BAB I PENDAHULUAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana kodrat manusia adalah makhluk sosial yang saling

  berhubungan antar manusia yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat dikatakan kehidupan manusia saling membutuhkan dan mempengaruhi. Rasa saling membutuhkan antar manusia ini akan terus tumbuh seiring perkembangan zaman walaupun antar manusia dipisahkan oleh jarak yang jauh. Jarak yang jauh ini menimbulkan sistem untuk mempermudah interaksi antar manusia yang lazim kita sebut pengangkutan. Pengangkutan ini dilakukan untuk mempermudah pemindahan barang yang dibutuhkan manusia dan juga memudahkan pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sehingga dapat dikatakan sekarang kegiatan pengangkutan tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sehari- hari.

  Pengangkutan atau sekarang lazim disebut dengan transportasi berperan semakin penting dalam kehidupan manusia sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan tingkat kemajuan dari kehidupan manusia itu sendiri. Perkembangan peradaban manusia, khususnya dalam bidang teknologi telah membawa peradaban manusia ke dalam suatu sistem transportasi yang lebih maju dibandingkan era

  

  sebelumnya. Sistem pengangkutan harus ditata dan terus menerus disempurnakan untuk menjamin mobilitas orang maupun barang dalam rangka menjamin

2 Sinta Uli, Pengangkutan : Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport, Angkutan Laut,

  

  kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang sudah maju dan modern salah satunya ditandai dengan ketersediaan sarana dan prasarana pengangkutan yang sudah semakin baik. Sarana dan prasarana pengangkutan yang baik juga akan memicu tingkat perekonomian yang lebih baik karena memperlancar arus pemindahan barang dan/atau manusia untuk mencapai tujuan perekonomiannya.

  Pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat. Dikatakan sangat vital karena didasari oleh berbagai faktor baik geografis maupun kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam rangka pelaksanaan pembangunan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi.

   Berbagai faktor tersebut akan diuraikan berikut ini : 1.

  Keadaan Geografis Indonesia Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas beribu-ribu pulau besar dan pulau kecil berupa daratan dan sebagian besar perairan yang terdiri dari atas perairan laut,sungai dan danau. Di atas teritorial daratan dan perairan tersebut membentang pula teritorial udara yang semuanya itu merupakan wilayah negara Indonesia yang sangat luas. Keadaan wilayah negara Indonesia yang demikian luas ini membutuhkan banyak pengangkutan melalui daratan, perairan dan udara yang mampu menjangkau seluruh wilayah negara Indonesia, bahkan ke negara-negara lain. Kenyataan ini mengakibatkan kebutuhan pengangkutan di Indonesia makin meningkat sesuai dengan lajunya pembangunan fisik ataupun psikis serta perkembangan penduduk Indonesia yang tersebar di 3 Suwardjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung,

  2002, hal 13 4 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hal 30-32 seluruh pulau yang diselingi laut. Namun, di sisi lain, infrastruktur dan sarana pengangkutan masih jauh dari terpenuhi, bahkan kondisi pengangkutan melalui tiga jalur, yakni darat, laut, dan udara yang ada kini masih belum memenuhi persyaratan secara wajar atau sudah tidak sesuai lagi dengan sistem pengangkutan modern. Keadaan ini menjadi pendorong dan alasan pembangunan hukum dan pengangkutan modern dengan menggunakan alat pengangkut modern yang digerakkan secara mekanik.

  2. Menunjang Pembangunan Berbagai Sektor Kemajuan dan kelancaran pengangkutan akan menunjang pelaksanaan pembangunan berupa penyebaran kebutuhan, pemerataan dan pendistribusian hasil pembangunan berbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air Indonesia, misalnya sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. Pelaksanaan pembangunan dan penyebaran hasil pembangunan yang merata akan mencegah terjadinya kegiatan pembangunan yang menumpuk pada daratan pulau-pulau lainnya terabaikan, seperti yang terjadi di Pulau Papua dan daerah pelosok yang sulit dijangkau oleh pengangkutan modern.

