FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014

  

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT

LAG PADA SEKTOR PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014

  

Dewi Murdiawati

  STIE Perbanas Surabaya

  

ABSTRACT

  This study aims to prove the factors that affect the audit report lag. Factors

tested in this study are profitability, solvability, firm size and Public Accountant size.

This study uses secondary data with a total sample of 130 property and real estate

companies listed on the Indonesian Stock Exchange in the year 2012-2014. The

collected data were analyzed by using normality test and hypothesis test. The statistical

methods used in this study is a multiple linear regresion at a significance level of 5%.

The results of this study that factor of profitability significant effect on audit report lag.

Factors solvability, firm size and Public Accountant size showed no significant effect on

audit report lag.

  Keywords: audit report lag, profitability, solvability, firm size and Public Accountant size.

  PENDAHULUAN

  Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berisi informasi guna untuk pengambilan keputusan dan mengukur bagaimana kondisi perusahaan. Pihak

  • – pihak yang yang berkepetingan atas laporan keuangan antara lain pemegang saham, kreditor, pemerintah dan lainnya. Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi terkait posisi keuangan, hasil kerja perusahaan yang bermanfaat bagi pemakainya untuk pengambilan keputusan ekonomi.

  Perusahaan yang telah go public diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangannya sesuai dengan standar yang berlaku beserta dengan laporan keuangan yang telah di audit. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) selaku penegak peraturan bagi pasar modal, mengatur bahwa setiap perusahaan publik yang tedaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangannya beserta dengan laporan auditor independen ke Badan Pengawas Pasar Modal selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

  Laporan keuangan merupakan alat manajemen suatu perusahaan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menekankan bahwa informasi akuntansi yang ada di laporan keuangan harus terpenuhi empat karakteristik kualitatif, yaitu understandability, relevance, reliability, dan

  comparability agar bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan.

  Laporan keuangan yang dikatakan dapat memberikan informasi yang relevan apabila memiliki unsur ketepatan waktu dalam penyampaiannya. Penyampaian laporan keuangan yang tertunda dapat mengurangi nilai relevansi dan juga merugikan para peguna laporan keuangan terutama para investor dan pialang saham sebab laporan keuangan tersebut tidak tersedia pada saat pengambilan keputusan.

  Namun kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa masih ada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia telat dalam menyampaikan laporan keuangan dan tidak sesuai dari ketentuan pihak Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek Indonesia melaporkan ada 52 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per Desember 2014, dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547 emiten. Padahal menurut aturan BEI, jika sampai hari ke-31 hingga ke 60 perusahaan belum juga menyampaikan, maka BEI akan mengirimkan sanksi II yang akan disertai dengan denda sebesar Rp 50 juta dan selanjutnya denda sebesar Rp 150juta jika sampai hari ke 61- 90, perusahaan juga belum mengirim laporan keuangan.

  Penyampaian laporan keuangan yang tertunda dapat dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit (audit report lag). Audit report lag merupakan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal laporan auditor independen yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian. Audit report lag diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan audit independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan audit independen (Greta dan Rutji, 2012).

  Rentang waktu yang semakin panjang suatu audit report lag, maka akan memberikan efek negatif. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaian proses audit akan mempengaruhi ketepatan waktu untuk mempublikasikan hasil laporan keuangan yang telah diaudit. Terjadinya audit report lag pada suatu perusahaan merupakan hal yang memalukan bagi perusahaan dan harus dihindari karena hal ini dapat berdampak pada pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut (Alvina, 2013), contohnya pada investor yang ingin melakukan investasi di perusahan tersebut. Akibat lain yang akan terjadi ialah akan timbulnya ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan.

  Banyak penelitian tentang audit report lag tetapi ditemukan banyak ketidakkonsistenan hasil penelitian antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Selain itu jenis faktor yang diteliti juga berbeda. Perbedaan karakteristik industri juga dapat menyebabkan perbedaan rentang waktu penyelesaian proses audit. Jenis industri yang diteliti kebanyakan industri manufakur dan masih jarang yang meneliti sektor properti dan real estate.

