BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kerangka Teori 2.1.1 Perkembangan Teknologi Komunikasi - Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjun

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teori

2.1.1 Perkembangan Teknologi Komunikasi

  Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers, 1986 dalam Lubis (2005: 42), mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai “alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”.

  Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, tapi sejak sekarang sudah dapat diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun di bidang- bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1989: 6).

  Salah satu pengertian umum teknologi ialah penggunaan ilmu pengetahuan secara sistematik atau pengetahuan-pengetahuan yang terorganisir atau untuk keperluan-keperluan yang praktis. Sedangkan pengertian secara khusus ialah memandang teknologi dari aspek ekonomi yaitu minimal teknologi digunakan untuk menentukan division and subdivision of labor dari suatu proses kerja yang terintegrasi secara sistematik dalam komponen-komponen yang berkaitan dan fungsional. Pada hakekatnya, teknologi mempunyai logika dan gramar tertentu yang berhubungan erat bahkan bersatu dengan sistem kosmologi (sistem nilai kepercayaan) dan world view suatu masyarakat.

  Teknologi merupakan sebuah seperangkat untuk membantu aktivitas kita dan dapat mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi dalam mencapai suatu tujuan. Teknologi selalu memiliki dua aspek, yakni

  

hardware (yang terdiri dari obyek material atau fisik) dan software (terdiri dari

  informasi untuk mengoperasikan hardware). Rogers, 1986 dalam buku Agoeng Nugroho (2010: 3) menjelaskan teknologi komunikasi diartikan sebagai perlengkapan hardware, struktur organisasi, dan nilai-nilai sosial dimana individu-individu mengumpulkan, memproses dan tukar-menukar informasi dengan individu-individu.

  Seluruh teknologi komunikasi sudah menjangkau pancaindera manusia seperti sentuhan, penciuman, rasa, pendengaran dan penglihatan. Bahkan teknologi komunikasi dapat membawa seseorang individu melintasi batas ruang dan waktu serta mendapatkan informasi yang tidak didapat sebelumnya (McLuhan, 1965). Manusia telah menjadikan teknologi media sebagai jendela dunia atau “a window to

  

the world ” dan dapat mengetahui kejadian-kejadian yang jauh jaraknya tanpa kita

hadir langsung di lokasi kejadian (Agoeng Nugroho, 2010: 4).

  Istilah teknologi komunikasi seringkali diucapkan dalam nafas yang sama dengan istilah teknologi informasi, karena pengertian yang terkandung pada masing- masing istilah tersebut memang saling berkaitan satu sama lain. Namun, istilah teknologi komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas, termasuk sistem, saluran, perangkat keras, dan perangkat lunak dari komunikasi modern, di mana teknologi informasi merupakan bagian dari padanya.

  Lubis (2005), menjelaskan bahwa teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Komunikasi adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan dalam Makna” (Commonness in Meaning). Dengan demikian, teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat. Rogers (1986) organisasi, dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain (Lubis, 2005:42).

  Severin dan Tankard (2007: 305), mengatakan bahwa teknologi komunikasi berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah video tape recorder, video

  

casette , televisi kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi komputer

dengan komputer pribadi di rumah, internet, World Wide Web, serta CD-ROM.

  Banyak teknologi yang mempunyai dampak dramatis yaitu memberikan pengguna kontrol yang jauh lebih banyak pada proses telekomunikasi dan informasi yang diterima.

  Nasution (1989: 6), menjelaskan bahwa berbagai kemampuan dan potensi yang dimiliki teknologi komunikasi memungkinkan manusia untuk saling berhubungan satu sama lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan, dan lain-lainnya, kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai sarana komunikasi mutakhir. Dengan penggunaan satelit misalnya, hampir tidak ada lagi batas jarak dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju di manapun dan kapan saja diperlukan.

  Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006: 111), mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal media komputer,

  

videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan

  penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi media dimulai dari era media tulis dan cetak.

2.1.2. New Media

  New Media merupakan perkembangan baru dari media-media yang telah

  digunakan manusia. Karakternya yang merupakan bentuk digital tentu memudahkan perkembangannya, new media bisa memberikan nilai negatif juga, yaitu dapat mengakses situs yang berbau porno dan kekerasan dengan mudah dan memberikan efek ketagihan bagi penggunanya. Jadi sudah seharusnya perkembangan new media diikuti juga dengan kebijakan orang yang memanfaatkannya.

  Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat penting terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru (new media), karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana konstruksi sosial media massa memberi konstribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Hal ini nantinya berhubungan dengan dengan persoalan-persoalan difusi inovasi dan adopsi yang dilakukan masyarakat, dan bagaimana pula media baru mendukung pergerakan pembangunan masyarakat sebagai subjek perubahan di masyarakat itu sendiri. (Bungin, 2009: 374). Kemunculan media baru memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Media baru secara langsung telah merubah pola kehidupan masyarakat, budaya, cara berfikir, dan hampir segala aspek dalam kehidupan manusia. Perkembangan media ini mendapatkan tanggapan yang beragam, ada yang pro dan ada yang kontra. Tanggapan tersebut sah-sah saja dikeluarkan sepanjang pengguna media memahami betul apa dan bagaimana media baru itu sendiri. Menurut Jan Van Dijk dalam bukunya The Network Society, new media are media which are both

  

integrated and interactive and also use digital code at the turn of the 20th and 21st

centuries . Dengan kata lain, media baru adalah media yang memiliki 3 karakteristik

  utama, yaitu integrasi, interaktif, dan digital. Menurut Fedlman bahwa media baru memiliki setidaknya lima karakteristik yang dapat dilihat.

  Pertama, media baru mudah dimanipulasi. Hal ini sering kali mendapat tanggapan negatif dan menjadi perdebatan, karena media baru memungkinkan setiap orang untuk memanipulasi dan merubah berbagai data dan informasi dengan bebas. Kedua, media baru bersifat networkable. Artinya, konten-konten yang terdapat dalam media baru dapat dengan mudah dipublikasikan dan dipertukarkan antar pengguna lewat jaringan internet yang tersedia. Karakteristik ini dapat kita sebut sebagai kelebihan, karena media baru membuat setiap orang dapat terkoneksi dengan cepat dan memberi solusi terhadap kendala jarak dan waktu antar pengguna.

  Ketiga, media baru bersifat compressible. Konten-konten yang ada dalam media baru dapat diperkecil ukurannya sehingga kapasitasnya dapat dikurangi. Hal ini memberi kemudahan untuk menyimpan konten-konten tersebut dan mempublikasikannya kepada orang lain. Keempat, media baru sifatnya padat. Dimana pengguna hanya membutuhkan space yang kecil untuk menyimpan berbagai konten yang ada dalam media baru. Sebagai contoh, pengguna hanya memerlukan satu komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet untuk dapat menyimpan berbagai informasi dari berbagai penjuru dunia dalam komputer tersebut.

  Kelima, media baru bersifat imparsial. Konten-konten yang ada dalam media baru tidak berpihak pada siapapun dan tidak dikuasai oleh segelintir orang saja. Hal tersebut media baru seringkali disebut sebagai media yang sangat demokratis, karena kapitalisasi media tidak berlaku lagi. Setiap orang dapat menjadi produsen dan konsumen secara bersamaan dan setiap pengguna dapat berlaku aktif disana (Lutviah, 2011 February 07 ).

  Secara karakteristik, media baru sangat berbeda karakteristiknya dengan media lama. Pada media lama, interaktivitas tidak terjalin dan jarak diantara komunikator dengan komunikan sangat terlihat sekali. Sebaliknya, media baru membawa potensi hubungan yang interaktif diantara pengguna serta membangun hubungan yang setara antara pengirim dan penerima pesan. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh media baru dapat dilihat sebagai kelebihan atau sisi positif dari media baru. Tapi kita juga tidak boleh menutup mata bahwa media baru juga memberikan beberapa dampak negatif yang harus diwaspadai.

  Pertama, media baru dikhawatirkan akan mengambil alih peran institusi- institusi sosial sebelumnya dalam membentuk dan mengarahkan nilai-nilai masyarakat. Orang-orang yang tadinya menggunakan nilai-nilai yang berasal dari institusi sosial seperti keluarga sekarang berpindah menggunakan nilai-nilai yang khawatirkan adalah adanya pihak-pihak tertentu yang menggunakan media baru sebagai alat propaganda dan doktrinisasi. Bagaimanapun, media baru memiliki kemampuan dan daya jangkau yang sangat luas, sehingga besar kemungkinan media ini dimanfaatkan.

  Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa sama seperti media-media lainnya, media baru juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu sebagai pengguna harus selektif dan dengan cermat menggunakan media ini dengan sebaik- baiknya.

2.1.3. Internet Sebagai Media Komunikasi

  Salah satu media dalam komunikasi adalah internet. Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007:443). Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan ‘inter-network’) ialah rangkaian komputer yang terhubung menelusuri beberapa rangkaian (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet). Istilah internet Indonesia adalah istilah-istilah yang diserap dari bahasa asing karena kemajuan teknologi internet. Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari luas.

  Internet dilahirkan pada puncak Perang Dingin, pada tahun 1969, sebagai jaringan eksperimental yang disebut ARPANET. Pada tahun pertamanya, ARPANET menghubungkan empat pusat komputer universitas, masing-masing di UCLA, di Standford Research Institute (SRI), di Universitas California Santa Barbara (UCSB), dan di Universitas Utah Charley Kline, yang terlibat dalam riset militer untuk U.S. Defense Department’s Advanced Research Project Agency (Badan Proyek Riset Lanjut Departemen Pertahanan Amerika Serikat) (Fidler, 2003: 150).

