Kestabilan Ekstrak Metanol Daun Sonchus Arvensis Pada Penyimpanan

1 Amin Malik Shah Abdul Majid

  PENDAHULUAN

  Wijayakusuma dkk., 2001). Dari penelitian terdahulu dilaporkan bahwa S. arvensis mengandung golongan flavonoid yaitu luteolin-7-O-glukosida (Bondarenko et al., 1973), isocinarosida (Bondarenko et al., 1974), luteolin-7-O-glukosida, linarin (Bondarenko et al., 1975), kuersetin, isorhamnetin, chrysoeriol, isorhamnetin-7- -D-glukosida, kuersetin-7- -D- glukopyranosida (Bondarenko et al., 1976), sonchosida (Bondarenko et al., 1978), apigenin, luteolin-7-O-glucoside (Qu

  (2011) Tumbuhnya ditempat terbuka, terkena sinar matahari dengan ketinggian 50

  digunakan sebagai zat diuretik, litotriptik, antiurolithiasis dan menghilangkan panas dan racun dan juga abses (Dalimartha, 2001; Syamsuhidayat and Hutapea, 1991). Ekstrak tumbuhan ini juga dapat menghambat pertumbuhan kristal kalsium oksalat (Afrizal I, Ismail, Z., dan Abdul Majid, A. M. S. (2011) dan bersifat sebagai antioksidan (Afrizal, I., dan Ismail, Z.

  Sonchus arvensis . Tumbuhan ini biasa

  Salah satu tumbuhan obat itu adalah

  Tumbuh-tumbuhan telah digunakan sebagai sumber obat selama beribu tahun dalam memelihara kesehatan, sebagai suatu alternatif atau penghubung ke pengobatan modern. Sebagian besar penduduk dunia pada Negara sedang berkembang menggunakan obat herba untuk keperluan kesehatan mereka mengikuti praktek dan kepercayaan traditional dari yang lebih tua atau nenek moyang mereka. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan kira-kira 70% penduduk dunia menggunakan tumbuhan obat untuk obat, terutama Asia, Amerika Selatan dan Afrika (Chapman, K. and Chomchalow, N., 2005).

  C). Setiap bulan ekstrak dianalisis dengan kromatografi lapisan tipis kinerja tinggi

(HPTLC) dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Sebagai senyawa penanda digunakan

lupeol. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tidak stabil selama penyimpanan pada suhu

kamar tersebut. Namun demikian lupeol dalam ekstrak masih cukup stabil sampai

penyimpanan 3 bulan, yaitu hanya terdegradasi 2,92%. Setelah 6 bulan penyimpanan lupeol

yang terkandung dalam ekstrak terdegradasi 25,16 %.

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  

Abstrak. Sonchus arvensis adalah salah satu tumbuhan yang telah digunakan sebagai obat

tradisional seperti sebagai zat diuretik, litotriptik, antiurolithiasis, menghilangkan panas dan

racun, serta juga mempunyai aktifitas sebagai antioksidan. Penelitian uji kestabilan dari

ekstrak tumbuhan ini dilakukan berdasarkan metode International Conference on

Harmonisation (ICH, (2003) dengan masa penyimpanan selama 6 bulan pada suhu kamar

(25  2

  2 School of Pharmaceutical Sciences, University of Sciences Malaysia

Email: afrizalitam@yahoo.com

  1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia

  2

  2 dan Zhari Ismail

  

Kestabilan Ekstrak Metanol Daun Sonchus Arvensis Pada

Penyimpanan

Afrizal Itam,

  • – 1650 m di atas permukaan laut. Tumbuhan ini mempunyai banyak nama sesuai dengan daerahnya, antara lain yaitu lempung, rayana, jombang, galibug dan lalakina (Sunda), tempuyung (Jawa). Niu she tou (China), Laitron des champs (France), Sow thistle (British) (Dalimartha, 2001; Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1977; Sulaksana, dkk. , 2004; Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991;

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  

Afrizal Itam dkk: Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk Merah (syzygium campanulatum

korth.) Serta Pengujian Antioksidan dan Aplikasi sebagai Pewarna Alami

  BAHAN DAN METODE Persiapan Sampel

  Ekstraksi

  Analisis HPTLC digunakan CAMAG Linomat 5, CAMAG Reprostar 3 Digital Canon Camera, dan CAMAG TLC Scanner 3 dan proses datanya dengan winCATS software. Untuk analisis HPLC menggunakan HPLC 1100 Agilent Technologies dengan sistem injektor otomatik.

