BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar 1. Manajemen Keperawatan - Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar

1. Manajemen Keperawatan

  Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 1989).

  Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik- baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.

  Menurut Muninjaya (1999), manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.

  5 Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

2. Fungsi Manajemen

  Manajemen keperawatan memiliki beberapa elemen utama berdasarkan fungsinya yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (kepegawaian), directing (pengarahan) dan controlling ( pengendalian/evaluasi).

2.1 Planning (Perencanaan)

  Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Swanburg (2000), planing adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya.

  Dalam proses keperawatan perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan serta pelayanan ini diberikan oleh pekerja keperawatan agar mendapat hasil yang memuaskan sesuai tujuan.

1) Tujuan Perencanaan 1.

  Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan.

  2. Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia efektif.

  3. Membantu dalam koping terhadap situasi krisis.

  4. Efektif dalam hal biaya.

  5. Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang.

  6. Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.

  2) Tahapan dalam Perencanaan 1.

  Menetapkan tujuan.

  2. Merumuskan keadaan sekarang.

  3. Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.

  4. Mengembangkan serangkaian kegiatan.

  3) Jenis Perencanaan 1.

  Perencanaan Strategi Perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan arahan umum suatu organisasi. Digunakan untuk mendapatkan dan mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.

2. Perencanaan Operasional

  Menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan prosedur untuk mengevaluasi perawatan pasien.

4) Manfaat Perencanaan 1.

  Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.

  2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas

  3. Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.

  4. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan.

  5. Memudahkan koordinasi.

  6. Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami.

  7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.

  8. Menghemat waktu dan dana.

  5) Keuntungan Perencanaan 1.

  Meningkatkan peluang sukses.

  2. Membutuhkan pemikiran analitas.

  3. Mengarahkan orang ketindakan.

  4. Memodifikasi gaya manajemen.

6) Kelemahan Perencanaan 1.

  Kemungkinan perkerjaan yang tercakup dalam perencanaan berlebihan pada konstribusi nyata.

  2. Cenderung menunda kegiatan.

  3. Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif.

  4. Kadang-kadang hasil yang lebih baik didapatkan oleh penyelesaian situasional individual dan penanganan suatu masalah pada saat masalah itu terjadi.

  5. Terdapat rencana yang diikuti oleh/atau dengan rencana yang tiadak konsisten.

2.2 Organizing (Pengorganisasian)

  Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas- tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 1999)

a) Manfaat Pengorganisasian 1.

  Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.

2. Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisai tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.

  3. Pendelegasian wewenang.

  4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.

b) Tahapan dalam Pengorganisasian 1.

  Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang dalam fungsi manajemen.

  2. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.

  3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.

  4. Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh saff dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.

  5. Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.

2.3 Staffing (Kepegawaian)

  Staffing adalah metodologi pengaturan staf, merupakan proses

  yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000)

  Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah: prinsip rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klarisifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan suatu proses yang mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua personel yang ada. Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk menentukan waktu kerja dan istirahat pegawai, yaitu:

  1. Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit.

  2. Memberikan waktu masuk dan libur pekerjaan.

  3. Memeriksa jadwal yang telah selesai.

  4. Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen keperawatan.

  5. Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staf.

  6. Memperbaiki dan memperbaharui jadwal tiap hari.

e. Directing (pengarahan)

  Kepemimpinan adalah penggunaan proses komunikasi untuk mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam suatu kegiatan yang unik dan tertentu (La Monica, 1998). Didalam kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam sistem pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut adalah seorang pemimpin.

  Menurut Kurt Lewin, terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan, yaitu:

1) Autokratik

  Pemimpin membuat keputusan sendiri, mereka lebih mementingkan penyelesaian tugas dari pada perhatian karyawan sehingga menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.

  2) Demokratis

  Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, mereka berorientasi pada bawahan. Kepemimpinan ini meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.

  3) Laissez Faire

  Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh dan pantang memberikan bimbingan kepada staf. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas kerja rendah dan staf frustasi.

e. Controlling ( Pengendalian/Evaluasi)

  Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu

  yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi (Fayol, 1949 dalam Swanburg, 2000)

  Tugas seorang manajerial dalam usaha menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut: 1)

  Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur.

