Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok di

Volume 12, Nomor 1, Juni 2013

1-8

KOMUNITAS GASTROPOD (MOLUSK) DI PERAIRAN
TELUK AMBON BAGIAN DALAM, MALUKU
Muhammad Masrur Islami
PENGARUH SILIKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR
ANATOMI DAUN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CEMPO MERAH,
SEGRENG HANDAYANI DAN MANDEL HANDAYANI
Diah Rachmawati dan Ririn Ayu Mariana
KEANEKARAGAMAN JENIS KATAK DAN KODOK DI SEPANJANG
SUNGAI CODE PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

9 - 16

17 - 25

Donan Satria Yudha, Rury Eprilurahman, Khoirunnisa Andryani, dan Trijoko
26 - 32


KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR SELATAN KABUPATEN
KULONPROGO
Bambang Agus Suripto dan Alifi Fitriana

Volume 12

Nomor 1

Halaman
1 - 32

Yogyakarta
Juni 2013

Volume 12, Nomor 1, Juni 2013
Halaman 1 - 32

KOMUNITAS GASTROPOD (MOLUSK) DI PERAIRAN
TELUK AMBON BAGIAN DALAM, MALUKU
Muhammad Masrur Islami

PENGARUH SILIKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR
ANATOMI DAUN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CEMPO MERAH,
SEGRENG HANDAYANI DAN MANDEL HANDAYANI

1-8

9 - 16

Diah Rachmawati dan Ririn Ayu Mariana

KEANEKARAGAMAN JENIS KATAK DAN KODOK DI SEPANJANG
SUNGAI CODE PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Donan Satria Yudha, Rury Eprilurahman, Khoirunnisa Andryani, dan Trijoko

17 - 25

KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR SELATAN KABUPATEN
KULONPROGO
Bambang Agus Suripto dan Alifi Fitriana


26 - 32

KEANEKARAGAMAN JENIS KATAK DAN KODOK
DI SEPANJANG SUNGAI CODE
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Donan Satria Yudha1, Rury Eprilurahman1,
Khoirunnisa Andryani2, Trijoko1
1

Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
2
Kelompok Studi Herpetologi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
E-mail: donan_satria@yahoo.com

INTISARI
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di lereng selatan Gunung Merapi. Kawasan Gunung Merapi
mempunyai hutan yang cukup luas dan lebat. Hutan tersebut merupakan reservoir air yang sangat baik,
sehingga Gunung Merapi menjadi hulu dari beberapa sungai yang mengalir membelah kota Yogyakarta.
Potensi alam yang berupa kekayaan fauna pada habitat sungai masih belum terdata dengan lengkap.
Diperlukan pendataan ulang dengan lebih lengkap sebagai titik awal dan berkelanjutan terutama bagi

Amphibia terutama Ordo Anura (katak dan kodok). Salah satu sungai yang melewati Kota Yogyakarta
adalah sungai Code. Hulu sungai Code disebut sungai Boyong. Permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah keanekaragaman jenis katak dan kodok di sepanjang Sungai BoyongCode wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta. Berdasarkan permasalahan yang timbul, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis katak dan kodok. Selain keanekaragaman, dipelajari
juga jenis-jenis yang kemungkinan langka dan introduksi. Pengambilan sampel di sepanjang Sungai BoyongCode dari hulu hingga hilir menggunakan gabungan beberapa metode, yaitu VES (Visual Encounter
Survey), River bank cruising dan transek. Sampling secara umum dibagi tiga bagian, bagian hulu,
tengah dan hilir. Hasil yang diperoleh adalah 10 jenis anggota Ordo Anura dengan 1 jenis introduksi yaitu
Lithobates catesbeianus. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Sungai Code merupakan
habitat bagi banyak jenis katak dan kodok. Selain itu, Sungai Boyong-Code sudah diintroduksi baik
disengaja maupun tidak disengaja.
Kata kunci : keanekaragaman katak dan kodok, Sungai Boyong-Code, spesies asli Indonesia, spesies
introduksi
ABSTRACT
Daerah Istimewa Yogyakarta located on the southern slope of Merapi volcano. Merapi volcano
area is covered by a wide and dense forest. Merapi forest plays role as a decent water reservoir, therefore Merapi volcano became a headwaters for several rivers which flowing through Yogyakarta. Code
river is one of the rivers which flowing through Yogyakarta. The headwater of Code River named Boyong.
Fauna diversity that lives in the river and on the river bank is not yet well documented. Complete redocumentation is needed to obtain new data record especially for Anuran species (frogs and toads). The
diversity of the Anura in the Boyong-Code River is mostly unknown and not well documented. The
research was aimed to acquire data about the diversity of the Anuran species along the Boyong-Code
River in the DIY. Further, the research purpose is to know which species are rare and introductive.

