PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KUALITAS INFORMASI DENGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KUALITAS INFORMASI DENGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI
1 Purnama Ramadhan * *2 , Rudy Fachruddin
1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: purnamarmdhn@gmail.com *2 rudy_ipah@unsyiah.ac.id
Abstrak
This research is aimed to verify the influence of the influence of organizational culture on the quality of information with the accounting information system as a moderation variable, survey on conventional banks in Banda aceh, Bank Mandiri, BNI ( Bank Negara Indonesia ) , BRI ( Bank Rakyat Indonesia) , and BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Negara)and Bank BCA(Bank Central Asia). The population in this study are the users of the system at these banks were selected at random. There are randomly selected 50 people. The collecting of data and information needed in this research was done by field research.The data used is primary data collected directly from the subject of research by a questionnaire form. The testing of the influences of independent variables toward dependent variable with moderation variable as moderator was done by using multiple regressions model. The results showed that organizational culture has a significant effect on the quality of information. Accounting information system is not a moderating variable between the influence of organizational culture on the quality of information. The results of this study suggest that conventional banking in Banda Aceh should be able to improve the quality of information by running the function of the accounting information system so that the quality of information will be better.
Keywords: organizational culture,quality of information,accounting information system.
1. Pendahuluan
Berkembangnya teknologi informasi dan konsep Dunia kerja mengalami perubahan, baik dalam
sistem yang sangat pesat untuk saat ini, sangatlah organisasi bisnis, institusi, pendidikan, maupun
berpengaruh terhadap perkembangan sistem informasi institusi pemerintahan.Perubahan sangat berkaitan
akuntansi.Dengan menggunakan komputer informasi dengan teknologi informasi yang sangat berkembang
yang akan disajikan akan menjadi lebih tepat,cepat dan serta sudah menjadi pilihan utama dalam menciptakan
akurat. Pengaruh komputer sangat besar bagi sistem informasi. Peran informasi begitu tinggi bagi
dalam halsistem informasi, dan organisasi maka organisasi sangat bergantung kepada
perusahaan
pengambilan keputusan manajemen.Sistem informasi sistem informasi terutama Sistem Informasi Akuntansi
akuntansi dirancang untuk mengatur arus dan (SIA). Organisasi memperlakukan informasi sebagai
pengelolaan data akuntansi dalamperusahaan sehingga sumberdaya yang sangat berharga dalam menghindari
data keuangan yang ada dalam perusahaan dapat resiko sehingga turut menentukan dapat tidaknya suatu
bermanfaat dan dijadikan dasar pengambilan organisasi terus beroperasi.
keputusan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak Menurut Azhar Susanto (2013:12), perusahaan
lain di luar perusahaan.
yang menggunakaninformasi secara efektif dapat Peningkatan penggunaan teknologi komputer memperoleh keuntungan di antaranya dalam bentuk
sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah kesempatan untuk melakukan sesuatu lebih dulu (lebih
mengubah pemprosesan data akuntansi secara manual cepat), lebih benar(efektif), dan lebih murah (efisien)
menjadi otomatis. Akan tetapi dalam hal penerapan dibandingkan
tidak akan terbebas dari permasalahan seperti para pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang
pemakai tidak mengerti cara mengoperasikan sistem sangat penting untuk dilakukan.
sehingga kinerja sistem informasi yang dilakukan tidak akan maksimal sesuai dengan yang diharapkan,
dan tidak cocoknya sistem yang digunakan di suatu
dipaparkan oleh (ChandraBudi, 2011) menyatakan perusahaan, misalnya pada perusahaan kecil tetapi
bahwa integrasi jugadibutuhkan pada sistem online sudah menggunakan sistem informasi yang sangat
antara DJP Bankdan Ditjen Perbendaharaan yang bagus itu tidak sesuai dengan ukuran perusahaannya,
(Modul Penerimaan hal itu akan mengakibatkan perusahaan mengeluarkan
diterapkanpada
MPN
Negara).Keharmonisan teknologi yang digunakan biaya yang lebih atau cukup besar.Sebaliknya,
(network) harus perusahaan yang besar tetapi sistem informasi yang
dalamjaringan
komunikasi
sesuaidengan hardware, softwaresistem operasi digunakan sangat sederhana sehingga tidak akan
yangdigunakan, kebutuhan dan kemampuanbrainware memenuhi kebutuhan sistem perusahaan yang
menjalankan, prosedur, dandata yang diperlukan diperusahaan tersebut. Baik buruknya
yang
didistribusikan (Azhar Susanto, 2008:83). sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat dari
Contoh lainnya terjadi di Bank Indonesia. Dalam kepuasan pemakai dalam menggunakan sistem
hasil investigasi yang dipublikasikan oleh Anton R. informasi akuntansi tersebut.
Valukas 11 Maret 2010, menggarisbawahi adanya Informasi akuntansi yang dihasilkan saat ini tidak
aspek akuntansi atas transaksi repo yang kurang wajar. hanya sekedar laporan keuangan tetapi semua
Itu yang kemudian dikenal sebagai repo 105 Lehman informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi juga
tersebut kembali harus mendukung peningkatan produktivitas, efisiensi
Brothers.Hasil
penyelidikan
mengingatkan pentingnya konvergensi standar dan pengendalian yang merupakan hal yang sangat
akuntansi yang berlaku secara internasional.Tuntutan penting dalam menjalankan perannya sebagai
atas transparansi informasi akuntansi yang lebih akurat pengambil keputusan akhir. Oleh karena itu, sistem
dan mendalam menjadi semakin meningkat. Para informasi
pemangku kepentingan juga menilai, perlu ada perusahaan harus memiliki kriteria yang ditetapkan
penyempurnaan standar akuntansi alias pelaporan yaitu
neraca. “Standar akuntansi harus benar-benar dipertanggungjawabkan, sehingga laporan keuangan
cepat, tepat,
mencerminkan substansi makna ekonomis dari setiap yang dibuat berdasarkan informasi yang dihasilkan
transaksi keuangan. Ia juga harus bisa mewujudkan mengenai keadaan perusahaan dapat digunakan dan
representative faithfulness dengan memberikan dimanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak yang
informasi netral, obyektif, dan transparan untuk berkepentingan, baik dari pihak eksternal maupun
melindungi kepentingan publik. Sebelumnya, Wakil internal.