  Peralatan

  Bahan kimia yang digunakan adalah metanol, TLC plate Silicagel 60 F 254 , kloroform, asetonitril dan metanol HPLC grade yang diproleh dari Merck KGaA Darmstadt, Germany. Asetona diperoleh dari Systern, lupeol dibeli dari Sigma Chemical Company St. Louis MO, USA.

  Bahan Kimia dan Pereaksi

  C, dan selanjutnya sampel digiling sampai berbentuk bubuk halus.

  o

  Sampel daun S. arvensis diambil di Padang, Sumatera Barat, Indonesia dan terhadap sampel dilakukan identifikasi botani. Setelah sampel dicuci, kemudian dikeringkan dengan oven pada 40

  Pada penelitian ini sebagai senyawa penandanya digunakan lupeol. Lupeol digunakan sebab senyawa lupeol secara prinsipnya ditemukan dalam tanaman buah umum dan mempunyai efek yang menguntungkan sebagai agen pengobatan dan pencegahan seperti anti inflammatory, anti-arthritic dan sebagai senyawa chemopreventive (Wal P. dkk., 2011).

  Semirata 2013 FMIPA Unila Guirong et al.,1993), acacetin, kaempferol, chrysoeriol, luteolin, isorhamnetin (Qu Guirong et al., 1995), quercetin-3-O-

  Jika produk obat herbal mengandung beberapa obat herbal dan jika tidak mungkin untuk menentukan kestabilan dari tiap unsur aktifnya, kestabilan produk obat harus ditentukan oleh kromatogram sidik jari yang sesuai, metoda pengujian yang sesuai, dan pengujian fisika dan pancaindera atau pengujian lain yang sesuai (CPMP, 2001).

  Tujuan uji kestabilan adalah untuk menyediakan keterangan bagaimana kualitas suatu bahan obat atau produk obat berubah dengan waktu di bawah pengaruh berbagai faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan cahaya maupun untuk menetapkan periode re-test untuk bahan obat atau jangka hidup produk obat dan merekomendasikan kondisi-kondisi penyimpanan (ICH, 2003).

  Kestabilan suatu obat atau bahan obat merupakan salah satu faktor yang paling utama, yang akan menentukan suatu senyawa atau campuran senyawa itu dapat dikembangkan menjadi suatu obat atau bahan obat. Kestabilan suatu bahan obat didefinisikan sebagai tingkat daya tahannya terhadap perubahan kimia dan fisika. Kemanjuran bahan obat harus tetap konstan atau berubah hanya di dalam batas yang ditetapkan oleh ketetapan yang sah sampai tanggal waktu habisnya (Racz, 1989).

  Dengan demikian S. arvensis ini cukup berpotensi sebagai bahan obat seperti yang telah dilaporkan sebelumnya. Untuk itu tentu saja diperlukan penelitian lainnya untuk menambah informasi mengenai tumbuhan ini sebagai bahan obat. Salah satu informasi yang cukup penting adalah mengenai kestabilan dari ekstraknya yang digunakan sebagai bahan obat.

  al. , 1982) disamping mengandung manitol, inositol, silika, kalium dan saponin.

  - amyrin, -amyrin, lupeol, taraxasterol (lactuserol), pseudo-taraxasterol (Hooper et

  arvensis mengandung terpenoid, yaitu

  -L- rhamnoside, kaempferol-3,7- -L- dirhamnoside (Qu, Guirong et al., 1996). Selanjutnya dilaporkan juga bahwa S.