  Internet menjadi sedemikian populer menjelang 1995 sebagai akibat dari teknologi-teknologi Mosaic dan Web sehingga jaringan-jaringan konsumer online, seperti America Online, Prodigy dan CompuServe, mulai memberikan akses net

  1995 semakin meningkat sekitar 10 sampai 15 persen per bulan, akhirnya dipandang oleh para pakar sebagai tuntutan massa untuk memperoleh bentuk baru pertukaran informasi (Fidler, 2003: 154).

  Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global, karena di dalam internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan di manapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi mudah. Onno W. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet juga telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual (http://mhs.blog.ui.edu/diat.nurhidayat71).

  Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat 2004: 141).

  Membedakan internet dengan teknologi komunikasi yang lainnya yaitu tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesannya. Internet merupakan media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. Internet juga dapat diakses dimana saja dan kapan saja.

  Internet telah membentuk ruang dan waktu, yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, yang disebut cyberspace. Kata cyberspace pertama kali digunakan dan dipopulerkan oleh William Gibson dalam novel fantasi ilmiahnya, Neuromancer, yang terbit pada tahun 1984. Di cyberspace, segala bentuk media komunikasi yang kita kenal: face-to-face meeting, telepon, fax, surat, surat kabar, majalah, radio, TV,

  (internet fax), e-mail (electronic mail), e-magazine (electronic magazine), dan seterusnya. Dengan internet pengguna memasuki ruang dan waktu baru yang bersifat nirjarak dan nirwaktu, kita menjumpai hampir seluruh bentuk media komunikasi yang dikenal berkonvergensi menyatu di sana, membuatnya disebut multimedia.

  Sebagian buku mengelompokkan internet yang multimedia sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorisasikannya sebagai media antar pribadi. Kedua pendapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya, karena kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakekat internet yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang teman, misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya (Vardiansyah, 2004: 106).

  Menurut Severin dan Tankard (2007: 7), ada tiga fitur utama internet, yaitu e-

  mail (surat elektronik), Newsgroups and Mailing list, serta World Wide Web: 1.

  E-mail Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan elektronik, atau e-mail. Tidak perlu menjadi pengguna internet yang canggih untuk bisa mengirimkan pesan e-mail. Banyak orang awam melakukannya melalui layanan online, seperti halnya American Online dan

  Prodigy .

  2. Newsgroups and Mailing Lists Newsgroups and Mailing Lists merupakan sistem berbagi pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang yang tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar informasi dan opini. Beberapa orang merasa bahwa mereka mendapat berita secara lebih cepat dan lebih baik dari newsgroups daripada koran atau majalah. Mungkin yang lebih penting lagi, newsgroups memungkinkan terjadinya respon langsung terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa dilakukan oleh koran dan majalah.

3. World Wide Web World Wide Web yang juga dikenal sebagai WWW atau

  Web merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui komputer lain secara cepat dan tepat.

2.1.4. Jejaring Sosial (Social Networking)

  Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

  Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan. Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook, pesaing yang tumbuh dengan cepat (http://www.ridwanforge.net/blog/jejaring-sosial-

  social-networking ).

  Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

  Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging,

  

email , video, audio chat, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya

  jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat

  

meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Situs-

situs dari jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube atau Yahoo Messenger.

  Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling berbagi informasi didalamnya. Situs jejaring sosial yang paling terkenal dan sering digunakan oleh masyarakat Indonesia yaitu Facebook dan Twitter. Berikut penjelasan tentang Facebook dan Twitter.

2.1.4.1 Facebook

  Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Standford, NYU, Nortwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League . Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat (e-mail) suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.

  Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat elektronik (e-mail) apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.

  Di Indonesia dulunya situs layanan jejaring sosial dirajai oleh friendster, tapi facebook. Facebook mampu mengalahkan friendster karena memiliki banyak kelebihan. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking,

  chatting, blogging, multimedia, photo sharing dan bahkan email.

  Berikut adalah beberapa penjelasan dari fitur-fitur utama yang ada pada facebook:

  1. Profil Profil adalah halaman web yang dapat dilihat oleh anggota lain jika mereka melihat profil anda. Profil akan memberi orang lain gambaran tentang diri anda, termasuk hal-hal yang anda sukai.

  2. News Feed Fitur ini diperkenalkan pertama kali sejak 6 September 2006. Dengan adanya news feed, pengguna akan melihat bentuk homepage yang berbeda. Mereka dapat melihat kegiatan teman mereka yang akan terus menerus diperbaharui. News feed ini berisi informasi ringkas termasuk profil, acara mendatang, dan peringatan ulang tahun. News feed juga menunjukkan dialog yang terjadi antar wall.

