PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN

PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Danang Sigit Sasongko

F1308525

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN

Danang Sigit Sasongko F1308525

ABSTRAK

Penelitiani ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net

Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Assets (ROA).

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria bank umum di Indonesia yang menyajikan laporan keuangan periode 2005 sampai dengan 2009. Data diperoleh berdasarkan publikasi Direktori Bank Indonesia periode 2005 sampai dengan 2009. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 75 perusahaan dari 135 bank umum di Indonesia periode 2005-2009. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa CAR, BOPO, NIM, dan NPL secara signifikan berpengaruh terhadap ROA, sedangkan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA yang ditunjukkan dengan nilai tingkat signifikan lebih besar dari 5%.

Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Return on Assets (ROA).

Ketersediaan Data : Direktori Bank Indonesia.

PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN

Danang Sigit Sasongko F1308525

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of Capital Adequacy Ratio, Operating Expenses to Operating Income, Net Interest Margin, Non Performing Loan, and Loan to Deposit Ratio on Return on Assets.

The sampling technique used is purposive sampling with criteria as general banking in Indonesia that provide financial report during period 2005 through 2009. The data is based on publicity Indonesia Banking Directory since 2005 to 2009, consist of 75 company from 135 banking company in Indonesia 2005-2009 period. The analysis technique used is double regression.

The results show that Capital Adequacy Ratio, Operating Expenses to Operating Income, Net Interest Margin, and Non Performing Loan significantly affected on Return on Assets, but Loan to Deposit Ratio is not significantly affected on Return on Assets.

Keyword : Capital Adequacy Ratio, Operating Expenses to Operating Income, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Return on Assets.

Data Availability : Direktori Bank Indonesia.

PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Danang Sigit Sasongko

F1308525

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN

Danang Sigit Sasongko F1308525

ABSTRAK

Penelitiani ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Assets (ROA).

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria bank umum di Indonesia yang menyajikan laporan keuangan periode 2005 sampai dengan 2009. Data diperoleh berdasarkan publikasi Direktori Bank Indonesia periode 2005 sampai dengan 2009. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 75 perusahaan dari 135 bank umum di Indonesia periode 2005-2009. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa CAR, BOPO, NIM, dan NPL secara signifikan berpengaruh terhadap ROA, sedangkan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA yang ditunjukkan dengan nilai tingkat signifikan lebih besar dari 5%.

Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Return on Assets (ROA).

Ketersediaan Data : Direktori Bank Indonesia.

PENGARUH CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN

Danang Sigit Sasongko F1308525

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of Capital Adequacy Ratio, Operating Expenses to Operating Income, Net Interest Margin, Non Performing Loan, and Loan to Deposit Ratio on Return on Assets.

The sampling technique used is purposive sampling with criteria as general banking in Indonesia that provide financial report during period 2005 through 2009. The data is based on publicity Indonesia Banking Directory since 2005 to 2009, consist of 75 company from 135 banking company in Indonesia 2005-2009 period. The analysis technique used is double regression.

The results show that Capital Adequacy Ratio, Operating Expenses to Operating Income, Net Interest Margin, and Non Performing Loan significantly affected on Return on Assets, but Loan to Deposit Ratio is not significantly affected on Return on Assets.

Keyword : Capital Adequacy Ratio, Operating Expenses to Operating Income, Net Interest Margin, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Return on Assets.

Data Availability : Direktori Bank Indonesia.

Apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

(QS Al Mujaadilah: 11)

Barang siapa merintis ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.

(HR. Muslim)

Kegagalan biasanya merupakan langkah awal menuju sukses, tapi sukses itu sendiri sesungguhnya baru merupakan jalan tak berketentuan menuju puncak sukses.

(Lambert Jeffries)

Skripsi ini dipersembahkan untuk.

1. Tuhan Maha Besar yang selalu menjaga jiwa dan raga

2. Bapak, Ibu, dan Kakak tersayang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan Alhamdulillah rabbil’alamin, segala puji kami panjatkan bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH

CAR, BOPO, NIM, NPL, DAN LDR TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN PERBANKAN. Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi. Selesainya penulisan skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu penulis baik langsung atau tidak langsung. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Sri Suranta, SE., M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

4. Bapak Dr. Bandi, M.Si, Ak., selaku Pembimbing Skripsi, terima kasih atas waktu, tenaga, dan pikirannya sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

5. Akuntansi Non Reguler 2008 menjadi tempat dan waktu menyenangkan.

6. Yan Haryo Budiharto yang memberikan saran dalam pengolahan data penelitian.

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Halaman

4.1 Hasil Pengambilan Sampel ...........................................................................

35

4.2 Hasil Statistik Deskriptif ...............................................................................

36

4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................................

