BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Air Minum - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Air Minum

  Semua makhluk membutuhkan air, maka tempat yang ada air tentu penuh dengan makhluk hidup. Kecuali air itu sangat tercemar seperti air laut mati. Manusia juga hidup dan berdiam berkelompok di tempat-tempat yang berair, sekitar sumber air, di tepi sungai dan danau, dan tempat yang air tanahnya dangkal, sehingga air mudah di gali. Dengan teknik lebih maju air dapat diambil dari tempat-tempat jauh dengan pipa- pipa yang kemudian didistribusikan. Atau dengan menampung air hujan yang digunakan pada saat-saat lain yang kurang air (Ruslan H Prawiro, 1983).

  Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

  Menurut EG. Wagner dan JN Lanix dalam bukunya Water Suply For Rural

  

and Small Communication (1959) menyatakan bahwa air yang sehat adalah air yang

  tidak merugikan bagi kesehatan masyarakat. Sedangkan menurut Fair dan Geyer air yang sehat harus bebas dari pengotoran sehingga tidak sempat menyebabkan kerugian bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan yang beracun yang tidak mengandung mineral dan bahan-bahan organik berbahaya.

  Air minum merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut Departemen Kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002).

  2.2. Pengertian Penduduk

  Pengetahuan tentang kependudukan adalah sangat penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun pemerintahan baik Nasional maupun Daerah. Pengertian dari penduduk sendiri adalah sangat banyak, dalam ilmu sosiologi penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945 pasal 26 ayat 2, “Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia”. Dan secara umum penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia selam 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap di wilayah Republik Indonesia.

  2.3. Pengertian Pendapatan Perkapita Penduduk

  Pendapatan perkapita merupakan pendapatan yang diterima oleh masing-masing perkepala penduduk pada suatu periode tertentu (BPS, 2003).

  2.4. Tarif Air Minum

  Tarif merupakan biaya yang dikenakan suatu perusahaan atau instansi kepada

  3

  konsumen atau biaya yang dikenakan (dibebankan) kepada pelanggan untuk setiap M air yang disalurkan yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Berdasarkan Perda No 10/2009 tentang PDAM dan Permendagri No 23/2007 tentang tarif air.

  2.5. Pengertian Produksi

  Produksi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lainnya yaitu, konsumsi dan distribusi. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus diakui bahwa produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan ekonomi. Fungsi dari produksi itu sendiri adalah hubungan antara input yang digunakan dalam suatu proses produksi dengan jumlah output yang dihasilkan.

  Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan berbagai motif yang berorientasi pada keuntungan, ekonomi dan sosial yang mana kegiatan produksi tersebut dilakukan karena adanya manfaat positif dan tidak menimbulkan kerusakan moral (etika) bagi masyarakat.

  Setiap hari manusia selalu menggunakan barang untuk memenuhi kebutuhannya. Barang-barang tersebut tidak akan tersedia apabila tidak ada yang menghasilkannya. Menurut Ilmu Ekonomi produksi tidak terbatas pada kegiatan menghasilkan barang atau jasa, tetapi juga kegiatan yang sifatnya menambah nilai atau kegunaan barang yang sudah ada menjadi lebih tinggi nilainya. Jadi produksi menurut ilmu ekonomi adalah setiap kegiatan yang dilakukan manusia untuk menghasilkan/menaikkan nilai kegunaan barang/jasa. Fungsi dari produksi itu sendiri adalah hubungan antara input yang digunakan dalam suatu proses produksi dengan jumlah output yang dihasilkan ( Sukanto, 2000).

  2.6. Konsep Permintaan

  Permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang. Teori permintaan menjelaskan sifat hubungan antara jumlah permintaan barang dan harganya dikenal dengan hukum permintaan yang berbunyi,”makin tinggi harga suatu

  barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta’ (Kaman Nainggolan, 2005)

  Permintaan dapat didefinisikan, “Banyaknya barang yang diminta konsumen pada harga tertentu”. Menurut Dominic Salvatore dalam buku teori ekonomi (edisi kedua), bahwa jumlah suatu komoditi yang tersedia dibeli individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi atau tergantung pada : harga barang itu sendiri, harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, selera seseorang atau masyarakat dan jumlah penduduk. Menurut Lipsey dan kawan-kawan bahwa jumlah komoditas yang akan dibeli oleh rumah tangga disebut sebagai jumlah yang diminta untuk komoditas tersebut. Atau bisa juga termasuk sebagai jumlah permintaan yang potensial. Lain dengan permintaan yang efektif yaitu merupakan jumlah yang setiap orang bersedia membelinya pada tingkat harga yang harus dibayar untuk memperoleh barang dan jasa yang diminta.

