bab Keseimbangan Pendapatan Nasional Equilib

KESEIMBANGAN
PENDAPATAN NASIONAL
(Equilibrium National Income)

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karuni-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi Makro.Makalah ini
berisi tentang “Keseimbangan Pendapatan Nasional” yang terkait dengan Ekonomi Makro .
Tujuan kami membuat makalah ini agar seluruh saudara/i dapat memahami dan mengetahui
tentang keseimbangan pendapatan nasional. Karena itu, sangat diharapkan bagi saudara/i jurusan
Manajemen untuk memahami semua yang berkaitan dengan dalam keseimbangan pendapatan
nasional.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan untuk kerja sama dan kekompakan teman kelompok
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak lupa pula kami ucapkan
terima kasih atas bantuan selama makalah ini dikerjakan.
Kami meyakini bahwa makalah ini , tidak terlepas dari kekurangan yang tentunya masih

dinanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk penyempurnaannya.

Medan, 11 Maret 2015

(Serly Elovani Br Barus)

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah......................................................................................................................1
1.3Tujuan Penulisan........................................................................................................................1
1.4MetodePenulisan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Model KeseimbanganPendapatanNasionalDuaSektor..............................................................2
2.2 Model Keseimbangan Pendapatan NasionalTiga Sektor...........................................................7
2.3 KeseimbanganPerekonomian Terbuka....................................................................................14
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................19
3.2 Daftar Isi.................................................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

1.1 LATAR BELAKANG
Setiap periode, perusahaan-perusahaan memproduksi beberapa jumlah barangdan jasa
agregat yang disebut keluaran agregat. Keluaran mencakup produksi jasa, barang konsumen, dan
barang investasi. Pada masing-masing periode,rumah tangga menerima sejumlah pendapatan
agregat. Hal-hal tersebut menjadi penyebab berubahnya keseimbangan pendapatan nasional.Pada
periode tertentu, pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan sesuai kondisi perekonomian. Hal
tersebut bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pada saat pengeluaran agregat melebihi

besarnya pendapatan nasional, maka ekspansi akan berlaku. Sebaliknya, pada saat pengeluarana
gregat lebih sedikit dari besarnya pendapatan nasional akan terjadi kontraksi.
1.2RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan konsumsi dan pendapatan nasional Indonesia?
Bagaimana keseimbangan pendapatan nasional?
Apa yang menyebabkan perubahan pendapatan nasional?
Apa yang dimaksud dengan pasar uang dan tingkat bunga sertapengaruhnya terhadap

pendapatan nasional?
5. Apa saja peran pemerintah untuk mendorong tingkat keseimbangan pendapatan nasional?
6. Apa yang dimaksud dengan pajak dan tingkat keseimbangan pendapatan?
1.3TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi makro (ekonomi
makro) semester kedua yang diampu oleh dosen mata kuliah, Dionisius Sihombing, M.Si.
1.4METODE PENULISAN

Makalah ini berisi kata, kalimat, dan atau paragraf yang dikutip dari bukukarangan yang
diterbitkan oleh entitas resmi. Dengan demikian, kami harapkan yakin isi makalah ini sesuai
dengan materi yang disodorkan meskipun belum selengkap yang diinginkan.

BAB II
PEMBAHASAN
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

2.1 Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan
perusahan. Berarti pada perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun
perdagangan luar negeri. Aliran pendapat mempuyai sebagai berikut :
a. Sektor perusahaan menggunakan faktor faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga.
Pemilik faktor faktor tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji, upah,bunga dan laba
usaha.
b. Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan untuk

membeli barang barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
c. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi institusi keuangan.
d. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga dari
institusi institusi keuangan.
Sirkulasi perekonomian 2 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Pendapatan nasional
berada
pada keseimbangan atau keadaan ekuilibirium apabila
Sumber
: http://asngari71.blogspot.com
permintaan agregat sama dengan penawaran agregat (AD=AS).Dari sumber atau asalnya bahwa
pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan investasi. Jadi C + I = Y. Sedangkan dari sudut
penggunaan nya adalah bahwa pendapatan nasional sebagian dipergunakan untuk pengeluaran
konsumsi, sedangkan selebihya adalah merupakan tabungan yaitu Y = C+ S
Dengan demikian :
C+I=Y=C+S
KeseimbanganPendapatanNasional


Page ii

C+I=C+S
Karena ruas kiri dan ruas kanan memiliki C, maka I = S
Dengan demikian syarat keseimbangan perekonomian model dua sektor adalah jika S =I.
Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) dan investasi(I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh : Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah
sebagai berikut.
Jawab:
Y


