PERANAN dan FUNGSI HUKUM DALAM DUNIA BIS

PERANAN dan FUNGSI HUKUM DALAM DUNIA
BISNIS
23.20

ERLAN NOPRI, SH., M.Hum

Oleh : Erlan Nopri, S.H., M.Hum
Untuk melihat arti penting peranan hukum dalam kegiatan bisnis dapat dilihat pada
saat pelaku bisnis tidak memperhatikan aspek hukum dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya, maka yang akan terjadi adalah Timbulnya masalah hukum. Akibatnya pelaku
bisnis harus menderita kerugian disebabkan harus membayar biaya-baya hukum yang
sangat tinggi tetapi, sebaliknya pelaku bisnis akan meraih kesuksesan yang luar biasa
apabila ia dalam menjalankan kegiatan bisnisnya senantiasa selalu memperhatikan aspek
hukum yang berlaku. Apabila ia meraih keuntungan, maka keuntungan tersebut sudah
dijamin oleh hukum, dan diyakini tidak akan bermasalah dari sisi hukum.
Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena
hukum sangat berperan penting didalam mengatur kegiatan bisnis agar bisnis bisa berjalan
dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya
kegiatan bisnis tersebut.
Adapun beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan hukum bisnis di
Indonesia, diantaranya yakni:

1.
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007
2.
Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
3.
Undang-Undang Pasar Modal
4.
Undang-Undang Perbankan
5.
Undang-Undang Ketenagakerjaan
6.
Undang-Undang Hak Cipta
7.
Undang-Undang Merek
8.
Undang-Undang Paten
9.
Undang-Undang Rahasia Dagang
10.
Undang-Undang Desain Industri

11.
Undang-Undang Tata Letak Sirkuit Terpadu
12.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen
13.
Undang-Undang Keagenan dan Distribusi, dll
Dengan demikian jelas sudah bahwasanya aturan-aturan hukum tersebut diatas sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis. Aturan-aturan hukum itu dibutuhkan karena:
1.
Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan/ perjanjian bisnis itu
membutuhkan sesuatu yang lebih daripada sekadar janji serta itikad baik saja.
2.
Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat
digunakan seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya.
Berdasarkan hal diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam dunia bisnis
sebagai alat pengatur kegiatan bisnis tersebut. Kemajuan suatu bisnis tidak akan berarti
kalau kemajuan tidak berdampak pada kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati secara
merata oleh rakyat. Negara harus menjamin semua itu, agar tidak ada terjadi pengusaha
kuat menindas pengusaha lemah, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin,


sehingga tidak ada keseimbangan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Disinilah peran
hukum membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat hukum yang mengatur dibidang
bisnis tersebut (hukum bisnis).
Kegiatan bisnis sendiri secara umum dapat bedakan menjadi 3 bidang usaha yaitu :
1.
Bisnis dalama arti kegiatan perdagangan (Commerce), yaitu : keseluruhan
kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam
negeri maupun diluar negeri ataupun antara negara dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Contoh : Produsen (pabrik), dealer, agen, grosir, toko, dsb.
2.
Bisnis dalam arti kegiatan industri (Industry) yaitu kegiatan memperoduksi atau
menghasilkan barang-barang yang niilainya lebih berguna dari asalnya. Contoh :
Industri perhutanan, perkebunan, pertambangan, penggalian batu, pembuatan
gedung, jembatan, pabrik makanan, pakaian, kerajinan, pabrik mesin, dsb.
3.
Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (Service), yaitu : kegiatan yang menyediakan
jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan. Contoh: Jasa Perhotelan,
Konsultan, Asuransi, Pariwisata, Pengacara (Lawyer), Penilai (Appraisal), Akuntan,
dll.
Fungsi dari Hukum Bisnis sendiri adalah Sebagai sumber informasi yang berguna bagi

praktisi bisnis, Untuk dapat memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis
dan Agar dapat terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan,
wajar, sehat dan dinamis, sedangkan Tujuan dari hukum bisnis adalah adanya rasa
keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya.
Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan perundang-undangan)
imbasnya adalah hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis
sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak
mempraktikkan/melakukan kegiatan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas
(monopoli dan persaingan usaha tidak sehat).
Bebarapa contoh bentuk usaha bisnis yang dikenal diantaranya:
1. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV)
PASAL 19 KUHD:
‘Persekutuan dengan jalan peminjaman uang atau disebut juga persekutuan komanditer
yang diadakan antara seorang sekutu atau lebih yang bertanggung jawab secara pribadi
untuk seluruhnya dan seorang atau lebih sekutu yang meminjamkan uang’.
Ketentuan pendirian CV:
1.
Para pendiri CV adalah swasta, warga negara Indonesia, yang telah berusia 17
tahun dan memiliki KTP

