LAPORAN CAPAIAN KINERJA BIRO ORGANISASI

TTD

Ir. Winarhadi, MM NIP. 19550826 198303 1 001

Bab I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyelenggarakan fungsi pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat Kementerian Pertanian.

Dalam hal pengorganisasian, ketatalaksanaan dan pengelolaan kepegawaian secara operasional fungsi tersebut merupakan tanggung jawab Biro Organisasi dan Kepegawaian yang berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian tersebut, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan, perencanaan dan pengembangan pegawai, serta mutasi pegawai.

Dalam rangka pembangunan pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai peran penting dan strategis terutama dalam upaya mengembangkan sistem administrasi dan manajemen pembangunan pertanian yang proporsional, profesional, efektif dan efisien, yang merupakan salah satu aspek yang sangat diperlukan dalam good governance. Sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pembinaan administrasi dan manajemen di lingkungan Kementerian Pertanian, Biro Organisasi dan Kepegawaian ditempatkan pada suatu kedudukan yang spesifik yaitu sebagai in house consultant management di lingkungan Kementerian Pertanian.

Peran dan kedudukan Biro Organisasi dan Kepegawaian menjadi sangat penting dan strategis sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor

22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang telah disempurnakan dengan Undang- Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya dalam rangka mengkoordinasikan penyiapan pembagian urusan pemerintah, propinsi dan kabupaten/kota, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam rangka operasionalisasi urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah.

Selain itu, kedudukan Biro Organisasi dan Kepegawaian menjadi semakin penting, sejalan dengan kebijakan Reformasi Birokrasi sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, yang telah dicabut dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional Tahun 2010-2025, dan Peraturan MENPAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Nasional 2010-2014, yang mengharuskan setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk melaksanakannya. Dalam hal ini, Biro Organisasi dan Kepegawaian berkedudukan sebagai unit kerja yang mengkoordinasikan pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Pertanian.

Bab I. Pendahuluan

Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional serta pengembangan budaya kerja

b. Koordinasi dan penyempurnaan tata laksana dan fasilitasi reformasi birokrasi;

c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai

d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian, dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Sedangkan susunan organisasi Biro Organisasi dan Kepegawaian yang secara substantif menyelenggarakan tugas dan fungsi tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, terdiri dari:

a. Bagian Organisasi

b. Bagian Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi

c. Bagian Perencanaan dan Pengembangan Pegawai

d. Bagian Mutasi, dan

e. Kelompok Jabatan Fungsional

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Organisasi Pengelola Anggaran dan Sumber Daya Manusia

BAB II ORGANISASI PENGELOLA ANGGARAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

I. ORGANISASI PENGELOLA ANGGARAN

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 6445/Kpts/KU.410/12/2012 tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PP-SPM) dan Bendahara Pengeluaran Satker Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2013 Guna ketertiban dan kelancaran pelaksanaan anggaran pada Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, telah diterbitkan Keputusan Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Selaku Kuasa Pengguna Anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Nomor 15/Kpts/KU.410/A2/1/2013 tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2013.

Untuk membantu kelancaran pelaksanaan anggaran dan kegiatan pada Biro Organisasi dan Kepegawaian, Pejabat Pembuat Komitmen menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan, Pelaksana Kegiatan, staf Sekretariat Pejabat Pembuat Komitmen dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) untuk masing-masing Bagian di lingkungan Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

A. Susunan Organisasi Pengelola Anggaran

Susunan Organisasi Pengelola Anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian terdiri dari:

1. Kepala Biro/ Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

3. Bendahara Pengeluaran

4. Penanggung Jawab Kegiatan

5. Pelaksana Kegiatan

6. Staf Sekretariat PPK

7. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) BPP ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja/ Kepala Biro untuk masing-masing Unit Kerja Eselon III dan KORPRI. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran. BPP wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran.

Bab II. Organisasi Pengelola Anggaran dan Sumber Daya Manusia

Bagan Struktur Organisasi Pengelola Anggaran Biro Organisasi dan Kepegawaian dapat digambarkan seperti di bawah ini.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA ANGGARAN BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Kepala Biro/ KPA

Pejabat Pembuat Bendahara

Komitmen Pengeluaran

(PPK)