38

4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov ...............................

40

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ..................................................................................

41

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................................

43

4.7 Hasil Uji t-statistik ........................................................................................

44

4.8 Hasil Uji F-statistik .......................................................................................

46

Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................................

21

4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ...........................................

39

4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-P Plot ...............................................

39

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................................

42

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Industri perbankan merupakan industri yang sarat dengan risiko, terutama melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit, pembelian surat berharga dan penanaman dana lainnya (Gozali, 2007). Kompleksitas usaha perbankan yang tinggi dapat meningkatkan risiko yang dihadapi oleh bank-bank yang ada di Indonesia.

Pengertian bank dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) nomor 31 salah satunya yaitu bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau mencairkan simpanannya sewaktu-waktu. Kesiapan memenuhi kewajiban setiap saat ini menjadi semakin penting artinya mengingat peranan bank sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian kesehatan bank adalah yang bersumber dari laporan keuangan bank yang bersangkutan. Laporan tersebut akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan

keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan suatu bentuk komunikasi dari manajemen kepada pemilik. Laporan keuangan dapat menilai kinerja dari manajemen dengan indikator baik tidaknya laporan keuangan salah satunya adalah laba. Para analis bisnis menggunakan analisis keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan. Investor akan menganalisis laporan keuangan tersebut dengan rasio-rasio keuangan yang lazim digunakan. Suatu hal yang penting untuk menganalisis posisi dan kinerja perusahaan saat ini untuk dapat memprediksi kondisi perusahaan tersebut di masa mendatang.

Tingkat kesehatan bank dapat dilihat dari bagaimana kinerja suatu bank. Menurut Almilia & Herdiningtyas (2005), tingkat kesehatan bank yang ada di Indonesia dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank. Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Pengelola perusahaan, investor, kreditor, dan pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan sangat banyak, maka laporan keuangan harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan dari seluruh pihak yang memerlukan. Menyadari arti penting kesehatan bank, maka berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio-rasio keuangan yang lazim

kesehatan bank.

tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari.

1. Permodalan (Capital) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

a. Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku..

b. Komposisi permodalan.

c. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank.

d. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan.

e. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha.

f. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.

2. Kualitas Aset (Asset Quality) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

a. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif.

kredit.

c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset dibandingkan dengan aktiva produktif.

d. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).

e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.

f. Sistem kaji ulang (review internal) terhadap aktiva produktif.

g. Dokumentasi aktiva produktif.

h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

3. Manajemen (Management) Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

a. Manajemen umum.

b. Penerapan sistem manajemen risiko.

c. Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

4. Rentabilitas (Earnings) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

a. Return on assets (ROA).

b. Return on equity (ROE).

d. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO).

e. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan dan biaya.

f. Prospek laba operasional.

5. Likuiditas (Likuidity) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan.

b. Loan to Deposit Ratio (LDR).

c. Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti.

d. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management /ALMA).

e. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya.

f. Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

6. Sensivitas terhadap risiko pasar (Sensivity to Market Risk) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga.

b. Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar.

c. Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar. Kriteria penilaian kinerja perbankan yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penilaian kesehatan versi Bank Indonesia mengacu pada unsur-unsur Capital, Asset Quality , Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity, sedangkan dalam penelitian ini menerapkan rasio-rasio keuangan yang umum digunakan untuk mengukur kinerja bank. Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.

Kinerja perusahaan perbankan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen dengan alasan bahwa ROA digunakan untuk mengukur keefektivan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Dendawijaya, 2001). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil Kinerja perusahaan perbankan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio keuangan Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen dengan alasan bahwa ROA digunakan untuk mengukur keefektivan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Dendawijaya, 2001). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil

1. CAR ysng diteliti oleh Yuliani (2007) menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan terhadap ROA. Namun penelitian tersebut berbeda dengan Mawardi (2004) dimana CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.