Samples are taken along the Boyong-Code River starting from upstream to downstream. Samples taken
using combination of several methods i.e., VES (Visual Encounter Survey), River bank cruising, and
transect. Sampling area generally divided into three location i.e., upstream, middle-stream and downstream. Result showed there are 10 species of anuran with 1 introduce species along Boyong-Code
17

Berkala Ilmiah Biologi, Volume 12, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 19 - 25

River. The Boyong-Code River is a decent habitat for the anuran. There is one introduced species i.e.,
Lithobates catesbeianus invading the Boyong-Code River intentionally or unintentionally by human.
Key words : anuran diversity, the Boyong-Code River, native species, introduced species.
PENDAHULUAN
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak (DIY)
di lereng selatan Gunung Merapi. Kawasan
Gunung Merapi mempunyai hutan yang cukup luas
dan lebat. Hutan tersebut merupakan reservoir
air yang sangat baik, sehingga Gunung Merapi
menjadi hulu dari beberapa sungai yang mengalir
membelah kota Yogyakarta. Terdapat 3 sungai
besar yang mengalir membelah kota Yogyakarta,
dari barat ke timur secara berurutan yaitu Sungai

Winongo, Code dan Gadjah Wong (Anonim,
2010; Brontowiyono, 2010; Siradz et al., 2008).
Potensi alam yang berupa kekayaan fauna
pada habitat sungai di Propinsi DIY masih belum
terdata dengan baik, lengkap dan menyeluruh.
Oleh karena itu, diperlukan pendataan ulang
dengan lebih lengkap sebagai titik awal dan dapat
berkelanjutan terutama anggota Ordo Anura dari
Kelas Amphibia. Anura adalah kelompok hewan
amfibi yang memerlukan air dalam siklus hidupnya,
mereka sering sekali ditemukan di dalam dan di
sekitar sungai. Anggota Ordo Anura secara umum
dikenal dengan sebutan katak dan kodok (Zug,
1993; Pough et al., 1998; Iskandar, 1998).
Beberapa jenis Anura sering dimanfaatkan untuk
konsumsi, dijadikan hewan peliharaan, serta dapat
dijadikan sebagai indikator biologi adanya
perubahan dan kerusakan lingkungan terutama
lingkungan perairan tawar atau sungai.
Sungai Code tepat melintasi bagian tengah

kota Yogyakarta. Hulu dari sungai Code disebut
Sungai Boyong. Bagian tepi Sungai Code yang
melintasi Kota Yogyakarta telah mengalami
perubahan tata guna lahan. Pada awalnya, bagian
tepi sungai tersebut hanya berupa lahan kosong
dengan banyak tumbuhan liar. Seiring berjalannya
waktu, bagian tepi sungai di tengah kota berubah
menjadi lahan persawahan, pemukiman, dan
terkadang menjadi tempat pembuangan sampah.
Bagian hilir, yaitu sebelah selatan Kota Yogyakarta,
tepian sungai berubah menjadi lahan persawahan

