PENDEKATAN KONSELING ISLAMI MENGGUNAKAN (1)

PENDEKATAN KONSELING ISLAMI MENGGUNAKAN METODE
HALAQAH UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA
MAHASISWA SEMESTER AWAL DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
1
2
12

Mukaromah

Usi Woro Minarsih

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Alamat : Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto 53182 P.O. Box 202 Telp.
(0281)636751, 630463 Pesawat 209 Fax. (0281) 637239
1

Diahuka77@gmail.com
2


Usiwomi@gmail.com

Abstrak
Bahwa masa remaja merupakan masa transisional (masa peralihan)
artinya keremajaan merupakan gejala sosial yang bersifat sementara. Oleh
karena berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa. Sifat sementara dari
kedudukannya menyebabkan masa remaja menuju ke masa dewasa akan mencaricari identitas diri, karena ketika masa kanak-kanak mereka sudah dianggap
dewasasedangkan oleh orang dewasa mereka masih dianggap masih kecil.
Halaqah dan konseling akan sangat berpengaruh positif terhadap
perkembangan dan pembentukan kepercayaan diri mahasiswa sehingga hati
nurani menjadi kuat dan akan menjadi unsur pengontrol diri yang baik secara
vertikal maupun horizontal. Pentingnya halaqah dan konseling islam bagi
pembinaan mental dan akhlak mahasiswa akan menyebabkan kepercayaan diri
dalam diri mahasiswa di lembaga formal seperti universitas atau juga lembaga
lain seperti organisasi di masyarakat.
Sehingga tujuan jangka pendek dan jangka panjang melalui kegiatan
halaqah dan konseling islami yaitu untuk meningkatan kepercayaan diri pada
mahasiswa semester awal guna menumbuhkan sisi nilai-nilai ajaran islam. Ketika
hal tersebut dapat tercapai sesuai tujuan dalam jangka pendek dan jangka
panjang, diharapkan mahasiswa semester awal dapat berkembang berdasarkan

syariat islam untuk menjadi seseorang yang mempunyai kepercayaan diri positif,
menimbulkan pemahaman tentang diri sendiri (self), dapat menentukan
kepuasan/emosi diri, inisiatif diri dan upaya meningkatkan konsep diri pada
mahasiswa semester awal.

Kemudia dalam pembatasan jumlah peserta halaqah hingga 12 orang
sebenarnya didasari oleh pertimbangan keefektifan proses bimbingan dalam
proses halaqah sehingga dapat diawasi, diberi bimbingan secara terkontrol
dalam aktivitas belajar diluar halaqah karena tujuan dari halaqah ini adalah
untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang positif. Meskipun demikian,
angka tersebut bukan jumlah ynag mutlak dan yang terpenting adalah bagaimana
selama kegiatan halaqah pembimbing dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan
belajar peserta halaqah, baik di dalam maupun di luar halaqah. Dengan
demikian, angka tersebut dapat saja dikurangi atau ditambah sesuai dengan
kebutuhan
Kata kunci: konseling islami, halaqah, mahasiswa semester awal

Abstract
That adolescence is a transitional period (transition period) means that
youthfulness is a social phenomenon that is temporary. because located by age

among childhood and adulthood. while nature from his position led to
adolescence heading into adulthood will poking identity, because childhood when
they are already considered adults whereas by their adult orangutan small still
still considered.
Halaqah and counseling would be very positive effect against development
and establishment confidence conscience become a student so powerful and will
become self controllers elements of good operation vertical or horizontal.
importancehalaqah for guidance and counseling islam mental and morals of
students will lead to self-confidence hearts student at the institute of official
institutions such as universities, or also lying like the organization and in society.
So the purpose of short-term and long term halakah through activities and
counseling for a review of islamic that increase confidence on initial semester
students in order to foster side doctrine values of islam. when hal that can be
achieved accordance with the goals hearts short term and long term, students are
expected to half of the home can be developed by the islamicshari'a to review be
somebody that has confidence positive, evokes about yourself can be decisive
satisfaction/emotions self, self initiative and efforts to improve self-concept on
initial semester students.
Then hearts restrictions term up to 12 participants halakah orangutans
actually constituted by considerations effectiveness process guidance process

halakah hearts that can be monitored, controlled by operating guidance hearts
learn operating activities because halaqahhalaqah destination from singer is to
review foster a sense confidence that positive. nonetheless, the figure is not ynag
absolute period and the important thing is how during activities halakah
supervisor can be fully guarantee the learning needs of participants halaqah, both

in hearts and in the outer halaqah. article search google thus, the figure can be
reduced only plus accordance or with needs.
Keywords: Islamic counseling, Halaqah, The beginning of the semester students.