= (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
 HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI DAN PENDAPATAN

Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit
kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga. Tabel
yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya dinamakan
daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi
rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah – ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat
dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500.000, konsumsinya adalah Rp.
500.000. pada waktu pendapatannya Rp.900.000, konsumsinya adalah Rp.800.000. Tabel 4.1
secara terperinci menunjukkan hubungan diantara tingkat pendapatan disposebel dengan
pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

TABEL Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (dalam ribu rupiah)

Pendapatan Disposebel (Yd)
(1)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000

Pengeluaran Konsumsi (C)
(2)
125
200
275
350

425
500
575
650
725
800
875

Tabungan (S)
(3)
-125
-100
-75
-50
-25
0
25
50
75
100

125

Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposibel yang mungkin
diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah
pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut. Jumlah tabungan (atau
kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh
rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya) ditunjukkan dalam
kolom (3).
Contoh angka yang dibuat dalam Tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan gambaran
mengenai ciri – ciri khas dari hubungan diantara pengeluaran konsumsi dan pendapatan
disposibel seperti yang baru diterangkan diatas. Ciri – ciri yang digambarkan dalam Tabel 4.1
adalah :
I.

Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu
rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan disposebel adalah nol (Y d
= 0), pengeluaran konsumsi adalah Rp. 125.000. Ini berarti rumah tangga harus
menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran
konsumsinya. Tabungan negatif atau mengorek tabungan (dissaving) akan selalu


II.

dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih di bawah Rp. 500.000.
Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan
pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Contoh dalam Tebel 4.1
menunjukkan, apabila pendapatan bertambah sebanyak Rp. 100.000, konsumsi
bertambah sebanyak Rp. 75.000. Sisa pertambahan pendapatan itu (Rp.25.000) ditabung.

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

III.

Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan pertambahan
pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah
tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari
pendapatannya. Contoh dalam Tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan rumah tangga
lebih daripada Rp.500.00, konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya. Sebagai
contoh, pada pendapatan Rp. 900.000, konsumsi adalah Rp.800.000 dan ini
menunjukkan rumah tangga sudah menabung sebanyak Rp.100.000.

 ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)
Jika suatu ketika besarnya investasi tidak sama dengan besarnya tabungan, maka akan
terjadi ketidakseimbangan dalam perekonomian. Pendapatan nasional (Y), pengeluaran konsumsi
(C), dan juga besar nya tabungan (S) berada dalam keadaan ketidak seimbangan
(disekuilibirium). Besarnya pendapatan nasional akan terus berubah, sehingga tingkat
pendapatan nasional ekuilibirium yang baru akan tercapai yaitu pendapatan nasional dimana
besarnya tabungan sama dengan investasi (untuk ekonomi sektor). Demikian juga halnya dengan
pengeluaran konsumsi dan tabungan. Sebelum pendapatan nasional mencapai titik ekuilibirium,
pengeluaran konsumsi dan tabungan akan terus mengalami perubahan. Hubungan antara
perubahan investasi dengan perubahan pendapatan nasional ekuilibirium yang diakibatkan oleh
perunbahan investasi tersebut diterangkan oleh konsep angka pengganda.
Analisiis Multiplier (pengganda) bertujuan menerangkan pengaruh dari kenaikan atau
kemerosotan dalam pengeluaran agregat keatas tingkat keseimbangan dan terutama

keatas

tingkat pendapatan nasional.
Angka penggandaan adalah bilangan dengan mana investasi harus kita kalikan, apabila kita ingin
megetahui besarnya perubahan pendapatan nasional keseimbangan yang diakibatkan perubahan
investasi tersebut, jadi kalau K menunjukkan besarnya multiplier maka ∆Y = K∆I dan besarnya
multiplier adalah : K =

∆Y
∆I

Tidak hanya perubahan investasi yang dapat mengakibatkan perubahan pendapatan
nasional, perubahan perubahan pajak, besarnya pengeluaran konsumsi pemerintah (G) besarnya
transfer pemerintah dan sebagainya yang akan mengakibatkan perubahan pada pendapatan
nasional.
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

oleh karenanya disamping multiplier investasi yang disebut sebagai investment multiplier atau
angka pengganda investasi, masih ada angka angka pengganda lain, misalnya angka pengganda
pajak, angka pengganda transfer payment dan lain lainnya.
Perumusan daripada angka pengganda investasi adalah sebesar
mengakibatkan Pendapatan Nasional mengalami perubahan dari Y menjadi

