rekayasa sungai gitu untuk referensi

  

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI

KEMUNING, SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Lokasi daerah aliran Kali Kemuning secara administratif terletak di

  daerah Kabupaten Sampang, Madura Propinsi Dati I Jawa Timur dan terletak antara 7010” – 7020” Lintang selatan dan 113013’18” – 113023’74” Bujur timur. DAS Kali Kemuning mempunyai luas + 345 km2 dengann elevasi bagian hulu + 200m dan elevasi bagian hilir + 4m dari permukaan air laut dan bermuara di Selat Madura. Setiap tahun kabupaten Sampang umumnya mengalami banjir terutama di perkotaan akibat luapan Kali Kemuning. Seperti sungai-sungai di dataran rendah dimana dasar sungai mengalami pendangkalan, selalu menimbulkan banjir dan genangan air di musim penghujan. Genangan ini bertambah luas bila datangnya banjir bersamaan dengan pasangnya laut. Dan menurut warga setempat, banjir terjadi juga karena elevasi kota Sampang yang relatif rendah dan berbentuk cekungan sehingga memudahkan terjadinya genangan banjir. Ada alasan lain yang juga dikemukakan oleh warga setempat selain alasan yang telah tersebut diatas yaitu banjir terjadi karena merupakan debit kiriman dari bagian hulu Kali Kemuning. Banjir didefinisikan sebagai debit air sungai yang relatif lebih besar daripada biasanya dan menyebabkan limpahan air sungai yang mengisi dan menggenangi daerah-daerah rendah. Seperti kebanyakan kejadian banjir yang terjadi menimbulkan banyak sekali kerugian baik mental maupun material. Pada kasus banjir Kali Kemuning mengakibatkan terhambatnya atau bahkan terputusnya transportasi Bangkalan – Pamekasan selama banjir terjadi, timbulnya genangan yang cukup luas meliputi beberapa daerah di Kabupaten Sampang dengan kedalaman 0,4m sampai 2m dan kerugian material yang mencapai jutaan rupiah. Namun kerugian yang paling besar adalah terhentinya aktifitas masyarakat yang secara tidak langsung berpengaruh pada roda perekonomian yang terhenti. Dan studi yang telah dilakukan berkaitan dengan permasalahan ini, Dinas PU Pengairan yang diwakili oleh koordinator wilayah pengairan X Pamekasan merencanakan sebuah proyek berupa “Flood Control and Drainage Project” yang dimaksudkan untuk :

  1. Pengendalian banjir Kali Kemuning

  2. Pengembangan potensi areal irigasi Kali Kemuning

  3. Sistem drainase kota Sampang

  Banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat banjir yang terjadi di Kota Sampang. Beberapa contoh yang mungkin dapat dilakukan adalah Normalisasi Kali Kemuning dan pembuatan sudetan pada aliran alur Kali Kemuning. Normalisasi Kali Kemuning merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi banjir di Kota Sampang. Maksud dari normalisasi sungai adalah menyediakan alur sungai yang kapasitasnya cukup untuk menyalurkan banjir. Sedangkan sudetan adalah langkah yang dilakukan untuk menanggulangi banjir dengan membuat alur lain selain alur alam yang sudah ada. Hal ini dimaksudkan untuk membagi debit yang terjadi sehingga debit yang terjadi dapat ditampung oleh kapasitas alur sudetan dan kapasitas alur yang sudah ada sebelumnya.

  Dengan alasan yang telah dikemukakan diatas, penulis mengambil judul “Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang”. Perencanaan pengendalian banjir Kota Sampang khususnya normalisasi Kali Kemuning yang diambil ini merupakan pekerjaan normalisasi yang ditangani oleh Dinas PU Pengairan Kota Sampang dan merupakan agenda program kerja pemerintah daerah Kabupaten Sampang.