  Sektor properti dan real estate di Indonesia selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal dan keinginan untuk memiliki properti khususnya rumah sebagai asset menjadi salah satu faktor kemajuan sektor properti dan real estate di Indonesia. Pertumbuhan kelas menengah di Indonesia juga telah membantu bangkitnya pasar properti dan real estate.

  Pada tahun 2013 sektor properti dan real estate telah menyumbang pertumbuhan ekonomi sebesar 28%. Pertumbuhan dari sektor properti di Indonesia tersebut ditinjau pengeluaran konsumsi sektor bangunan (tribunnews.com). Pasar industri properti dan

  

real estate sempat mengalami penurunan pada tahun 2014 karena adanya isu politik

  yang berasal dari pemilihan umum untuk memilih pemimpin negara. Di tahun berikutnya banyak perusahaan sektor properti dan real estate yang berharap bahwa pasar untuk sektor tersebut dapat bersemangat kembali dengan adanya pemimpin negara yang baru..

  Pada penelitian ini peneliti akan meneliti apa yang mempengaruhi terjadinya

  

audit report lag pada sektor properti dan real estate. Penelitian ini akan meneliti dengan

  menggunakan variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik terhadap audit report lag pada sektor properti dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

  Teori Keagenan (Agency Theory)

  Hubungan agensi sebagai kontrak antara satu atau lebih orang (principal) yang memberikan pekerjaan kepada orang lain (agen) untuk menjalankan suatu jasa atas nama mereka yang melibatkan pendelegasian otoritas pengambilan keputusan kepada agen (Jensen dan Meckeling, 1976). Teori Keagenan dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pemilik atau pemegang saham (principal)dengan manajemen (agen) selaku pengelola perusahaan dan menyusun laporan keuangan.Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa principal dan agen memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Perbedaan kepentingan menyebabkan agen menyalahgunakan kewajibannya dalam penyampaian informasi kepada principal dengan cara memberikan atau menahan informasi yang diminta oleh principal. Untuk menjembatani kepentingan antara principal dengan agen dalam hal laporan keuangan perusahaan perlu adanya auditor. Auditor disini akan menghasilkan laporan keuangan auditan yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi, terutama pihak eksternal perusahaan.

  Audit Report Lag Audit report lag merupakan rentang waktu untuk menyelesaikan pekerjaan audit

  hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit report lag diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yatu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen (Greta dan Rutji, 2012). Adanya tenggang waktu audit report lag merupakan waktu yang dibutuhkan auditor untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Perusahaan memerlukan ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan tugas auditnya, guna mempublikasikan hasil laporan auditnya untuk menarik investor. Auditor bisa saja tidak menyelesaikan tugasnya tepat waktu, sehingga auditor mengeluarkan laporan keuangan yang telah diaudit terlalu lama dan mengakibatkan para pengguna laporan keuangan ragu terhadap kualitas informasi yang telah dipublikasikan. Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan Keuangan (BAPEPAM-LK) telah mengatur mengenai batas waktu untuk penyerahan laporan keuangan tahunannya dan opini auditor. Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: Kep-36/PM/2003 laporan keuangan tahunan dan opini harus diserahkan paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan.

  Profitabilitas

  Profitabilitas merupakan gambaran perusahaan memperoleh laba secara efektif dan efisien. Nilai profitabilitas yang tinggi mengindikasikan kinerja manajemen yang baik karena hal tersebut mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan kinerjanya (Ni Nyoman dan I Ketut, 2014). Pihak manajemen merasa senang apabila memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi dan akan bersemangat menyampaikan hasil laporan keuangan mereka. Sedangkan, apabila perusahaan tidak memperoleh target profit yang diharapkan maka perusahaan cenderung untuk menunda publikasi laporan keuangan. Profitabiltas diharapakan berpengaruh terhadap kebiasaan pelaporan perusahaan secara tepat waktu. Berdasarkan pernyataan Al-

  Ajmi (2008:3) dalam Ja’far dkk (2012), profitabilitas yang rendah dapat berasosiasi dengan tekanan finansial, yang membutuhkan peningkatan kinerja audit untuk memverifikasi nilai aset bersih dan mengkonfirmasi bahwa perusahaan bersifat going concern. Sedangkan profitabilitas yang tinggi dapat berarti bahwa perusahaan mungkin lebih mampu melakukan audit yang lebih baik. Perusahaan yang mendapatkan laba yang tinggi sangat berharap agar proses audit laporan keuangannya dapat selesai dengan cepat agar berita baik tersebut segera disampaikan kepada investor, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu proses audit laporan keuangannya lebih lama daripada biasanya. Tingkat profitabilitas biasanya diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi (Brigham dan Houston, 2010: 146).