2. BOPO yang diteliti oleh Yuliani (2007) menunjukkan adanya pengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amalia & Herdiningtyas (2005), yaitu BOPO mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap ROA.

3. NIM yang diteliti oleh Almilia & Herdiningtyas (2005) dan Suyono (2005) menunjukkan tidak adanya pengaruh terhadap ROA. Mawardi (2004) kontradiktif dengan penelitian di atas, dimana NIM berpengaruh terhadap ROA.

4. NPL yang diteliti oleh Almilia & Herdiningtyas (2005) menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan terhadap ROA. Nusantara (2009) mengindikasikan adanya pengaruh signifikan antara NPL terhadap ROA.

pengaruh signifikan terhadap ROA, sementara Mawardi (2004) menemukan bahwa LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA),

Hasil penelitian di atas menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga layak untuk diteliti kembali. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu, pemilihan variabel independen yang digunakan serta periode penelitian. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Hal ini didasarkan pada pertimbangan yang mengacu pada latar belakang masalah yang telah disebutkan bahwa variabel-variabel tersebut menjadai pertanyaan penelitian berdasarkan fakta empiris. Pertimbangan lain adalah berdasarka penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda-beda sehingga layak untuk diteliti kembali pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank.

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh CAR, BOPO, NIM,

NPL, dan LDR Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan”.

B. Masalah Penelitian

Penelitian terdahulu tentang kinerja keuangan bank belum konklusif, yaitu: Penelitian Yuliani (2007) menunjukkan CAR berhubungan positif

Mawardi (2004) dimana CAR tidak berpengaruh terhadap ROA.

Penelitian Yuliani (2007) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amalia & Herdiningtyas (2005), yaitu BOPO mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap ROA.

Penelitian Almilia & Herdiningtyas (2005) dan Suyono (2005) menunjukkan hasil NIM tidak berpengaruh terhadap ROA. Mawardi (2004) kontradiktif dengan penelitian di atas, dimana NIM berpengaruh terhadap ROA.

Penelitian Almilia & Herdiningtyas (2005) menunjukkan hasil NPL tidak signifikan terhadap ROA. Nusantara (2009) mengindikasikan adanya pengaruh signifikan antara NPL terhadap ROA.

Yuliani (2007) menunjukkan bahwa LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, sementara Mawardi (2004) menemukan bahwa LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA).

Atas dasar penelitian sebelumnya dan perlunya perluasan penelitian yang didukung oleh teori yang mendasari untuk itu penelitian ini menguji pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR terhadap ROA pada bank-bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009. Berdasarkan penjelasan di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(Return on Assets) pada perusahaan perbankan?

2. Apakah terdapat pengaruh BOPO (Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan?

3. Apakah terdapat pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan?

4. Apakah terdapat pengaruh NPL (Non Performing Loan) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan?

5. Apakah terdapat pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian, maka tujuan dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.

1. Untuk menganalisis pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan.

2. Untuk menganalisis pengaruh BOPO (Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan.

3. Untuk menganalisis pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan.

(Return on Assets) pada perusahaan perbankan.

5. Untuk menganalisis pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap ROA (Return on Assets) pada perusahaan perbankan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Bagi pengambil kebijakan, dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan mengenai tingkat kesehatan perbankan.

2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan literatur dalam bidang ilmu ekonomi akuntansi.

3. Bagi lembaga perbankan, dapat sebagai masukan dalam menilai tingkat kesehatan bank.

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bank

Terdapat beberapa definisi bank yang dikemukakan sesuai dengan tahap perkembangan bank. Berikut ini dapat dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian bank adalah sebagai berikut.

1. Sesuai Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 31, bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary ) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

3. Menurut Kasmir (2003), bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali dana tersebur ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak lepas dari masalah keuangan.

B. Tugas dan Fungsi Bank

Pada dasarnya fungsi pokok bank menurut UU No. 19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Siamat (2005) fungsi bank pada umumnya adalah sebagai berikut.

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

2. Menciptakan uang.

3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat demi kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.

4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

C. Jenis-jenis Bank

Menurut Kasmir (2003) jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi adalah sebagai berikut.