  2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

  3) Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.

  4) Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja.

  Terdapat 10 karekteristik suatu sistem kontrol yang baik, yaitu:

  a) Harus menunjukkan sifat dari aktifitas.

  b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera.

  c) Harus memandang kedepan.

  d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik krisis.

  e) Harus objektif.

  f) Harus fleksibel.

  g) Harus menunjukkan pola organisasi.

  h) Harus ekonomis.

i) Harus mudah dimengerti.

  j) Harus menunjukkan tindakan perbaikan.

  Ada 2 metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan keperawatan, yaitu: 1)

  Analisa data

  Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya ukuran fisik saja dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan.

  2) Kontrol Kualitas

  Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan. Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat maka akan diperolah manfaat, antara lain:

  1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja.

  2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

  3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.

  4) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan kerja.

3. Standar Asuhan Keperawatan

  Standar praktek keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (Nursalam, 2007), yang mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

  Standar 1 : Pengkajian Keperawatan

  Pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat. Kriteria pengkajian meliputi: a.

  Pengumpulan data dilakukan secara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari pemeriksaan penunjang.

  b.

  Sumber data adalah klien, keluarga dan orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lainnya.

  c.

  Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi: 1) Satus kesehatan masa lalu. 2) Status kesehatan saat ini. 3) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual. 4) Respon terhadap terapi. 5) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal. 6) Resiko tinggi masalah. 7)

  Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (Lengkap, Akurat, Relevan dan Baru)

  Standar 2 : Diagnosa Keperawatan

  Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan, adapun kriteria proses pembuatan diagnosa adalah: a.

  Proses diagnosa terdiri dari analisa, interprestasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa. b.

  Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E) dan tanda/gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (P,E).

  c.

  Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan.

  d.

  Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data tersebut.

  Standar 3 : Perencanaan Keperawatan

  Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien, kriteria perencanaan keperawatan meliputi: a.

  Perencanaan terdiri dari penetapan masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan.

  b.

  Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan.

  c.

  Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.

  d.

  Mendokumentasikan rencana keperawatan.

  Standar 4 : Implementasi Keperawatan

  Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses asuhan keperawatan, keriteria implementasi meliputi: a.

  Bekerjasama dengan klien dalam melaksanakan tindakan keperawatan.

  b.

  Kolaborasi dengan tim kesehatan lain. c.

  Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.

  d.

  Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga mengenai konsep dan keterampilan asuhan diri, serta membantu klien memodofikasi lingkungan yang digunakan.

  e.

  Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon klien.

  Standard 5 : Evaluasi

  Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan, adapun kriteria prosesnya adalah: a.

  Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.

  b.

  Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur kearah pencapaian tujuan.

  c.

  Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat.

  d.

  Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.

  e.

  Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.

  Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut diatas diharapkan mutu pelayanan keperawatan akan menjadi lebih baik.

4. Metode Asuhan Keperawatan

  Untuk memberikan asuhan keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan, keperawatan primer dan sistem manajemen kasus (Kozier Erb, 1990 dalam Priharjo R, 1995).

  a. Metode Kasus

  Disebut juga sebagai perawatan total (total care) yang merupakan metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam setiap shif. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift, metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat yang baru.

  b. Metode Fungsional

  Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan.

  Perawat dengan pendidikan kurang akan melakukan tindakan yang lebih ringan dibandingkan dengan perawat profesional. Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas (job description), prosedur, kebijakan dan alur komunikasi yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan pemusatan pengendalian. Kelemahan dari metode ini adalah munculnya fragmentasi keperawatan dimana pasien menerima perawatan dari berbagai kategori tenaga keperawatan.

  Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional

Kepala Ruangan

  Perawat : Perawat : Perawat : Perawat : Pengobatan Merawat luka Pengobatan Merawat luka

  Pasien/klien Sumber : DEPKES, (2002). StandarTenaga Keperawatan di Rumah Sakit,

  

cet 1 . Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

c. Metode Tim

  Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an yang digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul karena kemajuan teknologi kesehatan dan perawatan. Tim keperawatan terdiri dari perawat profesional (registered nursing), perawat praktis yang mendapat izin serta pembantu perawat. Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8- 12 jam. Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk belajar. Hal pokok yang harus ada adalah konfrensi tim yang dipimpin ketua tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan kepemimpinan.

  Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada pasien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim.

  Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standar asuhan keperawatan.

  Skema 2. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Team Nursing

Kepala Ruangan

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

  

Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien

  Sumber: Swanburg R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis . Jakarta: EGC.

d. Keperawatan Primer

  Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari / minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan keperawatan dan keterampilan manajemen.

  Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat yang lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.

  Keperawatan primer melibatkan semua aspek peran profesional termasuk pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan dan kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manajer garis terdepan bagi perawatan pasien dengan akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.

  Skema 3. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing Dokter Kepala Ruangan Sarana/RS Perawat Primer Pasien/Klien Perawat Perawat Perawat Pelaksana Pelaksana Pelaksana Jika diperlukan (Cadangan) Sore Malam

  Sumber : Giliies, D. A. (2005). Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem, ed. 2. Chicago, Illiones:W.B Saunders Company.

e. Sistem Manajemen Kasus

  Ini merupakan sistem pelayanan keperawatan yang lebih baru dimana para manajer kasus (case manager) bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien selama dirawat. Para manajer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara seperti :

  1) Dengan dokter dan pasien tertentu. 2) Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit. 3) Dengan mengadakan diagnosa.

  Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat master untuk mengimplementasikan praktek keperawatan dengan budget yang tinggi.

  Skema 4. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan Manajemen Kasus

Kepala Ruangan

  Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat Pasien / klien Pasien / klien

  Pasien / klien Sumber: Swanburg R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis . Jakarta: EGC.

f. Modifikasi: MAKP Tim-Primer (MAKP Modular)

  Pada model MAKP Tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Sudarsono (2000) dalam Nursalam (2008) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan: 1)

  Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara. 2)

  Keperawatan Tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.

  3) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.

  Untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada gambar di bawah.

  Skema 5. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Model Modular Kepala Ruang PP1 PP2 PP3 PP4

  

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 Pasien 7-8 Pasien

  7-8 Pasien 7-8 Pasien

  S Sumber: Giliies, D. A. (2005). Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem, ed. 2. Chicago, Illiones:W.B Saunders Company.

B. Analisa Ruang Rawat

1. Pengkajian

  Analisis Situasional fungsi manajemen merupakan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa profesi Ners Fakultas Keperawatan USU, yang melaksanakan dinas di Ruang Rindu B2B, untuk mengkaji keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan di Rindu B2B, dengan melihat keberfungsian dari sistem manajemen keperawatan. Pengkajian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kelemahan dalam manajemen agar dapat diintervensi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan.

  Pengkajian sistem manajemen di ruangan dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 15-17 Juni 2012 melalui metode wawancara terhadap kepala ruangan dan clinical instructur. Sedangkan pengkajian melalui observasi dilakukan pada shift pagi, meliputi observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data. Gambaran hasil analisa hasil situasi ruangan di RB2B berikut :

  Skema 6. Struktur Organisasi Ruangan Rindu B2 B

Kepala Ruangan

Rafiah, S.Kep, Ns

  Tata Usaha Clinical Instructure

  Waris Sembiring, AmK Seniorita, S.Kep, Ns TIM 2 TIM 1

  Penanggung Jawab Tim Ketua Tim Eka Sari, S.Kep, Ns Meri Lusiana, S.Kep, Ns

  Anggota * Anggota Uliana Tambunan, S.Kep

  Laing Saragih, AmK Narko b. Padang, S.Kep, Ns Munardah Suhaila, AmK Sri Aryani, AmK

  • ** ** Iramawati Rita Taruli Sihombing Yanti Purnama Sari Neng Sagala * Hotma Marpaung, AmK Aida Hanum Risma Siahaan, S.Kep Juni Simamora, AmK

  Ester Dolok Saribu, AmK Nesta N. Sinaga, AmK Siti Nurhayati, AmK Tonggo Hutabalian, AmK