  Solvabilitas

  Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan di likuidasi. Proporsi antara total hutang dan aset yang dimiliki perusahaan dapat mengambarkan kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang lebih besar terhadap total aktiva akan memiliki kecenderungan kerugian yang semakin meningkat dan hal tersebut akan meningkatkan kehati-hatian auditor dalam memeriksa laporan keuangan. Selain itu,perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan kesalahan dan kecurangan. Hal ini menyebabkan auditor lebih berhati-hati dalam memeriksa laporan keuangan sehingga akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan proses audit.

  Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan dapat digambarkan dari besar atau kecilnya usaha yang dijalankan. Perusahaan yang berskala besar tentu telah memiliki sistem manajemen dan pengendalian internal yang cukup baik. Hal itu dapat membantu auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Perusahaan besar ingin segera melaporkan hasil laporan keuangannya secepat mungkin. Semakin besar nilai aktiva perusahaan maka akan semakin pendek audit report lag dan sebaliknya. Nilai aktiva dapat mencerminkan bagaimana ukuran perusahaan tersebut. Perusahaan besar cenderung ingin menyelesaikan proses auditnya lebih cepat (Novice dan Budi, 2010), karena perusahaan ingin menunjukkan bahwa perusahaannya memiliki nilai aktiva yang cukup besar untuk menjalankan usaha. Tekanan dari pihak eksternal, seperti investor terhadap kinerja keuangannya juga menjadi salah satu faktor perusahaan berskala besar ingin segera menyelesaikan proses auditnya.

  Ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik)

  KAP yang telah berskala besar memiliki sumber daya yang lebih banyak dan baik. Mereka juga memiliki sistem yang lebih canggih dan akurat. KAP besar akan memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya agar lebih cepat dibandingkan KAP lainnya (Greta dan Rutji, 2012). KAP besar terdorong untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat karena memiliki motivasi untuk menjaga reputasi dan namanya. Ukuran KAP biasanya dikelompokkan menjadi KAP

  

big four dan KAP non big four. KAP big four beranggotakan PWC (Price Waterhouse

Coopers ) yang berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana & rekan, Deloitte

  (Deloitte Tohce Tomats Limited) yang berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio, Ernst & Young (EY) berafiliasi dengan KAP Purwanto, Suherman & Surja, dan KPMG yang berafiliasi dengan KAP Sidharta dan Widjaja

  Hipotesa Penelitian

  Hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut:

  1. H

  1 = Profitabiltas berpengaruh terhadap audit report lag

  2. H

  2 = Solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag

  3

  3. H = Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag

  4. H

  4 = Ukuran KAP bepengaruh terhadap audit report lag

METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian ini adalah penelitian deduktif yaitu, metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu dan dihubungkan dengan bagian yang khusus. Pada penelitian ini menghubungkan adanya fenomena audit report lag pada perusahaan properti dan real estateyang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dikarenakan peneliti ingin melihat serta menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya audit report lag. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data dengan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel (Noor, 2012: 38). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan ketentuan bahwa merupakan perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2012- 2014. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data dapat diperoleh dari media internet melalui situs rupa laporan keuangan tahunan perusahaan properti dan real estate yang telah diaudit. Berikut rincian dari pengambilan sampel penelitian ini:

  Tabel 1. Rincian Kriteria Sampel

  Keterangan Perusahaan Periode Jumlah Jumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

  58 3 174 Indonesia (BEI) Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangannya secara berturut-turut tahun 2012-

  5 3 (15) 2014 di BEI Jumlah data pengamatan selama tiga tahun 159 Jumlah sampel outlier

  (29) Jumlah data selama tiga tahun setelah outlier 130

  Sumber: Peneliti 2016

  Definisi Operasional Variabel

Audit report lag: Audit report lag merupakan rentang waktu untuk menyelesaikan

  pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya laporan audit.Audit report lag dalam penelitian ini diukur berdasarkan lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit diterbitkan, yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan audit independen.