2.
Jumlah pendiri CV minimal 2 (dua) orang
3.
Memiliki tempat usaha dan berkedudukan di wilayah Republik Indonesia
4.
Memiliki maksud dan tujuan usaha yang jelas untuk melaksanakan kegiatan
usaha yang tidak bertentangan dengan Hukum dan Peraturan yang berlaku

Persiapan pendirian CV:
1.
Harus ditentukan siapa pendiri perusahaan (Persero Aktif) yang nantinya juga
menjadi pengurus didalam perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur, kemudian
siapa yang yang menjadi Persero Komanditer didalam perseroan yang hanya
bertanggung jawab sebatas besarnya modal yang disetor ke dalam perseroan
(Persero Pasif).
2.
Ditentukan besarnya modal yang disetor ke dalam perusahaan oleh para pendiri
untuk melaksanakan kegiatan usaha.
3.
Sebaiknya anda sudah menentukan lokasi atau tempat perusahaan melakukan

kegiatan usaha sebagai kantor termasuk alamat perusahaan dengan fasilitas
minimal memiliki telepon, faximile atau fasilitas lain yang dibutuhkan untuk
operasional kantor.
4.
Tentukan maksud dan tujuan perusahaan (bidang usaha dan lingkup kegiatan
usaha yang ingin anda laksanakan).
Setelah hal-hal tersebut diatas telah disiapkan maka anda sudah bisa mengajukan
permohonan Pendirian CV kepada Notaris yang berwenang, dengan menyerahkan data;
a.
b.
c.
d.
e.

Nama dan Foto kopi para pendiri perusahaan
Nama Perusahaan
Tempat dan kedudukan perusahaan (kota/kabupaten)
Maksud dan tujuan (bidang usaha dan lingkup kegiatan usaha)
Nama pengurus yang terdiri dari Persero Aktif (Direktur) dan Persero Komanditer
Langkah selanjutnya yang harus anda lakukan adalah mengurus kelengkapan administrasi

dokumen perusahaan meliputi;
1.
Mengurus Surat Keterangan Domisili Perusahaan dan atau Surat Izin Tempat
Usaha
2.
Mengajukan permohonan pendaftaran NPWP atas nama perusahaan.
3.
Mendaftarkan perusahaan ke pengadilan negeri setempat sesuai lokasi tempat
usaha.
4.
Mengurus Izin Usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
5.
Dan selanjutnya mengajukan permohonan pendaftaran perusahaan untuk
mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Setelah selesai maka anda sudah siap untuk melaksakan kegiatan usaha.

2. Perseroan Terbatas (PT) UU No. 40 tahun 2007
Istilah Perseroan Terbatas dulu dikenal dengan istilah NAAMLOZE VENNOOTSCHAP (NV).
Istilah Perseroan merujuk pada modal PT yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham,
sedangkan Terbatas merujuk pada tanggung jawab pemegang saham yang terbatas pada

nilai nominal semua saham yang dimilikinya.

PT adalah Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham.
Hal-hal yg dimuat pada saat pengajuan pendirian PT pada Notaris yang berwenang adalah:
1.
Nama lengkap, tempat dan tgl lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri.
2.
Susunan, nama lengkap, tempat dan tgl lahir, pekerjaan dan kewarganegaraan
anggota direksi dan komisaris yang pertama kali diangkat.
3.
Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian, jumlah
saham, dan nilai nominal atau nilai yang diperjanjikan dari saham yg tlh
ditempatkan dan disetor pada saat pendirian.
4.
Tempat dan kedudukan perusahaan (kota/kabupaten).
5.
Maksud dan tujuan (bidang usaha dan lingkup kegiatan usaha).
Macam-macam Perseroan:

a. Pereseroan Tertutup
Ciri-cirinya:
Pemegang saham umumnya orang yang saling mengenal satu dengan lainnya atau dari
lingkungan keluarga dan jumlah modal tidak besar atau terbatas
b.

Perseroan Terbuka
Ciri-cirinya:
Perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau
orang perseroan yang melakukan penawaran umum dan dibelakang nama perseroan ada
singkatan “tbk” yang mengandung arti terbuka
Adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai
bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung
pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu
saja melahirkan masalah serta tantangan baru yang sangat kompleks karena itu hukum
harus siap untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang muncul..
http://erlannopri.blogspot.co.id/2013/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_23.html