  Keterangan : * sedang melanjutkan pendidikan ke S1

  • sedang melanjutkan pendidikan ke D3

1.1 Planning

  Ruangan RB2B tidak memiliki visi, misi, motto dan falsafah ruangan. Namun ruangan RB2B menjadikan visi, misi, motto dan falsafah keperawatan RSUP H. Adam Malik sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan. Adapun visi, misi, motto, dan falsafah keperawatan RSUP H. Adam Malik adalah sebagai berikut:

  Ruangan Rindu B2 B merupakan ruang rawat yang memberikan pelayanan terhadap pasien pria dan wanita pasca bedah. Ruangan ini memiliki visi, misi, dan falsafah ruangan yang dijadikan sebagai pedoman dalam membeikan pelayanan kesehatan. Adapun visi, misi, dan falsafah ruangan Rindu B2 B adalah sebagai berikut:

  Visi Keperawatan

  ”Menjadi unggulan pelayanan dan asuhan keperawatan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal tahun 2015.”

  Misi Keperawatan

  ”Memberi pelayanan dan asuhan keperawatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.” “Melaksanakan bimbingan pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan untuk menghasilkan SDM keperawatan yang profesional dengan penggunaan logistik keperawatan secara efisien dan efektif.”

  Motto Pelayanan Keperawatan

  “Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan harus bersikap 3 S” : Senyum yang manis

  • Sapa yang ramah
  • >Sentuh dengan kasih sayang.

  Falsafah Pelayanan Keperawatan

  ”Memberi bantuan paripurna dan efektif untuk memenuhi kebutuhan biopsikososial dan kultural yang komprehensif dengan mengutamakan kepentingan pasien melalui pendekatan proses keperawatan oleh tenaga keperawatan.”

  Berdasarkan pengkajian diperoleh bahwa ruangan Rindu B2 B memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan Umum, Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan SKTM. Standar pelayanan keperawatan di ruangan Rindu B2 B adalah a.

  Pelayanan harus sesuai dengan standar pelayanan medis b.

  Pelayanan yang diberikan adalah spesialis dan sub spesialis dan dilaksanakan secara terpadu c.

  Adanya panduan orientasi bagi pasien dan keluarga Ruangan Rindu B2 B memiliki standar asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan standar RSUP H. Adam Malik Medan. Standar asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Format pengkajian berbentuk checklist yang diisi sesuai dengan keadaan pasien. Sedangkan untuk diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi dibuat dalam bentuk isian. Di samping format asuhan keperawatan dan rekam medis, terdapat format catatan perkembangan terintegrasi (RM 14) yang digunakan untuk mendokumentasikan setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat ataupun profesi medis lain setiap hari terhadap setiap pasien.

  Namun Berdasarkan hasil observasi dalam hal pendokumentasian asuhan keperawatan, SAK dan pendokumentasian askep belum dijalankan secara maksimal dimana dari 34 orang pasien diambil sebagai sampel 12 orang maka diperoleh bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan untuk pengkajian ditulis tidak lengkap benar sebanyak 3 orang (25 %), tidak diisi 9 orang (75 %). Diagnosa ditulis lengkap benar sebanyak 1 orang (8,3 %), tidak lengkap tidak benar sebanyak 2 orang (16,7 %), tidak diisi sebanyak 9 orang (75 %). Perencanaan ditulis tidak lengkap benar sebanyak 2 orang (16,7 %), tidak lengkap tidak benar sebanyak 1 orang (8,3 %), tidak diisi sebanyak 9 orang (75 %). Implementasi ditulis tidak lengkap benar sebanyak 12 orang (100 %). Evaluasi ditulis lengkap tidak benar sebanyak 3 orang (25 %), tidak lengkap benar sebanyak 9 orang (75 %).

1.2 Pengorganisasian

  Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, diketahui bahwa ruangan rawat inap RB2B berada dibawah koordinasi kepala instalasi Dr wisman M, SpA, dan kepala program kerja (Kapokja) Keperawatan Ns. Mariati, S.Kep, Kepala Ruang rawat inap RB2B adalah Ns. Rafiah, S.Kep dan Clinical Instruktur adalah Ns. Seniorita, S.Kep.

1.2.1 Metode Penugasan di RB2B

  Metode penugasan yang digunakan di Rindu B2 B adalah metode penugasan tim. Dimana satu tim menanggungjawabi 1 bagian yaitu sub bedah urologi, dan satu tim menanggungjawabi dua bagian yaitu sub bedah plastik serta cardio thoraks dan vaskularisasi.