  

Profitabilitas: Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio ROA

  (Return on total assets).ROA merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aset, baik aset lancar maupun aset tidak lancar yang dimiliki perusahaan.

  

Solvabilitas: Solvabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio total utang

  terhadap total aset (debt ratio). Total utang termasuk seluruh kewajiban lancar dan utang jangka panjang (Brigham dan Houtson, 2010: 143). Total aset dapat diketahui dari jumlah seluruh aset yang dimiliki, baik aset lancar maupun aset tidak lancar.

  

Ukuran perusahaan:Ukuran perusahaan dalam penelitian ini akan diukur dengan

  menggunakan natural log total aset akhir tahun. Total aset terdiri dari aset lancar maupun aset tidak lancar.

  

Ukuran KAP:Ukuran KAP biasanya dikelompokkan menjadi KAP big four dan KAP

non big four. KAP big four beranggotakan PWC (Price Waterhouse Coopers) yang

  berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana & rekan, Deloitte (Deloitte Tohce Tomats Limited) yang berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio, Ernst & Young (EY) berafiliasi dengan KAP Purwanto, Suherman & Surja, dan KPMG yang berafiliasi dengan KAP Sidharta dan Widjaja. Apabila perusahaan diaudit oleh KAP big four maka diberikan nilai 1, sedangkan jika perusahaan diaudit oleh KAP non big four maka akan diberikan nilai 0.

   Analisis Statistik Deskriptif

  Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi suatu data, sampel atau variabel. Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran variabel pada penelitian ini, yaitu variabel audit report lag, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, opini audit, dan ukuran KAP.

  Uji Normalitas

  Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013: 160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Pada penelitian ini untuk uji normalitas digunakan uji statistik, yaitu uji kolmogorov-smirnov (Uji K-S) dimana dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitas signifikansi atau asymp Sig (2-tailed). Kesimpulan dapat diambil dari pengujian melalui SPSS, yaitu apabila nilai probabilitas signifikansi kurang dari nilai

  ∝ = 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal dan apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari nilai

  ∝ = 0,05 maka data terdistribusi secara normal.

  Analisis Regresi Berganda

  Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Keterangan: ARL : Audit Report Lag

  • 1

  4 : Koefisien dari tiap variabel

  β β ROA : Profitabilitas (Return on total assets) DR : Solvabilitas (Debt ratio) SIZE : Ukuran perusahaan KAP : Ukuran KAP

  : Error term ε Berikut ini tahapan yang dilakukan untuk menguji analisis regresi berganda, yaitu:

  Uji F

  Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen (Ghozali, 2013: 98).Jika tingkat signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dimana model persamaan regresi dikatakan baik.

  2 Koefisien Determinasi (R )

  2 Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

  2

  model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

  2 dependen (Ghozali, 2013: 97).Nilai R mempunyai interval 0 sampai dengan 1.

  Uji t

  Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 98). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (5%). Pengambilan keputusan/kesimpulan dalam uji t dapat dilihat dari nilai signifikansi, yaitu:H ditolak apabila nilai signifikansi t < 0 dan gagal tolak H apabila nilai signifikansi t ≥ 0.

ANALISIS HASIL PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan variabel dependen berupa audit report lag dan variabel independen berupa profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP.

  Tabel 2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Audit Report Lag 130 65 91 80,48 5,175 Ukuran

  130 8,777368185051 13,495549366318 11,62183598602249 1,228650173925935 Perusahaan

Profitabilitas 130 -,340524939 ,316106038 ,05758618163 ,071248234118

Solvabilitas 130 ,071575884196 ,740221804499 ,39000929294169 ,145480708537547

Valid N (listwise) 130

  Sumber: Peneliti (2016)

  Jumlah reponden (N) dalam penelitian ini adalah 130 perusahaan, nilai audit

report lag tercepat adalah 65 hari sedangkan audit report lag terlama adalah 91 hari.

