Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhada

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Negara mengakui bahwa segala bentuk kekerasan yang
terjadi merupakan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
dan

juga

kejahatan

terhadap

martabat

kemanusiaan

serta

merupakan bentuk diskriminasi. Hal ini sesuai dengan pasal 28 ayat

(1) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan,

martabat,

dan

harta

benda

yang

di

bawah

kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang

merupakan hak asasi” Demikian juga kekerasan yang terjadi di
dalam sebuah rumah tangga yang sering disebut dengan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT). Tindakan tersebut pada umumnya
didominasi oleh suami atau laki-laki terhadap anggota keluarga yang
lebih lemah sehingga pada akhirnya menimbulkan korban yang
sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Salah satu
faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang
terjadi di masyarakat adalah faktor ekonomi. Karena desakan
ekonomi, menyebabkan kebutuhan hidup semakin hari semakin
besar, maka pelaku yang merupakan kepala rumah tangga menjadi
hilang akal. Mereka melampiaskan dengan melakukan kekerasan
terhadap orang-orang yang berada dalam lingkungan rumah
tangganya. Ditambah lagi tingkat pendidikan pelaku maupun korban
rendah. Mereka tidak mengetahui akibat dan hukuman yang akan
mereka dapatkan setelah tindak kekerasan dalam rumah tangga
tersebut.

1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti

segala

sesuatu

yang

berkenaan

dengan

masyarakat

(KBBI,1996:958). Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia
sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak
dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan orang laindisekitarnya.
Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang
berkenaan dengan masyarakat.Sementara istilah ekonomi sendiri
berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau
rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka
secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga

atau manajemen rumah tangga.Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi,
distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti
keuangan, perindustrian dan perdagangan)(KBBI,1996:251).
Menurut Hasbianto bahwa kekerasan dalam rumah tangga
adalah suatu bentukpenganiayaansecara fisik maupun emosional
atau psikologis, yang merupakan suatu cara pengontrolan terhadap
pasangan dalam kehidupan rumah tangga (Sugihastuti, 2007:173).
Dalam pengertian lain kekerasan dalam rumah tangga merupakan
suatu bentuk pelanggaran hak-hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap

kemanusiaan,

juga

merupakan

tindakan


diskriminasi.Kekerasan dalam rumah tangga mengacu pada tindakan
yang dilakukan dengan niat untuk menyakiti atau mencederai salah
seorang anggota keluarga. Tindakan kekerasan tersebut bukan
merupakan tindakan tunggal, akan tetapi merupakan tindakan yang
terjadi berulang-ulang bahkan dalam jangka waktu yang lama dan
terhadap korban yang sama. .
Untuk mengantisipasi tindakan kekerasan dalam rumah
tangga, pemerintah telah melakukan upaya pencegahan terhadap
tindakan tersebut dengan menetapkan Undang-undang Nomor 23
tahun 2004 mengenai Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga (UU PKDRT). Di dalam Undang Universitas Sumatera Utara

2

undang Nomor 23 Tahun 2004 dijelaskan bahwa “Kekerasan dalam
Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaraan
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum

dalam lingkup rumah tangga”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana

pengaruh

sosial

ekonomi

terhadap

tindakan

kekerasan dalam rumah tangga di desa margomulyo ?
2. Bagaimana menanggulangi dampak pengaruh sosial ekonomi
terhadap tindakan kekerasan dalam rumah tangga di desa
margomulyo?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan

pengaruh

sosial ekonomi terhadap

tindakan

kekerasan dalam rumah tangga di desa margomulyo.
2. Menjelaskan cara menanggulangi dampak pengaruh sosial
ekonomi terhadap tindakan kekerasan dalam rumah tangga di
desa margomulyo.

3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sosial Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan.
Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara
terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada
objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial
menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi
persoalan

yang

dihadapi

oleh

masyarakat

dalam

bidang


kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan
sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti
segala

sesuatu

yang

berkenaan

dengan

masyarakat

(KBBI,1996:958). Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia
sering disebut sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak
dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan orang laindisekitarnya.
Sehingga kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang
berkenaan dengan masyarakat. Sementara istilah ekonomi sendiri
berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang berarti keluarga atau

rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka
secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga
atau manajemen rumah tangga. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi,
distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti
keuangan,

perindustrian

dan

perdagangan)(KBBI,1996:251).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan,
perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Untuk melihat
kedudukan sosial ekonomi Melly G. Tan mengatakan adalah
pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat


4

tersebut dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi
rendah, sedang, dan tinggi (Koentjaraningrat, 1981:35).

