hubungan dukungan keluarga dengan peruba
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRIPADA
PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M.
HAULUSSY AMBON
STEVY LENAHATU S.Kep
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Kristen Indonesia Maluku
Jln. Ot. Pattimaipauw, Ambon-Maluku
ABSTRAK
Stroke merupakan penyakit yang menyerang jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran
darah dan oksigen kedalam otak. Pasien pasca stroke mengalami berbagai perubahan fungsi tubuh dan
konsep diri. Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Seringkali
stroke diikuti oleh gangguan psikologis termasuk gangguan konsep diri. Dukungan keluarga berperan
penting dalam menentukan proses penyembuhan seseorang termasuk pada pasien stroke.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep
diri pada klien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik cross sectiona l study. Penelitian ini
dilakukan di poliklinik saraf Rumah Sakit Umum dr M Haulussy Ambon yang berlangsung tanggal 22
april sampai dengan 02 mei 2015dengan teknik sampling a ksidenta l sa mpling dan menggunakan
kuesioner sebagai instrument penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang. Uji statistik
yang digunakan adalah uji Chi Squa re .
Hasil analisa univariat berdasarkan dukungan keluarga pada pasien pasca stroke didapatkan hasil
bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61 orang (68,5%) dan yang memiliki
dukungan keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%). Hasil analisa univariat berdasarkan perubahan
konsep diri pada pasien pasca stroke didapatkan hasil bahwa responden dengan perubahan konsep diri
yang positif lebih besar yaitu 52 orang (58,4%) dan responden dengan perubahan konsep diri yang negatif
sebanyak 37 orang (41,6%). Dengan nilai p = 0,001
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di
Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.
Kata kunci: Dukungan Keluarga, Perubahan Konsep Diri, Pasca Stroke.
PENDAHULUAN
Menurut
taksiran
World
Hea lth
Orga niza tion (WHO), stroke menempati posisi
ketiga sebagai penyakit utama penyebab kematian
di dunia. Sementara di Eropa dijumpai 650.000
kasus stroke setiap tahunnya (Sutrisno, 2007).
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap
tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang
berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada
usia produktif (Anderson, 2008). Penelitian yang
dilakukan oleh Bergersen (2010) di Norwegia
yang meneliti tentang kecemasan dan depresi 2
sampai 5 tahun pasca stroke menemukan bahwa
dengan menggunakan The Hospita l a nd
Depression Sca le (HADS) mengidentifikasi 36%
mengalami kecemasan dan 28% mengalami
depresi.
Angka kematian akibat PTM (Penyakit
Tidak Menular) di Indonesia terus meningkat dari
41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun
2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab
kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian
yang ada adalah stroke yaitu sebesar 15,4%
(Riskesdas, 2007). Survei yang dilakukan di
Indonesia pada tahun 2004, menunjukkan bahwa
stroke merupakan serangan yang mematikan
nomor satu di rumah sakit pemerintah yang ada di
hampir seluruh Indonesia, diperkirakan terdapat
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
1
500.000 penduduk yang terserang stroke (Medica,
2013). Depkes RI (2013) menyebutkan bahwa di
perkotaan, besar kematian akibat stroke pada
kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9 %,
sedangkan di pedesaan sebesar 11,5 %.
Data penelitian mengenai pengobatan stroke
hingga kini masih belum memuaskan walaupun
telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan
kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan
kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini serta
pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus
disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke
pada semua lapisan dan komunitas dalam
masyarakat (Anderson, 2008).
Dukungan
keluarga
mempengaruhi
kesehatan dengan melindungi diri penderita stroke
terhadap efek negatif dari stres yang berat. Peran
keluarga mempunyai pengaruh yang sangat tinggi
dalam perubahan konsep diri, suatu keluarga yang
kurang adanya dukungan keluarga tidak
mempunyai kemampuan dalam membangun harga
diri anggota keluarganya dengan baik, mengarah
pada perubahan konsep diri yang negatif, keluarga
akan memberikan umpan balik yang negatif dan
berulang-ulang akan merusak harga diri bagi
penderita, harga dirinya akan terganggu jika
kemampuannya menyelesaikan masalahnya tidak
adekuat.