∆l

yang akan

Y +∆ Y , maka

akan diperoleh angka pengganda tersebut dengan:

Y=

1
( a+ I ) , terjadi perubahan I maka:
1−C

Y +∆ Y =

1
(a+ I +∆ I ) .
1−C

Y +∆ Y =

1
1
( a+ I )+
(∆I )
1−C
1−C

Disederhanakan

Kalau persamaan ruas kanan dan ruas kiri kita kurangi dengan Y yang besarnya adalah
Y=

1
( a−I ) ,
1−C

maka hasilnya adalah ∆ Y , yaitu sebesar

Jadi karena koefisien multiplier adalah

1
(∆ I ).
1−C

∆Y
, maka
∆I

∆Y
1
.
(∆ I )
∆ I 1−C
Maka, k 1=

1
1
1
atau
=
1−C
1−MPC MPS

Contoh angka :
Dik:

C=0,75 Y +20 milyar

I =40 milyar
∆ I =80 milyar
Dit: Berapa Y ekuilibrium periode awal dan periode kedua, serta berapa koefisien multiplier.
Besarnya Pendapatan Nasional periode awal adalah:
Y=

1
1
( a+ I ) .=
( 20+40 )=240 m
1−C
1−0,75

Pendapatan Nasional periode berikutnya setelah perubahan investasi adalah:
Y=

1
1
( a−I + ∆ I ) .=
( 20+ 40+40 )=400 m
1−C
1−0,75

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

Koefisien multipliernya adalah

1
1
=
=4
1−C 1−0,75

Jadi besarnya perubahan Pendapatan Nasional karena perubahan investasi sebesar 40m adalah
4 × 40 m=160 m .
Jadi Y +∆ Y =240 m+160 m=400 m
2.2 MODEL KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL 3 SEKTOR
Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor sektor rumah tangga perusahaan, dan pemerintah luar negeri. Jadi untuk menganalisis
perekonomian tiga sektor adalah pada hakekatnya perlu mempertahankan peranan pemerintah
dan pengaruhnya keatas kegiatan ekonomi. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian
menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan
nasional yaitu:
1. Pemungutan pajak oleh pemeritah akan mengurangi

pengeluaran agregat dengan

pengurangan keatas konsumsi rumah tangga.
2. Pajak oleh pemerintah digunakan untuk belanja tentu akan menaikkan pembelanjaan
agregat yaitu G.
Sirkulasi perekonomian 3 sektor dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Sumber : http://asngari71.blogspot.com
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

Menurut Dewi Ratnasari (2015)aliran pendapatan dalam perekonomian tiga sektor adalah sebagai
berikut:

a. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :


Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran
pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber
pendapatan pemerintah yang terutama.



Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan
nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh
sektor perusahaan.



Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai
akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor
rumah tangga oleh pemerintah.

b. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu


pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor
produksi dan



pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.

c. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber :


dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan



dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.

Keseimbangan perekonomian akan terjadi bila dicapai penawwaran agregat (AD) sama dengan
pengeluaran agregat (AD). Secara matematis bahwa persamaannya adalah : Y=AE=>A=C+1+G.
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan aliran
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

pendapatan kesektor rumah tangga yaitu berupa gaji,upah,buga dan keuntungan dan aliran ini
sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga tersebut digunakan
untuk membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (Y). Dengan demikian
berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga sektor berlaku
persamaan berikut : Y=C+S+T. Dalam keseimbangan berlaku persamaan Y=C+I+G dan pada
setiap tingkat pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S+T. Berarti pada keseimbangan
pendapatan nasional berlaku kesamaan: C+1+G=Y=C+S+T. Apalagi dikurangi C baik ruas kiri
maupun ruas kanan maka : I+G=S+T Sehingga pada perekonomian tiga sektor I dan G adalah
merupakan suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah
bocoran.dengan demikian dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor adalah keadaan suntikan=
bocoran. Jadi pada perekonomiann tiga sektor keseimbangan tercapai dalam keadaan:
i.

Y=C+I+G atau jika

ii.

