prosa Berawal Dari Membuang Sampah
Tugas Prosa Anak
“Berawal dari Membuang
Sampah”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia di SD
Dosen Pengampu: Mudzanatun, S.Pd, M.Pd
Oleh:
Rosalina Tri SeptiWulandari
12120490 / 5J
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015
Berawal dari Membuang Sampah
Hari Minggu telah tiba, udara terasa
sejuk. Amir bangun pagi pukul 05.00 WIB.
Lalu Amir merapikan tempat tidur, mencuci
muka,
menggosok
gigi,
dan
menyisir
rambutnya. Setelah itu ia bergegas ke dapur
mempersiapkan
bekalnya
sendiri.
Ia
mengambil 6 helai roti tawar, selai kacang
dari kulka slalu mengolesinya menggunakan
pisau. Kemudian Amir merebus air untuk
membuat susu. Ia membuka satu sashet susu
cokelat
dan
sesendok
madu.
mencampurnya kedalam gelas,
Ia
setelah
diaduk rata ia memasukkannya kedalam
botol minuman. Tak lama kemudian, Amir
sudah
selesai
menyiapkan
segala
kebutuhannya. Amir berpamitan dengan
ibunya yang sedang mencuci baju. Lalu ia
menghampiri sepeda birunya yang terparkir
rapi di bagasi, setelah memakai sepatu ket
favoritnya. Ia mengayuh sepedanya menuju
rumah Evan yang letaknya tak jauh dari
rumahnya, hanya 15 menit perjalanan bila
ditempuh menggunakan sepeda. Pukul 05.30
Amir mengayuh sepedanya menuju rumah
Evan.
Amir sampai di rumah Evan pukul
05.45 WIB. Evan sudah siap juga dengan
bekal dan sepedanya. Sebelum bersepeda
mereka
melakukan
pemanasan
terlebih
dahulu agar tidak keram. Hari minggu ini
mereka bersepeda mulai dari jalan Jati
menuju jalan Kanfer melewati jalan Tusam
hingga akhirnya berhenti di sebuah taman
bernama Taman Tirto Agung.
“ Evan ayo istirahat sebentar di taman
ini!” kata Amir kepada Evan
“ Iya Amir, ayo kita makan bekal kita!“
balas Evan
Mereka berdua menikmati bekalnya
masing-masing. Amir membawa roti dan
susu sapi, Evan membawa sandwich dan air
putih dalam kemasan botol. Mereka bertukar
bekal dan bercanda ria.
Kotak
makanan
mereka
sudah
kosong. Evan melempar botol air putihnya
ke lapangan bola yang ada di taman itu.
“ Evan, mengapa kamu membuang
botolmu disitu?” Tanya Amir kepada Evan
Evan menjawab “biarlah,,,disini juga
ada banyak sampah bertebaran”
“Jangan
sembarangan
membuang
Evan.”
sampah
Kata
Amir
mengingatkan.
“Mengapa kamu hanya memarahi
aku? Ada banyak orang yang membuang
sampah di sini, marahi juga orang lain yang
membuang sampah sembarangan. Huh!
”sahut Amir dengan jengkel dan menunjuk
kearah
orang-
sampah
orang
sembarangan
yang
membuang
lalu
pergi
meninggalkan Amir.
Amir tidak menanggapi kemarahan
Evan. Ia mengambil botol minuman yang
dibuang Evan lalu meletakkannya ketempat
sampah. Amir juga memunguti sampah-
sampah yang lain. Evan melihat tindakan
Amir dari kejauhan. Ada perasaan malu
dalam hati Evan. Evan menarik nafas panjang
lalu
mengulurkan
tangannya
untuk
mengambil sampah-sampah yang ada di
sekitar tempatnya duduk. Amir dan Evan
bertemu di sudut taman. Mereka tersenyum
puas.
“Amir, maafkan aku ya.” Kata Evan
“Maafuntukapa Evan?” Tanya Amir
takmengerti
“Maafkan
aku
karena
telah
membuang sampah sembarangan” kata Evan
sambil menunduk malu.