Staf Sekretariat PPK Sekretaris Dewan

Pengurus KORPRI

Kementan

BPP

KABAG

KABAG

KABAG

KABAG

Jawab Kegiatan

Jawab Kegiatan

Jawab Kegiatan Jawab Kegiatan

Garis Organisasi Struktural Garis Koordinasi Garis Organisasi Pengelola Anggaran

Bab II. Organisasi Pengelola Anggaran dan Sumber Daya Manusia

B. Kewenangan dan Tugas Pekerjaan Pengelola Anggaran

1. Kepala Biro/ Kuasa Pengguna Anggaran Mempunyai kewenangan dan tugas pekerjaan sebagai berikut:

a. Menyusun DIPA

b. Menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara

c. Menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran belanja Negara

d. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola anggaran/keuangan

e. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana

f. Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana

g. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran, dan

h. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2. Pejabat Pembuat Komitmen Mempunyai kewenangan dan tugas pekerjaan sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;

 menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya

 menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP- UP/TUP

 mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA

b. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

c. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa

d. Melaksanakan kegiatan swakelola

e. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya

f. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak

g. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara;  menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak

tagih kepada negara, dan/atau  menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai

h. Membuat dan menandatangani SPP

i. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA;  pelaksanaan kegiatan

 penyelesaian kegiatan  penyelesaian tagihan kepada negara

Bab II. Organisasi Pengelola Anggaran dan Sumber Daya Manusia

j. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan k. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan l. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

 Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa  Memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh

pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara  Mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan  Memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan

m. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa

3. Penanggung Jawab Kegiatan Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Bagian dan Sekretaris Unit KORPRI

Kementerian Pertanian dengan uraian tugas sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kinerja (ROPAK) di unit kerjanya berdasarkan RKA-K/L dan DIPA Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

b. Melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya bersama-sama dengan pelaksana kegiatan berdasarkan ROPAK yang telah ditetapkan

c. Melakukan Koordinasi dengan para pelaksana kegiatan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di Unit Kerjanya

d. Memberikan bimbingan dan arahan kepada para pelaksana kegiatan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di unit kerjanya

e. Meneliti bukti-bukti pertanggung jawaban keuangan (SPJ) atas kegiatan yang telah dilaksanakan di unit kerjanya

f. Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan unit kerjanya kepada Pejabat Pembuat Komitmen

g. Melakukan evaluasi dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya

4. Pelaksana Kegiatan Pelaksana Kegiatan adalah Kepala Sub Bagian atau staf pelaksana dengan uraian tugas

sebagai berikut:

a. Menyiapkan Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kinerja (ROPAK) di unit kerjanya berdasarkan RKA-K/L dan DIPA Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

b. Melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya yang telah ditetapkan dalam ROPAK dan DIPA Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

c. Melakukan pengumpulan, pengolahan dan perbaikan data/dokumen/laporan

Bab II. Organisasi Pengelola Anggaran dan Sumber Daya Manusia

d. Menghimpun dan memproses bukti-bukti pertanggung jawaban keuangan (SPJ) atas kegiatan yg telah dilaksanakan

e. Menyiapkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan-kegiatan unit kerjanya

5. Bendahara Pengeluaran Mempunyai kewenangan dan tugas pekerjaan sebagai berikut:

a. Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya

b. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK

c. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK yaitu:  Pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk

menerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, jadwal waktu pembayaran, dan menguji ketersediaan dana yang bersangkutan

 Pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak, dan  Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit)

d. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan

e. Melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang dilakukannya

f. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara

g. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP

h. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN

6. Staf Sekretariat PPK Mempunyai kewenangan dan tugas Pekerjaan sebagai berikut:

a. Menyiapan Administrasi Umum untuk kelancaran tugas PPK

b. Melaksanakan Penatausahaan dan Pengarsipan surat kedinasan, surat keputusan dan dokumen keuangan lainnya

c. Memeriksa kebenaran dan keabsahan dokumen-dokumen atas hak tagih termasuk SPJ dan bukti-bukti pengeluarannya

d. Memeriksa ketersediaan dana dalam ROPAK dan DIPA serta ketetapan pembebanan anggaran sesuai mata anggaran pengeluaran

e. Meneliti konsep surat-surat keputusan dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa termasuk dokumen kontrak/perjanjian/SPK

f. Meneliti Konsep surat pengajuan permintaan atau penggantian uang persediaan

g. Meneliti konsep surat permintaan pembayaran (SPP) dan menyiapkan surat pengantar perintah pembayaran

h. Menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan anggaran belanja Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