  Sebanyak 40 g sampel S. arvensis dimaserasi dalam 1000 mL metanol pada titik didihnya selama 6 jam. Maserasi dilakukan menggunakan kondenser untuk

  HPLC untuk mendapatkan puncak lupeol pada kromatogram. Larutan standard lupeol 500 ppm dalam metanol juga dianalisis dengan

  • – C

  Gambar 1 Kromatogram HPTLC dari ekstrak metanol S. arvensis dan lupeol setelah disimpan selama 6 bulan (a = lupeol dan b = 0, c = 1, d = 2, e = 3, f = 4, g = 5, dan h = 6 bulan penyimpanan) pada suhu kamar (25 o

  Hasil dari analisis HPTLC terhadap ekstrak metanol S. arvensis dan lupeol sebagai senyawa penanda yang dilakukan triplikat dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

  HASIL DAN DISKUSI Analisis Kromatografi Lapisan Tipis Kinerja Tinggi (HPTLC)

  C adalah konsentrasi lupeol, t adalah 0 (nol) bulan, sebelum disimpan dan t m adalah waktu penyimpanan (bulan).

  tm )/C t0 x 100

  Degradasi (%) = (C t0

  5 variasi konsentrasi yang diencerkan menggunakan program injektor. Kolom yang digunakan adalah LiChroCART RP-18, (250 x 4,6 mm diameter, ukuran partikel 5 μm, Merck Darmstadt, Germany), fasa geraknya adalah metanol: asetonitril (45: 55) dengan kecepatan alir 0.2 mL/ min dan volume injeksi 3 μL. Kromatogram dideteksi pada 208 nm. Lupeol pada kromatogram diketahui dengan waktu retensinya (Rt) yang sama dengan lupeol penanda. Konsentrasi lupeol dalam ekstrak ditentukan berdasarkan persamaan regresi dari lupeol standar. Persen degradasi lupeol ditentukan dengan rumus:

  Ekstrak metanol yang diperoleh dari maserasi di atas dilarutkan dalam metanol kualitas HPLC sehingga diperoleh konsentrasinya 100 ppm sebanyak 100 mL. Setelah dihomogenkan dengan sonikator kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman milipore ,45 μm. Selanjutnya filtratnya dilakukan analisis

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  Penentuan kandungan Lupeol dalam Ekstrak Metanol dengan HPLC

  Larutan ekstrak metanol dibuat dengan konsentrasi 15 mg/mL dalam metanol. Larutan lupeol 500 ppm juga dibuat untuk digunakan sebagai senyawa penanda. Ekstrak dan senyawa penanda ditotolkan pada plat TLC (20 x 10 cm) menggunakan Camag Linomat 5 . Sebagai fasa gerak digunakan kloroform. Sebagai penampak noda digunakan anisaldehid-asam sulfat pekat dengan cara disemprotkan. Gambar profil TLC diambil menggunakan Camag Reprostar 3 Digital Canon Camera pada 365 nm dan sinar tampak. Scanner Camag TLC 3 digunakan untuk menilai totolan (komponen) pada plat TLC pada 365 nm. Data diproses menggunakan software winCATS.

  Analisis Kromatografi Lapisan Tipis Kinerja Tinggi (HPTLC)

  dengan kelembaban relative 65  5%. dengan menggunakan larutan natrium klorida untuk mengontrolnya. Setiap bulannya selama 6 bulan ditentukan kembali kandungan lupeolnya.

  25  2 ºC )

  Terhadap ekstrak metanol ini dilakukan analisis dengan kromatografi lapis tipis kinerja tinggi (HPTLC) dan ditentukan kandungan lupeolnya dengan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Ini merupakan analisis awal (0 bulan). Selanjutnya ekstrak disimpan dalam wadah tertutup pada suhu kamar (

  Semirata 2013 FMIPA Unila mencegah penguapan pelarut. Kemudian campuran disaring dan filtratnya diuapkan menggunakan vacum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak metanol.

  C)

  25.16

  5

  3

  2

  2.73

  4

  3

  2.92

  4

  1

  10.80

  6

  5

  14.36

  7

  6

  2.52

  2

  

Afrizal Itam dkk: Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk Merah (syzygium campanulatum

korth.) Serta Pengujian Antioksidan dan Aplikasi sebagai Pewarna Alami

  ini selama penyimpanan mengalami perubahan. Ini juga dapat dikatakan bahwa ekstrak metanol ini mengalami perubahan selama penyimpanan pada suhu kamar. Namun demikian jumlah spotnya setiap plat selalu sama. Ini menyatakan bahwa konstituen yang terkandung dalam ekstrak selalu sama.