A. PENDAHULUAN
Semaraknya modernisasi telah merambah dan merasuk kedalam semua
segi kehidupan. Hal ini membuka peluang besar akan terjadinya
penyimpangan perilaku. Bersamaan dengan itu, mahasiswa merupakan bagian
dari masyarakat yang pada gilirannya tidak terlupa dari perubahan yang
sangat mempengaruhi mental. Pembentukan masa dewasaterhadap
pembentukan diri yang positif bukan hanya tanggung jawab keluarga saja,
namun juga menjadi tanggung jawab bersama untuk ikut memikirkan
bagaimana caranya agar kepercayaan diri dapat membentuk mahasiswa untuk
lebih baik. Tidak hanya sebatas canggih dalam ilmu pengetahuan tetapi juga

mempunyai kepribadian yang bertakwa dan mampu bertanggungjawab
terhadap diri sendiri.
Dalam psikologi perkembangan, seorangremaja akhir pada umumnya
dikategorikan menjadi masa remaja yang merupakan segmen penting dalam
siklus perkembangan individu dan merupakan masa transisi yang dapat
diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.Menurut Erikson,
Seperti yang dikutip oleh Syamsu Yusuf dalam buku Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, masa remaja berkaitan erat dengan
perkembangan “Sense of identity vs role confusion”,yaitu perasaan atau
kesadaran yang menyangkut keberadaan diri sendiri, masa depan dan peranperan sosial.
Namun fenomena pada saat ini menunjukkan bahwa aktivitas
mahasiswa banyak sekali yang menyimpang dari ajaran agama.
Penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa pada umumnya
terdiri dalam empat jenis yaitu: (1) Penyimpangan yang menimbulkan korban
fisik pada orang lain, (2) Penyimpangan dalam bentuk materi, (3)
Penyimpangan sosial yang tidak menimbulkan korban pada pihak lain, (4)
Penyimpangan yang melawan status.Agartidak terlalu melonjak terutama
masalah penyimpangan pada mahasiswa maka perlu adanya solusi, karena
bagaimanapun mahasiswa adalah generasi penerus bangsa dan agama dimasa
yang akan datang. Salah satu solusinya adalah memberikan halaqah

keagamaan.
Metode halaqah dan konseling Islam pada mahasiswa semester awal
merupakan salah satu program kerja pembinaan terhadap mahasiswa yang
berguna untuk keperluan wawasan pendidikan agama islam dalam hal
pengetahuan, pengalaman serta keilmuan khususnya agama islam. Upaya
pembinaan melalui metode halaqah dan konseling islam guna memperoleh
kepercayaan diri, sebab agama islam merupakan penentu batas-batas hukum
juga kendali dari alam bawah sadar yang sangat kuat pengaruhnya. Dengan

ajaran agama islam yang benar, akan menyebabkan manusia mempunyai
sifat-sifat taqwa dan menambah kepercayaan diri.
Untuk itu upaya halaqah dan konselingislam ini harus benar-benar
ditekankan dan dilaksanakan secarasistematis, melalui pendekatan dan teknis
yang terorganisir agar mencapai target yang maksimal di mana ajaran agama
berfungsi dalam hidup sehari-hari bagi mahasiswa terutama setelah mereka
menjadi anggota masyarakat.
Secara teoritis, dengan kebiasaan melakukan halaqah dan konseling,
akan berpengaruh positif terhadap pembentukan kepercayaan diri mahasiswa
sehingga hati nurani menjadi kuat dan akan menjadi unsur pengontrol diri
yang baik secara vertikal maupun horizontal. Pentingnya halaqah dan