Akhirnya
penderita
mempunyai
pandangan negatif terhadap penyakitnya dan
kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya
(Anonimus, 2011).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada
RSUD dr. M. Haulussy Ambon, didapatkan data
dari Rekaman Medik tentang klien pasca stroke
pada tahun 2012 sebanyak 1938 penderita, tahun
2013 sebanyak 1393 penderita, dan tahun 2014
sebanyak 1031 orang. Hasil wawancara penulis
dengan beberapa pasien di poliklinik saraf RSUD
dr M Haulussy ambon ditemukan keluhan dimana
pasien merasa kurang dihargai didalam keluarga,
kurang menyukai bentuk tubuhnya yang saat ini,
keadaan fisik pasien yang sekarang tidak sesuai
yang diinginkan, merasa tidak berguna lagi dan
tidak dibutuhkan oleh keluarganya, itulah yang
menjadi cikal bakal timbulnya gangguan konsep
diri pada diri pasien. Dukungan keluarga bagi
pasien seperti ini sangat dibutuhkan dalam rangka
membantu memenuhi kebutuhan dasar klien
termasuk psikologisnya. Berdassarkan uraian
diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan
perubahan konsep diri pada klien pasca stroke di
Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum dr. M.
Haulussy Ambon”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan keluarga dengan perubahan
konsep diri pada klien pasca stroke di Poliklinik
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy
Ambon.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke
Stroke merupakan penyakit yang menyerang
jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran
darah dan oksigen ke dalam otak. Berkurangnya
aliran darah dan oksigen ini disebabkan karena
adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya
pembuluh darah di dalam otak tersebut (Iskandar,
2011).
B. Konsep Diri
Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah
konsep memiliki arti gambaran, proses atau hal-hal
yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
sesuatu. Istilah diri berarti bagian-bagian dari
individu yang terpisah dari yang lain. Konsep diri
dapat diartikan sebagai gambaran seseorang
mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap
dirinya sendiri (KBBI, 2000)
Menurut Fitts dalam Mega (2013), konsep
diri berpengaruh kuat pada tingkah laku seseorang.
Konsep diri yang positif akan menghasilkan
penilaian diri yang positif yang akan menghasilkan
bentuk-bentuk tingkah laku yang positif pula.
Tingkah laku yang positif akan dapat mengurangi
sifat rendah diri, takut, kecemasan yang berlebihan
dan sebagainya.
C. Dukungan Keluarga
Friedman (1998) dalam Murniasih (2007)
menyatakan dukungan keluarga adalah sikap,
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan
keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
2
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian survey analitik dengan menggunakan
pendekatan “cross sectiona l study” yaitu
identifikasi semua karakter atau variabel yang
melekat pada subjek berdasarkan tujuan penelitian
yang telah ditetapkan sebelumnya pada satu
waktu.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 April
s/d 02 Mei 2015 di Poloklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.
Populasi pada penelitian ini adalah semua
pasien stroke yang melakukan kontrol pengobatan
di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
M. Haulussy Ambon tahun 2014 dengan rata-rata
kunjungan 115 orang setiap bulannya.
Perhitungan besar sampel dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin
(2009) sebagai berikut:
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel
Hasil perhitungan sampel sebagai berikut :
115
1 115(0,05) 2
115
=
1 115(0,0025)
115
= 1 0.2875
n=
115
= 1.2875
= 89.320
= 89
Jumlah sampel yang diperoleh dari
perhitungan dibulatkan menjadi 89 orang. Teknik
Pengambilan
sampel pada penelitian ini
menggunakan a ksidenta l sa mpling. Adapun cara
pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu dengan melihat kriteria subjek penelitian
yaitu pasien pasca stroke yang sedang melakukan
kontrol perawatan selama periode penelitian di
Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon,
dan bertemu dengan peneliti, maka peneliti
mengambil orang tersebut sebagai sampel dengan
memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.
Selanjutnya peneliti memberikan kuesioner kepada
responden untuk diisi.
Dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini
yaitu : a. pasien pasca stroke yang melakukan
kontrol di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum
Daerah dr. M. Haulussy Ambon; b. mampu
berkomunikasi dengan koheren dan kooperatif; d.
Pasien yang ditemukan selama periode penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusinya meliputi : a. Pasien
dengan komplikasi.
Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah kuesioner (daftar pertanyaan)
yang akan diolah dengan menggunakan komputer
yaitu menggunakan program Sta tistica l Product
a nd Service Solution (SPSS), sebagai alat bantu
dalam mengumpul data serta mengolah data hasil
penelitian.