2.2 Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga
Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga Kekerasan
adalah suatu perlakuan atau situasi yang menyebabkan realitas
aktual seseorang ada di bawah realitas potensialnya. Sedangkan
rumah tangga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah sesuatu yang berkenaan dengan kehidupan keluarga dalam
rumah. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kekerasan dalam rumah
tangga adalah suatu perlakuan yang dialami oleh sebuah keluarga
sehingga menimbulkan potensi korban tidak berkembang. Menurut
Hasbianto bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu
bentuk

penganiayaan

secara

fisik

maupun

emosional

atau

psikologis, yang merupakan suatu cara pengontrolan terhadap
pasangan dalam kehidupan rumah tangga (Sugihastuti, 2007:173).
Dalam pengertian lain kekerasan dalam rumah tangga merupakan
suatu bentuk pelanggaran hak-hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap kemanusiaan, juga merupakan tindakan diskriminasi.
Kekerasan dalam rumah tangga mengacu pada tindakan yang
dilakukan dengan niat untuk menyakiti atau mencederai salah
seorang anggota keluarga. Tindakan kekerasan tersebut bukan
merupakan tindakan tunggal, akan tetapi merupakan tindakan yang
terjadi berulang-ulang bahkan dalam jangka waktu yang lama dan
terhadap korban yang sama. Jika melihat komposisi anggota di
dalam sebuah rumah tangga yang biasanya terdiri ayah, ibu, dan
anak-anak serta beberapa kerabat yang masih memiliki pertalian
darah, maka akan terbayang suatu kehidupan yang dipenuhi
kehangatan, kasih sayang dan sikap saling menghormati. Sehingga
sangat mustahil apabila terjadi suatu tindakan kekerasan yang
korbannya merupakan bagian dari anggota keluarga dengan

5

pelakunya juga anggota keluarga itu sendiri. Selain itu, keadaan
sosial ekonomi yang rendah juga mempengaruhi terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga. Tuntutan kebutuhan hidup yang
tinggi membuat emosi seseorang mudah terpancing. Apabila hal
tersebut tidak dapat diredam, maka suatu tindakan kekerasan atau
bahkan penelantaran keluarga oleh seorang suami terhadap
kelurganya sangat mungkin terjadi. Kurang tanggapnya keluarga
terdekat dan masyarakat sekitar tempat tinggal juga menyebabkan
kekerasan dalam rumah tangga dianggap oleh korban sebagai suatu
yang normal akibat tidak adanya respon dari lingkungan sekitarnya.
2.3 Kekerasan dalam Rumah Tangga sebagai Masalah Sosial
Kekerasan dalam rumah tangga dapat dikatakan sebagai
kekerasan yang berbasis gender. Tindaka n tersebut terjadi disebabka
n sebagian besar kor ban adalah perempuan yang identik dengan sifat
pasif, sedangkan laki-laki merupakan pemimpin dalam rumah tangga
yang

memiliki

kekuasaan

penuh

terhadap

anggotanya

dapat

bertindaksesuai keinginannya . Oleh karena itu, kekerasan dalam
rumah tangga dalam studi masalah sosial juga dapat dikategorikan ke
dalam perilaku menyimpang. Dalam perpektif masalah sosial, perilaku
menyimpang tersebut terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku
terhadap berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma
sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dianggap menjadi sumber
masalah sosial karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.
Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat menga ndu
ng makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang
tidak melalui jalur baku tersebut berarti telah menyimpang. Oleh
karena itu jalur yang harus dilalui tersebut adalah jalur pranata sosial
(Soetomo, 2008:94).Kekerasan dalam rumah tangga sangat sulit
terungkap, karena masyarakat menganggap bahwa segala sesuatu
yang terjadi didalam sebuah rumah tangga merupakan sesuatu yang

6

sangat privasi dan tidak perlu diketahui oleh masyarakat luas. Tetapi
kenyataannya bahwa berbagai kekerasan yang
terjadi dalam konteks keluarga merupakan masalah sosial yang
tidak dapat dibiarkan, seperti: penganiayaan fisik, seksual, dan
emosional terhadap anak-anak, agresi sesama saudara kandung, dan
kekerasan dalam sebuah hubungan perkawinan.Hal tersebut di dalam
studi perilaku menyimpang diidentifikasikan sebagai penyimpangan
tersembunyi

atau

penyimpangan

terselubung.

