Pengembangan Desa Bringsan Berdasarkan A

PENGEMBANGAN DESA BRINGSANG
BERDASARKAN ASPEK EKONOMI

Anggota Kelompok
Aktoba De Setyo

08211540000054

Adrian Ekoyudho N.

08211540000102

Nur Fajri Qas

08211540000705

[DOCUMENT TITLE]

PERENCANAAN PEDESAAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas perencanaan
perdesaan ini. Semoga laporan ini dapat dijadikan acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.
Penyusunan laporan ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bimbingan dan
dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tim penyusun
ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta kelancaran dalam setiap
proses penyusunan laporan kuliah lapangan ini,
2. Ibu Ketut Dewi Martha Erli Handayani, ST.MT selaku dosen pembimbing mata
kuliah Perencanaan Perdesaan

yang selalu membimbing dan memberikan

dorongan dalam proses penyusunan laporan tugas Perencanaan Perdesaan ini,
3. Ibu Vely Kukinul S., ST, MT selaku dosen pengajar mata kuliah Perencanaan
Perdesaan yang selalu mengajarkan materi – materi mata kuliah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidaklah sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Semoga laporan ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca.


Surabaya, 1 Juni 2018
Tim Penyusun

1

[DOCUMENT TITLE]

PERENCANAAN PEDESAAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2.


Tujuan dan Sasaran..............................................................................................................2

1.3.

Ruang Lingkup......................................................................................................................2

1.3.1

Ruang Lingkup Pembahasan.....................................................................................2

1.3.2

Ruang Lingkup Wilayah Studi...................................................................................2

1.4

Sistematika Pembahasan....................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................4

2.1

Kajian Pustaka.......................................................................................................................4

2.1.1

Ekonomi Pedesaan.......................................................................................................4

2.1.2

Perkembangan Ekonomi Kawasan Pedesaan.......................................................5

2.1.3

Prinsip Pembangunan Ekonomi Pedesaan............................................................6

2.1.4

Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan........................................................7


2.2

Tinjauan Kebijakan...............................................................................................................8

2.2.1

RTRW Kabupaten Sumenep.......................................................................................8

2.2.2

RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016 - 2021..................................................9

2.2.3

RPJMDes Bringsang Tahun 2015 – 2020...............................................................10

2.2.4

APBDes Bringsang Tahun 2017..............................................................................10


BAB III GAMBARAN UMUM..........................................................................................................13
3.1

Gambaran Umum Desa Bringsang.................................................................................13

3.2

Gambaran Umum Keadaan Ekonomi Desa Bringsang..............................................14

BAB IV ANALISIS PERSOALAN..................................................................................................15
BAB V STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN..............17
BAB VI PENUTUP...........................................................................................................................20
6.1

Kesimpulan.......................................................................................................................20

6.2 Lesson Learned....................................................................................................................20
6.3 Rekomendasi.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................21


2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang hampir dilakukan seluruh manusia yang
berperadaban di seluruh bagian dunia ini. Kegiatan ekonomi bukanlah hanya mainan
segelintir kalangan elit ataupun monopoli suatu negara saja melainkan ini
merupakan kegiatan yang tanpa sadar, tanpa sengaja telah dilakukan oleh setiap
manusia.
Ekonomi pemberdayaan manusia/kerakyatan pedesaan merupakan salah satu
contoh dari ekonomi mikro yang dalam pelaksanaannya menggunakan prinsipprinsip ekonomi mikro. Ekonomi pedesaan masih

menjunjung

tinggi


dan

menghormati asas-asas persaudaraan dalam berkegiatan ekonomi. Yang kemudian
kegiatan ini menjadi sumber pencarian utama masyarakat desa ataupun sekedar
hanya menambah pendapatan keluarga. Dengan semakin tinggi pendapatan dan
kebererdayaan masyarakat desa dalam bidang ekonomi maka pembangun desa
maupun pembangunan negara akan lebih mudah tercapai.
Namun yang terjadi kala ini pengembangan ekonomi pedesaan kurang berhasil.
Hal ini muncul karana sarana dan prasarana pedesaan belum cukup memadai.
Tidak hanya karena sebab itu perkonomian pedesaan kurang berkembang kurang
pengetahuan/pendidikan, kurangnya semangat berkresi, sampai minimnya lapangan
pekerjaan adalah alasan yang paling sering muncul dan diperdengarkan untuk
kurangnya berkembangan ekonomi pedesaan.
Di Desa Bringsang yang berada di Pulau Giligenting, Sumenep terdapat satu
sektor yang sangat membantu perekonomian perdesaan yaitu sektor pariwisata
berupa wisata Pantai Sembilan. Tetapi masih sering ditemui beberapa permasalahan
yang berpengaruh terhadap perekonomian perdesaan seperti permasalahan sumber
daya manusia. SDM atau masyarakat yang ada disana memiliki minat yang kurang
untuk mengelola pariwisata Pantai Sembilan dan lebih memilih untuk merantau