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  Gambar 2 Kromatogram 3D-HPTLC dari ekstrak metanol S. arvensis dan lupeol setelah disimpan selama 6 bulan (a = lupeol dan b = 0, c = 1, d = 2, e = 3, f = 4, g = 5, dan h = 6 bulan penyimpanan) pada suhu kamar (25 o

  C)

  Gambar ini diambil di bawah lampu UV 365 nm. Gambar 1 merupakan kromatogram pada plat KLT, sedangkan

  Gambar 2 merupakan kromatogram 3D nya. Dari kromatogram pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa spot yang dihasilkan intensitasnya tidak sama pada setiap plat KLT. Begitu juga pada Gambar 2, memperlihatkan bahwa intensitas atau tinggi setiap kromatogram juga tidak sama. Ini menunjukkan bahwa konstituen yang terkandung dalam ekstrak metanol S.

  arvensis

  Penentuan kandungan Lupeol dalam Ekstrak Metanol dengan HPLC

  1

  Penentuan lupeol sebagai senyawa penanda menunjukkan linieritas yang tinggi, yaitu dari lima macam konsentrasi senyawa standar lupeol diperoleh persamaan regresi y = 0,9947x

  2 )=0,9739.

  Analisis terhadap ekstrak metanol S.

  arvensis yang disimpan selama 6 bulan

  menunjukkan bahwa kromatogram yang dihasilkan dari setiap bulannya tidak sama, intensitas puncak ada yang berkurang dan ada yang bertambah dan bahkan ada yang terbentuk puncak baru. Ini menunjukkan bahwa konstituen dalam ekstrak telah mengalami dekomposisi atau terbentuk senyawa baru selama penyimpanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama penyimpanan konstituen-konstituen dalam ekstrak tidak stabil. Lupeol dalam ekstrak juga mengalami perubahan atau terdegradasi selama penyimpanan. Persen degradasi dari lupeol dalam ekstrak ini ditunjukkan pada Tabel 1. Pada tabel tersebut memperlihatkan bahwa lupeol yang terkandung dalam ekstrak metanol terdegradasi selama penyimpanan. Semakin lama waktu penyimpanannya semakin banyak yang terdegradasi. Namun demikian penyimpanan sampai 3 bulan masih cukup kecil yang terdegradasi, yaitu 2,92% Tabel 1 Persen degradasi lupeol dalam ekstrak metanol S. arvensis pada penyimpanan

  No Lama penyimpanan

  Degradasi lupeol (bulan) (%)

  • – 17,693 dengan harga koefisien korelas (R

  Bondarenko, V.G., Glyzin, V.I., Shelyuto,

  

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

  KESIMPULAN

  Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol S.

  arvensis tidak stabil selama penyimpanan

  pada suhu kamar. Walaupun demikian lupeol yang digunakan sebagai penanda di dalam ekstrak metanol tersebut cukup stabil sampai 3 bulan penyimpanan, hanya terdegradasi sebanyak 2,92%. sedangkan setelah 6 bulan penyimpanan lupeol yang terkandung dalam ekstrak terdegradasi 25,16 %.

DAFTAR PUSTAKA

  Afrizal, I., dan Ismail, Z. (2011), Aktifitas Antioksidan dari Ekstrak Metanol Sonchus arvensis, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia Himpunan Kimia Indonesia Cabang Sumbar, 26-33 Afrizal I, Ismail, Z., dan Abdul Majid, A.

  M. S. (2011), Uji Aktifitas Ekstrak Air Sonchus arvensis Terhadap Pertumbuhan Kristal Kalsium Oksalat, Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN Wilayah Barat ke 24.

  Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1977)1 Materia Medika Indonesia, edisi 1, Jakarta, Pp. 95

  Dalimartha, S. (2001) Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, edisi 1, Jakarta: Trubus Agriwidya, Pp. 158 –161.