18

dan perumahan (Brontowiyono, 2010; Siradz et
al., 2008). Erupsi Merapi yang sering terjadi juga
mempengaruhi perubahan pada badan sungai.
Perubahan akibat erupsi yang utama adalah
pendangkalan karena aliran material vulkanik yang
melewati sungai tersebut. Perubahan tata guna

lahan terutama dibagian tengah dan hilir sungai serta
erupsi Merapi tahun 2010 yang lalu mengakibatkan
perubahan lingkungan, hal tersebut dapat mengubah keanekaragaman Anura terutama di daerah
aliran sungai.
Di Jawa, terutama di Yogyakarta terdapat
enam familia anggota Anura yaitu : Bufonidae,
Ranidae, Dicroglossidae, Rhacophoridae,
Microhylidae dan Megophryidae. Familia Bufonidae di Yogyakarta mempunyai 3 jenis, yaitu
Duttaphrynus melanostictus, Phrynoidis
aspera dan Ingerophrynus melanostictus. Familia
Ranidae mempunyai 3 jenis yaitu Rana chalconata,
Rana hosii, dan Huia masonii. Familia
Dicroglossidae mempunyai 6 jenis yaitu
Limnonectes kuhlii, Limnonectes microdiscus,
Fejervarya
cancrivora,
Fejervarya
limnocharis, Occidozyga lima, dan Occidozyga
sumatrana. Familia Rhacophoridae mempunyai
4 jenis yaitu Polypedates leucomystax,

Rhacophorus javanus, Rhacophorus
reinwardtii, dan Philautus aurifasciatus. Familia
Microhylidae terdiri atas dua jenis yaitu Kaloula
baleata dan Microhyla palmipes. Familia
Megophryidae terdiri atas satu jenis yaitu
Megophrys montana dan Leptobrachium
hasseltii (Iskandar, 1998; Eprilurahman, 2007;
Eprilurahman & Kusuma, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keanekaragaman spesies anggota Ordo Anura
yang terdapat di sepanjang Sungai Code Propinsi
DIY. Keanekaragaman tersebut berguna untuk
memberikan informasi lebih lengkap dan database
yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian
selanjutnya.

Yudha et al. - Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok

BAHAN DAN CARA KERJA
Spesimen yang dipelajari adalah semua

spesies anggota Ordo Anura yang habitatnya
berada di dalam maupun tepian kanan-kiri
sepanjang Sungai Code dari hulu hingga hilir di
Propinsi DIY. Bahan kimia (alkohol 70%,
formaldehid 4%, akuades, dan kloroform)
digunakan untuk pembuatan awetan spesimen
basah.
Penelitian dilakukan selama bulan April
hingga Juli 2012. Lokasi penelitian sepanjang
Sungai Code dari hulu (Sungai Boyong) hingga
hilir (pertemuan dengan Sungai Opak). Metode
yang digunakan adalah transek garis sepanjang
500 m per titik sampling dengan kombinasi visual
encounter survey (VES) dan river bank cruising.
Transek garis sepanjang 500 m dibuat di bagian
tengah badan air. Garis transek dapat berupa tali/
rafia memanjang sejauh 500 m mengikuti bentuk
badan air yang berkelok, jika tidak memungkinkan
dengan tali, garis transek dapat berupa garis virtual menggunakan Global Positioning System
(GPS) (Jaeger, 1994; Crump & Scott Jr., 1994;

Kusrini, 2009).
Pada bagian tepi sungai, tidak dimungkinkan
menggunakan transek karena bentuk tepian sungai
yang tidak rata tinggi rendah maupun lebar
sempitnya, sehingga digunakan metode river bank
cruising. Batasan jarak tempuh pencarian sampel
dengan metode river bank cruising disamakan
dengan jarak transek yaitu 500 m. Setelah panjang

