FASE FASE PERKEMBANGAN generator MANUSIA

FASE-FASE PERKEMBANGAN MANUSIA
MEI 25, 2014 | RHENHANAWORLD

A. Pendahuluan
Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang
cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan
pemahaman, kita umumnya menggambarkan perkembangan
dalam pengertian periode atau fase perkembangan.
Perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah
rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena
perkembangan individu berbeda, perkembangan juga
memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa
diamati tanpa bisa diukur. Sedangkan pertumbuhan adalah
proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai
kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh
individu yang satu dengan yang lain berbeda. Pertumbuhan
dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu.
Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal
tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi
makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman,
pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua

orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus
mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan
berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor
lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk,
maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi)
sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berjalan dengan sebaik-baiknya.
Fase perkembangan manusia secara umum dibagi kedalam
lima tahapan, yaitu: 1) bayi, 2) anak-anak, 3) remaja, 4)
Dewasa dan 5) lansia. Setiap fase atau tahapan
perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung
seiringdengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul

dalam setiap perkembangan, merupakan keharusan universal
dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar
terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan
tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.
Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas
perkembangan adalah: a) adanya kematangan fisik tertentu

pada fase perkembanangan tertentu, b) adanya dorongan
cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu
sendiri, dan c) adanya tuntutan kultural masyarakat. Setiap
anak atau individu berkembang melalui tahap perkembangan.
Setiap tahap, terutama tahap-tahap perkembangan yang
dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema
yang menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap
tahap juga memiliki tugas-tugas perkembangan konkrit yang
penting, yang harus dicapai si anak atau individu. Dalam
rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang
menyertai perkembangannya, manusia harus belajar
melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu, misalnya kebiasaan
belajar berjalan dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun.
Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu pada saat
atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan
langsung dengan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

B. Pembahasan
1.B. Pengertian Perkembangan Manusia
Dalam buku Human Development, definisi perkembangan

manusia adalah proses perubahan dan
kemantapan/kematangan yang dilalui sepanjang rentang
kehidupan seseorang. Tujuan ilmu perkembangan ini agar
manusia lebih mengerti tentang dirinya (Papalia et al,2007).
Perubahan dan kemantapan mencakup pada perkembangan
fisik yang meliputi pertumbuhan tubuh dan otak, sensori,

ketrampilan, kesehatan. Perkembangan kognitif yang meliputi
belajar, perhatian, memori, bahasa, berfikir, berargumen dan
kreativitas. Perkembangan psikososial yang meliputi emosi,
kepribadian dan hubungan sosial. Tapi tidak ada definisiyang
baku dalam tahapan perkembangan ini, tergantung pada
konstruk sosial yang dianut dimasing-masing negara atau
budaya (Papalia et al, 2007).

2.B. Prinsip Perkembangan
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan
sebagai kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan
sifat dan hakikat dalam perkembangan. Bisa pula dikatakan,
prinsip perkembangan adalah patokan generalisasi mengenai

sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam
diri manusia. Menurut Hurlock (1991), prinsip-prinsip ini
merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami oleh seorang anak, prinsip tersebut adalah :
a. Adanya perubahan.
b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan
selanjutnya.
Lingkungan tempat anak menghabiskan masa kecilnya akan
sangat berpengaruh kuat terhadapkemampuan bawaan
mereka. Bukti-bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa dasar
awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari
perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4 bukti yang
membenarkan pendapat ini, yaitu:
1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang
dominan dalam perkembanga anak
2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ini tentunya
akan berpengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian sosial
dan pribadi anak

3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut

salah
4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin
mudah bagi seorng anak untuk mengadakan perubahan bagi
dirinya.
c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan
belajar
d. Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti
hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang menyebar
keseluruh tubuh dari kepala ke kaki. Hal ini berarti bahwa
kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di
bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang
kedua adalah proxmodistal yaitu perkembangan dari yang
dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak
akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.
e. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat
diramalkan
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat
diramalkan, ini berlaku baik untuk perkembangan fisik
maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan

yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya.
f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki unsur
biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor
lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap
perkembangan seorang anak.
g. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang
potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada
setiap usia mengandung bahaya yang dapat mengganggu
pola normal yang berlaku. Diantara hal yang dapat menjadi
bahaya adalah lingkungan dari anak itu sendiri. Bahaya ini
dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik,
psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak
menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan
perkembangan. Dan dapat dikatakanbahwa anak sedang
mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau
ketidakmatangan.


