ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENINGKATAN ASAM URAT DENGAN MASALAH GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO Novi Winda Agustin 1312010022 SUBJECT : Peningkatan asam urat, nyeri, kompres hangat DESCRIPTION :

  

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI

PENINGKATAN ASAM URAT DENGAN MASALAH GANGGUAN

RASA NYAMAN NYERI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT

MOJOKERTO

Novi Winda Agustin

1312010022

  

SUBJECT :

  Peningkatan asam urat, nyeri, kompres hangat

  

DESCRIPTION :

  Peningkatan angka prevalensi penyakit asam urat di Indonesia disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi purin. Serangan berikut menimbulkan rasa nyeri, oleh sebab itu penangannan terapi nonfarmakologi di berikan kompres hangat untuk mengurangi nyeri. Tujuan studi kasus ini melakukan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami peningkatan asam urat dengan masalah gangguan rasa nyaman nyeri.

  Desain penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah responden yang di ambil 2 klien yang mengalami peningkatan asam urat dengan masalah gangguan rasa nyaman nyeri. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dengan menggunakan format asuhan keperawatan gerontik. Pengkajian menggunakan 4 sumber utama yaitu klien, perawat data penunjang. Kemudian ditegakkan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

  Pengkajian pada klien 1 didapat data, klien mengeluh nyeri lutut sebelah kanan, kekakuan kaki pada saat bangun tidur, hasil test asam urat 8,2 mg/dl. Sedangkan pada klien 2 didapatkan data, klien mengeluh nyeri lutut sebelah kiri, terdapat pembengkakan lutut, hasil test asam urat 8,9 mg/dl. Sehingga diagnosa keperawatannya adalah nyeri akut berhubungan dengan ketunadayaan fisik (cedera neurologis, arthritis), salah satu intervensi yang dilakukan yaitu terapi nonfarmakologi kompres hangat, dilakukan pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat, hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan skala nyeri sesudah dikompres hangat.

  Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri pada lansia yang mengalami peningkatan asam urat. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebaiknya disediakan alat buli-buli untuk terapi kompres hangat pada lansia yang mengalami masalah nyeri persendian

  

ABSTRACT

The increased prevalence rate of gout in Indonesia is caused by the

consumption of foods that is high in purines, this following attack cause pain,

therefore it is need to implement nonpharmocological therapy by applying warm

compresses to reduce pain. The purpose of this case study was implement nursing

care to the elderly who experienced the increase of uric acid with comfort

disturbed related to pain.

  The research design was a case study. Number of respondents were 2

(two) clients who experienced the increase of uric acid with comfort disturbed

related to pain. Method of collecting data used were interviews, observation,

documentation with using the form of geriatric nursing care. The assessment

using 3 (three) main sources that were clients, nurse, and supporting data. Then

enforced nursing diagnosis, intervention, implementation and evaluation.

  Assessment on the first client obtained that, the client complained about

pain on right side of knee, leg stiffness when wake up, uric acid test result was 8,2

mg/dl. The second obtained data, the client complained of pain on left side of

knee, there was edema on the knee, the test results of uric acid was 8,9 mg/dl.

Base on the assessment nursing diagnosis is the acute pain associated with

physical inability (neorologis injury, arthritis), one of nursing interventions was

give to patient is nonpharmacological therapy such as warm compress, meesured

of pain scale before and after warm compress, the results showed decrease in

pain scale after given warm compress.

  Conclusion of this case study a warm compress can lower the scale of

pain in elderly with the increase of uric acid. Based on the results of this study it

is expected that Panti Werdha Majapahit Mojokerto should provide equipment to

make use tools warm compress therapy for elderly who experiencing joint pain

problems.

  Keywords : Nursing care, Increase of Uric Acid, Warm Compresses Contributor : 1. Vonny Nurmalya M, M. Kep

  2. Umul Fatkhiyah, S. Kep., Ns

  Date : 18 Juli 2016 Type material : Laporan penelitian Identifier : - Right : Open document

Summary : Latar belakang, metodologi, hasil, simpulan dan rekomendasi

LATAR BELAKANG

  Kondisi tubuh lansia yang mulai menurun merupakan bagian dari proses penuaan, dan sebagian besar penyakit sendi yang sering di alami oleh lansia yaitu penyakit asam urat (Mursito, 2004). Asam urat adalah serangan radang persendian yang berulang yang disebabkan oleh deposit atau penimbunan kristal asam urat didalam persendian. Kelebihan zat asam urat akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian termasuk diginjal dalam bentuk kristal-kristal (Sandjaya, 2014).