Cerminan Hati AlInsan
Jumat, 30 Maret 2012

Peranan Hukum Bisnis dalam Perusahaan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Hukum Bisnis merupakan sesuatu yang masih baru di
Indonesia. Kata ’Bisnis’ dipinjam dari Bahasa Inggris yaitu
business, yang artinya urusan, usaha atau melakukan kegiatan
yang bermanfaat yang mendatangkan keuntungan dan
berguna. Kegiatan yang demikian di Indonesia dikenal dengan
istilah dagang, sebagaimana diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang Stbl 1938 No.276.
Hukum bisnis atau Business Law (dalam bahasa Inggris)
merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur hak
dan kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian maupun
perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktik bisnis. Salah
satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi yang
berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan
kewajibannya dalam praktik bisnis agar terwujud watak dan
perilaku aktivitas di bidang bisnis yang adil, wajar, sehat,

dinamis, dan bermanfaat yang dijamin oleh kepastian hukum.
Walaupun hampir semua kegiatan bisnis berkaitan dengan
masalah perjanjian dan perikatan yang hanya melibatkan para
pihak yang terlibat, akan tetapi pasca reformasi di Indonesia
saat ini, dengan semangat untuk
memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha/bisnis

maka telah dikeluarkan beragam peraturan perundangundangan di bidang bisnis, antara lain UU Perseroan Terbatas,
UU Penanaman Modal, UU Anti Monopoli dan Persaingan Usaha,
UU Perlindungan Konsumen, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami akan membahas
sedikit tentang Peranan Hukum Bisnis Dalam Perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Bisnis.
Kalau melihat dari judul di atas, tidak-lah lain memiliki dua arti
pengertian yakni hukum dan bisnis. Setelah itu baru dapat
digabungkan pengertian antara hukum dan bisnis sehingga
dapat di peroleh penjelasan mengenai Hukum Bisnis.
Hukum menurut para ahli hukum:
1. Meyers mengartikan Hukum "Sebagai semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat yang menjadi
pedoman bagi penguasa negara dalam melakukan tugasnya".
2. Utrecht Mngartikan Hukum "Merupakan himpunan
peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib
suatu masyarakat dan oleh karena itu harus di taati oleh
masyarakat".
3. Mochtar Kusumaatmadja Mengartikan Hukum "Tidak hanya
di artikan sebagai suatu peraturan atau norma, melainkan
hukum di maknai dengan keseluruhan kaidah dan asas yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat termasuk
lembaga dan proses yang menjadi-kan kaidah serta asas
berfungsi, kaidah atau norma merupakan peraturan yang
mengikat serta memiliki sanksi apabila tidak di patuhi; asas
merupakan hal-hal mendasar atau prinsip yang
melatarbelakangi lahirnya suatu norma;.

Tidak hanya dalam bentuknya yang tertulis hukum juga
memiliki bentuk lain yakni hukum tidak tertulis, contohnya
kebiasaan. Kebiasaan - kebiasaan yang terus menerus
dilakukan dan diteruskan secara turun termurun akan menjadi
suatu adat. Hukum dan kebiasaan merupakan dua dari empat
kaidah sosial yang ada dalam masyarakat, masih ada kaidah
sosial lainnya seperti agama dan kesusilaan sebagai suatu
Hukum.
Sedangkan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
terus menerus, bertindak keluar, di bidang perekonomian serta
bertujuan mencari keuntungan. Keuntungan merupakan target
utama dari suatu kegiatan bisnis.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Hukum Bisnis adalah suatu
perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya) yang
mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan
dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan
menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam risiko
tertentu dengan usaha tertentu dengan motif (dari
entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan.
(Munir Fuady, 2005 : 2).
Hukum Bisnis kerap kali juga disebut dengan Hukum Dagang.
B. Tujuan Hukum Bisnis Dalam Perusahaan
Hukum yang diberlakukan memiliki tujuan yang dikenal dengan
tujuan hukum. Menurut L.J. Van Apeldroorn, tujuan hukum yaitu
mengatur pergaulan hidup secara damai. Selain memiliki
tujuan, hukum juga memiliki fungsi. Fungsi hukum mengacu
pada tujuan hukum. beberapa fungsi hukum di antaranya
hukum sebagai sarana penyelesaian pertikaian, pencapaian
keadilan lahir batin dan sebagai sarana pembaharuan
masyarakat.
Berkaitan dengan sarana pembaharuan masyarakat, hukum
harus mampu merubah perilaku dari masyarakat itu sendiri,
dari masyarakat yang tidak teratur menjadi masyarakat yang