3.B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Manusia
Dalam rentang kehidupan manusia terdapat hal-hal yang
dapat mendukung atau malah sebaiknya menggangu proses
perkembangan sesuai dengan tahapannya. Hal ini yang
disebut risk factors dan protective factors. Risk factors adalah
kondisi-kondisi yang meningkatkan kemungkinan
perkembangan yang negatif, misalnya kurangnya akses
jaminan kesehatan, keluarga yang berantakan, dan tekanan
dari orang lain serta kemiskinan (Papalia et al,
2007). Protective factors adalah segala sesuatu yang
melindungi atau mengurangi kemungkinan gangguan
perkembangan, misalnya dukungan keluarga dan sosial.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut
Papalia et al. (2007) dalam buku Human Development adalah:
a. Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua
biologis, misalnya kecerdasan dan watak.
b. Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di
mana individu tumbuh dan berkembang.
c. Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai

ketrampilan baru, misalnya kematangan otak dan tubuh pada
fase anak-anak awal, sehinggga mempunyai kemampuan
untuk berjalan dan berbicara. Karakteristik diri dan

pengalaman sangat berperan dalam beradaptasi dengan
lingkungan internal dan eksternal.
d. Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan
anak)
e. Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan
pekerjaan, kemiskinan)
f. Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa,
perilaku modeling dari orang tua)
g. Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang
membentuk identitas diri).

4.B. Periode atau Fase Perkembangan Manusia
Menurut beberapa para ahli, ada beberapa fase atau
periodisasi psikologi perkembangan individu, yaitu:
1. Periodisasi yang berdasar biologis
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini

didasarkan kepada keadaan atau proses biologis tertentu.
Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan
jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh
pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga
ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan
kelamin. Fase-fase tersebut yaitu; a) Fase anak kecil: 0 – 6 th,
b) Fase anak sekolah: 7 – 14 th yaitu masa mulai bekerjanya
kelenjar kelengkapan kelamin, dan c) Fase remaja: 14 – 21 th.

2. Periodisasi yang berdasar psikologis.
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini kepada
keadaan psikologis adalah Oswald Kroch. Beliau menjadikan
masa-masa kegoncangan (trotz)sebagai dasar pembagian
masa-masa psikologi perkembangan, karena beliau yakin

bahwa masa kegoncangan inilah yang merupakan
keadaan psikologis yang khas dan dialami oleh setiap anak
dalam masa perkembangannya. Fase-fase tersebut yaitu: a)
dari lahir sampai masa “trotz”( kegoncangan) pertama:
kanak-kanak awal, b) trotz pertama sampai trotz kedua: masa

bersekolah, c) trotz kedua sampai akhir remaja: masa
kematangan.
3. Periodisasi yang berdasar didaktis
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti
yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD
dalam Developmental Psycology to day(1975) dan Elizabeth
B. Hurlock dalamDevelopmental Psycology(1980) tampak
sudah lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai
dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung
sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian
periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan didaktis
menurut Elizabeth B. Hurlock:
1. Masa sebelum lahir (pranatal): 9 bulan
2. Masa bayi baru lahir (new born): 0-2 minggu
3. Masa bayi (babyhood): 2 minggu- 2 th
4. Masa kanak-kanak awal (early childhood):2-6 th
5. Masa kanak-kanak akhir (later chilhood): 6-12 th
6. Masa puber (puberty) 11/12 – 15/16 th
7. Masa remaja ( adolesence) : 15/16 – 21 th
8. Masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40 th

9. Masa dewasa madya(middle adulthood): 40-60 th
10. Masa usia lanjut (later adulthood) : 60-…..
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai klasifikasi
periode/fase perkembangan manusia yang paling luas
digunakan:
– Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari
pembuahan hingga kelahiran. Periodeini merupakan masa
pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga
menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak
dan perilaku, yang dihasilkan kira-kira dalam periode 9 bulan.

– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi
adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai
permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
– Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia
lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan
periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar
semakin mandiri dan menjaga diri mereka sendiri,
mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah
(mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan
waktu berjam jam untuk bermain dengan teman-teman
sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah dasar, maka
secara umum mengakhiri masa awal anak-anak.
– Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late
childhood), ialah periode perkembangan yang merentang dari
usia kira-kira enam hingga sebelas tahun, yang kira-kira
setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini
biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar.
Keterampilan-keterampilan fundamental seperti membaca,
menulis, dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal
berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaan.
Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
– Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi dari
masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir
pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula
pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan
tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya
suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan
identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak,

dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di
luar keluarga.
– Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode
perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun
atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada
usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan
kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir,
dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar
hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan
mengasuh anak anak.
– Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah
periode perkembangan yang bermula pada usia kira-kira 35
hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enam puluhan
tahun. Ini adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan
tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu generasi
berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan
mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
– Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode
perkembangan yang bermula pada usia enam puluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah
masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan
kesehatan, menatap kembali kehidupannya, pensiun, dan
penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.

5.B. Fase Perkembangan Psikoseksual Manusia dari
Masa Anak hingga Remaja
Fase psikoseksual yaitu tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan fungsi seksual yang dapat mempengaruhi
perkembangan psikologis individu tersebut. Tiap individu akan
mengalami fase/tahap psikoseksual dalam tiap tahap
perkembangan umurnya (0-18 tahun). Bila individu tersebut
gagal melewati suatu masa yang harus dilaluinya sesuai
dengan tahap perkembangannya maka akan terjadi gangguan
pada diri orang tersebut. Fase-fase tersebut adalah:
1. Fase oral/mulut (0-18 bulan)

Yaitu fase pertama yang harus dilalui oleh seorang anak sejak
dilahirkan. Pada bulan-bulan pertama kehidupan, bayi
manusia lebih tidak berdaya dibandingkan dengan bayi
binatang menyusui lainnya, dan ketidakberdayaan ini
berlangsung lebih lama daripada spesies lain. Pada mulanya
bayi tidak dapat membedakan antara bibirnya dengan puting
susu ibunya, yaitu asosiasi antara rasa kenyang dengan
pemberian ASI. Bayi hanya sadar akan kebutuhannya sendiri
dan pada waktu menunggu terpenuhi kebutuhannya, bayi
menjadi frustasidan baru sadar akan adanya obyek pemuas
pada waktu kebutuhannya terpenuhi. Inilah pengalaman
pertama kesadaran akan adanya obyek diluar dirinya. Jadi
kelaparan menuntutnya untuk mengenal dunia luar. Reaksi
primitif pertama terhadap obyek yaitu bayi berusaha
memasukkan semua benda yang dipegangnya ke mulut. Bayi
merasa bahwa mulut adalah tempat pemuasan (oral
gratification). Rasa lapar dan haus terpenuhi dengan
menghisap puting susu ibunya. Kebutuhan-kebutuhan,
persepsi-persepsi dan cara ekspresi bayi secara primer
dipusatkan di mulut, bibir, lidah dan organ lain yang
berhubungan dengan daerah mulut. Dorongan oral terdiri dari
2 komponen yaitu dorongan libido dan dorongan agresif.
Dorongan libido yaitu dorongan seksual pada anak, yang
berbeda dengan libido pada orang dewasa. Dorongan libido
merupakan dorongan primer dalam kehidupan yang
merupakan sumber energi dari ego dalam mengadakan
hubungan dengan lingkungan, sehingga memungkinkan
pertumbuhan ego. Ketegangan oral akan membawa pada
pencarian kepuasan oral yang ditandai dengan diamnya bayi
pada akhir menyusui. Sedangkan dorongan agresif dapat
terlihat dalam perilaku menggigit, mengunyah, meludah, dan
menangis. Pada fase oral ini, peran Ibu penting untuk
memberikan kasih sayang dengan memenuhi kebutuhan bayi
secepatnya. Jika semua kebutuhannya terpenuhi, bayi akan
merasa aman, percaya pada dunia luar. Hal ini merupakan
dasar perkembangan selanjutnya dalam berhubungan dengan
dunia luar. Jika pada fase oral ini bayi merasakan kekecewaan