keluar pulau. Untuk itu, perlu dirumuskan strategi dalam memecahkan persoalanpersoalan terkait perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.

1.2.

Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penyusunan makalah penelitian ini adalah untuk merumuskan
strategi dan program penanganan masalah terkait aspek ekonomi perdesaan di
Desa Bringsang, Pulau Giligenting, Sumenep. Berdasarkan tujuan tersebut, maka
dibutuhkan sasaran dari penyusunan makalah penelitian, yakni :
a. Mengidentifikasi persoalan-persoalan pada aspek perekonomian perdesaan
di Desa Bringsang.
b. Merumuskan strategi dan program untuk menangani persoalan-persoalan
terkait aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.
c. Menyusun lesson learned yang dapat terkait dengan strategi dan program
pengembangan perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.

1.3.

Ruang Lingkup


1.3.1 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penyusunan makalah penelitian ini membahas mengenai upaya dan
strategi pengembangan dari perekonomian perdesaan di Desa Bringsang. Dalam
makalah penelitian ini pengidentifikasian persoalan-persoalan dalam pengembangan
aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang, perumusan strategi dan
program untuk menangani persoalan-persoalan tentang aspek perekonomian
perdesaan di Desa Bringsang, dan penyusunan lesson learned yang dapat terkait
dengan strategi dan program pengembangan aspek perekonomian perdesaan di
Desa Bringsang.

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi
Wilayah studi berada di Desa Bringsang, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten
Sumenep. Desa Bringsang memiliki luas sebesar 362,48 Ha yang terdiri dari 4
dusun yaitu Dusun Bringsang, Kebun, Gunung dan Dadap. Desa ini memiliki jumlah
penduduk sebanyak 2.555 orang yang terdiri dari 1.029 penduduk laki-laki dan 1.526
penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai

petani khususnya jagung. Adapun batas administrasi dari Desa Bringsang tersebut
adalah sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Barat

: Selat Madura
: Dusun Galis
: Dusun Gedugan
: Dusun Aenganyar

1.4 Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan dalam strategi dan program pengembangan insfrastruktur
perdesaan di Desa Bringsang adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN berisikan latar belakang, tujuan dan sasara yang ingin
dicapai dalam makalah, lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA menjelaskan mengenai kajian teori mengenai
infrastruktur perdesaan dan tinjauan kebijakan mengenai Desa Bringsang.
BAB III GAMBARAN UMUM memuat gambaran umum mengenai Desa Bringsang
dan infrastruktur yang ada di Desa Bringsang.
BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN berisikan
mengenai analisis pengembangan infrastruktur perdesaan di Desa Bringsang
dengan teknik analisa SWOT.
BAB V STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PERDESAAN berisikan mengenai visi dan misi pengembangan Desa Bringsang,
strategi pengembangan yang dihasilkan dari analisis SWOT, dan program-program
pengembangan infrastruktur perdesaan di Desa Bringsang.
BAB PENUTUP berisikan lesson learned, kesimpulan dan rekomendasi dari hasil
pembahasan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Ekonomi Pedesaan
Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
kawasan perdesaan didefinisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Meskipun pendekatan peraturan umumnya
menggunakan pendekatan administratif, pengertian dalam undang-undang tersebut
merujuk pada definisi secara fungsional. Sehingga, dalam lingkungan Direktorat
jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum sendiri, dikenal istilah
perkotaan kabupaten meskipun bentuk struktur pemerintahannya menggunakan
‘desa’.
Sedangkan menurut Suhardjo (2008) dalam beberapa dekade terakhir mulai
terjadi perubahan-perubahan definisi kawasan perdesaan. Hal tersebut dikarenakan
mulai berubahnya tipologi kawasan perdesaan dan perkembangan kawasan
perdesaan dalam beberapa waktu terakhir. Terutama setelah era globalisasi yang
masuk ke perdesaan, telahterjadi interaksi dan negosiasi sosial budaya masyarakat
perdesaan terhadap modernitas dan budaya luar. Faham dikotomi kawasan
perdesaan dan kawasan perkotaan mulai ditinggalkan dengan tidak relevannya
pemahaman tersebut dengan mulai biasnya perdesaan-perkotaan.
Dalam definisi klasik, secara ekonomi kawasan perdesaan dikategorikan sebagai
wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian sedangkan kawasan perkotaan
dikategorikan sebagai wilayah dengan kegiatan utama di sektor jasa dan
perdagangan. Definisi tersebut masih banyak digunakan hingga saat ini. Namun
munculnya kawasan perdesaan dengan perekonomian yang ditopang oleh kegiatan
industri kecil seperti kerajinan dan pariwisata. Definisi tersebut dirasa belum dapat
mewakili keseluruhan tipologi kawasan perdesaan. Oleh karenanya muncul istilahistilah

