PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PEMBA

PERAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN
PEMBAHARUAN DALAM MENCERAHKAN INDONESIA

Wahyu Rosyid1

Abstrack:
Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia yang telah
mengambil peran sebagai oraganisasi Islam yang berkemajuan, dengan gerakan tajdid
(purifikasi dan modernisasi) yang dilakukannya, Muhammadiyah telah banyak
mengadakan pembaharuan dalam segala aspek kehidupan. baik itu kehidupan beragama
berbangsa dan bernegara. Pada aspek kehidupan beragama, Muhammadiyah sejak awal
kelahirannya telah meluruskan arah kiblat sholat umat Islam, kemudian pada aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara, kiprah Muhammadiyah sudah tidak diragukan lagi.
Muhammadiyah adalah oraganisasi Islam yang ikut serta dalam memperjuangkan
kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan. telah ikut serta dalam melawaan penjajah dan
juga ikut serta dalam merumuskan pancasila sebagai dasar Negara ini, Maka tidaklah
heran jika Muhammadiyah dewasa ini dikatakan sebagai Organiasasi Pembaharuan,
yang telah memberikan pencerahan melalui pemikiran dan bukti nyata baktinya kepada
Agama, Nusa dan Bangsa.
Kata Kunci: Muhammadiyah, Indonesia, gerakan tajdid, pembaharuan.


1

IMM

Penulis adalah mahasiswa aktif di Prodi Perbankan Syariah FAI UHAMKA dan Aktivis

Pendahuluan
Muhammadiyah yang berdiri tahun 1912 dikenal sebagai gerakan Islam modernis
atau reformis dan juga sebagai sebuah gerakan pemabaharuan (tajdid) telah menunjukkan
eksistensinya sebagai organisasi Islam yang berkemajuan, dinamis, cerdas dan kreatif
dalam melihat tanda-tanda zaman. Sosok KH. Ahmad Dahlan mewakili kecerdasan itu.
Beliau tampil elegan dengan gaya pemikiran bebas, kreatif sekaligus arif. Pada dirinya
tampil kesempurnaan pemikir pembaharu yang utuh.
Memahami Muhammadiyah bukanlah memahami organisasi dalam pengertian
administratif yang bersifat teknis saja, namun kita harus memahami Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam atau gerakan keagamaan (religious movement) yang terkandung di
dalamnya sistem keyakinan (belief system), pengetahuan (knowledge), organisasi
(organization) dan praktik-praktik aktifitas (practices activity) yang mengarah pada tujuan
(goal) yang dicita-citakan.
Tampil sebagai gerakan pembaharu (tajdid), Muhammadiyah mendapatkan

pengikut yang kebanyakan kaum muda dan kaum akademisi yang menginginkan
perubahan dari kekolotan faham agama yang jumud atau mandeg. Percampuran faham
agama dengan dogma Takhayul, Bid‘ah dan Khurafat (TBC) yang melekat saat itu adalah
pekerjaan besar yang dihadapi Muhammadiyah. Proses revitalisasi dengan jargon kembali
kepada Al-Quran dan Sunnah menjadi alat yang ampuh untuk membangunkan kembali
umat Islam dari tidur panjangnya. KH.

Ahmad Dahlan dengan semangat tajdidnya

mengagetkan banyak ulama saat itu, ia sempat dicaci sebagai kyai gila, kyai kafir dan lain
sebagainya.
Selama 1 abad keberadaanya, Muhammadiyah telah banyak melakukan
pembaharuan di negeri ini. Memberi sumbangsih berupa pemikiran dan buktinyata,
sebagaimana yang telah di lakukan oleh Rasulullah Saw pada zamanya, dan KH. Ahmad
Dahlan pada zamannya pula,dan terus berlanjut sampai sekarang. ini menunjukkan bahwa
muhammadiyah adalah organisasi yang mampu merentas zaman. Muhammadiyah
memberikan Pembaharuan dalam berbagai bidang seperti sosial, politik, budaya dan
pendidikan serta masih banyak lagi.
Pembaharuan yang dimaknai oleh Muhammadiyah adalah suatu proses
berkelanjutan yang tidak akan pernah berkesudahan untuk memperbaiki tatanan