teratur.
Dari tujuan hukum tersebut maka tujuan hukum bisnis pun
dalam suatu perusahaan mengacu pada tujuan hukum. Tujuan
dari hukum bisnis adalah adanya keadilan, ketertiban, dan
kepastian hukum bagi pelaku bisnis dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya.
C. Ruang Lingkup Hukum Bisnis Dalam Perusahaan
Hukum Bisnis selalu ada saat pertama kali pelaku bisnis
melakukan kegiatan usaha yang dimulai dengan kesepakatan
tertulis yang tertuang dalam suatu bentuk perjanjian berbentuk
tertulis yang lazim dinamakan kontrak. Agar kontrak yang
dibuat parah pihak menjadi sah, maka harus dilihat dalam
KUHPerdata, yaitu Buku III KUHPerdata tentang perikatan.
Setelah kontrak di buat dan di setujui maka tidak jarang pelaku
bisnis membuat sebuah wadah demi melancarkan maksud dan
tujuan dalam kontrak tersebut, antara lain pembentukan wadah
tersebut meliputi perusahaan perseorangan, persekutuan
perdata, firma, persekutuan comanditer (CV), perseroan
terbatas (PT), serta koperasi.
Kegiatan usaha juga tidak hanya meliputi pembuatan wadah
saja, tidak jarang perbuatan bisnis juga meliputi hak kekayaan
intelektual seperti merek, paten, desain industri, dan rahasia
dagang. Dalam menjalankan bisnis tidak jarang pelaku bisnis
juga mengajukan kredit kepada bank. Pelaku bisnis dapat
mengajukan kredit ke Bank dan biasanya Bank akan
menyalurkan kredit apabila salah satunya pembisnis dan
perusahaannya memiliki rekening korang yang baik dan
memiliki konsumen yang baik pula.
D. Orang- Orang Perantara Dalam Perusahaan
Kedudukan orang – orang perantara dalam dunia perusahaan
dan perdagangan mempunyai peranan penting dalam
melancarkan dan mengembangkan perdagangan ataupun
perusahaan. Macam – macam :

1. Agen Dagang
• Melakukan pekerjaan perantaran mewakili pihak pengusaha
natar lain membuat persetujuan- persetujuan tertentu dengan
pihak ketiga.
• Tidak dalam ikatan perburuhan
• Dapat mempunyai perusahaan sendiri untukj pekerjaannya
itu
• Untuk jerih payahnya ia menerima provisi
• Dapat merupakan agen tunggal jika satu- satunya sebagai
agen mengenal sesuatu jenis barang
• Hanya bertanggung jawab sampai jumlah provisinya (janji
del credere)
• Prjanjian untuk jangka waktu tertentu atau tanpa batas
• Kematian sebagai penyebab berakhirnya perjanjian
2. Makelar
Pasal 62 KUHD : makelar adalah pedagang perantara yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan terlebih dahulu
harus mengangkat sumpah di pengadilan negeri sebelum
diperbolehkan melakukan pekerjaannya. Mengadakan
perjanjian atas nama dan perintah orang lain. Untuk
pekerjaannya ia menerima provisi
3. Komisioner
Pasal 76 KUHD : Komisioner adalah orang yang pekerjaannya
terdiri atas pembuatan perjanjian- perjanjian atas nama tetapi
atas perintah dan tanggungan orang lain dengan mendapat
upah yang disebut komisi.
Pasal 78 KUHD : Komisioner telah menutup perjanjian, berhak
menuntut pihak ketiga. Pemberi kuasa (komiten) tiodak brehak
menuntut pihak ketiga dan sebaliknya.
E. Peranan Penting Hukum Bisnis Dalam Perusahaan
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan
terus merambah ke berbagai bidang, baik menyangkut barang
maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar penopang
dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan

pembangunan.
Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas
dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis
agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga
tidak ada pihak-pihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan
bisnis tersebut, contoh hukum bisnis adalah undang-undang
perlindungan konsumen (UU No. 8 tahun 1999).
Dalam undang-undang perlindungan konsumen dalam pasal
disebut diatur tentang kewajiban pengusaha mencantumkan
lebel halal dan kadaluarsa pada setiap produk yang ia
keluarkan. Dengan kewajiban tersebut konsumen terlindungi
kesehatannya karena ada jaminan perlindungan jika produk
sudah daluarsa. Begitu juga dengan konsumen umat islam
adanya lebel halal akan terjamin dari mengkonsumsi produk
haram.
Contoh-contoh hukum yang mengatur dibidang bisnis, hukum
perusahaan (PT, CV, Firma), kepailitan, pasar modal,
penanaman modal PMA/PMDN, kepailitan, likuidasi, merger,
akuisisi, perkreditan, pembiayaan, jaminan hutang, surat
berharga, hukum ketenagakerjaan/perburuhan, hak kekayaan
intelektual, hukum perjanjian (jual beli/transaksi dagang),
hukum perbankan, hukum pengangkutan, hukum investasi,
hukum teknologi, perlindungan konsumen, hukum anti
monopoli, keagenan, distribusi, asuransi, perpajakan,
penyelesaian sengketa bisnis, perdagangan internasional/WTO,
kewajiban pembukuan, dll.
Dengan demikian jelas aturan-aturan hukum tesebut diatas
sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis. Aturan-aturan hukum itu
dibutuhkan karena :
• Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan/perjanjian
bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih daripada sekadar
janji serta itikad baik saja.
• Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum
yang dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak
melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi janjinya.