  3. Wall Menu wall ada disetiap halaman profil pengguna. Menu ini memungkinkan teman kita mengirim pesan singkat di halaman profil kita dan juga menampilkan waktu pesan itu ditulis. Kebanyakan pengguna wall memakai wall temannya untuk meninggalkan catatan singkat yang sifatnya sementara saja. Untuk pesan yang lebih pribadi. Biasanya akan ditulis dalam bentuk pesan (message) yang dikirim ke inbox orang tersebut.

  4. Photo Aplikasi ini adalah yang paling populer. Pengguna dimungkinkan untuk mengunggah foto sebanyak mungkin. Jika memiliki foto anggota facebook lain, pengguna dapat menandai foto itu dengan memberi tag berupa nama anggota tersebut. Setelah memberikan tag, foto itu akan muncul baik dalam foto maupun profil teman anda.

  5. Video Aplikasi video pada facebook kurang lebih mirip dengan yang ada di Youtube. Anggota dapat mengunggah video dalam hamper semua format, tetapi facebook mensyaratkan ukuran file video tersebut dibawah 100 megabyte atau tidak lebih dari dua puluh menit.

  6. Notes Aplikasi ini tidak berbeda jauh dengan buku harian. Pengguna bisa membuat tulisan, gambar, foto atau file lain di halaman ini. Hal yang pasti, catatan dari pengguna di sini bisa dibaca teman-teman dalam jaringan anda.

2.1.4.2 Twitter

  Twitter adalah sebuayang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkasehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets).

  Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat

  Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide twitter dimana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 secara terbuka pada tanggal 15 Juli 2006. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April 2007. Popularitas Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika terdapat festival South by Southwest (SXSW). Selama acara tersebut berlangsung, penggunaan Twitter meningkat dari 20.000 kicauan per hari menjadi 60.000. Reaksi di festival itu sangat positif. Pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti logo dan meluncurkan desain baru dan logo berubah lagi pada tanggal 6 Juni 2012.

  Twitter merupakan salah satu layanan sosial media yang berkembang pada sekolah hingga Presiden Amerika menggunakan situs jejaring sosial tersebut. Salah satu situs jejaring sosial yang berkembang di masyarakat adalah Twitter. Dengan segala keterbatasan yang diberikan oleh Twitter, justru membuat jejaring sosial ini menjadi hits.

  sendiri merupakan sebuah perpaduan antara SMS dan internet yang menawarkan cara yang sederhana, seketika dan fleksibel. Dikatakan sederhana karena menggunakan layanasangat mudah, semudah menggunakan SMS. Layanan juga dapat dikatakan seketika karena dengan menekan sebuah tombol, informasi yang Anda sampaikan langsung disebarluaskan. Selain itu penggunaan juga sangat fleksibel. Apapun perangkat yang Anda miliki, komputer, laptop, tablet pc, hingga handphone monokrom dapat digunakan untuk berbagi tweet. Ada pun beberapa istilah di dalam twitter : 1.

  Tweet : tweet merupakan pembaharuan atau sering disebut sebagai update yang dilakukan setiap pemilik account twitter yang memungkinkan semua orang bisa melihat apa yang dituliskan. Baik itu berupa ungkapan, kekesalan, kesenangan, kebingungan dan sebagainya dengan maksimal karakter 140 kata. Followers : adalah orang yang mengikuti kita dan akan menerima setiap pembaharuan yang dilakukan.

  3. Following : adalah orang yang kita ikuti dalam twitter. Ini merupakan kebalikan dari follower, kita akan menerima setiap update orang yang kita follow.

  4. Re Tweet : sering disebut dengan RT adalah menulis ulang tweet orang lain dalam profile kita sendiri dan biasanya diikuti dengan nama orang yang membuat tweet pertama kali.

  5. Trending Topics : adalah topik yang sedang hangat di antara pengguna Twitter sedunia. Biasanya trendingtopics ini akan muncul dan selalu di update pada halaman twitter kita.

  6. Direct Message : direct message atau disingkat dengan DM adalah pesan

  7. Tanda @ : tanda @ adalah mem - tag atau mengkhususkan tweet kepada salah satu teman yang kita beri tanda.

  8. Hash Tags : hash tags dalam twitter di definisikan dengan tanda #. Tanda pagar ini biasanya digunakan untuk mempermudah pencarian topik yang sedang hangat di twitter. Misalnya topik yang sedang hangat adalah Indonesiaunite, maka untuk mempermudah pencarian tentang topik tersebut kita menulis #Indonesiaunite sebagai keyword.

  9. Tweeps : Teman-teman anda selain di Twitter juga di Jejaring sosial lainnya, misal Facebook.

2.1.5. Literasi Media (Media Literacy)

  Media literacy pertama kali dikembangkan sebagai alat dalam melindungi

  orang-orang dari paparan media. Negara yang pertama kali mendengungkan konsep ini adalah Inggris pada tahun 1930-an. Pada tahun 1980 di Inggris dan Australia

  

media literacy sudah menjadi mata pelajaran tersendiri. Sementara itu di Eropa

  pendidikan media literacy diperkenalkan pada kurikulum dasar di negara Finlandia pada tahun 1970 dan pendidikan menengah atas tahun 1977. Di negara Swedia media

  literacy berkembang sejak tahun 1980, dan di Denmark sejak tahun 1970.

  Media literacy diartikan sebagai the ability to access, analyze, evaluate and

  

create messages across a variety of contexts . Media literasi adalah kemampuan untuk

  mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan melalui konteks yangberagam. Konsep ini diterapkan pada beragam gagasan yang berupaya untuk menjelaskan bagaimana media menyampaikan pesan-pesan mereka, dan mengapa demikian.

  Media Literacy di Indonesia lebih dikenal dengan istilah “melek media”.

  James Potter dalam bukunya yang berjudul Media Literacy (Potter, dalam Kidia) mengatakan bahwa media literacy adalah sebuah perspekif yang digunakan secara aktif ketika individu mengakses media dengan tujuan untuk memaknai pesan yang disampaikan oleh media. Jane Tallim menyatakan bahwa media literacy adalah kemampuan untuk menganalisis pesan media yang menerpanya, baik yang bersifat informatif maupun yang menghibur.

  Allan Rubin menawarkan tiga definisi mengenai media literacy. Defenisi pertama dari National Leadership Conference on Media Literacy (Baran and Davis, 2003) yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan. Defenisi kedua dari ahli media, Paul Messaris, yaitu pengetahuan tentang bagaimana fungsi media dalam masyarakat. Defenisi ketiga dari peneliti komunikasi massa, Justin Lewisdan Shut Jally, yaitu pemahaman akan batasan-batasan budaya, ekonomi, politik dan teknologi terhadap kreasi, produksi dan transmisi pesan. Rubin juga menambahkan bahwa definisi-definisi tersebut menekankan pada pengetahuan spesifik, kesadaran dan rasionalitas, yaitu proses kognitif terhadap informasi.

  1. Fokus utamanya adalah evaluasi kritis terhadap pesan. Media literacy merupakan sebuah pemahaman akan sumber-sumber dan teknologi komunikasi, kode-kode yang digunakan, pesan-pesan yang dihasilkan serta seleksi, interpretasi dan dampak dari pesan-pesan tersebut. Di era informasi ini, media literasi menjadi begitu penting, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: 2.

  Pengaruh media menjadi pusat dari proses demokratisasi. Dalam budaya media secara global, masyarakat membutuhkan tiga kemampuan penting untuk menjadi bagian dari masyarakat yang demokratis: berpikir kritis, mengekspresikan diri dan berpartisipasi. Media literasi membangun tiga hal penting tadi. Konsumsi media yang belebihan dan kejenuhan terhadap media. Ketika seseorang menggunakan telepon selular, jejaring sosial, video games, televisi, musik pop, radio, surat kabar, majalah, internet dan bahkan t-shirt sekalipun, sesungguhnya kita sedang di serang oleh pesan-pesan yang disampaikan oleh media-media tersebut. Pesan-pesan yang kita terima setiap harinya, melebihi apa yang diterima generasi kakek kita dalam setahun. Melek media mengajarkan kita untuk menemukan panduan aman bagaimana mengarungi lautan informasi, gambar, pesan-pesan yang kita terima setiap hari dalam hidup kita.

  3. Pengaruh media membentuk cara kita mempersepsi sesuatu, membentuk kepercayaan kita juga perilaku dan yang terpenting media memberi pengaruh yang sangat penting dengan cara kita memahami, menterjemahkan dan bereaksi terhadap apa yang terjadi di dunia sekeliling kita. Dengan mengetahui bagaimana media mempengaruhi kita, kita dapat mengurangi ketergantungan kita kepada media tersebut.

  4. Meningkatnya serbuan komunikasi visual dan informasi. Hidup kita sehari- hari sangat dipengaruhi dengan serbuan visual informasi melalui iklan-iklan produk audio visual maupun visual yang tercetak melalui banyak media. Belajar mengetahui bagaimana membaca dan memahami apa yang ada dibalik gambaran visual itu. Sehingga kita tidak mudah termakan bujuk rayu iklan suatu produk yang digambarkan lewat visualiasi yang dapat mempengaruhi pik iran kita.