Presiden RI Boediono juga mengungkap hal serupa. Laporan keuangan yang berkualitas menjadi suatu
Boediono yang juga pernah menjabat sebagai keharusan bagi perusahaan di Indonesia baik itu Badan
Gubernur BI meminta perbankan agar lebih serius Usaha Milik Negara ataupun Badan Usaha Milik
memberikan informasi tentang kondisinya dengan Swasta demi terciptanya transparansi dan akuntabilitas
akurat dan transparan. Boediono mengatakan bahwa yang nantinya akan berdampak pada perbaikan
laporan dari bank harus akurat dan tidak ada lagi perekonomian nasional. Keberadaan laporan keuangan
alasan untuk menutup-nutupi. Tidak usah window sangat diperlukan untuk memberikan gambaran
merugikan kita mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk
semua.(http://keuangan.kontan.co.id/news/bank- kemudian menjadi sebuah informasi yang dijadikan
dituntut-lebih-transparan-dan-jujur-laporkan-neraca-1) acuan dalam mengambil keputusan.n Laporan
tersebutmenyiratkan perlunya keuangan sebuah perusahaan dimanfaatkan oleh
Fenomena
pengembangan dan pengawasan sistem informasi berbagai pihak, menurut Pernyataan Standar
akuntansi pada perusahaan yang bergerak di bidang Akuntansi Keuangantahun 2009 pihak-pihak yang
jasa, dagang dan manufaktur, serta perusahaan memanfaatkan laporan keuangan antara lain investor,
pemerintah (BUMN) maupun perusahaan swasta. karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor
Perusahaan memerlukan Sistem Informasi Akuntansi usaha lain, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
untuk menjalankan usahanya terutama pada era Akan tetapi masih banyak fenomena yang terjadi
globalisasi seperti sekarang ini, dimana teknologi dalam kualitas sistem informasi akuntansi di
sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. perusahaan yang belum efektif.Seperti yang
Sistem informasi akuntansi dapat menambah nilai bagi
suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang
Definisi tersebut menjelaskan bahwa budaya akurat, tepat waktu, relevan dan lengkap.
organisasi merupakan pola asumsi dasar yang Melihat akuntansi sebagai sistem informasi, maka
ditentukan atau dikembangkan oleh sekelompok orang diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang
ketika mereka belajar mengatasi masalah adaptasi baik.Bagi suatu organisasi atau perusahaan, sistem
eksternal dan integrasi internal, yang telah berhasil akuntansi ini dibangun dengan tujuan utama untuk
dengan baik sehingga dianggap sah untuk diajarkan mengolah data akuntansi menjadi informasi akuntansi
kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk yang dibutuhkan oleh berbagai macam pemakai untuk
berfikir, melihat, merasakan dan memecahkan mengurangi risiko saat mengambil keputusan. Salah
masalah.
satu dampak yang dirasakan dalam penggunan Sistem Budaya organisasi merupakan hal penting untuk Informasi Akuntansi oleh akuntan di suatu perusahaan
mengkaji sistem informasi.Selain itu, budaya adalah pemrosesan data yang mengalami perubahan
organisasi merupakan suatu sistem nilai yang dipegang dari sistem manual ke sistem komputer, sehingga akan
dan dilakukan oleh anggota organisasi, sehingga hal mempengaruhi peningkatan jumlah dan kualitas
tersebut bisa membedakan organisasi tersebut dengan informasi dalam pelaporan keuangan. Sistem
organisasi lainnya.Budaya organisasi tergantung pada informasi yang diperlukan tentunya juga harus mampu
keanggotaan karyawan, spesialisasi karyawan, menangkap permintaan-permintaan user atas informasi
teknologi dan strategi organisasi.Budaya organisasi yang diperlukan, agar menghasilkan informasi yang
merupakan sistem informasi akuntansi yangmeliputi berkualitas.Kriteria-kriteria kualitas informasi yang
penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang diperlukan yaitu informasi harus dapat dipercaya
berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu
perilaku anggota-anggotanya.
(timely).Oleh karena itu, apabila adanya keusangan Griffin & Moorhead (2014:497), menjelaskan dari sistem informasi (khususnya informasi akuntansi),
bahwa budaya organisasi adalah: “ The set of values maka harus segera diadakan modifikasi atau
that helps the organiztion's employees understand pengembangan terhadap sistem informasi tersebut
which actions are considered acceptable and which secara umum, dicapai melalui beberapa tahap dimulai
are unacceptable”. Maksud dari penjelasan tersebut dengan perencanaan sistem, analisis sistem,
adalah himpunan nilai-nilai yang membantu karyawan implementasi
organisasi itu untuk memahami tindakan yang pengoperasian sistem.Suwardjono (2010:165), kualitas
dianggap dapat diterima dan yang tidak dapat informasi adalah karakteristik yang melekat pada
diterima.Budaya organisasi dapat pula menjadi informasi sehingga informasi bermakna bagi pemakai
hambatan untuk suatu perubahan manakala nilai-nilai dan memberi keyakinan kepada pemakai sehingga
yang dimiliki bersama tidak sejalan dengan nilai-nilai bermanfaat dalam keputusan.Suatu data informasi
yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi.Nilai- dinyatakan tidak berguna jika tidak memiliki
nilai (values) merupakan core dari budaya. Faktor kualitas.Kualitas suatu informasi finansial yang baik
organisasi dan budaya dapat menghambat penerapan mempunyai karakteristik kualitatif, relevan, dan andal.
