Pengaruh rokok terhadap kapasitas vital

PENGARUH ROKOK PADA KAPASITAS VITAL PARU PADA
PEROKOK RINGAN (INDEKS BRINKMAN < 200)

USULAN PENELITIAN

Tinton Susanto Putra
1110158

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANDUNG
2014

LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL

PENGARUH ROKOK PADA KAPASITAS VITAL PARU
PADA PEROKOK RINGAN (INDEKS BRINKMAN <
200)

PENYUSUN


TINTON SUSANTO PUTRA

NRP

1110158

Bandung, Januari 2014
Menyetujui

Pembimbing utama,

Pembimbing pendamping,

(Dra. Sri Utami, M.Kes)

(dr. Pinandojo Djojosoewarno, drs. AIF)

N.I.K. 110041


N.I.K. 110023

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Tinton Susanto Putra

NRP

: 1110158

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri, bukan
duplikasi dari hasil karya orang lain.
Apabila di kemudian hari ini di ketahui tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi sesuai aturan yang berlaku.


Demikian pernyataan saya,

Bandung, Januari 2014

Tinton Susanto Putra

iii

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL…………………………………………………………………......

i

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................


iii

DAFTAR ISI................................................................................................

iv

ABSTRAK......................................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah................................................................................

2

1.3 Maksud dan Tujuan.…………................................................................


2

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................

2

1.4.1 Manfaat Praktis.....……………………………………………….

2

1.4.2 Manfaat Akademis……………………………………………..

2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian........................................

3

BAB III BAHAN DAN SUBJEK PENELITIAN

3.1 Alat Bahan dan Subjek Penelitian...........................................................

5

3.1.1 Alat-alat yang Digunakan...............................................................

5

3.1.2 Subjek Penelitian............................................................................

5

3.2 Metode Penelitian....................................................................................

6

3.2.1 Variabel Penelitian.........................................................................

6


3.3 Prosedur Penelitian..................................................................................

6

3.3.1 Data yang Diukur...........................................................................

7

3.3.2 Analisis Data..................................................................................

7

3.3.3 Hipotesis.........................................................................................

7

3.3.4 Kriteria Uji.....................................................................................

8


DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

9

iv

ABSTRAK
PENGARUH ROKOK PADA KAPASITAS VITAL PARU
PADA PEROKOK RINGAN (INDEKS BRINKMAN < 200)
PADA PRIA DEWASA
Tinton Susanto Putra, 2014, Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno dr.,
Drs., AIF.
Pembimbing II : Sri Utami Dra., M Kes.
Di Indonesia tidak semua pelayanan kesehatan primer terutama di
puskesmas dan rumah sakit daerah memiliki spirometri untuk mengukur
kapasitas vital seseorang, biasanya pasien harus datang ke laboratorium
pusat untuk melaksanakan tes fungsi paru yang pada umumnya terdapat
dikota-kota besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rokok pada
kapasitas vital paru pada perokok ringan (indeks Brinkman < 200).

Penelitian ini dilakukan pada 30 orang mahasiswa pria FK UKM
yang berumur 18-25 tahun.. Tombol pengatur pada autospirometri
disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, tinggi badan subjek penelitian.
Tombol pengatur diarahkan pada VC pred, subjek penelitian menarik nafas
sedalam mungkin, lalu meniup alat tiup sekaligus secepat-sepatnya dan
sekuat-kuatnya sampai habis, dan percobaan diulang sebanyak 3x, lalu
diambil nilai terbaik. Setelah itu subjek penelitian akan merokok satu
batang rokok filter untuk langsung diambil hasil kapasitas vital untuk
kedua kalinya sesaat setelah merokok. Analisis data menggunakan statistik
deskriptif uji t berpasangan dengan α = 0,05

v

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penyakit paru obstruktif kronis merupakan salah satu penyebab utama
kematian di dunia. Penyebab utama penyakit paru obstruktif kronis salah satunya
adalah rokok. Rokok mengandung zat-zat karsinogenik berbahaya semacam tar,

nikotin, dan karbon monoksida. Ironisnya sejumlah 80,4% populasi di Indonesia
adalah perokok dan Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan perokok
terbanyak di dunia, tetapi hanya delapan dari sepuluh orang di Indonesia yang
benar-benar mengetahui tentang bahaya rokok (Global Adult Tobacco Survey
2011). Terdapat derajat berat merokok menurut index Brinkman yaitu, lamanya
merokok dikali jumlah rokok per hari. Perokok ringan dengan skor < 200, sedang
200–599, dan berat > 600.
Diagnosis penyakit paru obstruktif dapat dilakukan dengan metode-metode
yang bersifat morfologis atau fisiologis. Uji fungsi paru secara fisiologis adalah
dengan mengukur ventilasi paru (Wilson, 2006). Metode sederhana untuk
mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat volume udara masuk dan
keluar paru menggunakan alat yang disebut spirometri (Guyton, 2008).
Indonesia memiliki kendala yang memang merupakan masalah seluruh negara
berkembang, yaitu masalah pemerataan, termasuk pemerataan alat-alat dalam
bidang kedokteran seperti halnya spirometri, dimana tidak semua pelayanan
kesehatan primer terutama di puskesmas dan rumah sakit daerah memilikinya
(Perhimpunan

Dokter


Paru

Indonesia,

2004).