  Akibat kadar asam urat di dalam darah yang tinggi, tubuh akan meningkat (Yatim, 2006). Serangan berikutnya menimbulkan rasa nyeri lebih hebat, rasa sakit lebih lama, frekuensi serangan meningkat dan kesembuhan lebih pendek, disertai dengan bengkak dan kaku sendi, sehingga lansia mengalami penurunan aktivitas dan lansia tidak produktif (Kahandar & Suhada, 2006).

  RISKESDAS 2013, Prevalensi penyakit gout artritis oleh golongan lansia pada usia 55-64 tahun 45,0%, usia 65-74 tahun 51,9%, usia >75 tahun 54,8%. Angka prevalensi gout artritis di dunia secara global belum tercatat, namun di Amerika serikat prevalensi gout pada tahun 2010 sebanyak 807.552 orang (0,27%) dari 293.655.405 orang. Indonesia menempati peringkat pertama di Asia tenggara yang mengalami gout artritis dengan angka prevalensi 655.745 orang (0,27%) dari 238.452.952 orang. (Right Diagnosis Statistik, 2010). Peningkatan angka prevalensi penyakit asam urat di Indonesia disebabkan konsumsi makanan yang tinggi purin seperti kerang, udang, kepiting, kacang, melinjo, bayam, kangkung, daun singkong, kacang-kacangan yang dikeringkan beserta olahannya (tahu, tempe, dan oncom), jeroan hewan, makanan yang diawetkan, dan tape. (Hembing, 2008).

  Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,43% hampir 8% orang yang berusia 50 tahun keatas mempunyai keluhan nyeri sendi, yang disebabkan oleh penyakit gout

  

artritis . (Nugroho, 2008). Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan di panti

  Werdha Mojopahit Mojokerto didapatkan sepanjang tahun 2015 dari 46 jumlah lansia, 25 lansia yang mengalami peningkatan asam urat. Sedangkan pada tahun 2016 antara januari sampai april jumlah lansia yang ada di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sejumlah 27 lansia mengalami peningkatan asam urat.

  Asam urat merupakan jenis penyakit reumatik berhubungan dengan gangguan kinetik asam yaitu hiperurisemia. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah diatas normal, secara biokimia akan terjadi hiperurisemia yaitu kelarutan asam urat diserum yang melewati ambang batasnya. Batasan hiperurisemia secara ideal yaitu dua standart deviasi hasil laboratorium pada populasi normal namun secara pragmatis dapat digunakan patokan kadar asam urat >7mg/dl pada pria dan >6 mg/dl pada wanita. (Hidayat, 2009). Tanda awal tubuh terkena asam urat adalah rasa nyeri mendadak di persendian dan pangkal ibu jari warna merah dan bengkak pada persendian yang di sertai demam. Penyakit pada sendi yang sering menyebabkan gejala nyeri adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan sendi tulang yang banyak ditemukan pada lanjut usia, terutama yang gemuk (Nugroho, 2008).

  Kelainan akibat perubahan sendi yang sering terjadi pada lansia adalah asam urat Kelainan ini dapat menimbulkan gangguan berupa rasa nyeri, bengkak, kekakuan sendi, keterbatasan luas gerak sendi, gangguan berjalan dan aktivitas keseharian lainnya (Bangun, 2009). Asam urat atau gout artritis, suatu penyakit yang terjadi akibat penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan. Penyakit ini dapat mengakibatkan produksi asam urat meningkat yang disebabkan meningkatnya asupan makanan kaya purin sehingga proses pembuangannya melalui ginjal menurun. (Vitahealth, 2005).