Penyimpangan

tersembunyi atau terselubung tersebut adalah perilaku seseorang
dalam melakukan perbuatan tercela akan tetapi tidak ada yang
bereaksi atau melihatnya, sehingga oleh masyarakat dianggap seolaholah tidak ada masalah (Soekanto dalam Soetomo, 2008:95)

7

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kulaitatif merupakan.
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi
aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi
masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,
membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang
dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan
belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang. Dengan demikian metode
penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam
hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan.
Dengan mengunakan metode wawancara yang merupakan
pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Esterberg, 2002). Wawancara merupakan alat mengecek
ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi
langsung antara peneliti dan sampel.Dalam penelitian dikenal teknik
wawancara-mendalam .Teknik ini biasanya melekat erat dengan
penelitian kualitatif.
3.2 Data Penelitian
Data yang dikumpulakan dalam penelitian ini berupa data
kualitatif, yaitu data yang berbentuk kalimat jawaban. Oleh karena itu
pendekatan pengolahan data dilakukan pendekatan kulitas jawaban
dengan korelasinya pada realitas kehidup sehari-hari.

8

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian

dengan

mengenakan

alat

pengukuran

atau

alat

pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi
yang dicari, yang pada penelitian ini akan diambil peneliti melalui
metode wawancara
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Yang
pada penelitian ini akan didapat penulis melalui artikel internet.
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Definisi
kongkret objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan
dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang
mempunyai nilai, skor atau ukuran.
Objek dari penelitian ini adalah pengaruh sosial ekonomi
terhadapa

tindakan

kekerasan

dalam

rumah

tanggadi

desa

Margomulyo Makmur RT 02 RW 02.
3.4 Periode Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 - 20
November 2015. Penelitian akan dilakukan di Desa Margomulyo
Makmur RT 02 KP 02.
Berikut ini adalah jadwal pnelitian yang akan dilaksanakan:
No

Kegiatan

Tanggal

1

Penyebaran kuisioner

15 November 2015

2

Pengumpulan kuisioner

17 November 2015

3

Pengolahan data

18 November 2015

4

Penulisan laporan

19November 2015

5

Revisi laporan

20 November 2015

6

Pengesahan laporan

30 November 2015

9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur penelitian dan menganalisa
jawaban dari responden, maka maka didapat hasil yang tersaji dalam
tabel-tabel berikut ini :
Responden 1
Nama
no
1
2

3
4

5

6

7

8

9

10

: Sriyanto/45 tahun
Pertanyaan

Bagaimana keadaan ekonomi
keluarga anda ?
Apakah anda sering menjadi
pemarah ketika ekonomi
keluarga anada melemah?
Seberapa penting keadaan
ekonomi keluraga anda?
Ketika kondisi ekonomi lemah
bagaman cara nanda menjaga
keharmonisan keluarga
Apa yang anda lakukan jika
terjadi keributan dengan
pasangan dan tidak menemuka
jalan keluar?
Apakah anda menyalahkan
salah satu anggota keluarga
ketika ekonomi keluarga anda
melemah?
Pernahkah dalam keributan
rumah tangga anda berakhir
pada kekerasan ?
Siapa yang anda anggap
bersalah ketika ekonomi
keluarga melemah
Apa yang anda lakukan ketika
anda terlanjur melakukan
kekerasan?
Bagaimana solusi agar ekonomi
yanglemah tidak berujung pada
kekerasan rumah tangga?