I+G=S+T

Pendapatan yang diterima oleh rumah tangga juga digunakan untuk membayar pajak kepada
pemerintah. Pajak yang diterima pemerintah sebahagian diberi kepada masyarakat atau badan
tertentu pemerintah tanpa adanya balas jasa langsung. Peberian dana dari pemerintah dengan
Cuma Cuma disebut dengan transfer payment. Dengan demikian pendapatan disposibel akan
berkurang kalau membayar pajak dan bertambah bila mendapat pembayaran transfer payment
dari pemerintah sehingga kita temui persamaan nya adalah :
Ys=Y+Tr=-Tx
Seperti halnya perekonomian dua sektor untuk menentukan besarnya pendapatan nasional
keseimbangan tiga sektor dapat melalui cara :
Y=

a+bTr−bTx+ I +G
(I −b)

Perlu diketahui bahwa investasi dan pajak pada kasus ini merupakan variabel exogen artinya
bahwa pengeluaran investasi dan pajak tidak dipengaruhi pendapatan,contohnya :
C

=500+0.8Yd

I

=100

Tx

=50

Tr

=75

G

=100

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

Hitung besarnya pendapatan nasional keseimbangan :
Y

=C+IG

Y

=500+0,8Yd+100+100

Y

=500+0,8(Y+75-50)+100+100

Y

=500+0,8Y+60-40+100+100

Y-0,8Y=500+60-40+100+100
(1-0,8)Y=500+20+100+100
0,2Y

=720

Y

=

Y

=3600

C

=500+0,8Yd

720
0,2

=500+0,8Yd
=500+0,8(3600+75-50)
=500+2900
=3400
S

=-500+0,2Yd
=-500+0,2(3600+75-50)
=-500+720+15-10
=-500+725
=225

Y

=C+I+G

3600

=3400+100+100

 ANGKA PENGGANDA(MULTIPLIER) PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Multiplier atau angka pengganda memberikan gambaran kepada kita tentang intensitas hubungan
kausal antara sebuah variabel tertentu dengan pendapatan nasional. Jika angka pengganda
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

tersebut menunjukkan angka yang tnggi, maka berarti perubahan yang terjadi pada variabel
tersebut akan besar pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan nasional.sebaliknya apabila angka
pengganda rendah berarti perubahan pada variabel bersangkutan akan mengakibatkan
berubahnya tingkat pendapatan nasional dengan kelipatan yang kecil juga.
Pada perekonomian model dua sektor kita hanya mengenal satu macam angka pengganda yaitu
pengganda investasi.akan tetapi pada perekonomian tiga sektor kita kenal ada enam angka
pengganda yaitu:
1. Angka pengganda investasi (I)
2. Angka pengganda konsumsi (C)
3. Angka pengganda pengeluaran pemerintah (G)
4. Angka pengganda transfer payment (Tr)
5. Angka pengganda pajak (Tx)
6. Angka pengganda anggaran belanja seimbang
Kita selesaikan angka pengganda pengeluaran pemerintah (G) keseimbangan awal sebelum
terjadi perubahan (G) adalah :
Y=

a+CTr−CTx + I +G
1−b

Terjadi perubahan G → ∆ f , maka:
Y +∆ Y =

a+CTr−CTx+ I +(G+ ∆G)
1−b

G+ ∆ G
¿
a+CTr−CTx+ I +¿
Y + ∆Y =¿
∆Y =

∆G
1−b

KG=

∆Y ∆G
.
∆ G 1−b

KG=

1
1−b

 JENIS - JENIS PAJAK
Dalam setiap perekonomian pemerintahan perlu melakukan berbagai jenis perbelanjaan.
Pengeluaran pengeluaran untuk membiayai administrasi pemerintahan,membangun dan
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

memperbaiki infrastruktur,menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, dan membiayai
anggota polisi dan tentara untuk menjaga keamanan merupakan pengeluaran yang tidak boleh
dielakkan pemerintah.untuuk dapat membiyai pegeluaran tersebut pemerintah perlu mencari
dana.Dana tersebut terutama diperoleh dari pungutan pajak keatas rumah tangga dan
pemerintah.uraian dibawah ini secara ringkas menerangkan struktur pajak yang menjadi sumber
dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
 PAJAK LANGSUNG DAN PAKJAK TIDAK LANGSUNG
1. Pajak Langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulkan dari pihak
yang berwajib membayar pajak.setiap individu yang bekerja dan perusahaan yang menjalankan
kegiatan dan memperoleh keuntungan wajib membayar pajak.pajak yang dipungut dan
dikenakan keatas pendapatan mereka dinamakan pajak langsung, yaitu pajak yang secara
langsung dipungutan dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak.
2. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah paak yang beban nya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah
satu pajak tidak langsung yang penting adalah pajak import. Biasanya, pada akhirnya yang akan
menanggung beban pajak tersebut adalah para konsumen. Yang mula mula membayar pajak
adalah perusahaan perusahaan yag mengimpor barang. Akan tetapi, pada waktu mejual barang
impor tersebut, pengimpor akan menambahkan pajak impor yang dibayarnya dalam menentukan
harga penjualan. Dengan demikian keuntungannya tidak berkurang. Pada akhirnya, para pembeli
yang akan membayar pajak, yaitu dalam bentuk harga yang lebih tinggi. Contoh lain dari pajak
tak langsung adaah pajak penjualan. Pajak ini biasanya ditambahkan ke harga penjualan yang
ditentukan oleh pedagang pedagang. Oleh sebab itu pajak penjualan berkecenderungan akan
menaikkan kenaikan harga.
 BENTUK BENTUK PAJAK PENDAPATAN
1. PAJAK REGRESIF
Sistem pajak yang presentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan
pajak menjadi bertambah tinggi.dalam sistem ini, pada pendapatan rendah, pajak yang dipungut
meliputi bagian yang tinggi dari pendapatan tersebut.tetapi semakin tinggi pendapatan semakin
kecil persentasi pajak itu dibandingkan dengan keseluruhan pendapatan. Nilai pajak yang sama
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