Analisis univariat digunakan untuk melihat
karakteristik dan distribusi setiap variabel
independen maupun variabel dependen yang
meliputi dukungan keluarga dan perubahan konsep
diri.
Analisis
bivariat
digunakan
untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen
(bebas) dengan variabel dependen (terikat).
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji
Chi– Squa re pada tingkat kepercayaan 95% (α =
0,05), sehingga apabila ditemukan hasil analisis
statistik p ≤ 0,05 maka variabel tersebut
dinyatakan berhubungan secara signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini
meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan. Responden dalam penelitian ini
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
3
berjumlah 89 orang, data demografi responden
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel
4.1
Karakteristik
Responden
Berdasarkan Usia Pasien Pasca Stroke di
Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy
Ambon
Usia
Jumlah Persentase
(tahun)
(n)
(%)
(orang)
25-40
30
33,7
41-70
47
52,8
>70
12
13,5
Total
89
100
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 4.1 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar berusia 41-70
tahun adalah sebanyak 47 orang (52,8%) diikuti
responden yang berumur 25-40 tahun sebanyak 30
orang (33,7%) dan responden yang berusia >70
tahun sebanyak 12 orang (13,5%).
Tabel
4.2
Karakteristik
Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M
Haulussy Ambon
Jenis kelamin Jumlah Persentase
(n)
(%)
Laki-laki
33
37,1
Perempuan
56
62,9
Total
89
100
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 4.2 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin
perempuan sebanyak 56 orang (62,9%) sedangkan
responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 33 orang (37,1%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon Tahun 2015
Pendidikan Jumlah
Persentase
(n)
(%)
SD
17
19,1
SMP
25
28,1
SMA
42
47,2
PT
5
5,6
Total
89
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.3 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar memiliki
pendidikan SMA sebanyak 42 orang (47,2%),
diikuti pendidikan SMP sebanyak 25 tahun
(28,1%), pendidikan SD sebanyak 17 orang
(19,1%), dan pendidikan perguruan tinggi
sebanyak
5 orang (5,6%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon
Pekerjaan
Jumlah Persentase
(n)
(%)
Bekerja
34
38,2
Tidak Bekerja
55
61,8
Total
89
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.4 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar tidak bekerja
sebanyak 55 orang (61,8%), sedangkan responden
yang bekerja sebanyak 34 orang (38,2%).
Analisis Univariat
a. Dukungan Keluarga Pasien Pasca Stroke
Hasil penelitian dukungan keluarga pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M. Haulussy Ambon terhadap 89 responden, dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan
Dukungan Keluarga Pada Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon
Dukungan
Persentase
n
Keluarga
(%)
Baik
61
68,5
Tidak Baik
28
31,5
Total
89
100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 responden yang
memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61
orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan
keluarga tidak baiksebanyak 28 orang (31,5%).
b. Perubahan Konsep Diri
Hasil penelitian perubahan konsep diri pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M. Haulussy Ambon terhadap 89 responden, dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
4
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan
Perubahan Konsep Diri pada Pasien
Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD
dr. M. Haulussy Ambon
Perubahan
Persentase
No.
n
Konsep
(%)
Diri
1.
Positif
52
58,4
2.
Negatif
37
41,6
Total
89
100
Sumber : Data Primer, 2015.
Tabel 4.6 menunjukkan responden dengan
perubahan konsep diri yang positif sebanyak 52
orang (58,4%), dan responden dengan konsep diri
yang negatif sebanyak 37 orang (41,6%).
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian
ini
digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan perubahan konsep diri pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M. Haulussy Ambon.
Tabel 4.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M Haulussy Ambon
Perubahan Konsep Diri
Dukungan
Total ρ value
No.
Positif
Negatif
Keluarga
n
%
n
%
n
%
1
Baik
43
70,5
18
29,5
61
100
2
Tidak Baik
9
32,1
19
67,9
28
100
0,001
Total
52
58,4
37
41,6
89
100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa
responden yang memiliki dukungan keluarga yang
baik dan memiliki perubahan konsep diri yang
positif lebih besar sebanyak 43 orang (70,5%),
sedangkan responden yang memiliki dukungan
keluarga baik tapi memiliki perubahan konsep diri
yang negatif sebanyak 18 orang (29,5%).