Bilamana

pasien

ingin

melaksanakan tes fungsi paru, ia harus datang ke laboratorium pusat untuk
melakukannya (Martin, 1987). Sehingga pasien yang keadaannya kurang baik
yang dirawat di pusat pelayanan kesehatan yang tidak memiliki spirometri akan
mengalami kendala untuk melakukan tes fungsi paru.
Kapasitas paru pada penderita penyakit paru obstruktif kronis berkurang
signifikan dikarenakan zat yang terdapat pada rokok. Kapasitas paru terdiri dari

vi

kapasitas inspirasi, kapasitas residu fungsional, kapasitas paru total, dan kapasitas
vital paru (Guyton, 2008).
Penurunan kapasitas paru antara lain disebabkan oleh rokok, umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, posisi tubuh, latihan fisik, kekuatan otot–otot pernapasan,
serta distensibilitas paru dan dinding dada (Guyton, 2008).
Pengukuran kapasitas vital paru dapat dilakukan dengan menggunakan
spirometri, ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain one stage vital
capacity dan two stage vital capacity

Peneliti teratarik untuk melakukan penelitian berujudul pengaruh rokok pada
kapasitas vital paru pada perokok ringan (indeks Brinkman < 200). Perokok
ringan adalah orang yang memenuhi kriteria indeks Brinkman < 200 yang
merupakan hasil daripada lamanya merokok (tahun) dikali jumlah rokok per hari
(batang).

1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah rokok dapat mempengaruhi kapasitas vital paru pada perokok
ringan
2. Bagaimana kapasitas vital paru sebelum merokok dibandingkan dengan
setelah merokok

1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian adalah untuk mengetahui bahaya rokok pada paru dan
tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh rokok pada kapasitas
vital paru mahasiswa FK-UKM

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1

Manfaat Praktis
Memberi pengetahuan pada masyarakat, khususnya mahasiswa
mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan terutama sistem pernapasan

1.4.2

Manfaat Akademis

vii

Diharapkan dengan mengetahui pengaruh rokok terhadap kapasitas
vital paru, dapat membantu penanganan bagi seseorang yang
mengalami masalah pada sistem pernapasannya

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Kapasitas vital (KV) adalah jumlah udara terbesar yang dapat diekspresikan
setelah usaha inspirasi maksimal. Secara klinik sering diukur sebagai indeks
fungsi paru. KV memberikan informasi bermanfaat tentang kekuatan otot
pernafasan (Ganong, 2002).
Pemeriksaan faal paru merupakan pemeriksaan yang lebih peka untuk
mengetahui perubahan patologis dan saluran pernafasan dibandingkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan faal paru
yang dilakukan adalah pemeriksaan spirometri untuk mendapatkan nilai KV
(Syamsiah A, Yunus F, 1997). KV Paru dapat dihitung dengan menggunakan
rumus dari Baldwin : KV = (27,63-0,112A) + Height (Georges D, 1920)
Rokok dapat mempengaruhi kapasitas vital dengan cara mencegah cilia untuk
berfungsi dengan baik sehingga cilia tidak dapat mengeluarkan kotoran, jika cilia
rusak maka zat kimia dari rokok yang terinhalasi akan menetap dan mengiritasi
paru yang mengakibatkan inflamasi maupun infeksi
Setiap kali menghisap rokok, bahan-bahan pencemar dan beracun seperti
karbon monoksida, tar, dan nikotin akan masuk ke dalam paru-paru dan merusak
kantung

alveolar

sebagai

tempat

pertukaran

oksigen

sehingga

akan

mengakibatkan tidak elastisnya kantung alveolar yang dapat mengakibatkan
emfisema paru
Nikotin dalam rokok merupakan suatu zat bronkokonstriktor yang
mengakibatkan penyempitan pada bronkus juga dan vasokonstriksi pembuluh
darah yang dapat membuat kerja jantung untuk mendistribusikan oksigen menjadi
lebih berat sehingga dapat pula mempengaruhi kerja paru untuk menukar antara
karbon dioksida dan oksigen (http://www.asiancancer.com/indonesian/cancertopics/lung-cancer/, 2012).
Hipotesis Penelitian :

viii

1. Rokok mempengaruhi kapasitas vital paru
2. Kapasitas vital paru sebelum merokok akan lebih besar daripada
setelah merokok

ix

BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1

Alat Bahan dan Subjek Penelitian

3.1.1

Alat–alat yang Digunakan
1. Alat spirometri
2. Rokok

3.1.2

Subjek Penelitian
Subjek penelitian (SP) terdiri dari 30 orang mahasiswa FK-UKM yang

berumur antara 18-25 tahun yang bersedia menjadi SP secara sukarela, yang telah
mengisi inform consent dengan beberapa kriteria inklusi.
kriteria inklusi :
1.Laki-laki
2.Usia 18-25 tahun
3.Index Brinkman < 200
Index Brinkman






= jumlah rokok / hari ( batang ) x lama merokok ( tahun )