konseling islam bagi pembinaan mental dan akhlak mahasiswa akan
menyebabkan kepercayaan diri dalam diri mahasiswa di lembaga formal
seperti universitas atau juga lembaga lain seperti organisasi di masyarakat.
B. TEORI
1. Percaya Diri
Percaya diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala aspek
kelebihan yang dimiliki dan keyakinan tersebut membuat seorang individu
merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidup (Hakim,
2005). Individu yang percaya diri akan merasa optimis dalam melakukan
semua aktifitas, serta mempunyai tujuan hidup yang lebih realistik.
Menurut Angelis (2003) kepercayaan diri merupakan suatu
keyakinan dalam jiwa manusia untuk menghadapi tantangan hidup apapun
dengan berbuat sesuatu. Setiap individu mempunyai hak untuk menikmati
kebahagiaan dan kepuasan atas apa yang telah diperolehnya, tetapi hal
tersebut akan sulit dirasakan apabila mahasiwa semester awal memiliki
kepercayaan diri yang rendah. Bukan hanya ketidakmampuan dalam
melakukan suatu pekerjaan, tetapi juga ketidakmampuan dalam menikmati
pekerjaan tersebut. Kepercayaan diri pada yang diterapkan pada
mahasiswa semeter awal tidak selalu sama, pada saat tertentu mahasiswa
akan merasa yakin terhadap situasi yang disama ratakan dalam satu

aktifitas ke aktifitas lainya.
Menurut Benson dalam Proctor (2000) kepercayaan diri adalah
keyakinan-keyakinan religius dan filosofis seorang individu yang paling
dalam terhadap pandangan luar yaitu yakin bahwa jiwa dan raga percaya
terhadap pandangan luar. Epictetus dalam Benson (2000) mengatakan
bahwa manusia sebenarnya tidak menyebabkan kemarahan oleh bendabenda yang ada di sekitarnya, melainkan oleh pendapatnya sendiri
terhadap benda-benda tersebut.

Jadi dari pendapat-pendapat di atas mengenai kepercayaan diri dapat
di tarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri yaitu suatu sikap positif
mahasiswa semeter awal yang mampu mengembangkan penilaian positif,
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang
dihadapi. Hal ini berarti bahwa mahasiswa semeter awal mampu dan
kompeten jika melakukan segala sesuatunya seorang diri. Rasa percaya
diri yang tinggi hanya merujuk pada beberapa aspek kehidupan mahasiswa
semeter awal, dimana mereka akan merasa memiliki kompetensi, yakin,
mampu dan percaya bahwa mahasiswa semeter awal bisa karena didukung
oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik
terhadap diri sendiri.
2. Halaqah

Halaqah merupakan sekumpulan individu muslim yang bersungguhsungguh dan berusaha untuk tolong menolong pada sesama anggota
halaqah untuk mempelajari, memahami, dan mengamalkan ajaran agama
islam secara menyeluruh yang berlandaskan pada al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah atau suatu pembinaan moral dan pembelajaran aktif atau
kelompok kecil yang dipandu olehpembimbing atau mentor.Dalam dunia
kerja seorang mentor atau pembina halaqah pada umumnya adalah seorang
karyawan senior yang berpengalaman dan bertugas memberikan advis,
bimbingan serta dukungan bagi pengembangan karier karyawan junior
yang kurang dalam pengalaman. Sebaliknya, Flaxman (dalam Gay, 1994)
menyatakan bahwa halaqah adalah hubungan yang saling mendukung
antara seorang junior dengan senior yang menawarkan dukungan, arahan,
dan bantuan secara konkret ketika junior melalui periode-periode yang
sulit, yaitu memperoleh tugas-tugas penting atau memperbaiki masalahmasalah yang terjadi di perusahaan.
Halaqah juga banyak digunakan dalam pendidikan, medis dan juga
dalam bidang bisnis. Halaqah dapat digunakan menjadi salah satu sarana
yang di dalamnya terdapat proses belajar. Orientasi dari proses halaqah
adalah pembentukan karakter dan kepribadian seseorang sebagai peserta
halaqah. Hal tersebut karena ada seorang pembimbing halaqah dalam suatu
wadah atau organisasi untuk mencapai sutau tujuan yang diinginkan.
Penjabaran hubungan yang terbentuk antara pembimbing dengan peserta