Bab II. Organisasi Pengelola Anggaran dan Sumber Daya Manusia

7. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) Mempunyai kewenangan dan Tugas Pekerjaan sebagai berikut:

a. Menerima dan menyimpan UP

b. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari UP

c. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah PPK

d. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan

e. Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas kewajiban kepada negara

f. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara

g. Menatausahakan transaksi UP

h. Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP

i. Mengelola rekening tempat penyimpanan UP

II. SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah Sumber Daya Manusia Biro Organisasi dan Kepegawaian Setjen Kementan mengalami perubahan setiap bulannya. hal ini disebabkan karena adanya pegawai yang mutasi, pensiun, dan diberhentikan. Per Akhir Tahun 2012 Total Pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian berjumlah 254 orang. Dari jumlah tersebut terdapat 90 orang pegawai yang dipekerjakan/ diperbantukan. Selama tahun 2013 jumlah pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian mengalami penurunan akibat tidak tersedianya formasi CPNS. Pada akhir tahun 2013 pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian yang ada berjumlah 246 orang dan terdapat 88 orang pegawai yang dipekerjakan/ diperbantukan. Jumlah Total pegawai mengalami penurunan sebesar 3.2% dari total jumlah pegawai pada tahun 2012. Rincian Pegawai Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2013 selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Jenis

Golongan

Tingkat Pendidikan

Kelamin

No

Unit Kerja

1 Bagian Organisasi

Bagian Tatalaksana 2 dan Reformasi

Birokrasi Bagian

Perencanaan dan

Pengembangan Pegawai

4 Bagian Mutasi

5 KORPRI

Bab III. Perencanaan Kinerja

BAB III PERENCANAAN KINERJA

Akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi suatu instansi pada dasarnya diukur dari seberapa besar rencana kinerja yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tetap berorientasi pada outcome. Oleh karena itu ketersediaan Rencana Strategis (Renstra) dan Penetapan Kinerja (Perjanjian Kinerja) sebagai tolak ukur pengukuran dan penilaian kinerja mutlak adanya.

Rencana Strategis merupakan suatu bentuk perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun. Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2010 - 2014 ini merupakan pelaksanaan program yang diamanatkan dalam Rencana Strategis Seketariat Jenderal Tahun 2010 – 2014 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian disusun dengan berdasarkan pada tugas dan fungsi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010, Biro Organisasi dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan kepegawaian.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan penyempurnaan organisasi, dan pengembangan jabatan fungsional, serta pengembangan budaya kerja

b. Koordinasi dan penyempurnaan tatalaksana dan fasilitasi reformasi birokrasi

c. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan pegawai

d. Pelaksanaan mutasi pegawai Kementerian Pertanian, dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Dengan memperhatikan tugas dan fungsi tersebut di atas, maka ditetapkanlah visi, misi, tujuan, dan sasaran, sebagai berikut:

A. VISI

Me jadi Age Pe baharu The De elop e t Age t dala e ujudka kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumberdaya manusia aparatur yang profesional, efektif, efisien, dan

a a ah .

B. MISI

Sesuai visi tersebut di atas, dapat dirumuskan misi Biro Organisasi dan Kepegawaian:

1. Mewujudkan kelembagaan birokrasi pertanian dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi yang jelas, serta sesuai dengan beban tugasnya.

2. Mengupayakan terciptanya tertib administrasi pembangunan pertanian berdasarkan prinsip-prinsip manajemen moderen.

Bab III. Perencanaan Kinerja

3. Membudayakan pelayanan yang prima kepada stakeholders (pelaku pembangunan pertanian).

4. Mewujdkan sumberdaya manusia aparatur pertanian yang professional, bersih dan berwibawa serta sejahtera.

5. Mengupayakan terciptanya tertib pelayanan administrasi kepegawaian.

C. TUJUAN

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, maka tujuan jangka panjang Biro Organisasi dan Kepegawaian:

1. Mewujudkan organisasi birokrasi pertanian (Kementan, UPT Kementan, Dinas/Lembaga Teknis Daerah) yang proporsional.

2. Mewujudkan ketatalaksanaan (sistem, prosedur dan tata kerja) yang dapat mendukung pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan pertanian secara efetif dan efisien, tertib dan bebas dari praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, menuju terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance) di bidang pertanian.

3. Meningkatkan mutu pelayanan public di bidang pertanian (pelayanan prima kepada stakeholders).

4. meningkatkan kinerja dan akuntabilitas birokrasi pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

5. meningkatkan mutu penyelemggaraan otonomi daerah di bidang pertanian oleh Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya.

6. meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumberdaya manusia aparatur pertanian.

7. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian.

D. SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan tujuan tersebut diatas, sasaran strategis yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya organisasi birokrasi pertanian dengan visi, misi, tugas dan fungsi yang jelas dan dengan struktur yang proporsional dengan beban tugasnya.

2. Terwujudnya profesionalisme pegawai melalui pengembangan jabatan fungsional.

3. Terwujudnya pelayanan prima dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada unit kerja pelayanan publik bidang pertanian, dan budaya kerja.

4. Terwujudnya sistem, prosedur dan tata kerja yang menjamin efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, serta reformasi birokrasi.

