DOCRPIJM_8b08cf3713_BAB VBab 5 Kerangka Kelembagaan & Regulasi.pdf

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

6.1. Petunjuk Umum

  Aspek kelembagaan adalah salah satu aspek penting dalam perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan investasi infrastruktur jangka menengah dalam mengorganisasikan sumber daya manusia di dalam struktur pemerintahan agar terjalin koordinasi yang baik antar lembaga terkait tugas pokok dan fungsi masing – masing dan mengatur siapa yang melakukan dan apa yang dilakukan, sesuai dengan azas pengorganisasian yang dianut oleh sistem pemerintahan kita yaitu azas pembagian tugas dan azas fungsionalisasi. Kabupaten Lampung Selatan merupakan kawasan yang cukup strategis, dimana lampung selatan merupakan pintu gerbang utama lalu lintas manusia, barang dan jasa antara pulau Sumatera dan pulau Jawa. Kedekatan geografis dan heterogenitas masyarakat, sosial dan budaya yang ada merupakan potensi sekaligus tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dalam menyelenggarakan pembangunan di segala bidang, khususnya sektor pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan perekonomian dan hajat hidup masyarakat. Titik berat pembangunan di Kabupaten Lampung Selatan adalah upaya pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi lokal dan peningkatan kapasitas pelayanan publik. Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Kabupaten Lampung Selatan masih belum optimal dalam penataan ruang dan wilayah pembangunan sarana dan prasarana maupun pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya keras yang terarah dan terencana oleh semua pihak, khususnya pihak eksekutif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan, khususnya dalam rangka penataan dan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur adalah dengan menyusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang PU/Cipta Karya. Dengan adanya RPIM, maka pelaksanaan pembangunan

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  infrastruktur yang terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan dapat terlaksana. Satgas RPIJM Kabupaten Lampung Selatan telah terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati No.258/Bappeda/HK-LS/2008 tanggal 13 Oktober 2008. Struktur satgas terdiri dari sebagai berikut :

   Tim Pengarah : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris  Tim Pelaksana : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Anggota  Tim Sekretariat : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris (struktur terlampir).

  Tugas dan tanggung jawab masing-masing Tim sebagai berikut : 1.

  Tim Pengarah  Memberikan arahan kebijaksanaan untuk kegiatan pendampingan penyusunan

  RPI2JM bidang Cipta Karya  Menetapkan program yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan.

  2. Tim Pelaksana  Melaksanakan tugas penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya daerah Kabupaten Lampung Selatan.

   Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat Kabupaten Lampung Selatan.  Melaksanakan usulan RPIJM daerah Kabupaten Lampung Selatan.  Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terus menerus atas pendampingan penyusunan RPIJM daerah Kabupaten Lampung Selatan.

  3. Tim Sekretariat  Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada Tim Pengarah dan Tim Pelaksana.

   Menyelenggarakan sistim informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPIJM daerah Kabupaten Lampung Selatan.  Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim Pelaksana.

6.2. Kelembagaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan 6.2.1.

   Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan

  Penatan dan penguatan organisasi merupakan Program Reformasi Birokrasi, penataan keorganisasian antara lain struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani Cipta Karya.

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung Selatan.

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  Sama seperti organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Lampung Selatan lainnya Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Lampung Selatan terbentuk berdasarkan PERDA No.06 Tahun 2008 tanggal 25 September 2008. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan pembangunan daerah, statistik,penelitian dan pengembangan. Dan berfungsi sebagai perumus kebijakan teknis perencanaan, mengkordinasikan perencanaan pembangunan daerah dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan fungsinya.

  Tugas pokok BAPPEDA sebagaimana tertuang dalam Perda Kabupaten Lampung Selatan Nomor 0623 Tahun 2012 dan Peraturan Bupati Lampung Selatan Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Rincian Tugas Jabatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Selatan adalah membantu Bupati dalam menentukan kebijakan bidang perencanaan pembangunan di daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.

  Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan fungsi : 1.

  Perumusan kebijakan teknis perencanaan; 2. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan daerah; 4. Pelayanan administrasi ; dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

  Susunan organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari : 1.