sistem informasi akuntansi. Perubahan teknologi apa Dalam penelitian ini, penulis mengambil salah
pun yang mengancam asumsi budaya yang berlaku satu faktor pendukung dalam implementasi sistem
umum biasanya menemui tantangan yang besar dalam informasi akuntansi yaitu budaya organisasi. Schein
implementasi sistem informasi akuntansi. dalam Heene yang dialihbahasakan oleh Faisal Afiff
Budaya organisasi dapat mengalami perubahan (2010:136), bahwa budaya organisasi:
pula, yaitu ketika keyakinan, sikap, nilai-nilai, sistem
A pattern of shared basic assumption that the dan struktur organisasi mengalami perubahan. group learned as it solves its problems of external
Bagaimanapun juga budaya organisasi merupakan adaptation and internal integration,that has
salah satu yang memungkinkan pelaksanaan sistem worked well enough to be considered valid and,
informasi akuntansi berhasil (Claver, et al. 2001) therefore, to be taught to new member as the
(2013).Pengembangan sistem correct way to perceive, think and feel in relation
dalam Maryana
informasi akuntansi dapat dijelaskan baik dari segi to those problems.
faktor budaya dan lingkungan. Budaya dan lingkungan
adalah kedua faktor yang membentuk konteks dimana
disampaikan harus mempunyai keterkaitan akuntansi beroperasi, dan pengakuan dari dampak
dengan masalah yang akan dibahan dengan budaya pada akuntansi merupakan kontribusi penting
informasi tersebut. Informasi yang diberikan dari literatur akuntansi internasional.
harus bermanfaat bagi pemakainya. Budaya
4. Lengkap, artinya informasi yang diberikan harus efektivitas penerapan sistem informasi akuntansi.
perusahaan dapat
mempengaruhi
lengkap secara keseluruhan dalam atri tidak ada Budaya organisasi dapat membentuk tindakan manajer
hal-hal yang dikurangi dalam menyampaikan dan pengambilan keputusan, termasuk pilihan sistem
Dalam menghasilkan kontrol.Dengan
informasi
tersebut.
informasi yang berkualitas peran manusia tetap mempengaruhi perilaku karyawan untuk efektivitas
paling dominan, dikatakan dominan karena hanya praktek akuntansi, seperti, integrasi informasi
sebagian kecil yang dapat dilakukan oleh alat keuangan, pembentukan pelaporan, diseminasi laporan
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. keuangan dan informasi akuntansi dapat dipercaya. Oleh
karena itu, budaya organisasi
perlu
2.2. Sistem Informasi Akuntansi
dikembangkan sedemikian rupa, sehingga mampu Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang meningkatkan efektivitas sistem informasi akuntansi
menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas yang nantinya akan berdampak pada kualitas
bentuk informasi informasi.
keuangan.Sistem informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
2. KAJIAN PUSTAKA,
KERANGKA
berbagai situasi.
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:1)
pengertian sistem informasi akuntansi adalahkumpulan Kualitas adalah taraf/ukuran baik atau buruknya
2.1. Kualitas Informasi
sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, sesuatu hal (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan 2007:508). Kualitas informasi adalah tingkat baik
data lainnya menjadi informasi.
buruknya suatu data yang telah dihasilkan sistem dalam memberikan manfaat atau arti. Kualitas
2.3. Budaya Organisasi
informasi adalah faktor penting yang mempengaruhi Penerapan sistem informasi akuntansi diawali pelayanan (Nasser, 2006).
dengan dasar pada setiap organisasi, yang memiliki Suatu informasi yang berkualitas mempunyai ciri-
budaya yang unik, atau seperangkat asumsi yang ciri menurut Sri Dewi Anggadini (2011;13) sebagai
mendasar, nilai-nilai dan cara-cara untuk mengerjakan berikut:
sesuatu, yang diterima oleh sebagian besar anggota
1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan organisasi tersebut.Bagian-bagian dari budaya keadaan yang sebenarnya artinya informasi bebas
organisasi tersebut dapat ditemukan dengan adanya dari kesalahan tidak ragu ataupu menyesatkan,
sistem informasi.Budaya organisasi merupakan akurat dapat diartikan bahwa informasi itu dapat
dari organization culture yang dengan jelas mencerminkan maksudnya.
terjemahan
mendefinisikan dalam berbagai pengertian. Beberapa
2. Tepat waktu, artinya informasi harus tersedia
dikemukan oleh pada saat informasi tersebut diperlukan. Informasi
definisi budaya organisasi
paraahli.Menurut Luthans (2011:71) sebagai berikut: yang datang pada penerima tidak boleh
“A pattern of basic assumptions-invented, terlambat.Dalam
discovered, or developed by a given group as it informasi yang sudah usang tidak ada lagi
pengambilan
keputusan,
learns to cope with its problems of external nilainya, apabila informasi terlambat datang
adaptation and internal integration-that has sehingga pengambilan keputusan terlambat
worked well enough to be considered valuable and, dilakukan hal tersebut dapat berakibat fatal bagi
therefore, to be taught to new members as the perusahaan.
correct way to perceive, think, and feel in relation
3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus
to those problems.”
