manajemen produksi k swt

MANAJEMEN TANAMAN KELAPA
SAWIT
• Pengantar Manajemen Tanaman

SEJARAH KELAPA SAWIT: dari 4 pokok di Kebun Raya (1848)
menjadi ±6,5 juta hektar (2007)

1848

1884

1916

2007

1911
J.E. Teysmann,
Kepala Kebun
Raya Bogor, 1848

Adrien Hallet, Manager

Sungei Liput dan Pulo Raja
Estate, 1911









Introduksi tanaman pada 1848 dari Afrika
Th. 1916 : 1272 ha
Th. 1940 : 110 ribu ha
Th. 1990 : 1,3 juta ha
Th. 1998 : 3.558.196 ha
Th. 2003 : 5.247.171 ha
Th. 2004 : 5,3 juta ha ;
CPO : 11,4 juta ton
Th. 2006 : 6,07 juta ha

CPO : 16,05 juta ton



Th. 2007 : 6,6 juta ha (4,9 juta ha TM)
CPO : 17 juta ton

LUAS AREAL (Juta Ha) DAN
PRODUKSI (Juta Ton) KOMODITAS PERKEBUNAN
TAHUN 2004-2008

2004
Komo- Luas
ditas

2005

Rata2
2007 : Data
2008

*)
Sumber
Dirjenbun

2006

Prod

Luas

Prod

Luas

Prod

Luas

Prod


Luas

Prod

Pertbhan
(%)

Karet

3,26

2,07

3,28

2,27

3.35

2,64


3,36

2,72

3,38

2,79

0,59

2,82

K.sa
wit

5,2
8

10,

8

5,4
5

11,
86

6,5
9

17,
35

6,7
8

17,
37


7,1
57

19, 6,0
8
9

10
,1

Kakao

1,09

0,69

1,17

0,75


1,32

0,76

1,44

0,78

1,56

0,08

7,41

9,49

Kopi

1,30


0,65

1,26

0,64

1,30

0,681

1,31

0,687

1,313

0,687

-4,18


-2,2

-

-

-

-

0,128

0,007

0,128

0,044

0,319


0,162

41,96

65,4

Kelapa

3,79

3,05

3,80

3,10

3,62

3,131

3,92

3,360

3,80

3,012

0,08

0,32

Tebu

0,34

2,05

0,38

2,24

0,40

2,26

0,43

2,44

0,43

2,74

4,98

14,0

Kapas

0,007

0,003

0,006

0,002

0,006

0,016

0,014

0,012

0,020

0.030

25,0

29,4

Lain2

0,015

0,006

0,017

0,007

0,018

0,006

0,018

0,006

0,019

0.007

Total

15,07

19,32

15,35

20,87

16,71

26,85

17,38

27,42

17,98

30,02 *) Prognosa

J. Pagar

s/d Okt ‘08

PERBANKAN &
ASURANSI
KLASTER MESIN &
PERALATAN

MINYAK SAWIT

PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT

MINYAK INTI SAWIT
TEMPURUNG

PUPUK
PESTISIDA
INSEKTISIDA

KLASTER KIMIA

SERAT/TANKOS
SLUDGE

OLEIN
STEARIN
SOAP STOCK
ASAM LEMAK (FA)
BETA KAROTIN
TOKOFEROL
ARANG
TEPUNG TEMPURUNG
BAHAN BAKAR
SELULOSA

MINYAK GORENG
MINYAK SALAD
MARGARIN
SHORTENING
MINYAK PADAT
OLEOKIMIA
SABUN
GLISERIN
DERIVAT AS.LEMAK
BRIKET ARANG
KARBON AKTIF
ASAM
KERTAS
PAKAN TERNAK
PUPUK KOMPOS

BAHAN PENOLONG
KIMIA

KLASTER
PANGAN

PASAR
EKSPOR

KLASTER
OTOMOTIF

KLASTER
FARMASI

KLASTER
KIMIA

PASAR
DALAM
NEGERI

EKSPOR KOMODITI
PENGEPAKAN
LITBANG (R&D)
PENGUJIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN

KLASTER
PENGEMASAN

KLASTER
TRANSPORTASI

SARANA &
PRASARANA
TRANSPORTASI

Keterkaitan Antar Klaster Dalam Sektor Dengan Industri CPO
Sebagai Industri Inti

TANDAN BUAH SEGAR (TBS)

Proses di
PMKS
Inti sawit

Sisa-sisa TBS
Minyak kelapa sawit

Crushing
extraction

Bungkil inti sawit

Pupuk
arang aktif
Refining

Minyak inti sawit

RBD
PO

Blending
Fractionation
and refining
Pakan
ternak

Stearin

Confectionery
fats

Olein

Margarines

Refining

Hydrogenation

H.P.K.O
H.K.O. olein
Confectioneries
Coffee whitener
Filled milk
Coating fats

Pohon Industri Agribisnis KelapaSawit

Splitting

Margarines
Confectioneries
Filled milk
Ice cream
Biscuits cream
Fatty
acids

Margarines
Shortenings
Vanaspati
Frying fats
Ice cream

Fractionation
and refining

RBD
Olein

RBD
Stearin

Frying
Cooking
Shortening
margarines

Shortenings
margarines

Splitting
Fatty acids
Soaps

Palm
midfraction
Glycerol

Blending
Fatty
Alcohols
Amines
amides

Technical
Uses soaps
dll

Emulsifiers
Humectants
explosives

Cocoa butter
equivalen
Biodiesel

Soaps
Food emulsifiers
dll

Sumber: Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, 2004

SUB SISTEM

SUB SISTEM

SUB SISTEM

O1
I1

O2
I3

I2
TANAMAN

PENGOLAHAN
SDU & Logistik

Keterangan :
I1 = Sarana produksi pertanian
I2 = Bahan olah/TBS
I3 = Komoditi perkebunan/CPO
I4 = Uang & Logistik
O1 = Hasil panen/TBS
O2 = Produk perkebunan/CPO
O3 = Uang

O3
I4
PEMASARAN

SDU & Logistik

SISTEM UNIT PRODUKSI
Afdeling – Afdeling – Afdeling
A
B
C

LABA
PERUSAHAAN

Sub Sistem
SDM/KU
Sub Sistem
Pabrik

Sub Sistem
Tanaman

I

P

Sarana/
Prasarana

SDM

Iklim

Biaya

Tanaman
Biologis

O

I

Hasil
Panen

Bahan
Baku

TBS

P
Proses
Kimiawi,
ekstraksi

O

Sasaran
Unit
Produksi

Produk

CPO

Usaha mengelola sumberdaya (manusia,
alam dan alat/modal/kapital) melalui
tahapan proses secara terarah dengan
mempergunakan ilmu dan seni guna
mencapai sasaran secara efektif dan
efisien

Planning
Organizing

Input
Sumber Daya
Tenaga
Anggaran
Mesin
Metode
Lahan
Teknologi

Efektif

Proses

Actuating
Controlling

Output

Efisien

Memenuhi
Standard :
Kualitas
Kuantitas
Waktu
Biaya







Manajemen tanaman meliputi kegiatan mulai dari
pemilihan lahan sampai pengangkutan hasil ke
pabrik.
Manajemen tanaman pada hakekatnya adalah
manajemen produksi tanaman yang merupakan
pengintegrasian dari proses produksi dan proses
manajemen untuk tanaman perkebunan
Proses manajemen adalah kegiatan yang
berkesinambungan ke arah pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien.

Manajemen Produksi
Sistem Manajemen Produksi
 Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
 Pengendalian Biaya Produksi
 Pengendalian Mutu Produksi
 Manajemen Pemeliharaan
 Peningkatan Produktivitas
 Manajemen Tenaga Kerja








Proses produksi sangat bergantung pada
alam serta sulit untuk dikendalikan.
Produksi ditentukan oleh kegiatan yang
berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman.
Produksi dipengaruhi oleh umur tanaman.
Produksi berupa TBS tidak tahan lama di
lapangan setelah dipanen.
Space of control sangat luas; 1 Afdeling : +
500 – 1000 ha



Faktor Internal (Genetik)
- Bahan tanaman



Faktor Eksternal :
- Aspek lingkungan fisik/abiotik (tanah, iklim)
- Aspek lingkungan biotik (hama, penyakit dan gulma)
- Aspek agronomi/kultur teknis/teknologi
- Aspek ekonomi
- Aspek manajemen
- Aspek hukum

Kultur Teknis
Perawatan tanaman
Pemupukan
Pengendalian HPT
Panen

Lingkungan
Bahan tanaman




Nilai bahan tanaman
sebagai faktor produksi
= 2 - 7 % dari total
biaya produksi
Nilai yang “sedikit”
banyak mendatangkan
dampak negatif bila
tidak dikelola dengan
baik

Produktivitas

Iklim
Tanah

SDM
Management
Karyawan

Optimasi produksi kelapa sawit
• Potensi produksi

• Produksi Aktual
Gap produksi

Pengelolaan bahan tanaman
Lahan
Iklim
Pemeliharaan
Panen

BAHAN TANAMAN UNGGUL
Bibit/Hibrida

Pemupukan

Lingkungan

Umur tanaman

Hama&penyakit

§ Hibrida hasil dari program pemuliaan dan

memiliki catatan silsilah yang jelas

§ Responsif terhadap pemupukan dan

perawatan untuk menghasilkan
produktivitas yang tinggi dan memiliki
kemampuan berproduksi lebih awal

§ Kemampuan (tanah&iklim) untuk tetap

memberikan produksi yang baik pada
berbagai kondisi ekstrim

§ Umur ekonomis yang panjang dan stabil

dalam produksi, mudah dikelola dan
seragam dalam pertumbuhannya dengan
kualitas minyak yang bagus

§ Tahan terhadap serangan hama penyakit

X

DxP
PISIFERA

DURA

TENERA

KELAPA SAWIT UNGGUL
• Umur mulai dipanen : 28 bulan
• Produktivitas TBS : 25 - 32 ton/ha/th, maks. 40 ton/ha/th
• Rendemen CPO : 24,0 - 26,5 %
• Potensi Produksi CPO : 7 – 8 ton/ha/th
• Kerapatan Tanam : 130 – 143 phn/ha

Sistem Energi Pada Areal Pertanian
E. Surya
CO2
Angin

E. Non Ekonomis

Input
Energi

Areal
Pertanian

Output
Energi

Environment

E. Ekonomis
Pupuk
Pestisida

E. Non Ekonomis
(O2)

Iklim, tanah & air
Pengetahuan & Informasi
Teknologi & Investasi

E. Ekonomis
(TBS)

Latitude
Day oy year
Cloud cover

Leaf area index
Extinction coefficient

Total incident PAR

Photosynthesis
Respiration
Spatial PAR distribution

Fractional interception

Conversion efficiency

Total intercepted PAR

Total dry matter
production

Vegetative dry matter

Roots

Trunk

Fronds

Bunch dry matter

Non-oil

Mesocarp oil

Kernel

Source : adapted from Henson (1989) cit Basiron et al. (2000)

Analysis of growth and yield in terms of the utilization of solar energy

CH2O From Gross CO2
assimilation

Maintenance respiration (50
%)

Growth respiration (25 %)
Leaves (10 %)
Roots (3 %)
Trunk (2%)
Bunches (10
%)

Gambar. Skema Hubungan Produktivitas Kelapa Sawit
Produktivitas/Ha
(Ton Minyak+Inti)

=

Jumlah Tandan/Ha X

Kerapatan buah

Ketersediaan
serbuk sari

Jumlah bunga betina

Berat Tandan

Berat tangkai
Curah hujan
penyinaran

Jumlah pelepah
Umur tanaman
Kerapatan pokok/ha
Kondisi TBM
Jumlah ditanam
Kondisi bibit
Jenis benih

Pemupukan
Serangan hama
Gangguan gulma

Perakaran tanaman
Lubang tanam
Kesuburan tanah
Jenis tanah

Jlh spikelet

Jlh buah/
spikelet

Berat/
buah
Ketebalan
mesokarp

X

Rendemen
Berat
spikelet
Fraksi
buah

Losses di
loading
ramp

Rotasi
panen

Losses di
pengolahan

Fase Perkembangan Bunga Kelapa Sawit

Inisiasi

Perhiasan
bunga

Aborsi

Gagal
tandan

Bakal bunga Penentuan kelamin Bunga mekar
Buah matang
(Primordia) (Sex determination) (Anthesis)
Panen (Ripening)
7,5 – 11 bulan 14,5 – 22 bulan 5 – 9 bulan
27 – 42 bulan (rata-rata = 36 bulan)

Bagaimana Strategi Perusahaan agar Tetap
Mencapai Profit Yang Tinggi ?


Faktor Produktivitas :
Output
Produktivitas = ------------Input (=)



Faktor Efisiensi :
Output (=)
Efisiensi = -------------Input



Output
Produktivitas & Efisiensi = ----------Input

Strategi agar Produktivitas Tinggi
dan Berkelanjutan


Bagaimana agar gap antara Potensi Produksi
secara Genetik (Genetic Yield Potential/GYP)
dengan realisasi (Site Yield Potential/SYP) dapat
diperkecil atau bila memungkinkan dapat
dihilangkan.



Bagaimana Manajemen Produksi Jangka
Panjang diperhitungkan secara cermat sehingga
produksi dapat dipertahankan dalam keadaan
optimum setiap tahunnya.

Strategi agar Produktivitas Tinggi
dan Berkelanjutan
SYP = f (F1 x F2 x F3 x … x Fi) x GYP


GYP = maksimum produksi yang dapat
diperoleh/dihasilkan pada skala trial dalam kondisi
lingkungan tumbuh yang ideal (serba optimum).



SYP = potensi produksi yang dapat dihasilkan/diperoleh
dalam suatu site tertentu dengan memperhitungkan
segala kemungkinan faktor-faktor pembatas yang ada di
site tersebur seperti : iklim, tanah, terrace, kerapatan
tanam/ha, dsb.

Kegiatan Manajemen Tanaman
Kelapa Sawit









Survey lahan
Pembukaan lahan
Persiapan areal
Pembibitan
Penanaman
Pemeliharaan TBM
Pemeliharaan TM
Panen dan Pengangkutan Hasil
Dalam menjalankan proses manajemen perlu didukung kriteria dan
standard yang sudah dibakukan perusahaan

Penilaian kesesuaian lahan
Syarat tumbuh :
- kondisi iklim
- bentuk wilayah
- kondisi tanah
Penilaian kesesuaian lahan :
- karakteristik lahan
- penentuan kelas kesesuaian lahan
- potensi produksi tiap kelas kesesuaian lahan

Desain kebun
Jaringan jalan
 Pembibitan
 Saluran air
 Afdeling dan blok


Pembukaan lahan di tanah mineral
Rintisan areal
 Pengukuran dan penataan blok
 Penumbangan pohon
 Pemancangan jalur perumpukan kayu
 Perumpukan kayu
 Pembuatan jalan dan parit
 Pembuatan teras
 Pembangunan kacangan penutup tanah


Pembukaan lahan tanah gambut












Pembangunan saluran batas
Mengimas
Penebangan pohon
Sistem drainase
Saluran primer
Saluran sekunder
Saluran tersier
Pembangunan jalan
Pemadatan jalur tanaman
Penanaman
Pengelolaan tata air

RBT

TON TBS

RJT/PHN

Pembibitan
Pemilihan lokasi
 Luas pembibitan
 Bahan tanaman
 Sistem pembibitan
 Media tanam
 Kantong plastik (polibeg)


Pembibitan awal
Bedengan
 Naungan
 Penanaman kecambah
 Pemeliharaan ( penyiraman, pengendalian
gulma, pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit, seleksi bibit, pemindahan
dan pengangkutan bibit)


Pembibitan utama









Persiapan dan pengolahan tanah
Kebutuhan air dan instalasi penyiraman
Pemasangan pipa untuk penyiraman
Pemancangan
Pengisian tanah ke polibeg
Pembuatan lubang pada polibeg
Penanaman bibit
Pemeliharaan (penyiraman, penyiangan,
pemberian mulsa, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, seleksi bibit, persiapan bibit
untuk penanaman)

SASARAN PENGELOLAAN
PEMBIBITAN





Bibit jagur
Pertumbuhan homogen
(seragam)
Bebas hama dan penyakit
Siap salur sesuai jadwal tanam

Pemeliharaan tanaman kelapa
sawit belum menghasilkan










Konsolidasi tanaman
Penyisipan tanaman
Pemeliharaan piringan pohon
Pemeliharaan penutup tanah
Pemupukan
Penunasan dan kastrasi
Pengendalian hama dan penyakit
Persiapan sarana panen (jalan pikul, TPH)
Jalan, teras dan parit drainase

Sasaran Pemeliharaan TBM
Pertumbuhan vegetatif optimal
 Tanaman jagur
 Tegakan 100%
 Homogen
 Panen perdana lebih awal (24-28
bulan)


Pemeliharaan tanaman kelapa
sawit menghasilkan
Pengendalian gulma (piringan, jalan pikul,
gawangan)
 Penunasan pelepah
 Pengendalian hama penyakit
 Pengawetan tanah dan air
 Pemupukan
 Pemeliharaan jalan


Sasaran Pemeliharaan TM




Tegakan terjaga
Rendah tingkat serangan
hama penyakit
Stabilitas produksi

Panen













Persiapan panen {tenaga kerja, peralatan
(dodos, kampak, egrek dan galah),
pengangkutan, dan pengetahuan kerapatan
panen, serta sarana panen (jalan panen, tangga
panen, titi panen dan TPH)}
Kriteria matang panen
Rotasi panen
Sistem ancak panen
Kerapatan panen
Cara panen
Kapasitas panen
Premi panen
Sangsi (Finalti)
Pemeriksaan
Pengangkutan hasil ke pabrik

Manajemen Sumberdaya dalam
Proses Produksi Tanaman
Budaya Pengelolaan Tanaman :
 Standarisasi : adanya ukuran/norma
 Sentralisasi : adanya kebijakan dari pimpinan
 Spesialisasi : adanya spesialisasi tugas
 Konsentrasi : tata ruang yang baik, merupakan
satu kesatuan yang utuh
 Optimalisasi : mengoptimalkan potensi yang ada
 Sinkronisasi : satu pekerjaan harus menyambung
dengan pekerjaan yang lain

Manajemen Sumberdaya dalam
Proses Produksi Tanaman







Prinsip-prinsip Peningkatan Manajemen Produksi :
memperpendek masa non produktif
Mempercepat pencapaian puncak produksi
Memperpanjang masa produksi puncak
Meningkatkan tingkat produksi puncak
Memperkecil laju penurunan produksi pada
tanaman tua
Memperpanjang masa produktif

PRINSIP PEMBANGUNAN INDUSTRI
KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN

• Melindungi
dan
memperbaiki
lingkungan
alam
(Environmentall
y
sound)
• Layak secara
ekonomi
(Economically
viable)
• Diterima
secara
sosial
(Socially
acceptable)

AMDAL
CLEANER PROD
ISO 9000-2000
ISO 14001
ECOLABELING

Tantangan industri kelapa sawit Indonesia

• Persaingan bisnis yang semakin ketat
• Rendahnya image importir terhadap
produk kelapa sawit Indonesia
• Terbatasnya jenis produk olahan kelapa
sawit Indonesia
• Meningkatnya biaya produksi
• ???
dituntut

SDM
Profesional