  I.2 PERMASALAHAN

  Dengan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka dalam penulisan proposal Tugas Akhir ini terdapat permasalahan sebagai berikut :

  1. Berapakah kapasitas tampung Kali Kemuning ?

  2. Apakah debit rencana mampu ditampung oleh Kali Kemuning ?

  3. Alternatif apakah yang paling sesuai dalam pengendalian banjir kota Sampang ?

  4. Bagaimana kinerja dari masing-masing langkah yang telah diambil ?

  I.3 MAKSUD DAN TUJUAN

  Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal Tugas Akhir ini adalah :

  1. Mengetahui kapasitas tampung Kali Kemuning

  2. Mengetahui kemampuan alur Kali Kemuning terhadap debit rencana ( Qrencana )

  3. Mengetahui alternatif yang paling cocok untuk mengatasi banjir di Kota Sampang.

  4. Mengetahui kinerja dari masing-masing alternatif yang diambil dalam mengatasi banjir yang terjadi di Kota Sampang.

  I.4 BATASAN MASALAH

  Adapun batasan-batasan masalah dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

  1. Data aspek sosial dan biaya dalam pelaksanaan langkah pengendalian banjir Kali Kemuning tidak menjadi pembahasan.

  2. Batas pengukuran yang digunakan dalam Tugas Akhir adalah + 8,5 km dari hilir Kali Kemuning (selat Madura).

  3. Menggunakan satu debit banjir rencana (Qrencana) yaitu debit banjir dengan periode ulang 25 tahun (Q25).

  4. Asumsi dan anggapan yang digunakan dalam pengerjaan berdasarkan program bantu Hec-Ras 4.1.0

  I.5 MANFAAT

  Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan Tugas Akhir ini antara lain mengetahui cara yang paling effektif dan dapat diterapkan guna mengendalikan banjir yang terjadi di kota Sampang dan dapat dijadikan masukan bagi Dinas PU Pengairan Kota Sampang. Selain itu, diharapkan juga penelitian ini dapat menambah wawasan penulis.

   I.6 LOKASI

  Berikut adalah Peta Situasi Kali Kemuning dan daerah genangan banjir yang terjadi di Kota Sampang.

Gambar 1.1. Peta Situasi Kali Kemuning dan daerah genangan banjir yang terjadi di Kota Sampang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Langkah Pengendalian Banjir

  Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk pengendalian banjir (pengendalian debit). Contohnya adalah normalisasi sungai, pembuatan tanggul, sudetan (shortcut), dan waduk pengendali sungai. Dalam Tugas Akhir ini, langkah pengendalian banjir yang digunakan adalah normalisasi sungai dan pembuatan sudetan.

2.2.1 Normalisasi Sungai

  2.3.1.1 Umum

  Tujuan dari normalisasi sungai adalah memperbaiki atau menambah kapasitas penampang melintang sungai agar dapat dilewati banjir rencana secara aman sehingga tidak menimbulkan kerugian yang berarti.

  2.3.1.2 Jenis Normalisasi Sungai

  Mengacu pada tujuan normalisasi sungai, berikut adalah jenis normalisasi sungai berdasarkan pekerjaan yang dilakukan :

  1. Memperlebar penampang sungai Langkah ini dapat dilakukan jika daerah sekitar sungai masih memiliki lahan yang cukup. Artinya tidak mengganggu tata guna lahan yang telah ada. Misalnya pemukiman.

  2. Menambah kedalaman sungai Langkah dimaksudkan menambah kapasitas sungai dengan memperdalam sungai dari kedalaman awal.

Gambar 2.4 Jenis Normalisasi Sungai

2.3.2 Sudetan

2.3.2.1 Umum

  Sudetan merupakan salah satu dari bentuk pengendalian sungai dan lebih khususnya yaitu pengendalian debit. Tujuan dari sudetan adalah membagi alur yang dimaksudkan untuk membagi debit banjir juga sehingga muka air sungai akan turun mengikuti debit banjir yang juga turun. Adapun langkah membuat sudetan adalah membuat alur baru yang mampu dialiri debit banjir dan alur yang lama masih tetap berfungsi sebagai mana mestinya. Berikut adalah gambar penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan sudetan :

Gambar 2.5 Pekerjaan Sudetan

BAB III METODOLOGI Konsep awal pada pengerjaan Tugas Akhir ini adalah memeriksa

  kapasitas Kali Kemuning pada kondisi eksisting, mempelajari dan memilih metode pengendalian banjir yang effektif dan sesuai dengan kondisi setempatdan memperhitungkan pengaruh pasang surut muka air laut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian yang dilakukan pada pengerjaan Tugas Akhir ini :

3.1 SURVEY PENDAHULUAN dan STUDY LITERATUR

  Sebelum mengerjakan Tugas Akhir ini, dilakukan survey pendahuluan ke Kali Kemuning untuk lebih memahami dan mengetahui secara lebih nyata keadaan di lapangan sehingga dapat melihat permasalahan secara langsung.