  3. Mendekatkan Jarak antara Desa dan Kota Lancarnya pengangkutan berarti mendekatkan jarak anatar kota dan desa, dan ini akan memberi dampak bahwa untuk bekerja di kota tidak harus pindah ke kota. Mereka yang tinggal di kota tidak perlu khawatir bekerja di daerah luar kota. Arus pengangkutan dan informasi timbal balik yang cukup lancar dan cepat antara kota dan desa akan memperdekat jarak antara kota dan desa.Ini berarti hawa kehidupan sejahtera di kota akan dinikmati juga oleh kehidupan di desa melalui jalur pengangkutan dan inforasi yang lancar. Pola hidup di daerah pedesaan cenderung mengikuti pola hidup di perkotaan. Tingkat berpikir dan ingin maju warga pedesaan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat berpikir dan ingin maju perkotaan. Dengan kata lain, pembangunan sektor pengangkutan merupakan upaya pemerataan kesejahteraan masyarakat dan harus mendapat tempat yang layak dalam blue print pembangunan nasional.

4. Perkembangan Ilmu dan Teknologi

  Pembangunan di sektor pengangkutan mendorong perkembangan pendidikan di bidang ilmu dan teknologi pengangkutan modern, prasarana dan sarana, infrastruktur pengangkutan modern, dan hukum pengangkutan modern terutama mengenai pengangkutan melalui railway, jalan raya, perairan, dan udara termasuk sumber daya manusia di bidang pengangkutan serta infrastruktur pengangkutan. Di bidang pendidikan, pengangkutan dan hukum pengangkutan menjadi objek kajian ilmu tersendiri di samping ilmu-ilmu lainnya. Teknologi pengangkutan yang serba modern kini sudah seharusnya menjadi fokus pembangunan jangka panjang sampai ke anak cucu.

  Perkembangan pengangkutan yang pesat juga tidak terlepas dari kebijaksanaan pemerintah mengenai sistem pengangkutan nasional yang menuntut ketersediaan pengangkutan yang baik guna menunjang segala kegiatan masyarakat di sektor perekonomian dalam rangka menciptakan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

  Mengingat tuntutan arus globalisasi yang memerlukan sistem pengangkutan yang efektif dan efisien maka kebijaksanaan pemerintah itu diwujudkan dalam Sistem Transportasi Nasional. Perwujudan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien,menghadapi berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis seperti otonomi daerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan jasa transportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup serta adanya keterbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan disempurnakan dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga terwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antar dan intra moda transportasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta perdagangan nasional dan internasional dengan

   memperhatikan kehandalan serta kelaikansarana dan prasarana transportasi.

  Sebagaimana tercantum dalam buku Sistem Transportasi Nasional yang disusun oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia mendefinisikan : Sistranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa,yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunakdan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang

   secara dinamis.

  Berdasarkan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) moda transportasi dapat dibentuk oleh moda transportasi jalan, kereta api, sungai dan 5 Departemen Perhubungan Republik Indonesia , Sistem Transportasi Nasional, Jakarta,

  2005, hal 1 6 danau, laut, udara dan pipa. Angkutan daratsekarang paling banyak digunakan masyarakat saat ini walaupun angkutan lainnya juga tak kalah peminatnya.

7 Angkutan darat terdiri atas : a.

  Angkutan jalan raya Angkutan jalan raya meliputi angkutan yang menggunakan alat angkut berupa manusia, binatang, pedati, sepeda motor, becak, bus, truck, dan kendaraan bermotor lainnya. Tenaga yang digunakan adalah tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, BBM (bahan bakar minyak), dan diesel.

  b.

  Angkutan rel atau kereta api Menggunakan kereta api yang terdiri dari lokomotif, gerbong barang dan kereta penumpang. Jalan yang digunakan berupa jalan rel baja, baik dari dua rel maupun monorel dengan tenaga penggerak berupa tenaga uap, diesel, dan tenaga listrik.

  Dari kedua jenis angkutan darat tersebut angkutan jalan raya saat ini mengalami perkembangan yang paling pesat, hal itu dikarenakan antara lain pesatnya jumlah kendaraan bermotor dan tidak bermotor yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kepadatan lalu lintas di jalan raya. Kepadatan lalu lintas ini tentulah harus diikuti dengan penambahan sarana dan prasarana angkutan darat antara lain kendaraan, perbaikan dan penambahan panjang jalan raya, penerangan jalan, terminal, sistem lalu lintas dan lainnya serta juga tidak kalah pentingnya aturan hukum yang mengatur pengangkutan darat itu sendiri.