“ Iya Evan, sudah kulupakan masalah
itu.
Mulai
sekarang,
ayo
kita
rawat
lingkungan kita dengan cara membuang
sampah pada tempatnya. Lingkungan yang
bersih enak dipandang, Evan. ”Tambah Amir
“Iya ya, benar juga,,,, setelah ini aku
mau merapikan kamarku
dan membuang
sampah yang berserakan di kamarku,,,,
hehehehehe” ucap Evan penuh semangat.
“Kalau sudah rapi kabari aku ya Evan,
aku ingin tidur di kamarmu yang bersih” kata
Amir
“ Oh iya,,,,, bila perlu aku juga mau
membantumu
membersihkan
rumahmu.
Agar ibumu senang.“ tambah Amir
“ Ya benar katamu, aku ingat,
beberapa hari lagi
orang tuaku akan
merayakan ulang tahun perkawinan mereka.”
Ucap Evan
“ Nah itu berarti kamu dapat
memberikan kado mereka dengan cara
merapikan rumahmu. Itu pasti akan jadi kado
istimewa
darimu.”
Ucap
Amir
sambil
tersenyum.
Evan
terdiam
membayangkan
dirinya
sesaat.
Ia
sedang
membersihkan setiap ruangan dari sudut ke
sudut. Setelah ia selesai membersihkan
rumah ia menyiapkan kue ulang tahun
lengkap dengan lilin menyala di atas kue
ulang tahun. Sementara Amir kembal sibuk
dengan membersihkan sampah- sampah di
sudut taman yang lain.
“ hm,,,,, kesannya benar- benar
istimewa” gumam Evan pada dirinya sendiri
mengakhiri lamunannya.
Waktu sudah menunjukkan Pukul
09.00 WIB. Sudah waktunya mereka pulang
dan melakuka naktivitas- aktivitas yang lain
bersama keluarganya. Kedua sahabat karib
itu pun mengayuh sepedanya kembali
menuju
rumah
mereka
masing-masing
dengan hati senang melewati jalan
yangberbeda.
“Berawal dari Membuang
Sampah”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia di SD
Dosen Pengampu: Mudzanatun, S.Pd, M.Pd
Oleh:
Rosalina Tri SeptiWulandari
12120490 / 5J
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015
Berawal dari Membuang Sampah
Hari Minggu telah tiba, udara terasa
sejuk. Amir bangun pagi pukul 05.00 WIB.
Lalu Amir merapikan tempat tidur, mencuci
muka,
menggosok
gigi,
dan
menyisir
rambutnya. Setelah itu ia bergegas ke dapur
mempersiapkan
bekalnya
sendiri.
Ia
mengambil 6 helai roti tawar, selai kacang
dari kulka slalu mengolesinya menggunakan
pisau. Kemudian Amir merebus air untuk
membuat susu. Ia membuka satu sashet susu
cokelat
dan
sesendok
madu.
mencampurnya kedalam gelas,
Ia
setelah
diaduk rata ia memasukkannya kedalam
botol minuman. Tak lama kemudian, Amir
sudah
selesai
menyiapkan
segala
kebutuhannya. Amir berpamitan dengan
ibunya yang sedang mencuci baju. Lalu ia
menghampiri sepeda birunya yang terparkir
rapi di bagasi, setelah memakai sepatu ket
favoritnya. Ia mengayuh sepedanya menuju
rumah Evan yang letaknya tak jauh dari
rumahnya, hanya 15 menit perjalanan bila
ditempuh menggunakan sepeda. Pukul 05.30
Amir mengayuh sepedanya menuju rumah
Evan.
Amir sampai di rumah Evan pukul
05.45 WIB. Evan sudah siap juga dengan
bekal dan sepedanya. Sebelum bersepeda
mereka
melakukan
pemanasan
terlebih
dahulu agar tidak keram. Hari minggu ini
mereka bersepeda mulai dari jalan Jati
menuju jalan Kanfer melewati jalan Tusam
hingga akhirnya berhenti di sebuah taman
bernama Taman Tirto Agung.