halaqah dapat diuji berdasarkan aktivitas yang terdapat dalam proses
komunikasi antar peserta lain yang mengikuti halaqah.
Menurut Burke (dalam Burke & McKeen, 1989) menemukan bahwa
pembimbing halaqah menyediakan tiga fungsi, yaitu: (1) fungsi pelatihan,
dimana bahwa pembimbing halaqahmemberikan nasihat kepada peserta
tentang cara mengembangkan diri termasuk kepercayaan diri; (2) fungsi

dukungan sosial, dimana pembimbing halaqah menempatkan diri sebagai
teman yang dapat dipercaya; dan (3) fungsi pemodelan peran, ketika
peserta mempelajari perilaku yang baik dengan mengobservasi
tindakan/perilaku pembimbing halaqah.
Halaqah biasanya dilakukan oleh sekumpulan orang yang posisi
duduknya menyerupai lingkaran atau model cincin, sehingga pembimbing
halaqah dan peserta bisa menyatu dalam sebuah formasi lingkaran. Posisi
duduk berkelompok dapat membuat seluruh peserta halaqah dapat bertatap
muka satu sama lain, duduk sama rendah dalam kebersamaan dan
kesetaraan untuk sebuah proses pencapaian tujuan. Pembimbing halaqah
tidak mengajari tetapi membimbing dan mengarahkan peserta untuk
memahami dan mendengarkan apa saja akan di sampaikan dalam setiap
pertemuan.

Perkembangan halaqah pada mahasiswa semester awal akan dapat
dengan mudah mengalami proses pendewasaankarena mengikuti
perkembangan zaman dan kemajuan di bidang pendidikan serta ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jadi, dalam kegiatan halaqah seorang
mahasiswa semester awal tidak harus duduk di atas tikar namun juga bisa
di lakukan dalam suatu tempat yang sekiranya akan mendukung proses
halaqah yang lebih berkesan. Contohnya seperti, kegiatan halaqah yang
dilakukan ditempat terbuka akan mendukung proses halaqah yang lebih
berkesan karena hal tersebut tidak biasa dilakukan dalam kegiatan halaqah
sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada para peserta. Karena sifat
halaqah bagaikan sebuah keluarga dalam aspek hubungan emosi di antara
pembimbing halaqah dan peserta.
Dalam kegiatan halaqah, terdapat pola bimbingan, dukungan
(advice) dan pengasuhan sebagai sarana utama proses tarbiyah
(pendidikan) untuk merealisasikan kurikulum tarbiyah yang bertujuan
untuk mengokohkan hubungan dengan Allah, beribadah kepada Allah
SWT dan yang paling penting dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada
diri sendiri. Metode halaqi (berguru langsung) dalam sebuah dinamika
kelompok merupakan interaksi yang intensif antara mahasiswa semeter
awal dengan pembimbing mentoring, sehingga terjadi proses saling
bercermin, mempengaruhi, berpacu ke arah yang lebih baik, melatih
kebersamaan dan persaudaraan dalam ruang lingkup kerja sama yang
tertata dengan rapi. Mahasiwa semester awal yang mengikuti
halaqahbiasanya terdiri dari 12 orang. Pembatasan jumlah peserta halaqah
hingga 12 orang sebenarnya didasari oleh pertimbangan keefektifan proses
bimbingan dalam proses halaqah sehingga dapat diawasi, diberi
bimbingansecara terkontrol dalam aktivitas belajar diluar halaqah karena

tujuan dari halaqah ini adalah untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri
yang positif. Meskipun demikian, angka tersebut bukan jumlah ynag
mutlak dan yang terpenting adalah bagaimana selama kegiatan halaqah
pembimbing dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan belajar peserta
halaqah, baik di dalam maupun di luar halaqah. Dengan demikian, angka
tersebut dapat saja dikurangi atau ditambah sesuai dengan kebutuhan.