  Menurut kepala ruangan Rindu B2 B metode tim ini efektif dan sudah berjalan dengan baik. Metode ini memudahkan pelaksanaan kerja perawat sesuai dengan bagian yang telah ditentukan pada setiap tim. Selain itu, metode tim ini juga memudahkan kepala ruangan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja staffnya. Namun, metode tim ini belum berjalan murni karena masih ada perawat yang bertugas secara fungsional yaitu TL (Tugas Luar) dan penanggung jawab alat.

1.2.2 Deskripsi Kerja di RB2B

  Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas kepada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Deskripsi kerja di ruang Rindu B2 B adalah sebagai berikut :

  Kepala Ruangan Persyaratan : 1.

  S 1 Keperawatan dengan pengalaman kerja 2 – 3 tahun 2. D III Keperawatan dengan pengalaman kerja 4 – 8 tahun 3. Memiliki kemampuan memimpin 4. Mempunyai sertifikat pelatihan kepemimpinan 5. Berwibawa sehat jasmani dan rohani.

  Kedudukan

  Kepala ruangan adalah seorang perawat profesional secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang keperawatan melalui perawat pengawas keperawatan, secara operasional bertanggung jawab kepada kepala instalasi.

  Tugas Pokok

  Membantu pelaksanaan bimbingan asuhan keperawatan, penerapan etika keperawatan serta mengelola kegiatan asuhan keperawatan di ruangan.

  Uraian Tugas 1.

  Mengatur pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan klien/anggota keluarga.

  2. Mengatur penempatan tenaga keperawatan di ruangan.

  3. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik keperawatan selalu siap pakai.

  4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada ketua group/tim dan pelaksanaan agar melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, etis dan profesional.

  5. Melaksanakan program orientasi kepada :

  • Tenaga baru
  • Siswa/mahasiswa
  • Klien/anggota keluarga baru 6.

  Mendampingi dokter/supervisor selama kunjungan visite.

  7. Mengelompokkan klien/anggota keluarga menurut penempatannya ruangan menurut tingkat jenis kelamin untuk mempermudah asuhan keperawatan.

  8. menciptakan, memelihara suasana kerja yang baik antar petugas, klien/anggota keluarga/keluarga sehingga memberi ketenangan.

  9. Mengadakan pertemuan berkala tenaga keperawatan minimal 2 kali perhari untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan di ruangan.

  10. Memeriksa dan meneliti : Pengisian daftar permintaan makanan

  • Pengisian sensus harian
  • Pengisian buku register
  • Pengisian rekam medik
  • 11.

  Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan 5 tahapan : Pengkajian keperawatan

  • Diagnosa keperawatan
  • Perencanaan keperawatan
  • Pelaksanaan keperawatan
  • Evaluasi keperawatan - 12.

  Pertemuan secara rutin dengan pelaksana keperawatan.

  13. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruangan

  Ketua TIM Persyaratan 1.

  S 1 Keperawatan dengan pengalaman kerja 1 – 2 tahun 2. D III Keperawatan dengan pengalaman kerja 3 – 5 tahun 3. Memiliki kemampuan memimpin 4. Berwibawa dan sehat

  Kedudukan

  Perawat ketua group/tim adalah seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan.

  Tugas Pokok

  Melaksanakan Asuhan Keperawatan kepada klien/anggota keluarga sesuai standard profesi serta menggunakan dan memelihara logistik keperawatan secara efektif dan efisien.

  Uraian Tugas

  1. Bersama anggota group/tim melaksanakan Asuhan Keperawatan sesuai standar.

  2. Bersama anggota group/tim mengadakan serah terima tugas dengan group/tim (group petugas ganti) mengawasi : Kondisi klien/anggota keluarga

  • Logistik keperawatan
  • Administrasi rekam medik
  • Pelayanan pemeriksaan penunjang
  • Kolaborasi program pengobatan -

  3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya.

  4. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya.

  5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.

  6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter.