Responden yang memiliki dukungan keluarga
kurang baik tapi memiliki perubahan konsep diri
yang positif lebih kecil sebanyak 9 orang (32,1%),
dibandingkan responden yang memiliki dukungan
keluarga yang tidak baik dan memiliki perubahan
konsep diri yang negatif sebanyak 19 orang
(67,9%).
Hasil uji statistik hubungan dukungan
keluarga dengan perubahan konsep diri pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M Haulussy Ambon menggunakan uji Chi-squa re
diperoleh nilai p = 0,001, artinya hipotesis Ho
ditolak dan hipotesis Ha diterima. Sehingga
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan perubahan
konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik
Saraf RSUD dr. M Haulussy Ambon.
B. PEMBAHASAN
1. Dukungan Keluarga pada Pasien Pasca
Stroke
Dukungan keluarga merupakan suatu proses
yang terjadi sepanjang kehidupan dimana sifat dan
jenis dukungan keluarga berbeda-beda dalam
berbagai tahap siklus kehidupan. Dukungan
keluarga terhadap pasien adalah sikap keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit yang
ditunjukkan melalui interaksi dan reaksi keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit. Dalam
semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga
membuat keluarga mampu berfungsi untuk
meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga
(Friedman, 2008).
Penelitian ini menunjukkan responden yang
memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61
orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan
keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%).
2. Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
Stroke
Dalam penelitian ini, responden dengan
perubahan konsep diri yang positif lebih besar
yaitu 52 orang (58,4%), dan responden dengan
konsep diri yang negatif sebanyak 37 orang
(41,6%). Penelitian yang dilakukan oleh Bergersen
(2010) di Norwegia yang meneliti tentang
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
5
kecemasan dan depresi 2 sampai 5 tahun pasca
stroke menemukan bahwa dengan menggunakan
The Hospita l a nd Depression Sca le (HADS)
mengidentifikasi 36% mengalami kecemasan dan
28% mengalami depresi. Adanya stres atau
ancaman terhadap keutuhan seseorang, keamanan,
dan pengendalian akan menyebabkan ansietas.
Untuk kebanyakan pasien, rasa takut bahwa hidup
terancam dibenarkan, seperti perasaan menjadi
orang asing dalam lingkungan yang asing dimana
hidupnya ada pada genggaman orang asing.
Rasa tidak adekuat dan inferioritas terjadi
jika pasien tidak mampu untuk memahami apa
yang terjadi secara fisik dan apakah petugas serta
mesin sekitarnya akan mengembalikan kesehatan
mereka. Hal ini penting bahwa perawat
mengetahui tentang dinamika psikososial karena
dalam proses rehabilitasi, bukan hanya unsur fisik
saja yang mendapat perhatian, tapi juga faktor
psikologis pasien juga perlu mendapat perhatian
(intervensi). Salah satu bentuk terapi yang dapat
membantu mempercepat proses pemulihan adalah
melalui dukungan keluarga (Keliat, 2008).
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Umum Daerah dr. M Hauluss y Ambon
Pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 61
responden yang memiliki dukungan keluarga baik
sebagian besar memiliki perubahan konsep diri
positif yaitu sebanyak 43 orang (70,5%),
sedangkan 18 orang lainnya memiliki perubahan
konsep diri yang negatif. Responden yang
memiliki dukungan keluarga kurang baik sebagian
besar memiliki perubahan konsep diri negatif
sebanyak 19 orang (67,9%), sedangkan yang
memiliki perubahan konsep diri positif hanya
sebanyak 9 orang (32,1%). Berdasarkan hasil uji
chi squa re menunjukkan bahwa nilai probabilitas
0,001 (ρ
PASIEN PASCA STROKE DI POLIKLINIK SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. M.