yang mendalam, hal ini akan mempengaruhi perkembangan
selanjutnya. Pada waktu dewasa akan mengalami gangguan
tingkah laku seksual misalnya kepribadian oral sadistik yang
dimanifestasikan dalam penyimpangan seksual sadisme, yaitu
kepuasan seks yang dicapai bila didahului atau disertai
tindakan yang menyakitkan. Sebaliknya, bila bayi mendapat
kepuasan yang berlebihan maka dalam perkembangan
selanjutnya dapat menjadi sangat optimis, narsistik (cinta diri
sendiri), dan selalu menuntut.
2.Fase Anal (1 1/2 -3 tahun)
Fase ini ditandai dengan matangnya syaraf-syaraf
otot sfingter anus sehingga anak mulai dapat mengendalikan
beraknya. Pada fase ini kepuasan dan kenikmatan anak
terletak pada anus. Kenikmatan didapatkan pada waktu
menahan berak. Kenikmatan lenyap setelah berak selesai. Jika
kenikmatan yang sebenarnya diperoleh anak dalam fase ini
ternyata diganggu oleh orangtuanya dengan mengatakan
bahwa hasil produksinya kotor, jijik dan sebagainya, bahkan
jika disertai dengan kemarahan atau bahkan ancaman yang
dapat menimbulkan kecemasan, maka hal ini dapat
mengganggu perkembangan kepribadian anak. Dimana pada
perkembangan seksualitas dewasa anak merasa jijik (kotor)
terhadap alat kelaminnya sendiri dan tidak dapat menikmati
hubungan seksual dengan partner-nya. Oleh karena itu sikap
orangtua yang benar yaitu mengusahakan agar anak merasa
bahwa alat kelamin dan anus serta kotoran yang
dikeluarkannya adalah sesuatu yang biasa (wajar) dan bukan
sesuatu yang menjijikkan. Hal ini penting, karena akan
mempengaruhi pandangannya terhadap seks nantinya. Jika
terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat
mengembangkan sifat-sifat tidak konsisten, kerapian, keras
kepala, kesengajaan, kekikiran yang merupakan karakter anal
yang berasal dari sisa-sisa fungsi anal. Jika pertahanan
terhadap sifat-sifat anal kurang efektif, karakter anal menjadi
ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan, kurang rapi, suka
menentang, kasar dan cenderung sadomsokistik (dorongan

untuk menyakiti dan disakiti). Karakter anal yang khas terlihat
pada penderita obsesif kompulsif. Penyelesaian fase anal yang
berhasil, menyiapkan dasar untuk perkembangan
kemandirian, kebebasan, kemampuan untuk menentukan
perilaku sendiri tanpa rasa malu dan ragu-ragu, kemampuan
untuk menginginkan kerjasama yang baik tanpa perasaan
rendah diri.
3.Fase Uretral
Pada fase ini merupakan perpindahan dari fase anal ke
fase phallus. Erotik uretral mengacu pada kenikmatan dalam
pengeluaran dan penahanan air seni seperti pada fase anal.
Jika fase uretral tidak dapat diselesaikan dengan baik, anak
akan mengembangkan sifat uretral yang menonjol yaitu
persaingan dan ambisi sebagai akibat timbulnya rasa malu
karena kehilangan kontrol terhadap uretra. Jika fase ini dapat
diselesaikan dengan baik, maka anak akan mengembangkan
persaingan sehat, yang menimbulkan rasa bangga akan
kemampuan diri. Anak laki-laki meniru dan membandingkan
dengan ayahnya. Penyelesaian konflik uretra merupakan awal
dari identitas gender dan identifikasi selanjutnya.
4.Fase Phallus (3-5 tahun)
Pada fase ini anak mulai mengerti bahwa kelaminnya berbeda
dengan kakak, adik atau temannya. Anak mulai merasakan
bahwa kelaminnya merupakan tempat yang memberikan
kenikmatan ketika ia mempermainkan bagian tersebut. Tetapi
orangtua sering marah bahkan mengeluarkan ancaman bila
melihat anaknya memegang atau mempermainkan
kelaminnya. Pada fase ini, anak laki-laki dapat timbul rasa
takut bahwa penisnya akan dipotong (dikebiri). Ketakutan
yang berlebihan tersebut dapat menjadi dasar penyebab
gangguan seksual seperti impotensi primer dan homoseksual.
Pada fase ini muncul rasa erotik anak terhadap orangtua dari
jenis kelamin yang berbeda. Rasa ingin tahu terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan seks tampak dalam tingkah laku
anak, misalnya membuka rok ibunya, meraba buah dada atau