Disinilah peran hukum bisnis tersebut. Untuk itu pemahaman
hukum bisnis dewasa ini dirasakan semakin penting, baik oleh
pelaku bisnis dan kalangan pembelajar hukum, praktisi hukum
maupun pemerintah sebagai pembuat regulasi kebijakan yang
berkaitan dengan dunia usaha. Hal ini tidak terlepas dari
semakin intens dan dinamisnya aktifitas bisnis dalam berbagai
sektor serta mengglobalnya sistem perekonomian.
Menurut Ismail Saleh dalam bukunya “HUKUM DAN EKONOMI”
1990,:
”Memang benar ekonomi merupakan tulang punggung
kesejehateraan masyarakat dan memang benar bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah tiang-tiang penopang
kemajuan suatu bangsa namun tidak dapat disangkal bahwa
hukum merupakan pranata yang pada akhirnya menentukan
bagaimana kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat
dinikmati secara merata, bagaimana keadilan sosial dapat
diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa
kebahagiaan rakyat banyak”.
Berdasarkan hal diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat
penting dalam dunia ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur
bisnis tersebut. Kemajuan suatu ekonomi/bisnis tidak akan
berarti kalau kemajuan tidak berdampak pada kesejahteraan
dan keadilan yang dinikmati secara merata oleh rakyat. Negara
harus menjamin semua itu. Agar tidak ada terjadi pengusaha
kuat menindas pengusaha lemah, yang kaya semakin kaya
yang miskin semakin miskin, sehingga tidak ada keseimbangan
dalam tatanan kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum
membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat hukum yang
mengatur dibidang bisnis tersebut (hukum bisnis).
Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan
perundang-undangan) imbasnya adalah hukum bisnis tersebut
harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga bisnisnya
berjalan sesuai dengan koridor hukum dan tidak
mempraktikkan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas

(monopoli dan persaingan usaha tidak sehat).
Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi yang
sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai bentuk
kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis yang terjadi sangat
beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang
sedang dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu
saja melahirkan masalah serta tantangan baru karena hukum
harus siap untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan
yang muncul.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk
enforcement-nya) yang mengatur tentang tatacara
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau
keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran
barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para
entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu
dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah untuk
mendapatkan keuntungan.
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan
terus merambah ke berbagai bidang, baik menyangkut barang
maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar penopang
dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan
pembangunan.
B. SARAN
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu
sempurna karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami
berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi saran dan
usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga
makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila
ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami

hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang
terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjosisworo Soejono, Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman
Modal, di Indonesia, Mandar Maju, Bandung, 1999.
Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat dan Pembinaan
Hukum Nasional, Binacipta, Bandung
Sonny A . Keraf, Etika BIsnis : Tuntutan dan Relevansinya,
Yogyakarta, Kanisius, 1998,
http://delis-manroe.blogspot.com/2009/07/belajar-hukum-bisnisi.html
http://cerminanhatial-insan.blogspot.co.id/2012/03/peranan-hukum-bisnis-dalam-perusahaan.html

PERANAN HUKUM BISNIS DALAM
SUATU BISNIS

MAKALAH
PERANAN HUKUM BISNIS
DALAM SUATU BISNIS

DISUSUN OLEH :

Nadya Anggraini
MNP01

STIE NOBEL INDONESIA MAKASSAR
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya
juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak guru yang telah membimbing saya
menulis makalah ini, orang tua dan teman- teman yang mendukung saya dalam
menyelesaikan makalah ini