1. Dilihat dari fungsinya 1. Dilihat dari fungsinya

a. Bank Umum.

b. Bank Pembangunan.

c. Bank Tabungan.

d. Bank Pasar.

e. Bank Desa.

f. Lumbung Desa.

g. Bank Pegawai. Namun setelah keluarnya Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan adalah sebagai berikut.

a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahaya berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari kepemilikannya 2. Dilihat dari kepemilikannya

a. Bank milik pemerintah Bank dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank tersebut dimiliki oleh pemerintah.

b. Bank milik swasta nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta begitu pula pembagian keuntungannya untuk swasta. Bank ini termasuk bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

c. Bank milik koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

d. Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

e. Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara indonesia.

a. Bank devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing.

b. Bank non devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

4. Dilihat dari cara menentukan harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau cara dalam menentukan harga baik jual maupun beli adalah sebagai berikut.

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah.

5. Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya

a. Bank Central Bank central adalah bank yang bertindak sebagai bank yang mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.

b. Bank Umum Bank umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

Bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan serta memperbanyak dana dengan kertas berharga.

d. Bank Pembangunan Bank pembangunan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang serta usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

D. Analisis Rasio Keuangan

Penilaian kinerja merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan salah satunya adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan bank merupakan salah satu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analsis tersebut dapat menggambarkan bagaimana kinerja dari suatu bank (Munawir, 2002). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Return on Asset (ROA) ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan yang menghasilkan keuntungan. ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi 1. Return on Asset (ROA) ROA merupakan kemampuan dari modal yang diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan yang menghasilkan keuntungan. ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi

ROA dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dan rata- rata total aset. Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai performance indicator atau kinerja bank. ROA menunjukkan efektivias perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki. Semakin tinggi ROA maka menunjukkan semakin efektif perusahaan tersebut, karena besarnya ROA dipengaruhi oleh besarnya laba yang dihasilkan perusahaan.

Bank dengan total aset relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total pendapatan yang relatif besar sebagai akibat penjualan produk yang meningkat. Meningkatnya total pendapatan tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan akan lebih baik (Mawardi, 2004).

2. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari modal sendiri bank disamping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank. CAR dengan kata lain adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung risiko.

solvabilitas, yaitu analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Dendawijaya, 2001).

3. Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas utamanya, seperti biaya bunga, biaya pemasaran, biaya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya. Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank, yaitu pendapatan yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO kurang dari satu (Suyono, 2005). Efisiensi operasi juga mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat dan berhasil (Mawardi, 2004).

4. Net Interest Margin (NIM) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga. Aktiva 4. Net Interest Margin (NIM) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga. Aktiva

5. Non Performing Loan (NPL) Salah satu risiko yang muncul akibat semakin kompleksnya kegiatan perbankan adalah munculnya non performing loan. Menurut Gozali (2007), non performing loan adalah risiko kredit yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya. Semakin besar skala operasi suatu bank maka aspek pengawasan semakin menurun, sehingga NPL semakin besar atau risiko kredit semakin besar. Rasio kredit bermasalah dengan total kredit NPL yang baik yaitu NPL yang memiliki nilai dibawah 5%. Semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit. Bank dengan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya sehingga berpotensi terhadap kerugian bank (Mawardi, 2004).

6. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada saat adanya kewajiban kliring 6. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut berupa call money yang harus dipenuhi pada saat adanya kewajiban kliring

LDR dihitung dari perbandingan antara total kredit dengan dana pihak ketiga. Total kredit yang dimaksud adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Dana pihak ketiga yang dimaksud yaitu antara lain giro, tabungan dan deposito.

E. Riset Sebelumnya

Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perbankan dengan menggunakan rasio keuangan terhadap kinerja profitabilitas. Penelitiannya antara lain adalah sebagai berikut.