  Kepala Badan 2. Sekretaris 3. Bidang Ekonomi 4. Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya 5. Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah 6. Bidang Penelitian Pengembangan dan Pendataan 7. Bidang Pengendalian 8. Bidang Pelaksana Teknis 9. Kelompok Jabatan Fungsional

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  

Gambar 6-1. Struktur Organisasi BAPPEDA Kabupaten Lampung Selatan

2.

   Dinas Pekerjaan Umum.

  Dasar hukum tentang pembentukan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan adalah Perda No.06 tahun 2008 tanggal 25 September 2008, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten L:ampung Selatan dan Perda No.04 tahun 2008 tanggal 25 September 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung Selatan, untuk bidang Cipta Karya di Kabupaten Lampung Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang di bawah Kepala Dinas Pekerjaan Umum berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

  Dinas PU bidang Cipta Karya mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan Perundang- undangan yang berlaku.

  Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum, dimana Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota.

  Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPIJM.

  Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

  Dinas PU mempunyai fungsi sebagai perumusan kebijakan teknis dibidang Perencanaan, Bina Marga, Cipta Karya, dan Pengairan, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan pelayanan tugas, penyelenggaraan kesekretariatan

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  dinas, penyelenggaraan pembinaan,pengawasan, pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Dinas dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

  Susunan organisasi dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari : 1.

  Kepala Dinas 2. Sekretariat 3. Bidang Bina Marga 4. Bidang Cipta Karya 5. Bidang Pengairan 6. Bidang Tata Ruang 7. UPT Dinas 8. Kelompok Jabatan Fungsional

  

Gambar 6-2. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

3.

   Dinas Pasar Kebersihan dan Keindahan Kabupaten Lampung Selatan.

  Dasar Hukum PERDA No.06 tahun 2008 25 September 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lampong Selatan dan PERDA No.04 tahun 2008 tanggal 25 September 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Lampung Selatan.

  Dinas berkedudukan yaitu unsur pelaksana otonomi daerah Pemerintah Daerah dibidang pasar dan kebersihan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  Bertugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pasar dan kebersihan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Pasar dan Kebersihan memiliki susunan organisasi terdiri dari sebagai berikut :

1. Kepala Dinas 2.

  Sekretariat 3. Bidang Kebersihan 4. Bidang Penerangan Jalan dan Taman 5. Bidang Pertamanan dan Pemakaman 6. Unit Pelasana Teknis (UPT) Daerah 7. Kelompok Jabatan Fungsional

  

Gambar 6-3. Struktur Organisasi Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Lampung Selatan

4.

   PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan.

  Kondisi kelembagaan non pemerintah di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung seperti sistim pengelolaan air minum di laksanakan oleh PDAM Tirta Jasa yang pada awalnya bernama BPAM dibawah naungan Departemen PU Ditjen Cipta Karya, berdasarkan SK No.063/KPTS/CK/1982, kemudian melalui SK Gubernur No.G/103/G/IV/HK/1990 mengenai pengesahan daerah tingkat II Lampung SK No.G/105/G/HK/1991 tentang penyerahan pengelolaan sarana air bersih di daerah tingkat II Lampung Selatan dari BPAM ke PDAM yang terakhir dengan PERDA No.44 tahun 2000.

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan masuk dalam klasifikasi PDAM type A dengan jumlah pelanggan saat ini sebanyak 5.1000 sambungan pelanggan. Wilayah pelayanan PDAM Tirta Jasa terdiri dari: 1.

  PDAM Cabang Kalianda 2. PDAM Unit Bakauheni 3. PDAM Unit Penengahan 4. PDAM Unit Sidomulyo 5. PDAM Unit Way Kandis 6. PDAM Unit Hajimena 7. PDAM Unit Branti (Natar) 8. PDAM Unit Jati Agung 9. PDAM Unit Branti

  

Gambar 6-4. Struktur Organisasi PDAM Tirta Jasa Kabupaten Lampung Selatan

6.2.2.

   Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan

  Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program di Kabupaten Lampung Selatan untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal di lingkungan Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas akan dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya di Kabupaten Lampung Selatan. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

  

Tabel 6-1. Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

NO

  INSTANSI PERAN INSTANSI DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CK UNIT / BAGIAN YANG MENANGANI PEMBANGUNAN

  BIDANG CK (1) (2) (3) (4)

  1 Bappeda Merencanakan program- program kegiatan yang diusulkan oleh SKPD.

  Bidang Sarana dan Prasarana Wilayah

  2 Dinas PU Perumusan kebijakan teknis dibidang Perencanaan, Bina Marga, Cipta Karya, dan Pengairan.

  Bidang Cipta Karya

  3 Dinas Pasar Kebersihan dan Keindahan

  Merumuskan kebijakan teknis dibidang pasar dan kebersihan

  Bidang Kebersihan

  4 PDAM Tirta Jasa Merumuskan kebijakan teknis dibidang pengelolaan sarana air bersih

  Bidang Perencanaan

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  6.2.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan

  Untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.

  Kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai. Apabila dilihat dari pendidikan formal, rata-rata SDM penyelenggara RPI2JM berpendidikan S1, namun dari segi pendidikan informal masih banyak yang belum mengikuti pelatihan teknis sesuai dengan bidangnya.

  1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Sumber daya manusia yang ada di BAPPEDA Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 59 orang, dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana S1, yang terdiri dari 40 orang pria dan 19 orang wanita, dengan status kepegawaian 46 PNS dan sisanya Honorer. Sedangkan untuk tahun mendatang masih dibutuhkan tambahan karyawan +/- 5 orang dari Sarjana S2, 11 orang dari S1, 9 orang dari D3, 4 orang dari SLTA.

  2. Dinas Pekerjaan Umum Secara keseluruhan jumlah sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 211 dan sebagian besar pegawai berpendidikan setingkat SLTA sebesar 111 orang dan Sarjana S1 48 orang.

  3. Dinas Pasar dan Kebersihan Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pasar dan Kebersihan Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 51 orang dengan sebagian besar pegawai berada di bidang Kebersihan dan Pertamanan. Dan sebagian besar pegawai berpendidikan SLTA dan sarjana S1, dengan status kepegawaian 44 orang PNS dan sisanya honorer.

  4. PDAM Tirta Jasa PDAM Jasa Tirta di kepalai oleh seorang Direktur yang dibantu oleh 2 (dua) orang Kepala Bagian yaitu Kabag, Administrasi dan Keuangan serta Kabag. Teknik serta 6 (enam) orang Kepala Cabang/Unit PDAM, di dalam pelaksanaan tugasnya setiap kepala bagian akan dibantu oleh beberapa Kepala Sub Bagian. Sedangkan jumlah pegawai yang ada saat ini berjumlah 100 (seratus) orang termasuk pegawai tetap, calon pegawai dan pegawai honor. Bila dibanding dengan rasio jumlah sambungan maka rasionya adalah 1 (satu) pegawai : 510 sambungan, artinya masih terlalu besar seharusnya 1 (satu) pegawai : 100 sambungan.

6.2.4. Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan

  Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  SDM.

  Budaya kerja aparatur yang belum optimal

  KEKUATAN (S) a.

  Perangkat daerah (Satgas RPI2JM).

  b.

  Dana APBD.

  c.

  d.

  Perlunya modal yang besar.

  SDA e. Sarana dan Prasarana

  Kerja

  Strategi SO (Kuadran 1)

  Adanya SDM dan Satgas RPI2JM dapat membuat sebuah perencanaan dan penganggaran yang baik dalam pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang bersumber dari APBD ataupun Bantuan dari Pusat (APBN) dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik

  Strategi ST (Kuadran 2)

  Dengan SDM yang baik dan SDA yang cukup banyak didukung perangkat daerah melalui kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yang didanai APBN dan APBD dapat melibatkan masyakat menjadi pelaku pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan akan mengurangi tingkat

  e.

  (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

  Tabel 6-2. Matriks Analisis SWOT Kelembagaan FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR

  Adanya bantuan dari pusat (APBN).

  INTERNAL PELUANG (O)

  a.

  Kondisi geografis yang berdekatan dengan pulau Jawa (sebagai gerbang Pulau Sumatera).

  b.