“ Evan ayo istirahat sebentar di taman
ini!” kata Amir kepada Evan
“ Iya Amir, ayo kita makan bekal kita!“
balas Evan
Mereka berdua menikmati bekalnya
masing-masing. Amir membawa roti dan
susu sapi, Evan membawa sandwich dan air
putih dalam kemasan botol. Mereka bertukar
bekal dan bercanda ria.
Kotak
makanan
mereka
sudah
kosong. Evan melempar botol air putihnya
ke lapangan bola yang ada di taman itu.
“ Evan, mengapa kamu membuang
botolmu disitu?” Tanya Amir kepada Evan
Evan menjawab “biarlah,,,disini juga
ada banyak sampah bertebaran”
“Jangan
sembarangan
membuang
Evan.”
sampah
Kata
Amir
mengingatkan.
“Mengapa kamu hanya memarahi
aku? Ada banyak orang yang membuang
sampah di sini, marahi juga orang lain yang
membuang sampah sembarangan. Huh!
”sahut Amir dengan jengkel dan menunjuk
kearah
orang-
sampah
orang
sembarangan
yang
membuang
lalu
pergi
meninggalkan Amir.
Amir tidak menanggapi kemarahan
Evan. Ia mengambil botol minuman yang
dibuang Evan lalu meletakkannya ketempat
sampah. Amir juga memunguti sampah-
sampah yang lain. Evan melihat tindakan
Amir dari kejauhan. Ada perasaan malu
dalam hati Evan. Evan menarik nafas panjang
lalu
mengulurkan
tangannya
untuk
mengambil sampah-sampah yang ada di
sekitar tempatnya duduk. Amir dan Evan
bertemu di sudut taman. Mereka tersenyum
puas.
“Amir, maafkan aku ya.” Kata Evan
“Maafuntukapa Evan?” Tanya Amir
takmengerti
“Maafkan
aku
karena
telah
membuang sampah sembarangan” kata Evan
sambil menunduk malu.
“ Iya Evan, sudah kulupakan masalah
itu.
Mulai
sekarang,
ayo
kita
rawat
lingkungan kita dengan cara membuang
sampah pada tempatnya. Lingkungan yang
bersih enak dipandang, Evan. ”Tambah Amir
“Iya ya, benar juga,,,, setelah ini aku
mau merapikan kamarku
dan membuang
sampah yang berserakan di kamarku,,,,
hehehehehe” ucap Evan penuh semangat.
“Kalau sudah rapi kabari aku ya Evan,
aku ingin tidur di kamarmu yang bersih” kata
Amir
“ Oh iya,,,,, bila perlu aku juga mau
membantumu
membersihkan
rumahmu.
Agar ibumu senang.“ tambah Amir
“ Ya benar katamu, aku ingat,
beberapa hari lagi
orang tuaku akan
merayakan ulang tahun perkawinan mereka.”
Ucap Evan
“ Nah itu berarti kamu dapat
memberikan kado mereka dengan cara
merapikan rumahmu. Itu pasti akan jadi kado
istimewa
darimu.”
Ucap
Amir
sambil
tersenyum.
Evan
terdiam
membayangkan
dirinya
sesaat.
Ia
sedang
membersihkan setiap ruangan dari sudut ke
sudut. Setelah ia selesai membersihkan
rumah ia menyiapkan kue ulang tahun
lengkap dengan lilin menyala di atas kue
ulang tahun. Sementara Amir kembal sibuk
dengan membersihkan sampah- sampah di
sudut taman yang lain.
“ hm,,,,, kesannya benar- benar
istimewa” gumam Evan pada dirinya sendiri
mengakhiri lamunannya.
Waktu sudah menunjukkan Pukul
09.00 WIB. Sudah waktunya mereka pulang
dan melakuka naktivitas- aktivitas yang lain
bersama keluarganya. Kedua sahabat karib
itu pun mengayuh sepedanya kembali
menuju
rumah
mereka
masing-masing
dengan hati senang melewati jalan
yangberbeda.