  Selain survey pendahuluan, dilakukan pula study literatur. Hal ini bertujuan untuk semakin menambah wawasan yang mungkin bisa digunakan untuk bisa memecahkan masalah yang akan mungkin ditemui dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

  3.2 TAHAP PERSIAPAN

  Inventarisasi data dari instansi terkait yaitu PU Pengairan Daerah Sampang berhubungan dengan masalah penanggulangan banjir antara lain :

  Topografi Kali Kemuning

   Data topografi ini digunakan untuk mengetahui lebar dari Daerah Aliran Sungai Kali Kemuning.

  Tata guna lahan daerah studi

   Data tata guna lahan daerah studi digunakan untuk mengetahui fungsi dari daerah sekitar lahan dan kemudian akan digunakan untuk mengetahui langkah yang paling efektif dalam pengendalian banjir tersebut dan untuk menentukan nilai koeffisien pengaliran.

  Data Curah hujan Kali Kemuning dari beberapa stasiun hujan

   Data curah hujan digunakan untuk menghitung besarnya debit rencana dari Kali Kemuning.

  Penampang Kali Kemuning

   Penampang eksisting digunakan untuk mengetahui kemampuan sungai dalam menampung debit banjir (kapasitas sungai) sebelum dilakukan normalisasi.

  Data pasang surut

   Data pasang surut digunakan untuk mengetahui tinggi muka air laut saat keadaan pasang dan pengaruhnya terhadap tinggi muka air Kali Kemuning sehingga dapat diperiksa terjadi backwater atau tidak.

  3.3 ANALISA HIDROLOGI

  Setelah data-data yang diperlukan terkumpul kemudian dilakukan analisa hidrologi untuk mendapatkan nilai debit banjir rencana yang digunakan untuk menentukan penampang yang cukup dan mampu menampung debit banjir. Di dalam analisa hidrologi terdapat beberapa perhitungan sebelum akhirnya mendapatkan nilai debit banjir rencana. Adapun langkah – langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:  Analisa curah hujan rata-rata daerah

  Melakukan uji distribusi dan penarikan kesimpulan

   Menghitung tinggi hujan rencana

  Menghitung debit banjir rencana berdasarkan periode ulang 25 tahun ( Q25 )

   3.4 ANALISA HIDROLIKA

  Setelah perhitungan debit banjir rencana didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung penampang sungai yang mampu menampung debit banjir tersebut dan juga mengetahui keperluan perbaikan sungai. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut : Memasukkan data yang diperlukan untuk program bantu Hec-Ras i. Data geometric sungai untuk menggambarkan bentuk sungai ii. Data penampang melintang sungai (cross section) untuk menggambarkan elevasi dan keadaan sungai

  Menghitung kapasitas sungai keadaan eksisting

   Membandingkan kapasitas sungai dengan debit rencana

   Menentukan langkah yang paling effektif dalam pengendalian banjir

   Perhitungan ulang dimensi sungai dan sudetan setelah normalisasi jika

   terjadi luapan atau tidak mampu menampung debit rencana  Pengecekan kondisi lapangan daerah sekitar sungai. Terjadi genangan banjir atau bebas genangan banjir

  Pengecekan sistem drainase daerah genangan banjir jika masih terjadi

   luapan sungai dan genangan banjir.