Jawaban
Tidak pasti
Sudah tentu, sering marah
ketika dalam kekurangan
jelas timbul emosi
Sangat penting
Bermusyawarah
anggota keluarga.

dengan

Mencari pinjaman uang

tidak

tidak

Kepala keluarga

Minta maaf

Komunikasi efektif, saling
mengerti dan mengendalikan
diri

10

Responden 2
Nama

: Wagiem

Umur

:42tahun

no
1
2

3
4

5

6

7

8

9

10

Pertanyaan
Bagaimana keadaan ekonomi
keluarga anda ?
Apakah anda sering menjadi
pemarah ketika ekonomi
keluarga anada melemah?
Seberapa penting keadaan
ekonomi keluraga anda?
Ketika kondisi ekonomi lemah
bagaman cara nanda menjaga
keharmonisan keluarga
Apa yang anda lakukan jika
terjadi keributan dengan
pasangan dan tidak menemuka
jalan keluar?
Apakah anda menyalahkan
salah satu anggota keluarga
ketika ekonomi keluarga anda
melemah?
Pernahkah dalam keributan
rumah tangga anda berakhir
pada kekerasan ?
Siapa yang anda anggap
bersalah ketika ekonomi
keluarga melemah
Apa yang anda lakukan ketika
anda terlanjur melakukan
kekerasan?
Bagaimana solusi agar ekonomi
yanglemah tidak berujung pada
kekerasan rumah tangga?

Jawaban
Kurang mampu
iya, sering marah
dalam kekurangan
tidak stabil
penting

ketika
emosi

Diam untuk menjaga
timbulnya masalah baru.
Minta bantuan saudara

Pernah, kadang
timbulpemikiran hal ini terjadi
karena seseorang
tidak

Ibu, karena ibu yang
mengatur ekonomi keluarga
Mengakui kesalahan
Minta maaf

dan

Bersyukur dalam kerkurang
dan kecukupan

11

Responden 3
Nama

: Suminah

Umur

:47 tahun

no
1
2

3
4

5

6

7

8

9

10

Pertanyaan
Bagaimana keadaan ekonomi
keluarga anda ?
Apakah anda sering menjadi
pemarah ketika ekonomi
keluarga anada melemah?
Seberapa penting keadaan
ekonomi keluraga anda?
Ketika kondisi ekonomi lemah
bagamana cara nanda menjaga
keharmonisan keluarga
Apa yang anda lakukan jika
terjadi keributan dengan
pasangan dan tidak menemuka
jalan keluar?
Apakah anda menyalahkan
salah satu anggota keluarga
ketika ekonomi keluarga anda
melemah?
Pernahkah dalam keributan
rumah tangga anda berakhir
pada kekerasan ?
Siapa yang anda anggap
bersalah ketika ekonomi
keluarga melemah
Apa yang anda lakukan ketika
anda terlanjur melakukan
kekerasan?
Bagaimana solusi agar ekonomi
yanglemah tidak berujung pada
kekerasan rumah tangga?

Jawaban
cukup
iya, karena terbiasa hidup
cukup tidak berkekurangan
Penting sekali
Saling pengertian.

Pergi mencari ketenangan

Tidak, karena ini adalah
kesalahan sendiri.

Tiya karena maslah timbul
karena keluarga lain
Terkadang ibu dan terkadang
bapak.
Minta maaf

Berusaha lebih keras lagi
dalam memenuhi kebutuha
keluarga

12

Responden 4
Nama

: Suraji

Umur

:49tahun

no
1
2

3
4

5

6

7

8

9

10

Pertanyaan
Bagaimana keadaan ekonomi
keluarga anda ?
Apakah anda sering menjadi
pemarah ketika ekonomi
keluarga anada melemah?
Seberapa penting keadaan
ekonomi keluraga anda?
Ketika kondisi ekonomi lemah
bagaman cara nanda menjaga
keharmonisan keluarga
Apa yang anda lakukan jika
terjadi keributan dengan
pasangan dan tidak menemuka
jalan keluar?
Apakah anda menyalahkan
salah satu anggota keluarga
ketika ekonomi keluarga anda
melemah?
Pernahkah dalam keributan
rumah tangga anda berakhir
pada kekerasan ?
Siapa yang anda anggap
bersalah ketika ekonomi
keluarga melemah
Apa yang anda lakukan ketika
anda terlanjur melakukan
kekerasan?
Bagaimana solusi agar ekonomi
yanglemah tidak berujung pada
kekerasan rumah tangga?

