PENGARUH KINERJA PETUGAS DALAM SISTEM PENGARSIPAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN TAHUN 2015

  

PENGARUH KINERJA PETUGAS DALAM SISTEM PENGARSIPAN BERKAS REKAM

MEDIS TERHADAP PENINGKATAN MUTU PELAYANAN

DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN TAHUN 2015

ESRAIDA SIMANJUNTAK,SKM Staf

Pengajar APIKES Imelda, Medan

  

ABSTRACT

Performance of staff in the medical record file archiving system is one of the indicators that have an influence on im-

proving quality of care in hospitals. The better the performance of the officer then the quality / service to be provided to

users of hospital services will also be more qualified. The purpose of this study was conducted to determine the effect of

the performance of the officer in the medical record file archiving system to improve the quality of the sample population

pelayanan. Amount this ministry, as many as 11 people with research methodology using descriptive method with ex-

planatory research approach to analyze the influence of the independent variable on the dependent variable .Penelitian

is done in Level II Hospital Putri Hijau Medan. From the results of research based on the results of research question-

naire about the performance of officers in the medical record file archiving system shows that the majority of respon-

dents said that the performance of both officers were 3 people (27.3%) and a minority who say the officer ’s performance

is not good as 8 people (72.7 %). Based on the results of a questionnaire study on improving quality of care showed that

the majority of respondents said that improving the quality of service high by 3 people (27.3%), and that said miyoritas

complete lower service quality improvement of 8 people (72.7%). The effect between keinerja officer in the medical

record file archiving systems to improving quality of care can be seen from the statistical test by SPSS wear analysis

chi-square test p = 0.001 means p <0.05 were obtained from the distribution of stuffing sheets and questionnaires dis-

tributed to each respondent. Based on these results it can be concluded that there are significant performance of staff

in the medical record file archiving system (independent variable) to the improvement of quality of service (dependent).

The better the performance of the officer in the filing system, the improving quality of care in hospitals will be achieved.

  Keywords: Officer Performance File System Archiving Medical Record and Quality Improvement Services

ABSTRAK

  

Kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis adalah salah satu indikator yang mempunyai pengaruh

terhadap peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Semakin baik kinerja petugas maka kualitas/pelayanan yang akan

diberikan kepada pengguna layanan rumah sakit juga akan semakin bermutu. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk men-

getahui pengaruh kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis terhadap peningkatan mutu pelayanan.

Jumlah populasi dan sampel dalam pelayanan ini sebanyak 11 orang dengan metodelogi penelitian menggunakan metode

deskriftif dengan melakukan pendekatan explanatory research untuk menganalisis pengaruh antara variable independen

terhadap variable dependen.Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan. Dari hasil penelitian ber-

dasarkan hasil penelitian instrumen kuesioner tentang kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis

menunjukkan bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa kinerja petugas baik sebanyak 3 orang (27,3%) dan mi-

noritas yang mengatakan kinerja petugas tidak baik sebanyak 8 orang (72,7%). Berdasarkan hasil penelitian kuesioner

tentang peningkatan mutu pelayanan menunjukkan bahwa mayoritas responden mengatakan peningkatan mutu pelay-

anan tinggi sebanyak 3 orang (27,3%), dan miyoritas yang mengatakan peningkatan mutu pelayanan rendah lengkap

sebanyak 8 orang (72,7%).Pengaruh antara keinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis terhadap

peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari uji statistik dengan SPSS memakai uji chi-square analisis p = 0,001 berarti p < 0,05 yang didapat dari hasil pembagian dan isian lembar kuesioner yang di bagikan kepada setiap responden.

  Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis (variable independen) terhadap peningkatan mutu pelayanan (dependen). Semakin baik kinerja petugas dalam sistem pengarsipan maka peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit akan tercapai.

  Kata Kunci : Kinerja Petugas Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis dan Peningkatan Mutu Pelayanan PENDAHULUAN

  Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat, sehingga rumah sakit memerlukan manajemen yang baik supaya kegiatan pelayanan dapat berjalan dengan lancar. Pelayanan di rumah sakit terdiri dari beberapa bagian yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, rawat darurat, dan didalam bidang rekam medis yang sudah tercermin segala informasi yang menyangkut seorang pasien dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam pelayanan maupun tidakan medis lain yang diberikan kepada seoranyang datang kerumah sakit WHO (World Health Organization).

  Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien baik di rawat inap, rawat jalan, maupun yang didapatkan di rawat darurat. Rekam medis merupakan file-file tempat dimana keseluruhan keberadaan pasien beserta data-data yang dimilikinya termaksud jenis penyakit tercatat atau terekam dalam file-file tersebut sehingga rekam medis dapat dikatakan bagian dari arsip yang mempuyai nilai sejarah, disimpan dan dipelihara dengan aman. Arsip merupakan naskah atau dokumen yang menggambarkan segala aktifitas yang telah dilakukan oleh sebuah instansi dalam kurun waktu tertentu. Keberadaan arsip memegang peranan yang cukup besar dalam penentu kebijakan dan pedoman kerja guna pencapaian visi misi sebuah instansi. Arsip berfungsi sebagai sumber ingatan, pusat informasi dan sumber sejarah yang harus dikelola dengan baik agar dapat memperlancar seluruh kegiatan dan proses pekerjaan di rumah sakit yang berhasil guna dan berdaya guna. Dalam hal ini unit kearsipan harus senantiasa siap memberikan informasi yang akurat dalam memecahkan masalah administrasi pada umumnya dan dalam manajemen pengarsipan pada khususnya.Tanpa arsip tidak mungkin seorang petugas arsip dapat mengingat semua catatan dan dokumen secara lengkap.Oleh karena itu suatu rumah sakit dalam mengelola kearsipannya harus memperhatikan sistem kearsipan yang sesuai dengan organisasinya dalam mencapai tujuannya dan informasi tertulis yang tepat harus tersedia apabila diperlukan agar pihak rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang efektif. Rekam medis sangat penting dalam mencapai suatu pelayanan yang berkualitas di pelayanan kesehatan, maka perlu adanya pengarsipan berkas yang baik dan benar untuk mencapai keberhasilan tertib administrasi dalam peningkatan mulu pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.Dalam hal ini rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi data yang ada didalam berkas rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan atau pemalsuan data yang ada di dalamnya ataupun digunakan oleh orang yang tidak berhak, serta tidak boleh dibawa keluar dari rumah sakit kecuali permintaan pengadilan dengan izin tertulis dari direktur rumah sakit tersebut. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat bergantung dari tersedianya data informasi yang akurat, terpercaya dan penyajian yang tepat waktu, upaya tersebut hanya dilakukan apabila sumber daya manusia (SDM) sebagai pemegang kunci dalam pengelolaan rekam medis dan informasi disiapkan secara seksama dan lebih professional. Efektifitas pengelolaan kearsipan pada suatu rumah sakit dipengaruhi oleh pegawai yang bekerja pada unit kearsipan. Didukung sumber daya manusia (SDM) yang bermutu dan prosedur atau tata carayang baik, sarana dan fasilitas yang digunakan dalam membantu pengelolaan arsip dan dana yang tersedia untuk pemeliharaan arsip tersebut (Gafur, 2003). Menurut hasil survei yang dilakukan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan bahwa sistem penyimpanan pengarsipan yang dipakai di rumah sakit tersebut adalah sentralisasi.Sesuai Depkes (1997) bahwa penyimpanan sentralisasi dapat memungkinkan peningkatan efisiensi kinerja petugas penyimpanan. Dengan demikian dapat membuat kinerja petugas dalam sistem pengarsipan lebih mengerti dan memahami cara penyusunan berkas file rekam medis ke dalam rak-rak tersebut sehingga dalam pencarian berkas rekam medis kembali, membuat petugas yang berada dibagian rak arsip rekam medis menjadi lebih mudah dalam pengambilan berkas rekam medis yang dibutuhkan.

  Pengarsipan masih dilakukan pada bagian/bidang kerja masing-masing, tempat arsip yang tersebar tidak pada satu tempat yang sama. Jumlah petugas dalam sistem penyimpanan pengarsipan 11 orang, diantaranya 5 orang tamatan SMA, 5 orang tamatan D3 keperawatan dan 1 orang tamatan S-ISetiap rak penyimpanan diberi tanggungjawab kepada masing-masing petugas, sehingga kepada petugas yang sistem penyimpanan pengarsipannya tidak efisien dapat mengganggu aktifitas saat pelayanan kepada pasien. Pengarsipan berkas rekam medis perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

  Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kinerja Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan”.

  METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif. Dengan pendekatan explanatory research yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variable independent, yaitu kinerja petugas dalam sistem pengarsipan dengan variabel dependent, yaitu peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit.

  Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan. Peneliti memilih Rumah Sakit Tk II Putri Hijau sebagai tempat penelitian sistem pengarsipan rumah sakit ini masih dilakukan pada bagian/bidang kerja masing-masing, tempat arsip yang tersebar tidak pada satu tempat yang sama. Jumlah petugas dalam sistem penyimpanan pengarsipan 11 orang, diantaranya 5 orang tamatan SMA, 5 orang tamatan D3 keperawatan dan 1 orang tamatan S-I . Setiap rak penyimpanan diberi tanggungjawab kepada masing-masing petugas, sehingga kepada petugas yang sistem penyimpanan pengarsipannya tidak efisien dapat mengganggu aktifitas saat pelayanan kepada pasien.Rumah sakit ini merupakan tipe B dan rumah sakit pendidikan sehingga dapat melakukan penelitian yang saya buat.Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli tahun 2015.

  Menurut Nasir (2011), populasi merupakan sebagai keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir. Populasi dalam penelitian ini adalah petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan berjumlah 11 orang.

  Tekhnik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh populasi menjadi anggota yang akan diamati sebagai sampel karena jumlah populasi yang kecil (Arikunto, 2006). Menurut Notoatmodjo (2010), Sampel adalah bagian dari objek yang diteliti jumlah dan karateristiknya mewakili seluruh populasi tersebut. Karena jumlah populasi penelitian kurang dari 100, maka sesuai pendapat (Arikunto, 1998) menyatakan apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik semua diambil menjadi sampel sehingga penlitiannya merupakan penelitian populasi. Dengan pendapat tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh jumlah populasi sebanyak 11 orang.

  Terting Terend

  Adapun jenis dan sumber data yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

  1. Data Primer

  Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi dan kuesioner, data primer ini bersumber langsung dari responden.Dengan pendapatan tersebut, maka data primer yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini adalah melalui observasi dan kuesioner yang bersumber langsung dari responden (Sukaria Sinulingga 2011).

  2. Data Sekunder

  Data sekunder adalah data yang sudah tersedia karena dikumpulkan oleh sumbernya sehingga tidak dikumpulkan oleh peneliti. Dengan pendapat tersebut, maka data sekunder yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini adalah data yang sudah tersedia tentang kinerja petugas rekam medis dalam siste pengarsipan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan.

  3. Sumber Data

  Sumber data merujuk dari mana data penelitian itu didapat, apabila peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya maka sumber datanya disebut responden.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner, maka sumber datanya adalah petugas rekam medis.

  Menurut Abd. Nasir (2011), menyatakan bahwa instrument penelitian adalah segala peralatan yang diperoleh, mengelola, dan menginterprasikan informasi darim para responden yang dilakukan dengan cara pola pengukuran yang sama. Sedangkan instrument penelitian yang dipakai sebagai alat ukur variable dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan mempedomani masing-masing indikator variable.Angket ini berisikan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada petugas yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan dengan dua alternatif jawaban yang disesuaikan dengan tujuan dari pertanyaan atau pernyataan tersebut.

  Untuk menjaring opini atau pendapat dari petugas maka disediakan 2 alternatif jawaban yakni : 1) Ya, 2) Tidak. Untuk mengkuantifikasi data dilakukan rumusan nilai (Scor) bagi masing-masing kontinum secara berturut-turut untuk pertanyaan atau pernyataan positif (Favoreble) diberi nilai jika Ya 1, jika Tidak 0.

  Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya peneliti sendiri atau petugas pengamatan dan kuesioner dokumentasi sebagai data sekunder. Kinerja diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 30 pertanyaan, skala pengukuran kinerja dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal.Skala ordinal adalah pengukuran dimana skala yang digunakan disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu sehingga penyusunannnya disusun secara terurut dari yang rendah sampai yng tinggi menurut suatu ciri tertentu (Nasir, 2011). rumus rgange = ( NTt-NTr ) = ( 30 – 0 ) = 30 rumus interval = = =10 Keterangan : NTr : Nilai gi NTr : Nilai ah Kelas : Jumlah Kelas Jadi kategori kinerja dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

  1. Baik, bila mampu menjawab benar sebanyak 16-30 pertanyaan

  2. Tidak Baik, bila mampu menjawab benar sebanyak 0-15 pertanyaan

  Analisis bivariat digunakan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.Analisis bivarat bertujuan untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui uji statistik Chi square. Dalam analisis bivariat dilakukan analisis dari hasil uji statistik Chi Squaretest (X²) yang menggunakan SPSS versi 17 dengan tingkat kemaknaan 95% Penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