5. Meningkatnya kualitas perencanaan, pembinaan, pengembangan dan kesejahteraan pegawai.

6. Terwujudnya pelayanan prima dalam bidang administrasi kepegawaian (pengangkatan, kenaikan pangkat, pemberhentian, pensiun dan mutasi lainnya).

7. Meningkatnya kualitas pembinaan pegawai melalui organisasi kedinasan.

E. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi yang dimiliki Biro Organisasi dan Kepegawaian, dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara atau strategi pencapaian tujuan dan sasaran yang

Bab III. Perencanaan Kinerja

meliputi penetapan kebijaksanaan, yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program operasional dan kegiatan, yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kebijakan

Dalam rangka pencapaian visi, misi serta tujuan dan sasaran, maka dengan memperhatikan kondisi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan yang ditempuh dalam rangka pembinaan

aparatur pertanian adalah Kebijakan peningkatan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM aparatur pertanian, dan pelayanan publik serta otonomi daerah

bidang pertanian.

2. Strategi Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas,

dengan memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan strategis yang terjadi, telah ditetapkan cara (strategi) pencapaian tujuan dan sasaran yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan. Strategi yang ditempuh Biro Organisasi dan Kepegawaian dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yakni dari tahun 2010 – 2014 sebagai berikut:

a. Stream lining organisasi melalui penajaman visi, misi, tugas pokok dan fungsi guna memperoleh bentuk organisasi birokrasi yang profesional sesuai dengan beban tugasnya.

b. Penyempurnaan ketatalaksanaan (sistem, prosedur dan tata kerja) agar tercapai koordinasi dan sinkronisasi yang setepat-tepatnya antar unit kerja lingkup Deptan dan dengan instansi terkait.

c. Peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur pertanian melalui pengembangan jabatan fungsional dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan.

d. Meletakkan landasan yang kokoh bagi terselenggaranya otonomi daerah di bidang pertanian secara efektif dan efisien.

e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang mutakhir dalam penyelenggaraan administrasi dan manajemen pembangunan pertanian.

f. Penyelenggaraan pengurusan administrasi kepegawaian secara lebih terkoordinasi antara instansi terkait (administrasi satu atap).

3. Kegiatan

Sesuai dengan kebijakan reformasi perencanaan dan anggaran, khususnya terkait dengan pengukuran kinerja unit kerja, capaian program dalam bentuk outcome menjadi tanggung jawab Kementerian dan Unit Kerja Eselon I, sedangkan pada tingkatan unit kerja eselon II dan Unit Kerja Mandiri bertanggung jawab pada capaian kegiatan dalam bentuk output.

Kegiatan-kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian dilakukan untuk mencapai kinerja program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, yaitu Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Mengacu pada program Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian tersebut di atas, nama kegiatan Biro Organisasi dan Kepegawaian adalah Peningkatan Kualitas Kelembagaan, Ketatalaksanaan dan Kepegawaian. Kegiatan tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk output kegiatan.

Bab III. Perencanaan Kinerja

Sesuai dengan Renstra Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2010 - 2014 terdapat 7 Output Strategis dan 4 Output Fasilitasi, yaitu:

No

Daftar Output

Target

Output Strategis

1 Penataan Kelembagaan

4 Dokumen

2 Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik,

6 Laporan dan Budaya Kerja

3 Ketatalaksanaan

4 Dokumen

4 Reformasi Birokrasi

4 Dokumen

5 Perencanaan, Pengembangan, dan Kesejahteraan

19 Laporan Pegawai

6 Peningkatan Pelayanan Mutasi, Pensiun, dan

9 Dokumen Pemberhentian Pegawai

7 Pembinaan SDM Aparatur Pertanian Melalui

1 Laporan Organisasi Kedinasan

Output Fasilitasi

1 Perencanaan dan Pengelolaan Pegawai

5 Dokumen

2 Kegiatan dan Pembinaan

7 Laporan

3 Layanan Perkantoran

12 Bulan Layanan

4 Pengadaan Belanja Modal Disesuaikan

Bab IV. Capaian Kinerja

BAB IV CAPAIAN KINERJA

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Beberapa kegiatan pada tahun ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan – kegiatan strategis tahun 2012 dengan fokus kegiatan pada Penyusunan Penilaian Prestasi Kerja PNS, Koordinasi dan Peningkatan Pelayanan Prima di Bidang Kepegawaian, dan Fasilitasi di Bidang Reformasi Birokrasi selain itu juga melaksanakan beberapa kegiatan sebagai tindak lanjut dari terbitnya peraturan – peraturan baru atau peraturan perubahan yang berkaitan dengan Organisasi, Tatalaksana, dan Kepegawaian pada tahun sebelumnya.