alat kelamin orangtuanya. Daya erotik anak laki-laki terhadap
ibunya, disertai rasa cemburu terhadap ayahnya, dan
keinginan untuk mengganti posisi ayah disamping ibu, disebut
‘kompleks Oedipus’. Untuk anak wanita disebut ‘kompleks
Elektra’. Kompleks elektra biasanya disertai rasa rendah diri
karena tidak mempunyai kelamin seperti anak laki-laki dan
merasa takut jika terjadi kerusakan pada alat kelaminnya. Bila
kompleks oedipus/elektra tidak dapat diselesaikan dengan
baik, dapat menyebabkan gangguan emosi pada kemudian
hari.
5.Fase Latensi (5/6 tahun-11/13 tahun)
Pada fase ini semua aktifitas dan fantasi seksual seakan-akan
tertekan, karena perhatian anak lebih tertuju pada hal-hal di
luar rumah. Tetapi keingin-tahuan tentang seksualitas tetap
berlanjut. Dari teman-teman sejenisnya anak-anak juga
menerima informasi tentang seksualitas yang sering
menyesatkan. Keterbukaan dengan orangtua dapat
meluruskan informasi yang salah dan menyesatkan itu. Pada
fase ini dapat terjadi gangguan hubungan homoseksual pada
laki-laki maupun wanita. Kegagalan dalam fase ini
mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol diri sehingga
anak gagal mengalihkan energinya secara efisien pada minat
belajar dan pengembangan ketrampilan.
6.Fase Genital (11/13 tahun-18 tahun)
Pada fase ini, proses perkembangan psikoseksual mencapai
“titik akhir”. Organ-organ seksual mulai aktif sejalan denga
mulai berfungsinya hormon-hormon seksual, sehingga pada
saat ini terjadi perubahan fisik dan psikis. Secara fisik,
perubahan yang paling nyata adalah pertumbuhan tulang dan
perkembangan organ seks serta tanda-tanda seks sekunder.
Remaja putri mencapai kecepatan pertumbuhan maksimal
pada usia sekitar 12-13 tahun, sedangkan remaja putra
sekitar 14-15 tahun. Akibat perbedaan waktu ini, biasanya

para gadis tampak lebih tinggi daripada anak laki-laki seusia
pada periode umur 11-14 tahun Perkembangan tanda seksual
sekunder pada gadis adalah pertumbuhan payudara,
tumbuhnya rambut pubes dan terjadinya menstruasi, pantat
mulai membesar, pinggang ramping dan suara feminin.
Sedangkan pada anak laki-laki terlihat buah pelir dan penis
mulai membesar, tumbuhnya rambut pubes, rambut kumis,
suara mulai membesar. Terjadi mimpi basah, yaitu keluarnya
air mani ketika tidur (mimpi basah). Bersamaan dengan
perkembangan itu, muncullah gelombang nafsu birahi baik
pada laki-laki maupun wanita. Secara psikis, remaja mulai
mengalami rasa cinta dan tertarik pada lawan jenisnya.
Kegagalan dalam fase ini mengakibatkan kekacauan identitas.
Itulah fase-fase psikoseksesual yang harus dialami oleh tiaptiap individu. Dengan mengetahui akibat-akibat yang
ditimbulkan bila gagal ataupun berhasil dalam melewati tiap
fase, maka hendaknya orangtua dan para pendidik dapat
mengambil manfaatnya, sehingga kita dapat memberikan
kesehatan mental putra-putri kita sedini mungkin.
6.B. Tugas-Tugas Perkembangan Manusia
Tahapan perkembangan manusia mempunyai 3 dimensi
tahapan perkembangan, yaitu perkembangan fisik,
perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial.
Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak,
kapasitas sensori, ketrampilan motorik dan perkembangan
kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan kognisi adalah
berupa perubahan dalam kemampuan mental, contohya
pembelajaran, perhatian, memori, bahasa, pemikiran,
penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial
perubahan dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial.
Ada lima tahapan perkembangan yang dilalui dan masih
diingat oleh subyek, yaitu masatoddler, masa anak awal,
masa anak petengahan,masa remaja dan masa dewasa awal.
1. Bayi dan Toodler