sesuai dengan yang dibutuhkan. informasi yang
Pernyataan
pengembangan sistem informasi.Sedangkan Salehi dan organisasi merupakan sebuah pola asumsi dasar
Abdipour (2011) menyebutkan bahwa hasil pengujian bersama
empiris atas perusahaan yang listed menyebutkan dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan
yang ditemukan,
diciptakan
dan
bahwa salah satu faktor yang menjadi penghalang maksud agar organisasi belajar untuk mengatasi atau
dalam pembentukan sistem informasi akuntasi adalah memecahkan masalah yang timbul akibat adaptasi
budaya organisasi disamping faktor lainnya struktur eksternal dan integrasi internal,yang sudah berjalan
organisasi, faktor lingkungan dll. Dengan demikian cukup baik untuk dipertimbangkan dan oleh karena
dapat dikatakan bahwa budaya organisasi tidak hanya itu, perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru
harus diperlihatkan pada saat sistem informasi sebagai cara yang benar untuk memahami,
dibentuk tetapi harus tetap menjadi perhatian juga memikirkan dan merasakan berkenaan dengan
dijalankan dan masalah-masalah tersebut.
dikembangkan.Sementara itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Jirachiefpattana (1997) dalam Carolina
2.4. Kerangka Pemikiran
(2015) menjelaskan bagaimana budaya berpengaruh
2.4.1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
terhadap pengembangan effective information system.
Pengaruh budaya tersebut dapat terlihat dari tujuan, Budaya organisasi selalu dapat ditemukan
Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
fitur -fitur dari struktur tim pengembangan, lingkungan melekat dalam sistem informasi organisasi (Laudon
pengembangan, metode yang digunakan untuk dan Laudon, 2012:20).Lebih lanjut Laudon dan
menentukan kebutuhan informasi. Penelitian Wing dan Laudon
Yeoh (2009) memberikan sebuah kerangka kerja yang mengatakan bahwa sistem informasi dirancang untuk
(2012:115) dalam
Carolina (2015)
menjelaskan bagaimana melayani kebutuhan organisasidan dibentuk oleh
komprehensif
untuk
kesesuaian antara budaya organisasi dan tipe sistem struktur organisasi, proses bisnis, tujuan, budaya,
informasi.Kerangka kerja dan dapat digunakan oleh politik dan manajemen.Hal serupa dikatakan oleh
para manajer untuk menciptakan budaya organisasi Turban dan Volonino (2011:25), bahwa nilai sistem
yang tepat dan pas dengan penggunaan sistem informasi ditentukan oleh hubungan antara sistem
informasi yang spesifik.Kontribusi utama dari informasi, orang, proses bisnis dan budaya
kerangka ini adalah menggambarkan pengaruh budaya organisasi.Bahkan keberhasilan sistem informasi tidak
efektivitas sistem hanya diukur melalui efisiennya dalam meminimalisir
organisasi
terhadap
informasi.Budaya organisasi memiliki pengaruh yang biaya, waktu dan penggunaan sumber daya
signifikan dalam pengembangan dan pengoperasian informasi.Tetapi melibatkan juga budaya organisasi
sistem informasi (Stair, 1992:45).Masih menurut Stair (O’Brien dan Marakas, 2009:17).Anggota organisasi
dan Reynolds (2010:53) budaya organisasi juga memiliki satu atau lebih subkultur dalam organisasi
terhadap keberhasilan yang berpengaruh kepada perilaku anggota, termasuk
berpengaruh
positif
pengembangan sistem informasi yang baru.Kendall mendukung penggunaan sistem informasi (Kendall
dan Kendall (2011:42) mengatakan bahwa budaya dan Kendall, 2011:46).Hasil penelitian Carolina
organisasi merupakan determinan penting tentang (2015) dan Xu (2011) menunjukkan bahwa kesuksesan
bagaimana orang menggunakan informasi dan sistem pengimplementasian sistem informasi akuntansi harus
informasi.Berdasarkan teori - teori sebagai konsep memperlihatkan faktor organisasional yang salah
dalam penelitian ini yang telah disebutkan di atas dan satunya adalah budaya organisasi.Gray (1988) juga
beberapa hasil penelitian terakhir yang mendukung mengatakan bahwa budaya berpengaruh terhadap
teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa budaya pengembangan sistem informasi. Senada dengan Gray
organisasi mempengaruhi sistem informasi akuntansi. hasil penelitian Bradley, et al (2006) juga menunjukan bukti bahwa budaya berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi. Demikian halnya dengan hasil penelitian Coles - Kemp (2009) yang menunjukan bahwa faktor organisasional yang salah satunya budaya organisasi memiliki pengaruh dalam
2.4.2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
penelitian, kajian pustaka dan kerangka pemikiran
Kualitas Informasi
Dengan
Sistem
yang dipaparkan sebelumnya adalah:
Informasi Akuntansi Sebagai Variabel
1) Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kualitas
Moderasi
informasi.
2) Budaya Organisasi berpengaruh terhadap kualitas terhadap Sistem Informasi Akuntansi, dimana
Terdapat pengaruh budaya organisasi
informasi dengan sistem informasi akuntansi dalam hal ini budaya organisasi merupakan perekat
sebagai variable moderasi.
