Investasi Manajemen Resiko Pertemuan 5

APT

II.APT
1.Pengertian APT
 Arbitrage Pricing Theory merupakan model alternatif dari

CAPM u/menilai aset keuangan dikembangkan oleh Ross
(1976), dalam pasar finasial yg kompetitif, proses arbitrage
akan membuat dua aset yg mempunyai karakteristik sama
misal sama2 riskless, akan memberi ekspectasi return yg
sama. Proses arbitrage akan terjadi bila dua aset yg sama
karakteristiknya namun ekspectasi returnnya beda, dg cara
beli aset yg lebih murah dan menjual aset yg harganya lebih
mahal. Jika kedua aset tsb sama riskless maka selisih harga
tsb menjadi pasti hingga arbitrator akan dapat return tanpa
resiko, akibatnya D aset yg lebih murah naik sehingga
harganya naik, sementara penawaran aset yg lebih mahal
juga naik sehingga harga turun proses arbitrase akan berhenti
ketika kedua aset yg sama karakteristiknya tsb harganya tidak
berbeda.


APT

II.APT
1.Pengertian APT
 Ross (1976) merumuskan teori APT yg idenya menyatakan

bahwa ada dua kesempatan investasi yg punya karakteristik
yg indentik sama tidaklah bisa dijual dg harga yang berbeda,
konsep yang dipergunakan adalah hukum satu harga, bila
aktiva/saham berkarakteristik sama dijual dg harga yg
berbeda maka akan ada kesempatan u/melakukan arbitrase
dg membeli aktiva yang lebih murah dan pada saat yang
sama menjualnya dengan harga tinggi sehingga memperoleh
laba tanpa resiko.

APT

II.APT
2.ASUMSI APT
 Pasar modal kondisinya pada persaingan sempurna.







Investor mempunyai ekspectasi yg sama terhadap return
tiap2 saham
Expectasi return ini berasal dari sejumlah (k) faktor yg
mempengaruhi secara linear.
Faktor umum menampung seluruh resiko sistematis dari aset
yg dianlisis sehingga erros term tidak saling berkorelasi
secara cross sectional maupun antar waktu.
Jumlah faktor umum (sistematis) jumlahnya jauh sedikit
dibandingkan dg jumlah aset yg dianalisis.

II.APT
3.PENGUJIAN APT





APT

Pengujian dengan analis faktor, salah satu
kelemahan APT adalah faktor2 dalam APT tidak
disebutkan dg jelas, dg analis faktor return u/semua
aset dimasukkan, lalu analis faktor akan
mengelompokkan return2 tsb kedalam jumlah yg
lebih sedikit. Penentuan faktor ditentukan oleh
hasil/perhitungan empiris.
Pengujian Pre spesifikasi faktor, menentukan faktor2
apa saja yg bisa mempengaruhi return saham/aset
yang ditentukan lebih dulu, bisa diambil dari teori
ekonomi atau pengamatan empiris. Chen, Roll dan
Ross (1986) beragumen ada 4 faktor yang
mempengaruhi resiko saham yaitu inflasi, term
structure, premi resiko dan produksi industri.

APT


II.APT
4.KRITIK TERHADAP APT
 Salah satu kelemahan APT adalah faktor2 dalam APT tidak

disebutkan dg jelas.
 APT tidak memberi penilaian yang exact, formula APT hanya
u/kondisi limit artinya berlaku hanya u/kondisi no arbitrage
saat N tidak terhingga.
 Dalam prakteknya aset portfolio investor terbatas.
 APT not testable.
5.Debat Dybvig vs Shanken hanya pada masalah ekonometrik
daripada teoritis, padahal kebanyakan study APT pada
pertengahan 80an fokus pada empirical testing of the tehory.

ASSET PRICING / CAPM DAN APT
VIII.JIKA DILIHAT DARI SISI ASUMSI YANG DIGUNAKAN
DALAM DERIVASI (SEKURITAS YANG NILAINYA
TERGANTUNG DARI ASSET LAIN ) MODEL, JELASKAN
HAL APA SAJA YANG MEMBEDAKAN CAPM DENGAN

APT ? APT tidak perlu mengidentifikasikan market portfolio
(yng diperlukan u.menghitung beta dalam CAPM), dapat diuji
meskipun hanya ada sejumlah saham yang beresiko,
memungkinkan penggunaan lebih dari satu factor untuk
menjelaskan tingkat keuntungan yang diharapkan, namun
factor-faktor yang diidentifikasikan tidak bisa dikenali (factor
apa yang mempengaruhi pricing).