HASIL PENELITIAN

  No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Tabel 3.1 : Distribusi Frekuensi Pengaruh Kinerja Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Berdasarkan Jenis Kelamin Di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2015 Total 11 100

  3.2.1 Karakteristik Responden

  Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan”. Maka diperoleh berbagai data tentang keadaan responden, data diperoleh dari 11 responden yang akan disajikan dalam bentuk kuantitatif. Adapun hasil yang diperoleh peneliti sebagai berikut :

  Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data oleh peneliti yang berjudul “Pengaruh Kinerja Petugas Dalam

  Yaitu proses pembersihan data sebelum diolah secara statistik dengan cara memeriksa data-data yang telah dimasukkan apakah sesuai dengan kategori yang telah ditentukan sebelumnya.

  4. Cleaning

  Yaitu memasukan jawaban-jawaban dari responden yang telah dikoding ke dalam program SPSS 17.0

  Yaitu kegiatan kinerja petugas rekam medis, mutu pelayanan dan konsistensi data berdasarkan tujuan penelitian.Peneliti memeriksa kembali kuesioner dan hasil studi dokumentasi.Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin berikan pertanyaan/pernyataan ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.

  Data yang diperoleh dari kuesioner dan studi dokumentasi diolah untuk dijadikan informasi yang dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian dengan langkah- langkah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010) :

  E = frekuensi yang diharapkan dk = derajat kebebasan k = kolom b = baris

  0 = frekuensi responden

   = chi square

  dk = (k

  atau nilai p<0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan terhadap pengaruh kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis dengan peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan. Melihat dari hasil uji statistik akan dapat disimpulkan adanya hubungan dua variabel tersebut bermakna atau tidak bermakna. Dari hasil uji statistik dapat terjadi, misalnya antara dua variabel secara persentase berhubungan tetapi secara statistik hubungan tersebut tidak bermakna dengan rumus sebagai berikut : Keterangan: x² =

  3. Entry

  4. Ho diterima dan Ha ditolak jika X² >X² tabel

  Yaitu peneliti memberi tanda pada poin pertanyaan. Kode yang dimaksud berbentuk angka, bukan simbol karena angka dapat diolah secara statistik dengan bantuan program SPSS 17.0

  atau nilai p<0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan terhadap pengaruh kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis dengan peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan.

  2. Coding

  3. Ho ditolak dan Ha diterima jika X² hitung >X² tabel

  • – I)(b – I)

1. Editing

  27.3

  72.7

  3

  8

  2 Laki-Laki Perempuan

  1 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas Berdasarkan Kinerja Petugas Di Rumah Sakit Tk II

  Putri Hijau Medan, 2015

  jenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang (72,7%), dan minoritas jenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang (27,3%). Persentase

  No. Kriteria Frekuensi (%)

  1 Baik

  3

  27.3 Tabel 3.2 : Distribusi Frekuensi Pengaruh Kinerja

  2 Tidak Baik 8 72,7

  Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Total 11 100 Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Berdasarkan Umur Di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2015

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa kinerja petugas baik sebanyak 3 orang (27,3%) dan minoritas yang

  Persentase No. Umur Frekuensi (%)

  mengatakan kinerja petugas tidak baik sebanyak 8 orang 1 20-24 Thn 2 18.2 (72,7%). 2 25-29Thn - - 3 30-34Thn

  7

  18.2 4 >35 Thn

  7

  63.6 Tabel 3.5 : Distribusi Frekuensi Pengaruh Kinerja

  Total 11 100 Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan

  Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas

  Berdasarkan Peningkatan Mutu Pelayanan Di

  responden yang berumur >35 Thn sebanyak 7 orang

  Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2015

  (63,6%), dan minoritas yang berumur 20-24 Thn sebanyak 2 orang (18,2%), dan yang berumur 30-34

  Persentase No. Kriteria Frekuensi (%) Thn sebanyak 2 orang (18,2%).