  7. Membantu pelaksanaan rujukan.

  8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga keluarga baru mengenai :

  • Tata tertib ruangan rumah sakit
  • Perawat yang bertugas 9. Menyiapkan orientasi pulang dan memberi penyuluhan kesehatan.

  10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan :

  • Mengatur tugas cleaning service
  • Mengatur tugas peserta didik
  • Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan 11.

  Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.

  12. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan.

  13. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungannya.

  CI (Clinical Instructure) Uraian Tugas 1.

  Melihat dan membaca laporan pendahuluan peserta didik 2. Melakukan pre conference dan membahas laporan pendahuluan 3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien

4. Membimbing peserta didik untuk meningkatkan komunikasi teraupetik 5.

  Membimbing peserta didik dalam menerapkan rencana tindakan 6. Melakukan bed side teaching 7. Melakukan ronde keperawatan 8. Mengambil alih tindakan yang dilakukan peserta didik dalam situasi tertentu

  9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta didik dalam melakukan asuhan keperawatan

  10. Mambimbing peserta didik dalam rangka mengakhiri praktek di suatu tempat/ruangan

  11. Mengontrol kehadiran peserta didik dan melaporkan kepada diklat apabila peserta didik tidak hadir a.

  Memberi bimbingan peserta didik sesuai dengan tingkat pendidikannya dalam hal: melaksanakan asuhan keperawatan dengan penerapan proses keperawatan b. membimbing pembuatan laporan kasus

  12. Memberi penilaian terhadap hasil kerja peserta didik sesuai dengan tempat tugasnya dan menyerahkan kepada koordinator instruktor klinis setiap akhir minggu 13. Mengkoordinasikan tugas bimbingan kepada penanggung jawab sore dan malam.

  Perawat Pelaksana Uraian Tugas 1.

  Melakukan Asuhan Keperawatan sesuai standar.

  2. Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti) mengenai : a.

  Kondisi klien/anggota keluarga b. Logistik keperawatan c. Administrasi rekam medik d. Pelayanan pemeriksaan penunjang e. Kolaborasi program pengobatan.

  3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya.

  4. Merundingkan pembagian tugas dengan groupnya.

  5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.

  6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter.

  7. Membantu pelaksanaan rujukan.

  8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru mengenai : a.

  Tata tertib ruangan/rumah sakit b. Perawat yang bertugas

  9. Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan.

  10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan: a.

  Mengatur tugas cleaning service.

  b.

  Mengatur tugas peserta didik c. Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan.

  11. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.

  12. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan.

  13. Menulis laporan tim/group mengenai kondidi klien/anggota keluarga dan lingkungannya.

  14. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota keluarga/keluarga

  15. Menjelaskan tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban klien/anggota keluarga.

1.2.3 Pendelegasian Tugas

  Berdasarkan hasil pengkajian melalui wawancara dengan Kepala Ruangan, sistem pendelegasian tugas keperawatan di ruang RINDU B2 B dilaksanakan sesuai metode penugasan tim, dimana pendelegasian dilakukan dari kepala ruangan kepada ketua tim secara lisan. Apabila kepala ruangan dan ketua tim berhalangan hadir maka pendelegasian tugas diserahkan pada CI. Ketetapan yang digunakan dalam penentuan ketua tim dan perawat pelaksana adalah berdasarkan kemampuan, tanggung jawab, disiplin, Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan pendidikan.

1.3 Staffing

  Di ruangan Rindu B2 B terdapat 24 orang perawat. Proses perekrutan pegawai di ruang Rindu B2 B yakni melalui ujian penerimaan pegawai dari Departemen Kesehatan Pusat. Pegawai yang diterima akan diorientasikan selama 2 bulan yang kinerjanya dinilai langsung oleh kepala ruangan disampaikan ke kapokja ke instalasi dan terakhir diteruskan ke bidang keperawatan, setelah ditempatkan di ruangan tertentu maka pegawai baru tersebut diorientasikan selama 1 bulan di bagian tersebut. Perawat di ruangan Rindu B2 B terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 1 orang CI, 1 orang ketua tim, 1 orang penanggung jawab, 1 orang TU, 1 orang TL, dan 18 orang perawat pelaksana.