kehidupan beragama dan bernegara pada setiap zaman.,sebagaimana yang menjadi
citacita Muhammadiyah, yaitu utuk menciptakan masyarakat Islam yang sebenar

benarnya. Dalam Artian, melakukan transformasi mental, transformasi gagasan,
transformasi cara kehidupan dan bersikap, serta transformasi etiket dan etika dalam
kehidupan sebuah bangsa.. Muhammadiyah akan terus memberikan Kontribusi dan
sumbangsihnya untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Negara ini, Karena
muhammadiyah terlahir untuk mencerahkan bangsa.
Rumusan Masalah
1. Apakah

yang

dimaksud

dengan

Tajdid

(Pembaharuan)


dalam

Muhammadiyah?
2. Apasajakah Pembaharuan yang telah di lakukan oleh Muhammadiyah?
3. Bagaimana peran Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan dalam
Mencerahkan Bangsa Indonesia?

Pembahasan
A. Tajdid
Kehidupan adalah sebuah proses yang menuntut terjadinya perubahan, dan
idealnya perubahan itu harus bersifat progressif serta revolusioner. Hal ini membuktikan
bahwa diri manusia tidak berada dalam ruang yang kosong dan statis. Ada
kesinambungan antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Karena itu
dalam pergumulan eksistensi umat Islam sebagai khalifah fil ardh, umat Islam senantiasa
berhadapan dengan perubahan internal-eksternal sehingga mustahil untuk menutup diri
dan pura-pura tidak tahu akan adanya perubahan yang terjadi. Manusia senantiasa harus
berubah kearah yang lebih baik, dan membawa pembaharuan baik bagi dirinya maupun
lingkungannya.
Secara


bahasa

(etimologi)

tajdid

memiliki

makna

pembaharuan

berarti

―mengembalikan sesuatu kepada kondisinya yang seharusnya‖. Sedangkan dalam
pengertian istilah (terminology), tajdid berarti pembaharuan terhadap kehidupan
keagamaan, baik dalam bentuk pemikiran ataupun gerakan, sebagai respon atau reaksi
atas tantangan baik internal maupun eksternal yang menyangkut keyakinan dan sosial
umat (Ibnu Salim dkk: 1998:1). Dalam pengertian lain, tajdid adalah upaya untuk

memperbaharui interpretasi-interpretasi atau pendapat-pendapat ulama terdahulu terhadap
ajaran-ajaran dasar Islam, atas dasar bahwa ajaran tersebut sudah tidak relevan dengan
tuntutan dan perkembangan zaman. Oleh karena itu, tajdid adalah usaha yang kontinyu
dan dinamis, sebab selalu berhadapan dan beinteraksi dengan historisitas kehidupan
manusia.
B. Muhammadiyah dan Gerakan Tajdid (Pembaharuan)
Dalam konteks Muhammadiyah, tajdid di Manifestasikan sebagai sebuah asas
gerakannya, selain sebagai gerakan islam dan gerakan dakwah. sehingga tajdid sudah
menjadi nalar dan karekter gerakan Muhammadiyah. Oleh karena itu, tajdid sudah
menjadi tema yang mendarah daging pada pendiri Muhammadiyah. Dalam kenyatannya,
gerakan tajdid muncul dalam pelbagai bentuk. yang masing-masing merupakan
tanggapan terhadap persoalan yang terjadi dinamisasi lingkungannya. Persoalan yang
dimaksud muncul dalam bentuk,pertama, tantangan kemunduran umat Islam dan
yang kedua, tantangan yang muncul dari kemajuan umat Islam. (Maryadi Abdullah 2000:
26)