  1 Tinggi 3

  27.3 Tabel 3.3 : Distribusi Frekuensi Pengaruh Kinerja

  Total 11 100 Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas

  Berdasarkan Pendidikan Di Rumah Sakit Tk II

  responden mengatakan peningkatan mutu pelayanan

  Putri Hijau Medan, 2015

  tinggi sebanyak 3 orang (27,3%), dan minoritas yang

  Persentase No. Pendidikan Frekuensi lengkap sebanyak 8 orang (72,7%). (%)

  1 SMA

  5

  45.5

  2 D-III 5 45,5

Tabel 3.6 : Tabulasi Silang Peningkatan Mutu

  3 S-1 1 9,1

  Pelayanan Berdasarkan Umur Di Rumah Sakit Tk Total 11 100

  II Putri Hijau Medan, 2015

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa

  Peningkatan Mutu

  mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak Pelayanan Jumlah

  No Umur

  Tinggi Rendah 5 orang (45,5%), dan berpendidikan D-III sebanyak 5 F % F % F %

  (45,5%), dan minoritas berpendidikan S-I sebanyak 1 1 20-24 Thn 1 50 1 50 2 100 orang (9,1%). 2 25-29 Thn - - - - - - 4 >35 Thn 1 14,3 6 85,7 7

  10 Tabel 3.4 : Distribusi Frekuensi Pengaruh Kinerja

  Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Total 3 27.3 8 72.7 11 100 Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan

  • 8 100

  3

  .001

  No Kinerja Petugas Tinggi Rendah pChi- square

  (27,3%) dan mayoritas yang mengatakan kinerja petugas tidak baik sebanyak (72,7%). Kinerja Kinerja petugas rekam medis adalah pernyataan dari suatu kegiatan atau pola tingkah laku penerapan kemampuan pembelajaran petugas rekam medis untuk melengkapi suatu proses berkaitan dengan spesifikasi atau sandart yang telah ditetapkan, biasanya diukur terhadap sejumlah indikator kinerja, yaitu skill, motivasi, sikap, tanggung jawab, kemampuan, reward, kenyamanan tempat bekerja, tergantung aspek kinerja yang akan dinilai. Peningkatan kinerja petugas rekam medis merupakan suatu proses perencanaan dan penentuan

Tabel 3.8 : Tabulasi Silang Pengaruh Kinerja Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2015 Peningkatan Mutu Pelayanan Jumlah Asymp.

  1 SMA 2 40 3 60 5 100 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 11 responden, responden yang berpendidikan SMA menyatakan tingkat mutu pelayanan tinggi 2 orang (40%), dan yang menyatakan rendah 3 orang (60%), responden yang berpendidikan D-III menyatakan tingkat mutu pelayanan tinggi 1 orang (20%), dan yang menyatakan rendah 4 orang (80%), dan responden yang berpendidikan S-I menyatakan tingkat mutu pelayanan rendah 1 orang (100%).

  1. Kinerja Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis

  Tinggi Rendah F % F % F %

  PEMBAHASAN No Pendidikan Terakhir Pelayanan Jumlah

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 11 responden yang menyatakan kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis baik dan menyatakan peningkatan mutu pelayanan tinggi yaitu 3 orang (100%). Dari 11 responden yang menyatakan kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis tidak baik dan menyatakan peningkatan mutu pelayanan rendah 8 orang (72,7%),. Dengan uji statistik chi-square didapatkan hasil p = 0,001 berarti p < 0,05 dapat disimpulkan bahwa “Ada Pengaruh Kinerja Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis T erhadap Peningkatan Mutu Pelayanan”.

Tabel 3.7 : Tabulasi Silang Peningkatan Mutu Pelayanan Berdasarkan Pendidikan Di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan, 2015 Peningkatan Mutu

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 11 responden, responden yang berumur 20-24 tahun yang menyatakan tingkat mutu pelayanan tinggi 1 orang (50%), dan yang menyatakan tingkat mutu pelayanan rendah 1 orang (50%), responden yang berumur 30- 34 tahun yang menyatakan tingkat mutu pelayanan tinggi 1 orang (50%), dan yang menyatakan tingkat mutu pelayanan rendah 1 orang (50%), responden yang berumur >35 tahun yang menyatakan tingkat mutu pelayanan tinggi 1 orang (14,3%), dan yang menyatakan rendah 6 orang (85,7%).