Rata-rata audit report lag pada perusahaan properti dan real estate tahun 2012-2014 adalah 80,48 atau jika dibulatkan menjadi 80 hari. Nilai standar deviasi audit report lag adalah 5,175 hari, nilai ini merupakan jarak waktu antara audit report lag yang satu dengan yang lainnya.

  Profitabilitas maksimum dihasilkan oleh PT Danayasa Arthatama Tbk dengan nilai 0,316106038 pada tahun 2013 dan nilai profitabilitas minimum dihasilkan oleh PT Bintang Mitra Semesta raya Tbk dengan nilai -0,340524939 pada tahun 2014. Rata-rata profitabilitas yang didapatkan oleh perusahaan properti dan real estate tahun 2012-2014 adalah 0,05758618163. Nilai standar deviasi yang dihasilkan adalah 0,071248234118.

  Solvabilitas maksimum dihasilkan oleh PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk pada dengan nilai 0,740221804499 pada tahun 2012. Nilai solvabilitas minimum dihasilkan oleh PT Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk dengan nilai 0,071575884196 pada tahun 2012. Rata-rata solvabilitas yang didapatkan oleh perusahaan properti dan real estate tahun 2012-2014 adalah 0,39000929294169. Nilai standar deviasi yang dihasilkan adalah 0,145480708537547.

  Ukuran perusahaan tertinggi dihasilkan oleh PT Lippo Karawaci Tbk dengan nilai 13,495549366318 pada tahun 2013 dan nilai terendah dari ukuran perusahaan dihasilkan oleh PT Lamicitra Nusantara Tbk dengan nilai 8,777368185051 pada tahun 2012. Nilai rata-rata yang dihasilkan oleh perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012-2014 adalah 11,62183598602249. Nilai standar deviasi yang dihasilkan adalah 1,228650173925935.

  

Tabel 3

Statistik Deskriptif Ukuran KAP

Ukuran KAP

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 96 73,8 73,8 73,8

  1 34 26,2 26,2 100,0 Total 130 100,0 100,0 Sumber: Peneliti 2016

  Ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik) diukur dengan menggunakan dummy, dimana perusahaaan yang diaudit oleh KAP big four diberi kode 1 dan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four diberi kode 0. Berdasarkan tabel diatas, perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012-2014 yang menggunakan jasa KAP non big

  

four adalah 96 perusahaan dengan persentase 74 persen dan perusahaan yang

menggunakan jasa KAP big four sebanyak 34 perusahaan dengan persentase 26 persen.

  Uji Normalitas Tabel 4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual

  N a 130 Normal Parameters Mean ,0000000

  Std. Deviation 4,87719292 Most Extreme Differences Absolute ,110 Positive ,055 Negative -,110

  Kolmogorov-Smirnov Z 1,257 Asymp. Sig. (2-tailed) ,085 a. Test distribution is Normal.

  Sumber: Peneliti 2016

  Melalui hasil pengujian pada Tabel 4 ,besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,257 dan nilai siginifikansi sebesar 0,085 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal kare na memiliki nilai signifikansi ≥ 0,05.

  Analisis Regresi Berganda Tabel 5 a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients

  Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 75,666 4,389 17,240 ,000

  Ukuran ,605 ,359 ,144 1,685 ,094 Perusahaan Profitabilitas -20,411 6,167 -,281 -3,310 ,001 Solvabilitas -3,432 3,027 -,096 -1,134 ,259 Ukuran KAP 1,173 1,013 ,100 1,158 ,249

a. Dependent Variable: Audit Report Lag

  Sumber: Peneliti 2016 Uji F Tabel 6 Hasil Uji F b

  

ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. a

  1 Regression 385,945 4 96,486 3,930 ,005 Residual 3068,524 125 24,548 Total 3454,469 129

  a. Predictors: (Constant), Ukuran KAP, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan

  b. Dependent Variable: Audit Report Lag Sumber: Peneliti 2016

  Hasil uji F menunjukkan nilai F hitung pada tabel diatas sebesar 3,930 dengan nilai siginifikansi 0,005. Hal ini berarti bahwa H ditolak, dimana model persamaan regresi dapat dikatakan model yang baik jika nilai signifikansi < 0,05.