Pada tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat
bayi sampai mencapai umur 3 tahun. Perkembangan fisik
meliputi beroperasinya semua sistem rasa dan tubuh dengan
tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks
dan tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan
perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung dengan cepat.
Perkembangan kognitif meliputi kemampuan untuk belajar
dan mengingat peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan
simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah diakhir
tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa
dengan cepat. Perkembangan psikososial meliputi terbentuk
hubungan kelekatan dengan orang tua,caregiver dan orang
lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri,
adanya perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri.
Meningkatkan ketertarikan dengan anak-anak yang lain yang
seumuran (Papalia et al, 2007).
2. Anak-Anak Awal (Early Childhood)
Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun.
Perkembangan fisik meliputi mengalami pertumbuhan fisik
yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan
proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi
berkurangnya nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya
ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif
meliputi pemahaman mengenai perspektif orang lain
berkembang, ketidakmatangan kognitif karena memiliki
beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia,
berkembangnya memori dan bahasa, kecerdasan dapat
diprediksi, mempunyai pengalaman belajar
di preschooldankindergarten. Perkembangan psikososial
meliputi konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih
kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol
diri, berkembangnya identitas gender, permainan menjadi
lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial),
berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan
(Papalia et al, 2007).
3. Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood)

Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11
tahun. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat,
meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis, mengalami
masalah pada sistem pernafasan, tetapi umumnya kesehatan
lebih baik di rentang kehidupan. Perkembangan kognitif
meliputi menurunnya egosentris, anak mulai berfikir secara
logis, tapi nyata, meningkatkan kemampuan memori dan
bahasa, memasuki sekolah dasar, karena secara kognitif
mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri
lebih kompleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan
dirinya, kontrol yang berubah dari orang tua ke anak (agak
kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan
dengan teman sebaya. (Papalia et al, 2007)
4. Remaja (Adolescence)
Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11
tahun sampai 20 tahun.Perkembangan fisik meliputi
perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat
reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder)
dan pengunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dalam
rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan
kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan
berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah,
ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan
kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke
pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan
psikososial meliputi pencarian identitas termasuk identitas
seksual, hubungan dengan orang tua baik, pergaulan dengan
teman sebaya berdampak positif atau negatif. (Papalia et al,
2007)
5. Dewasa Awal (Young Adulthood)
Dewasa awal ini merupakan masa transisi masa remaja
menuju dewasa. Masa ini disebut dengan masa muda
(Kenniston dalam Santrock, 1995). Transisi ini ditunjukan
dengan kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat
keputusan (karir, nilai-nilai, keluarga, hubungan, dan gaya
hidup) dan merupakan transisi dari sekolah menengah menuju

universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu
berumur 20 tahun sampai 40 tahun (Papalia et al, 2007).
Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan,
energi dan daya tahan, serta dipuncak fungsi sensoris dan
motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna,
ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa
sakit dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada
usia 45 tahun (Santrock, 1995).
Menurut Piaget, pemuda mengalami pergeseran ke pemikiran
post-formal. Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak
fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahap kognisi
orang dewasa ini sering kali disebut pemikiran post-formal
yang bersifat relatif. Pemikiran post-formal melihat bayangan
abu-abu. Pemikiran tersebut sering kali muncul sebagai
respon terhadap peristiwa dan interaksi membuka cara
pandang tidak biasa terhadap sesuatu dan menantang
pandanan sederhana terpolarisasi terhadap dunia. Pemikiran
tersebut memungkinkan orang dewasa melampaui sistem
logika tunggal dan mendamaikan atau memilih diantara
beberapa ide yang saling berlawanan (Papalia et al, 2007).
Dalam teori Kohlberg, penilaian moral dalam masa dewasa
seringkali menjadi lebih kompleks. Pengalaman mengarahkan
orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria mereka
tentang benar dan salah.
Bagi pemuda, keterbukaannya terhadap pendidikan atau
lingkungan kerja baru menawarkan peluang untuk mengasah
kemampuannya, mempertanyakan asumsi yang sudah
dipegang sejak lama, dan mencoba cara baru memandang
dunia. Ketika memasuki dunia kerja, penyesuaian pertama
adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan
faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit dipungkiri
agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa
dapat terjaga. Penyesuaian kedua adalah pilihan jurusan

harus dilakukan dengan mantap. Literasi merupakan
persyaratan fundamental untuk berpartisipasi bukan hanya di
tempat kerja tapi juga dalam segala segi masyarakat
informasi modern. Orang dewasa terpelajar adalah mereka
yang dapat menggunakan informasi cetak dan tertulis
untuk beraktivitas dalam masyarakat, mencapai target
mereka, dan mengembangkan pengetahuandan potensi
mereka (Papalia et al, 2007).
Tahap perkembangan psikososial masa dewasa awal ini
berada pada tahap ke-6 yaitu intimidasi versus isolasi. Jika
seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen
personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan
terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri
(self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian
sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika
mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan
dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan
pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda
kedewasaan (Papalia et al, 2007).