  Pengaturan hukum mengenai lalu lintas ini mengatur berbagai hal yang patut untuk diketahui oleh pengguna angkutan darat untuk terciptanya rasa aman, 7 Sinta Uli, op.cit, hal 58 lancar dan ketertiban dalam berlalu lintas. Peraturan hukum mengenai lalu lintas ini bersifat mengikat bagi seluruh pengguna jalan dan undang-undang mengamanatkan kepada pihak Kepolisian Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan untuk menjalankan berbagai aturan hukum mengenai lalu lintas ini. Tentunya kewenangan antara dua instansi tersebut berbeda. Kewenangan petugas kepolisian lebih kepada pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli lalu lintas, penerbitan surat izin mengemudi, penegakan hukum dan pendidikan berlalu lintas, sedangkan kewenangan petugas Dinas Perhubungan secara umum hanya dilaksanakan di terminal dan/atau tempat alat penimbangan yang dipasang secara tetap dan di unit

  

  pengujian kendaraan bermotor dinas perhubungan. Salah satu yang menjadi kewenangan Dinas Perhubungan yaitu mengenai uji laik kendaraan. Uji laik kendaraan ini sangat penting dilakukan demi menghindari kecelakaan lalu lintas yang disebabkan karena tidak laik jalan suatu kendaraan bermotor ataupun karena pelanggaran batas kecepatan atau batas muatan dari kendaraan bermotor tersebut. Dengan adanya pengujian kelaikan kendaaran bermotor diharapkan mengurangi tingkat kecelakaan dan membuat setiap pengendara kendaran bermotor lebih tertib dalam berkendara. Pelaksanaan uji laik jalan biasanya dilakukan terhadap angkutan umum dan angkutan barang dikarenakan angkutan umum dan angkutan barang dinilai lebih membutuhkan perhatian khusus mengingat muatan yang dibawa dan keselamatan jiwa para penumpang yang salah satunya ditentukan oleh kelaikan kendaraan bermotor tersebut. Hal inilah yang mendorong penulis untuk membahas bagaimana peranan Dinas Perhubungan dalam menjalankan segala prosedur pelaksanaan uji laik jalan tersebut dan menulis skripsi dengan judul 8

  http://dishubinfokom.grobogan.go.id/artikel-perhubungan/94-uu-nomor-22-tahun-2009-

  ”PERANAN DINAS PERHUBUNGAN TERHADAP PELAKSANAAN UJI LAIK JALAN ANGKUTAN UMUM DAN ANGKUTAN BARANG DITINJAU DARI UU NO. 22 TAHUN 2009 (STUDI PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN LANGKAT)” dianggap perlu untuk diteliti.

  B.

  Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan penulis uraikan adalah sebagai berikut : 1.

  Bagaimana prosedur pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat?

  2. Bagaimana peranan Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang?

  3. Apa saja kendala yang timbul dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat? C.

  Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaa uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui apa saja peranan Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang.

  3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang timbul dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang pada Dinas Perhubungan kabupaten Langkat.

  D. MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini antara lain yaitu : 1. Manfaat Teoritis

  Pembahasan terhadap masalah-masalah akan memberikan kita pengetahuan bagaimana peranan Dinas Perhubungan dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang 2.

  Manfaat Praktis Secara praktis akan memberikan pengetahuan bagi semua kalangan baik itu dari kalangan akademisi maupun dari masyarakat pada umumnya. Juga akan memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah khususnya Dinas Perhubungan untuk melaksanakan pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang dengan lebih baik serta meningkatkan kesadaran bagi pengemudi angkutan umum dan angkutan barang pentingya pelaksanaan uji laik jalan bagi kendaraanya.

  E.

  Metode Penelitian Metode penelitian hukum yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian Hukum Normatif dan penelitian Hukum Empiris. Penelitian hukum Normatif terdiri dari penelitian terhadap inventarisasi Hukum Positif, menemukan asas dan doktrin hukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi,

  

perbandingan hukum dan sejarah hukum.

9 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,

  Sedangkan penelitian hukum Empiris terdiri dari penelitian terhadap

  

  identifikasi hukum dan efektifitas hukum. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sumber data primer yaitu diperoleh langsung melalui teknik wawancara kepada narasumber dan dengan menggunakan data sekunder yang dapat dibedakan menjadi : a.

  Bahan hukum primer, meliputi norma dasar Pancasila, Peraturan dasar seperti batang tubuh UUD 1945, ketetapan-ketetapan MPR, peraturan perundang- undangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasikan yurisprudensi, traktat.

  b.