VIII.PERBEDAAN CAPM DAN APT








Exp.Return aset merupakan fungsi dari
faktor tunggal yaitu resiko sistematis (B)
asset tsb thd premi return pasar (RmRf)

Investor memaksimumkan utilitas, (1)
melalui set yang efisien investasi
beresiko, (2) set yg efisien dg
memasukkan aset bebas resiko.
Proses yg digambarkan oleh CAPM (set
yg efisien) cukup jelas. Penggunaan
hanya satu faktor cukup sederhana,
sehingga aplikasi lebih mudah.
CAPM memerlukan portfolio pasar
secara teoritis portfolio tsb akan
memasukkan aset yg ada didunia, baik
yg diperdagangkan atau
tdk.Penggunaan proksi tdk
menyelesaikan masalah, karena
banyak proksi n hasil satu proksi dg
lainnya bisa berbeda










Exp.Return aset merupakan fungsi
dari beberapa faktor makro seperti,
GDP, inflasi dan suku bunga.
Investor melakukan kegiatan arbitrase
u/memanfaatkan ketidak seimbangan
harga. Kegiatan tsb membuat
tercapainya harga keseimbangan
Banyak faktor yg digunakan membuat
perhitungan yg diharapkan dg APT
menjadi lebih akurat. APT tidak
memerlukan portfolio pasar yg sulit
diestimasi.
APT menggunakan beberapa faktor,
tetapi faktor tsb tidak pernah
dijelaskan apa saja dan berapa.

Karena itu interprestasi dan aplikasi
APT menjadi tidak jelas dan sulit

ASSET PRICING / CAPM DAN APT

XI.JELASKAN SECARA SINGKAT TEORI ASET PRICING (SELAIN APT)
PENGGANTI ATAU YANG MEMPERBAIKI CAPM
 BLACK (1972) mengembangkan zero beta CAPM dengan memakai
asumsi bahwa investor dalam berinvestasi dalam aset bebas resiko
namun tidak dapat meminjam dg bunga bebas resiko. Sebagai
penggantinya investor menyusun portfolio yg tidak berkorelasi dg portfolio
pasar yaitu yg memiliki beta nol.
 Mayers (1972) memasukkan non marketable assets, seperti human
capital, dalam CAPM dan menemukan bahwa hubungan antara beta dan
return tetap linear, namun pola hubungannya tidak lagi setepat ketika
hanya menggunakan marketable aset.
 Brennan (1970) mengembangkan after-tax CAPM yang
mempertimbangkan kenyataan bahwa investor membayar pajak yang lebih
tinggi atas dividen dibandingkan dg atas capital gain dari saham. Oleh
karena itu sebagai kompensasi lebih mahalnya pajak atas dividen

dibandingkan dg capital gain, model ini memprediksi bahwa saham dg
dividen tinggi harus memiliki nominal return (return actual sebelum pajak)
yg lebih tinggi dibandingkan saham yg membayar dividen rendah.

ASSET PRICING / CAPM DAN APT

XI.JELASKAN SECARA SINGKAT TEORI …. lanjutan
 Merton (1973) mengembangkan intertemporal CAPM yang memasukkan
kerangka multi period kedalam CAPM standard yang hanya satu periode.
Model ini menunjukkan bahwa model CAPM standard tidak berlaku jika
dianilisi dalam setting multi period.
 Sharpe (1977) mengembangkan multi beta CAPM yang memodifikasi
CAPM standard dg memasukkan faktor resiko sitimatis selain beta.
 Breden (1979) mengembangkan consumption CAPM yg memprediksi
bahwa investor akan lebih mementingkan melindungi kesempatan
konsumsinya dibandingkan melindungi nilai pasar aset-asetnya. Akibatnya
return sekuritas akan lebih berkorelasi dg variabel ekonomi aggregat yg
diproksi dg GNP atau presonal income expenditure.
 Adler dan Dumas (1973) memunculkan international asset pricing model
yang memaparkan prasayarat yang harus dipenuhi agar pasar modal

dapat dalam kondisi keseimbangan dan dapat benar-benar terintegrasi.