Biro Organisasi dan Kepegawaian pada tahun 2013 telah melaksanakan 61 kegiatan (Sub Output) yang terbagi dalam 4 (Empat) Unit Kerja Eselon III dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kementerian Pertanian sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan. Seluruh target kinerja yang telah ditetapkan pada awal tahun, dapat tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Capaian Kinerja selama Tahun 2013 dapat dirinci berdasarkan tugas pokok fungsi per unit kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian yang ada seperti dibawah ini:

 Bagian Organisasi

Bagian Organisasi merupakan unit kerja Biro Organisasi dan Kepegawaian yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan penyiapan penyempurnaan organisasi, pengembangan jabatan fungsional, dan budaya kerja. terdapat 3 (Tiga) Sub Bagian yaitu; 1) Sub Bagian Evaluasi Organisasi, 2) Sub Bagian Jabatan Fungsional, 3) Sub Bagian Budaya Kerja. Sesuai dengan Rencana Strategis Biro Organisasi dan Kepegawaian Tahun 2010 – 2014, Bagian Organisasi memiliki 2 (Dua) Output Strategis yaitu 1) Dokumen Penataan Kelembagaan, dan 2) Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik, dan Budaya Kerja. Hasil Capaian Kinerja masing – masing output dapat dirinci sebagai berikut:

I. Dokumen Penataan Kelembagaan

1. Penataan Organisasi Kementerian Pertanian Kegiatan Penataan Organisasi Kementerian Pertanian Pusat dilaksanakan dengan

Tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kelembagaan pemerintah pusat dan daerah secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) pada tahun 2012/2013 telah menetapkan program audit/evaluasi organisasi dengan prioritas pada 16 (enam belas) K/L. Realisasi audit/evaluasi organisasi tahun 2012 meliputi Kementerian PAN dan RB, Lembaga Administrasi Negara, dan Badan Kepegawaian Negara. Tahun 2013 sebagai pilot project dilakukan audit/evaluasi

Bab IV. Capaian Kinerja

organisasi di Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertanian (Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian telah menyatakan kesiapan untuk di audit). Berdasarkan hal tersebut, dibentuk Tim Pengkajian Organisasi Kementerian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 603/Kpts/OT.160/2/2013 tanggal 7 Pebruari 2013. Menteri PAN dan RB telah berkirim surat kepada Menteri Pertanian melalui surat Nomor B/548/M.PAN-RB/2/2013 tanggal 27 Pebruari 2013 yang berisi antara lain agar Kementerian Pertanian segera melakukan audit/evaluasi organisasi. Kementerian PAN dan RB telah menyediakan konsultan dari PT. Sinergi Consulting sebagai pelaksana audit/evaluasi dan telah diinformasikan kepada Menteri Pertanian melalui surat Nomor B/700/M.PAN-RB/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 perihal Penataan Organisasi Kementerian Pertanian.

Proses penataan Kelembagaan Pusat yang telah dilakukan sebagai berikut:

1) Hasil audit/evaluasi Organisasi oleh PT. Sinergi Consulting, telah disampaikan kepada Sekretaris Jenderal pada tanggal 24 Desember 2013. Ada 3 (tiga) alternatif yang diusulkan, Kementerian Pertanian dapat melakukan pendalaman lebih lanjut bersama Tim Pengkajian Organisasi.

2) Penataan Organisasi Sekretariat Jenderal:

a. Tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Pasal 14 mengamanatkan setiap K/L wajib membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP), sehingga perlu dibentuk Bagian Layanan Pengadaan pada Biro Umum;

b. Sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 32 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman dan Angka Kreditnya, telah dilakukan evaluasi organisasi Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. Unit kerja eselon IV yang memiliki tugas sama dengan tugas pejabat fungsional pemeriksa PVT agar tidak overlaping dirampingkan, sehingga pejabat fungsional sebagai pelaksanaan tugas pokok lebih berperan.

3) Pembentukan Badan Ketahanan Pangan Nasional Sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 129 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan perlu dibentuk lembaga pemerintah non-kementerian yang menangani bidang pangan. Permohonan ijin penyusunan Perpres telah disampaikan kepada Sekretaris Kabinet melalui surat Menteri Pertanian nomor 273/HK.310/M/9/2013 tanggal 16 September 2013, dan telah memperoleh persetujuan dari Sekretaris Kabinet melalui surat Nomor B.432/Seskab/XI/2013 tanggal 21 November 2013 perihal Persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai pembentukan kelembagaan pangan. Untuk itu telah disusun dan dibahas Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Badan Ketahanan Pangan Nasional.

Pembahasan telah melibatkan staf Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi, Sekretariat Kabinet, dan Kementerian Hukum dan Ham. Rancangan Peraturan Presiden akan dibahas kembali dalam Rapat Pimpinan sebelum diusulkan kepada Kementerian Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi.