  Committee for Proprietary Medicinal Product (CPMP) (2001) Note for Guidance on Quality of Herbal Medicinal Products, European Medicinal Evaluation Agency, London, 7p.

  Chapman, K. and Chomchalow, N. (2005) Production of Medicinal Plants in Asia, Acta Horticulturae, 679, 45-59.

  Bondarenko, V. G., Glyzin, V. I. and Shelyuto, V. L. (1978) Sonchoside as a new flavonoids from Sonchus arvenise, Chemical Abstract, 1978, 89: 143361s, Khim. Prir. Soedin. (3), 403.

  V.L. and Smirnova, L.P. (1976) Flavonoids of Sonchus arvensis, Chemical Abstract, 1977, 86: 86101u, Khim. Prir. Soedin., (4), 542.

  • –99 Hooper, S.N, Chandler, R. F., Lewis, E. and

  Issled. Lek. Prep. , 91-92.

  Sulaksana, J., Santoso, B. and Jayusman, D.

  Semirata 2013 FMIPA Unila

  A. S. (2000) Tanaman

  Wijayakusuma, H., Dalimartha, S. and .Wirian,

  (1991)2 Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi 1, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Pp. 536 –537.

  Syamsuhidayat, S. S. and Hutapea, J. R.

  I. (2004) Tempuyung, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat, Jakarta: Penebar Swadaya, Pp. 31-33.

  International Conference on Harmonisation (ICH), (2003) Stability Testing of New Drug Substances and Products, ICH Steering Committee, 15 p.

  Flavonoids of Sonchus arvensis L, Chemical Abstract, 1978, 88: 186099j, Fitokhim. Izuch. Flory BSSR Biofarma.

  Jamieson, W. D. (1982) Simultaneous Determination of Sonchus arvensis L. Triterpenes by Gas Chromatography- Mass Spectrometry, Lipids, 17, 60-63.

  Bondarenko, V.G., Glyzin, V.I. and Shelyuto, V.L. (1973) Flavonoids of Sonchus arvensis flowers, Chemical Abstract, 1974, 80: 118201w, Khim.

  Prir. Soedin, 9 (4), 554-555. Bondarenko,

  V.G., Glyzin

  V.I., Ban‗kovskii, .I. and Shelyuto, V.L. (1974) Isocinaroside, a new flavone glycoside from Sonchus arvensis, Chemical Abstract, 1975, 82: 86556p, Khim. Prir. Soedin., (4),665.

  Bondarenko, V. G., Shelyuto, V. L., Glyzin,

V. I. and Khoron‘ko, . T. 1975

  

Afrizal Itam dkk: Isolasi Antosianin dari Buah Pucuk Merah (syzygium campanulatum

korth.) Serta Pengujian Antioksidan dan Aplikasi sebagai Pewarna Alami

  Berkhasiat Obat di Indonesia, edisi 1, Qu, Guirong, Li Xinxin, and Liu Jian Jakarta: Pustaka Kartini, Pp. 71-73. (1996) Studie on flavonol glycosides of

  Sonchus arvensis, Chemical Abstract, Qu, Guirong, Wang Suxian, Wu Li Jun, and

  1996, 125: 323027h, Zhongguo Li Xian (1993) Chemical constituents of Zhongyao Zazhi, 21 (5), 292-294.

  Sonchus arvensis, Chemical Abstract, 1993, 119: 4959t, Zhongguo Zhongyao Racz, I. (1989) Drug formulation, Zazhi, 18 (2), 101-102. Chichester, New York, Brisbane,

  Toronto, Singapore: John Wiley and Qu, Guirong, Liu Jian, Li Xinxin, Wang

  Sons, 416p Suxian, Wu Li Jun, and Li Xian (1995) Flavonoids of lieyejumaicai (Sonchus Wal P., Wal, A., Sharma, G dan Rai AK arvensis), Chemical Abstract, 1995, 123: (2011), Biological activities of lupeol, 79557b, Zhongcaoyao, 26 (5), 233-235. Immunology Research Abs., 2 (2) : 96-103

  Semirata 2013 FMIPA Unila