HAULUSSY AMBON
STEVY LENAHATU S.Kep
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Kristen Indonesia Maluku
Jln. Ot. Pattimaipauw, Ambon-Maluku
ABSTRAK
Stroke merupakan penyakit yang menyerang jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran
darah dan oksigen kedalam otak. Pasien pasca stroke mengalami berbagai perubahan fungsi tubuh dan
konsep diri. Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan kanker. Seringkali
stroke diikuti oleh gangguan psikologis termasuk gangguan konsep diri. Dukungan keluarga berperan
penting dalam menentukan proses penyembuhan seseorang termasuk pada pasien stroke.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perubahan konsep
diri pada klien pasca stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik cross sectiona l study. Penelitian ini
dilakukan di poliklinik saraf Rumah Sakit Umum dr M Haulussy Ambon yang berlangsung tanggal 22
april sampai dengan 02 mei 2015dengan teknik sampling a ksidenta l sa mpling dan menggunakan
kuesioner sebagai instrument penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang. Uji statistik
yang digunakan adalah uji Chi Squa re .
Hasil analisa univariat berdasarkan dukungan keluarga pada pasien pasca stroke didapatkan hasil
bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61 orang (68,5%) dan yang memiliki
dukungan keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%). Hasil analisa univariat berdasarkan perubahan
konsep diri pada pasien pasca stroke didapatkan hasil bahwa responden dengan perubahan konsep diri
yang positif lebih besar yaitu 52 orang (58,4%) dan responden dengan perubahan konsep diri yang negatif
sebanyak 37 orang (41,6%). Dengan nilai p = 0,001
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perubahan konsep diri pada pasien pasca stroke di
Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy Ambon.
Kata kunci: Dukungan Keluarga, Perubahan Konsep Diri, Pasca Stroke.
PENDAHULUAN
Menurut
taksiran
World
Hea lth
Orga niza tion (WHO), stroke menempati posisi
ketiga sebagai penyakit utama penyebab kematian
di dunia. Sementara di Eropa dijumpai 650.000
kasus stroke setiap tahunnya (Sutrisno, 2007).
Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap
tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang
berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada
usia produktif (Anderson, 2008). Penelitian yang
dilakukan oleh Bergersen (2010) di Norwegia
yang meneliti tentang kecemasan dan depresi 2
sampai 5 tahun pasca stroke menemukan bahwa
dengan menggunakan The Hospita l a nd
Depression Sca le (HADS) mengidentifikasi 36%
mengalami kecemasan dan 28% mengalami
depresi.
Angka kematian akibat PTM (Penyakit
Tidak Menular) di Indonesia terus meningkat dari
41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun
2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab
kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian
yang ada adalah stroke yaitu sebesar 15,4%
(Riskesdas, 2007). Survei yang dilakukan di
Indonesia pada tahun 2004, menunjukkan bahwa
stroke merupakan serangan yang mematikan
nomor satu di rumah sakit pemerintah yang ada di
hampir seluruh Indonesia, diperkirakan terdapat
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
1
500.000 penduduk yang terserang stroke (Medica,
2013). Depkes RI (2013) menyebutkan bahwa di
perkotaan, besar kematian akibat stroke pada
kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9 %,
sedangkan di pedesaan sebesar 11,5 %.
Data penelitian mengenai pengobatan stroke
hingga kini masih belum memuaskan walaupun
telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan
kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan
kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini serta
pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus
disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke
pada semua lapisan dan komunitas dalam
masyarakat (Anderson, 2008).
Dukungan
keluarga
mempengaruhi
kesehatan dengan melindungi diri penderita stroke
terhadap efek negatif dari stres yang berat. Peran
keluarga mempunyai pengaruh yang sangat tinggi
dalam perubahan konsep diri, suatu keluarga yang
kurang adanya dukungan keluarga tidak
mempunyai kemampuan dalam membangun harga
diri anggota keluarganya dengan baik, mengarah
pada perubahan konsep diri yang negatif, keluarga
akan memberikan umpan balik yang negatif dan
berulang-ulang akan merusak harga diri bagi
penderita, harga dirinya akan terganggu jika
kemampuannya menyelesaikan masalahnya tidak
adekuat.