  5. Kebebasan menyampaikan informasi melalui bermacam media, di satu sisi memberi dampak pertumbuhan industri informasi yang cukup besar. Namun di sisi lain, kekuatan modal dan kepentingan di balik pertumbuhan industri media dapat mengancam keberagaman pendapat, karena media memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik. Mengetahui bagaimana pengaruh media dalam hidup kita, akan membantu kita dalam menemukan, menentukan sikap dan memperjuangkan keberagaman sudut pandang mengenai suatu masalah. Pendapat kita menjadi tidak mudah dikendalikan oleh pendapat umum yang dibentuk media. Literasi media dapat juga diterjemahkan sebagai kecakapan bermedia, yaitu sebuah kesadaran dan kecakapan komprehensif untuk menempatkan diri individu dan masyarakat di depan media sebagai pelaku aktif. Dengan adanya kecakapan bermedia, seseorang diharapkan mampu untuk menyeleksi media dan isinya untuk dikonsumsi. Art Silverblatt menyebutkan tujuh elemen dasar yang menjadi karakteristik dari literasi media, kemudian Stanley J. Baran (2009: 27-30) menambahinya menjadi delapan. Karakteristik tersebut adalah :

  1. Kemampuan dalam berpikir kritis yang memungkinkan para konsumen media massa mengembangkan penilaian independen tentang konten media

  2. Pemahaman tentang proses komunikasi massa.

  3. Tanggap akan dampak media bagi individu maupun masyarakat.

  4. Strategi dalam analisis dan diskusi pesan-pesan media.

  5. Pemahaman isi media sebagai naskah yang menyediakan wawasan ke dalam budaya dan kehidupan kita.

  6. Kemampuan untuk menikmati, memahami, dan mengapresiasi isi media.

  7. Pengembangan tentang keterampilan produksi yang efektif dan sesuai.

  8. Pemahaman etis dan kewajiban moral bagi para praktisi media.

  Bagi Potter (2008: 9-12) perspektif dibangun oleh struktur pengetahuan (knowledge structure) yang kita miliki. Untuk membangun struktur pengetahuan diperlukan “alat” dan “bahan baku”. Alat adalah keterampilan (skills) kita, sedangkan bahan baku adalah informasi dari media dan dari dunia nyata. Menggunakan secara aktif berarti sadar terhadap pesan, dan secara sadar berinteraksi dengan pesan-pesan tersebut. Kunci media literacy adalah membangun struktur pengetahuan yang baik. Individu perlu memiliki pengetahuan tentang efek media, isi media, industri media, dunia nyata dan diri.

  Potter mengajukan ada tiga pilar yang membentuk literasi media, yaitu : 1. Personal Locus, terdiri dari tujuan dan dorongan. Locus merupakan kombinasi antara kesadaran terhadap tujuan, dorongan, dan energy yang mengarahkan kepada pencarian informasi. Locus beroperasi dalam dua bentuk : sadar dan tidak sadar.

  2. Struktur pengetahuan, yaitu seperangkat informasi yang terorganisasi dalam memori seseorang dan terbentuk secara sistematis dalam waktu yang lama.

  Dengan struktur pengetahuan yang berkembang, kita bisa memahami seluruh rentang isu media, dan bisa memahami mengapa media selalu bersikap seperti

  3. Keterampilan (skill), ada tujuh keterampilan dalam konteks literasi media, yaitu : keahlian untuk menganalisis, mengevaluasi, memilah, menginduksi, mendeduksi, mensintesis dan mengabstraksis pesan- pesan media. Dalam penelitian Ofcom, Buckingham (2005: 3-4) menjelaskan tiga komponen penting. Pertama, akses yang memiliki dua dimensi: akses fisik ke peralatan dan kemampuan untuk memanipulasi teknologi serta perangkat lunak terkait untuk menemukan konten atau informasi yang dibutuhkan. Kedua, pemahaman (understanding) di dalamnya termasuk analisis dan evaluasi. Ketiga, kreativitas (creativity). Ini menunjukkan bahwa ada potensi besar dari media yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan ekspresi diri. Dalam komponen kreativitas memuat unsur-unsur memproduksi (produce), menyebarkan (distribute), dan memublikasikan (publish).

  Sementara itu, dari beberapa defenisi yang diadopsi di Kanada, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat pada dasarnya menunjukkan kesamaan fokus terhadap empat komponen utama : akses, analisis, evaluasi dan penciptaan / produksi konten.

  Menurut Sonia Livingstone (2004: 3), keempat komponen ini secara bersamaan membantu seseorang untuk menganalisis pesan media. Keterampilan dalam analisis dan evaluasi membuka pintu untuk pengguanaan media lainnya, memperluas akses, dan sebagainya.