seperti

desa-kota

yang

berusaha

mendefinisikan

kawasan-kawasan

perdesaan yang dianggap memiliki ciri-ciri perkotaan baik secara fisik maupun sosial
dan ekonomi. (Suhardjo, 2008).
Menurut kamus besar bahasa indonesia ekonomi pedesaan adalah ekonomi yg
berdasarkan hasil produksi dari daerah pedesaan, biasanya bersifat tradisional.
Pendapatan rumah tangga pertanian ditentukan oleh tingkat upah sebagai
penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa tanah sebagai penerimaan dari
penguasaan asset produktif lahan pertanian. Dengan demikian tingkat pendapatan
rumah tangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan faktor
produksi.

2.1.2 Perkembangan Ekonomi Kawasan Pedesaan
Kawasan

Perdesaan

memiliki

peran

yang

penting

dalam

mendukung

pembangunan nasional. Kemandirian pembangunan kawasan pedesaan merupakan
salah satu pendekatan dalam pembangunan kawasan perdesaan dalam mendorong
perkembangan ekonomi di kawasan desa dengan memanfaatkan potensi yang ada
di wilayah tersebut. Perkembangan ekonomi kawasan perdesaan diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan kawasan pedesaan terhadap kota, dan menguatkan
peran desa sebagai pusat produksi dan kebutuhan sumberdaya pembangunan.
Membangun hubungan keterkaitan antar desa-kota juga merupakan salah satu
cara yang ditempuh sebagai suatu upaya pembangunan wilayah perdesaan, dimana
peran desa dikuatkan sebagai pusat produksi dan sumberdaya. Keterkaitan tersebut
dapat

mengurangi

ketergantungan

kawasan

perdesaan

terhadapkawasan

perkotaan, dan mengurangi angka urban masyarakat dari desa ke kota. Diharapkan
pola

tersebut

mendorong

perkembangan

ekonomi

desa

dan

mendorong

permerataan ekonomi antara desa dan kota. Dalam hubungan yang lebih intensif,
hubungan desa-kota tersebut dapat berupa interaksi spasial antar subsistem rantai
agribisnis/agroindustri (Rustadi, 2007).
Dalam mengukur perkembangan ekonomi kawasan perdesaan, Adisasmita
(2006) menawarkan beberapa pendekatan. Adapun beberapa pendekatan dalam
mengukur perkembangan ekonomi kawasan perdesaan adalah sebagai berikut :

A. Pendapatan Desa Per Kapita
Pendapatan desa perkapita digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk
melihat

proporsi

pendapatan

suatu

desa

terhadapjumlah

penduduk

desa.

Pendapatan desa menggunakan prinsip pendapatan domestik bruto, dihitung
dengan jumlah produksi total. Jumlah produksi total tersebut dikonversi dalam nilai
total rupiah dan dibagi dengan jumlah pendapatan.

B. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat dalam pendekatan Adisasmita (2006) terkait dengan
ketimpangan

pendapatan

yang

terjadi

di

masyarakat.

Dengan

kata

lain,

perkembangan ekonomi perdesaan harus diikuti oleh pemerataan pendapatan di
masyarakat. Dalam keadaan ekstrim dimana pendapatan terdistribusi secara
merata, 40 persen populasi terbawah akan menerima 40 persen pendapatan, dan 20
persen populasi teratas menerima 40 persen total pendapatan.