  2 Koefisien Determinasi (R )

  2 Nilai adjusted R sebesar 0,083 berarti 8,3% variabel dari audit report lag dapat dijabarkan oleh variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran KAP.

  Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

  Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 ,334 ,112 ,083 4,955

a. Predictors: (Constant), Ukuran KAP, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan

  Sumber: Peneliti 2016

  Uji t Tabel 8 Hasil Uji t a Coefficients Unstandardized standardized coefficients coefficients

  Model B Std.Error Beta t Sig. Kesimpulan 1 (Constant) 75,666 4,389 17,24 ,000

  • Profitabilitas 20,411 6,167 -,281 -3,310 ,001 Ho
  • 1 Ditolak Solvabilitas -3,432 3,027 -,096 -1,134 ,259 Ho 2 Diterima Ukuran Perusahaan ,605 ,359 ,144 1,685 ,094

      Ho 3 Diterima Ukuran KAP 1,173 1,013 ,100 1,158 ,249 Ho4 Diterima

    a. Dependent Variable: Audit Report Lag

      Sumber: Peneliti 2016

      Dengan demikian diketahui bahwa hasil pengujian t ialah:

      1 - Ho ditolak, maka profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

    • Ho 2 diterima yang artinya solvabilitas tidak mempengaruhi audit report lag.
    • Ho

      3 diterima yang artinya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi audit report lag .

    • Ho

      4 diterima yang artinya ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag .

      Pengaruh Variabel Profitabilitas Terhadap Audit Report Lag

      Ho

      1 ditolak, maka profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini

      dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,001 yang kurang dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novice dan Budi (2010) yang menyatakan adanya pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag. Perusahaan yang memperoleh tingkat profitabilitas yang buruk akan memperpanjang audit report lag. Perusahaan cenderung menututupi peroleh profit yang telah diperoleh, karena jika memperoleh profit negatif tidak banyak investor yang ingin dan percaya untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Sedangkan, bagi perusahaan yang memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi akan mempercepat proses audit dan memperpendek audit

      

    report lag. Perusahaan dengan perolehan tingkat profitabilitas yang tinggi ingin segera

      menyampaikan berita baik tersebut pada publik agar dapat menarik banyak investor dan pelanggan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Greta

      (2012), dan Christian dan Yulius (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada perngaruh profitabilitas terhadap audit report lag.

      Pengaruh Variabel Solvabilitas Terhadap Audit Report Lag

      Ho

      2 diterima yang artinya solvabilitas tidak mempengaruhi audit report lag. Hal

      tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,259 yang lebih dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Christian dan Yulius (2014), dan Ni Komang dan Ni luh (2014) yang menyatakan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, sebanyak 66 perusahaan atau 51 persen memperoleh solvabilitas diatas rata-rata dimana ini mengindikasikan sudah banyak perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012- 2014 yang mampu membiayai utang atau kewajibannya baik yang berjangka panjang maupun pendek dengan total aset yang dimiliki. Perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012-2014 lebih memilih menggunakan pendanaan dari pihak internal. Hal ini dapat meminimalisir ketidakmampuan perusahaan untuk membiayai utangnya. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novice dan Budi (2010) yang menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag.

      Pengaruh Variabel Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag

      Ho

      3 diterima yang artinya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi audit report

    lag . Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,094 atau 9,4 persen yang lebih

      dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novice dan Budi (2010), dan Greta (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christian dan Yulius (2014) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh ukuran perusahan terhadap audit report lag.

      Ukuran perusahaan dibagi menjadi dua sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM. Perusahaan dikatakan besar apabila memiliki aset lebih dari seratus milyar dan perusahaan dikatakan kecil apabila memiliki aset kurang dari seratus milyar. Sebagian besar perusahaan yang telah go public tergolong sebagai perusahaan berukuran besar karena memiliki aset lebih dari seratus milyar. Perusahaan besar pada umumnya mendapatkan pengawasan dari pihak investor, pemerintah, dan berbagai pihak lainnya, sehingga mereka dituntut agar dapat segera menyelesaikan audit laporan keuangannya. Perusahaan berukuran besar atau kecil akan tetap menjalani prosedur audit yang sama. Selain itu dengan adanya ketentuan dari BAPEPAM yang mewajibkan setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk melaporkan laporan keuangan tahunnya selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal neraca. Hal ini menyebabkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