Jawaban
Kecil tapi harus disyukuri
Tidak alhamdulilah mampu
menjaga
keharmonisan
keluarga.
Penting, dan harus diatur
dengan baik
Bersyukur dan berdoa

Bersabar dan berusaha untuk
memperbaiki keadaan

Pernah, kadang timbul
pemikiran hal ini terjadi
karena seseorang
Tidak, karena sepenuh hati
menjaga keutuhan keluarga
Tidak menyalahkan orang
lain karena kelalaian sendiri
Minta maaf, untuk mejaga
keharmonisan keluarga yang
tentram dan damai
Berhati-hati, bermusyawarah
dan banyak komunikasi

13

Responden 5
Nama

: yaetun

Umur

:40 tahun

no
1
2

3
4

5

6

7

8

9

10

Pertanyaan

Jawaban

Bagaimana keadaan ekonomi
keluarga anda ?
Apakah anda sering menjadi
pemarah ketika ekonomi
keluarga anada melemah?
Seberapa penting keadaan
ekonomi keluraga anda?
Ketika kondisi ekonomi lemah
bagaman cara nanda menjaga
keharmonisan keluarga
Apa yang anda lakukan jika
terjadi keributan dengan
pasangan dan tidak
menemukan jalan keluar?
Apakah anda menyalahkan
salah satu anggota keluarga
ketika ekonomi keluarga anda
melemah?
Pernahkah dalam keributan
rumah tangga anda berakhir
pada kekerasan ?
Siapa yang anda anggap
bersalah ketika ekonomi
keluarga melemah
Apa yang anda lakukan ketika
anda terlanjur melakukan
kekerasan?
Bagaimana solusi agar ekonomi
yanglemah tidak berujung pada
kekerasan rumah tangga?

Berkekurangan, tetap harus
bersyukur
Iya
karena
kebutuhan
keluarga tidak terpenuhi.
Sangat penting
Mengurangi keperluan yang
kurang penting
Mencari
pinjaman
untuk
pemenuhan
kebutuhan
pokok keluarga
Tidak

Tidak, karena juga tidak
menyelesaikan masalah
Kepala keluarga

Minta maaf, secepatnya

bermusyawarah
bermufakat

dan

14

4.2 Pembahasan
Dapat kita ketahui dari tabel hasil wawancara dari keseluruhan
responden memiliki perokonomian lemah dan hanya satu responden
merasa perekonomian keluarga mereka cukup. Hal ini sangat wajar
karena turunnya harga jual karet telah melumpuhkan sendi-sendi
ekonomi masyarakat Margomulyo Makmur yang saat ini secara umum
melemah. Komoditas karet adalah penopang utama masyarakat
Margomulyo Makmur sehingga turunnya harga karet berpengaruh
terhadap ekonomi keluarga mereka.
Empat dari lima responden mengaku saat keluarga mereka
meghadapi ekonomi lemah terpancing emosi mereka untuk mudah
marah. Ini juga berkorelasi terhadap pandangan umum mereka bahwa
perekonomian keluarga sangat penting terutama dalam pemenuhan
kebutuhan keluarga mereka. Tetapi pandang kebutuhan keluarga juga
harus

lebih

dianggap

diperhatikan

sebagai

kadang

kebutuhan,

keinginan-keinginan
sehingga

kadang

mereka
mereka

membelanjakan pendapatan mereka untuk keperluan yang kurang
memberikan manfaat bagi kehidupan keluarga mereka. Emosi yang
tidak terkendali sering membuat kotrol emosi seseorang tidak
terkendali dan melakukan kekerasan fisik maupun tekanan phisikis
terhadapad orang terdekat seperti suami, istri dan bisa saja anak atau
orang lain.
Keributan dalam keluarga terkait melemahnya perekonomian
disadari atau tidak sering terjadi, tetapi saling mengerti dan
keterbukaan ketika menghadapi jatuhnya perekonomian keluarga bisa
dijadikan solusi, menjaga pembicaraan agar komunikasi dalam
keluarga tetap kondusif meski menghadapi permasalahan ekonomi
yang serius. Sebagian yang lain mencari berbagai hal untuk dapat
menenangkan pikiran mereka menghemat pengeluaran, bersabar dan
terus berusaha untuk memperbaiki.

15

Mencari pinjaman sering dijadikan salah satu alternative untuk
menjaga kondisi keuangan keluarga. Bagaimanapun saat dalam
kondisi yang terjepit sebuah keluarga membutuhkan bantuan keluarga
lain. Baik bantuan financial, moral, ide, gagasan dan juga informasi
yang bermanfaat untuk memperbaiki keadaan ini.