Dalam makalah ini saya membahas tentang peranan hukum bisnis dalam
suatu usaha. Karena seperti kita ketahui bersama bahwa dalam melakukan sutu
kegiatan bisnis haruslah diperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam hukum
yang berlaku dalam suatu negara. Maka dibuatlah makalah ini untuk menjelaskan
tentang hukum – hukum yang berlaku dalam dunia bisnis.
Saya menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna . saya hanya
berharap bahwa makalah ini dapat menjadi bacaan yang baik dan bermanfaat.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Hukum Bisnis merupakan sesuatu yang masih baru di Indonesia. Kata ’Bisnis’ dipinjam dari Bahasa
Inggris yaitu business, yang artinya urusan, usaha atau melakukan kegiatan yang bermanfaat yang
mendatangkan keuntungan dan berguna. Kegiatan yang demikian di Indonesia dikenal dengan istilah
dagang, sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Stbl 1938 No.276.
Hukum bisnis atau Business Law (dalam bahasa Inggris) merupakan keseluruhan dari peraturanperaturan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang
timbul dari perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktik bisnis. Salah
satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk
memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di
bidang bisnis yang adil, wajar, sehat, dinamis, dan bermanfaat yang dijamin oleh kepastian hukum.
Walaupun hampir semua kegiatan bisnis berkaitan dengan masalah perjanjian dan perikatan yang hanya
melibatkan para pihak yang terlibat, akan tetapi pasca reformasi di Indonesia saat ini, dengan semangat
untuk
memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha/bisnis maka telah dikeluarkan beragam peraturan
perundang-undangan di bidang bisnis, antara lain UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal, UU
Anti Monopoli dan Persaingan Usaha, UU Perlindungan Konsumen, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami akan membahas sedikit tentang Peranan Hukum Bisnis
Dalam Perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Bisnis.
Kalau melihat dari judul di atas, tidak-lah lain memiliki dua arti pengertian yakni hukum dan bisnis.
Setelah itu baru dapat digabungkan pengertian antara hukum dan bisnis sehingga dapat di peroleh
penjelasan mengenai Hukum Bisnis.
Hukum menurut para ahli hukum:
1. Meyers mengartikan Hukum "Sebagai semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,

ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat yang menjadi pedoman bagi penguasa negara
dalam melakukan tugasnya".
2. Utrecht Mngartikan Hukum "Merupakan himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu harus di taati oleh masyarakat".
3. Mochtar Kusumaatmadja Mengartikan Hukum "Tidak hanya di artikan sebagai suatu peraturan atau
norma, melainkan hukum di maknai dengan keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur kehidupan
manusia dalam masyarakat termasuk lembaga dan proses yang menjadi-kan kaidah serta asas berfungsi,
kaidah atau norma merupakan peraturan yang mengikat serta memiliki sanksi apabila tidak di patuhi;
asas merupakan hal-hal mendasar atau prinsip yang melatarbelakangi lahirnya suatu norma;.
Tidak hanya dalam bentuknya yang tertulis hukum juga memiliki bentuk lain yakni hukum tidak tertulis,
contohnya kebiasaan. Kebiasaan - kebiasaan yang terus menerus dilakukan dan diteruskan secara turun
termurun akan menjadi suatu adat. Hukum dan kebiasaan merupakan dua dari empat kaidah sosial yang
ada dalam masyarakat, masih ada kaidah sosial lainnya seperti agama dan kesusilaan sebagai suatu
Hukum.
Sedangkan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, di bidang
perekonomian serta bertujuan mencari keuntungan. Keuntungan merupakan target utama dari suatu
kegiatan bisnis.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk
enforcement-nya) yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri
atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan
menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif
(dari entrepreneur tersebut) adalah untuk mendapatkan keuntungan. (Munir Fuady, 2005 : 2).
Hukum Bisnis kerap kali juga disebut dengan Hukum Dagang.
B. Tujuan Hukum Bisnis
Hukum yang diberlakukan memiliki tujuan yang dikenal dengan tujuan hukum. Menurut L.J. Van
Apeldroorn, tujuan hukum yaitu mengatur pergaulan hidup secara damai. Selain memiliki tujuan, hukum
juga memiliki fungsi. Fungsi hukum mengacu pada tujuan hukum. beberapa fungsi hukum di antaranya
hukum sebagai sarana penyelesaian pertikaian, pencapaian keadilan lahir batin dan sebagai sarana
pembaharuan masyarakat.
Berkaitan dengan sarana pembaharuan masyarakat, hukum harus mampu merubah perilaku dari
masyarakat itu sendiri, dari masyarakat yang tidak teratur menjadi masyarakat yang teratur.
Dari tujuan hukum tersebut maka tujuan hukum bisnis pun dalam suatu perusahaan mengacu pada
tujuan hukum. Tujuan dari hukum bisnis adalah adanya keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum bagi
pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
C. Ruang Lingkup Hukum Bisnis Dalam Perusahaan
Hukum Bisnis selalu ada saat pertama kali pelaku bisnis melakukan kegiatan usaha yang dimulai
dengan kesepakatan tertulis yang tertuang dalam suatu bentuk perjanjian berbentuk tertulis yang lazim