antar anggota, oleh sebab itu organisasi harus memiliki budaya yang kuat,sehingga organisasi dan
3. Metode Penelitian
anggotanya akan memiliki perilaku yang sejalan
3.1. Populasi Penelitian
serta memiliki keyakinan kolektif yang dapat Sekaran (2012:121) mengartikan populasi dalam mendukung aktivitas organisasi salah satunya
penelitian sebagai keseluruhan sekelompok orang, implementasi Sistem Informasi Akuntansi.tercapainya
kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. implementasi Sistem Informasi Akuntansi yang baik
Sedangkan menurut Martono (2012:74) populasi dan handal. Sehingga informasi yang dihasilkan
merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada dari sistem ini pun akan berkualitas. Tentu dengan
pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat informasi yang berkualitas akan membantu
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup Penerapan sistem informasi akuntansi akan
yang akan diteliti.Populasi dalam penelitian ini adalah menghasilkan kualitas informasi yang juga digunakan
karyawan Bank Konvensional di Banda Aceh. oleh pengguna dalam membuat keputusan (Laudon
Dalam sebuah penelitian terdapat kemungkinan dan Laudon, 2012:14) dalam Carolina (2015). Senada
yang menyebabkan tidak dapat mengikutsertakan dengan hal tersebut, Hall (2011:172) mengemukakan
seluruh anggota populasi, sehingga diperlukan adanya bahwa kualitas sistem informasi akuntansi bersandar
penarikan sampel untuk mempermudah proses langsung pada kegiatan siklus hidup pengembangan
penelitian. Menurut Martono (2012:74) sampel sistem yang mengasilkan sistem informasi akuntansi.
merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri- Ditambahkan oleh Hansen et al,
ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau Berdasarkan penjelasan di atas, diharapkan
sampel dapat didefinisikan sebagian anggota populasi dengan adanya budaya organisasi yang baik dan
yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu kondusif dapat memberikan dampak positif terhadap
sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. informasi yang berkualitas yaitu informasi yang
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Dengan
diketahui, maka metode pengambilan sampel dalam adanya Sistem Informasi Akuntansi yang baik, maka
penelitian ini adalah dengan teknik menggunakan diharapkan hasil dari kualitas informasi akan semakin
Nonprobability Sampling , yaitu teknik pengambilan meningkat sehingga memudahkan pengguna dalam
sampel yang tidak memberi peluang ataukesempatan pengambilan keputusan.
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
sampel (Sugiyono, 2014:66).Pengambilan sampel diambil dengan
dipilih
menjadi
Budaya Organisasi
Kualitas Informasi
menggunakan teknik Quota Sampling, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai karakteristik tertentu sampai jumlah
Sistem Informasi Akuntansi (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2014:67). Berdasarkan teknik quota sampling, maka jumlah
Gambar: Kerangka Pemikiran
sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.5 Hipotesis
Hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan
Tabel 3.1
2) Kemudahan Penggunaan (Ease of Use)
Jumlah Sampel
3) Keandalan sistem (Reliability)
Nama Bank
Jumlah Sampel
4) Integrasi (Integrastion)
10 3.2.2 Variabel Dependent
BRI
10 Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
BCA
10 kualitas informasi.Suatu Informasi yang berkualitas
BTPN
10 menurut Sri Dewi Anggadini (2011;13) memiliki cirri-
Total Jumlah Sampel
50 ciri:
Sumber: (Diolah,2017)
1) Akurat (Accuracy)
2) Ketepatan waktu (Timelines)
3.2 Operasionalisasi Variabel
3) Relevansi (Relevancy)
4) Kelengkapan (Completeness) Variabel moderating adalah variabel yang
3.2.1 Variabel Moderating
menentukan lemah kuatnya suatu hubungan antara
3.2.3 Variabel Independen
variable bebas dan variabel terikat, dalam penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabel ini variable yang dimaksud adalah Sistem Informasi
Budaya Organisasi. Akuntansi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:1)
independen (X) adalah
Karakteristik budaya organisasi. Menurut Denison, et sistem informasi akuntansi adalahkumpulan sumber-
al. (2012:14) karakteristik budaya organisasi tersebut sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang
dapat dijelaskan sebagai:
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
1) Misi (Mission)
lainnya menjadi informasi. Dimensi-dimensi kualitas
2) Keterlibatan (Involvement)
sistem informasi akuntansi meliputi (DeLone dan
3) Adaptabilitas(Adaptability)
McLean, 2014):
4) Konsistensi(Consistency)
1) Fleksibilitas (Flexibility)
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala VariabelModerating
Kemudahan Pengaksesan (Flexibility)
Kemudahan Penggunaan (Easy to Use)
Interval Akuntansi -
Sistem Informasi -
Keandalan Sistem (Reability)
Integrasi(Integration)
Variabel Indikator Skala Variabel Dependen
- Relevan (Relevance). Kualitas
- Akurasi (Accuracy). Interval Informasi
- Ketepatan Waktu (Timeliness). -
Kelengkapan
Variabel Independen
Budaya Organisasi
Misi
Interval (X)
Keterlibatan
Adaptabilitas
Konsistensi
3.3 Metode Analisis dan Rancangan Pengujian
bebas dari masalah asumsi klasik. Asumi klasik adalah
Hipotesis
asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi
(Ghozali, 2013). Asumsi-asumsi tersebut adalah Kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data
3.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
sebagai berikut:
yang merupakan penjabaran dari indikator variabel
1) Uji Normalitas
sebelum digunakan untuk mengumpulkan data di Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah lapangan, terlebih dahulu harus diuji tingkat validitas
dalam model regresi variabel pengganggu atau dan reliabilitasnya. Oleh karena itu, setelah instrumen
residual memiliki distribusi normal (Ghozali, itu valid dan reliablemaka dapat digunakan untuk
2013). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah mengumpulkan data di lapangan. Adapun validitas dan
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu reliabilitas akan dijelaskan sebagai berikut:
dengan analisis gambar berupa plot dan uji statistik
1) Validitas data dengan melihat nilai kurtosis dan skewness. Koefisien validitas menggambarkan tingkat
Kenormalan data-data dapat dilihat dari tampilan kemampuan instrumen untuk mengungkap data
probability plot yang atau informasi dari variabel yang diukur.Validitas
gambar
normal
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
normal. Distribusi normal akan membentuk satu tingkat kesahihan suatu instrument (Arikunto,
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan 2010). Teknik pengujian validitas menggunakan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi teknik korelasi product moment dari pearson
data residual normal, maka garis yang dengan tingkat signifikansi 5%untuk mengetahui
sesungguhnya akan keeratan pengaruh antara variabel bebas dengan
menggambarkan
data
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013). variabel terikat dengan cara mengkorelasikan
2) Uji Multikolinearitas
antara skor item pernyataan terhadap skor total. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji Apabila nilai korelasi hitung r-hitung lebih besar
apakah dalam model regresi ditemukan adanya bila dibandingkan dengan nilai r-tabel dengan
korelasi antar variabel independen(Ghozali, 2013). menggunakan level signifikan 5% pada tingkat
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi keyakinan 95% dapat diartikan bahwa item-item
korelasi antar variable independen. Ketentuan uji pertanyaan tersebut valid.