sungai yang akan disampling sudah ditentukan,
katak mulai dicari di kanan dan kiri badan air dan
tepian sungai menggunakan metode VES.
Terdapat tiga tim yang bekerja, tim pertama
fokus pencarian di dalam air (badan air) sedangkan
tim kedua dan ketiga fokus mencari di kedua sisi
tepian sungai. Ketiga tim mencari anura menggunakan metode VES. Metode VES adalah mencari
anggota Anura baik dewasa maupun berudu
dengan mata telanjang, bergerak pelan di dalam
air dan di luar air (tepian sungai). Katak dewasa
ditangkap dengan tangan, sedangkan berudu
ditangkap menggunakan jaring ikan (Crump &
Scott Jr., 1994; Kurniati, 2003; Kusrini, 2009).
Fokus pencarian Anura dengan metode VES
di dalam air adalah pada air yang berarus lambat,
tenang dan tepian air. Metode river bank cruising
adalah pencarian Anura dewasa maupun berudu
di tepian sungai dengan fokus permukaan tanah
yang basah/lembab, lubang di tepian sungai dan
vegetasi riparian. Aplikasi metode VES dibatasi
oleh jarak dan waktu. Jarak kita tentukan 500 m
dan waktu diurnal antara pukul 08.00 – 12.00,
waktu nokturnal pukul 19.00 – 23.00. Batasan
waktu disesuaikan dengan aktivitas harian katak
dan kodok (Jaeger, 1994; Crump & Scott Jr.,
1994; Kurniati, 2003; Kusrini, 2009).
Pada bagian hulu Code (Boyong) ditentukan
4 titik sampling, bagian tengah dan hilir Sungai
Code masing-masing 3 titik sampling (Tabel 1.).
Sampling pada setiap titik sampling dilakukan

Tabel 1. Lokasi area kajian di Sungai Code dari hulu hingga hilir

19

Berkala Ilmiah Biologi, Volume 12, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 19 - 25

dalam dua waktu yang berbeda yaitu diurnal dan
nokturnal.
Semua spesimen Anura ditangkap, diidentifikasi, dicatat lokasi dan waktu penangkapan
kemudian didokumentasi. Sampling Anura
dilakukan pada berudu dan individu dewasa. Sampling dilakukan pada bagian tepi dan tengah sungai.
Diambil specimen voucher untuk diawetkan
dengan alkohol 70% dan diberi label (Reynolds
et al., 1994). Identifikasi fauna amfibi berdasar
Iskandar (1998), Kurniati (2003) dan van
Kampen (1923).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di sepanjang sungai Code total dijumpai 5
Familia anggota Ordo Anura (katak dan kodok)

yang terdiri dari 10 jenis. Empat jenis merupakan
anggota Familia Ranidae, satu jenis anggota Familia Dicroglossidae, satu jenis anggota Familia
Rhacophoridae, tiga jenis anggota Familia Bufonidae dan satu jenis anggota Familia
Microhylidae (Tabel 2.).
Amfibi yang dijumpai pada bagian hulu Code
baik diurnal maupun nokturnal total didapatkan 7
jenis Anura, yaitu: Hydrophylax chalconotus
(kongkang kolam), Occidozyga sumatrana
(bancet rawa), Fejervarya limnocharis (katak
tegalan), Polypedates leucomystax (katak pohon
bergaris), Duttaphrynus melanostictus (kodok
buduk), Phrynoidis aspera (kodok buduk sungai)
dan Ingerophrynus biporcatus (kodok puru
hutan) (Tabel 3.).

Tabel 2. Anggota Ordo Anura dijumpai di sepanjang Sungai Code tahun 2012

Tabel 3. Anggota Ordo Anura dijumpai di bagian hulu Sungai Code tahun 2012

Gambar 1. Kodok buduk sungai (Phrynoidis aspera)

20

Gambar 2. Kodok buduk (Duttaphrynus melanostictus)