C. Diversifikasi Ekonomi
Diversifikasi ekonomi atau perubahan struktur perekonomian daerah perdesaan
dilihat berdasarkan perubahan struktur ekonomi perdesaan. Dalam beberapa
dekade terakhir, perluasan kawasan perkotaan dan pembukaan akses kawasan
perdesaan mengubah struktur ekonomi kawasan perdesaan tidak lagi berat pada
sektor pertanian. Hal tersebut tampak pada kawasan-kawasan perdesaan yang
mempunyai ciri perkotaan, atau biasa disebut sebagai desa kota.

2.1.3 Prinsip Pembangunan Ekonomi Pedesaan
Adapun tujuan dari diadakannya pembangunan ekonomi desa yakni untuk
menciptakan

suatu

lingkungan

yang

memungkinkan

masyarakatnya

dapat

menikmati kehidupan yang kreatif, sehat dan juga memiliki angka harapan hidup
yang

tinggi.

Untuk

mewujudkan

tujuan

tersebut,

pembangunan ekonomi pedesaan, yang meliputi :

terdapat

prinsip-prinsip



Transparansi

(Keterbukaan).

Harus

ada

transparansi

dalam

hal

pengelolaan pembangunan, termasuk dalam hal pendanaan, pemilihan


kader, pembangunan sistem, pelaksanaan program, dan lain sebagainya.
Partisipasi. Dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat



desa.
Dapat Dinikmati Masyarakat. Sasaran dari pembangunan ekonomi harus



sesuai sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh keseluruhan masyarakat.
Dapat Dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas). Proses perencanaan,
pelaksaan



dan

evaluasi

yang

dilakukan

harus

bisa

dipertanggungjawabkan, dalam arti tidak terjadi penyimpangan.
Berkelanjutan (Sustainable). Program yang dirancang harus dapat
berlangsung

secara

terus

menerus

atau

berkelanjutan,

sehingga

peningkatan kesejahteraan masyarakat desa berlangsung permanan, dan
bukan hanya pada satu waktu saja.

2.1.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan
Suatu pembangunan bisa berhasil atau tidak bergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dalam hal pembangunan ekonomi pedesaan, beberapa faktor
yang menjadi penentu keberhasilannya, meliputi :










Ketersediaan sumber daya alam
Akumulasi modal
Organisasi
Kemajuan teknologi
Pembagian kerja
Skala produksi
Faktor sosial
Faktor manusia
Faktor politik dan administrasi

Dimensi pembangunan ekonomi pedesaan ini juga mencakup hal yang cukup
luas, meliputi :





Ekonomi : produksi, produktivitas, pendapatan
Sosial : kesetaraan, keadilan, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan
Manusia : pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, hak asasi
Budaya : nilai budaya asli dengan nilai budaya asin, perubahan budaya
selama proses pembangunan



Politik : partisipasi berbagai macam kelompok sosial ekonomi dalam
pembuatan keputusan politik di berbagai level yang berbeda, perubahan




dalam struktur pemerintahan politik.
Teknologi : perubahan teknologi yang digunakan di dalam masyarakat
Lingkungan: penggunaan sumber daya alam yang tidak merugikan generasi
sekarang maupun yang akan datang, perlindungan air, keanekaragaman



hayati, iklim.
Sejarah : perubahan di masa mendatang yang tergantung pada kondisi awal
atau sekarang.

Dimensi pembangunan ekonomi ini memang mencakup hal yang sangat luas,
mengingat proses dan dampaknya pun juga berlaku secara menyeluruh dalam
kehidupan masyarakat di wilayah pembangunan tersebut. Karenanya, dimensi
pembangunan ini juga harus dibangun dengan saling bersinergi satu sama lain.
Antar satu dimensi dengan lainnya harus bisa saling melengkapi, dan saling
mendukung. Hal ini akan membantu tercapainya tujuan pembangunan ekonomi
yang ditargetkan.

2.2 Tinjauan Kebijakan
2.2.1 RTRW Kabupaten Sumenep
Dalam RTRW Kabupaten Sumenep, Desa Bringsang termasuk dalam PPK
Giligenting yang memiliki fungsi sebagai Pemerintahan kecamatan, perdagangan
dan jasa, pendidikan, kesehatan, minapolitan, pertanian, dan pengembangan
permukiman perkotaan. Untuk Pulau Sembilan sendiri belum tercantum dalam
RTRW Kabupaten Sumenep sebagai wisata alam maupun bahari.

