BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Curah Hujan Di Kota Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Berdasarkan klasifikasi iklim global, wilayah kepulauan Indonesia sebagian besar tergolong dalam zona iklim tropika basah dan sisanya masuk zona iklim pegunungan. Variasi suhu udara di Kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat. Suhu udara akan semakin rendah pada tempat yang semakin tinggi. Pola curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh keberadaan Samudera Pasifik di sebelah timur laut dan Samudera Indonesia di sebelah barat daya. Keberadaan dua benua yang mengapit Kepulauan Indonesia, yakni Benua Asia dan Benua Australia akan mempengaruhi pola pergerakan angin di wilayah Indonesia. Pola curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh keberadaan deretan pegunungan. Tujuan stasiun klimatologis ialah mendapatkan data klimatologis yang pengukurannya dilakukan secara kontinu dan meliputi periode waktu yang lama, paling sedikit sepuluh tahun. Bagi stasiun klimatologis utama pengamatan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, arah serta laju angin, dan penyinaran matahari.

  Curah hujan yang tinggi menyebabkan air meluap di beberapa sungai. Penyebab terjadinya banjir adalah karena curah hujan yang cukup tinggi atau cuaca ekstrim, dan drainase kota yang belum sepenuhnya berfungsi. Terlebih di inti kota seluruh drainase tertutup, serta minimnya bangunan infrastruktur sungai. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai dalam menjaga lingkungan. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai larangan mendirikan bangunan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS), juga ditenggarai sebagai penyebab banjir tersebut. Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi disebabkan adanya tekanan udara dan pertemuan arus udara. Hujan deras yang mengguyur juga dikarenakan adanya semacam tekanan udara.

  Hujan pada bulan September, Oktober dan awal November 2003 yang intensitas dan tingkat keseringannya tinggi menyebabkan terjadinya mekanisme penjenuhan di daerah hulu. Penjenuhan ini merupakan penyebab longsor-longsor tebing di berbagai tempat. Korban banjir bandang Bohorok yang sangat besar ini, disebabkan juga karena kesalahan fatal penempatan lokasi wisata di daerah bantaran sungai bahkan di badan sungai Bohorok. Hujan pun juga terjadi di Medan telah menyebabkan banjir di kota Medan. Hujan yang mengguyur dengan durasi hujan yang cukup tinggi, sejak pukul 20:00 WIB hingga 05:00 WIB, menyebabkan banjir. Menurut data hidrologi dan geofisika hujan yang turun di Medan Sumatera Utara memang merata. Tiga hulu sungai di Medan yaitu, hulu Sungai Belawan, hulu Sungai Deli dan hulu Sungai Percut adalah penyebab terjadinya banjir kiriman dari hulu sungai tersebut. Curah hujan yang tinggi ini menyebabkan air meluap di beberapa sungai di Medan diantaranya adalah Sungai Belawan yang terletak di sebelah barat kota Medan. Sungai Deli yang terletak di tengah-tengah kota Medan dan yang terakhir dari ketiga sungai itu adalah Sungai Percut yang juga berada di tengah-tengah kota Medan. Penyebab terjadinya banjir Medan adalah karena curah hujan yang cukup tinggi atau cuaca ekstrim, drainase kota yang belum sepenuhnya berfungsi. Terlebih di inti kota seluruh drainase tertutup, serta minimnya bangunan infrastruktur sungai. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai dalam menjaga lingkungan. Kurangnya sosialisasi dari Pemerintah mengenai larangan mendirikan bangunan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS), juga ditengarai sebagai penyebab banjir tersebut. Untuk kondisi pada setiap sungai sangat memprihatinkan, meskipun tidak ada korban jiwa, namun banyak tangan-tangan usil seperti yang terjadi di Sungai Deli ada daun pintu atau sliding gate yang hilang diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Karena kondisi yang masih belum tentu ini, maka kerugian masih belum bisa di tafsir saat ini, ujarnya. Contoh lain adalah curah hujan luar biasa yang menghantam ibukota Jakarta membuat pihak pemerintah DKI Jakarta dan pemerintah pusat mencari cara paling ampuh untuk menekan masuknya jutaan kubik air yang menyebabkan banjir di berbagai wilayah ini. Melakukan modifikasi cuaca, atau penyemaian awan menjadi pilihan yang dilakukan oleh pemerintah DKI bersama berbagai pihak terkait, yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam sebuah upaya bernama operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

  Di daerah tropis, termasuk Indonesia, istilah curah hujan dapat dipertukarkan dengan curahan karena pada umumnya salju tidak dijumpai pada daerah ini. Curahan adalah endapan atau deposit air dalam bentuk cair maupun padat yang berasal dari atmosfer. Curah hujan diukur dalam mm/inci. Curah hujan 1 mm artinya air hujan yang jatuh setelah 1 mm tidak mengalir, tidak meresap dan tidak menguap. Intensifikasi hujan adalah banyaknya curah hujan per satuan jangka waktu tertentu. Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan. Di Indonesia, kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah pada musim kemarau. Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi curah hujan adalah tekanan udara, kelembaban udara dan kecepatan angin. Dari pembahasan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN”.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang di atas,maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  3

  a) ), kecepatan

  Bagaimanakah pengaruh tekanan udara(atm), kelembaban udara (kg/m

  o

  angin(knot) dan suhu udara ( C) terhadap curah hujan (mm) di kota Medan.

  b) Bagaimanakah mengantisipasi curah hujan yang tinggi.

  c) Bagaimanakah mengatasi daerah kekeringan.