multikolinearitas sebagai berikut:
2) Reliabilitas data 2 a. Jika R tinggi tapi variabel independenbanyak Reliabilitas adalah tingkat kemampuan suatu
yang tidak signifikan, maka dalam model instrumen penelitian untuk dapat mengukur suatu
regresi terdapat multikolinearitas variabel secara berulangkali dan mampu
b. Menganalisis matriks korelasi variabel menghasilkan informasi atau data yang sama atau
independen. Jika korelasi antar variabel sedikit sekali bervariasi.Realibilitas instrument
independentinggi yaitu diatas 0,90 maka menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu
terdapat multikolinearitas instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
c. Melihat nilai tolerance lebih kecil dari 10% sebagai alat pengumpul data dan karena instrumen
dan nilai VIF lebih besar dari 10% berarti ada tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Uji
multikolinearitas
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Bila ternyata dalam model regresi terdapat Cronbach’s Alpha, yaitusebuah ukuran keandalan
multikolinearitas, maka harus menghilangkan yang memiliki nilai berkisar dari nol sampai satu,
variabel independenyang mempunyai korelasi instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai
tinggi. Jika korelasi antar variabel independentinggi koefisien alphanya ≥ 0.60 (Hair et al., 2010).
yaitu di atas 0,90 maka terdapat multikolinearitas. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 10% dan nilai
VIF lebih besar dari 10 berarti ada Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui
3.3.2 Uji Asumsi Klasik
multikolinearitas. Namun sebaliknya jika hasil apakah model estimasi yang dipergunakan memenuhi
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) asumsi regresi linear klasik. Model regresi valid bila
yang memiliki nilai kurang dari 10 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
= Interaksi Budya Orgnisasi dengan Sistem antar variabel independen (Ghozali, 2013).
XZ
Informasi Akuntansi
3) Uji Heteroskedastisitas
= Koefisien regresi
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
= Konstanta
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
e = Term of Error
variansi dari residual satu pengamatan terhadap pengamatan yang lain(Ghozali, 2013). Jika variansi
Dari hasil regresi persamaan-persamaan diatas dari residual satu pengamatan terhadap pengamatan
dapat terjadi beberapa kemungkinan sebagai berikut: yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
1. Jika variabel moderator (Z) tidak berinteraksi dan jika berbeda disebut heteroskeastisitas. Model
dengan variabel prediktor/independen (X) namun regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
berhubungan dengan variabel kriterion/dependen atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
(Y) maka variabel Z tersebut bukanlah variabel Mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
merupakan variabel dilihat dari Grafik Plot antara nilai prediksi variabel
moderator
melainkan
intervening atau variabel independen. terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
2. Jika variabel moderator (Z) tidak berinteraksi Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dengan variabel independen (X) dan juga tidak dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
berhubungan dengan variabel dependen (Y) maka tertentu pada Grafik scatterplot antara SRESID
variabel Z merupakan variabel moderator DAN ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
homologizer.
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
3. Jika variabel moderator (Z) berinteraksi dengan prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-
variabel independen (X) dan juga berhubungan studentized.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
signifikan dengan variabel dependen (Y) maka yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
variabel Z tersebut merupakan variabel quasi (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
moderator (moderator semu). Hal ini karena maka
variabel Z tersebut dapat berlaku sebagai moderator heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,
juga sekaligus sebagai variabel independen. serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
4. Jika variabel moderator (Z) berinteraksi dengan angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
variabel independen (X) namun tidak berhubungan heteroskedastisitas.
signifikan dengan variabel dependen (Y) maka variabel Z tersebut merupakan variabel pure
moderator (moderator murni). Dalam penelitian ini terdapat variabel moderasi yaitu sistem informasi akuntansi. Dengan demikian,
3.3.3 Peralatan Analisis Data
3.3.4 Pengujian Hipotesis
teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan Pengujian hipotesis dalam penelitian ini Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated
dilakukan secara parsial. Adapun pengujian secara Regression Analysis (MRA) yaitu pendekatan analitik
parsial akan dijelaskan sebagai berikut: yang mempertahankan integritas sampel dan
Uji-t (pengujian secara parsial) yaitu untuk memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh
mengetahui bagaimanakah pengaruh dari variabel variabel moderator. Adapun persamaan regresi dalam
bebas terhadap variabel terikat secara individu. penelitian ini adalah sebagai berikut:
Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut: Y = α + β1X + e
a. Menentukan Ho (Hipotesis nol) dan Ha (Hipotesis Y = α + β1X + β2Z + e
alternatif)
Y = α + β1X + β2XZ + e
b. Menentukan tingkat signifikannya (α = 5 %). Kriteria uji-t, apabila sig value< 0,05 berarti
Keterangan: pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Z
= Sistem Informasi Akuntansi
adalah signifikan.
Y = Kualitas Informasi Ho diterima jika nilai sig value> alpha 0,05 yang
X = Budaya Organisasi
arti tidak signifikan.