Akhirnya
penderita
mempunyai
pandangan negatif terhadap penyakitnya dan
kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya
(Anonimus, 2011).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada
RSUD dr. M. Haulussy Ambon, didapatkan data
dari Rekaman Medik tentang klien pasca stroke
pada tahun 2012 sebanyak 1938 penderita, tahun
2013 sebanyak 1393 penderita, dan tahun 2014
sebanyak 1031 orang. Hasil wawancara penulis
dengan beberapa pasien di poliklinik saraf RSUD
dr M Haulussy ambon ditemukan keluhan dimana
pasien merasa kurang dihargai didalam keluarga,
kurang menyukai bentuk tubuhnya yang saat ini,
keadaan fisik pasien yang sekarang tidak sesuai
yang diinginkan, merasa tidak berguna lagi dan
tidak dibutuhkan oleh keluarganya, itulah yang
menjadi cikal bakal timbulnya gangguan konsep
diri pada diri pasien. Dukungan keluarga bagi
pasien seperti ini sangat dibutuhkan dalam rangka
membantu memenuhi kebutuhan dasar klien
termasuk psikologisnya. Berdassarkan uraian
diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan
perubahan konsep diri pada klien pasca stroke di
Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum dr. M.
Haulussy Ambon”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan dukungan keluarga dengan perubahan
konsep diri pada klien pasca stroke di Poliklinik
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Haulussy
Ambon.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stroke
Stroke merupakan penyakit yang menyerang
jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran
darah dan oksigen ke dalam otak. Berkurangnya
aliran darah dan oksigen ini disebabkan karena
adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya
pembuluh darah di dalam otak tersebut (Iskandar,
2011).
B. Konsep Diri
Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah
konsep memiliki arti gambaran, proses atau hal-hal
yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
sesuatu. Istilah diri berarti bagian-bagian dari
individu yang terpisah dari yang lain. Konsep diri
dapat diartikan sebagai gambaran seseorang
mengenai dirinya sendiri atau penilaian terhadap
dirinya sendiri (KBBI, 2000)
Menurut Fitts dalam Mega (2013), konsep
diri berpengaruh kuat pada tingkah laku seseorang.
Konsep diri yang positif akan menghasilkan
penilaian diri yang positif yang akan menghasilkan
bentuk-bentuk tingkah laku yang positif pula.
Tingkah laku yang positif akan dapat mengurangi
sifat rendah diri, takut, kecemasan yang berlebihan
dan sebagainya.
C. Dukungan Keluarga
Friedman (1998) dalam Murniasih (2007)
menyatakan dukungan keluarga adalah sikap,
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan
keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan.
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
2
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian survey analitik dengan menggunakan
pendekatan “cross sectiona l study” yaitu
identifikasi semua karakter atau variabel yang
melekat pada subjek berdasarkan tujuan penelitian
yang telah ditetapkan sebelumnya pada satu
waktu.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 April
s/d 02 Mei 2015 di Poloklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.
Populasi pada penelitian ini adalah semua
pasien stroke yang melakukan kontrol pengobatan
di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
M. Haulussy Ambon tahun 2014 dengan rata-rata
kunjungan 115 orang setiap bulannya.
Perhitungan besar sampel dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin
(2009) sebagai berikut:
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel
Hasil perhitungan sampel sebagai berikut :
115
1 115(0,05) 2
115
=
1 115(0,0025)
115
= 1 0.2875
n=
115
= 1.2875
= 89.320
= 89
Jumlah sampel yang diperoleh dari
perhitungan dibulatkan menjadi 89 orang. Teknik
Pengambilan
sampel pada penelitian ini
menggunakan a ksidenta l sa mpling. Adapun cara
pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu dengan melihat kriteria subjek penelitian
yaitu pasien pasca stroke yang sedang melakukan
kontrol perawatan selama periode penelitian di
Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy Ambon,
dan bertemu dengan peneliti, maka peneliti
mengambil orang tersebut sebagai sampel dengan
memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.
Selanjutnya peneliti memberikan kuesioner kepada
responden untuk diisi.
Dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini
yaitu : a. pasien pasca stroke yang melakukan
kontrol di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum
Daerah dr. M. Haulussy Ambon; b. mampu
berkomunikasi dengan koheren dan kooperatif; d.
Pasien yang ditemukan selama periode penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusinya meliputi : a. Pasien
dengan komplikasi.
Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah kuesioner (daftar pertanyaan)
yang akan diolah dengan menggunakan komputer
yaitu menggunakan program Sta tistica l Product
a nd Service Solution (SPSS), sebagai alat bantu
dalam mengumpul data serta mengolah data hasil
penelitian.
Analisis univariat digunakan untuk melihat
karakteristik dan distribusi setiap variabel
independen maupun variabel dependen yang
meliputi dukungan keluarga dan perubahan konsep
diri.
Analisis
bivariat
digunakan
untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen
(bebas) dengan variabel dependen (terikat).