C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Halaqah Dan Konseling Islam
Halaqah merupakan sekumpulan individu muslim yang bersungguhsungguh dan berusaha untuk tolong menolong pada sesama anggota
halaqah untuk mempelajari, memahami, dan mengamalkan ajaran agama
islam secara menyeluruh yang berlandaskan pada al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah atau suatu pembinaan moral dan pembelajaran aktif atau
kelompok kecil yang dipandu olehpembimbing atau mentor.Hal ini sejalan
dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah : 2.

Artinya:
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.
Halaqah dan konseling islam adalah proses pemberian bantuan
terhadap seseorang agar menyadari kembali akan eksistensinya sebagai
makhluk Allah SWT yang seharusnya selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SWT sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan
akherat.
Halaqah dan konseling sebagai suatu pelayanan pada mahasiswa
semester awal dan merupakan bagian yang integral dalam proses
pemberian bantuan dengan maksud membantu para mahasiwa semester
awal dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan
petunjuk Allah SWT.

Kemudian hakekat dari konseling islami adalah suatu proses bantuan
yang diberikan oleh pembimbing halaqah atau konselor melalui nilai-nilai
islami kepada para mahasiswa semester awal agar memiliki kepercayaan
diri yang positif.
2. Tahapan dalam konseling islami
 Ketangguhan pribadi muncul ketika konselingsecara islami telah
mempelajaritentang jati diri spiritual melalui inner journey untuk
menuju pencerahan pada god spot.
 Konseling mampu mengendalikan pikiran diri sendiri ketika berhadapan
dengan situasi yang sangat menekan dan mampu mengambil keputusan yang
bijaksana dengan menyelaraskan prinsip serta kondisi lingkungan.
 Konseling yang sukses berdasarkan Rukun islam yaitu mampu
mengendalikan diri (self control) yang dilatih dan disimbulkan melalui puasa.
 Konseling pada prinsip moral yang berdasarkan rukun iman yaitu dapat
memiliki prinsip kepemimpinan yaitu meneladani Nabi dan Rosul-Nya
(spiritual leadership) dan dapat memiliki prinsip kepercayaan diri yaitu
komitment seperti malaikat (spiritual integrity).

3. Tahapan dalam halaqah
 Pembimbing halaqah memberikan pembelajaran terhadap mahasiswa
semester awal ditinjau dari sisi nilai-nilai ajaran islam dan memberikan
materi tuntunan ajaran islam.
 Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dengan
baik. Sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi diri sendiri dan
orang lain.
 Membangun kepercayaan diri yang positif untuk membantu dalam
proses memecahkan permasalahan agar lebih baik.
 Dapat menjalin hubungan baik dengan peserta lain dalam proses
halaqah untuk menghasilkan pengetahuan dan pemaknaan terhadap diri
sendiri, orang lain dan Allah SWT.
4. Metode Bimbingan dan Konseling Islam
Metode yang akan di kemukakan disini merupakan metode halaqah
dan konseling islam yang diklasifikasikan berdasarkan pada segi
komunikasi.
 Metode individual
Pembimbing dalam hal ini mahasiswa semester awal dilatih untuk
melakukan komunikasi langsung secara individu dengan peserta lain.
Dapat dilakukan dengan menggunakan teknik: percakapan pribadi,
kunjungan ke rumah (home visit), kunjungan dan observasi terhadap
lingkungan sekitar.
 Metode kelompok