Atas dua tantangan tersebut, maka Muhammadiyah mengartikan tajdid sebagai
gerakan purifikasi (pemurnian) dan modernisasi ( pembaharuan). Dengan formulasi ini,
maka Muhammadiyah menyatakan bahwa tajdid meliputi tiga dimensi. Pertama,
pemurnian aqidah dan ibadah serta pembentukan akhlakul karimah. Kedua, pembentukan

sikap hidup yang dinamis, kreatif, prograsif dan berwawasan ke depan. Dan ketiga,
pengembangan kepemimpinan, organisasi dan etos

kerja dalam persyarikatan

Muhammadiyah (BRM 1997: 47-48)
a. Gerakan Purifikasi
Dalam Muhammadiyah, purifikasi (Tanfizdu al-aqidah al-Islamiyah) adalah
agenda yang telah dikalagkan dari awal kelahirannya. Purifikasi merupakan gerakan
pembaruan untuk memurnikan ajaran agama islam dari syirk atau dalm artian
mengembalikan agama kepada semangat dan ajaran Islam yang murni dan
membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bid'ah dan Khurafat. Cita-cita dan gerakan
pembaharuan yang dipelopori Muhammadiyah sendiri sebenarnya menghadapi
konteks kehidupan keagamaan yang bercorak ganda, sinkretik dan tradisional.
Menurut keyakinan Muhammadiyah, Islam yang murni adalah keyakinan dan
amal keagamaan yang hanya berdasarkan Al-quran dan sunah nabi. Selain kedua
sumber itu, maka tidak lagi ada sumber lain yang diterima, karena penerimaan atau
pengakuan akan amal beragama dengan sumber tambahan akan menjerumuskan umat
kedalam kegiatan bid’ah, khurafat atau mungkin terperosok kedalam perbuatan
syirik.

Muhammadiyah berusaha mendongkel budaya Islam sinkritik dan Islam
Tradisional sekaligus, dengan menawarkan sikap keagamaan yang lebih puritan.
Gerakan "pemurnian" (purifikasi) berarti rasionalisasi yang menghapus sumbersumber budaya lama untuk digantikan budaya baru, atau menggantikan tradisi lama
dengan etos yang baru. Muhammadiyah tampak sekali dengan sadar melakukan
pelbagai upaya pembaruan demi mencapai cita-cita transformasi sosialnya itu.
Gerakan purifikasi Muhammadiyah sampai saat ini masih melakukan penguatan
dan penyadaran terhadap pola kehidupan manusia. Gerakan yang tidak kalah
pentingnya adalah penajaman tauhid. Karena formulasi tauhid adalah terletak pada
realitas sosial. Apapun bentuknya, tauhid menjadi titik sentral dalam melandasi dan
mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke dalam realitas historisempiris. Ajaran agama harus diberi tafsir baru yang lebih konstektual dan elaboratif

sesuai dengan konteks ruang dan waktu. Tauhid harusnya dapat menjawab semua
problematika kehidupan modernitas, dan merupakan senjata pamungkas yang mampu
memberikan alternatif baru yang lebih anggun dan segar. Karena Tujuan tauhid
humanisasi, yang Menurut Kuntowijoyo adalah memanusiakan manusia2
b. Gerakan Modernisasi (Pembaharuan)
Model gerakan Muhammadiyah yang sangat menggigit dan concern dengan
cita-cita awalnya adalah pembaruan (modernisasi atau reformasi). Modernisasi
(tajdid) adalah gerakan pembaruan pemikiran Muhammadiyah untuk mencari
pemecahan atas berbagai persoalan yang mereka hadapi. Yang merujuk pada AlQur'an dan As- Sunnah sebagai titik tolak atau landasan yang sekaligus juga memberi