dinamakan kontrak. Agar kontrak yang dibuat parah pihak menjadi sah, maka harus dilihat dalam
KUHPerdata, yaitu Buku III KUHPerdata tentang perikatan.
Setelah kontrak di buat dan di setujui maka tidak jarang pelaku bisnis membuat sebuah wadah
demi melancarkan maksud dan tujuan dalam kontrak tersebut, antara lain pembentukan wadah tersebut
meliputi perusahaan perseorangan, persekutuan perdata, firma, persekutuan comanditer (CV),
perseroan terbatas (PT), serta koperasi.
Kegiatan usaha juga tidak hanya meliputi pembuatan wadah saja, tidak jarang perbuatan bisnis
juga meliputi hak kekayaan intelektual seperti merek, paten, desain industri, dan rahasia dagang. Dalam
menjalankan bisnis tidak jarang pelaku bisnis juga mengajukan kredit kepada bank. Pelaku bisnis dapat
mengajukan kredit ke Bank dan biasanya Bank akan menyalurkan kredit apabila salah satunya pembisnis
dan perusahaannya memiliki rekening korang yang baik dan memiliki konsumen yang baik pula.

D. Peranan Penting Hukum Bisnis Dalam suatu usaha
Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke berbagai bidang,
baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah satu pilar penopang dalam upaya
mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan.
Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat
berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar, tertib, aman sehingga tidak ada pihakpihak yang dirugikan akibat adanya kegiatan bisnis tersebut, contoh hukum bisnis adalah undang-undang
perlindungan konsumen (UU No. 8 tahun 1999).
Dalam undang-undang perlindungan konsumen dalam pasal disebut diatur tentang kewajiban
pengusaha mencantumkan lebel halal dan kadaluarsa pada setiap produk yang ia keluarkan. Dengan
kewajiban tersebut konsumen terlindungi kesehatannya karena ada jaminan perlindungan jika produk
sudah daluarsa. Begitu juga dengan konsumen umat islam adanya lebel halal akan terjamin dari
mengkonsumsi produk haram.
Contoh-contoh hukum yang mengatur dibidang bisnis, hukum perusahaan (PT, CV, Firma),
kepailitan, pasar modal, penanaman modal PMA/PMDN, kepailitan, likuidasi, merger, akuisisi,
perkreditan, pembiayaan, jaminan hutang, surat berharga, hukum ketenagakerjaan/perburuhan, hak
kekayaan intelektual, hukum perjanjian (jual beli/transaksi dagang), hukum perbankan, hukum
pengangkutan, hukum investasi, hukum teknologi, perlindungan konsumen, hukum anti monopoli,
keagenan, distribusi, asuransi, perpajakan, penyelesaian sengketa bisnis, perdagangan
internasional/WTO, kewajiban pembukuan, dll.
Dengan demikian jelas aturan-aturan hukum tesebut diatas sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis.
Aturan-aturan hukum itu dibutuhkan karena :
• Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan/perjanjian bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih
daripada sekadar janji serta itikad baik saja.
• Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya salah

satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi janjinya.
Disinilah peran hukum bisnis tersebut. Untuk itu pemahaman hukum bisnis dewasa ini dirasakan
semakin penting, baik oleh pelaku bisnis dan kalangan pembelajar hukum, praktisi hukum maupun
pemerintah sebagai pembuat regulasi kebijakan yang berkaitan dengan dunia usaha. Hal ini tidak
terlepas dari semakin intens dan dinamisnya aktifitas bisnis dalam berbagai sektor serta mengglobalnya
sistem perekonomian.
Menurut Ismail Saleh dalam bukunya “HUKUM DAN EKONOMI” 1990,:
”Memang benar ekonomi merupakan tulang punggung kesejehateraan masyarakat dan memang benar
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah tiang-tiang penopang kemajuan suatu bangsa namun
tidak dapat disangkal bahwa hukum merupakan pranata yang pada akhirnya menentukan bagaimana
kesejehateraan yang dicapai tersebut dapat dinikmati secara merata, bagaimana keadilan sosial dapat
diwujudkan dalam kehidupan masyarakat dan bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat membawa kebahagiaan rakyat banyak”.
Berdasarkan hal diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam dunia
ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu ekonomi/bisnis tidak akan berarti
kalau kemajuan tidak berdampak pada kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati secara merata oleh
rakyat. Negara harus menjamin semua itu. Agar tidak ada terjadi pengusaha kuat menindas pengusaha
lemah, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, sehingga tidak ada keseimbangan dalam
tatanan kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum membatasi hal tersebut. Maka dibuat perangkat
hukum yang mengatur dibidang bisnis tersebut (hukum bisnis).
Dengan telah dibuatnya hukum bisnis tersebut (peraturan perundang-undangan) imbasnya adalah
hukum bisnis tersebut harus diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga bisnisnya berjalan sesuai
dengan koridor hukum dan tidak mempraktikkan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat).
Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan
berbagai bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada
bidang bisnis apa yang sedang dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu saja melahirkan
masalah serta tantangan baru karena hukum harus siap untuk dapat mengantisipasi setiap
perkembangan yang muncul.

