Apa itu evolusi apa p H

A.

I.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penetapan reaksi tanah (pH) tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh

seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah
satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah
pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah atau pH tanah menggambarkan status kimia
tanah yang menunjukkan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Bila konsentrasi ion H+
bertambah maka pH turun, sebaliknya bila konsentrasi ion H + berkurang daan ion
OH- bertambah, pH akan naik, status kimia tanah mempengaruhi proses biologi
seperti pertumbuhan tanaman.
Reaksi tanah menunjukkan kemasaman atau alkalinits tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H) dalam tanah. Nilai pH tanah sebenarnya dipengaruhi oleh sifat dan
ciri tanah yang komplit sekali, yang diantaranya adalah kejenuhan basa, sifat isel
dan macam kation yang diserap.
Reaksi tanah yang dapat dikategorikan menjadi tiga belas yaitu: masam,
netral, dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari

pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat
pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan induk yang
masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di Indonesia, mempunyai aspek
kesuburan keracunan ion-ion terutama keracunan H +.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk mengetahui gambaran
mengenai tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, maka diperlukan adanya
pengetahuan tentang pH suatu tanah.
pH tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat faktor kimia
tertentu. Oleh karena itu, penentuan PH tanah adalah suatu uji yang paling penting
yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Biasanya
tanah pada daerah basah bersifat masam dan tanah pada daerah kering bersifat alkali
(basa).
Nilai pH berkisar antara 0-14. Makin tinggi kepekatan/konsentrasi (H+)
dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+)
makin tinggi pH tanah. Sehubungan dengan nilai pH dijumpai 3 kemungkinan yaitu
asam, netral atau basa.

Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman
potensial. Kemasaman aktif disebabkan disebabkan oleh ion H+ dan Al 3+ yang
terjerap pada kompleks jerapan.

Pengaruh Utama pH di dalam tanah adalah pada ketersediaan dan sifat
meracun unsur seperti Fe (besi), Al (Alumunium), Mn (Mangan), B (Boron), Cu
(seng). Di dalam tanah pH sangat penting dalam menentukan aktifitas dan dominasi
mikroorganisme, dalam hubungannya dengan peoses proses yang sangat erat
hubungannya dengan mikroorganisme seperti siklus hara (nitrifikasi, denitrifikasi),
penyakit tanaman, dekomposisi dan sintesis senyawa kimia organik dan transport gas
ke atmosfer.
Di bidang pertanian pengukuran pH tanah juga digunakan untuk memonitor
pengaruh praktek pengolahan pertanian terhadap efisiensi penggunaan N dan
hubungannya dengan dampak lingkungan.
B.

Tujuan
Praktikum pengukuran nilai pH bertujuan untuk mengetahui berapa nilai pH
serta tingkat kemasaman tanahnya.

II.

TINJAUAN PUSTAKA


pH di definisikan sebagai kemasamam atau kebasaan relatif suatu bahan.
Skala pH mencakup dari nilai 0 hingga 14. Nilai pH 7 dikatakan netral. Di bawah
pH 7 dikatakan asam, sedangkan di atas 7 dikatakan basa. Asam menurut teori adalah
suatu bahan yang cenderung untuk memberi proton (H +) ke beberapa senyawa lain,

demikian

sebaliknya

apabila

basa

adalah

suatu

bahan

yang


cenderung

menerimanya.Penyebab keasaman tanah adalah ion H + dan Al3+ yang berada dalam
larutan tanah dan kompleks jerapan. Kedua kation ini mempengaruhi keasaman tanah
dengan cara berbeda. Perbedaan itu berkaitan dengan sumber dan watak muatan yang
menjerap kation-kation tersebut.(Buckman dan Brady,1972)
Makin tinggi konsentrasi ion H, makin rendah –log [H+] atau pH tanah, dan
makin asam reaksi tanah. Ion H+ dihasilkan oleh kelompok organik yang dibedakan
atas kelompok karboksil dan kelompok fenol.Pada tanah sangat asam , Aluminium
akan larut menjadi bentuk Al3+ dan Al(OH)3. Ion Al3+ terjerap pada kompleks jerapan
dan pada saat bersamaan kation Al3+ terjerap ini berkesetimbangan dengan kation
Al3+ dalam larutan. Ion Al3+ dalam larutan tanah akan memecah H 2O menjadi OHdan H+ bereaksi dengan ion Al3+ membentu Al(OH) dengan meninggalkan ion H+
yang dirangsang oleh kehadiran kation Al3+ .
pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0, karena
pada pH ini semua unsur makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara
mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas
unsur mikro tertekan. Pada pH dibawah 6,5 dapat terjadi defisiensi P, Ca, dan Mg
serta toksisitas B, Mn, Cu, Zn, dan Fe, sedang pada pH diatas 7,5 dapat terjadi
defisiensi P, B, Fe, Mn, Cu, Zn, Ca, dan Mg, juga keracunan B dan Mo(Ali, 2005)