Pembimbing halaqah harus melakukan komunikasi secara
langsung dengan peserta dalam kelompok untuk melatih kepercayaan
diri. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik -teknik: diskusi, sosiodrama,
karyawisata, psikodrama dan group teaching.
 Metode tidak langsung
Metode tidak langsung adalahmetode bimbingan halaqah yang
dilakukan melalui media komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan
secara individual maupun kelompok.
a) Metode Individual:
 Melalui surat menyurat
 Melalui telepon dsb
b) Metode Kelompok:
 Melalui papan bimbingan
 Melalui surat kabar/majalah
 Melalui brosur
 Melalui radio;melalui televisi
Kemudian dalam halaqah dapat diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a. Memupuk keberanian untuk bertanya
Setiap kali mengikuti halaqah apapun, biasanya mentor yang baik
akan memberi kesempatan untuk bertanya kepada menteenya yang
belum memahami pelajaran yang baru saja diterapkan. Gejala yang
sering terjadi adalah mentee yang walaupun belum mengerti, tetapi
merasa malu, enggan, dan tidak berani bertanya. Mereka tidak
menyadari bahwa jika mereka selalu menyerah dan menuruti rasa
malu, enggan dan tidak berani bertanya, sama saja dengan memupuk
tumbuhnya rasa tidak percaya diri yang tadinya ringan menjadi
semakin berat. Oleh karena itu, mentor atau orang tua perlu
memberikan suatu pengertian dan keyakinan kepada menteenya bahwa
salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan rasa percaya diri
adalah selalu mencoba memberanikan diri untuk bertanya.
b. Peran guru yang aktif bertanya pada siswa
Salah satu jalan yang juga cukup efektif untuk membangun rasa
percaya diri mentee adalah dengan melalui peran mentor yang aktif
mengajukan banyak pertanyaan secara lisan kepada mentee, terutama
kepada mereka yang terlalu pendiam dan bersikap tertutup (introvert).
Dengan diajukannya pertanyaan kepada mentee mau tidak mau mereka
akan terpaksa memberanikan diri untuk menjawab. Dalam hal ini
mentor perlu mewaspadai bahwa setiap kali mentee ditanya secara
lisan, reaksi mereka yang pertama adalah timbulnya rasa takut salah
saat memberikan jawaban. Untuk itu, ajukan pertanyaan mulai dari

yang mudah lebih dulu. Tujuan utama dari pertanyaan ini bukan pada
benar salahnya jawaban, tetapi memancing keberanian dan tumbuhnya
rasa percaya diri untuk berbicara.
c. Melatih diskusi dan berdebat
Halaqah kuliah di perguruan tinggi yang diterapkan dengan metode
diskusi dan perdebatan merupakan satu cara yang sangat efektif untuk
membantu rasa percaya diri mentee. Dalam proses diskusi dan
pendekatan mentee akan terbiasa berpikir keras untuk mendapatkan
suatu argumentasi yang diyakininya sebagai suatu kebenaran lebih dari
itu mereka diharuskan untuk bisa mempertahankan argumentasi
melalui suatu perdebatan yang sehat dan dewasa. Peroses diskusi dan
perdebatan merupakan suatu tantangan yang mengharuskan mereka
untuk berani tampil di depan banyak, orang, berani mengajukan
argumntasi, dan berani pula untuk mendebat atau sebaliknya didebat
pihak lawan diskusi. Jika situasi kondisi ini sering diciptakan, maka
mentee akan bisa membangun rasa percaya diri dalam tempo relatif
lebih cepat jika dibandingkan dengan metode lainnya. Perlu
diwaspadai dan dicegah berubahnya proses diskusi dan perdebatan
menjadi proses debat kusir yang hanya untuk menciptakan individu
yang tidak mempunya jiwa besar karena selalu tidak mau kalah bicara,
sekalipun argumentasinya telah terbukti salah.
d. Menjawab pertanyaan di depan
Setiap mentee mengerjakan soal pada bagian depan di halaqah,
mereka harus memberanikan diri untuk tampil di depan banyak orang.
Untuk itu, ada baiknya jika mentor mengusahakan agar siswa bisa
terlibat di dalam suatu kegiatan seperti itu.
e. Bersaing dalam mencapai prestasi belajar
Setiap orang yang mau melibatkan dirinya di dalam suatu
persaingan yang sehat dan mau memenangkan persaingan secara sehat
pula, haruslah berusaha keras untuk, membangkitkan keberanian,
semangat juang, dan rasa percaya diri yang maksimal.
f. Aktif dalam kegiatan didalam mentoring
Jika seorang mentee ikut berpartisipasi di dalam kegiatan
mentoring misalnya berani memberi kutum dan mendiskusikannya
terlebih dahulu ia harus berusaha membangkitkan keberanian,
semangat juang, rasa percaya diri, penempatan diri di dalam suatu
kelompok kerjasama yang kompak.
Dari pembahasan-pembahasan diatas dapat ditarik suatu pengertian
bahwa masa remaja menuju masa dewasa merupakan masa transisional
(masa peralihan) artinya keremajaan merupakan gejala sosial yang bersifat