Bab IV. Capaian Kinerja

2. Penataan Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

1) Penataan Organisasi UPT Lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Penataan dilakukan pada 20 (dua puluh) UPT dan ditetapkan dalam 10 (sepuluh) Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), terdiri atas:

 Permentan Nomor: 52/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Denpasar  Permentan Nomor: 53/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (berlokasi di

Gunung Sindur, Bogor)  Permentan Nomor: 54/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Besar Veteriner (berlokasi di Wates-DIY; Maros-Sulawesi Selatan; dan Denpasar-Bali)

 Permentan Nomor: 55/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden

 Permentan Nomor: 56/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (berlokasi di Indrapuri-Aceh; Siborong-borong-Sumatera Utara; Padang Mangatas- Sumatera

Barat; Sembawa-Sumatera Selatan; dan Pelaihari-Kalimantan Selatan)  Permentan Nomor: 57/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Embrio Ternak (berlokasi di Cipelang-Jawa Barat)  Permentan Nomor: 58/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Inseminasi Buatan (berlokasi di Lembang-Jawa Barat)  Permentan Nomor: 59/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (berlokasi di Bekasi-Jawa Barat)  Permentan Nomor: 60/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan (berlokasi di Bogor-

Jawa Barat)  Permentan Nomor: 61/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Veteriner (berlokasi di Medan-Sumatera Utara; Bukittinggi-Sumatera Barat; Lampung; Banjarbaru- Kalimantan Selatan, dan Subang- Jawa Barat)

2) Penataan Organisasi UPT Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Penataan dilakukan pada 50 (lima puluh) UPT Lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, ditetapkan dalam 20 (dua puluh) Peraturan Menteri Pertanian, terdiri atas:

 Permentan Nomor: 20/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian; Lokasi

 BPTP Aceh, di Banda Aceh;

 BPTP Nusa Tenggara Timur, di

 BPTP Sumatra Utara, di Medan;

Kab.Kupang;BPTP Sulawesi

 BPTP Sumatra Barat, di Kab.Solok

Utara, di Kab. Minahasa;

 BPTP Bengkulu, di Bengkulu;

 BPTP Sulawesi tengah, di Kab.

 BPTP Riau, di Pekanbaru

Donggala;  BPTP Jambi, di Kab. Muaro Jambi  BPTP Sulawesi Selatan, di

 BPTP Sumatera Selatan, di

Makasar;

 BPTP Sulawesi Tenggara, di

Palembang;

Bab IV. Capaian Kinerja

 BPTP Lampung, di Bandar

Kendari;

Lampung;

 BPTP Kalimantan Tengah, di

 BPTP Jawa Barat, di Kab.

Palangkaraya;

Bandung;

 BPTP Kalimantan Barat, di

 BPTP Jakarta, di Jakarta Selatan;

Pontianak;

 BPTP Jawa Tengah, di

 BPTP Kalimantan Timur, di

Kab.Semarang;

Samarinda;  BPTP Yogyakarta, di Kab. Sleman;  BPTP Kalimantan Selatan, di

 BPTP Jawa Timur, di Kab. Malang;

Banjarbaru;

 BPTP Bali, di Denpasar;

 BPTP Maluku, di Ambon;

 BPTP Nusa Tenggara Barat, di

 BPTP Papua, di Kab Jayapura;

Kab. Lombok Barat;

 BPTP Banten, di Kab. Serang;  BPTP Kepulauan. Bangka

Belitung, di Pangkalpinang;  BPTP Gorontalo, di Kab. Bone

Bolango;  BPTP Maluku Utara, di Sofifi;

 BPTP Papua Barat, di Kab. Manokwari.

 Permentan Nomor: 21/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Sayuran (berlokasi di Lembang - Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 22/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)  Permentan Nomor: 23/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (berlokasi di Malang – Jawa Timur)

 Permentan Nomor: 24/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Serealia (berlokasi di Maros-Sulawesi Selatan)  Permentan Nomor: 25/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (berlokasi di Banjarbaru-Kalimantan

Selatan)  Permentan Nomor: 26/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanah (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)  Permentan Nomor: 27/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (berlokasi di Jaken, Pati –Jawa Tengah)  Permentan Nomor: 28/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Ternak (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)  Permentan Nomor: 29/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)  Permentan Nomor: 30/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (berlokasi di Tlekung, Batu –Jawa Timur)  Permentan Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Penelitian Tanaman Hias (berlokasi di Segunung, Cianjur - Jawa Barat)

Bab IV. Capaian Kinerja

 Permentan Nomor: 32/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (berlokasi di Solok –Sumatera Barat)

 Permentan Nomor: 33/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 34/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Veteriner (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 35/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (berlokasi di Sukamandi, Subang –Jawa Barat)