  Penanganan asam urat tinggi bisa diberikan secara farmakologi dan nonfarmakologi. Penanganan terapi farmakologi diberikan obat-obatan, sedangkan penanganan nonfarmakologi diberikan : (1) kompres air hangat (2) melinjo, bayam, kangkung, daun singkong, kacang-kacangan yang dikeringkan beserta olahannya (tahu, tempe), jeroan hewan, makanan yang diawetkan dan tape (3) Melakukan aktivitas, seperti berjalan kaki ringan di pagi hari (Misnadiarly, 2007). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Yang Mengalami Peningkatan Asam Urat Dengan Masalah Gangguan Rasa Nyaman Nyeri di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto”

  METEDOLOGI

  Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah Asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami peningkatan asam urat dengan masalah gangguan rasa nyaman nyeri di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Kriteria subjek studi kasus yang akan diambil untuk melengkapi studi kasus ini adalah partisipan 2 (dua), kooperatif dan bersedia menjadi responden, pasien dengan keluhan nyeri pada lutut, hasil pemeriksaan asam urat patokan pada pria >7 mg/dl dan pada wanita >6 mg/dl. Partisipan 1 hasil test asam urat 8,2 mg/dl, partisipan 2 hasil test asam urat 8,9 mg/dl

  1)

Pengkajian keperawatan

  Berdasarkan pengkajian pada tanggal 18 juli 2016 responden 1 nama Ny. SA, umur 66 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Gedek Mojokerto. Responden 2 nama Ny. SW umur 64 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Gondang Mojokerto. Keluhan yang muncul dari 2 responden adalah nyeri lutut. Pada responden 1 nyeri lutut sebelah kanan, dengan skala nyeri 7, kadang-kadang nyeri timbul di bagian jari-jari kaki, pinggang, gejala nyeri timbul secara mendadak dan gejala nyeri itu timbul setelah pasien makan sayur bayam, kangkung, kacang panjang, nasi pecel menu yang di sajikan dari panti, nilai asam urat 8,2 mg/dl.

  Bangun tidur kaki pasien terasa kaku, jika malam hari pasien sulit tidur nyenyak, tidurnya sering terbangun karena tiba-tiba kaki terasa seperti di tusuk-tusuk. Responden 2 nyeri lutut sebelah kiri, dengan skala nyeri 6, gejala nyeri timbul secara mendadak dan gejala nyeri timbul setelah pasien makan makanan yang bersanten menu makan yang di sajikan dari panti. Nilai asam urat 8,9 mg/dl, kalau malam hari nyeri itu semakin terasa sakit, jika malam pasien tidurnya sering terbangun karena tiba-tiba kaki terasa seperti di tusuk-tusuk.

  Asam urat merupakan penyakit karena gangguan metabolik yang termasuk kelompok golongan heterogeneus yang berhubungan denganefek genetik pada metabolisme purin. Kadar asam urat pada pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan wanita 2,6-6 mg/dl (Wibowo 2008). Gangguan asam urat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain : faktor genetik, faktor perilaku misal mengkonsumsi makanan tinggi purin, mengkonsumsi alkohol berlebih, obesitas, gangguan fungsi ginjal, penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes mellitus), kurang minum (Herlinawati, 2008).

  Manifestasi asam urat yang terjadi dalam tubuh penderita : nyeri pada satu atau beberapa sendi pada malam hari, makin lama makin memburuk, Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang licin dan hangat. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita terjadi peningkatan denyut jantung, Bila benjolan kristal disendi pecah. Akan keluar massa seperti kapur, kadar asam urat dalam darah tinggi (Smeltzer dan Bare 2001).

  Nyeri adalah perasaan tidak nyaman dan sangat individual yang tidak dapat dirasakan atau di bagi dengan orang lain. Setiap individu yang akan merasakan reaksi dan persepsi yang berbeda. Nyeri nyangkut dua aspek yaitu psikologis dan fisiologis yang keduanya di pengaruhi faktor- faktor seperti budaya, usia, lingkungan, dan sistem pendukung, pengalaman masa lalu, kecemasan dan stress serta efek plasebo (Potter, 2007).

  Peningkatan angka prevalensi penyakit asam urat di Indonesia di sebabkan konsumsi makanan tinggi purin seperti kerang, udang, kepiting, kacang, melinjo, bayam, kangkung, singkong, kacang-kacangan yang di keringkan beserta olahannya (tahu, tempe, dan oncom), jeroan hewan, makanan yang di awetkan dan tape (Hembing, 2008). Pendapat penulis antara fakta dan teori sama, bahwa lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sering mengkonsumsi makanan tinggi purin, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat sehingga muncul nyeri di persendian. 2)

Diagnosis Keperawatan

  Diagnosa keperawatan yang di temukan pada responden 1 dan 2 adalah nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan fisik ( cedera neurogis, arthritis). Penulis menegakkan diagnosa ini karena di peroleh data bahwa responden 1, berusia 66 tahun mengeluh nyeri lutut sebelah kanan kurang lebih 3 tahunan yang lalu. Responden 2, berusia 64 tahun mengeluh nyeri lutut sebelah kiri kurang lebih 1 tahunan yang lalu.