2.2.2 RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016 - 2021
Dalam RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016-2021 dapat diketahui visi
dan misi pembangunan Kabupaten Sumenep. Visi dari pembangunan Kabupaten
Sumenep adalah “Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan Mandiri,
Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional” yang kemudian dijabarkan
menjadi 6 misi. Misi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui Pendidikan,
Kesehatan dan Pengentasan Kemiskinan.
b. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Wilayah Kepulauan dan Daratan yang
Didukung Pengelolaan SDA serta Lingkungan.
c. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan Perkotaan dengan
Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokal yang Unggul Berdaya Saing Tinggi.
d. Meningkatkan Kultur dan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional dan
Accountable.
e. Meningkatkan Tata Kelola Kehidupan Masyarakat Aman dan Kondusif Melalui
Partisipasi Masyarakat serta Stakeholder Dalam Proses Pembangunan.
f. Meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan, budaya serta
nasionalisme yang didukung kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.
Misi

Ketiga,

Meningkatkan

Kemandirian

Perekonomian

Pedesaan

dan

Perkotaan dengan Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokalyang Unggul Berdaya
Saing Tinggi. Kemandirian ekonomi merupakan kemampuan nyata pemerintah dan
masyarakat untukmengatur dan mengelola sumber dayadaerahnya sendiri melalui
prakarsa, inovasi, dan aspirasi masyarakat serta direalisasikan sendiri oleh
masyarakat Sumenep dalam rangkameningkatkankemakmuran.
Beragamnya potensi ekonomi lokal di Kabupaten Sumenep yang memiliki nilai
jual dan berdaya saing tinggi menjadi modal dasar dalam mewujudkan
perekonomian Kabupaten Sumenep yang mandiri. Peningkatan kemandirian
perekonomian tersebut dapat dilakukan melalui berbagai upaya penguatan
ekonomi kerakyatan, peningkatan kapasitas dan perluasan sektor usaha
bagipelaku usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM), berbagai pelatihan bagi
wirausaha muda, peningkatan daya tarik investasi, dan pemanfaatan teknologi
dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi di sector
pertanian, industri dan perdagangan serta optimalisasi pariwisata daerah yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan, melalui pemberdayaan masyarakat pada
wilayah-wilayah dengan potensi yang berbeda, sehingga dapat memberikan
dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal yang pada muaranya diharapkan
mampu memberi dukungan pada kesejahteraan masyarakat.

2.2.3 RPJMDes Bringsang Tahun 2015 – 2020
Visi Desa Bringsang disusun dari rangkaian panjang diskusi-diskusi formal
maupun informal dengan segenap warga Desa Bringsang atau tokoh-tokoh
masyarakat sebagai representasi dari warga Desa Bringsang. Visi Desa Bringsang
yaitu “Terwujudnya Desa Bringsang yang Maju, Berdaya, Kreatif, Mandiri, Aman,
tentram dan Sejahtera Menujuh Ridho Allah SWT”.
Dalam meraih visi Desa Bringsang, maka disusunlah Misi Desa Bringsang,
diantaranya :
1. Meningkatkan

kualitas

keimanan

dan

ketaqwaan

dengan

menjalankan syariat Islam;
2. Meningkatkan aksesibilitas serta kualitas SDM;
3. Mewujudkan penanggulangan kemiskinan, kesenjangan

dan

kewajiban

memacu

kewirausahaan melalui program Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten;
4. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban, serta membina kesadaran dalam
supremasi Hukum dan Undang-undang;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam

rangka

pemberdayaan

masyarakat dibidang proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian
pembangunan.

2.2.4 APBDes Bringsang Tahun 2017
Berdasarkan APBD Desa Bringsang pada tahun 2017, dapat dijabarkan sebagai
berikut :
URAIAN
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Desa (PAD)
Dana Desa dari Pemerintah Pusat
Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Daerah
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah

ANGGARAN
Rp 1.202.310.700
Rp 7.000.000
Rp 823.282.100
Rp 361.679.500
Rp 10.349.100

BELANJA
Penyelenggaraan Pemerintahan
Pelaksanaan Pembangunan Desa
Pembinaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat

Rp 1.159.084.088
Ro 232.741.211
Rp 893.643.777
Rp 13.299.100
Rp 19.200.000

Berikut ini adalah rincian Belanja Desa :
BIDANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA

Rp 232.741.211

Penghasilan Tetap dan Tunjangan
Pengelolaan Keuangan Desa
Operasional Pemerintah Desa
Penyelenggaraan Musrenbangdes
Monografi Desa
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Penyusunan Peraturan Desa Tentang APBDes
Penyusunan
Peraturan
Desa
Tentang

Rp 141.360.000
Rp 19.200.000
Rp 13.306.823
Rp 5.350.000
Rp 16.600.000
Rp 6.000.000
Rp 3.162.000
Laporan

Pertanggungjawaban APBDes
Operasional BPD
Tambahan Penghasilan Perangkat Desa dan BPD
Operasional RT/RW
BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
Pembangunan pagar TPU Dusun Bringsang
Peninggian pagar TPU Dusun Bringsang
Pembangunan MCK Dusun Dadap
Pembuatan jalan Rabat Beton Dusun Bringsang
Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap RT.01/RW.02
Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap RT.05/RT.05
Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap
BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN
Pembinaan Guru Ngaji
Pembinaan dan Sosialisasi Perilaku Usaha Wisata Desa
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Peningkatan Pelayanan Posyandu

Rp 2.412.000
Rp 6.577.000
Rp 7.000.000
Rp 11.773.388
Rp. 893.643.777
Rp 112.596.766
Rp 26.964.911
Rp 122.528.700
Rp 53.540.000
Rp 203.016.200
Rp 198.867.300
Rp 176.129.400
Rp. 13.499.100
Rp 3.150.000
Rp 10.349.100
Rp. 19.200.000
Rp 19.200.000

BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Desa Bringsang
Desa Bringsang merupakan salah satu Desa yang berada di Pulau Giligenting,
Kabupaten Sumenep.Di lokasi inilah salah satu pantai terindah yaitu Pantai
Sembilan berada. Asal-usul pemberian nama Pantai Sembilan ini dilatarbelakangi
oleh karena bentuk “Pantai Bringsang” ini akan menyerupai angka sembilan apabila
dilakukan pemotretan yang dilakukan di udara, sedangkan warga sekitar sana
sendiri lebih menyebut dengan Pantai Putih. Dulunya Pantai Sembilan ini
merupakan sebuah pelabuhan kecil tempat perahu-perahu penyebrangan yang
menghubungkan antara Pulau Giligenting dengan Pulau yang ada di seberangnya
yaitu Pantai Marethen. Keindahan Pantai Sembilan dapat dilihat banyaknya terumbu
karang dan tanah pasirnya yang putih serta suasana alam sekitar yang indah.
Desa Bringsang berada di bagian Utara Pulau Giligenting. Pelabuhan di Desa ini
cukup Strategis karena memiliki akses yang paling dekat dengan Kabupaten
Sumenep.

Pantai Sembilan di Desa Bringsang ini menjadi destinasi wisata yang sangat
menarik banyak pendatang. Sektor pariwisata menjadi salah satu tombak utama
perekonomian masyarakat Desa Bringsang.

Lokasi Desa yang berada di Pulau

Giligenting tidak membuat Urbanisasi tersendat di wilayah ini. Infrastruktur
pendukung khususnya untuk pariwisata, penginapan berkembang cukup
pesat.

3.2 Gambaran Umum Keadaan Ekonomi Desa Bringsang
Wilayah Desa Bringsang memiliki berbagai potensi yang baik. Potensi tersebut
dapat meningkatkan taraf perekonomian dan pendapatan masyarakat. Disamping
itu, lokasi yang relatif dekat dengan Ibukota Kabupaten dan pusat kegiatan
perekonomian, memberikan peluang kehidupan yang lebih maju dalam sektor formal
maupun non formal. Tabel berikut menyajikan data keadaan ekonomi penduduk
Desa Bringsang.
No.
A

B

Uraian

Jumlah
Satuan
Kesejahteraan Sosial
Keluarga Prasejahtera
102
KK
Keluarga Prasejahtera 1
98
KK
Keluarga Prasejahtera 2
44
KK
Keluarga Prasejahtera 3
59
KK
Keluarga Prasejahtera 3 Plus
7
KK
Mata Pencaharian
Buruh Tani
38
Jiwa
Petani
910
Jiwa
Pedagang
465
Jiwa
Tukang kayu
15
Jiwa
Tukang Batu
12
Jiwa
Penjahit
3
Jiwa
PNS
2
Jiwa