2.1.6. Peran Orang Tua

  Peran adalah sesuatu yang menunjukkan kepada beberapa set prilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang didefenisikan dan diharapkan secara normatif dari seorang yang memegang suatu posisi dalam situasi sosial tertentu (Friedman, 1998).

  Peran orang tua sebagai pendidik bagi anak-anaknya adalah suatu keharusan dan mesti dilakukan orang tua kepada anak-anaknya, sebab menurut Drost (1999) anak-anak sangat membutuhkan beberapa hal berikut ini:

  1. Mencintai dan Dicintai Mencintai dan dicintai adalah kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Itu berarti secara konkrit orang tua harus terbuka kepada anaknya agar dapat mengenalinya.

  2. Perlindungan hingga merasa aman dan kerasan Percaya mempercayai adalah syarat mutlak menciptakan suasana aman, yaitu suasana keterbukaan yang memberikan kesempatan kepada anak untuk ikut berbagi kebahagiaan, keberhasilan, juga kegagalan dan keprihatinan dari keluarga.

  3. Bimbingan Bimbingan berarti orang tua harus menerima kemampuan anak apa adanya.

  Supaya kemampuan anak berkembang, orang tua harus menciptakan ruang lingkup yang menggairahkan dan merangsang. Kemudian yang perlu dihindari adalah segala hal yang menekan.

  4. Diakui Artinya orang tua harus menghargai pribadi anak. Meskipun anak masih tergantung pada orang tua, ia harus diperlakukan sebagai pribadi yang dihargai hak-haknya.

  5. Disiplin Anak adalah manusia yang didewasakan. Sesuai dengan umumnya sedikit demi sedikit ia harus diajarkan dan dibiasakan hidup sebagai makhluk sosial. Ia harus bergaul dengan orang lain/sesamanya. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri

  Sebagaian besar interaksi orang tua dan anak memiliki implikasi masa depan karena keluarga adalah tempat masing-masing kita belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Para ibu dan ayah ataupun orang lain dalam keluarga berinteraksi dengan berbagai macam cara. Hingga derajat tertentu sifat dari interaksi tergantung pada kerakteristik kepribadian dari orang-orang yang berinteraksi.

  Semua interaksi dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya memiliki efek terhadap apa yang anak pelajari terhadap hubungannya dengan orang lain. Contohnya, ketika orang tua bermain dengan anaknya, mereka memberikan informasi mengenai bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain pada situasi sosial, mengikuti suatu prosedur tertentu dan terlibat dalam perilaku kerja sama yang semuanya relevan terhadap kemampuan anaknya untuk menghadapi orang dewasa lain dan teman sebayanya. Hubungan yang menyenangkan dan memuaskan di dalam keluarga diasosiasikan dengan kemampuan untuk mengalami empati, rasa percaya diri, dan kepercayaan interpersonal.

  Umumnya peran orang tua dan komunikasi yang dilakukan terhadap anaknya tidak hanya menyalurkan perilaku anak tetapi juga sikapnya. Peran juga dapat mempengaruhi nilai-nilai yang dipegang orang tua dan mempengaruhi arah dari pembentukan dan perilaku anak.

2.1.6.1 Peran Ibu

  Peran ibu yang diterapkan oleh ibu yang bekerja di luar rumah bisa berbeda dengan peran ibu yang diterapkan oleh ibu yang hanya bekerja di dalam rumah atau sebagai ibu rumah tangga yang dengan waktu penuh dapat mendidik anaknya. Menurut Gunarsa (2000) masing-masing pribadi dapat mengetahui perannya di dalam keluarga anatara lain peran ibu keluarga, yaitu:

  1. Memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis, artinya kedudukan seorang ibu sebagai tokoh sentral untuk melaksanakan kehidupan. Ibu memenuhi kebutuhan sosial, psikis yang bila tidak terpenuhi akan mengakibatkan suasana keluarga menjadi tidak optimal.

  2. Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan konsisten, artinya ibu mempertahankan hubungan-hubungan dalam keluarga.

  3. Ibu sebagai pendidik yang mampu mengatur dan mengendalikan anak, artinya ibu berperan dalam mendidik dan mengembangkan kepribadian anak.

  4. Ibu sebagai contoh dan teladan, artinya dalam mengembangkan kepribadian anak dan membentuk sikap-sikap anak seorang ibu perlu memberikan contoh dan teladan yang dapat diterima, karena anak belajar melalui peniruan terhadap orang lain.