  Tabel 1. Tenaga Perawat di ruang Rindu B2 B

  No. Jabatan Pendidikan Jumlah 1.

  2.

  3.

  4.

  5.

  6.

  7.

  8. Kepala Ruangan CI Ketua Tim Penggung Jawab Tim Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana TU S1 S1 S1 S1 SI SPK D3 D3 SMU

  1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 3 orang 5 orang 10 orang 1 orang 1 orang

  Keterangan : Dalam struktur organisasi ada 2 KaTim, namun KaTim 2 belum resmi diangkat dan untuk sementara masih menjadi penanggung jawab Katim. Pendistribusian tenaga keperawatan yang ada di ruangan Rindu B2 B berdasarkan dinas pada tanggal 15 Juni 2012 sebagai berikut: Pagi : 13 orang yang terdiri dari 1 orang Karu, 1 orang

  CI. 1 orang TU, dan 1 orang penanggung jawab alat 1 orang TL, sehingga perawat pelaksana berjumlah 8 orang yang dibagi menjadi 4 orang di stase urologi, 2 orang di stase bedah plastik, 2 orang di stase kardio toraks. Sore : 3 orang Malam : 3 orang Libur : 4 orang Cuti : 1 orang Pembagian jam kerja untuk: Dinas pagi : jam 08.00 – 15.00 Dinas sore : jam 14.00 – 21.00 Dinas malam : jam 20.00 – 09.00

  Jadwal dinas perawat di ruang RINDU B2 B disusun oleh kepala ruangan. Pengaturan jadwal perawat yang izin/cuti diberikan maksimal pada 2 orang. Jadwal pada hari libur, perawat yang berdinas hanya sebagian dan diatur oleh kepala ruangan. Sedangkan jadwal dinas perawat yang tugas belajar disesuaikan dengan jadwal belajar perawat tersebut.

  Operan tanggung jawab perawatan dilakukan setiap perawatan. Operan tanggung jawab diikuti oleh semua perawat yang bertugas. Operan dengan cara bed to bed dilakukan saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam, dinas malam ke dinas pagi. Operan bed to bed penting dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien sehingga perawat dapat mengetahui perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan perawatan selanjutnya.

  Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat

  Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, Rata-rata jumlah pasien di ruang rawat inap RB2B dalam 3 bulan terakhir (Maret, April, Mei 2012) sebanyak 37 orang. Dimana jumlah tempat tidur di ruang rawat inap RB2B berjumlah 50 buah. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai BOR: rata − rata pasien

  BOR = × 100% tempat tidur pasien

  37 BOR = × 100% = 74%

  50 Table 2. Jumlah tenaga perawatan yang dibutuhkan di ruang rawat inap RB2B berdasarkan kategori asuhan keperawatan menurut Depkes (2002)

  Rata-rata Rata-rata Jam Total No Kategori Jumlah Perawatan/ Perawatan/ hari Pasien/ hari hari

  1 Askep

  10

  2

  20 Minimal

  2 Askep Sedang 8 3,08 24,64

  3 Askep Agak 12 4,5 49,8 Berat

  4 Askep 7 6,16 43,12 Maksimal

  TOTAL 137,56

  1) Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:

  137,56 ℎ

  = = 19,65

  7 2)

  Jumlah hari libur (loss day): (

  ℎℎ ℎ + + ℎ ) ℎℎ

  × ℎ 52 + 7 + 14

  × 19,65 = 5,97 240

  3) Pekerjaan Non Keperawatan:

  (jumlah perawat yang dibutuhkan + jumlah hari libur) x 25%

  (19,65 + 5,97) x 25% = 6,405 4)

  Jumlah kebutuhan perawat: Jumlah perawat yang dibutuhkan + jumlah hari libur + pekerjaan non keperawatan 19,65 + 5,97 + 6,405 = 32,025 = 32 orang Maka jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang rawat inap RB2B menurut Depkes adalah 32 orang + 1 orang kepala ruangan = 33 orang.

