Dampak Supermarket terhadap Keberadaan P

Dampak Supermarket Terhadap Keberadaan Pasar Tradisional Di Indonesia

Supermarket dan pasar tradisional merupakan salah satu tempat perbelanjaan yang
telah menjadi kebutuhan tersendiri bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Keduanya
seakan menjadi sarana yang sangat vital dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat kita baik
kebutuhan sandang, pangan, maupun kebutuhan sehari-hari lainnya seperti kebutuhan
sembilan bahan pokok. Dewasa ini perkembangan supermarket sebagai pasar modern telah
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan jumlah supermarket ini tentu
membuat eksistensi pasar tradisional sebagai pasar asli masyarakat Indonesia semakin
tergerus dan diabaikan oleh peminatnya.
Kasus yang terjadi di beberapa kota besar di Indonesia adalah jumlah pasar modern
seperti supermarket lebih banyak dibandingkan jumlah pasar tradisional. Dampak dari
meningkatnya supermarket adalah membuat pelaku usaha kecil yang notabenenya adalah
pedagang di pasar tradisional menjadi semakin terdesak. Akhirnya banyak di antara mereka
yang bangkrut karena pendapatan mereka berkurang padahal pengeluaran mereka terus
bertambah. Hal itu akibat dari berkurangnya transaksi jual beli yang disebabkan oleh
bertambahnya jumlah supermarket, dan para pembeli banyak yang terpincut untuk berbelanja
di supermarket. Sebagai contoh data dari APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional
Seluruh Indonesia) menyatakan bahwa di wilayah Jakarta mengalami penurunan jumlah
pedagang pasar tradisional dari 96.000 pedagang menjadi 76000 pedagang pada tahun 2006,
serta asosiasi menyebutkan bahwa 400 kios di pasar tradisonal tutup setiap tahunnya.

Kota Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia ternyata juga mengalami kasus
yang sama yaitu jumlah supermarket lebih banyak dibandingkan pasar tradisional. Menurut
Sugiyanto selaku direktur eksekutif masyarakat pemantau kebijakan eksekutif dan legislatif
(Majelis) DKI Jakarta, beliau mengatakan bahwa pada tahun 1985 jumlah pasar tradisional di
Jakarta mencapai 153 pasar, sedangkan jumlah supermarket pada saat itu hanya sekitar 42
pasar. Kemudian pada tahun 1995, jumlah supermarket di Jakarta meningkat menjadi 249
supermarket, kemudian pada tahun 2004 jumlahnya meningkat 100% menjadi 449
supermarket. Hal lain yang membuat pasar tradisional semakin terdesak adalah laju
pertumbuhan supermarket di kota-kota besar seperti Jakarta mencapai 74,8% hal ini
berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan pasar tradisional yang hanya 25,17%. Selain
jumlah supermarket yang lebih banyak dari pasar tradisional dan laju pertumbuhannya lebih

pesat, ada beberapa faktor lain yang membuat pasar tradisional semakin terdesak. Beberapa
faktor di antaranya adalah faktor kenyamanan berbelanja, keamanan, dan harga.
Pertama, faktor kenyamanan. Faktor kenyamanan ini menjadi menjadi salah satu
faktor terpenting bagi pembeli.Semua pembeli pasti menginginkan suasana yang nyaman saat
mereka berbelanja. Kenyamanan ini meliputi keadaan tempat, keramahan layanan, dan
fasilitas yang disediakan. Seperti kita tahu bahwa di supermarket memiliki tempat yang luas
,lantainya bersih, memakai pendingin ruangan (AC), serta barang-barang yang dijual ditata
dalam rak-rak secara rapi sehingga pembeli mudah mengambilnya sesuai kebutuhan.

Sementara di pasar tradisonal, keadaan tempatnya sempit, lantainya kotor, tak jarang juga kita
harus berdesak-desakan saat akan membeli barang yang kita butuhkan .Kemudian dari segi
keramahan layanan supermarket memberikan layanan yang lebih baik daripada layanan di
pasar tradisional.Cara setiap pelayan melayani setiap pengunjung dengan gestur yang ramah
dan tutur kata yang lembut membuat daya tarik tersendiri bagi pembeli.Supermarket tahu
betul bagaimana cara menarik para pembeli ,yaitu dengan kermahan yang mereka tunjukkan
saat melayani para pembeli.Sementara pedagang di pasar tradisional kebanyakan tidak begitu
memperdulikan keramahan pada pembeli.Pola pikir para pedagang tradisional lebih banyak
merujuk pada melayani apa yang dibeli pembeli,bukan apa yang diinginkan para
pembeli.Dalam keadaan ini tentu pedagang hanya berpikir melayani pembeli tanpa
memperdulikan keramahan seperti yang ditunjukkan di supermarket.Kemudian dari segi
fasilitas supermarket juga lebih unggul dibandingkan pasar tradisional.Fasilitas di
supermarket seperti keranjang belanja, dan trolley membuat para pembeli yang ingin
berbelanaja menjadi diringankan bebannya.Karena dengan adanya fasilitas tersebut, para
pembeli tidak perlu susah payah membawa belanjaan mereka dengan tangan, mereka bisa
memanfaatkan fasilitas seperti keranjang belanja dan trooley untuk membawa barang-barang
belanjaan para pembeli tersebut.Sementara di pasar tradisional tidak menyediakan faasilitas
yang bisa meringankan beban pembeli.Sebagian besar pembeli membawa keranjang belanjaan
sendiri dari rumah,hal ini tentu tidak sepraktis ketika di supermarket.
Faktor yang kedua adalah keamanan.faktor keamanan ini juga menjadi salah satu

