Komponen Utama Dalam Sebuah Kurikulum
Bagus Sajiwo (1506981)
Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
[email protected]
Prof. Drs. H. Darkir - Menyatakan bahwa kurikulum merupakan alat dalam mencapai
tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum ialah program pendidikan dan bukan program pengajaran,
sehingga program itu direncanakan dan dirancang sebagai bahan ajar dan juga pengalaman
belajar. Dari pendapat beliau kita tentu sudah terbayang apa dan bagaimana komponen
pendidikan itu dan bagaimana komponen pendidikan yang baik itu.
Dalam artikel ini saya berpendapat bahwa komponen yang terpenting dalam sebuah
komponen kurikulum adalah komponen yang merujuk kepada kepercayaan seseorang, sehingga
secara tidak langsung kurikulum pendidikan dapat menjadi sebuah alat untuk mendidik peserta
didik ke arah yang lebih agamis. Jika kita melihat “realita” yang ada saat ini, hal-hal ataupun
perilaku yang buruk sudah menjadi hal yang wajar di lingkungan masyarakat, terlebih lagi di
lingkungan masyarakat daerah kota-kota besar yang sudah sangat terjamak dengan budayabudaya dan bahkan paham-paham yang tidak sepatutnya diterapkan. Contoh kecil, seks bebas,
sudah banyak siswa-siswi yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah dan menuntut ilmu
untuk bekal di hari tuanya yang telah menikah, dengan mereka menikah dibawah umur tentunya
akan semaki menambah jumlah penduduk Indonesia yang membludak. Dan pada akhirnya yang
terjadi adalah bertambahnya angka kemiskinan, dan juga akibat dari kemiskinan yang melanda,
tindak kejahatan juga meningkat, sebab orang-orang sudah hanya berfikir bagaimana caranya
agar ia tetap bias bertahan hidup.
Mari kita bayangkan sejenak mengenai dampak yang terjadi jika penerapan komponen
yang agamis di lakukan.
Apabila jam pelajaran agama di sekolah-sekolah di perbanyak dalam setiap minggunya, sejak
peserta didik pertama kali menduduki bangku sekolah, sehingga sedari kecil para peserta didik
telah terdidik secara agamis, dan apabila ini di lakukan tentunya mereka akan membawa
kebiasaan baik yang mereka dapatkan sejak kecil ketika mereka beranjak dewasa, maka secara
otomatis lingkungan masyarakat pun menjadi lebih tenang, tingkat kriminalitaspun akan sangat
rendah.
Namun, bukan berarti rencana di atas akan berhasil begitu saja, tentunya juga harus
didukung oleh beberapa faktor seperti cara penyampaian atau cara mengajar para pengajar dalam
mengajarkan bahan pelajaran kepada peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh Oemar
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang kondusif, merupakan
indikator kreativitas guru dalam mengajar. Hal tersebut bisa dicapai apabila guru dapat
melaksanakan: 1) Memusatkan diri dalam mengajar; 2) menerapkan metode yang pas dalam
mengajar; 3) Memusatkan pada proses dan produknya; 4) Memusatkan pada kompetensi yang
relevan (Oemar, 2003: 35-36).
Apabila hal-hal pokok tersebut dapat terealisasikan kemungkinan besar pendidikan Indonesia
akan bergerak maju dan dapat bersaing dengan SDM dari luar negri, apabila SDM Indonesia
telah mampu bersaing dengan SDM luar negri maka kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
[email protected]
Prof. Drs. H. Darkir - Menyatakan bahwa kurikulum merupakan alat dalam mencapai
tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum ialah program pendidikan dan bukan program pengajaran,
sehingga program itu direncanakan dan dirancang sebagai bahan ajar dan juga pengalaman
belajar. Dari pendapat beliau kita tentu sudah terbayang apa dan bagaimana komponen
pendidikan itu dan bagaimana komponen pendidikan yang baik itu.
Dalam artikel ini saya berpendapat bahwa komponen yang terpenting dalam sebuah
komponen kurikulum adalah komponen yang merujuk kepada kepercayaan seseorang, sehingga
secara tidak langsung kurikulum pendidikan dapat menjadi sebuah alat untuk mendidik peserta
didik ke arah yang lebih agamis. Jika kita melihat “realita” yang ada saat ini, hal-hal ataupun
perilaku yang buruk sudah menjadi hal yang wajar di lingkungan masyarakat, terlebih lagi di
lingkungan masyarakat daerah kota-kota besar yang sudah sangat terjamak dengan budayabudaya dan bahkan paham-paham yang tidak sepatutnya diterapkan. Contoh kecil, seks bebas,
sudah banyak siswa-siswi yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah dan menuntut ilmu
untuk bekal di hari tuanya yang telah menikah, dengan mereka menikah dibawah umur tentunya
akan semaki menambah jumlah penduduk Indonesia yang membludak. Dan pada akhirnya yang
terjadi adalah bertambahnya angka kemiskinan, dan juga akibat dari kemiskinan yang melanda,
tindak kejahatan juga meningkat, sebab orang-orang sudah hanya berfikir bagaimana caranya
agar ia tetap bias bertahan hidup.
Mari kita bayangkan sejenak mengenai dampak yang terjadi jika penerapan komponen
yang agamis di lakukan.
Apabila jam pelajaran agama di sekolah-sekolah di perbanyak dalam setiap minggunya, sejak
peserta didik pertama kali menduduki bangku sekolah, sehingga sedari kecil para peserta didik
telah terdidik secara agamis, dan apabila ini di lakukan tentunya mereka akan membawa
kebiasaan baik yang mereka dapatkan sejak kecil ketika mereka beranjak dewasa, maka secara
otomatis lingkungan masyarakat pun menjadi lebih tenang, tingkat kriminalitaspun akan sangat
rendah.
Namun, bukan berarti rencana di atas akan berhasil begitu saja, tentunya juga harus
didukung oleh beberapa faktor seperti cara penyampaian atau cara mengajar para pengajar dalam
mengajarkan bahan pelajaran kepada peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh Oemar
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran yang kondusif, merupakan
indikator kreativitas guru dalam mengajar. Hal tersebut bisa dicapai apabila guru dapat
melaksanakan: 1) Memusatkan diri dalam mengajar; 2) menerapkan metode yang pas dalam
mengajar; 3) Memusatkan pada proses dan produknya; 4) Memusatkan pada kompetensi yang
relevan (Oemar, 2003: 35-36).
Apabila hal-hal pokok tersebut dapat terealisasikan kemungkinan besar pendidikan Indonesia
akan bergerak maju dan dapat bersaing dengan SDM dari luar negri, apabila SDM Indonesia
telah mampu bersaing dengan SDM luar negri maka kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.