Mawardi (2004) menganalisis pengaruh efisiensi operasi, risiko kredit, risiko pasar, modal terhadap kinerja keuangan bank umum yang beroperasi di Indonesia yang mempunyai total aset kurang dari satu trilyun rupiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif dan signifikan NPL terhadap ROA, pengaruh positif dan signifikan NIM terhadap ROA serta pengaruh negatif dan signifikan BOPO terhadap ROA dan tidak terdapat pengaruh CAR terhadap ROA. Variabel resiko kredit, resiko pasar, efisiensi operasi, dan modal bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Penelitian yang dilakukan Suyono (2005) menguji pengaruh variabel CAR, BOPO, NIM, LDR, NPL, PLO, PK terhadap ROA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan terutama CAR, BOPO, dan LDR Penelitian yang dilakukan Suyono (2005) menguji pengaruh variabel CAR, BOPO, NIM, LDR, NPL, PLO, PK terhadap ROA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan terutama CAR, BOPO, dan LDR

Nusantara (2009) meneliti tentang analisis pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap profitabilitas bank. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data NPL, CAR, LDR, dan BOPO secara parsial signifikan terhadap ROA bank go public pada tingkat signifikan kurang dari 5%, sedangkan pada bank non go public hanya LDR yang berpengaruh signifikan terhadap ROA. Diperoleh nilai Chow test (3,372) > F tabel (1,96) yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dari pengaruh 4 variabel bebas tersebut terhadap ROA pada bank go public dan bank non go public .

Penelitian yang diteliti oleh Merkusiwati (2007) dengan judul penelitian evaluasi pengaruh CAMEL terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA. Rasio-rasio keuangan yang digunakan terbatas pada aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAMEL pada tahun 1996-2000, tahun 1999, dan tahun 2000 berpengaruh signifikan terhadap ROA tahun berikutnya.

Penelitian ini menganalisis tingkat profitabliltas perbankan dengan menggunakan rasio keuangan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Penelitian ini diharapkan dapat diketahui tingkat profitabilitas bank go public Penelitian ini menganalisis tingkat profitabliltas perbankan dengan menggunakan rasio keuangan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Penelitian ini diharapkan dapat diketahui tingkat profitabilitas bank go public

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut di atas, maka kerangka pemikiran yang akan diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan. CAR = Capital Adequacy Ratio, BOPO = Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional, NIM = Net Interest Margin,

CAR BOPO NIM ROA

NPL

LDR

ROA = Return on Assets.

G. Pengembangan Hipotesis

Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris.

1. Pengaruh CAR terhadap ROA Suyono (2005) meneliti bank go public yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR berhubungan positif dan signifikan terhadap ROA. Yuliani (2007) mengungkapkan hal yang sama, karena kenaikan CAR maka ROA akan semakin tinggi. Namun penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Mawardi (2004) dimana modal (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama adalah sebagai berikut.

H 1 : CAR berpengaruh positif terhadap ROA.

2. Pengaruh BOPO terhadap ROA Mawardi (2004) dalam penelitiannya menguji pengaruh BOPO terhadap ROA bank umum dengan total aset kurang dari 1 trilyun rupiah dimana hasilnya menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja (ROA) dan Yuliani (2007) mengungkapkan hal yang sama, rasio BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Penelitian tersebut bertentangan dengan Amalia & Herdiningtyas (2005) 2. Pengaruh BOPO terhadap ROA Mawardi (2004) dalam penelitiannya menguji pengaruh BOPO terhadap ROA bank umum dengan total aset kurang dari 1 trilyun rupiah dimana hasilnya menunjukkan BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja (ROA) dan Yuliani (2007) mengungkapkan hal yang sama, rasio BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Penelitian tersebut bertentangan dengan Amalia & Herdiningtyas (2005)

H 2 : BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.

3. Pengaruh NIM terhadap ROA Hasil penelitian Amalia & Herdiningtyas (2005) dan Suyono (2005) menguji rasio NIM dengan ROA yang hasilnya menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap ROA. Mawardi (2004) kontradiktif dengan penelitian di atas, dimana NIM berpengaruh terhadap variabel terikat kinerja keuangan bank umum yang diproksikan dengan ROA. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis ketiga adalah sebagai berikut.

H 3 : NIM berpengaruh positif terhadap ROA.

4. Pengaruh NPL terhadap ROA Amalia & Herdiningtyas (2005) menguji pengaruh NPL terhadap ROA bank dimana penelitiannya menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Mawardi (2004) dalam penelitiannya menguji pengaruh NPL terhadap ROA yang menunjukkan pengaruh signifikan negatif dan Nusantara (2009) mengindikasikan adanya pengaruh signifikan negatif antara variabel NPL terhadap variabel ROA untuk kategori bank go public . Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis keempat adalah sebagai berikut.