E. Manfaat mempelajari hukum bisnis oleh pelaku bisnis
Sebagian orang mungkin menganggap bahwa hukum atau aturan tentang bisnis terkadang
menjadikan kendala bagi pelaku usaha untuk meraih untung sebesar-besarnya.Tapi bila diselami ternyata
hal itu tidaklah benar. Justru hukum bisnis memberikan pengaturan untuk melindungi konsumen, pelaku
usaha, dan masyarakat. Diharapkan tidak ada pihak yang mengambil keuntungan sendiri dengan
melanggar hak orang lain.
Salah satu contoh konkritnya adalah jika anda seorang investor atau sekutu pasif sebuah CV maka anda
akan sangat membutuhkan keamanan bagi uang anda yang menjadi objek kerja sama, maka jika anda

menguasai hukum kontrak maka upaya memberikan keamanan bagi uang anda bisa maksimal dengan
kontrak yang memiliki standarisasi yang jelas, misalnya dengan nokta riil maka perjanjian tersebut harus
dianggap asli sepanjang tidak bisa dibuktikan sebaliknya. Kemampuan anda memberikan jaminan
perlindungan investasi melalui kontrak terhadap investor akan menjadi pertimbangan kuat akan
menginvestasikan modalnya kepada perusahaan anda karena harus dipahami semua orang
menginginkan uangnya aman dengan kata lain harus ada kejujuran, profesionalitas dan perlindungan.
Misalnya lagi, melihat UU Konsumen memberikan beberapa hak dan kewajiban bagi pelaku usaha
maupun konsumen.Dengan kata lain di situ tidak cuma terdapat aturan dan sanksi akan tetapi juga
ketentuan mengenai standarisasi yang harus dipenuhi setiap pelaku usaha sehingga apabila dijalankan
dengan baik maka ada perwujudan profesionalitas pelayanan bagi konsumen, perlindungan pelaku
usaha dan peningkatan daya saing dengan perusahaan asing dari segi pelayanan. Inipun akan menjadi
pertimbangan bagi investor karena investor biasanya menginginkan kerja sama dengan perusahaan yang
memiliki prospek ke depan sekaligus profesional. Jika dilihat, investor atau rekanan lebih mengutamakan
bekerja sama dengan perusahaan yang profesional. Patuh kepada hukum dan profesional menjadi
pertimbangan investor, penanam modal dan rekanan selain pada nilai keuntungan perusahaan karena
bagaimanapun uang yang aman sekaligus terhindar dari masalah menjadi aspek penting dalam
pertimbangan seseorang melakukan bisnis. Sehingga hukum bisnis sebenarnya bukan hanya pelengkap
bagi pelaku usaha akan tetapi menjadi bagian penting terhadap berlakunya bisnis karena merupakan
sebuah perlindungan tidak hanya bagi konsumen akan tetapi juga antar pelaku usaha dan investor.
Dari sudut pandang Kekayaan Intelektual juga sangat penting dikuasai pelaku usaha karena di sana
terdapat pengaturan sekaligus perlindungan seorang pemegang hak kekayaan intelektual untuk
mempergunakan hak intelektualnya untuk menjalankan usahanya di dalamnya terdapat merek, desain
industri, paten, dll.
Jika dalam penyelesaian sengketa bisa menambah wawasan misalnya tidak hanya lewat pengadilan
tetapi juga arbitrase dan penyelesaian alternatif yang juga memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.

KESIMPULAN
Hukum Bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-nya)
yang mengatur tentang tatacara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang,
industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang
atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneunr dalam risiko tertentu
dengan usaha tertentu dengan motif (dari entrepreneur tersebut) adalah untuk
mendapatkan keuntungan.

Dewasa ini aktivitas bisnis berkembang begitu pesatnya dan terus merambah ke
berbagai bidang, baik menyangkut barang maupun jasa. Bisnis merupakan salah
satu pilar penopang dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi dan
pembangunan.
Diharapkan ke depan baik pelaku usaha, konsumen, pesaing, dan penegak hukum
mengerti betul tentang hukum bisnis agar dalam mempergunakan hak dan
kewajibannya tidak menyimpang. Tidak dapat dipungkiri bahwa pelaku usaha
adalah salah satu pihak yang berperan penting dalam kegiatan bisnis sehingga
sangat penting mengetahui dan atau mempelajari hukum bisnis.
http://nadiaroom.blogspot.co.id/2013/01/peranan-hukum-bisnis-dalam-suatu-bisnis.html

Diposkan oleh nadia anggraini di 02.27