faktor yang paling penting bagi para pembeli.Para pembeli butuh pengamanan yang baik demi
terciptanya rasa ketenangan mereka saat berbelanja .Di supermarket sendiri keamanan yang
diberikan cukup menjamin ketenangan para pembeli .Keamanan yang disediakan berupa
CCTV, kemudian kontrol ketat ketika masuk dan keluar dari supermarket yang dilakukan
oleh beberapa satpam.Sementara di pasar tradisional resiko kriminalitas seperti pencopetan

jauh lebih besar jika dibandingkan di supermarket.Para pembeli harus membagi perhatiannya
saat membeli dan mengawasi barang yang dibawanya seperti tas dan dompet agar tidak
dicuri.Hal ini tentu akan lebih merepotkan para pembeli itu sendiri sehingga banyak diantara
mereka memilih supermarket sebagai alternatif berbelanja yang aman.
Faktor yang ketiga adalah faktor harga.Faktor ini menjadi sangat penting terutama
bagi masyarakat di kalangan menengah ke bawah .Harga yang mereka cari biasanya adalah
harga yang lebih murah dibandingkan tempat berbelanja lainnya dan sesuai dengan uang
belanja mereka.Di supermarket, meskipun tidak bisa di tawar namun supermarket memiliki
cara yang unik untuk menarik para pembeli .Yaitu dengan penawaran diskon ,setiap barang
yang didiskon oleh supermarket umumnya adalah barang –barang yang sering dibeli atau
barang yang menjadi kebutuhan pribadi bagi pembeli ,contohnya adalah buku ,pakaian ,alat
-alat rumah tangga, dan kebutuhan pokok seperti beras,susu dan sebagainya.Diskon yang
ditawarkan di supermarket juga tidak tanggung-tanggung mulai dari 30% sampai dengan
90%.Dengan diskon yang besar-besaran ini semakin membuat pembeli berminat untuk

berbelanja di supermarket dan meninggalkan pasar tradisional.Sedangkan di pasar
tradisional , pembeli harus pandai-pandai menawar demi mendapatakan harga yang sesuai
dengan yang diharapakan.Dengan tawar –menawar harga, sering menimbulkan adu mulut
antara penjual dan pembeli sehingga transaksi jual beli berjalan alot.Akhirnya harga yang
didapat juga kurang begitu memuaskan.Di sampaing itu pedagang pasar tradisional juga
jarang memberikan potongan harga pada pembelinya.Sehinggga dari keadaan tersebut banyak
pembeli yang beralih ke supermarket.
Berbagai faktor yang menyebabkan semakin terdesaknya pasar tradisional diantaranya
adalah jumlah supermarket yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pasar tradisional
,laju pertumbuhan supermarket yang lebih pesat dibanding laju pertumbuhan pasar tradisional
.Kemudian 3 faktor fundamental yang membuat pasar tradisional semakin tergerus adalah
faktor kenyamanan berbelanja,faktor keamanan,dan faktor harga.Itulah berbagai faktor yang
menyebabkan eksistensi pasar tradisional semakin terdesak oleh keberadaan supermarket.
Dari kenyataan tersebut di butuhkan peran nyata dari berbagai pihak terutama
pemerintah dan masyarakat,jika kita ingin pasar tradisional tetap terjaga keberadaannya.Peran
pemerintah dalam penanganan kasus ini adalah membuat peraturan atau kebijakan untuk
membatasi jumlah supermarket ,karena pada kenyataannya jumlah supermarket terus
bertambah sementara jumlah pasar tradisional tidak mengalami peningkatan tapi malah

cenderung berkurang.Jangan sampai supermarket bisa menembus wilayah sampai desa atau

kecamatan ,karena secara otomatis akan berdekatan dengan pasar tradisional ,selanjutnya
supermarket hanya diperbolehkan berada pada jalan- jalan utama di kota .Jarak yang
memisahkan keduanya akan mengurangi penyebab semakin terdesaknya pasar tradisional.
Pemerintah juga perlu melakukan revitalisasi pasar tradisional agar semakin layak digunakan
untuk transaksi jual beli contoh:penataan kios pasar

berdasarkan jumlah barang yang

dijual,pembenahan infrastruktur pasar seperti penggantaian ubin,penerangan ,ventilasi untuk
pergantian udara, serta jarak antar kios di pasar tradisional sendiri juga harus dibenahi.
Semua itu demi kenyamanan pembeli saat berbelanja.Masyarakat sebagai pembeli juga
memiliki peran yang tak kalah penting yaitu memilih tempat berbelanja yang sesuai,
setidaknya masyarakat tidak perlu membeli barang kebutuhan di supermarket apabila barang
tersebut lebih banyak disediakan di pasar tradisional contoh:bumbu-bumbu masak seperti
gula,garam,kecap,buah dan sayuran lokal,makanan pokok seperti beras ,jagung ,kedelai dan
sebagainya.Apabila masyarakat dan pemerintah bisa saling bekerja sama maka keberadaan
pasar tradisional di Indonesia akan tetap terjaga.Melestarikan pasar tradisional berarti kita
juga melestarikan jati diri bangsa Indonesia.Bangga terhadap pasar tradisional dan
menjadikannya tempat tujuan berbelanja itu berarti kita juga bangga menjadi bangsa
Indonesia.Marilah kita lestarikan pasar tradisional, jagalah keberadaannya, sebagaiman kita

menjaga kelestarian jati diri dan budaya bangsa .