Yudha et al. - Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok

Persebaran jenis tersebut tidak merata. Pada
titik sampling I dan II bagian hulu Code diurnal
dan nokturnal, masing-masing didapatkan 6 jenis
amfibi dari Ordo Anura yaitu : Hydrophylax
chalconotus (kongkang kolam), Occidozyga
sumatrana (bancet rawa), Fejervarya
limnocharis (katak tegalan), Polypedates
leucomystax (katak pohon bergaris),
Duttaphrynus melanostictus (kodok buduk) dan
Phrynoidis aspera (kodok buduk sungai). Tiga
jenis yaitu Hydrophylax chalconotus,
Fejervarya limnocharis dan Occidozyga
sumatrana ditemukan ditepian sungai dekat dan
di dalam air yang dangkal. Duttaphrynus
melanostictus dan Phrynoidis aspera (Gambar
1. dan 2.) ditemukan di tepian sungai yang berpasir
dan berbatu.
Area pada titik sampling I dan II merupakan
habitat yang sesuai bagi Anura, hal tersebut
dikarenakan : vegetasi riparian yang cukup lebat,
air sungai yang dangkal dan berarus lambat,
terdapat banyak genangan air ditepian sungai dan
pemukiman penduduk yang jauh dari tepian sungai.
Kondisi tersebut membuat banyak jenis Anura
yang menempati area titik sampling I dan II,
sehingga selama sampling dapat dijumpai Anura
hingga enam jenis pada setiap titik sampling I dan
II.

Persebaran jenis Anura pada titik sampling
III baik diurnal maupun nokturnal hanya didapatkan
2 jenis yaitu Occidozyga sumatrana (bancet
rawa) dan Fejervarya limnocharis (katak
tegalan). Berudu dan anak katak (froglet) dari
Genus Fejervarya (Gambar 3.) dijumpai di titik
sampling ini. Minimnya spesies yang dijumpai
dimungkinkan karena wilayah tersebut merupakan
daerah penambangan pasir. Intensitas
penambangan pasir yang tinggi pada siang hari
mengakibatkan rusaknya habitat anura di badan
dan tepian sungai. Vegetasi riparian yang jauh dari
badan sungai juga dapat menjadi faktor penyebab
banyak Anura yang berpindah tempat.
Pada titik sampling IV baik diurnal maupun
nokturnal didapatkan enam jenis yaitu:
Hydrophylax chalconotus, Occidozyga
sumatrana, Fejervarya limnocharis,
Polypedates leucomystax, dan Duttaphrynus
melanostictus dan terdapat penambahan satu
spesies yang tidak ditemukan di TS I sampai
dengan III, yaitu Ingerophrynus biporcatus.
Spesies tersebut merupakan Anura terrestrial dan
dijumpai disekitar bebatuan pada tepian sungai saat
sampling malam hari. Ingerophrynus biporcatus
hanya dijumpai pada titik sampling IV
dimungkinkan karena kodok jenis ini cenderung

Gambar 3. Froglet dan berudu Genus Fejervarya.

Gambar 4. Katak lembu (Lithobates catesbeianus)

Tabel 4. Anggota Ordo Anura dijumpai di bagian tengah Sungai Code tahun 2012

Keterangan:
* : introduksi

21

Berkala Ilmiah Biologi, Volume 12, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 19 - 25

menyukai tepian sungai yang tinggi dan berhutan
lebat. Pada titik sampling I hingga III tepian
sungainya rendah dengan vegetasi riparian yang
cukup lebat. Tepian yang rendah walaupun
vegetasi ripariannya lebat, tetapi saat banjir material vulkanik terjadi menyebabkan tepian sungai
tersebut rusak tersapu banjir, hal tersebut
dimungkinkan membuat kodok jenis
Ingerophrynus biporcatus tidak dijumpai di titik
sampling I hingga III. Area titik sampling IV tepian
sungainya tinggi dan bertalut, sehingga
Ingerophrynus biporcatus aman dari luapan banjir
material vulkanik.
Pada bagian tengah Sungai Code, di tiga titik
sampling, total didapatkan 5 spesies anggota Ordo
Anura (Tabel 4.). Empat spesies diantaranya yaitu:
Hydrophylax chalconotus (kongkang kolam),
Fejervarya sp. (katak tegalan), Polypedates
leucomystax (katak pohon bergaris) dan
Duttaphrynus melanostictus (kodok buduk)
adalah hewan asli Indonesia. Satu spesies yaitu
Lithobates catesbeianus (katak lembu) (Gambar
4.) adalah hewan introduksi dari Amerika Serikat.
Katak lembu diintroduksi ke Indonesia untuk
ditenakkan sebagai hewan konsumsi. Beberapa
wilayah di sekitar DIY mengembangbiakkan katak
tersebut, dimungkinkan katak lembu lepas secara
tidak sengaja ke Sungai Code.
Katak jenis Hydrophylax chalconotus dan
Polypedates leucomystax menyukai karakter
habitat bervegetasi rendah dengan air di sekitarnya.
Area kajian di bagian tengah Code berupa vegetasi
riparian rendah, rimbun, air sungai mengalir
sepanjang tahun dan berjarak sekitar 5 m dari
rumah penduduk. Pada titik sampling I, baik diurnal maupun nokturnal dijumpai 2 jenis katak yaitu
Hydrophylax chalconotus dan Polypedates