pH dapat dipengaruhi oleh dekomposisi bahan organik, bahan induk,
pengendapan,vegetasi alami, kedalaman tanah, dan penggenangan.Pada umumnya
tanah yang telah berkembang lanjut dalam daerah iklim basah (humid) mempunyai
pH yang rendah atau masam, makin lanjut makin masam. Sebaliknya tanah di daerah
iklim kering (arid), adanya penguapan menyebabkan tertimbunnya unsur-unsur basa
di permukaan tanah karena penguapan > curah hujan, sehingga makin lanjut usianya
makin tinggi pH-nya (makin alkalis = semakin basa).
Besar pH tanah sangat dipengaruhi oleh bahan induk pembentuk dan
penyusun tanah tersebut. Bahan induk tanah mempunyai nilai pH yang bervariasi
tergantung jenis mineral penyusunnya dan derajat pelapukannya. Misalnya: tanahtanah berbahan induk batuan kapur karbonat ber-pH di atas 8, sedangakan yang
bergaram Na dapat mencapai pH 10; pada tanah yang berbahan abu vulkanik,

cenderung bersifat basa; tanah yang banyak mengandung Al dan Fe cenderung
bersifat asam(Ali, 2005).
Dari pengukuran pH dengan air (Hardjowigeno,1994), dapat diperkirakan:


pH < 3,5 berhubungan dengan pembasahan dan pengeringan tanah, maka
berarti terdapat sulfat masam (cat clay) di dalam tanah.




pH < 4,5 kemungkinan banyak terdapat H dapat ditukar disamping Al.



pH 4,5 - 5,8 pada tanah mineral cukup banyak Al yang dapat ditukar yang
dapat menganggu pertumbuhan tanaman, dan kejenuhan basa rendah.



pH 4,0 – 5,2 cukup banyak Al+H dapat ditukar yang dapat menggangu
pertumbuhan tanaman.



pH 5,8 – 6,5 ada exchange acidity yang mungkin berasal dari hidroksil Al
atau gugus fungsional dari bahan organik. Kejenuhan basa 70-90 % ,
tergantung dari jenis minerallitanya.




pH 6,5 – 8,0 kejenuhan basa 100% , tidak Al yang dapat ditukar.



pH 8,0 – 8,5 kejenuhan basa 100% , terdapat CaCO3 bebas. Kation yang
dapat dipertukarkan terutama Ca+Mg.



pH 8,5 – 10,0 banyak mengandung garam mudah larut, daya hantar listrik
tinggi. Na dapat ditukar tinggi tapi belum cukup bagi horizon natrik.



pH > 10 tanah jenuh dengan Na = tanah alkali

Sedangkan keadaan pH enam contoh tanahnya ialah (Darmawijaya,1997) adalah :



Regosol:
bahan induknya berasal dari abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen,pH 6-7



Latosol
Di Indonesia banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat.
Bersifat asam-agak asam dengan kejenuhan basa rendah.



Mediteran
Terbentuk sebagai hasil pelarutan batuan kapur, Bersifat agak asam-agak basa
(5,5 – 8,0).



Gambut
Tanah yang berkembang dari bahan vulkanik, mengandung lempung juga. pH

4,5-6 (kandungan bahan organiknya 8-30 %).



Grumusol
Bahan induknya terutama bersifat alkalis, misalnya batuan sedimen kapur, batuan
beku basa, atau endapan alluvium dari bahan tersebut, pH berkisar 6,0-8,2.



Renzima
di Indonesia di temukan di daerah kapur, Hanya sedikit pencucian sehingga
kejenuhan basa tinggi, pH berkisar 7,8-8,4.
Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni kemasaman

(reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah yang diukurnya
konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah inilah
yang diukur pada pemakaiannya sehari-hari,Keasaman ini diukur menggunakan
suspensi tanah-air . Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat
tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam

larutan.Tipe keasaman potensial atau keasaman tertukarkan dihasilkan oleh ion H+
dan Al3+ tertukarkan yang diabsorbsi oleh koloid tanah. Potensial keasaman diukur
dengan menggunakan larutan tanah-elektrolit, pada umumnya KCl atau CaCl2.
Injeksi kalium klorida mempunyai pH 4.0-8.0. Jika konsentrasi ion H+ atau
OH- berubah, maka pH juga akan berubah. Selain itu, pH mempengaruhi tingkat
larutnya berbagai zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat
asam, dan sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Pada
umumnya basa mudah larut dalam larutan asam dan sebaliknya akan sukar larut
dalam larutan basa:
1. Jika ke dalam larutan basa ditambahkan asam, maka konsentrasi ion H+ akan
bertambah dan konsentrasi ion OH- akan berkurang. Jika ion OH- berkurang
maka kelarutannya juga akan berkurang.