5. Pengaruh LDR terhadap ROA Yuliani (2007) dalam penelitiannya menguji pengaruh LDR terhadap ROA. Hasil penelitiannya LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mawardi (2004), tetapi konsisten dengan penelitian Amalia & Herdiningtyas (2005). Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis kelima adalah sebagai berikut.

H 5 : LDR berpengaruh positif terhadap ROA.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya (Sekaran, 2003). Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak terbatas sampai pada penyusunan dan pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang data tersebut, selain itu semua data yang dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.

B. Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan tahunan dari bank umum pada periode 2005-2009 yang terdaftar di Direktori Bank Indonesia. Jangka waktu tersebut dipandang cukup untuk mengikuti perkembangan kinerja bank karena digunakan data time series dan cross section dan juga merupakan periode terbaru dari laporan keuangan publikasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2003). Populasi yang digunakan sampel dalam penelitian ini adalah bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2003). Sampel yang akan digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa laporan keuangan tahunan dari bank go public di Bursa Efek Indonesia dari periode 2005 sampai dengan 2009.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling , yaitu sampel yang ditarik dengan menggunakan pertimbangan. Kriteria pemilihan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan sektor perbankan yang go public dan terdaftar dalam BEI selama periode 2005-2009.

2. Perusahaan menyajikan secara lengkap laporan keuangan dan rasio-rasio yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 5 tahun berturut-turut.

Jumlah populasi bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai dengan 2009 adalah sebanyak 135 bank dan sampel yang digunakan adalah sebanyak 75 bank.

1. Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dalam penelitian ini adalah aspek kinerja yang diukur dengan ROA (Return on Assets). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya dan mengukur efisiensi penggunaan modal (SE BI No. 6/23/DPNP tgl 31 Mei 2004).

ROA =

2. Variabel independen Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab terpengaruhnya variabel dependen. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank (SE BI No. 6/23/DPNP tgl 31 Mei 2004).

CAR = (2)

b. BOPO (Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional (SE BI No. 6/23/DPNP tgl 31 Mei 2004).

BOPO =

(3)

c. NIM (Net Interest Margin) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih (SE BI No. 6/23/DPNP tgl 31 Mei 2004).

NIM =

(4)

d. NPL (Non Performing Loan) yaitu tingkat pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank (SE BI No. 6/23/DPNP tgl 31 Mei 2004).

NPL =

(5)

e. LDR (Loan to Deposit Ratio) merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank mampu membayar utangnya dan membayar kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan (SE BI No. 6/23/DPNP tgl 31 Mei 2004).

LDR =

(6)

E. Uji Data

Pengujian ini dilakukan dengan regresi berganda. Syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi ini terlebih dahulu dilakukan beberapa

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance -nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinearitas. Nilai VIF yang berada dibawah 10 dan nilai tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi masalah multikolinearitas (Ghozali, 2005).

2. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut.

a. Jika data menyebar di atas dan di bawah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2005) Pengujian ini dilakukan dengan uji Durbin- Watson (DW), dengan membandingkan nilai DW hitung dengan nilai DW tabel (d U dan d L). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.

a. Jika DW > d U (batas atas), maka tidak terjadi autokorelasi.

b. Jika DW < d L (batas bawah), maka terjadi autokorelasi.

c. Jika batas bawah d L< DW > d U, maka tidak dapat diketahui terjadai autokorelasi atau tidak (ragu-ragu).

4. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke 4. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)

maka

mengindikasikan

telah terjadi

heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas.

F. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi yang masih bisa ditoleransi ditetapkan 0 ,001 (α=1%), 0,05 (α=5%) atau 0,10 (α=10%). Alat analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mempelajari pengaruh CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR terhadap ROA pada perusahaan perbankan dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang disusun dalam bentuk persamaan berikut.

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +e

(7) Keterangan. Y = kinerja (ROA), (7) Keterangan. Y = kinerja (ROA),

X 1 = capital adequacy ratio,

X 2 = biaya operasional dibanding pendapatan operasional,

X 3 = net interest margin,

X 4 = non performing loan,

X 5 = loan to deposit ratio, dan

e = error. Setelah persamaan regresi di atas terbebas dari asumsi dasar, dilakukan pengujian hipotesis.