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji
Chi– Squa re pada tingkat kepercayaan 95% (α =
0,05), sehingga apabila ditemukan hasil analisis
statistik p ≤ 0,05 maka variabel tersebut
dinyatakan berhubungan secara signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini
meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan. Responden dalam penelitian ini
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
3
berjumlah 89 orang, data demografi responden
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel
4.1
Karakteristik
Responden
Berdasarkan Usia Pasien Pasca Stroke di
Poliklinik Saraf RSUD dr. M. Haulussy
Ambon
Usia
Jumlah Persentase
(tahun)
(n)
(%)
(orang)
25-40
30
33,7
41-70
47
52,8
>70
12
13,5
Total
89
100
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 4.1 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar berusia 41-70
tahun adalah sebanyak 47 orang (52,8%) diikuti
responden yang berumur 25-40 tahun sebanyak 30
orang (33,7%) dan responden yang berusia >70
tahun sebanyak 12 orang (13,5%).
Tabel
4.2
Karakteristik
Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M
Haulussy Ambon
Jenis kelamin Jumlah Persentase
(n)
(%)
Laki-laki
33
37,1
Perempuan
56
62,9
Total
89
100
Sumber: Data Primer 2015
Tabel 4.2 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin
perempuan sebanyak 56 orang (62,9%) sedangkan
responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 33 orang (37,1%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon Tahun 2015
Pendidikan Jumlah
Persentase
(n)
(%)
SD
17
19,1
SMP
25
28,1
SMA
42
47,2
PT
5
5,6
Total
89
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.3 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar memiliki
pendidikan SMA sebanyak 42 orang (47,2%),
diikuti pendidikan SMP sebanyak 25 tahun
(28,1%), pendidikan SD sebanyak 17 orang
(19,1%), dan pendidikan perguruan tinggi
sebanyak
5 orang (5,6%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon
Pekerjaan
Jumlah Persentase
(n)
(%)
Bekerja
34
38,2
Tidak Bekerja
55
61,8
Total
89
100
Sumber: Data Primer, 2015
Tabel 4.4 menggambarkan bahwa responden
pada penelitian ini sebagian besar tidak bekerja
sebanyak 55 orang (61,8%), sedangkan responden
yang bekerja sebanyak 34 orang (38,2%).
Analisis Univariat
a. Dukungan Keluarga Pasien Pasca Stroke
Hasil penelitian dukungan keluarga pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M. Haulussy Ambon terhadap 89 responden, dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan
Dukungan Keluarga Pada Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr. M.
Haulussy Ambon
Dukungan
Persentase
n
Keluarga
(%)
Baik
61
68,5
Tidak Baik
28
31,5
Total
89
100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.5 responden yang
memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61
orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan
keluarga tidak baiksebanyak 28 orang (31,5%).
b. Perubahan Konsep Diri
Hasil penelitian perubahan konsep diri pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M. Haulussy Ambon terhadap 89 responden, dapat
dilihat pada tabel berikut ini
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
4
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan
Perubahan Konsep Diri pada Pasien
Pasca Stroke di Poliklinik Saraf RSUD
dr. M. Haulussy Ambon
Perubahan
Persentase
No.
n
Konsep
(%)
Diri
1.
Positif
52
58,4
2.
Negatif
37
41,6
Total
89
100
Sumber : Data Primer, 2015.
Tabel 4.6 menunjukkan responden dengan
perubahan konsep diri yang positif sebanyak 52
orang (58,4%), dan responden dengan konsep diri
yang negatif sebanyak 37 orang (41,6%).
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian
ini
digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan perubahan konsep diri pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M. Haulussy Ambon.
Tabel 4.6 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. M Haulussy Ambon
Perubahan Konsep Diri
Dukungan
Total ρ value
No.
Positif
Negatif
Keluarga
n
%
n
%
n
%
1
Baik
43
70,5
18
29,5
61
100
2
Tidak Baik
9
32,1
19
67,9
28
100
0,001
Total
52
58,4
37
41,6
89
100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa
responden yang memiliki dukungan keluarga yang
baik dan memiliki perubahan konsep diri yang
positif lebih besar sebanyak 43 orang (70,5%),
sedangkan responden yang memiliki dukungan
keluarga baik tapi memiliki perubahan konsep diri
yang negatif sebanyak 18 orang (29,5%).