  5. Ibu memberi rangsangan dan pelajaran, artinya seorang ibu memberi rangsangan sosial bagi perkembangan anak.

  Di dalam keluarga, penggunaan internet oleh anak-anak semakin banyak, bahkan seringkali kita tidak bisa memisahkan dunia anak dengan internet. Mereka adalah generasi digital native, generasi yang lahir dan berkembang di dunia digital. Karena internet juga mempunyai dampak negatif, maka orang tua terutama ibu yang menjadi pendidik utama, harus memahami bagaimana cara untuk mencegah akibat negatif dari penggunaan internet. Jika anak dididik untuk menggunakan internet dengan baik, aman dan sehat, maka hal itu akan menjadi benteng bagi anak untuk menghindari akibta buruk dari internet.

  Ibu dapat membimbing anak ketika berselancar di dunia maya. Untuk anak- anak di bawah umur, pendampingan orang tua sangat diperlukan dalam penggunaan internet. Orang tua dapat memberikan penjelasan mengenai aktivitas apa saja yang dapat dilakukan di internet, situs (tempat sumber informasi) yang bermanfaat, serta hal-hal buruk dan ancaman yang dapat terjadi. Mendampingi anak dapat juga memperkuat ikatan emosional antara anak dan orang tua. serta akan bisa mendapatkan pengalaman yang positif jika berhasil mendapatkan hal-hal baru yang menarik di internet. Anak memang harus didorong untuk mencari bermacam-macam informasi, tentunya dengan bimbingan orang tuanya, dan yang paling penting adalah membangun komunikasi yang baik dan seimbang dengan anak, apalagi jika usia anak sudah menginjak remaja. Benteng terkuat untuk menangkal materi negatif di internet

  2.2. Kerangka Konsep

  Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995: 40).

  Konsep adalah penggambaran secara tepat tentang fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995: 57).

  Konsep atau variabel yang terdapat di dalam penelitian ini adalah Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia. Peran orang tua dalam penggunaan jejaring sosial meliputi, yaitu pengetahuan, keterampilan dan dampak media dalam jejaring sosial.

  2.3 Model Teoritis

  Internet Jejaring Sosial :

  • Facebook - Twitter Anak Peran Orang Tua Dalam Literasi Media

  Pengetahuan

  Keterampilan Dampak media

  2.4 Operasional Variabel

  Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk mempermudah penelitian diperlukan suatu operasional variabel terikat, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Variabel Teoritis Variabel Operasional

  Peran Orang Tua Dalam 1.

  Pengetahuan Jejaring Sosial

  • Pengetahuan isi media
  • Pengetahuan efek media 2.

  Keterampilan

  • Mengakses • Menganalisis • Mengevaluasi 3.

  Dampak media

  • Dampak positif
  • Dampak negatif Karakteristik Responden 1.

  Jenis kelamin 2. Usia 3. Pendidikan 4. Pekerjaan

  2.5 Definisi operasional

  Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

  A. Peran Orang Tua Dalam Literasi Media a.

  Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui oleh orang tua tentang jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.

  • Pengetahuan isi media : segala sesuatu yang diketahui oleh orang tua tentang isi jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.
  • Pengetahuan efek media : segala sesuatu yang diketahui oleh orang tua tentang efek atau pengaruh dari jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.

  b.

  Keterampilan : kecakapan orang tua dalam mengakses, menganalisis dan mengevaluasi jejaring sosial yang digunakan oleh remaja.

  • Mengakses : mengakses atau menggunakan media jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.
  • Menganalisis : melakukan analisis terhadap isi jejaring sosial berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua tentang jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.
  • Mengevaluasi : memberikan penilaian terhadap jejaring sosial yang digunakan oleh anak.

  c.

  Dampak media : cepat daldari jejaring sosial yang digunakan, baik positif maupun dampak negatif.

  • Tanggap akan dampak positif : mengetahui dan menyadari dengan cepat dampak positif yang timbul dari jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.
  • Tanggap akan dampak negatif : mengetahui dan menyadari dengan cepat dampak negatif yang timbul dari jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.

  B. Karakteristik Responden 1.

  Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan.

  2. Usia, yaitu umur atau usia dari responden.

  3. Pendidikan, yaitu tingkat pendidikan terakhir responden.

Dokumen yang terkait

PERAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

0 37 7

Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

14 94 75

Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak (Studi Deskriptif Tentang Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia)

4 94 91

Peran Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Membentuk Perilaku Positif (Studi Kasus Peran Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak dalam Membentuk Perilaku Positif di Kelurahan Karang Berombak, Medan Barat)

3 84 217

Peran Orang Tua Asuh dalam Mendukung Perkembangan Kemandirian Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur

3 20 129

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 5 1

Perancangan Kampanye Sosial Komunikasi Orang Tua Dan Anak

1 17 74

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya di Kota Bandung)

0 15 73

Kampanye Sosial Dampak Penggunaan Smartphone Bagi Anak Kepada Orang Tua

0 4 1

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Perokok Dalam Membentuk perilakunya Di Kota Cimahi)

0 3 1