pengarahan, ke arah pemikiran itu harus dikembangkan
Gerakan Pembaharuan dalam Muhammadiyah di dasarkan pada keyakinan
bahwa Islam bertujuan untuk menciptakan suatu tata sosio-politik di atas landasan etik
dan moral yang kuat dalam rangka mengaktualisasikan prinsip rahmatan lil
alamin dalam ruang dan waktu.
Muhammadiyah dengan tajdidnya akan senantiasa akan relevan terhadap
perubahan yang akan bergulir. Tajdid bagi Muhammadiyah adalah perangkat yang
dipersipkan untuk mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuian dan teknologi. Tajdid
sebagai media atau sarana yang benar-benar diharapkan mampu menyelesaikan dan
meremajakan problema meskipun hal itu sama sekali baru. Dalam hal ini,
Muhammadiyah tidak akan kehilangan elan vitalnya dari permukaan, jika problem
yang dihadapi dapat terjawab secara tepat. Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid
berarti

mengadaptasikan

persoalan-persoalan

keagamaan


dan

sosial

pada

wilayah historis-empirs.
Dinamisasi yang ada pada tubuh Muhammadiyah adalah mempertautkan antara
teks"normatifitas" dengan teks "historisitas". ( dari tekstual menuju Kontekstual). Dua
wilayah ini dalam garapan Muhammadiyah senantiasa berjalan bersama-sama.
Misalnya, K.H. Ahmad Dahlan dalam mengajarkan Surat Al-Ma'un kepada santrisantrinya menunjukkan bukti nyata bahwa Muhammadiyah tidak hanya berputar-putar
pada wilayah teologis, tetapi Muhammadiyah berusahaconcern terhadap problem
2

268.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam, Intrepretasi untuk Aksi, Mizan, Bandung, 1998, hal.

jsosial yang harus memperoleh perhatian serius. Sehingga teologi Muhammadiyah
menjadi teologi sosial yang dapat dilihat kasat mata dan konkret . Oleh karena itu,

Muhammadiyah kemudian mendirikan amal usaha, seperti PKU (Rumah Sakit),
Lembaga Pendidikan, Panti Asuhan, dan bidang-bidang sosial lainnya.
C. Amal Usaha Sebagai Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah
Muhammadiyah

dalam

menjalankan

Gerakan

Tajdidnya

(pembaharuan)

diimpelemntasikan dalam bentuk aksi nyata berupa amal yang konkret, artinya
Muhammadiyah dalam mewujudkan Islam sebagai ajaran dalam kehidupan haruslah
nyata, karena itu dikatakan sebagai amal usaha. Namun langkah gerakan Muhammadiyah
dalam bentuk usaha tidak sekadar serangkaian kegiatan praktis tanpa fondasi dan tujuan
yang mulia, tetapi merupakan wujud dari dakwah atau misi Islam yang dijalankan
Muhammadiyah, karena itu dinamakan amal usaha. Jadi amal usaha ialah amal yang
diwujudkan dalam usaha dan usaha yang dilandasi nilai amal sebagaimana perintah Allah
agar manusia muslim selaku pribadi maupun kolektif beriman dan beramal shaleh.
Karena itu amal usaha dalam Muhammadiyah bukan sekadar serangkaian langkah praktis
semata tetapi miliki filosofi yang berpijak pada misi gerakan Muhammadiyah untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud maasyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
Karena itu Muhammadiyah melalui gerakan teologi Al-Ma‘un, melakukan pelbagai
pembaharuan membuat amal usaha dalam berbagai bidang, seperti; pendidikan,
kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan amal usaha lainnya. sejak
awal berdirinya hingga saat ini, Muhammadiyah telah menghadirkan Islam dalam dunia
nyata, bukan sekadar norma dan dogma ajaran langit belaka. Muhammadiyah telah
mengahadirkan islam dalam wajah yang lebih Trasformatif, dengan segala pembaharuan
yang dilakukannya.
Muhammadiyah dengan inspirasi Al-Qur‗an Surat Ali Imran 104, yang belakangan
disebut sebagai ayat Muhammadiyah, ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai
ajaran ―transendensi‖ yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata.
Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidup. Apalagi Islam yang
murni itu sekadar dipahami secara parsial. Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan
sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan
melalui gerakan ―humanisasi‖ (mengajak pada serba kebaikan) dan ―emanisipasi‖ atau
―liberasi‖ (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga Islam diaktualisasikan sebagai