  Bahan-bahan hukum sekunder meliputi, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer, dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer, meliputi rancangan peraturan-peraturan perundang-undangan, hasil karya ilmiah para sarjana dan hasil-hasil penelitian.

  c.

  Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya bibliografi danindeks ,

   kumulatif.

  Teknik pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini adalah : 1.

  Studi kepustakaan Studi kepustakaan (library research) yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku hukum, karya-karya ilmiah, literatur-literatur, dan seminar ilmiah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

  10 Suratman dan H. Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2012, hal 45 11 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta,

2. Studi lapangan

  Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data dengan mengunjungi langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara dan peninjauan langsung terhadap objek penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

  Dalam hal ini penelitian dilakukan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat yang berlokasi di Stabat, Sumatera Utara. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak terkait dari Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat mengenai pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang F.

  Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang setiap bab nya dijelaskan secara terperinci secara sistematis sebagai satu kesatuan dari penulisan skripsi ini.

  Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan atas latar belakang, perumusan masalah, tujuan

  dan manfaat penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan dan keaslian penulisan.

  BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN Bab ini menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi

  pengangkutan, prinsip dasar dan jenis-jenis pengangkutan, dan peraturan hukum mengenai pengangkutan di Indonesia.

  BAB III ANGKUTAN JALAN DITINJAU DARI UU NO. 22 TAHUN 2009 Bab ini menjelaskan mengenai perjanjian pengangkutan jalan raya

  menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, uji laik jalan dalam penyelenggaraan angkutan jalan dan lalu lintas jalan raya, dan peraturan hukum dan praktek pelaksana uji laik jalan dalam penyelenggaran angkutan jalan dan lalu Lintas jalan raya.

  

BAB IV PERANAN DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN

LANGKAT TERHADAP PELAKSANAAN UJI LAIK JALAN

ANGKUTAN UMUM DAN ANGKUTAN BARANG

Bab ini berisikan tentang struktur organisasi dan prosedur

  pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat, peranan dan pengawasan penyelenggaraan angkutan jalan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat, kendala serta contoh kasus yang dihadapi Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat dalam pelaksanaan uji laik jalan angkutan umum dan angkutan barang.

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan tentang kesimpulan

  dari keseluruhan isi skripsi ini dan saran dari permasalahan yang ada dalam skripsi ini G.

   Keaslian Penulisan Berdasarkan penelusuran dan penelitian penulis pada Kepustakaan

  Fakultas Hukum USU bahwa : 1.

  Tidak ditemukan sebelumnya skripsi yang berjudul “Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum dan Angkutan Barang Ditinjau Dari UU No. 22 Tahun 2009 ( Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)”.

  2. Adapun judul skripsi yang telah ada pada Perpustakaan Fakultas Hukum USU yaitu : Nama : Emmi R. Nasution NIM : 900200081 Judul : Tanggung jawab hukum uji kendaraan pada angkutan barang di dinas lalu lintas dan angkutan jalan raya Sumatera Utara (DLLAJR-SU) Medan Nama : Dian Natalia NIM : 070200147 Judul : Perlindungan hukum bagi pengguna jasa (penumpang) angkutan umum berdasarkan Undang-Undang No, 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan 3. Penulisan skripsi ini adalah hasil pemikiran penulis yang berasal dari bahan- bahan berkaitan dengan judul skripsi ini ditambah dengan hasil studi lapangan pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat. Sehingga penulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan secara akademik dan moral.

Dokumen yang terkait

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Variabel - Enanalisis Pgaruh Luas Lahan, Pupuk, Dan Curah Hujan Terhadap Hasil Produktifitas Padi Sawah Di Kabupaten Langkat Tahun 2006 - 2011

0 0 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Enanalisis Pgaruh Luas Lahan, Pupuk, Dan Curah Hujan Terhadap Hasil Produktifitas Padi Sawah Di Kabupaten Langkat Tahun 2006 - 2011

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) - Penentuan Tinggi Muka Air Banjir Sungai Deli

0 0 30

Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management - Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

0 0 22

Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

3 3 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Evaluasi Tinggi Tanggul Banjir Rob Muara Sungai Belawan

0 0 39

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Air Minum - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

0 0 8

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN - Peranan Dinas Perhubungan Terhadap Pelaksanaan Uji Laik Jalan Angkutan Umum Dan Angkutan Barang Ditinjau Dari Uu No. 22 Tahun 2009(Studi Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat)

0 0 14