leucomystax serta 1 jenis kodok yaitu
Duttaphrynus melanostictus.
Katak jenis Fejervarya sp. diasosiasikan
dengan area persawahan, pada bagian tengah
Code, hanya titik sampling II yang dekat dengan
area persawahan. Secara umum, titik sampling II
merupakan area yang paling banyak dijumpai anura
dari total tiga titik sampling bagian tengah Code.
Pada titik sampling II, total pengamatan diurnal
dan nokturnal terdapat 4 jenis Anura yaitu
Hydrophylax chalconotus, Lithobates
catesbeianus, Fejervarya sp., dan Duttaphrynus
melanostictus.
Jenis Duttaphrynus melanostictus (kodok
buduk) dijumpai di ketiga titik sampling. Kodok
ini merupakan jenis yang mampu beradaptasi di
berbagai kondisi habitat dan merupakan salah satu
jenis yang dapat bertahan hidup pada wilayah
dengan banyak aktivitas manusia dimana aktivitas
tersebut bersifat merubah lingkungan alami,
terkadang bersifat merusak dan meracuni (disturbed area). Pada titik sampling III bagian tengah
Code, hanya ditemukan satu jenis Anura saja yaitu
Duttaphrynus melanostictus. Titik sampling
sungai ini berada ditengah-tengah pemukiman
padat. Jarak antara badan air dan rumah penduduk
hanya 1 m dengan tembok tinggi (talut) sebagai
pembatas. Tepian sungai hanya berupa endapan
pasir, tanah dan lumpur dengan banyak sampah
terdampar diatasnya. Terkadang sedikit vegetasi
riparian yang berupa tanaman penduduk serta
enceng gondok (Eichhornia crassipes). Titik sampling III merupakan daerah disturbed area
sehingga hampir tidak ada Anura dilokasi tersebut.
Keanekaragaman Anura pada bagian hilir
Code dijumpai 7 spesies (Tabel 5.). Semua spesies
merupakan hewan asli Indonesia. Empat spesies

Tabel 5. Anggota Ordo Anura dijumpai di bagian hilir Sungai Code tahun 2012.

22

Yudha et al. - Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok

Gambar 5. Kaloula baleata

merupakan Anura semi-akuatik dan akuatik yaitu:
Hydrophylax chalconotus (kongkang kolam),
Occidozyga sumatrana (bancet rawa Sumatra),
Occidozyga lima (bancet hijau), dan Fejervarya
limnocharis (katak tegalan). Tiga spesies Anura
terrestrial yaitu: Duttaphrynus melanostictus
(kodok buduk), Ingerophrynus biporcatus
(kodok puru hutan) dan Kaloula baleata
(belentuk). Occidozyga lima dan Kaloula
baleata hanya ditemukan dibagian hilir Code saja.
Pada titik sampling I hilir, total pengamatan
diurnal dan nokturnal terdapat 4 jenis Anura, yaitu
Occidozyga lima, Fejervarya limnocharis,
Duttaphrynus melanostictus dan Kaloula
baleata. Area titik sampling I merupakan daerah
penambangan pasir di satu sisi dan persawahan di
sisi seberangnya. Hal tersebut membuat Anura
banyak dijumpai di sisi persawahan dan di waktu
malam hari/nokturnal saja.
Katak jenis Occidozyga lima dan
Fejervarya limnocharis merupakan katak sawah
yang umum dijumpai di area persawahan dan
sungai dekat sawah. Katak jenis Kaloula baleata
(Gambar 5) sangat jarang dijumpai mungkin
karena perilakunya yang suka bersembunyi dengan
menggali lubang di dalam tanah.
Pada titik sampling II hilir, total pengamatan
diurnal dan nokturnal terdapat 5 jenis Anura, yaitu :
3 katak jenis Occidozyga sumatrana,
Occidozyga lima, dan Fejervarya limnocharis,
serta 2 kodok jenis Duttaphrynus melanostictus,
dan Ingerophrynus biporcatus. Area titik sampling II merupakan daerah perumahan dan ladang
di satu sisi dan persawahan di sisi seberangnya.
Anura yang dijumpai saat sampling siang/diurnal
hanya satu jenis saja yaitu Occidozyga lima di