  Nyeri adalah perasaan tidak nyaman dan sangat individual yang tidak dapat di rasakan atau di bagi dengan orang lain. Setiap individu akan merasakan reaksi dan persepsi yang berbeda. Nyeri nyangkut dua aspek yaitu psikologis dan fisiologis yang keduanya di pengaruhi faktor-faktor seperti budaya, usia, lingkungan, dan sistem pendukung, pengalaman masa lalu, kecemasan dan stress ( Potter, 2005).

  Nyeri kronis adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan, akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas atau dapat di ramalkan dan durasinya lebih dari enam bulan (Judith M & Nancy R, 2011). Pendapat penulis tentang penegakkan diagnosa diatas sama bahwa nyeri kronis itu durasinya lebih dari enam bulan, sedangkan nyeri yang dirasakan pasien

  3) Perencanaan

  Setelah di lakukan tindakan 2x24 jam nyeri pasien berkurang, dengan kriteria hasil : 1)

  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri), 2)

  Mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri 3)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

  Asuhan keperawatan yang di berikan kepada responden 1 dan 2 antara lain dengan cara : menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ke tingkat yang lebih nyaman yang dapat di toleransi oleh pasien, mengajarkan tehnik non farmakologi misal tehnik kompres air hangat. Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan menberikan cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat (Uliyah & Hidayat 2008, h. 93).

  Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat, pantau skala nyeri pasien, penyuluhan untuk pasien diet makanan tinggi purin, kolaborasi dengan tim pedis dalam pemberian analgesik, kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian diet makanan tinggi purin. 4)

Tindakan

  Hasil pengkajian bahwa responden 1 dan 2 mengalami masalah nyeri, untuk mengatasi keluhan nyeri dengan peningkatan kadar asam urat rencana keperawatan yang di lakukan adalah menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri. Memotivasi pasien untuk meningkatkan istirahat dan tidur yang adekuat, memotivasi pasien untuk mengurangi makanan tinggi purin, memfasilitasi pasien untuk mendapatkan obat analgesik/anti nyeri dari petugas panti, ajarkan pasien tehnik nonfarmakologi misal tehnik kompres hangat, pantau skala nyeri, penyuluhan untuk pasien diet makanan tinggi purin. Tehnik mandiri berupa tindakan kompres air hangat yang di implementasikan kepada responden1 dan 2.

  Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan menberikan cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat (Uliyah & Hidayat 2008, h. 93). Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat, memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan rasa nyeri, dan mengurangi terjadinya spasme otot dengan menggunakan air panas bersuhu (40-50oC) (Hidayat, 2015).

  Hasil dari implementasi responden 1 merasa nyaman, rileks dan nyeri berkurang saat kompres hangat di berikan, responden 2 merasa nyaman, nyeri berkurang saat kompres air hangat di berikan. Penelitiannya Mery Diperoleh mean sebelum kompres hangat 2.45 dengan standar deviasi 0.510, sedangkan pada skala nyeri sesudah dikompres hangat di dapatkan mean 0.20 dengan standar deviasi 0.410. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri pada lansia yang mengalami rematik.

  Selain itu penggunaan kompres hangat merupakan cara yang mudah serta murah untuk dilakukan sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk menggunakannya. Implementasi/tindakan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan di mulai setelah rencana tindakan di susun dan di tujukan pada nursing order untuk membantu klien mencapai tujuan yang di harapkan (Nursalam, 2008).

  Menurut pendapat penulis antara fakta dan teori sama bahwa kompres air hangat menurut teori dan jurnal Mery Fanada 2012 bahwa kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri dan faktanya 2 responden setelah di kompres air hangat skala nyeri berkurang, pasien merasa nyaman.