besarnya tanpa memperhatikan pendapatan seseorang dapat digolongkan sebagai pajak regresif.
Pajak impor dan pajak penjualan dapat digolongkan sebagai pajak regresif, yaitu kepada
orangkaya pajak tersebut merupakan sebagian kecil dari pendapatannya tetapi untuk golongan
miskin, ia meliputi persentasi yang lebih besar kepada pendapatan.
2. PAJAK PROPORSIONAL
Persentase pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari
pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi. Dalam sistem ini tidak dibedakan
diantara penduduk yang kaya dan miskin dan diantara perusahaan besar da perusahaan kecil.
Mereka harus membayar pajak menurut persentasi yang tetap.
3. PAJAK PROGRESIF
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Pendapatan yang dipajak

presentasi pajak

1.sampai Rp.500 ribu

2%

2.Rp.501 ribu-Rp.2 juta

4%

3.Rp.2.001 juta-Rp.5 juta

10%

4.Lebih Rp.5 juta

20%

Pajak progresif menyebabkan pertambahan nominal pajak yang dibayar akan menjadi semakin
cepat apabila pendapatan semakin tinggi. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh
pendapatan orang-orang yang lebih banyak. Di samping itu sistem ini bertujuan untuk lebih
memeratakan pendapatan.

 EFEK PAJAK KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN
Dalam perekonomian 2 sektor, pendapatan nasional adalah sama dengan pendapatan disposebel.
Sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian 3 sektor pendapatan disposebel telah menjadi
lebih kecil dari pendaptan nasional. Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi
konsumsi dan tabugan rumah tangga karena pajak yang dibayarkannya mengurangi
kemampuannya untuk melakukan pengeluran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat
pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan, secara
umum dapat dirumuskan :

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

i.

Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanya pajak yang
dipungut tersebut. Persamaan nya: Yd=Y-T

ii.

Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan
rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.

Analisis yang dibuat akan menerangkan pengaruh dua bentuk pajak keatas konsumsi dan
tabungan yang berumahtangga. Kedua analisis tersebut :
i.

Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlah nya sama pada berbagai tingkat pendapatan
nasional) keatas pengeluaraan konsumsi dan tabungan

ii.

Pengaruh pajak proporsional keatas pengeluaran konsumsi dan tabungan.

2.3 KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
A. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam
perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu :
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan internasional
merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak berabad-abad yang
lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang, perdagangan ekspor dan
impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang
penting

dalam

kegiatan

setiap

perekonomian.

Walau

bagaimanapun,

kepentingannya berbeda dari suatu negara ke negara lain.
Sirkulasi perekonomian terbuka (4 sektor) dapat dilihat dari bagan berikut ini:

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

secara

relatif

Sumber
: http://asngari71.blogspot.com

 EKSPOR, IMPOR, DAN PENGELUARAN AGREGAT
Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan
pengeluaran yang berlaku. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan didapati
bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian
tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor-impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang
masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai
akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang
sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke
dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari
aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini
pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai. Dengan demikian,
sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional tergantung
kepada ekspor netto, yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor netto adalah positif,