 Permentan Nomor: 36/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)  Permentan Nomor: 37/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)  Permentan Nomor: 38/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (berlokasi di Situgadung, Tangerang Selatan – Banten)  Permentan Nomor: 39/Permentan/OT.140/3/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (berlokasi di Bogor –Jawa Barat)

3) Penataan Organisasi UPT Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP). Penataan dilakukan pada 13 (tiga belas) UPT Lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian dan ditetapkan dalam 11 (sebelas) Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), terdiri atas:

 Permentan No. 100/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (berlokasi di Ciawi, Bogor –Jawa Barat)

 Permentan No. 101/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Pertanian (berlokasi di Lembang –

Jawa Barat)  Permentan No. 102/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang (berlokasi di Kupang –NTT)  Permentan No. 103/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan (berlokasi di Malang - Jawa Timur)  Permentan No. 104/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang (berlokasi di Binuang – Kalimantan Selatan)  Permentan No. 105/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (berlokasi di Malang - Jawa Timur)

Bab IV. Capaian Kinerja

 Permentan No. 106/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku (berlokasi di Gowa-Sulawesi Selatan)

 Permentan No. 107/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara (berlokasi di Bogor-Jawa

Barat)  Permentan No. 108/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Pertanian Jambi (berlokasi di Jambi Luar Kota-Jambi)  Permentan No. 109/Permentan/Ot.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Pelatihan Pertanian LampunG  Permentan No. 110/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (berlokasi di Sembawa-Sumatera Selatan; Banjarbaru-Kalimantan Selatan; Kupang-NTT)

3. Forum Komunikasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kementerian Pertanian Dilaksanakan di Hotel Horison, Bekasi pada tanggal 11 – 13 September 2013, dengan

Te a E aluasi I ple e tasi Refor asi Birokrasi Ke e teria Perta ia . Peserta yang hadir sebanyak 160 orang terdiri atas 135 orang dari UPT dan 25 orang dari unit

kerja eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

Narasumber yang hadir sebagai berikut:

a. Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan materi Pemimpin yang berintegritas (Faktor Utama Bagi Keberhasilan Reformasi Birokrasi)

b. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian

c. Dr. Ir. Hasim DEA (Staf Khusus Bidang Efisiensi Pembangunan Pertanian)

d. Kepala Biro Perencanaan

e. Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor- Jawa Barat

f. Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cimanggis-Depok, Jawa Barat

g. Kepala Bagian Lingkup Biro Organisasi dan Kepegawaian

Selain itu, untuk mengenalkan kinerja UPT kepada para peserta dilakukan kunjung ke Balai Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor-Jawa Barat, dan Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Cimanggis-Depok, Jawa Barat merupakan unit kerja pelayanan publik yang telah mendapatkan penghargaan. Melalui Forum Koordinasi UPT diharapkan dapat terwujud budaya organisasi UPT Kementerian Pertanian yang kuat untuk mencapai visi, misi Kementerian Pertanian.

4. Peningkatan Efektifitas Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bidang Pertanian.

a. Rekomendasi Kelembagaan daerah bidang pertanian kepada Kementerian Dalam Negeri sebagai bahan revisi PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Bab IV. Capaian Kinerja

b. Rancangan Perpres Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dalam tahap persetujuan, setelah diparaf oleh 3 (tiga) Sekretaris Jenderal Kementerian terkait, surat ini oleh Kementerian Hukum dan Ham telah disampaikan kepada Kementerian Hukum dan Ham untuk diharminisasi sebelum memperoleh penetapan Presiden

II. Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional, Pelayanan Publik dan Budaya Kerja

1. Penyusunan Pedoman/ Juklak/ Juknis Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian Proses penyempurnaan dan pengembangan pedoman jabatan fungsional melibatkan

unsur teknis internal Kementerian Pertanian, unsur dari Kementerian PAN dan RB, serta unsur Badan Kepegawaian Negara. Hasil penyusunan pedoman/juklak/juknis pada tahun 2013 sebagai berikut:

1) Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2013 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, Pengendali OPT, Pengawas Benih Tanaman, Pengawas Bibit Ternak, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner dan Pengawas Mutu Pakan

2) Peraturan Bersama Menteri

BKN Nomor 17/Permentan/OT.140/3/2013 dan Nomor 11 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya.

Pertanian dan

Kepala

BKN Nomor 18/Permentan/OT.140/3/2013 dan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner dan Angka Kreditnya.

3) Peraturan Bersama Menteri

Pertanian dan

Kepala

4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian dan Angka Kreditnya.

5) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 71/Permentan/OT.140/7/2013 tentang Pedoman Uji Kompetensi Bagi Pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak.

6) Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 4480/Kpts/KP.460/7/2013 tentang Penetapan Daerah Khusus Pada Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian.

7) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan dan Angka Kreditnya.

8) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 32 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman.

9) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian dan Angka Kreditnya.

Bab IV. Capaian Kinerja

10) Peraturan Kepala BKN Nomor K.26-30/V.152-2/08 tanggal 17 September 2013. tentang Perpanjangan Inpassing bagi pejabat fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian

11) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 112/Permentan/OT.140/10/2013 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Medik Veteriner.

12) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 111/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner.

Kepala BKN Nomor 114/Permentan/OT.140/11/2013 Nomor 28 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas Mutu Pakan dan Angka Kreditnya.

13) Peraturan Bersama Menteri

Pertanian dan

14) Naskah Akademik Jabatan Fungsional Analis Ketahanan Pangan, telah disampaikan melalui surat Menteri Pertanian Nomor 380/KP.460/M/12/2013 kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tanggal 16 Desember 2013.

15) Rancangan Naskah Akademik Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian.

16) Rancangan Peraturan Presiden tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis Pasar Hasil Pertanian dalam proses penetapan oleh Presiden. Menteri Pertanian telah membubuhkan paraf pada Rancangan Perpres, sesuai amanat surat pengantar dari Sekretaris Kabinet Nomor B.407/Seskab/XI/2013.

17) FES (Factor Evaluation System) jabatan fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman (Pemeriksa PVT) sebagai bahan pengusulan tunjangan jabatan fungsional Pemeriksa PVT, telah disampaikan pada tanggal 8 Nopember 2013 melalui surat Menteri Pertanian Nomor 338/KP.460/M/11/2013 kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

18) Rancangan Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala BKN tentang Ketentuan Pelaksanaan jabatan fungsional Pemeriksa PVT dan Angka Kreditnya, dalam proses penandatanganan surat pengantar Menteri Pertanian kepada Kepala BKN.

Selain penyempurnaan pedoman jabatan fungsional, saat ini sedang dilaksanakan proses pengembangan jabatan fungsional. Pengembangan tersebut merupakan upaya penyusunan jabatan fungsional baru, yang akan dimanfaatkan sebagai wadah pengembangan karier PNS pada bidang tertentu sebagai pelaksanaan tugas sektor pertanian. Pengembangan jabatan fungsional saat ini difokuskan pada bidang analisis ketahanan pangan yang akan disusun menjadi Jabatan Fungsional Analis Ketahanan Pangan.

Jabatan Fungsional yang masih dalam masa inpassing sampai dengan 30 Juni 2014 (perpanjangan inpassing sesuai surat Kepala BKN Nomor K.26-30/V.152-2/08 tanggal 17 September 2013) adalah Analis Pasar Hasil Pertanian, yang dalam waktu dekat akan memperoleh penetapan tunjangan jabatannya melalui Peraturan Presiden.

2. Evaluasi Penilaian DUPAK Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian Dalam rangka melaksanakan amanat salah satu pasal dalam Peraturan Menpan dan

Reformasi Birokrasi tentang jabatan fungsional. Terkait kewajiban mengirim DUPAK setiap tahun, maka volume DUPAK yang akan dinilai semakin besar. Saat ini penilaian dilakukan 2 sampai dengan 4 kali dalam setahun, hal ini membuat tugas tim penilai dan

Bab IV. Capaian Kinerja

sekretariat tim penilai semakin berat. Adanya perbedaan persepsi dalam memaknai butir kegiatan mengakibatkan angka kredit yang diusulkan tidak sesuai dengan HAPAK/PAK yang keluar. Untuk mengatasi hal tersebut serta mengantisipasi berkembangnya dinamika dalam pelaksanaan jabatan fungsional maka perlu adanya persamaan persepsi diantara tim penilai dan sekretariat tim penilai.

Kegiatan ini dilaksanakan di Bogor pada tanggal 27 Pebruari s/d 1 Maret 2013 dan dihadiri oleh 131 (seratus tigapuluh satu) peserta yang terdiri atas anggota Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Kementerian Pertanian dari 9 (sembilan) jenis jabatan fungsional rumpun ilmu hayat lingkup pertanian, yang terdiri atas : Penyuluh Pertanian; Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan; Pengawas Benih Tanaman; Pengawas Bibit Ternak; Medik Veteriner; Para Medik Veteriner; Pengawas Mutu Pakan; Pengawas Mutu Hasil Pertanian; dan Analis Pasar Hasil Pertanian.

3. Sosialisasi Peraturan Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pada tanggal 25 sampai dengan 27 Maret 2013 di Hotel Salak Jl.Ir. H. Juanda No. 8 Bogor