KONSEP UNTUK FILM MALIN KUNDANG

KONSEP UNTUK FILM MALIN KUNDANG:
DIBAWAH INI HANYA KONSEP GLOBAL, MUNGKIN KALAU PAK AMIN ADA MASUKAN ATAU ADA PART
YANG KURANG PAS, BISA DIDISKUSIKAN.
1. Malin adalah anak tunggal. Mungkin nama lengkapnya nanti akan dicari, sehingga identitas nama
lengkap nantinya bisa menjadi identitas bahwa dia/ namanya bukan malin kundang seperti yang
sudah-sudah. Dan nama lengkapnya ini yang selalu jadi panggilan sayang bundonya.
2. Bundo ini adalah tipikal ibu yang sangat wonder woman, single fighter, dia melakukan apapun
demi malin. Tapi ternyata setelah dewasa, Malin memilih untuk merantau. Bagian dari tradisi
Minang yang sebaiknya tidak hilang begitu saja karena kita bermain dengan culture. Mengingat
pada scene-scene padang terkesan hanya seolah tempelan set belaka.
3. Padang/ Minang cenderung matrilineal yang mana kesemuanya jatuh ke wanita. Dan itu adalah
alasan mengapa lelaki dewasa minang mayoritas merantau. Secara background story, Uni Rosa
adalah kakaknya Pian. Karena Pian lelaki, ia seperti seolah harus merantau. Sementara, Malin tak
punya alasan, selain hanya ingin sukses dan membahagiakan bundo. Kedekatan Pian dengan
Malin juga diperkuat dengan kedekatan emosi antara Bundo dengan Uni Rosa. Nanti akan ada
gimmick di mana Bundo meminta agar Uni Rosa membujuk agar Malin tidak merantau. Tapi,
Malin adalah tipikal lelaki yang tegas. A ya A. gak mendadak jadi B. apalagi dia punya mimpi
besar membahagiakan bundonya. Ada dua hal yang membuat manusia tidak bisa bersikap
objective, yaitu cintanya pada ibu dan cintanya pada tanah kelahiran. Malin punya keduanya,
karena cinta yang kuat itulah—tekadnya bulat.
4. Di scene-scene awal, ayah Malin mengikatkan pada batin dan mindset malin tentang pepatah

“pantang pulang sebelum menang/ sebelum layar berkembang” alasan itulah yang dipegang
kuat oleh malin, sehingga saat merantau ia berusaha menyimpan kesakitan dan susahnya
merantau sendiri dan tidak akan pulang kecuali dia sudah sukses dan berhasil membahagiakan
bundonya. Di lain versi, si bundo menilai malin sudah benar-benar melupakannya. Sehingga si
bundo menilainya tak jauh beda dengan malin kundang yang lupa jalan pulang.
5. Peran Datuk dan kedekatannya dengan Malin harus semakin diperlihatkan, sehingga ini yang
menjadi benteng Malin untuk nantinya tetap dengan pijakan karakternya, baik.
6. Apakah kisah persahabatan akan dieksplore lebih? Atau hanya sebatas masa kanak-kanak saja?
Kecuali Malin dan Pian.
7. Part Jakarta: Jakarta tak semudah itu ditakhlukkan. Nyatanya banyaknya orang yang bermimpi
akan Jakarta, tapi banyak dari mereka yang pada akhirnya menyerah dan memilih pulang. Jakarta
begitu kejam. Malin memang berhasil bertemu dengan Pian. Namun, keadaan Malin yang tak
kunjung survive di Jakarta membuat Pian mau-tak mau menanggung beban hidup Malin.
Beruntung, Malin ini memang insting dagangnya kuat. Karena kecerdasannya itulah ia mampu
berhasil menggaet hati Sintia. Dan pada saat Malin sudah sukses itulah, rasa sesal Pian begitu
besar, mengapa menolong Malin yang begitu menyakiti ibunya dengan tak kunjung pulang
menjenguk.
Sementara itu, Malin bersikukuh—ingin pulang ketika sudah berhasil. Namun, ia selalu
menyembunyikan alasan mengapa ia tak segera pulang. Sehingga menimbulkan konflik antara
dirinya dan Pian. Pian menilai Malin benar-benar durhaka. Persis seperti dugaan bundonya.


8.

9.

10.

11.

12.

Jakarta yang lengkap dengan carut marutnya membuat Malin mengenal Bramantyo dengan
segudang keculasannya. Malin tak bisa menyerang. Ia tak punya kekuatan, selain berusaha
menyikapi ombak dengan cara dayung terbaiknya. Pada akhirnya, Malin berhasil menjadi orang
yang berpengaruh bagi Bramantyo sehingga ia ketergantungan pada Malin (akan ada prosesnya).
Proses pertemuannya dengan Sintia tetap di kantor. Kesulitan Malin selama bersama Bramantyo
lebih kepada kesakitan Batin. Dia tidak sanggup melakukan keculasan karena prinsip yang
ditanamkan Datuk sedari kecilnya. tapi di sisi lain dia tidak bisa menyerang bramantyo karena dia
begitu mencintai sintia. Cinta itu yang membuat Malin memilih mengikuti roda kehidupan.
Selain dari pada itu, Bramantyo selalu berhasil mengingatkan password Malin “persoalan ibu dan

tanah kelahiran” sehingga membuat Malin tertekan.
Bundo yang awalnya tak percaya anak lelakinya telah berubah dan melupakan dirinya, nekat
datang ke Jakarta. Sayangnya, Jakarta terlalu luas. Ia tak bertemu Malin, hanya Pian yang selalu
mengatakan bahwa Malin sedang sibuk dan tak bisa diganggu. Pian awalnya berusaha menutupi
kesalahan Malin. Tapi, lama lama bundo mulai tahu, bahwa ada yang berubah pada diri anaknya.
Hal ini yang membuat Bundo sangat kecewa dan memilih pulang ke kampung halamannya serta
enggan kembali ke Jakarta. Ibukota telah membuat anak lelakinya lupa diri. Bundo jatuh sakit.
Sejak itu Uni Rosa selalu meminta Pian agar berupaya mengajak Malin pulang. Tapi selalu gagal!
Malin menikah dengan Sintia pun atas desakan Bramantyo untuk tidak membawa bundonya ke
Jakarta. Di sini sebenarnya, banyak pihak yang tidak menyetujui pemikiran Bramantyo bahwa
laki-laki memang tidak berkewajiban menyertakan walinya. Tapi, Bramantyo…..(belum nemu)
Ada sesal yang begitu dalam nantinya dirasakan oleh Malin. Saat ia harus bertemu dengan
bundonya dalam keadaan bundo sakit-sakitan. Ia hampir saja menyalahkan Uni Rosa yang tidak
becus merawat ibunya. Tapi Pian semakin menyalahkan Malin yang menjadi penyebab dari
semua ini. Malin menangis. Sakit sekali melihat bundonya malah mengusir dan memintanya agar
tidak pernah kembali. Bundo sangat kecewa. Sementara, Malin teramat ingin membuktikan
keberhasilannya yang kini tak ada artinya.
Peran Sintia dan ibunya mulai bergerak di sini. Keduanya meminta agar Bundo memaafkan
Malin. Tapi bundo tetap bergeming. Bundo tahu dalam hatinya paling kecil, kerinduannya pada
anak laki-lakinya telah meluap-luap sampai ia tak tahu lagi rasanya rindu. Hingga kehadiran

Malin tetaplah menjadi obatnya.