sisi persawahan. Tidak ditemukannya Anura pada
saat diurnal dimungkinkan karena banyaknya
aktivitas pemancing di siang hari dan predator
anura seperti ular dan biawak. Pada daerah hilir
Sungai Code banyak ditemukan juga jenis ular air
pemangsa Anura dari anggota Familia Colubridae.
Pada titik sampling III hilir, total pengamatan
diurnal dan nokturnal terdapat 4 jenis anura, yaitu :
Hydrophylax chalconotus, Occidozyga lima,
Fejervarya limnocharis dan Duttaphrynus
melanostictus. Area titik sampling III merupakan
daerah perumahan dan kebun penduduk di satu
sisi dan rimbunan bambu yang lebat di sisi
seberangnya. Area ini merupakan pertemuan
(tempuran) sungai Code dengan Opak, wilayah
tepian sungainya relatif lebih sepi dan rindang dari
kedua area sebelumnya tetapi jumlah Anura yang
dijumpai masih lebih sedikit daripada titik sampling II (5 jenis) hal ini dimungkinkan karena
vegetasi riparian didominasi oleh bambu, dimana
bambu di tepian sungai merupakan tempat tinggal
yang cocok bagi pemangsa Anura yaitu ular dan
berbagai jenis kadal (anggota Subordo Lacertilia).
Pada penelitian ini, dibagian hilir juga dijumpai
total 8 jenis ular dan 6 jenis kadal, dimana 4 jenis
ular diantaranya merupakan pemangsa Anura.
Pada ketiga titik sampling di bagian hilir, lahan
persawahan memanjang di tepian dan berjarak
sangat dekat dengan badan air sekitar 2 – 3 m,
hal tersebut memudahkan jenis Fejervarya
limnocharis dan Occidozyga lima untuk masuk
dan berendam di tepian sungai. Perilaku harian
kedua jenis tersebut menghabiskan banyak waktu
untuk diam berendam pada siang hari (Iskandar,
1998). Jenis Occidozyga sumatrana juga
ditemukan dihbagian hilir karena habitat asli jenis
23

Berkala Ilmiah Biologi, Volume 12, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 19 - 25