agama Langit yang Membumi, yang menandai terbitnya fajar baru Reformisme atau
Modernisme Islam di Indonesia
D. Peran Muhammadiyah sebagai Gerakan Pembaharuan di Indonesia
Sebagai bagian terbesar dari bangsa, umat Islam harus merasa memiliki tanggung
jawab terbesar, Umat Islam harus merasa untuk menunaikan tanggung jawab itu paling
pertama. Islam adalah agama kemajuan, maka berkeislaman sejati adalah keberagaman
yang mendorong kemajuan kebudayaan dan peradaban. Kemunduran dan apalagi
keterpurukan peradaban adalah bertentangan dengan watak Islam dan tidak
mencerminkan keberIslaman sejati itu. Maka oleh karena itu, Umat Islam harus merasa
terpanggil untuk mencerahkan kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia.
Sebagai Ormas islam Tertua di Indonesia, Muhammadiyah harus merasa untuk
menunaikan tanggung jawab itu paling pertama. Bagi Muhammadiyah, penunaian
tanggung jawab ini adalah refleksi keimanan dan sekaligus komitmen kebangsaan. Dan
komitmen ini telah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan ikut andil dalm memajukan
kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini, Faktanya dalam segala aspek kehidupan, baik
Kehidupan Beragama, Berbangasa dan Bernegara, Muhammadiyah Telah hadir sebagai
Agen Pembaharuan. Yang memberi pencerahan pada bangasa melalui gerakan
pencerdasan, peningkatan kualitas kesehatan, dan kehidupan social, pemberdayaan tarap
kehidupan ekonomi masyarakat, selain tentu pencerahan kehidupan keberagamaan umat
Islam. Mungkin Tiadalah berlebihan kiranya untuk dikatakan bahwa Muhammadiyah,
sebagai kekuatan masyarakat madani, telah ikut tampil sebagai problem solver atau
penyelesai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Berikut adalah pembaharuan yang
telah dilakukan Muhammadiyah untuk kemajuan Bangsa Indonesia dalam berbagai
bidang.
a. Pembaharuan terhadap Kehidupan Beragama Umat Islam
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah memang telah membawa pembaharuan
dalam bidang agama dan keyakinan,dengan gerakan Purifikasinya, yang bertujuan
memurnikan

ajaran

bid’ah dan khurafat yang

al-Qur'an
dianggap

dan

Sunnah

syirik.

Dengan

dari
kata

praktek-praktek takhayul,
lain,

Muhammadiyah

berkepentingan mengusung Islam murni dan terbentuknya aqidah yang lurus ( salimul
Aqidah) (Lihat Azhar Basyir: 1993: 255). Muhammadiyah menyadari, bahwa praktekpraktek takhayul, bid’ah dan khurafat akan menghilangkan kemurnian ajaran islam.