  2.7. Perusahaan Daerah

2.7.1. Pengertian dan Tujuan Perusahaan Daerah

  Perusahaan daerah adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum dengan berlakunya Peraturan Daerah. Perusahaan Daerah adalah suatu ketentuan produksi yang bersifat :

  a. memberi jasa

  b. menyelenggarakan kemanfaatan umum c. memupuk pendapatan.

  Tujuan dari perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Dalam hal ini perusahaan daerah tersebut adalah Perusahaan Daerah Tirtanadi Medan yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman belanda pada tanggal 23 september 1905 dengan nama NV. Waterleading Maatschappij Ayer

  

Bersih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda. Seiring berjalannya waktu

  status dan nama perusahaan telah berganti dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 11 tahun 1979 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Visi dari PDAM Tirtanadi adalah menjadi salah satu perusahaan air minum unggulan di Asia Tenggara, sedangkan misi dari PDAM adalah :

  1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.

  2. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan.

  3. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan prima.

  4. Menjadikan perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksaaan good corporate

  govermance.

2.7.2. Klasifikasi Pelanggan PDAM

  Pelanggan PDAM dibagi atas 5 golongan besar yaitu :

  1. Golongan Sosial

  a. Sosial Umum (SI) yang dimaksud dengan sosial umum dalam hal ini adalah golongan pelanggan yang setiap memberikan pelayanan kepentingan umum khususnya bagi masyarakat antara lain :

  Kamar Mandi Umum - WC Umum

b. Sosial Khusus (S2) yaitu golongan pelanggan yang setiap pelayanan memberikan kepentingan umum khususnya pada masyarakat yang mendapat sumber dana sebagian dari kegiatan antara lain :

  Yayasan Sosial Negeri - Rumah Ibadah

  • Panti Asuhan, Jompo
  • Puskesmas
  • Sekolah Negeri
  • 2. Golongan Non Niaga

  a. RT A (NA 1), yang dimaksud dengan golongan NA 1 adalah Rumah Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan ukuran rumah type RSS 21.

  b. RT B (NA 2), yaitu Rumah Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan ukuran rumah kayu semi permanen type RSS 36.

  c. RT C (NA 3), yaitu Rumah Tangga selain tempat tinggal di dalamnya juga ada usaha untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut.

  • 2

  Kedai Kecil

  Bangunan rumah < 54m

  • Yayasan Sosial Swasta
  • 2
  • d. RT D (NA 4) yang dimaksud dengan golongan NA 4 dalam hal ini adalah rumah tangga selain tempat tinggal di dalamnya ada juga usaha untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

  Rumah tangga ada usaha luas < 36m

  2 Rumah tinggal ada usaha < 54m

  • 2

  Rumah type RS > 54m

  • Rumah Pondokan/ kost.
  • 3. Golongan Niaga

  a. Niaga kecil (N1) adalah golongan niaga antara lain: kios warung/pedagang eceran, biro jasa, puskesmas, rumah makan, bengkel kecil, Salon kecil, dll. b. Niaga Besar (N2) yang dimaksud dalam hal ini adalah importir/eksportir, agen/makelar, kolam renang, rumah sakit swasta, gudang tempat penimbunan barang dll.

  4. Golongan industri yang dimaksud dengan golongan industri dalam hal ini adalah golongan pelanggan yang dalam kegiatan setiap harinya merubah suatu barang menjadi yang lebih tinggi nilainya untuk mendapatkan suatu keuntungan antara lain: Kerajinan tangan/kerajinan rumah tangga, pabrik mobil, perkayuan dll.