Responden yang memiliki dukungan keluarga
kurang baik tapi memiliki perubahan konsep diri
yang positif lebih kecil sebanyak 9 orang (32,1%),
dibandingkan responden yang memiliki dukungan
keluarga yang tidak baik dan memiliki perubahan
konsep diri yang negatif sebanyak 19 orang
(67,9%).
Hasil uji statistik hubungan dukungan
keluarga dengan perubahan konsep diri pada
pasien pasca stroke di Poliklinik Saraf RSUD dr.
M Haulussy Ambon menggunakan uji Chi-squa re
diperoleh nilai p = 0,001, artinya hipotesis Ho
ditolak dan hipotesis Ha diterima. Sehingga
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan perubahan
konsep diri pada pasien pasca stroke di Poliklinik
Saraf RSUD dr. M Haulussy Ambon.
B. PEMBAHASAN
1. Dukungan Keluarga pada Pasien Pasca
Stroke
Dukungan keluarga merupakan suatu proses
yang terjadi sepanjang kehidupan dimana sifat dan
jenis dukungan keluarga berbeda-beda dalam
berbagai tahap siklus kehidupan. Dukungan
keluarga terhadap pasien adalah sikap keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit yang
ditunjukkan melalui interaksi dan reaksi keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit. Dalam
semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga
membuat keluarga mampu berfungsi untuk
meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga
(Friedman, 2008).
Penelitian ini menunjukkan responden yang
memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 61
orang (68,5%) dan yang memiliki dukungan
keluarga kurang sebanyak 28 orang (31,5%).
2. Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
Stroke
Dalam penelitian ini, responden dengan
perubahan konsep diri yang positif lebih besar
yaitu 52 orang (58,4%), dan responden dengan
konsep diri yang negatif sebanyak 37 orang
(41,6%). Penelitian yang dilakukan oleh Bergersen
(2010) di Norwegia yang meneliti tentang
Hubunga n Dukungan Keluarga Denga n Perubaha n Konsep Diripada Pa sien Pa sca Stroke Di Poliklinik
Sa ra f Ruma h Sakit Umum Da erah Dr. M. Haulussy Ambon / Jurna l Keseha tan UKIM, 2015
5
kecemasan dan depresi 2 sampai 5 tahun pasca
stroke menemukan bahwa dengan menggunakan
The Hospita l a nd Depression Sca le (HADS)
mengidentifikasi 36% mengalami kecemasan dan
28% mengalami depresi. Adanya stres atau
ancaman terhadap keutuhan seseorang, keamanan,
dan pengendalian akan menyebabkan ansietas.
Untuk kebanyakan pasien, rasa takut bahwa hidup
terancam dibenarkan, seperti perasaan menjadi
orang asing dalam lingkungan yang asing dimana
hidupnya ada pada genggaman orang asing.
Rasa tidak adekuat dan inferioritas terjadi
jika pasien tidak mampu untuk memahami apa
yang terjadi secara fisik dan apakah petugas serta
mesin sekitarnya akan mengembalikan kesehatan
mereka. Hal ini penting bahwa perawat
mengetahui tentang dinamika psikososial karena
dalam proses rehabilitasi, bukan hanya unsur fisik
saja yang mendapat perhatian, tapi juga faktor
psikologis pasien juga perlu mendapat perhatian
(intervensi). Salah satu bentuk terapi yang dapat
membantu mempercepat proses pemulihan adalah
melalui dukungan keluarga (Keliat, 2008).
3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
Perubahan Konsep Diri pada Pasien Pasca
Stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Umum Daerah dr. M Hauluss y Ambon
Pada penelitian ini ditemukan bahwa dari 61
responden yang memiliki dukungan keluarga baik
sebagian besar memiliki perubahan konsep diri
positif yaitu sebanyak 43 orang (70,5%),
sedangkan 18 orang lainnya memiliki perubahan
konsep diri yang negatif. Responden yang
memiliki dukungan keluarga kurang baik sebagian
besar memiliki perubahan konsep diri negatif
sebanyak 19 orang (67,9%), sedangkan yang
memiliki perubahan konsep diri positif hanya
sebanyak 9 orang (32,1%). Berdasarkan hasil uji
chi squa re menunjukkan bahwa nilai probabilitas
0,001 (ρ