Keterangan

TNI/POLRI
Pengrajin
Industri Kecil
Buruh Industri
Kontraktor
Supir
Muntir/Mekanik
Guru Swasta
Nelayan
Peternakan
Tukang Bangunan
Lain-lain

2
6
17
2
1
6
4
8
367
71
12
114

Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa
Jiwa

BAB IV
ANALISIS PERSOALAN

Permasalahan dalam bidang perekonomian di Desa Bringsang, mengacu
pada RPJM Desa Bringsang tahun 2015-2020, didalam dokumen tersebut dikatakan
bahwa permasalahan Desa Bringsang didalam bidang ekonomi adalah sebagai
berikut.
1. Penduduk desa masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok seharihari.
Sulitnya masyarakat Desa Bringsang untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk
kehidupan sehari-hari merupakan permasalahan yang serius dihadapi oleh desa ini,
ini menandakan masyarakat di desa ini masih banyak yang masuk kedalam kategori
miskin.
2. Jumlah pengangguran semakin tahun semakin meningkat.
Permasalahan ini berhubungan dengan permasalahan sebelumnya, karena jika
dilihat dari lingkaran kemiskinan, apabila masyarakat desa ini mengalami
pengangguran, maka mereka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok seharihari mereka.
3. Terdapat anak yang tidak bersekolah karena orang tuanya tidak mampu

Permasalahan yang selanjutnya muncul karena banyaknya pengangguran yaitu
anak-anak di desa tersebut banyak yang tidak bersekolah karena banyak orang
tuanya tidak mampu akibat dari pengangguran.
4. Infrasturktur yang belum memadai
Kondisi infrastruktur yang belum memadai bisa berdampak terhadap lambatnya
pertumbuhan ekonomi, kemudian akan berdampak terhadap harga bahan baku
karena harga angkut yang tinggi.
Pada dasarnya permasalahan-permasalahan diatas saling memiliki keterkaitan
antara 1 permasalahan dengan permasalahan lain. Adapun permasalahan yang
mendasar yaitu rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, yang kemudian banyak
anak-anak yang tidak sekolah karena tidak mampunya orang tua untuk membayar
sekolah anaknya, kemudian karena rendahnya tingkat Pendidikan mengakibatkan
rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang menyebabkan masyarakat
tersebut menjadi pengangguran. Oleh karena itu, karena rendahnya sumber daya
manusia di desa tersebut, maka berdampak terhadap perekonomian desa tersebut,
karena pengelolaan dan pengembangan potensi yang ada di desa Bringsang
menjadi tidak optimal, padahal terdapat banyak potensi sumber daya alam di desa
ini.

BAB V
STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan program-program untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi, berdasarkan analisis permasalahan, program
untuk mengembangkan ekonomi untuk desa ini yaitu sebagai berikut.
1. Peningkatan Ekonomi Rakyat (Mengentaskan Kemiskinan).
2. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Pengetasan Kebodohan).
3. Pembangunan Infrastruktur.
Adapun untuk menerapkan program-program tersebut harus mempunyai strategi
khusus. teknik yang akan digunakan untuk mencari strategi untuk pengembangan
perekonomian di Desa Bringsang yaitu teknik analisis SWOT, adapun data yang
dipakai pada analisis ini merupakan data hasil survey dan data dari dokumen
RPJMDes Bringsang tahun 2015-2020.

MATRIKS SWOT

OPPORTUNITY
1. Terdapat misi untuk

THREATS
1. Migrasi

memberantas

penduduk yang

kemiskinan didalam

masuk ke Desa

RPJMDes Tahun

Bringsang dapat

2015-2020.
2. Berpotensi untuk
dikembangkan

menyaingi
masyarakat

local
2. Muncul usahaperikanan dan

usaha kecil

pertanian

yang tidak
terkontrol

(S1,2-01,2)
STRENGTH
1. Terdapat

-Memperkuat peran

(S1,2-O1,2)

pemerintah untuk

- Melakukan

memberantas kemiskinan

monitoring terhadap

-Melatih masyarakat

usaha-usaha kecil

supaya bisa mengelola

yang tidak terkontrol

desa yang memiliki

-Melakukan pelatihan

potensi wisata

pengelolaan yang

- Memperkuat peran

bersifat competitive

program

masyarakat untuk ikut

agar masyarakat bisa

pemberdayaa

berpartisipasi dalam

bersaing dengan

n masyarakat

meningkatkan ekonomi

masyarakat dari luar

di RPJMDes

dari pemasukan

desa.