  5)

Evaluasi

  Setelah di lakukan tindakan keperawatan responden keberhasilan dalam asuhan keperawatan dengan evaluasi, responden 1 Ny. SA mengatakan nyeri nya berkurang, skala nyerinya 6, pasien tampak lebih nyaman setelah di kompres dengan air hangat, keadaan umum cukup, TD : 160/100 mMHg, N : 74x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,5, masalah teratasi sebagian, intervensi di lanjutkan. Responden 2 Ny. SW mengatakan nyeri nya berkurang , skala nyeri 4, pasien tampak lebih nyaman setelah di kompres dengan air hangat, keadaan umum cukup, TD : 170/100 mMHg, N : 78x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,5, masalah teratasi sebagian, intervensi di lanjutkan.

  Evaluasi adalah perkembangan kesehatan pasien dapat di lihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat di capai dan memberikan feedback terhadap asuhan keperawatan yang di berikan (Tarwoto, 2004). Pendapat penulis antara fakta dan teori sama perkembangan kesehatan pasien dapat tercapai hasilnya.

  SIMPULAN

  Dari hasil pengkajian yang di dapat responden 1 dan 2 mengeluh nyeri lutut. Responden 1 mengeluh nyeri lutut sebelah kanan, skala nyeri 7, nyeri ketika di buat jongkok misalnya mencuci baju, mencuci piring atau aktivitas lainnya. Responden 2 nyeri lutut sebelah kiri, skala nyeri 6, nyeri ketika duduk terlalu lama.

  REKOMENDASI

  Harus selalu meningkatkan mutu pelayanan pada semua klien dan juga dalam melakukan tindakan keperawatan terutama pada pasien lansia yang mengalami peningkatan asam urat dengan masalah gangguan rasa nyaman nyeri dengan mengupayakan intervensi yang lebh intensif dan meningkatkan program- program standar praktek keperawatan yang sudah berjalan. Alamat correspondensi :

  • : 085748203465

   Email

  • DAFTAR PUSTAKA Misnadiarly. 2007. Rematik : Asam Urat, Hiperurisemia, Artritis Gout.

  No. HP

  Edisi 1.Pustaka Obor Populer. Jakarta Potter, Paricia A. Dan Perry Griffin Anne. 2005. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Alih Bahasa Komalasari.

  Dkk. EGC : Jakarta Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses

  Penyakit. Edisi 6. EGC. Jakarta Price. S. A. & Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

  Penyakit. Edisi 6 Volume 2. Buku Kedokteran EGC : Jakarta Hidayat, R. 2009. Gout dan Hiperurisemia. Reumathologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Vol. 22, no 1. Jakarta: Graha Ilmu.

  Stanley, Mickey. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.

  Jakarta : EGC Smeltzer & Bare 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & WW

  Suddarth vol. 1. edk 8. EGC : Jakarta

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN SANITASI MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

0 1 7

GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA SEMESTA MOJOKERTO

1 8 5

PENANGANAN NON FARMAKOLOGIS UNTUK MENGURANGI NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO ARIK MEGA SANDY 1212020004 SUBJECT: Penanganan non farmakologis, Nyeri sendi lutut, Lansia DESCRIPTION: Penanganan non-farmakologis merupakan sa

0 0 5

BLACK GARLIC PENCEGAH INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA AIDS (AQCUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME)

0 0 6

PENGEMBANGAN FASILITAS PERTUMBUHAN SPIRITUAL PASIEN DI UNIT HEMODIALISA RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

0 0 6

AKTIVITAS FISIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI WERDHA MAJAPAHIT MOJOKERTO ANGGA DWI PRASETYA NATAGAMA 1212020002 SUBJECT: Lansia, Aktivitas Fisik, Hipertensi DESCRIPTION: Hipertensi sering terjadi pada lansia yang disebabkan oleh perub

0 0 5

ASUHAN KEPERAWATAN BIMBINGAN SPIRITUAL PADA KLIEN GANGGUAN JIWAHARGA DIRI RENDAH DI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG

0 1 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSIA DI RSUD PROF. DR SOEKANDAR KABUPATEN MOJOSARI

0 0 7

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL DI RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR MOJOSARI

0 1 7

CURETTAGE ATAS INDIKASI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU DENGAN TINDAKAN LAPAROTOMI DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2018 Lismawati

0 0 10