Perlu digaris bawahi terlebih dahulu di sini bahwa program purifikasi (Tanfizdu alaqidah al-Islamiyah) adalah ciri yang cukup menonjol dari Persyarikatan Muhammadiyah
generasi awal, dan hingga sampai saat sekarang ini. Pemberantasan TBC (Takhayul,
Bid'ah dan Churafat) merupakan respon konkrit Muhammadiyah terhadap Budaya
setempat yang dianggap menyimpang dari aturan aqidah Islamiyah.
Kemudian, Muhammadiyah Melalai Pendirinya yaitu, KH. Ahmad Dahlan juga
telah Melakukan perubahan terhadap arah Kiblat orang yang melakukan shalat agar arah
orang yang ada di pulau Jawa (Yogyakarta) menghadap ke arah kiblat yang tepat, karena
menurutnya selama ini arah kiblat masyarakat setempat adalah keliru dengan dasar ilmu
falak.3 Dan masih bnayak pembaharuan yang dilakukan oleh muhammadiyah dalam
bidang agama, seperti Praktik sholat ied berjamaah di lapangan terbuka, dan Penggunaan
Metode Hisab dalam Penentuan awal bulan Qamariyah.
b. Gerakan emansipasi Wanita
Pembaruan Kyai Dahlan yang menjadi tonggak berdirinya Muhammadiyah juga
ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan ‗Aisyiyah tahun 1917, yang ide
dasarnya dari pandangan Kyai agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam
rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta
memajukan kehidupan kaum perempuan. Langkah pembaruan ini yang membedakan
Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad
Khan, dan lain-lain (mukti Ali, 2000: 349-353). Perintisan ini menunjukkan sikap dan visi
Islam yang luas dari Kyai Dahlan mengenai posisi dan peran perempuan, yang lahir dari
pemahamannya yang cerdas dan bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak
bersentuhan dengan ide atau gerakan ‖feminisme‖ seperti berkembang sekarang ini.
Artinya, betapa majunya pemikiran Kyai Dahlan yang kemudian melahirkan
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam murni yang berkemajuan.
c. Pencerdasan Kehidupan Bangsa
Langkah Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam bidang
pendidikan alah dengan merintis pendidikan ‖modern‖ yang memadukan pelajaran agama
dan umum. Menurut Kuntowijoyo, gagasan pendidikan yang dipelopori Kyai Dahlan,
merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ‖iman‖ dan ‖kemajuan‖,
sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman
3

Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam, Bandung: Pustaka
Setia, h. 120.

modern tanpa terpecah kepribadiannya (Kuntowijoyo, 1985: 36). Lembaga pendidikan
Islam

‖modern‖

bahkan

menjadi

ciri

utama

kelahiran

dan

perkembangan

Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu.
Pendidikan Islam ―modern‖ itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga
pendidikan umat Islam secara umum.
Langkah ini pada masa lalu merupakan gerak pembaruan yang sukses, yang
mampu melahirkan generasi terpelajar Muslim, yang jika diukur dengan keberhasilan
umat Islam saat ini tentu saja akan lain, karena konteksnya berbeda.
Sampai Saat ini Muhammadiyah Tetap konsinten untuk terus melakukan
pembaharuan dalam bidang pendidikan sebagai bentuk manifestasi dari pembukaan UUD
RI yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang akan berdampak pada peningkatan
kualitas hidup rakyat Indonesia. hingga tahun 2010 tercatat ormas Islam Muhammadiyah
telah memiliki 3.979 taman kanak-kanak, 33 taman pendidikan Alquran, 6 sekolah luar
biasa, 1.176 sekolah dasar, 1.428 madrasah diniyah/ibtidaiyah, 1.188 Sekolah Menegah
Pertama (SMP), 534 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 515 Sekolah Menengah Atas (SMA),
278 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 172 Madrasah Aliyah (MA), serta 64 pondok
pesantren. Dalam bidang pendidikan tinggi, hingga tahun 2010 Muhammadiyah memiliki
40 universitas, 88 sekolah tinggi, 54 akademi, dan 4 politeknik4. Nama-nama seperti
Bustanul Athfal/TK Muhammadiyah, SD Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, SMA
Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah bermunculan di
berbagai daerah..
d. Peningkatan kualitas kesehatan, dan kehidupan social
Adapun Muhammadiyah sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial, yang
terinspirasi ole QS Al ma‘un yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang
kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah
momumental ini

dalam wacana

Islam kontemporer

disebut

dengan ‖teologi

transformatif‖, karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan
‖hablu min Allah‖ (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat
dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Inilah ‖teologi
amal‖ yang tipikal (khas) dari Kyai Dahlan dan awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai
bentuk dari gagasan dan amal pembaruan lainnya di negeri ini
4

Data diperoleh dari: Tim Penyusun dan Penerbitan Profil Muhammadiyah 2010, LPPI
PP Muhammadiyah, Profil 1 Abad Muhammadiyah