2. Jika larutan ditambahkan basa, maka konsentasi OH- akan bertambah
sehingga kelarutannya juga akan bertambah.
Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan
kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH nya
dengan penambahan belerang Walaupun pH tanah bukan merupakan sifat morfologi
tanah, tetapi pengukuran di lapang sering dilakukan dengan cara sederhana.
Pengukuran pH tanah dapat memberi keterangan tentang hal-hal sebagai berikut,

yaitu kebutuhan kapur, respon tanah, dan proses kimia yang mungkin berlangsung
dalam proses pembentukan tanah yang pada umumnya berhubungan dengan reaksi
tanah yang menyatakan keadaan unsur basa dalam tanah. Tanah asam banyak
mengandung ion H+ yang dapat ditukar. Sedangkan, tanah alkali kaya akan unsurunsur basa yang dapat ditukar. Ukuran pH tanah hanya merupakan ukuran intensitas
keasaman tanah dan bukan kapasitas jumlah unsur.setelah mengetahui secara materi
apa itu pH,maka langkah selanjutnya adalah melanjutkan kehidupan hujan.

III.

a. Waktu dan tempat

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum pengukuran pH dengan H2O dilaksanakan pada hari rabu,24
september 2014, pengukuran pH dengan larutan KCL dilaksanakan pada ari rabu,1
oktob\er 2014, pengukuran pH dengan larutan CaCl2 dilaksanakan pada hari Rabu,8
oktober 2014. Semuanya dilaksanakan pada pukul 10:00 sampai 12:00 di
laboratorium kimia tanah jurusan ilmu tanah fakultas pertanian universitas sriwijaya.
b. Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pengukuran nilai pH yaitu: 6 tabung
film,shaker,pH meter,Magnetik stirrer,tabung erlenmeyer, pipet tetes, spidol,dan
label.Bahan yang digunakan yaitu tanah, larutan KCL,h2o, dan CaCl2.

c. Cara kerja
a) Cara kerja pengukuran nilai pH aktual (H2O )
1. Timbang sampel tanah 10 gr.
2. Tambahkan H2O sebanyak : ml (1:1) ; ml ( 1: 2,5); ml ( 1:5).
3. Kocok selama 30 menit menggunakan shacker.
4. Ukur dengan menggunakan pH meter
b) Cara kerja pengukuran nilai pH potensial ( KCL)
1. Timbang sampel tanah 10 gr
2. Tambahkan KCL 1 N sebanyak : ml (1:1) ; ml ( 1: 2,5); ml ( 1:5)
3. Kocok selama 30 menit menggunakan shacker
4. Ukur dengan menggunakan pH meter
c. Cara kerja pengukuran nilai pH potensial ( CaCl2)
1. Timbang sampel tanah 10 gr
2. Tambahkan CaCl2 1 N sebanyak : ml (1:1) ; ml ( 1: 2,5);
ml ( 1:5)
3. Kocok selama 30 menit menggunakan shacker
4. Ukur dengan menggunakan pH meter

IV.

a. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai pH dengan H2O
Perlakuan

Nilai pH
A
4,02
4,14
4,26

1:1
1:2,5
1:5

B
4,06
4,10
4,27

Nilai pH dengan KCL
Perlakuan
1:1
1:2,5
1:5

Nilai pH
A
3,37
3,84
3,95

B
3,64
3,86
3,97

Nilai pH dengan CaCl2
Perlakuan
1:1
1:2,5
1:5

Nilai pH
A
3,66
3,58
3,37

B
3,65
3,62
3,74

C. Pembahsan

Pada praktikum tentang penentuan pH tanah ini larutan yang digunakan
adalah larutan H2O, KCl, dan larutan CaCl2. H2O digunakan untuk mengukur nilai
pH aktual sedangkan KCL dan CaCl2 digunakan untuk menghitung nilai pH
potensial. Dimana perbandingan yang dipakai adalah 1:1; 1:2,5; dan 1:5 dengan dua
kali ulangan. Untuk melakukan penentuan pH tanah ini sebelumnya dilakukan
pengukuran kadar air tanah untuk mengetahui berapa banyak penambahan air yang
akan dilakukan dalam perhitungan pH tanah. Setelah didapatkan nilai kadar air tanah