  1.3 BATASAN MASALAH

  Batasan masalah dalam penelitian ini adalah meminimalisir curah hujan yang tinggi dengan modifikasi cuaca dan mengatasi daerah kekeringan.

  1.4. TINJAUAN PUSTAKA

  penulis menggunakan buku-buku dan informasi dari internet yang berkaitan dengan penelitian ini.

  Analisis Regresi

  (Syafrizal Helmi, Analisis Data, 2010) menyatakan bahwa istilah Regresi yang berarti

  ramalan atau taksiran untuk mengetahui sampai sejauh mana satu variabel berhubungan dengan variabel lainnya pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1877. Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, X). Regresi linier terbagi atas dua, yaitu :

a) Regresi Linier Sederhana

  Regresi linier sederhana menjelaskan hubungan antara satu variabel terikat (dependen; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, X). Model regresi linier sederhana sebagai berikut :

   Y = b o + b

  1 X + e (untuk sampel) Y = o +

  1 X (untuk populasi) β + β ε

  rumus regresi penaksir sebagai berikut :

  o + b

1 X (untuk sampel penaksir) Ŷ = b X (untuk populasi penaksir) Ŷ = β o + β

  1

b) Regresi Linier Berganda

  (Soelistyo, Dasar-Dasar Ekonometrika, 2000) menyatakan bahwa regresi linier berganda

  yaitu suatu tekhnik analisis data yang membahas hubungan antar variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas lain. Secara umum, model regresi linier ganda atas X , X , …, X

  1 2 k.

  adalah :

   Y = b o + b

  1 X 1 + b

  2 X 2 +..........+ b k

X k + e (untuk sampel)

Y = o

  1 X

  1 + +

  2 X 2 + .........+ k

X k (untuk populasi)

β + β β β ε

  rumus regresi penaksir sebagai berikut :

  = b + b X + b X +.......+ b X (untuk sampel penaksir) Ŷ o

  1

  1

  2 2 k k

1 X

  1 + o

  2 X 2 + ......+ k X k (untuk populasi penaksir) Ŷ = β + β β β

  Dimana :

  Y = variabel dependen = nilai taksiran Y

  Ŷ X = variabel independen b = intercept untuk sampe

  o

  b 1..... b k = slope untuk sampel e = variabel gangguan untuk sampel

  o = tetapan untuk populasi

  β

  1........ k = koefisien regresi untuk populasi

  β β = variabel gangguan untuk populasi

  ε

(Guslim,Agroklimatologi,2007) menyatakan bahwa tekanan udara didefinisikan sebagai

  berat dari suatu kolom udara sebenarnya pengaruh langsung perubahan tekanan udara terhadap kehidupan. Pengaruh tekanan udara lebih berpengaruh terhadap pergerakan angin dan angin dan sebagai pengendali iklim secara langsung.

  

(Guslim,Agroklimatologi,2007) Kelembaban merupakan istilah yang umum yang kadang-

kadang termasuk air dalam fase cair didalam tanah atau atmosfer (awan atau prespitasi).

  

(Guslim,Agroklimatologi,2007) suhu merupakan ukuran energi kinetis rata-rata pergerakan

  molekul. Suhu yang dipergunakan adalah suhu udara atau suhu tanah sedangkan suhu yang benar-benar mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu tanaman itu sendiri.

  

(Benyamin Lakitan, Dasar-Dasar Klimatologi,1994) menyatakan bahwa intensitas curah

hujan merupakan ukuran jumlah hujan per satuan waktu tertentu selama hujan berlangsung.

  

(Benyamin Lakitan, Dasar-Dasar Klimatologi,1994) menyatakan bahwa massa udara yang

  bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis.

1.5. TUJUAN PENELITIAN

  Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka diperoleh tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a) Untuk mengetahui manakah faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap curah hujan.

  b) Untuk mengantisipasi curah hujan yang tinggi.

  c) Untuk mengatasi daerah kekeringan.

1.6. KONTRIBUSI PENELITIAN

  Adapaun kontribusi penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh 2. Sebagai menambah pengetahuan tentang iklim dan curah hujan

  3. Sebagai refrensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian di masa akan datang.

1.7. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut : DATA

  VARIABEL

MASALAH EL T. UDARA (X

  1 ) CURAH

  KEKERINGAN K. UDARA (X ) 2 CURAH

  X 1 ,X

2 ,X

3 , DAN X 4 HUJAN TERHADAP Y HUJAN (Y)

TINGGI K. ANGIN (X

  3 ) S. UDARA (X 4 ) PERS.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management - Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

0 0 22

Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

3 3 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Evaluasi Tinggi Tanggul Banjir Rob Muara Sungai Belawan

0 0 39

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Air Minum - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

0 0 8

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

0 2 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Fisik Kebisingan - Hubungan Kebisingan Dengan Pendengaran Pekerja ( Studi Kasus Diskotik A, B, C di Kota Medan )

0 1 28

Hubungan Kebisingan Dengan Pendengaran Pekerja ( Studi Kasus Diskotik A, B, C di Kota Medan )

0 0 14

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian - Pengertian 2.1.1 Pengertian Tekanan Udara - Analisis Pengaruh Curah Hujan Di Kota Medan

0 0 15