      Pengaruh Variabel Ukuran KAP Terhadap Audit Report Lag

      Tidak adanya pengaruh antara ukuran KAP dengan Audit Report Lag. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikansi 0,249 yang lebih dari 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Greta (2012), dan Ni Komang dan Ni Luh (2014) yang menyatakan bahwa ukuran KAP (Kantor Akuntan Publik) tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Namun, hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meylisa dan Estralita (2010), dan Alvina (2013) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag. Pada KAP big four memiliki staf audit yang kompeten dan jadwal audit yang lebih flaksibel sehingga seharusnya rentang waktu audit report lag kecil. Tetapi dalam prakteknya hal ini tidak menjamin. Auditor yang bekerja pada KAP non big four dapat menyelesaikan tugas auditnya dengan sebaik mungkin dalam waktu yang singkat selama memiliki kompetensi dan etos kerja yang baik.

      SIMPULAN

      1. Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012-2014. Profitabilitas yang baik akan membuat perusahaan ingin segera mempublikasikan laporan keuangannya.

      2. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini berarti sudah banyak perusahaan properti dan real estate pada tahun 2012-2014 yang mampu membiayai utang atau kewajibannya baik yang berjangka panjang maupun pendek dengan total aset yang dimiliki.

      3. Ukuran perusahaan tidak mempengaruhi terhadap audit report lag. Besar kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi rentang waktu audit report .

      lag

      4. Ukuran KAP tidak mempengaruhi audit report lag. KAP yang mengaudit perusahaan, baik itu big 4 maupun non big 4 tidak mempengaruhi jangka waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan.

      SARAN

      1. Sebaiknya perusahaan memberikan keleluasaan kepada auditor berupa tidak membatasi ruang lingkup kerja auditor dan memberikan data-data yang diperlukan dengan segera. Selain itu juga perusahaan seharusnya memiliki sistem informasi akuntansi yang handal sehingga dapat memproses transaksi- transaksi keuangan dengan cepat dan menghasilkan laporan keuangan yang cepat pula.

      2. Sebaiknya auditor dapat merencanakan pekerjaan lapangannya dengan sebaik mungkin, agar pekerjaan audit dapat dikerjakan dengan lebih efektif dan efisien sehingga audit report lag kecil.

      3. Sebaiknya investor perlu menyadari tentang ada kemungkinan keterlambatan dalam publikasi laporan keuangan khususnya di perusahaan sektor properti dan .

      real estate

    KETERBATASAN PENELITIAN

      1. Penelitian ini didasarkan pada data sekunder dimana ada beberapa perusahaan yang dikeluarkan dari sampel karena ketidak lengkapan data perusahaan tersebut.

      2. Hanya menggunakan kurun waktu tiga tahun , yaitu 2012-2014.

      2

      3. Nilai adjusted R yang rendah menunjukkan bahwa adanya keterbatasan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Jadi, ada faktor-faktor lain di luar penelitian yang mempengaruhi audit report lag.

    DAFTAR PUSTAKA

      Arifa, A. N. (2013). Pengembangan Model Audit Delay dengan Audit Report Lag dan Total Lag. Accounting Analysis Journal, 2(2). Bursa Efek Indonesia, from http://www.idx.co.id

      Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

      Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Iskandar,Meylisa Januar dan Estralita Trisnawati.2010.Faktor-Faktor yang

      Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 12, No 3. Hal 175-186

      Ja’far Aziz, H. A. R. I. Z. A. (2013). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Emiten Industri Keuangan Di BEI). Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of financial economics, 3(4), 305-

      360. Juanita, G., & Satwiko, R. (2012). Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik,

      Kepemilikan, Laba Rugi, Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 14(1), 31-40. Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana. Lianto, N., & Kusuma, B. H. (2010). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(2), 97-106. Sumartini, N. K. A., & Widhiyani, N. L. S. (2014). Pengaruh Opini Audit, Solvabilitas,

      Ukuran Kap Dan Laba/Rugi Terhadap Audit Report Lag. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 9(2), 392-409. Togasima, C. N. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaanyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012.

      Business Accounting Review , 2(2),