1–199

= perokok ringan

200–599

= perokok sedang

> 600

= perokok berat

Besar sampel penelitian ditentukan berdasarkan taraf kepercayaa 95%
dan power test (kekuatan uji) 80% dengan menggunakan rumus besar sampel
untuk menguji perbedaan rata-rata data berpasangan

Rumus (Colton T, 1987)
n = σ2 (Z1-α + Z1-β)2
d2
Keterangan :
n = besar sampel

x

α = 0,05
β = 0,2
Z1-α dan Z1-β dari tabel distribusi normal standar. untuk taraf kepercayaan 95%
nilai Z1-α = 1,96 untuk power test 80% nilai Z1-β = 1,04.
Hasil :
n = (17)2 (1,96 + 1.04)2
102
289 (3)2

n=

100
n = 26,01
n = 30 SP

3.2

Metode Penelitian
Prospektif penelitian laboratorium sungguhan bersifat komparatif,

memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Data yang diukur yaitu jumlah rokok dalam batang dan kapasitas vital
dalam %. Analisis data memakai uji t berpasangan dengan α= 0,05
3.2.1

Variabel Penelitian

1. Pengaruh rokok dengan KV
o Variabel Perlakuan

: Rokok berfilter

o Variabel Respon

: Kapasitas vital (KV)

KV diukur dengan cara melihat angka yang terdapat pada spirometri
setelah SP melakukan ekspirasi maksimal.

3.3

Prosedur Penelitian
Persiapan sebelum tes :
1. Cukup tidur
2. Tidak melakukan aktivitas berat
3. Tidak merokok
Pada hari tes :

xi

1. Tidak melakukan aktivitas berat
2. Istirahat dengan cara duduk selama 10 menit
3. Tidak merokok sebelum melakukan tes

Tes Kapasitas vital :
1. Tombol diatur sesuai dengan SP yang meliputi jenis kelamin, umur, dan tinggi
badan.
2. Setelah power alat di jalankan, tombol pengatur di tengah diarahkan pada KV
pred. sehingga diketahui berapa perkiraan KV untuk orang tersebut.
3. Setelah subjek penelitian bersiap-siap dengan alat tiup didalam mulut, SP
menarik nafas sedalam mungkin kemudian mengeluarkan nafasnya, dengan cepat
dan sekuat-kuatnya sampai habis (inspirasi maksimal diikuti ekspirasi maksimal).
Setelah pengeluaran nafas habis lampu Read (baca) langsung menyala.
4. Sebagai hasil akhir adalah nilai yang paling baik, yang dicatat dalam 3 kali
percobaan.
5. SP merokok 1 (satu) batang rokok , lalu kembali melakukan pengecekan KV
dalam waktu kurang dari 2 (dua) jam setelah merokok
6. Hasil akhir dicatat dan dibandingkan antara sebelum dan sesudah merokok

3.3.1

Data yang Diukur
KV diukur dalam % setelah menghembuskan nafas dengan cepat dan
sekuat-kuatnya sampai habis dalam waktu 6 detik.
Index Brinkman diukur dengan dihitung berapa jumlah batang rokok per
hari dikali dengan lamanya merokok dalam tahun

3.3.2

Analisis Data

1. Pengaruh rokok terhadap KV
3.3.3

Uji t berpasangan, dengan α=0,05

Hipotesis
H0

: Kapasitas vital setelah merokok sama atau bertambah
dibandingkan dengan kapasitas vital sebelum merokok

xii

H1

: Kapasitas vital setelah merokok berkurang dibandingkan dengan
kapasitas vital sebelum merokok

3.3.4

Kriteria Uji
Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak, adapun penilaian keeratan

hubungan menurut (Guilford, 1965) sebagai berikut :
0–0,2

= Lemah Sekali

0,2–0,4

= Lemah

0,4–0,7

= Sedang

0,7–0,9

= Kuat

0,9–1,0

= Kuat Sekali

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Kusumawardani,

Nunik. 2012.

Masalah

Rokok di

Indonesia .http://tcsc-

indonesia.org/wp-content/uploads/2012/10/Masalah-Rokok-di-Indonesia.pdf. 1
Februari 2014
Anonim 1. 2013. What’s In a Cigarette.http://www.lung.org/stop-smoking/aboutsmoking/facts-figures/whats-in-a-cigarette.html. 10 Januari 2014

Anonim 2. 2012. Smoking and Cancer.http://www.cancerresearchuk.org/cancerinfo/healthyliving/smokingandtobacco/whatsinacigarette/. 10 Januari 2014

Ganong W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta : EGC. hal.
624-6, 629
Guyton A.C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
…,…,…,…,…
Martin L. 1987. Pulmonary Physiologi in Clinical Practice. St. Louis: Mosby
Company. 18.
Perhimpunan

Dokter

Paru

Indonesia.

2004.

Pedoman

Diagnosis

dan

Penatalaksanaan di Indonesia PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis).

Jakarta: FKUI.
Syamsiah A, Yunus F. 1997. Pemeriksaan Spirometri Collins. J. Respirindo. 17 :
45-51.
Wilson L, Price S. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
759-760.

xiv