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan
pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
 PENENTU EKSPOR IMPOR
Untuk dapat menggambarkan dan menentukan keseimbangan dalam perekonomian
terbuka, perlulah terlebih dahulu dimengerti ciri-ciri dari ekspor dan impor. Untuk mengetahui
ciri-ciri tersebut perlu dilihat faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi ekspor dan impor
sesuatu negara. Kedua hal tersebut diterangkan dalam uraian berikut :
- Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor
Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor di
sesuatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat penting,
yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi di sebagian negara
lain peranannya relatif kecil.
Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang
tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Faktor yang lebih penting adalah
kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam
pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling
sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Cita rasa
masyarakat di luar negeri terhadap barang yang dapat diekspor ke luar negara sangat penting
peranannya dalam menentukan ekspor sesuatu negara. Secara umum boleh dikatakan bahwa
semakin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan
olehh sesuatu negara, semakin banyak ekspor yang dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara. Ekspor
akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang
sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan
ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat kenaikan
pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian
barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Ciri yang baru diterangkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran
otonomi- yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan
investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh
pendapatan nasional.
- Faktor-Faktor yang Menentukan Impor
Pada faktor yang menentukan ekspor dijelaskan bahwa hanya rumah tangga yang
membeli barang-barang dari luar negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian. Barang buatan
luar negeri juga diimpor oleh sektor lain, yaitu oleh perusahan dan pemerintah. Perusahaan
mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal
yang sama, yaitu pemerintah menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang diimpor.
Walau

bagaimanapun

dalam

analisis

makroekonomi diasumsikan bahwa

impor terutama dilakukan oleh rumah tangga. Seperti telah dinyatakan impor adalah pengeluaran
terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor.
B. Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Untuk menerangkan mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian
terbuka, analisis di sini akan menunjukkannya dengan membandingkan keseimbangan dalam
ekonomi tiga sektor dan ekonomi empat sektor. Akan ditunjukkan bagaimana keseimbangan
ekonomi tiga sektor akan mengalami perubahan apabila pengeluaran agregat meliputi pula
ekspor dan impor. Analisis akan dilakukan secara grafik dan dua pendekatan akan digunakan:
pendekatan pengeluaran agregat- penawaran agregat ( Y = AE ) dan pendekatan suntikanbocoran.
Sebelum keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka diterangkan, terlebih
dahulu akan ditunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka. Bagian ini juga
akan menerangkan dua hal berikut : (i) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan
pendapatan, dan (ii) suatu contoh angka untuk menunjukkan keseimbangan dalam perekonomian
terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut.
 SYARAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana (i) penawaran agregat
sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Uraian berikut akan
menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian terbuka.
KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

- Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri terdiri dari
dua golongan barang; (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y),
dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran
agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). Dalam formula :
AS = Y + M

Ket :
AS = Agregat Supply
Y = Pendapatan Nasional
M = Impor

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

KESIMPULAN
1. Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan
rumah tangga. Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai jika Y=AE. Sehingga
syarat keseimbangan pada perekonomian dua sektor adalah Y=C+I. Pada setiap
pendapatan nasional berlaku persamaan Y=C+S. Sehingga berlaku persamaan
C+ I =C + S → S+ I

(syarat keseimbangan)

Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu:
a. Pendekatan keseimbangan Y=C+I
b. Suntikan = bocoran : I = S
Angka pengganda pada perekonomian dua sektor adalah investasi.
2. Perekonomian tiga sektor adalah suatu ekonomi dimana pelaku-pelaku ekonominya
dibedakan atas tiga golongan, perusahaan, rumah tangga, dan pemerintah. Perekonomian
tidak melakukan aktivitas ekspor dan impor.
Keseimbangan pendapatan nasional pada perekonomian tiga sektor adalah keadaan
dimana pengeluaran agregat yang berlaku adalah sama dengan penawaran agregat atau
pendapatan nasional.
Pendekatan penghitungan pendapatan nasional keseimbangan dengan dua cara yaitu:
a. Pendekatan keseimbangan Y= C+I
b. Suntikan = bocoran : I=S
Dimana Yd=Y +Tr−Tx
3. Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini.
Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat
golongan, yaitu : rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii

DAFTAR PUSTAKA
Remus Silalahi, Dkk (2014) PengantarEkonomiMakro, Citapustaka Media, Jakarta.
Mankiw N, Gregory (2006) PengantarEkonomiMakro, SalembaEmpat, Jakarta.
Sukirno, Sadono (2004) TeoriPengantarEkonomiMakro, RajawaliPers, Jakarta.
https://dewiratnasari830.wordpress.com/2014/01/15/sistem-perekonomian-3-sektor-dan-4sektor/
http://asngari71.blogspot.com/2012_10_01_archive.html?m=1

KeseimbanganPendapatanNasional

Page ii