potensi
pariwisata
karena
memiliki
panorama
yang indah
2. Terdapat

pariwisata
WEAKNESS
1. Masih banyak

-

penduduk

Mengoptimalkan

miskin
2. Rendahnya

perkembangan

Sumber Daya
Manusia
3. Rendahnya
tingkat
Pendidikan
4. Infrastruktur

(W1-O2)

-

sektor yang

(W2-O2)Mengadakan

potensial yaitu

pelatihan olahan

perikanan dan

produk unggulan

pertanian
(W4O1)Meningkatkan

yang belum

sarana dan

memadai

prasarana fisik

Berdasarkan analisis SWOT diatas, maka selanjutnya adalah menyesuaikan
program dan strategi untuk mengembangkan ekonomi di Desa Bringsang.

Peningkatan

Program
Ekonomi

Rakyat

-

Strategi
Memperkuat peran pemerintah

-

untuk memberantas kemiskinan
Memperkuat peran masyarakat

(Mengentaskan Kemiskinan).

untuk ikut berpartisipasi dalam
meningkatkan
-

dari

pemasukan pariwisata
Mengoptimalkan perkembangan
sektor

-

ekonomi

yang

potensial

yaitu

perikanan dan pertanian
Melakukan monitoring terhadap
usaha-usaha kecil yang tidak

Peningkatan

Kualitas

Sumberdaya

-

Manusia (Pengetasan Kebodohan).

terkontrol
Melatih masyarakat supaya bisa
mengelola desa yang memiliki

-

potensi wisata
Melakukan pelatihan pengelolaan
yang bersifat competitive agar
masyarakat
dengan

-

bisa

masyarakat

desa.
Mengadakan

bersaing
dari

pelatihan

luar

olahan

produk unggulan
Pembangunan Infrastruktur.

-

Meningkatkan
prasarana fisik

sarana

dan

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik
kesimpulan bahwa Desa Bringsang memiliki potensi unggulan berupa sektor
pariwisata, sektor pertanian dan sektor perikanan dengan sektor pariwisata sebagai
sektor utama. Hal tersebut sebagai perwujudan visi Desa Bringsang. Namun sektor
tersebut belum berkembang secara pesat dikarenakan masalah-masalah seperti
kualitas SDM rendah, kurangnya infrastruktur serta kurangnya minat dari warga
Desa Bringsang sendiri akan pengembangan desanya dan lebih memilih untuk
merantau.
Adapun strategi dalam menangani permaslaah tersebut adalah dengan
Peningkatan Ekonomi rakyat dengan pemberdayaan masyarakat Desa Bringsang,
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, serta pembangunan infrastruktur yang
mendukng pengembangan sektor-sektor yang ada.
6.2 Lesson Learned
Lesson learned yang didapatkan dari pembahasan di atas adalah sebagai
berikut :
a. Pengembangan Desa Bringsang berdasarkan aspek ekonomi belum berjalan
dengan baik
b. Infrastruktur di perdesaan masih minim dibanding dengan perkotaan.
c. Minat penduduk dalam sektor pertanian dan perikanan minim khususnya
pada generasi penerus.
d. Tingkat pendidikan penduduk desa yang masih rendah sehingga SDM
rendah.
e. Tergantung dengan bantuan pemerintah (belum mandiri) sehingga visi pada
RPJM desa belum tercapai.
f. Konsep pengembangan desa pada perencanaan perdesaan dapat dilakukan
dengan menyusun strategi berdasarkan potensi dan masalah yang ada
dengan teknik analisis yang sesuai

6.3 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan dari pembahasan di atas adalah
penggunaan strategi pengembangan Desa Bringsang hasil dari analisis SWOT
sebagai alternatif strategi yang dapat digunakan oleh pihak yang terlibat dalam
pengembangan Desa Bringsang.

DAFTAR PUSTAKA
Sarjana,
Ali.
2015.
Ekonomi
Perdesaan.
https://rumahmakalalah.blogspot.com/2015/10/ekonomi-pedesaan.html.
Diakses pada 26 Mei 2018
Murdani, Andika Drajat. 2018. Pembangunan Ekonomi Pedesaan : Konsep, Prinsip,
Strategi,
hingga
Implementasi
Dana
Desa.
https://portalilmu.com/pembangunan-ekonomi-pedesaan/. Diakses pada 27 Mei 2018