maka dilkukan perbandignan untuk mendapatkan banyak tanah yang akan digunakan
untuk pehitungan pH. Pada perhitungan pH ini tanah yang digunakan adalah tanah
mineral.
Dari ketiga hasil yang didapatkan diketahui bahwa nilai pH tanah tertinggi
didapatkan dari penentuan pH dengan menggunakan larutan H2O. Untuk
perhitungan dengan perbandingan 1:1 nilai pada ulangan A adalah 4,02 dan untuk
ulangan kedua nilai pH tanah adalah 4,06 perbedaan nilai pada ulangan A dan
ulangan B tidak terlalu jauh. Sedangkan pada perbandingan 1:2,5 nilai pH pada
ulangan A adalah 4,14 dan pada ulangna B adalah 4,10, sedangkan pada
perbandingan 1:5 nilai pH tanah pada ulangan A adalah 4,26 dan pada ulangan B
nilai pH tanah adalah 4,27. Jika dibandingan nilai ketiga pH dengan larutan H2O ini,
nilai terendah dan dikatakan masam adalah pada perbandingan 1:1 pada larutan H2O.
Nilai pH pada penentuan menggunakan larutan KCl untuk perbandingan 1:1 pada
ulangan A adalah 3,37 dan pada ulangan B nilai pH tanah dengan larutan ini adalah
3,64. Untuk perbandingan 1:2,5 nilai pH.
Terjadinya perbedaan antara penetapan pH tanah potensial dan actual dimana
pH actual hasilnya lebih tinggi dari pada pH potensial, hal tersebut terjadi karena tipe
keasaman aktif atau keasaman actual disebabkan oleh adanya ion H+ dalam larutan
tanah. Meningkatnya H+ dikarenakan pengukran pH ini dilakukan dengan
menggunakan H2O. pH aktual adalah pH yang menunjukkan konsentrasi ion H+
baik yang berada di dalam larutan tanah maupun yang berada di dalam kompleks
jerapan. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah baik langsung
maupun tidak langsung.Untuk pH dengan senyawa KCL akan mengakibatkan
terdesaknya ion H+ yang berada didalam kompleks jerapan tanah oleh ion H+ . Oleh
karena itu, ion H+ yang ada terdesak keluar sehingga konsentrasi H+ pada larutan
tanah bertambah mengakibatkan nilai pH turun dengan demikian mengakibatkan pH
potensial lebih kecil dari pada pH aktual.
Berdasarkan hasil yang didapat dari pengukuran pH baik aktual maupun
potensial maka didapatkan bahwa tanah yang kelompok 6 analisis merupakan tanah
yang bersifat asam, karena memiliki nilai dibawah 7. Berdasarkan hasil yg didapat
dari pengukuran pH menggunakan H2O maka tanah kelompok enam kemungkinan

banyak terdapat H dapat ditukar disamping Al yang dapat menggangu pertumbuhan
tanaman.jenis tanahnya bisa termasuk kedalam jenis tanah latosol.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Tanah dari kelompok 6 merupakan tanah yang bersifat masam. Dan ada
kemungkinan terdapat banyak Al dapat ditukar yang bisa membahayakan
tanaman.
2. Nilai ph actual lebih besar dari nilai ph potensial

3. pH dapat dipengaruhi oleh dekomposisi bahan organik, bahan induk,
pengendapan,vegetasi alami, kedalaman tanah, dan penggenangan
4. pH aktual merupakan nilai ph yang dipengaruhi oleh adanya ion H+
didalam larutan, sedangkan pH potensial merupakan nilai pH yg
dipengaruhi oleh adanya nilai ion H+ dilarutan dan kompleks jerapan.
5. Nilai pH yang ada membuat tidak semua tanamn bisa hidup ditanah
tersebut, kecuali jika melakukan upaya pembenahan tanah.

B. SARAN
Tanah yang telah diukur nilai pH tersebut telah diketahui nilainya. Oleh sebab
itu untuk memperbaiki tanah tersebut kita dapat melakukan upaya dengan cara
menambahkan kapur ke dalam tanah

VI.

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Kemas.2005.Dasar-dasar Ilmu Tanah.PT.Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Darmaijaya,Isa.1997.Klasifikasi Tanah.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Hardjowigeno,Sarwono.1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika
Pressindo,Jakarta.
Ma’shum,Mansur.2003.Biologi Tanah .Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta