manajemen produksi k swt
MANAJEMEN TANAMAN KELAPA
SAWIT
• Pengantar Manajemen Tanaman
SEJARAH KELAPA SAWIT: dari 4 pokok di Kebun Raya (1848)
menjadi ±6,5 juta hektar (2007)
1848
1884
1916
2007
1911
J.E. Teysmann,
Kepala Kebun
Raya Bogor, 1848
Adrien Hallet, Manager
Sungei Liput dan Pulo Raja
Estate, 1911
Introduksi tanaman pada 1848 dari Afrika
Th. 1916 : 1272 ha
Th. 1940 : 110 ribu ha
Th. 1990 : 1,3 juta ha
Th. 1998 : 3.558.196 ha
Th. 2003 : 5.247.171 ha
Th. 2004 : 5,3 juta ha ;
CPO : 11,4 juta ton
Th. 2006 : 6,07 juta ha
CPO : 16,05 juta ton
Th. 2007 : 6,6 juta ha (4,9 juta ha TM)
CPO : 17 juta ton
LUAS AREAL (Juta Ha) DAN
PRODUKSI (Juta Ton) KOMODITAS PERKEBUNAN
TAHUN 2004-2008
2004
Komo- Luas
ditas
2005
Rata2
2007 : Data
2008
*)
Sumber
Dirjenbun
2006
Prod
Luas
Prod
Luas
Prod
Luas
Prod
Luas
Prod
Pertbhan
(%)
Karet
3,26
2,07
3,28
2,27
3.35
2,64
3,36
2,72
3,38
2,79
0,59
2,82
K.sa
wit
5,2
8
10,
8
5,4
5
11,
86
6,5
9
17,
35
6,7
8
17,
37
7,1
57
19, 6,0
8
9
10
,1
Kakao
1,09
0,69
1,17
0,75
1,32
0,76
1,44
0,78
1,56
0,08
7,41
9,49
Kopi
1,30
0,65
1,26
0,64
1,30
0,681
1,31
0,687
1,313
0,687
-4,18
-2,2
-
-
-
-
0,128
0,007
0,128
0,044
0,319
0,162
41,96
65,4
Kelapa
3,79
3,05
3,80
3,10
3,62
3,131
3,92
3,360
3,80
3,012
0,08
0,32
Tebu
0,34
2,05
0,38
2,24
0,40
2,26
0,43
2,44
0,43
2,74
4,98
14,0
Kapas
0,007
0,003
0,006
0,002
0,006
0,016
0,014
0,012
0,020
0.030
25,0
29,4
Lain2
0,015
0,006
0,017
0,007
0,018
0,006
0,018
0,006
0,019
0.007
Total
15,07
19,32
15,35
20,87
16,71
26,85
17,38
27,42
17,98
30,02 *) Prognosa
J. Pagar
s/d Okt ‘08
PERBANKAN &
ASURANSI
KLASTER MESIN &
PERALATAN
MINYAK SAWIT
PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT
MINYAK INTI SAWIT
TEMPURUNG
PUPUK
PESTISIDA
INSEKTISIDA
KLASTER KIMIA
SERAT/TANKOS
SLUDGE
OLEIN
STEARIN
SOAP STOCK
ASAM LEMAK (FA)
BETA KAROTIN
TOKOFEROL
ARANG
TEPUNG TEMPURUNG
BAHAN BAKAR
SELULOSA
MINYAK GORENG
MINYAK SALAD
MARGARIN
SHORTENING
MINYAK PADAT
OLEOKIMIA
SABUN
GLISERIN
DERIVAT AS.LEMAK
BRIKET ARANG
KARBON AKTIF
ASAM
KERTAS
PAKAN TERNAK
PUPUK KOMPOS
BAHAN PENOLONG
KIMIA
KLASTER
PANGAN
PASAR
EKSPOR
KLASTER
OTOMOTIF
KLASTER
FARMASI
KLASTER
KIMIA
PASAR
DALAM
NEGERI
EKSPOR KOMODITI
PENGEPAKAN
LITBANG (R&D)
PENGUJIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
KLASTER
PENGEMASAN
KLASTER
TRANSPORTASI
SARANA &
PRASARANA
TRANSPORTASI
Keterkaitan Antar Klaster Dalam Sektor Dengan Industri CPO
Sebagai Industri Inti
TANDAN BUAH SEGAR (TBS)
Proses di
PMKS
Inti sawit
Sisa-sisa TBS
Minyak kelapa sawit
Crushing
extraction
Bungkil inti sawit
Pupuk
arang aktif
Refining
Minyak inti sawit
RBD
PO
Blending
Fractionation
and refining
Pakan
ternak
Stearin
Confectionery
fats
Olein
Margarines
Refining
Hydrogenation
H.P.K.O
H.K.O. olein
Confectioneries
Coffee whitener
Filled milk
Coating fats
Pohon Industri Agribisnis KelapaSawit
Splitting
Margarines
Confectioneries
Filled milk
Ice cream
Biscuits cream
Fatty
acids
Margarines
Shortenings
Vanaspati
Frying fats
Ice cream
Fractionation
and refining
RBD
Olein
RBD
Stearin
Frying
Cooking
Shortening
margarines
Shortenings
margarines
Splitting
Fatty acids
Soaps
Palm
midfraction
Glycerol
Blending
Fatty
Alcohols
Amines
amides
Technical
Uses soaps
dll
Emulsifiers
Humectants
explosives
Cocoa butter
equivalen
Biodiesel
Soaps
Food emulsifiers
dll
Sumber: Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, 2004
SUB SISTEM
SUB SISTEM
SUB SISTEM
O1
I1
O2
I3
I2
TANAMAN
PENGOLAHAN
SDU & Logistik
Keterangan :
I1 = Sarana produksi pertanian
I2 = Bahan olah/TBS
I3 = Komoditi perkebunan/CPO
I4 = Uang & Logistik
O1 = Hasil panen/TBS
O2 = Produk perkebunan/CPO
O3 = Uang
O3
I4
PEMASARAN
SDU & Logistik
SISTEM UNIT PRODUKSI
Afdeling – Afdeling – Afdeling
A
B
C
LABA
PERUSAHAAN
Sub Sistem
SDM/KU
Sub Sistem
Pabrik
Sub Sistem
Tanaman
I
P
Sarana/
Prasarana
SDM
Iklim
Biaya
Tanaman
Biologis
O
I
Hasil
Panen
Bahan
Baku
TBS
P
Proses
Kimiawi,
ekstraksi
O
Sasaran
Unit
Produksi
Produk
CPO
Usaha mengelola sumberdaya (manusia,
alam dan alat/modal/kapital) melalui
tahapan proses secara terarah dengan
mempergunakan ilmu dan seni guna
mencapai sasaran secara efektif dan
efisien
Planning
Organizing
Input
Sumber Daya
Tenaga
Anggaran
Mesin
Metode
Lahan
Teknologi
Efektif
Proses
Actuating
Controlling
Output
Efisien
Memenuhi
Standard :
Kualitas
Kuantitas
Waktu
Biaya
Manajemen tanaman meliputi kegiatan mulai dari
pemilihan lahan sampai pengangkutan hasil ke
pabrik.
Manajemen tanaman pada hakekatnya adalah
manajemen produksi tanaman yang merupakan
pengintegrasian dari proses produksi dan proses
manajemen untuk tanaman perkebunan
Proses manajemen adalah kegiatan yang
berkesinambungan ke arah pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien.
Manajemen Produksi
Sistem Manajemen Produksi
Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Pengendalian Biaya Produksi
Pengendalian Mutu Produksi
Manajemen Pemeliharaan
Peningkatan Produktivitas
Manajemen Tenaga Kerja
Proses produksi sangat bergantung pada
alam serta sulit untuk dikendalikan.
Produksi ditentukan oleh kegiatan yang
berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman.
Produksi dipengaruhi oleh umur tanaman.
Produksi berupa TBS tidak tahan lama di
lapangan setelah dipanen.
Space of control sangat luas; 1 Afdeling : +
500 – 1000 ha
Faktor Internal (Genetik)
- Bahan tanaman
Faktor Eksternal :
- Aspek lingkungan fisik/abiotik (tanah, iklim)
- Aspek lingkungan biotik (hama, penyakit dan gulma)
- Aspek agronomi/kultur teknis/teknologi
- Aspek ekonomi
- Aspek manajemen
- Aspek hukum
Kultur Teknis
Perawatan tanaman
Pemupukan
Pengendalian HPT
Panen
Lingkungan
Bahan tanaman
•
•
Nilai bahan tanaman
sebagai faktor produksi
= 2 - 7 % dari total
biaya produksi
Nilai yang “sedikit”
banyak mendatangkan
dampak negatif bila
tidak dikelola dengan
baik
Produktivitas
Iklim
Tanah
SDM
Management
Karyawan
Optimasi produksi kelapa sawit
• Potensi produksi
• Produksi Aktual
Gap produksi
Pengelolaan bahan tanaman
Lahan
Iklim
Pemeliharaan
Panen
BAHAN TANAMAN UNGGUL
Bibit/Hibrida
Pemupukan
Lingkungan
Umur tanaman
Hama&penyakit
§ Hibrida hasil dari program pemuliaan dan
memiliki catatan silsilah yang jelas
§ Responsif terhadap pemupukan dan
perawatan untuk menghasilkan
produktivitas yang tinggi dan memiliki
kemampuan berproduksi lebih awal
§ Kemampuan (tanah&iklim) untuk tetap
memberikan produksi yang baik pada
berbagai kondisi ekstrim
§ Umur ekonomis yang panjang dan stabil
dalam produksi, mudah dikelola dan
seragam dalam pertumbuhannya dengan
kualitas minyak yang bagus
§ Tahan terhadap serangan hama penyakit
X
DxP
PISIFERA
DURA
TENERA
KELAPA SAWIT UNGGUL
• Umur mulai dipanen : 28 bulan
• Produktivitas TBS : 25 - 32 ton/ha/th, maks. 40 ton/ha/th
• Rendemen CPO : 24,0 - 26,5 %
• Potensi Produksi CPO : 7 – 8 ton/ha/th
• Kerapatan Tanam : 130 – 143 phn/ha
Sistem Energi Pada Areal Pertanian
E. Surya
CO2
Angin
E. Non Ekonomis
Input
Energi
Areal
Pertanian
Output
Energi
Environment
E. Ekonomis
Pupuk
Pestisida
E. Non Ekonomis
(O2)
Iklim, tanah & air
Pengetahuan & Informasi
Teknologi & Investasi
E. Ekonomis
(TBS)
Latitude
Day oy year
Cloud cover
Leaf area index
Extinction coefficient
Total incident PAR
Photosynthesis
Respiration
Spatial PAR distribution
Fractional interception
Conversion efficiency
Total intercepted PAR
Total dry matter
production
Vegetative dry matter
Roots
Trunk
Fronds
Bunch dry matter
Non-oil
Mesocarp oil
Kernel
Source : adapted from Henson (1989) cit Basiron et al. (2000)
Analysis of growth and yield in terms of the utilization of solar energy
CH2O From Gross CO2
assimilation
Maintenance respiration (50
%)
Growth respiration (25 %)
Leaves (10 %)
Roots (3 %)
Trunk (2%)
Bunches (10
%)
Gambar. Skema Hubungan Produktivitas Kelapa Sawit
Produktivitas/Ha
(Ton Minyak+Inti)
=
Jumlah Tandan/Ha X
Kerapatan buah
Ketersediaan
serbuk sari
Jumlah bunga betina
Berat Tandan
Berat tangkai
Curah hujan
penyinaran
Jumlah pelepah
Umur tanaman
Kerapatan pokok/ha
Kondisi TBM
Jumlah ditanam
Kondisi bibit
Jenis benih
Pemupukan
Serangan hama
Gangguan gulma
Perakaran tanaman
Lubang tanam
Kesuburan tanah
Jenis tanah
Jlh spikelet
Jlh buah/
spikelet
Berat/
buah
Ketebalan
mesokarp
X
Rendemen
Berat
spikelet
Fraksi
buah
Losses di
loading
ramp
Rotasi
panen
Losses di
pengolahan
Fase Perkembangan Bunga Kelapa Sawit
Inisiasi
Perhiasan
bunga
Aborsi
Gagal
tandan
Bakal bunga Penentuan kelamin Bunga mekar
Buah matang
(Primordia) (Sex determination) (Anthesis)
Panen (Ripening)
7,5 – 11 bulan 14,5 – 22 bulan 5 – 9 bulan
27 – 42 bulan (rata-rata = 36 bulan)
Bagaimana Strategi Perusahaan agar Tetap
Mencapai Profit Yang Tinggi ?
Faktor Produktivitas :
Output
Produktivitas = ------------Input (=)
Faktor Efisiensi :
Output (=)
Efisiensi = -------------Input
Output
Produktivitas & Efisiensi = ----------Input
Strategi agar Produktivitas Tinggi
dan Berkelanjutan
Bagaimana agar gap antara Potensi Produksi
secara Genetik (Genetic Yield Potential/GYP)
dengan realisasi (Site Yield Potential/SYP) dapat
diperkecil atau bila memungkinkan dapat
dihilangkan.
Bagaimana Manajemen Produksi Jangka
Panjang diperhitungkan secara cermat sehingga
produksi dapat dipertahankan dalam keadaan
optimum setiap tahunnya.
Strategi agar Produktivitas Tinggi
dan Berkelanjutan
SYP = f (F1 x F2 x F3 x … x Fi) x GYP
GYP = maksimum produksi yang dapat
diperoleh/dihasilkan pada skala trial dalam kondisi
lingkungan tumbuh yang ideal (serba optimum).
SYP = potensi produksi yang dapat dihasilkan/diperoleh
dalam suatu site tertentu dengan memperhitungkan
segala kemungkinan faktor-faktor pembatas yang ada di
site tersebur seperti : iklim, tanah, terrace, kerapatan
tanam/ha, dsb.
Kegiatan Manajemen Tanaman
Kelapa Sawit
Survey lahan
Pembukaan lahan
Persiapan areal
Pembibitan
Penanaman
Pemeliharaan TBM
Pemeliharaan TM
Panen dan Pengangkutan Hasil
Dalam menjalankan proses manajemen perlu didukung kriteria dan
standard yang sudah dibakukan perusahaan
Penilaian kesesuaian lahan
Syarat tumbuh :
- kondisi iklim
- bentuk wilayah
- kondisi tanah
Penilaian kesesuaian lahan :
- karakteristik lahan
- penentuan kelas kesesuaian lahan
- potensi produksi tiap kelas kesesuaian lahan
Desain kebun
Jaringan jalan
Pembibitan
Saluran air
Afdeling dan blok
Pembukaan lahan di tanah mineral
Rintisan areal
Pengukuran dan penataan blok
Penumbangan pohon
Pemancangan jalur perumpukan kayu
Perumpukan kayu
Pembuatan jalan dan parit
Pembuatan teras
Pembangunan kacangan penutup tanah
Pembukaan lahan tanah gambut
Pembangunan saluran batas
Mengimas
Penebangan pohon
Sistem drainase
Saluran primer
Saluran sekunder
Saluran tersier
Pembangunan jalan
Pemadatan jalur tanaman
Penanaman
Pengelolaan tata air
RBT
TON TBS
RJT/PHN
Pembibitan
Pemilihan lokasi
Luas pembibitan
Bahan tanaman
Sistem pembibitan
Media tanam
Kantong plastik (polibeg)
Pembibitan awal
Bedengan
Naungan
Penanaman kecambah
Pemeliharaan ( penyiraman, pengendalian
gulma, pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit, seleksi bibit, pemindahan
dan pengangkutan bibit)
Pembibitan utama
Persiapan dan pengolahan tanah
Kebutuhan air dan instalasi penyiraman
Pemasangan pipa untuk penyiraman
Pemancangan
Pengisian tanah ke polibeg
Pembuatan lubang pada polibeg
Penanaman bibit
Pemeliharaan (penyiraman, penyiangan,
pemberian mulsa, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, seleksi bibit, persiapan bibit
untuk penanaman)
SASARAN PENGELOLAAN
PEMBIBITAN
Bibit jagur
Pertumbuhan homogen
(seragam)
Bebas hama dan penyakit
Siap salur sesuai jadwal tanam
Pemeliharaan tanaman kelapa
sawit belum menghasilkan
Konsolidasi tanaman
Penyisipan tanaman
Pemeliharaan piringan pohon
Pemeliharaan penutup tanah
Pemupukan
Penunasan dan kastrasi
Pengendalian hama dan penyakit
Persiapan sarana panen (jalan pikul, TPH)
Jalan, teras dan parit drainase
Sasaran Pemeliharaan TBM
Pertumbuhan vegetatif optimal
Tanaman jagur
Tegakan 100%
Homogen
Panen perdana lebih awal (24-28
bulan)
Pemeliharaan tanaman kelapa
sawit menghasilkan
Pengendalian gulma (piringan, jalan pikul,
gawangan)
Penunasan pelepah
Pengendalian hama penyakit
Pengawetan tanah dan air
Pemupukan
Pemeliharaan jalan
Sasaran Pemeliharaan TM
Tegakan terjaga
Rendah tingkat serangan
hama penyakit
Stabilitas produksi
Panen
Persiapan panen {tenaga kerja, peralatan
(dodos, kampak, egrek dan galah),
pengangkutan, dan pengetahuan kerapatan
panen, serta sarana panen (jalan panen, tangga
panen, titi panen dan TPH)}
Kriteria matang panen
Rotasi panen
Sistem ancak panen
Kerapatan panen
Cara panen
Kapasitas panen
Premi panen
Sangsi (Finalti)
Pemeriksaan
Pengangkutan hasil ke pabrik
Manajemen Sumberdaya dalam
Proses Produksi Tanaman
Budaya Pengelolaan Tanaman :
Standarisasi : adanya ukuran/norma
Sentralisasi : adanya kebijakan dari pimpinan
Spesialisasi : adanya spesialisasi tugas
Konsentrasi : tata ruang yang baik, merupakan
satu kesatuan yang utuh
Optimalisasi : mengoptimalkan potensi yang ada
Sinkronisasi : satu pekerjaan harus menyambung
dengan pekerjaan yang lain
Manajemen Sumberdaya dalam
Proses Produksi Tanaman
Prinsip-prinsip Peningkatan Manajemen Produksi :
memperpendek masa non produktif
Mempercepat pencapaian puncak produksi
Memperpanjang masa produksi puncak
Meningkatkan tingkat produksi puncak
Memperkecil laju penurunan produksi pada
tanaman tua
Memperpanjang masa produktif
PRINSIP PEMBANGUNAN INDUSTRI
KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN
• Melindungi
dan
memperbaiki
lingkungan
alam
(Environmentall
y
sound)
• Layak secara
ekonomi
(Economically
viable)
• Diterima
secara
sosial
(Socially
acceptable)
AMDAL
CLEANER PROD
ISO 9000-2000
ISO 14001
ECOLABELING
Tantangan industri kelapa sawit Indonesia
• Persaingan bisnis yang semakin ketat
• Rendahnya image importir terhadap
produk kelapa sawit Indonesia
• Terbatasnya jenis produk olahan kelapa
sawit Indonesia
• Meningkatnya biaya produksi
• ???
dituntut
SDM
Profesional
SAWIT
• Pengantar Manajemen Tanaman
SEJARAH KELAPA SAWIT: dari 4 pokok di Kebun Raya (1848)
menjadi ±6,5 juta hektar (2007)
1848
1884
1916
2007
1911
J.E. Teysmann,
Kepala Kebun
Raya Bogor, 1848
Adrien Hallet, Manager
Sungei Liput dan Pulo Raja
Estate, 1911
Introduksi tanaman pada 1848 dari Afrika
Th. 1916 : 1272 ha
Th. 1940 : 110 ribu ha
Th. 1990 : 1,3 juta ha
Th. 1998 : 3.558.196 ha
Th. 2003 : 5.247.171 ha
Th. 2004 : 5,3 juta ha ;
CPO : 11,4 juta ton
Th. 2006 : 6,07 juta ha
CPO : 16,05 juta ton
Th. 2007 : 6,6 juta ha (4,9 juta ha TM)
CPO : 17 juta ton
LUAS AREAL (Juta Ha) DAN
PRODUKSI (Juta Ton) KOMODITAS PERKEBUNAN
TAHUN 2004-2008
2004
Komo- Luas
ditas
2005
Rata2
2007 : Data
2008
*)
Sumber
Dirjenbun
2006
Prod
Luas
Prod
Luas
Prod
Luas
Prod
Luas
Prod
Pertbhan
(%)
Karet
3,26
2,07
3,28
2,27
3.35
2,64
3,36
2,72
3,38
2,79
0,59
2,82
K.sa
wit
5,2
8
10,
8
5,4
5
11,
86
6,5
9
17,
35
6,7
8
17,
37
7,1
57
19, 6,0
8
9
10
,1
Kakao
1,09
0,69
1,17
0,75
1,32
0,76
1,44
0,78
1,56
0,08
7,41
9,49
Kopi
1,30
0,65
1,26
0,64
1,30
0,681
1,31
0,687
1,313
0,687
-4,18
-2,2
-
-
-
-
0,128
0,007
0,128
0,044
0,319
0,162
41,96
65,4
Kelapa
3,79
3,05
3,80
3,10
3,62
3,131
3,92
3,360
3,80
3,012
0,08
0,32
Tebu
0,34
2,05
0,38
2,24
0,40
2,26
0,43
2,44
0,43
2,74
4,98
14,0
Kapas
0,007
0,003
0,006
0,002
0,006
0,016
0,014
0,012
0,020
0.030
25,0
29,4
Lain2
0,015
0,006
0,017
0,007
0,018
0,006
0,018
0,006
0,019
0.007
Total
15,07
19,32
15,35
20,87
16,71
26,85
17,38
27,42
17,98
30,02 *) Prognosa
J. Pagar
s/d Okt ‘08
PERBANKAN &
ASURANSI
KLASTER MESIN &
PERALATAN
MINYAK SAWIT
PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT
MINYAK INTI SAWIT
TEMPURUNG
PUPUK
PESTISIDA
INSEKTISIDA
KLASTER KIMIA
SERAT/TANKOS
SLUDGE
OLEIN
STEARIN
SOAP STOCK
ASAM LEMAK (FA)
BETA KAROTIN
TOKOFEROL
ARANG
TEPUNG TEMPURUNG
BAHAN BAKAR
SELULOSA
MINYAK GORENG
MINYAK SALAD
MARGARIN
SHORTENING
MINYAK PADAT
OLEOKIMIA
SABUN
GLISERIN
DERIVAT AS.LEMAK
BRIKET ARANG
KARBON AKTIF
ASAM
KERTAS
PAKAN TERNAK
PUPUK KOMPOS
BAHAN PENOLONG
KIMIA
KLASTER
PANGAN
PASAR
EKSPOR
KLASTER
OTOMOTIF
KLASTER
FARMASI
KLASTER
KIMIA
PASAR
DALAM
NEGERI
EKSPOR KOMODITI
PENGEPAKAN
LITBANG (R&D)
PENGUJIAN
LEMBAGA PENDIDIKAN
KLASTER
PENGEMASAN
KLASTER
TRANSPORTASI
SARANA &
PRASARANA
TRANSPORTASI
Keterkaitan Antar Klaster Dalam Sektor Dengan Industri CPO
Sebagai Industri Inti
TANDAN BUAH SEGAR (TBS)
Proses di
PMKS
Inti sawit
Sisa-sisa TBS
Minyak kelapa sawit
Crushing
extraction
Bungkil inti sawit
Pupuk
arang aktif
Refining
Minyak inti sawit
RBD
PO
Blending
Fractionation
and refining
Pakan
ternak
Stearin
Confectionery
fats
Olein
Margarines
Refining
Hydrogenation
H.P.K.O
H.K.O. olein
Confectioneries
Coffee whitener
Filled milk
Coating fats
Pohon Industri Agribisnis KelapaSawit
Splitting
Margarines
Confectioneries
Filled milk
Ice cream
Biscuits cream
Fatty
acids
Margarines
Shortenings
Vanaspati
Frying fats
Ice cream
Fractionation
and refining
RBD
Olein
RBD
Stearin
Frying
Cooking
Shortening
margarines
Shortenings
margarines
Splitting
Fatty acids
Soaps
Palm
midfraction
Glycerol
Blending
Fatty
Alcohols
Amines
amides
Technical
Uses soaps
dll
Emulsifiers
Humectants
explosives
Cocoa butter
equivalen
Biodiesel
Soaps
Food emulsifiers
dll
Sumber: Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, 2004
SUB SISTEM
SUB SISTEM
SUB SISTEM
O1
I1
O2
I3
I2
TANAMAN
PENGOLAHAN
SDU & Logistik
Keterangan :
I1 = Sarana produksi pertanian
I2 = Bahan olah/TBS
I3 = Komoditi perkebunan/CPO
I4 = Uang & Logistik
O1 = Hasil panen/TBS
O2 = Produk perkebunan/CPO
O3 = Uang
O3
I4
PEMASARAN
SDU & Logistik
SISTEM UNIT PRODUKSI
Afdeling – Afdeling – Afdeling
A
B
C
LABA
PERUSAHAAN
Sub Sistem
SDM/KU
Sub Sistem
Pabrik
Sub Sistem
Tanaman
I
P
Sarana/
Prasarana
SDM
Iklim
Biaya
Tanaman
Biologis
O
I
Hasil
Panen
Bahan
Baku
TBS
P
Proses
Kimiawi,
ekstraksi
O
Sasaran
Unit
Produksi
Produk
CPO
Usaha mengelola sumberdaya (manusia,
alam dan alat/modal/kapital) melalui
tahapan proses secara terarah dengan
mempergunakan ilmu dan seni guna
mencapai sasaran secara efektif dan
efisien
Planning
Organizing
Input
Sumber Daya
Tenaga
Anggaran
Mesin
Metode
Lahan
Teknologi
Efektif
Proses
Actuating
Controlling
Output
Efisien
Memenuhi
Standard :
Kualitas
Kuantitas
Waktu
Biaya
Manajemen tanaman meliputi kegiatan mulai dari
pemilihan lahan sampai pengangkutan hasil ke
pabrik.
Manajemen tanaman pada hakekatnya adalah
manajemen produksi tanaman yang merupakan
pengintegrasian dari proses produksi dan proses
manajemen untuk tanaman perkebunan
Proses manajemen adalah kegiatan yang
berkesinambungan ke arah pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien.
Manajemen Produksi
Sistem Manajemen Produksi
Perencanaan dan Penjadwalan Produksi
Pengendalian Biaya Produksi
Pengendalian Mutu Produksi
Manajemen Pemeliharaan
Peningkatan Produktivitas
Manajemen Tenaga Kerja
Proses produksi sangat bergantung pada
alam serta sulit untuk dikendalikan.
Produksi ditentukan oleh kegiatan yang
berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman.
Produksi dipengaruhi oleh umur tanaman.
Produksi berupa TBS tidak tahan lama di
lapangan setelah dipanen.
Space of control sangat luas; 1 Afdeling : +
500 – 1000 ha
Faktor Internal (Genetik)
- Bahan tanaman
Faktor Eksternal :
- Aspek lingkungan fisik/abiotik (tanah, iklim)
- Aspek lingkungan biotik (hama, penyakit dan gulma)
- Aspek agronomi/kultur teknis/teknologi
- Aspek ekonomi
- Aspek manajemen
- Aspek hukum
Kultur Teknis
Perawatan tanaman
Pemupukan
Pengendalian HPT
Panen
Lingkungan
Bahan tanaman
•
•
Nilai bahan tanaman
sebagai faktor produksi
= 2 - 7 % dari total
biaya produksi
Nilai yang “sedikit”
banyak mendatangkan
dampak negatif bila
tidak dikelola dengan
baik
Produktivitas
Iklim
Tanah
SDM
Management
Karyawan
Optimasi produksi kelapa sawit
• Potensi produksi
• Produksi Aktual
Gap produksi
Pengelolaan bahan tanaman
Lahan
Iklim
Pemeliharaan
Panen
BAHAN TANAMAN UNGGUL
Bibit/Hibrida
Pemupukan
Lingkungan
Umur tanaman
Hama&penyakit
§ Hibrida hasil dari program pemuliaan dan
memiliki catatan silsilah yang jelas
§ Responsif terhadap pemupukan dan
perawatan untuk menghasilkan
produktivitas yang tinggi dan memiliki
kemampuan berproduksi lebih awal
§ Kemampuan (tanah&iklim) untuk tetap
memberikan produksi yang baik pada
berbagai kondisi ekstrim
§ Umur ekonomis yang panjang dan stabil
dalam produksi, mudah dikelola dan
seragam dalam pertumbuhannya dengan
kualitas minyak yang bagus
§ Tahan terhadap serangan hama penyakit
X
DxP
PISIFERA
DURA
TENERA
KELAPA SAWIT UNGGUL
• Umur mulai dipanen : 28 bulan
• Produktivitas TBS : 25 - 32 ton/ha/th, maks. 40 ton/ha/th
• Rendemen CPO : 24,0 - 26,5 %
• Potensi Produksi CPO : 7 – 8 ton/ha/th
• Kerapatan Tanam : 130 – 143 phn/ha
Sistem Energi Pada Areal Pertanian
E. Surya
CO2
Angin
E. Non Ekonomis
Input
Energi
Areal
Pertanian
Output
Energi
Environment
E. Ekonomis
Pupuk
Pestisida
E. Non Ekonomis
(O2)
Iklim, tanah & air
Pengetahuan & Informasi
Teknologi & Investasi
E. Ekonomis
(TBS)
Latitude
Day oy year
Cloud cover
Leaf area index
Extinction coefficient
Total incident PAR
Photosynthesis
Respiration
Spatial PAR distribution
Fractional interception
Conversion efficiency
Total intercepted PAR
Total dry matter
production
Vegetative dry matter
Roots
Trunk
Fronds
Bunch dry matter
Non-oil
Mesocarp oil
Kernel
Source : adapted from Henson (1989) cit Basiron et al. (2000)
Analysis of growth and yield in terms of the utilization of solar energy
CH2O From Gross CO2
assimilation
Maintenance respiration (50
%)
Growth respiration (25 %)
Leaves (10 %)
Roots (3 %)
Trunk (2%)
Bunches (10
%)
Gambar. Skema Hubungan Produktivitas Kelapa Sawit
Produktivitas/Ha
(Ton Minyak+Inti)
=
Jumlah Tandan/Ha X
Kerapatan buah
Ketersediaan
serbuk sari
Jumlah bunga betina
Berat Tandan
Berat tangkai
Curah hujan
penyinaran
Jumlah pelepah
Umur tanaman
Kerapatan pokok/ha
Kondisi TBM
Jumlah ditanam
Kondisi bibit
Jenis benih
Pemupukan
Serangan hama
Gangguan gulma
Perakaran tanaman
Lubang tanam
Kesuburan tanah
Jenis tanah
Jlh spikelet
Jlh buah/
spikelet
Berat/
buah
Ketebalan
mesokarp
X
Rendemen
Berat
spikelet
Fraksi
buah
Losses di
loading
ramp
Rotasi
panen
Losses di
pengolahan
Fase Perkembangan Bunga Kelapa Sawit
Inisiasi
Perhiasan
bunga
Aborsi
Gagal
tandan
Bakal bunga Penentuan kelamin Bunga mekar
Buah matang
(Primordia) (Sex determination) (Anthesis)
Panen (Ripening)
7,5 – 11 bulan 14,5 – 22 bulan 5 – 9 bulan
27 – 42 bulan (rata-rata = 36 bulan)
Bagaimana Strategi Perusahaan agar Tetap
Mencapai Profit Yang Tinggi ?
Faktor Produktivitas :
Output
Produktivitas = ------------Input (=)
Faktor Efisiensi :
Output (=)
Efisiensi = -------------Input
Output
Produktivitas & Efisiensi = ----------Input
Strategi agar Produktivitas Tinggi
dan Berkelanjutan
Bagaimana agar gap antara Potensi Produksi
secara Genetik (Genetic Yield Potential/GYP)
dengan realisasi (Site Yield Potential/SYP) dapat
diperkecil atau bila memungkinkan dapat
dihilangkan.
Bagaimana Manajemen Produksi Jangka
Panjang diperhitungkan secara cermat sehingga
produksi dapat dipertahankan dalam keadaan
optimum setiap tahunnya.
Strategi agar Produktivitas Tinggi
dan Berkelanjutan
SYP = f (F1 x F2 x F3 x … x Fi) x GYP
GYP = maksimum produksi yang dapat
diperoleh/dihasilkan pada skala trial dalam kondisi
lingkungan tumbuh yang ideal (serba optimum).
SYP = potensi produksi yang dapat dihasilkan/diperoleh
dalam suatu site tertentu dengan memperhitungkan
segala kemungkinan faktor-faktor pembatas yang ada di
site tersebur seperti : iklim, tanah, terrace, kerapatan
tanam/ha, dsb.
Kegiatan Manajemen Tanaman
Kelapa Sawit
Survey lahan
Pembukaan lahan
Persiapan areal
Pembibitan
Penanaman
Pemeliharaan TBM
Pemeliharaan TM
Panen dan Pengangkutan Hasil
Dalam menjalankan proses manajemen perlu didukung kriteria dan
standard yang sudah dibakukan perusahaan
Penilaian kesesuaian lahan
Syarat tumbuh :
- kondisi iklim
- bentuk wilayah
- kondisi tanah
Penilaian kesesuaian lahan :
- karakteristik lahan
- penentuan kelas kesesuaian lahan
- potensi produksi tiap kelas kesesuaian lahan
Desain kebun
Jaringan jalan
Pembibitan
Saluran air
Afdeling dan blok
Pembukaan lahan di tanah mineral
Rintisan areal
Pengukuran dan penataan blok
Penumbangan pohon
Pemancangan jalur perumpukan kayu
Perumpukan kayu
Pembuatan jalan dan parit
Pembuatan teras
Pembangunan kacangan penutup tanah
Pembukaan lahan tanah gambut
Pembangunan saluran batas
Mengimas
Penebangan pohon
Sistem drainase
Saluran primer
Saluran sekunder
Saluran tersier
Pembangunan jalan
Pemadatan jalur tanaman
Penanaman
Pengelolaan tata air
RBT
TON TBS
RJT/PHN
Pembibitan
Pemilihan lokasi
Luas pembibitan
Bahan tanaman
Sistem pembibitan
Media tanam
Kantong plastik (polibeg)
Pembibitan awal
Bedengan
Naungan
Penanaman kecambah
Pemeliharaan ( penyiraman, pengendalian
gulma, pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit, seleksi bibit, pemindahan
dan pengangkutan bibit)
Pembibitan utama
Persiapan dan pengolahan tanah
Kebutuhan air dan instalasi penyiraman
Pemasangan pipa untuk penyiraman
Pemancangan
Pengisian tanah ke polibeg
Pembuatan lubang pada polibeg
Penanaman bibit
Pemeliharaan (penyiraman, penyiangan,
pemberian mulsa, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, seleksi bibit, persiapan bibit
untuk penanaman)
SASARAN PENGELOLAAN
PEMBIBITAN
Bibit jagur
Pertumbuhan homogen
(seragam)
Bebas hama dan penyakit
Siap salur sesuai jadwal tanam
Pemeliharaan tanaman kelapa
sawit belum menghasilkan
Konsolidasi tanaman
Penyisipan tanaman
Pemeliharaan piringan pohon
Pemeliharaan penutup tanah
Pemupukan
Penunasan dan kastrasi
Pengendalian hama dan penyakit
Persiapan sarana panen (jalan pikul, TPH)
Jalan, teras dan parit drainase
Sasaran Pemeliharaan TBM
Pertumbuhan vegetatif optimal
Tanaman jagur
Tegakan 100%
Homogen
Panen perdana lebih awal (24-28
bulan)
Pemeliharaan tanaman kelapa
sawit menghasilkan
Pengendalian gulma (piringan, jalan pikul,
gawangan)
Penunasan pelepah
Pengendalian hama penyakit
Pengawetan tanah dan air
Pemupukan
Pemeliharaan jalan
Sasaran Pemeliharaan TM
Tegakan terjaga
Rendah tingkat serangan
hama penyakit
Stabilitas produksi
Panen
Persiapan panen {tenaga kerja, peralatan
(dodos, kampak, egrek dan galah),
pengangkutan, dan pengetahuan kerapatan
panen, serta sarana panen (jalan panen, tangga
panen, titi panen dan TPH)}
Kriteria matang panen
Rotasi panen
Sistem ancak panen
Kerapatan panen
Cara panen
Kapasitas panen
Premi panen
Sangsi (Finalti)
Pemeriksaan
Pengangkutan hasil ke pabrik
Manajemen Sumberdaya dalam
Proses Produksi Tanaman
Budaya Pengelolaan Tanaman :
Standarisasi : adanya ukuran/norma
Sentralisasi : adanya kebijakan dari pimpinan
Spesialisasi : adanya spesialisasi tugas
Konsentrasi : tata ruang yang baik, merupakan
satu kesatuan yang utuh
Optimalisasi : mengoptimalkan potensi yang ada
Sinkronisasi : satu pekerjaan harus menyambung
dengan pekerjaan yang lain
Manajemen Sumberdaya dalam
Proses Produksi Tanaman
Prinsip-prinsip Peningkatan Manajemen Produksi :
memperpendek masa non produktif
Mempercepat pencapaian puncak produksi
Memperpanjang masa produksi puncak
Meningkatkan tingkat produksi puncak
Memperkecil laju penurunan produksi pada
tanaman tua
Memperpanjang masa produktif
PRINSIP PEMBANGUNAN INDUSTRI
KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN
• Melindungi
dan
memperbaiki
lingkungan
alam
(Environmentall
y
sound)
• Layak secara
ekonomi
(Economically
viable)
• Diterima
secara
sosial
(Socially
acceptable)
AMDAL
CLEANER PROD
ISO 9000-2000
ISO 14001
ECOLABELING
Tantangan industri kelapa sawit Indonesia
• Persaingan bisnis yang semakin ketat
• Rendahnya image importir terhadap
produk kelapa sawit Indonesia
• Terbatasnya jenis produk olahan kelapa
sawit Indonesia
• Meningkatnya biaya produksi
• ???
dituntut
SDM
Profesional