Ha diterima jika nilai sig value< alpha 0,05 yang
Ho2: Sistem informasi akuntansi tidak memoderasi arti signifikan.
pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas Hipotesis pengaruh langsung yang telah
informasi.
dikembangkan dalam penelitian ini untuk diuji adalah Ha2: Sistem informasi akuntansi memoderasi sebagai berikut:
pengaruh budaya organisasi terhadap kualitas Ho1: Budaya
signifikan terhadap kualitas informasi. Ha1: Budaya organisasiberpengaruh signifikan
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
terhadap kualitas informasi.
4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
r tabel,
Variabel
Indikator
Nomor Item
r hitung
Nilai Kritis 5%
Validitas
( N = 50 )
Variabel Independen
Budaya Organisasi Misi
A4 0.128
Tidak Valid
Valid Variabel Independen
Valid Budaya Organisasi
Valid Variabel Moderating
Sistem Informasi
Easy to Use
B4 0.411
Valid Valid
Variabel
Indikator
Nomor Item
r hitung
Nilai Kritis 5%
Kritis 5% ( N = 50 )
Variabel dependen
Cronbach Alpha
Reliabilitas
X Budaya Organisasi
Reliabel
Z Sistem Informasi Akuntansi
Reliabel
Y Kualitas Informasi
Reliabel
Sumber: Data Primer, diolah (2017)
4.2 Pengujian Asumsi Klasik
tersebut. Ada tiga asumsi klasik yang diuji yaitu: uji
multikolinearitas dan uji Sebelum pengujian hipotesis dengan menggunakan
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
normalitas,
uji
heterokedastisitas. Pada sub-sub bab berikut ini akan analisis regresi linear berganda, maka terlebih dahulu
dijelaskan hasil pengujian ketiga asumsi klasik dilakukan uji persyaratan untuk regresi linear berganda
tersebut:
dengan pengujian asumsi klasik terhadap model
4.2.1.1 Uji Normalitas
Model jalur yang baik adalah distribusi data Berdasarkan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data
terdistribusi merata di sepanjang garis diagonal. Hal yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
ini membuktikan bahwa data yang digunakan dalam uji normality plot dengan melihat grafik P-P plot.
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan yakni jika data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
diagonal, maka model jalur memenuhi asumsi Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana normalitas. Hasil uji normalitas yang dilakukan
terjadi korelasi signifikan antara variabel bebasnya. ditunjukkan oleh gambar berikut:
Jika terdapat gejala multikoliearitas relative sempurna, maka penafsiran lewat kuadrat terkecil menjadi tak tertentu dan variansi serta standar deviasinya menjadi tak terdefinisikan. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya penyimpangan mengenai ketepatan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Collinearity Statistics Dependen
X Budaya Organisasi
Kualitas Informasi
Z Sistem Informasi Akuntansi
Sumber: Data Output SPSS, 2017 (Diolah) Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa nilai VIF
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan untuk variabel bebas yang terdiri dari budaya
tetap maka disebut organisasidan variabel moderasi yang terdiri dari
homoskedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut sistem informasi akuntansi lebih kecil dari 10 (VIF <
pengolahan data 10), sedangkan nilai tolerance-nya lebih besar dari 0.1.
heterokedastisitas.
Hasil
menunjukkan grafik scatterplot seperti terlihat pada Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa
gambar berikut:
persamaan regresi linear berganda tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model jalur terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan gambar 4.2, dapat dilihat bahwa
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda
tidak ada pola tertentu pada grafik scatterplot dan
4.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama
titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang Hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh teratur
budaya organisasi (X) terhadap kualitas informasi (Y). menyempit), serta titik-titik menyebar di atas dan
Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial, uji-t (uji dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan
pengaruh parsial) dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang dipergunakan dalam penelitian ini
seberapa besar variabel bebas(budaya organisasi) yang adalah bersumber dari data yang terdistribusi normal.
dimasukkan dalam model berpengaruh secara individu Dengan demikian, model regresi dalam penelitian ini
terhadap variabel terikat (kualitas informasi). Hasil tidak terjadi heteroskedastisitas.
pengujian hipotesis pertama dapat dilihat pada tabel
4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana (Budaya Organisasi terhadap Kualitas Informasi)
a Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t
Sig.
B Std. Error
Beta
1 (Constant)
.493 .624 Budaya Organisasi
Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a. Dependent Variable: Kualitas Informasi Sumber: Data Output SPSS, 2017 (Diolah)
Berdasarkan tabel 4.10, makamodel persamaan budayaorganissi berpengaruh signifikan terhadap regresi berdasarkan tabel di atas adalah :
kualitas informasi dapat diterima.
Y = 0,663 (X)
4.3.2 Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan table 4.10, dapat dijelaskan bahwa Hipotesis menyatakan bahwa terdapat pengaruh budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap
budaya organisasi (X) dengan kualitas informasi (Y) kualitas informasi dengan nilai signifikansi (sig.) 0.00
dengan sistem informasi akuntansi (Z) sebagai < 0.05. Dengan demikian, maka Ho1 ditolak dan Ha1
variable moderasi. Pengujian hipotesis dilakukan diterima. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
secara parsial, uji-t (uji pengaruh parsial) dilakukan dikarenakan penelitian ini menggunakan koefisien
untuk mengetahui seberapa besar variabel moderasi determinasi dari nilai standardized coefficients. Maka
(sistem informasi akuntansi) yang dimasukkan dalam untuk interpretasi koefisien determinasi digunakan
model berpengaruh secara individu terhadap hubungan adjusted R square yang diperoleh adalah sebesar 0,427.
antara variabel bebas (budaya organisasi) dengan Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel
variabel terikat (kualitas informasi). Hasil pengujian budaya organisasi dalam menjelaskan pengaruhnya
hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut: terhadap kualitas informasi adalah sebesar 42,7%. Dengan kata lain, bila terjadi peningkatan budaya organisasi, maka akan meningkatkan kualitas informasi sebesar 42,7% sedangkan sisanya sebesar 57,3% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, menunjukkan bahwa hipotesis (Ha1) yang menyatakan
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda (Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Informasi Dengan Sistem Informasi Sebagai Variabel Moderasi)
a Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Sig.