  5. Golongan khusus yang dimaksud dengan golongan khusus dalam hal ini antara lain: Pelabuhan laut

  • Pelabuhan sungai - Pelabuhan Udara. (Website PDAM Tirtanadi)
  • 2.8. Analisis Data

  Analisis data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara mengambil kesimpulan bisa dengan hipotesis maupun dengan estimasi hasil. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia Kontemporer Karangan Peter Salim dan Yenni Salim (2002) mengatakan bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mendapatkan fakta yang tepat setelah di telaah secara seksama.

2.8.1. Uji Normalitas

  Syarat dari regresi linier adalah adanya kenormalan data. Sering kali dijumpai keharusan untuk menguji kenormalan. Tujuan dari normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti distribusi normal yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Pada SPSS untuk mengetahui apakah sebuah data normal atau tidak dapat dilakukan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov-smirnov. Pendekatan kolmogorov-smirnov adalah suatu alternatif yang meletakkan dasar-dasar teoritis . Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

  =

  (2.1) Dengan :  adalah nilai mean dan  deviasi standar.

  Dalam uji kolmogorov-smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan (F a ) dengan distribusi frekuensi kumulatif yang diharapkan (F e ) (Djarwanto, 1995). Dengan angka selisih maksimum dinotasikan dengan “D” adalah sebagai berikut : D = Maks | ( ) ( ) | (2.2)

  − Dengan kriteria pengambilan keputusannya adalah : H o diterima apabila D <

  Dα H o ditolak apabila D > Dα

  2.8.2. Heteroskedastisitas

  Pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grupnya, jika variansnya sama dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakanlah Homoskedastisitas sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan analisis pendekatan grafik. Dari grafik scatterplot yang disajikan akan terlihat apakah titik-titik pada grafik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola.

  2.8.3. Autokorelasi

  Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu data lainnya. Pengujian ini dapat dilakukan dengan mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu data adalah dengan The Runs Test.

2.8.4. Multikolinieritas

  Istilah kolinieritas ganda (multicolinieritas) diciptakan pertama kali oleh Ragner Frish yang artinya adanya hubungan linier sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinieritas sendiri berarti hubungan linier tunggal sedangkan kolinieritas ganda (multicolinieritas) menunjukkan adanya lebih satu hubungan linier yang sempurna. Interpensi dari persamaan regresi berganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi, koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih kecil dari 10, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas.

  VIF = (2.3)

  Keterangan :

  2

  ) berganda = Koefisien determinasi (R Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10.

  Dengan :

  Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = Terjadi Multikolinieritas Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = Tidak terjadi Multikolinieritas

2.9. Regresi Linier Berganda

  Dalam melakukan prediksi, setidaknya dapat menentukan dengan tegas mana yang sebab dan mana yang akibat. Dengan diketahuinya sebab dan akibat, maka hubungan yang dicari bersifat kausal (sebab akibat). Selanjutnya ketika mengetahui tentang variabel bebas, maka akan dapat dilakukan prediksi tentang kondisi variabel terikatnya.

  Sebagaimana layaknya arti kata prediksi, prediksi di sini bukanlah merupakan hal yang pasti, tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran. Jika membandingkan nilai asli variabel yang diprediksi dengan nilai prediksinya berkemungkinan besar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut bisa terlalu besar maupun terlalu kecil. Untuk mempermudah dalam pemahaman regresi, dapat dilihat dari pola penyebaran skor yaitu titik-titik perpotongan antara nilai X dan Y. Jika antara titik satu dengan titik yang lainnya dihubungkan dengan suatu garis, maka akan diperoleh garis yang tidak lurus. Tetapi jika diambil suatu garis yang mewakili rata- rata dari seluruh titik-titik tersebut, maka akan diperoleh garis lurus. Garis lurus itulah yang merupakan garis regresi linier.

  Analisis regresi linier berganda mempunyai langkah yang sama dengan analisis regresi sederhana. Hanya saja analisisnya agak kompleks karena melibatkan banyak variabel bebas. Selain itu analisis regresi berganda lebih banyak didasarkan pada asumsi, karena terpenuhi pengujian tentang terpenuhi atau tidaknya asumsi masih sukar dilakukan.

  Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati

  

(2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel

  yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel terikat dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linier berganda.

  Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel terikat.