  Keinginan masyarakat untuk hidup lebih baik.

  c.

  d.

  Pendapatan masyarakat yang rendah.

  Adanya pendidikan dan pelatihan Bidang Cipta Karya Kementerian PU

  ANCAMAN (T) a.

  Tingkat kejahatan masih cukup tinggi.

  b.

  Budaya masyarakat yang masih feodal.

  c.

  d.

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  Strategi WO (Kuadran 3)

  Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam

  6.2.6. Rencana Pengembangan Tata Laksana Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan

  Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

  Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya. Agar penyelenggaraan RPI2JM di Kabupaten Lampung Selatan dapat optimal, perlu adanya optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi dari masing-masing Dinas penyelenggara RPI2JM. Hendaknya Dinas penyelenggara RPI2JM serius dan fokus dalam pembangunan infrastruktur di bidang PU/Cipta Karya, sesuai dengan bidang tuganya.

  6.2.5. Rencana Pengembangan Keorganisasian Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan

  Perlu melakukan percepatan percepatan peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaan daerah dalam menciptakan good government .

  Strategi WT (Kuadran 4)

  Perlu adanya peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan yan diadakan Kementerian PU agar lebih tersusunnya tupoksi jabatan, meningkatkan kulitas SDM dalam melakukan pendekatan kepada investor dengan memberikan gambaran/ profil kabupaten lampung selatan yang memiliki SDA dan geografis yang sangat strategis sebagai gerbang sumatera

  kejahatan di kabupaten Lampung Selatan

  KELEMAHAN W) a.

  e.

  Kurangnya minat investor.

  d.

  Kuantitas dan kualitas SDM yang kurang memadai.

  c.

  Kurangnya PERDA / PERBUP dibidang pembangunan infrastruktur.

  b.

  Belum tersusunnya rincian tugas jabatan.

  Sarana dan Prasarana kerja belum memadai.

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya. Sampai saat ini rincian tugas jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan Perda No. 06 tahun 2008. Disamping itu perlu adanya pembentukan Perda baru untuk mendukung penyelenggaraan program pembangunan prasarana di Kabupaten Lampung Selatan.

  6.2.7. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Lampung Selatan

  Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dari segi SDM sebenarnya cukup memadai, namun perlu adanya beberapa langkah untuk peningkatan SDM yang ada seperti :

1. Peningkatan pendidikan formal dan informal, khususnya spsifikasi bidang PU/Cipta Karya 2.

  Pengangkatan tenaga honorer 3. Penambahan kebutuhan pelatihan

  Rencana pengembangan SDM dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel berikut.

  

Tabel 6-3. Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

  

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat,

Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

  2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

  3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

  

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan

Lingkungan

  

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-Perundangan

Bangunan Gedung dan Lingkungan

  6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

  

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan

Kompetensi dan Pelatihan Kontruksi

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  No Jenis Pelatihan

  8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

  

9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuruan

  

10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan

Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

  

11 Pembinaan teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam

Tanggap Darurat Bencana

  

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

  13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

  14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

  15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

  16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

  17 Diklat Jabatan Fungsional 6.3.

   Kerangka Regulasi

  Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Selatan dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan keciptakaryaan antara lain: 1.

  Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

   Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

   Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan permukiman.  Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.

   Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  2. Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah  Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya UU ini.

   Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.

  3. Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman  UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran masyarakat.

   Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.

  4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun  Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan,dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.

  5. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung  Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green building).

   Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.  Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

  6. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang  Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.

   Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

  7. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah  Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah Daerah kabupaten/kota, termasuk pemberian

  b) Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah kabupaten/ kota Pengelolaan dan pengembangan SPAM di Daerah kabupaten/kota

  a) Penetapan pengembangan SPAM secara nasional

  Air Minum

  Penyelenggaraan penataan banguanan dan lingkungan di Daerah kabupaten/kota

  Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan strategis Daerah provinsi dan penataan bangunan dan lingkungan lintas Daerah

  a) Penetapan pengembangan sistem penataan bangunan dan lingkungan secara nasional b) Penyelenggaraan penataan bangunan danlingkungannya di kawasan strategis nasional

  IMB dan sertifikat laik fungsi bangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  khusus dalam penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat dan di daerah.  Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.

   Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel dibawah ini.

  Bangunan Gedung

  Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di Daerah kabupaten/kota

  Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Daerah Provinsi.

  b) Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis nasional

  a) Penetapan sistem pengembangan infrastruktur permukiman secara nasional.

  Permukiman

  Tabel 6-4. Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

  a) Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional b) Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional dan penyelenggaraan banguanna gedung fungsi khusus a) Penetapan banguanna gedung untuk kepentingan strategis Daerah provinsi b) Penyelenggaeaan bangunana geudng untuk kepentigan strategis Daerah provinsi

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

  a) Penetapan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik secara nasional Pengelolaan dan

  Pengelolaan dan

  b) Pengelolaan dan pengembangan pengembangan sistem pengembangan sistem Air Limbah sistem pengelolaan air limbah air limbah domestik airl limbah domestik domestik lintas Daerah provinsi, dalam Daerah regional dan sistem pengelolaan air limbah kabupaten/kota domestik untuk kepentingan strategis nasional a) Penetapan pengembangan sistem pengelolaan persampahan secara nasional Pengembangan sistem

  Pengembangan sistem

  b) Pengembangan sistem dan pengelolaan Persampahan dan pengelolaan pengelolaan persampahan lintas persampahan dalam persampahan regional Daerah provinsi dan sistem Daerah kabupaten/kota pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional a) Penetapan pengembangan

  Pengelolaan dan Pengelolaan dan sistem drainase secara nasional pengembangan sistem pengembangan sistem

  b) Pengelolaan dan pengembangan Drainase drainase yang terhubung drainase yang terhubung sistem drainase lintas Daerah dengan sungai lintas dengan sungai dalam provinsi dan sistem drainase untuk Daerah kabupaten/kota Daerah kabupaten/kota kepentingan strategis nasional

  Di samping Undang-Undang tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pringsewu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:

   PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);  PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;  PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;  PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman;  PP No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air  PP No. 122 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;  o Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, dengan perubahannya Perpres No. 13 Tahun 2010 dan Perpres No. 56 Tahun 2011;  Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;  Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;  Perpres No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi;  Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

   Perpres No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;  Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam

  Penyediaan Infrastruktur;  Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);  Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

  Lingkungan;  Permen PU No. 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;  Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);  Permen PU No. 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung;  Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;  Permen PU No. 18/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;  Permen PU No. 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga;  Permen PU No. 13/PRT/M/2013 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;  Permen PU No. 1/PRT/M/2014 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;  Permen PU No. 12/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan;  Permen PU No. 25/PRT/M/2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum;  Permen PUPR No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau;  Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;  Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;  Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;  Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;  Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

  Kerangka regulasi ini diarahkan untuk memfasilitasi, mendorong dan/atau mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Kerangka regulasi ini disusun dengan mempertimbangkan regulasi yang ada, untuk melengkapi kebutuhan regulasi yang belum diatur, maupun untuk perbaikan bilamana regulasi yang ada belum optimal dalam mencapai tujuan/sasaran pembangunan.

RIVIEW RPIJM (RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH)

  Tabel 6-5. Arah Kerangka Regulasi Dan/Atau Kebutuhan Regulasi

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSITING, KAJIAN, DAN PENELITIAN UNIT PENANG- GUNG JAWAB UNIT TERKAIT/ SKPD TARGET PENYELESAIAN

  1 SK Bupati Kawasan Kumuh Delineasi Penanganan Kawasan Kumuh

  Dinas Pekerjaan Umum Bappeda Tahun 2017

  2 Perda Bangunan Gedung Payung Hukum Kelembagaan dan Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Dinas

  Pekerjaan Umum Bappeda Tahun 2017

  3 Perda tentang Sistem Persampahan dan Air Limbah Peningkatan Kesadaran

  Masyarakat dalam PHBS Dinas Pekerjaan Umum

  Bappeda Tahun 2017

  4 Perbup tentang RI SPAM Peningkatan Pelayanan Air Minum Dinas

  Pekerjaan Umum Bappeda Tahun 2017