tersebut ada di kolam atau genangan air dalam
hutan atau tebangan hutan. Bagian Hilir Code juga
terdapat vegetasi riparian yang lebat menyerupai
hutan diantara persawahan dan badan air.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Di Sungai Code dari hulu hingga hilir didapatkan 10 spesies amfibi anggota Ordo Anura dengan
1 spesies adalah hewan introduksi. Lithobates
catesbeianus adalah anura introduksi.
Saran
Perlu dilakukan sampling pada musim hujan
guna membandingkan data keanekaragaman
dengan data penelitian ini. Penambahan titik sampling, waktu penelitian yang lebih panjang dan
tambahan dana diperlukan karena herpetofauna
tidak dapat dijumpai hanya dengan sekali sampling saja.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Fakultas
Biologi UGM yang telah memberikan dana
penelitian melalui TP3F Fakultas, Kepala
Laboratorium Sistematika Hewan dan anggota tim
peneliti yang telah banyak memberikan waktu untuk
diskusi dan izin kerja di Laboratorium. Setiawan
Silva Pambudi, Ikhsan Fauzi Wiryawan, Herdhanu
Jayanto, Fahrul Hilmi dan adik-adik anggota KSH
lainnya yang telah banyak membantu dalam
pengambilan data di lapangan dan kerja
laboratorium lainnya.
PUSTAKA ACUAN
Anonim. 2010. Kondisi Umum Daerah Istimewa
Yogyakarta. http://jogja.indonesianchm.
or.id/index.php/umum (akses 24 Maret
2012).
Anonimb. 2003. Grzimek’s Animal Life Encyclopedia 2nd ed. Vol. 6. Amfibians. Michaels
Hutchins, Series Editor. Gale Group, Inc.
Pp. 15 – 44.
Berry, P.Y. 1975. The Amphibian Fauna of
Penin-sular Malaysia. Tropical Press.
Kuala Lumpur, Malaysia.

24

Brontowiyono, W., 2010. Analisis Kemampuan
Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pasca Erupsi
Gunungapi Merapi Tahun 2010. Proposal
Penelitian DPPM UII.
Cogger, H.G., and R.G Zweifel. 2003. Encyclopedia of Reptiles and Amfibians. Frog City
Press. San fransisco. p.240.
Crump, M.L., and N.J. Scott Jr. 1994. Visual Encounter Surveys in Measuring dan Monitoring Biological Diversity Standard
Methods for Amfibians. Smithsonian Institution Press. Washington. p. 84.
Duellman, W.E., and L. Trueb. 1986. Biology of
Amphibians. McGraw-Hill Book Company.
Eprilurahman, R. 2007. Frogs and Toads of
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Poster session on International Seminar of
Biology 2007. Advances in Biological Science: Contribution Towards A Better Human Prosperity, September 7th – 8th, 2007.
Yogyakarta
Eprilurahman, R., dan K.I. Kusuma. 2011. Amfibi
dan Reptil di Lereng Selatan Gunung Api
Merapi Sebelum Erupsi 2010. Jurnal
Berkala Ilmiah Biologi, 10 (1): 1-8.
Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali: Seri
Panduan Lapangan. Cetakan pertama,
Puslitbang Biologi-LIPI, Bogor. Hal: 1 – 7.
Jaeger, R.G. 1994. Transect Sampling in Measuring dan Monitoring Biological Diversity Standard Methods for Amfibians.
Smith-sonian Institution Press. Washington.
p. 103.
Kurniati, H. 2003. Amphibians and Reptiles of
Gunung Halimun National Park, West
Java, Indonesia. Research Center for Biology – LIPI and Nagao Natural Environment Foundation – NEF.
Kusrini, M.D. 2009. Pedoman Penelitian dan
Survei Amfibi di Alam. Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor, Indonesia.
Pough, F.H., R.M. Andrew, J.E. Cadle, M.L.
Crump, A.H. Savitzky, and K.D. Wells.
1998. Herpetology. Prentice-Hall, Inc.

Yudha et al. - Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok

Upper Saddle River, New Jersey. Pp: 138,
169.
Reynolds, R.P., R.I. Crombie, and R.W.
McDiarmid. 1994. Voucher specimens in
Measuring dan Monitoring Biological
Diversity Standard Methods for
Amfibians. Smithsonian Institution Press.
Washington. p. 66.
Siradz, S.A., E.S. Harsono, dan I. Purba. 2008.
Kualitas Air Code, Winongo dan
Gajahwong, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 8 (2):
121 – 125.
Van Kampen, P.N., 1923. The Amphibia of the
Indo-Australian Archipelago. E.J. Brill
Ltd.
Webb, J.E., J.A. Wallwork, and J.H. Elgood.
1981. Guide to Living Amphibians. The
MacMillan Press, Ltd.
Zug, G.R. 1993. Herpetology: An Introductory
Biology of Amfibians and Reptiles. Academic Press, Inc. San Diego, California.

25

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24