  Berikut merupakan persamaan umum dari Analisis Regresi Linier Berganda dengan:

  • = …. +

  (2.4) = Variabel terikat = Koefisien intercept regresi

  , , , …, = Koefisien regresi (slope) , , , …, = Variabel bebas

  = Kesalahan pengganggu artinya nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan.

  Untuk menghitung koefisien regresi diselesaikan dengan empat persamaan berikut. (Sudjana, 2005).

  =

  ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

  =

  (2.5) ∑

  ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

  =

  ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

  =

  ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

  Dengan menggunakan persamaan regresi berganda pada rumus (2.5) maka dapat dilakukan perhitungan nilai

  1 dan X 2 . Dalam hal ini perubahan nilai

  Ŷ untuk setiap X Y disebabkan oleh perubahan X

  1 , ketika X 2 konstan, atau perubahan nilai Y

  disebabkan oleh perubahan X

  

2 ketika X

1 konstan. Selanjutnya dengan

  memperhitungkan nilai simpangan masing-masing Ŷ (Y taksiran) akan dapat dihitung besarnya variansi taksiran sebagai berikut :

  ( ) ∑

  = (2.6) , , ..

  Keterangan : k adalah banyaknya variabel bebas.

2.9.1. Analisis Korelasi

  Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua fenomena atau kejadian yang menimbulkan rasa ingin tau dari peneliti.

  Korelasi sering diartikan sebagai hubungan, Korelasi juga dapat diartikan sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkatan kekuatan hubungan antara satu variabel (X) dengan variabel lainnya (Y). Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan analisis korelasi.

  Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measure of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Jika antara variabel yang satu dengan variabel lainnya mempunyai hubungan, maka variabel yang satu akan berubah akibat perubahan dari variabel lainnya.

  Hubungan antara korelasi dan regresi yaitu apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier maka derajat hubungan akan dinyatakan dengan r dan biasanya dinamakan dengan koefisien korelasi. Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel.

  Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1, dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila r = -1 menyatakan adanya hubungan linier sederhana tak langsung antara X dan Y ini berarti bahwa titik- titik yang ditentukan (X i, Y i ) seluruhnya terletak pada garis regresi linier dan harga X yang besar menyebabkan berpasangan dengan harga Y yang kecil sedangkan harga X yang kecil berpasangan dengan harga Y yang besar. Harga r = +1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna langsung antara X dan Y. Letak titik-titik ada pada garis regresi linier dengan sifat bahwa harga X yang besar berpasangan dengan harga Y yang besar, sedangkan harga X yang kecil berpasangan dengan harga Y yang kecil pula. Khusus untuk korelasi r = 0 maka ditafsirkan tidak terdapat hubungan linier antara variabel X dan Y (Sudjana, 2005). Untuk perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan sekumpulan data (X i ,Y i ) berukuran n dapat digunakan rumus sebagai berikut: Koefisien korelasi antara X dan Y

  ( ) ( ) ( ) ∑ ∑ ∑

  = (2.7)

  ( ) ( ) ∑ ∑ ∑ ∑

  Untuk memudahkan dalam melihat harga r berikut tabel interpretasi koefisien korelasi.

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

  0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

  Sumber : Analisis Data (Helmi, Syafrizal, 2010)

2.9.2. Koefisien Determinasi

  Koefisien determinasi merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1. Dinamakan koefisien determinasi karena variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y atas X (Sudjana, 2005).

  

2

Koefisien determinasi dengan simbol R digunakan sebagai informasi mengenai

  kecocokan suatu model. Pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel jumlah penduduk (X ), pendapatan perkapita (X ), tarif

  1

  2 air minum (X

  3 ) dan jumlah air minum yang diproduksi (X 4 ) terhadap variasi naik turunnya variabel terikat atau permintaan air minum (Y) secara bersama-sama.

  2 Besarnya harga koefisien determinasi adalah berkisar 0 < R < 1. Artinya jika

2 R mendekati 1 maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel

  terikat adalah besar. Berarti model yang digunakan baik untuk menjelaskan pengaruh

  2

  variabel bebas (X

  1 , X 2 , X 3 dan X 4 ) terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika R

  semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X

  1 , X 2 , X 3 dan X 4 ) terhadap variabel terikat (Y) adalah semakin kecil. Berarti model

  yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel terhadap variasi naik turunnya variabel terikat. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya mendekati satu model semakin baik (Syafrizal Helmi Situmorang, 2010)

2 R dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut.

  ∑ ∑ ∑ ∑

  =

  ∑ ( ) . ..