Berdirinya lembaga amal usaha sosial dalam bentuk panti sosial Muhammadiyah,
sebagai

wujud

kepedulian

persyarikatan

Muhammadiyah

dalam

menghadapi

permasalahan kemiskinan, pembodohan dan meningkatnya jumlah anak yatim piatu dan
anak terlantar. Dalam hal ini Muhammdiyah terinspirasi dan berpijak pada QS Al-Ma'un.
Panti sosial Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan di masyarakat, memiliki
perangkat dan sistem serta mekanisme pelayanan yang diharapkan akan lebih menjamin
efektifitas pelayanan.
Selanjutnya dalam bidang kesejahteraan sosial ini, hingga tahun 2008
Muhammadiyah telah memiliki 228 panti asuhan yatim, 18 panti jompo, 22 balai
kesehatan sosial, 161 santunan keluarga, 5 panti wreda/manula, 13 santunan
wreda/manula, 1 panti cacat netra, 38 santunan kematian, serta 15 BPKM (Balai
Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah).
Forum Panti Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah (Forpama) yang dibentuk untuk
Periode 2007 s.d 2010, sejak diberikan tanggungjawab, terus melakukan berbagai macam
terobosan dan langkah-langkah strategis untuk menjadikan panti sosial MuhammadiyahAisyiyah sebagai lembaga profesionalisme, prima dalam kualitas pelayanan dan memiliki
keteguhan komitmen dalam pembinaan anak-anak asuh panti sosial MuhammadiyahAisyiyah yang berjumlah lebih dari 22.000 anak se-Indonesia dari 351 kelembagaan Panti
Sosial Muhammadiyah-Aisyiyah (Direktori Forpama, 2008).
e. Pemberdayaan tarap kehidupan ekonomi masyarakat
Dalam Bidang Pemberdayaan ekonomi, Muhammadiyah mendukung kebijakan
pemerintah yang bertekad mewujudkan kesejahteraan dan keadilan ekonomi bagi rakyat.
Khususnya mereka yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Penerapan system
ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil adalah solusi terhadap keadaan bangsa.
Karenanya, pemberdayaan pengusaha kecil menengah serta koperasi perlu ditingkatkan
sebagai factor indtrumental bagi pemberdayaan ekonomi rakyat. System ekonomi
berbasis prisip-prinsip Islam mungkin bisa menjadi alternative bagi pemecahan masalah
perekonomian nasional. System yang mulai diterapkan di beberapa Negara berpenduduk
mayoritas bukan Islam tentu cukup relevan untuk diterapkan di negeri yang berpenduduk
mayoritas Muslim ini. Untuk itu diperlukan keinginan politik pemerintah untuk
menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan system ini, khususnya perkembangan
lembaga keuangan syariah

f.