BAB IV ANALISA DATA

4.1 Analisa Hidrologi

4.1.1 Perhitungan Curah Hujan rata-rata

  Perhitungan curah hujan rata-rata digunakan untuk mengetahui besarnya hujan harian maksimum yang terjadi pada suatu daerah.Dalam perencanaanTugas Akhir ini, perhitungan curah hujan rata-rata menggunakan metode Thiessen dimana cara ini menggunakan faktor pengaruh daerah yang merupakan perbandingan antara luas yang diwakili oleh luasan satu stasiun penakar dengan luas DAS keseluruhan yang merupakan factor pembobot atau disebut juga sebagai koeffisien Thiessen. Berdasarkan hasil studi sebelumnya, ada lima stasiun yang berada di sekitar DAS Kali Kemuning, yaitu stasiun Karang Penang, stasiun Omben, stasiun Kedundung, stasiun Torjun, dan stasiun Sampang. Untuk perhitungan hujan rata-rata : Misalkan perhitungan hujan pada tahun 2002, tanggal 29 Januari tercatat curah hujan pada stasiun hujan KarangPenang adalah 0mm, stasiun hujan Omben 169mm, stasiun Kedungdung 160mm, stasiun hujan Torjun 137mm dan stasiun hujan Sampang 36mm sehinggaakan didapatkan nilai hujan rata-rata pada tanggal 29 Januari 2002 adalah : Perhitungan curah hujan seperti contoh diatas dilakukan pada tanggal tertentu dimana salah satu stasiun hujannya memiliki curah hujan tertinggi dalam setiap tahunnya dan dari perhitungan ini akan didapatkan nilai curah hujan rata-rata maksimum.

  Dari data perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa hujan rata-rata maksimum selama 10 tahun terakhir antara tahun 2001 sampai dengan 2010 menggunakan perhitungan Thiessen Polygon adalah sebesar 109,24 mm.

4.2.2. Pemodelan Hec-Ras

  Analisa hidrolika menggunakan program bantu HEC-RAS, dimana dalam program ini ada dua jenis asumsi aliran yaitu steady flow dan unstready flow.

  Steady flow merupakan aliran dimana salah satu dari komponen berikut,kecepatan, debit and cross section, kemungkinan mengalami perbedaan di setiap titiknya, namun tidak berubah terhadap waktu. Sedangkan Unsteady flow merupakan aliran dimana kecepatan atau debitnya berubah terhadap waktu. (Namun jika rata-rata perubahan kecepatan dan debit tersebut hampir sama, aliran dapat dikategorikan Steady flow). Asumsi yang digunakan dalam melakukan analisa dengan program bantu Hec- Ras ini adalah : 1. Kondisi sungai yang diamati sama dengan kondisi dari data yang ada.

  2. Analisa menggunakan Steady Flow

  3. Angka koeffisien manning yang diapakai sesuai dengan kondisi eksisting sungai.

  4. Debit yang digunakan adalah debit maksimum yang dihasilkan dari perhitungan Hydrograph Nakayasu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

  

Berdasarkan keseluruhan hasil analisa data yang dilakukan dalam penyusunan

Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  

1. Perhitungan curah hujan menggunakan metode Thiessen Polygon dan metode

distribusi Log Pearson Type III dan didapatkan besarnya curah hujan yang mungkin terjadi pada periode ulang 25 tahun adalah 111,94 mm

  2. Debit maksimum yang didapatkan melalui perhitungan HIdrograf Banjir Nakayasu adalah sebesar 317,268 m3/detik

  3. Beberapa ruas kali Kemuning mempunyai kapasitas sungai eksisting tidak mampu menampung debit banjir yang terjadi sehingga dibutuhkan alternatif pengendalian banjir.

  4. Berdasarkan perhitungan menggunakan program bantu Hec-Ras 4.1.0, alternatif yang mampu mengendalikan banjir yang terjadi adalah alternatif II

(perencanaan sudetan dan normalisasi penampang eksisting kali Kemuning) dan

alternatif III (perencanaan sudetan dengan menon-aktifkan beberapa ruas kali Kemuning).

5.2. SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan :

  1. Memberikan perkuatan (plengsengan) pada sisi sungai agar tidak menimbulkan gerusan terutama pada sudetan mengingat kecepatan yang semakin besar mengikuti nilai kemiringan yang juga semakin besar.

  2. Normalisasi sungai bukan merupakan langkah yang effektif karena memerlukan dimensi yang lebar untuk bisa menampung debit banjir yang terjadi.

  3. Perencanaan sudetan dan normalisasi kali Kemuning (alternatif II) bukan

pula merupakan langkah yang effektif dalam pengendalian banjir yang terjadi

karena melakukan dua pekerjaan sekaligus.