sementara. Oleh karena berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa.
Sifat sementara dari kedudukannya menyebabkan masa remaja menuju ke
masa dewasa akan mencari-cari identitas diri, karena ketika masa kanakkanak mereka sudah dianggap dewasasedangkan oleh orang dewasa
mereka masih dianggap masih kecil.
Oleh karena mahasiswa semester awal atau masa dewasa adalah
masa dimana para mahasiswa semeter awal perlu adanya arahan dan
bimbingan, serta dibutuhkan wadah pembinaan secara terus menerus
terutama di bidang agama untuk menampung segala kemungkinan yang
timbul dalam usahamenerapkan kegiatan halaqah dan konseling secara
islami dan diharapkan dapat menghasilkan kepercayaan diri dalam diri
mahasiswa semeter awal.
D. KESIMPULAN
Bahwa masa remaja merupakan masa transisional (masa peralihan)
artinya keremajaan merupakan gejala sosial yang bersifat sementara. Oleh
karena berada diantara usia kanak-kanak dan dewasa. Sifat sementara dari
kedudukannya menyebabkan masa remaja menuju ke masa dewasa akan
mencari-cari identitas diri, karena ketika masa kanak-kanak mereka sudah
dianggap dewasasedangkan oleh orang dewasa mereka masih dianggap masih
kecil.
Halaqah dan konselingakan sangat berpengaruh positif terhadap
perkembangan dan pembentukan kepercayaan diri mahasiswa sehingga hati
nurani menjadi kuat dan akan menjadi unsur pengontrol diri yang baik secara
vertikal maupun horizontal. Pentingnya halaqah dan konseling islam bagi
pembinaan mental dan akhlak mahasiswa akan menyebabkan kepercayaan
diri dalam diri mahasiswa di lembaga formal seperti universitas atau juga
lembaga lain seperti organisasi di masyarakat.
Sehingga tujuan jangka pendek dan jangka panjangmelalui kegiatan
halaqah dan konseling islami yaitu untuk meningkatan kepercayaan diri pada
mahasiswa semester awal guna menumbuhkan sisi nilai-nilai ajaran islam.
Ketika hal tersebut dapat tercapai sesuai tujuan dalam jangka pendek dan
jangka panjang, diharapkan mahasiswa semester awaldapat berkembang
berdasarkan syariat islam untuk menjadi seseorang yang mempunyai
kepercayaan diri positif, menimbulkan pemahaman tentang diri sendiri (self),
dapat menentukan kepuasan/emosi diri, inisiatif diri dan upaya meningkatkan
konsep diri pada mahasiswa semester awal.
Kemudia dalam pembatasan jumlah peserta halaqah hingga 12 orang
sebenarnya didasari oleh pertimbangan keefektifan proses bimbingan dalam
proses halaqah sehingga dapat diawasi, diberi bimbingansecara terkontrol

dalam aktivitas belajar diluar halaqah karena tujuan dari halaqah ini adalah
untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang positif. Meskipun demikian,
angka tersebut bukan jumlah ynag mutlak dan yang terpenting adalah
bagaimana selama kegiatan halaqah pembimbing dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan belajar peserta halaqah, baik di dalam maupun di luar
halaqah. Dengan demikian, angka tersebut dapat saja dikurangi atau ditambah
sesuai dengan kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya
dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Cet. Ke-1.
Bandung: PT Refika Aditama, 2006.
Angelis, Barbara De. (2003).
GramediaPustaka Utama.

Confidence

(Percaya

Diri),

Jakarta

:

Burke, RJ. & McKeen, CA. (1989). "Developing Formal Mentoring Programs in
Organizations". Journal of Business Quarterly. 53, (3), 76-99.
Gay, B. (1994). “What Is Mentoring?”. Journal of Educatio and Training. 36, (5),
4-7.
WS Winkel, (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,Jakarta :
PT Gramedia