Muhammadiyah Sebagai Negarawan

Ibarat dua sisi mata uang, Muhammadiyah memainkan sekaligus dua perannya
yang penting yakni peran keislaman dan keindonesiaan. Besarnya sumbangsih
Muhammadiyah membuat Bung Karno—pejuang dan Proklamator kemerdekaan,pendiri
serta presiden pertama Republik Indonesia yang baru dianugerahi gelar pahlawan
nasional bersama Bung Hatta—di akhir pidato penutupan Muktamar Muhammadiyah
Setengah Abad pada 25 November 1962 di Jakarta,pernah berkata: ―Sekali
Muhammadiyah, tetap Muhammadiyah!‖ Pernyataan itu menegaskan betapa strategisnya
keberadaan Muhammadiyah dalam menjaga keutuhan bangsa, kemajemukan, serta
keharmonisan antar umat beragama sekaligus berperan penting dalam membangun
masyarakat Indonesia.
Kontribusi dan Kiprah Muhammadiyah dalam Bidang Kenegaraan dan Kebangsaan
tidak mungkin dapat diragukan lagi, Muhammadiyah menaruh andil Yang cukup besar
dalm Perjalanan Bangsa ini, Baik dalam Proses Merebut Kemerdekaan Maupun Mengisi
Kemerdekaan, Muhammadiyah adalah bagian integral dari Perjalanan Bangsa ini.
Sebagai unsur masyarakat madani yang mengalami hiruk pikuk perjuangan
menegakkan kemerdekaan Indonesia, Muhammadiyah memandang bahwa keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah tanggung jawab untuk dipertahankan. Bagi
Muhammadiyah NKRI adalah bentuk ideal dari kehidupan bernegara Bangsa Indonesia
yang majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya. Sebagai kelompok yang pada
awal kemerdekaan lewat ketuanya Ki Bagus Hadi Kusumo mengusulkan perumusan sila
pertama pancasila seperti yang ada sekarang ini, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, maka
bagi Muhammadiyah Negara Pancasila adalah final sebagai alat pemersatu bagi bangsa
Indonesia dalam mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai ajaran tauhid, merupakan nafas dari kehidupan
berbangsa dan bernegara Bangsa Indonesia. Komitmen terhadap Pancasila ini menolak
segala bentuk penyimpangan dan penyelewengan kepada sikap dan pandangan yang anti
Tuhan dan Agama.

Kesimpulan
Sebagai organisasi islam tertua di Negara ini, Muhammadiyah telah banyak
memberikan sumbangsihnya untuk pembangunan bangsa. gerakan pembaharuan yang di
usung oleh Muhammadiyah telah membawa sebuah Paradigama berfikir yang baru, dan
menghadirkan islam dalm wajah yang lebih tranformatif dan actual, Demi tercapainya
cita cita dari Muhammadiyah itu sendiri, Yaitu, ―Menegakkan dan Menjunjung Tinggi
ajaran Agama Islam, Sehingga terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar benarnya

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H.M. Amin, 2000, ―Manhaj Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Keislaman‖,
in Pengembangan Pemikiran Keislaman Muhammadiyah: Purifikasi dan Dinamisasi,
Yogyakarta: LPP.

Abdullah, M. Amin, 1995, ―Pendekatan ―Teologis‖ dalam Memahami Muhammadiyah‖,
Dalam Kelompok Studi Lingkaran (ed.). Intelektualisme Muhammadiyah: Menyongsong
Era Baru. Bandung: Mizan & KSL.

Barnett, Tony, 1995, Sociology and Development, London: Routledge.

Fachruddin, KH A.R., 1990, ―Dari KH. A.R. Fachruddin untuk DR. Nurcholish Madjij‖,
dalam Sujarwanto dkk Muhammadiyah dan Tantangan Masa Depan: Sebuah Dialog
Intelektual, Yogyakarta: Tiara Wacana.

Ghazali, Syaikh Muhammad Al-, 1996, Berdialog dengan Al-Qur’an: Memahami Pesan
Kitab Suci dalam Kehidupan Masa Kini, Bandung: Mizan.

Haskell, Thomas L., 1999, 3.

Huff, Toby E., 1998, The Rise of Modern Sciences, Cambridge: Cambridge University
Press.

Kamal, Musthafa (dkk.), 1994, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Yogyakarta:
Persatuan.

Kuntowijoyo, 1991, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Bandung: Mizan.

CURICULUM VITAE

Data Pribadi
Nama
: Wahyu Rosid
Tempat, Tanggal Lahir : Tg. Pinang 22 Juli 1994
Jenis Kelamin
: Laki Laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: jl. Cipedak Raya No. 57 RT. 007/09 Srengseng sawah
Jagakarsa, Jakarta Selatan
Telephon
: 085714019032 (HP) 081295240609 (HP)
Latarbelakang Pendidikan
Formal
2011 – Sekarang
2008 – 2011
2004 – 2008
1999 – 2004
Pengalaman Organisasi
IMM, IPM, dan FLP.

: Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA)
: SMAN 1, Bintan
: SMPN 1, Bintan
: SDN 005, Bintan Timur