak akan

kepolisian.

melibatkan aparat kepolisian dalam pendistribusian naskah

Binton Sri Hartono

UN. Para pengawas

Cocok! Ini baru kebijakan yang

ujian pun tidak lagi dari

bagus dan mendidik. UN bukan

dosen-dosen berbagai

medan perang, tapi sarana untuk

perguruan tinggi. “UN

pemetaan kualitas pendidikan,

tahun ini bukan sesuatu

seperti nem dulu. Pas, Pak Menteri.

yang mengerikan lagi bagi siswa,” ucapnya.

(Agi)

Tanggapan Mereka

tentang Kebijakan Baru UN

Ani Chalid

Ujian Nasional (UN) selalu menjadi perbincangan hangat berbagai kalangan di Indonesia. Tanggapan pro maupun kontra kerap

Guru SMP Negeri 10 Takengon, mewarnai penyelenggaraan UN yang diselenggarakan satu kali

Aceh Tengah

dalam setahun itu. Setiap kebijakan memang selalu mengundang berbagai respons dari masyarakat, terutama pemangku

Saya setuju dengan keputusan itu. Jadi sekolah

kepentingan. Itu pula yang terjadi dalam perubahan kebijakan UN yang menentukan kelulusan. Bukan dari empat mata

pelajaran itu saja (yang diujikan dalam UN). Tapi kalau

tahun 2015.

memang UN-nya nggak lulus ngapain harus diulang? Sekolah yang lebih tahu tentang siswanya. Lagipula kalau empat mata pelajaran dijadikan standar kelulusan, mata pelajaran yang lain disepelekan. Seperti agama,

M sebagai penentu kelulusan satuan pendidikan. Namun tahun 2015 ini UN tidak lagi

enteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan telah mengambil

dan lain-lain.

keputusan dengan mereposisi ujian nasional. Sebelumnya, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 68, salah satu fungsi UN adalah

Rini Suryanti

digunakan sebagai penentu kelulusan. Kelulusan siswa sepenuhnya ditentukan oleh

Orang Tua

sekolah. “Yang kita ubah adalah UN tidak lagi menjadi syarat kelulusan siswa dari sebuah

Kalau saya setuju UN sebagai penentu kelulusan. satuan pendidikan. Seorang peserta didik dinilai oleh sekolah. Sekolah yang memutuskan

dan bila dinyatakan lulus, siswa menerima sertiikat tamat belajar. Kemudian, negara Karena semangat belajar anak, terutama anak saya jadi berkurang. Karena dia langsung menggampangkan.

menyelenggarakan ujian yang hasilnya menunjukkan posisi siswa dibandingkan dengan “Untuk apa belajar, Bu? Kan bukan penentu kelulusan,” standar-standar yang ada,” ungkap Mendikbud beberapa waktu lalu.

katanya. Anak saya nggak mau ngulang UN (kalau Berbagai kalangan pun menanggapi perubahan kebijakan ini. Sebagian besar

ternyata hasilnya belum memenuhi standar kompetensi), menanggapi positif kebijakan ini. Namun ada pula pendapat yang berbeda. Tanggapan

karena butuh waktu untuk belajar lagi. Dia maunya datang dari guru, siswa, mahasiswa, pemerhati pendidikan, hingga wartawan yang

langsung kuliah.

berkecimpung di dunia pendidikan. Berikut tanggapan mereka.

Bukik Setiawan Abdullah

Pemerhati Pendidikan

Syahira Antoni

Siswa Kelas XII IPS 2, Reposisi UN merupakan salah satu langkah berani

Pak Anies. Namun pengembalian penentu kelulusan

SMA Negeri 1 Takengon,

pada sekolah harus diimbangi dengan peningkatan

Aceh Tengah

kapasitas sekolah untuk melakukan penilaian yang mendalam, menyeluruh dan mendorong proses belajar