  Table 3. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang rawat inap RB2B

  berdasarkan kategori asuhan keperawatan menurut Douglas (1975)

  No Kategori Rata- rata pasien/ hari Jumlah kebutuhan perawat Pagi Siang Malam

  1 Minimal care/ mandiri 10 10 x 0,17 =

  1,7 10 x 0,14 = 1,4 10 x 0,10 =

  1

  2 Partial care 20 20 x 0,27 = 5,4 20 x 0,15

  =3 20 x 0,07 = 1,4

  3 Total care 7 7 x 0,362 = 2,52 7 x 0,30 =

  2,1 7 x 0,20 = 1,4

  

TOTAL 9,62 = 10 6,5 = 7 3,8 = 4

  Jumlah kebutuhan perawat/ hari = 10 + 7 + 4 = 21 orang Factor libur dan cuti = 25% x 21 = 5,25 Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien adalah: P + S + M + L +1 karu + 2 Katim = 10 + 7 + 4 + 5,25 + 1 + 1 = 29,25 = 29 orang

  Dari data di atas diperoleh jumlah tenaga perawat yang ada saat ini sebanyak 24 orang (23 orang perawat + 1 orang tata usaha). Untuk penerapan standar asuhan keperawatan dengan metode penugasan tim dengan rata-rata jumlah pasien ±37 orang per hari dibutuhkan tenaga perawat sebanyak 33 orang menurut Depkes sehingga jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang rawat inap RB2B belum mencukupi dan dibutuhkan penambahan 10 orang perawat sementara menurut Douglas dibutuhkan 29 orang dan dibutuhkan penamabahan 6 orang perawat lagi.

1.4 Directing

  Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 16 Juni 2012 pukul 11.00 WIB, kepala ruangan menggabungkan gaya kepemimpinan otoriter dan demokrasi, dimana pemimpin mampu menempatkan kapan harus mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, dalam menggerakkan staf selalu memperhatikan kemampuan stafnya, senang menerima kritik, saran, dan pendapat dari staf, serta menempatkan kapan harus tegas mengambil keputusan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditetapkan bersama antara pemimpin dan bawahan.

  Masalah yang biasa terjadi di ruangan Rindu B2 B adalah kelalaian perawat dalam menjalankan tugasnya dan keterlambatan perawat yang berjaga di dinas sore dan dinas malam. Hal ini diselesaikan dengan memberikan teguran pada perawat yang bersangkutan. Selain itu, jika terdapat konflik dalam ruangan, jika ketua tim tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut maka kepala ruangan beserta staf-stafnya mendiskusikan masalah tersebut dan segera diselesaikan. Bila konflik yang terjadi bersifat intern antar pegawai maka kepala ruangan akan menyelesaikannya bersama dengan pegawai yang bersangkutan di dalam ruangan kepala ruangan.

1.5 Controlling

  Kepala Ruangan berperan sebagai supervisor. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan setiap hari. Monitoring terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan oleh kepala ruangan pada saat melakukaan supervisi. Penanggung jawab dalam pendokumentasian dilakukan oleh ketua tim 1 dan penanggung jawab tim 2, dimana mereka melakukan pendelegasian kepada perawat pelaksana untuk melakukan asuhan keperawatan. Begitu juga halnya dalam memonitoring kerja perawat di ruangan.

  Kepala ruangan melakukan penilaian terhadap kinerja perawat dengan menggunakan IKI (Indeks Kinerja Individu) yang diadakan setiap sebulan sekali. Ada juga sistem penilaian IKU (Indeks Kinerja Unit) yang diadakan sekali dalam 3 bulan yang dilakukan oleh bidang keperawatan.

  Lingkup dari penilaian ini yakni berupa pengetahuan, keterampilan, tanggung jawab, kehadiran, dan sikap. Karu juga memberikan teguran peringatan bagi perawat yang melanggar peraturan dan memberikan

  reward (penghargaan) berupa jasa pelayanan bagi perawat yang melakukan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

6 105 189

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

8 132 220

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Telinga Hidung dan Tenggorokan : Nasopharing Carcinoma (NPC) di Ruang Rindu A5 RSUP Haji Adam Malik Medan

4 50 227

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 1 35

A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 0 89

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi a. Defenisi dan Manfaat - Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 37

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 24

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran di Ruang Sipiso-Piso Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan

0 0 20

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

1 3 38