Saat ekonomi

melemah sering membuat kita dengan mudah untruk menyalahkan
orang disekeliling kita. Kadang kita justru melampiaska emosi kepada
anak dan istri atau suamai dan menganggap mereka bersalah atas
keadaan ini.
Kepala keluarga danggap yang paling bertanggung jawab atas
jatuhnya

perekonomian

keluarga

selain

itu

bapak

kadang

menyalahkan ibu karen dianggap ibulah yang bertanggung jawab
mengatur perekonomian keluarga. Hingga terjadi pertengkaran dan
kekerasan fisik pada kedua belah pihak. Harus diketahui pertengkaran
justru menjauhkan kedua belah pihak dari kesepahaman dan makin
membuat keduanya untuk saling menyalahkan.
Menjaga keharmonisan keluarga dengan keterbukaan dalam
komunikasi sehingga komunikasi dalam keluarga menjadi lebih efektif
sehingga kesalahpahaman dapat dijauhkan dari antara anggota
keluarga. Bermusyawarah melibatkan seluruh anggota keluarga dalam
menentukan kebijaka perekonomian keluarga kedepan akan lebih
mudah untuk diterima anggota keluarga karena aspirasi mereka dapat
ditampung

dan

dipergunaka

sebagai

bahan

pertimbangan

pengambilak kebijakan.
Pengaruh tingkat ekonomi dalam memicu kekerasan dalam
rumah rumah tangga terutama istri dan anak-nak juga kadang terjadi
pada suami, adalah hal yang tidak dapat dipungkiri sehingga membina
keimanan, moralitas dan komukasi dalam keluarga yang demokratis
dan efektif dapat meredam dan memperkecil tingkat terjadinya
kekerasan dalam rumah tangga. Demikian hasil dan pembahasan
penelitian ini.

16

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh tingkat
ekonomi terhadap tindak kekerasan dalam rumah tangga di desa
Margomulyo Makmur RT 02 RW 02. Dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Masyarakat RT 02 KP 02 desa Margomulyo Makmur secara
umum dalam kondisi perekonomian keluarga yang lemah
sebagai akibat turunya harga jual karet.
2. Keadaan ekonomi keluarga secara langsung maupun tidak
langsung memberi pengaruh yang signifikan terhadap tindak
kekerasan dalam rumah tangga, karena keadaan ekonomi
lemah memicu emosi dan menjadi tidak stabil.
5.2 Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diambil peneliti
menyarankan agar:
1. Peningkatan nilai-nilai keagamaan untuk dapat menghindari
pertengkaran dalam rumah tangga sebagai akibat menurunya
ekonomi keluarga.
2. Masyarakat semetinya terus mengembangkan kemampuan dan
keahlian untuk dapat melihat peluang dan kesempatan usaha,
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih serius untuk mendapatkan
hasil penelitian yang mendekati fakta yang sesunggunhany
karen penelitian ini masih bersifat rintisan.

17

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan
Praktek).Jakarta: Rineka Cipta.
Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan
OborIndonesia.
Mansour, Fakih. 1996. Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi
Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moleong, J. Lexy. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Narwoko, Dwi J. dan Suyanto, Bagong. 2006. Sosiologi Teks Pengantar
dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nasaruddin Umar. 2001. Argumen Kesetaraan Jender (Perspektif AlQuran).Jakarta: Paramadina.
Nasbianto, Elli N. 1999. Kekerasan Dalam Rumah Tangga; Sebuah
Kejahatan Yang Tersembunyi (dalam Syafik Hasyim: Menakar Harga
Perempuan).Bandung.
Ollenburger, Jane C. 2002. Sosiologi Wanita. Jakarta: Rineka Cipta.
Pujiyanto, Widhi Ganjar. 2007. Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam
Prespektif Budaya Patriakhl. (Studi Kasus Pada Kelurahan Doplang,
Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo). Skripsi. Universitas
NegeriSemarang.
Rahayu, Iin Tri dan Tristiadi Ardi Ardani. 2004. Observasi Dan
Wawancara.Malang: Bayumedia.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004. hal. 5-6.
Soekanto, Soerjono. 2004. Sosiologi Keluarga, Tentang Keluarga,
Remaja, dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono.
Rajagrafindo.

2006. Sosiologi

Suatu

Pengantar. Jakarta:

Sugiarty dan Handayani Trisakti. 2002. Konsep Dan Teknik Penelitian
Gender.Malang: UMM Press.

18