B Std. Error
Beta
1 (Constant)
.352 .726 Budaya Organisasi
Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a. Dependent Variable: Kualitas Informasi Sumber: Data Output SPSS, 2017 (Diolah)
Berdasarkan tabel 4.11, makamodel persamaan informasi akuntansi bukan merupakan variabel regresi berdasarkan tabel di atas adalah :
moderasi.
Y = - 0,070 (X) - 0,151 (Z) + 0,915 (XZ)
4.4 Hasil Pengujian Hipotesis
4.4.1 Rangkuman Pengujian Hipotesis
Berdasarkan tabel 4.11, dapat dijelaskan bahwa Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis, moderat (interaksi antara budaya organisasi dengan
gambaran tentang diterima ataupun ditolaknya sistem
hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel signifikan terhadap kualitas informasi dengan nilai
informasi
akuntansi)tidakberpengaruh
4.12 berikut:
signifikansi (sig.) 0.693 > 0.05. Dengan demikian,
Tabel 4.12
maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Seperti yang telah
Rangkuman Pengujian Hipotesis
dijelaskan sebelumnya, dikarenakan penelitian ini
Hipotesis
Kondisi
menggunakan koefisien determinasi dari nilai
Budaya organisasi tidak berpengaruh
Ho1
standardized coefficients. signifikan terhadap kualitas informasi. Maka untuk interpretasi
Budaya organisasi berpengaruh
koefisien determinasi digunakan adjusted R
Ha1
√ signifikan terhadap kualitas informasi.
square yang diperoleh adalah sebesar 0,478. Hal ini
Sistem informasi akuntansi tidak
menunjukkan bahwa kemampuan variabel moderat
Ho2 berpengaruh signifikan terhadap √
(interaksi antara budaya organisasi dengan sistem hubungan antara budaya organisasi
dengan kualitas informasi
informasi akuntansi) dalam menjelaskan pengaruhnya
Sistem informasi akuntansi
terhadap kualitas informasi adalah sebesar 47,8%.
berpengaruh signifikan terhadap
Ha2
Dengan kata lain, bila terjadi peningkatan moderat
hubungan antara budaya organisasi
(interaksi antara budaya organisasi dengan sistem dengan kualitas informasi
Keterangan:
informasi akuntansi), maka akan meningkatkan
= hipotesis diterima kualitas informasi sebesar 47,8% sedangkan sisanya
X = hipotesis ditolak sebesar 52,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak
diteliti.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua, Berdasarkan hasil analisis data yang telah menunjukkan bahwa hipotesis (Ho1) yang menyatakan dilakukan, pengaruh budaya organisasi terhadap moderat (interaksi antara budaya organisasi dengan kualitas informasi dengan sistem informasi akuntansi sistem informasi akuntansi) tidak berpengaruh sebagai variabel moderasiakan dijelaskan pada sub- signifikan terhadap kualitas informasi dapat diterima.
bagian berikut:
Dengan demkian, dapat dikatakan bahwa sistem
4.51. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
dengan sistem informasi akuntansi) sebesar 0.69>
0.05.Nilai ini menunjukkan pengaruh yang tidak Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi,
Kualitas Informasi
signifikan sehingga tidak harus dimanfaatkan oleh diketahui bahwa nilai Adjusted R Square yang
perbankan konvensional untuk meningkatkan kualitas diperoleh adalah sebesar 0.427. Hal ini menunjukkan
informasinya.Dengan demkian, dapat dikatakan bahwa bahwa kemampuan variabel budaya organisasi dalam
sistem informasi akuntansi bukan merupakan variabel menjelaskan pengaruhnya terhadap kualitas informasi
moderasi.
adalah sebesar 42,7%. Dengan kata lain, bila terjadi peningkatan
budaya
organisasi, maka
akan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan kualitas informasi sebesar 42,7%
5.1 Kesimpulan
sedangkan sisanya sebesar 57,3% dipengaruhi variabel Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan lain yang tidak diteliti.
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka Berdasarkan hasil uji secara parsial, diketahui
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan
1. Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi perbankan konvensionaldi
terhadap kualitas informasi. Banda Aceh. Misi yang jelas, keterlibatan karyawan
2. Sistem informasi akuntansi bukan merupakan dalam mencapai tujuan organisasi, adaptabilitas
variabel moderasi antara pengaruh budaya karyawan dalam mengambil resiko untuk menciptakan
organisasi terhadap kualitas informasi. perubahan, serta konsistensi dalam mencapai kesepakatan dapat meningkatkan kulitas informasi dari
5.2 Saran
organisasi tersebut. Hal ini terlihat dari nilai Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, signifikansi(sig.) budaya organisasi sebesar 0.00 <
maka dapat dirangkum beberapa saran sebagai berikut: 0.05.Nilai ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
1. Hasil penelitian ini menyarankan agar perbankan sehingga sebisa mungkin harus dimanfaatkan oleh
konvensional di Banda Aceh hendaknya dapat perbankan konvensional untuk meningkatkan kualitas
meningkatkan kualitas informasi dengan cara informasinya.
meningkatkan peran dari budaya organisasi sehingga kualitas informasi akan semakin baik.
4.5.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
2. Hasil penelitian ini menyarankan agar perbankan