  = 1 (2.8)

  − ( )

2.9.3. Uji F Pada Regresi Linier Berganda

  Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum dapat digunakan maka diperlukan suatu pengujian secara bersama-sama. Pengujian dilakukan dengan uji F melalui prosedur sebagai berikut :

  a. Pengujian Hipotesis

  H : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan

  perkapita, tarif air minum dan jumlah air yang diproduksi terhadap permintaan air minum pada PDAM Tirtanadi Medan. H : Adanya pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan

  perkapita, tarif air minum dan jumlah air yang diproduksi terhadap permintaan air minum pada PDAM Tirtanadi Medan.

  b. Menentukan taraf nyata tabel (α) dan F

  Taraf nyata α = 5% ; dk pembilang = k = banyak variabel ; dk penyebut = n-k-

  1. Jadi, F = F

  tabel α;k’n-k-1

  c. Kriteria Pengujian Jika F < F , maka H diterima dan H ditolak.

  hitung tabel

  1 Jika F hitung tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima (Sudjana, 2005)

  ≥ F

  d. Menentukan nilai uji statistik

  SSR /k

  =

  F

  SSE / n-k-1

  • =

  (2.9) Keterangan : SST (JK Total) = total sum of squares SSE (JK Residu) = error sum of squares SSR (JK Regresi) = regression sum of squares

  e. Nilai F hitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.2. ANAVA Sumber Derajat

  

Jumlah Kuadrat Ragam F hitung

Variasi Kebebasan k

  Regresi = SSR /k

  = F

  SSE / ( n-k-1 ) =

  1 Residual n-k-1 − − Total n-1 Dengan k menyatakan banyak variabel bebas dan n ukuran sampel. Statistik F berdistribusi F dengan dk pembilang k dan dk penyebut adalah (n-k-1). Hasil perhitungan nilai F tersebut kemudian dilakukan pembandingan dengan nilai F tabel pada derajat bebas pembilang k dan derajat bebas penyebut adalah n-k-1 serta pada α yang telah ditentukan misalnya 0,05. Apabila nilai F lebih besar dari nilai F

  hitung tabel

  maka dapat disimpulkan bahwa model berarti dan dapat dipergunakan secara simultan.

2.9.4. Uji Regresi Individual ( Uji-t )

  Proses pengujian model bagian demi bagian yang akan dilakukan dengan uji-t. Proses uji-t dilakukan sebagai berikut.

  a. Pengujian Hipotesis H : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum yang diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan.

  H

  1 : Ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan

  perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum yang diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi medan.

  b. Dengan taraf nyata tabel = t (1-1/2 α) .

  α = 5% ; dk = n-2 dan t

  c. Kriteria Pengujian menggunakan angka pembanding t tabel dan dk = (n-2) dengan kriteria sebagai berikut: Jika - t tabel < t hitung < t tabel maka H o diterima dan H

  1 ditolak

  Jika t hitung tabel atau t hitung tabel , maka H o ditolak H

  1 diterima (Sudjana,

  ≥ t ≤ - t 2005)

  d. Menentukan nilai uji statistik t

  = ; i = 1,2, …, n

  (2.10)

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

0 1 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Diabetes Mellitus - Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

0 0 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Variabel - Enanalisis Pgaruh Luas Lahan, Pupuk, Dan Curah Hujan Terhadap Hasil Produktifitas Padi Sawah Di Kabupaten Langkat Tahun 2006 - 2011

0 0 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Enanalisis Pgaruh Luas Lahan, Pupuk, Dan Curah Hujan Terhadap Hasil Produktifitas Padi Sawah Di Kabupaten Langkat Tahun 2006 - 2011

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) - Penentuan Tinggi Muka Air Banjir Sungai Deli

0 0 30

Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management - Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

0 0 22

Pengaruh Total Quality Management terhadap Kinerja Keuangan pada Rumah Sakit Umum Imelda Medan

3 3 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Evaluasi Tinggi Tanggul Banjir Rob Muara Sungai Belawan

0 0 39