C. Ringkasan
1. Perkembangan manusia adalah proses perubahan dan
kemantapan/kematangan yang dilalui sepanjang rentang
kehidupan seseorang.
2. Prinsip-prinsip perkembangan antara lain: a) adanya
perubahan, b) perkembangan awal lebih kritis dari pada
perkembangan selanjutnya, c) perkembangan merupakan
hasil proses kematangan dan belajar, d) pola perkembangan
dapat diramalkan, e) pola perkembangan mempunyai
karakteristik yang dapat diramalkan, f) terdapat perbedaan
individu dalam perkembangan, g) setiap tahap perkembangan
memiliki bahaya yang potensial

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia
menurut Papalia et al. (2007) adalah: a) keturunan (nature),
b) lingkungan (nurture), c) kematangan, kesiapan individu
untuk menguasai ketrampilan baru, d) keluarga, e) status
sosial dan ekonomi, f) budaya, g) ras/suku.
4. Periode atau Fase Perkembangan Manusia yang paling luas
digunakan antara lain:
– Periode prakelahiran (prenatal period), ialah saat dari
pembuahan hingga kelahiran.
– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang
merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan.
– Masa awal anak-anak (early chidhood), yaitu periode
pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia
lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan
periode prasekolah.

Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late
childhood), ialah periode perkembangan yang merentang dari
usia kira-kira enam hingga sebelas tahun, yang kira-kira
setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini
biasanya disebut dengan tahun-tahun sekolah dasar.
– Masa remaja (adolescence), ialah suatu periode transisi
dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir
pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

Masa awal dewasa (early adulthood), ialah periode
perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun
atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada
usia tiga puluhan tahun.
– Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), ialah
periode perkembangan yang bermula pada usia kira-kira 35
hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enam puluhan
tahun.

Masa akhir dewasa (late adulthood), ialah periode
perkembangan yang bermula pada usia enam puluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian.

5. Fase perkembangan psikoseksual manusia yaitu tahaptahap pertumbuhan dan perkembangan fungsi seksual yang
dapat mempengaruhi perkembangan psikologis individu
manusia. Fase-fase tersebut adalah: 1) fase oral/mulut (0-18
bulan), 2) fase Anal (1 1/2 -3 tahun), 3) fase Uretral, 4) fase
Phallus (3-5 tahun), 5) fase Latensi (5/6 tahun-11/13 tahun),
6) fase Genital (11/13 tahun-18 tahun).
6. Tugas-Tugas Perkembangan Manusia mempunyai 3 dimensi
tahapan perkembangan, yaitu perkembangan fisik,
perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial. Ada
lima tahapan perkembangan yang dilalui dan masih diingat
oleh subyek, yaitu masa toddler, masa anak awal, masa anak
petengahan, masa remaja dan masa dewasa awal.

Dokumen yang terkait

ALOKASI WAKTU KYAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI YAYASAN KYAI SYARIFUDDIN LUMAJANG (Working Hours of Moeslem Foundation Head In Improving The Quality Of Human Resources In Kyai Syarifuddin Foundation Lumajang)

1 46 7

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN KOTA TERHADAP PERKEMBANGAN WILAYAH HINTERLAND DI KABUPATEN BLITAR

0 30 56

PENGUJIAN PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN FASE FINGERLING IKAN SIDAT (Anguilla spp)

10 139 19

GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN STIMULASI PERKEMBANGAN : KEMANDIRIAN DAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanwangi Malang Tahun 2015

0 51 18

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA ANGGOTA PENERIMA KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA KARYA USAHA SEJAHTERA KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI

0 20 6

DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK PADA FASE PUBERITAS (Studi kasus pada anak yang mengalami dampak perceraian di Kelurahan Panderejo Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi)

0 5 13

PERKEMBANGAN YAYASAN PERGURUAN ISLAM DARUL HIKMAH DI JATILUHUR BEKASI 1997.2010

0 50 151

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI SUMATERA SELATAN

3 52 68