  72.7 11 100

  8

  27.3

  8 100 Total

  2 D-III

  2 T i d a k Baik

  1 Baik 3 100 - - 3 100

  F % F % F %

  medis menunjukkan bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa kinerja petugas baik sebanyak

  72.7 11 100

  8

  27.3

  3

  Total

  3 S-1 - - 1 100 1 100 petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam

  80 5 100 Berdasarkan hasil penelitian tentang kinerja

  4

  20

  1

  suatu peningkatan berkesinambungan dalam rangka memenuhi kinerja petugas rekam medis sesuai dengan yang diharapkan. Kunci keberhasilan dari proses peningkatan kinerja organisasi rekam medis masa kini adalah proses yang berkesinambungan mulai dari pemantauan, analisa dan perbaikan. Indikator merupakan keharusan dalam penilaian peningkatan kinerja petugas rekam medis tersebut (Gemala R. Hatta, 2008). Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis, mayoritas kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan tidak baik, kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis yang tidak baik dapat dipengaruhi oleh kurang disiplinnya petugas rekam medis dalam melakukan tugasnya.

  Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan mutu pelayanan menunjukkan bahwa mayoritas responden mengatakan peningkatan mutu pelayanan tinggi sebanyak (27,3%), dan miyoritas yang mengatakan peningkatan mutu pelayanan rendah sebanyak (72,7%).

  Mutu Pelayanan adalah kinerja yang menujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasaan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standard dan kode etik profesi yang ditetapkan (Standar Pelayanan Rumah Sakit,2008).

  Mutu Pelayanan Kesehatan adalah suatu langkah kearah peningkatan pelayanan kesehatan baik untuk individu maupun untuk populasi sesuai dengan keluaran (outcome) kesehatan yang diharapkan dan sesuai dengan pengetahuan professional terkini. Pemberian pelayanan kesehatan harus mencerminkan ketepatan dari penggunaan pengetahuan terbaru secara ilmiah, klinis, teknis, interpersonal, manual, kognitif, organisasi dan unsur-unsur manajemen pelayanan kesehatan (Gemala Hatta, 2008). Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian ini bahwa mayoritas responden menyatakan peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Tk II

  Putri Hijua Medan dalam kategori rendah karena pengaruh dari kurangnya tanggung jawab masing- masing petugas rekam medis dalam melakukan tugasnya dan penataan ruangan sistem pengarsipan berkas rekam medis yang kurang efisien.

  3. Pengaruh Kinerja Petugas Dalam Sistem Pengarsipan Berkas Rekam Medis Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan

  Pengaruh antara keinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis terhadap peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari uji statistik dengan SPSS memakai uji chi-square analisis p = 0,001 berarti p < 0,05 yang didapat dari hasil pembagian dan isian lembar kuesioner yang di bagikan kepada setiap responden. Kinerja petugas dalam pengarsipan berkas rekam medis meliputi kinerja petugas yang diakibatkan oleh kurangnya tingkat kedisiplinan petugas rekam medis dan kurangnya tanggung jawab masing- masing petugas dalam melakukan tugasnya.Setiap rak penyimpanan diberi tanggungjawab kepada masing-masing petugas, sehingga kepada petugas yang sistem penyimpanan pengarsipannya tidak efisien dapat mengganggu aktifitas saat pelayanan kepada pasien.

2. Peningkatan Mutu Pelayanan

  Mutu pelayanan akan menjadi baik dan tercapai apabila tingkat kedisiplinan petugas rekam medis dan tanggung jawab masing-masing petugas dalam melakukan tugasnya berubah menjadi lebih baik, maka peningkatan mutu pelayanan akan semakin baik.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

  1. Kinerja petugas rekam medis merupakan suatu proses perencanaan dan penentuan suatu peningkatan berkesinambungan dalam rangka memenuhi kinerja Azwar, S. 2009. Metode Penelitian. Pustaka petugas rekam medis sesuai dengan yang diharapkan. Belajar: Yogyakarta Kinerja petugas dalam sistem pengarsipan berkas rekam medis mayoritas yang baik 27,3% dan Hatta, Gemala R. 2008. Pedoman Manajemen Informasi minoritas yang mengatakan kinerja petugas tidak Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. baik 72,7%. Sehingga kinerja petugas dalam sistem UI Press: Jakarta pengarsipan perlu di tingkatkan lagi.

  Huffman Edna K, 1994, Health Information Manajemen

  2. Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sangat bergantung dari tersedianya data informasi Ilyas, Yaslis, 2001. Kinerja, Teori, Penilaian dan yang akurat, terpercaya dan penyajian yang tepat

  Penelitian. FKM UI, Jakarta

  waktu, upaya tersebut hanya dilakukan apabila sumber daya manusia (SDM) sebagai pemegang Nasir, Dkk. 2011.Metodologi Penelitian Kesehatan. kunci dalam pengelolaan rekam medis dan informasi

  Nuha Medika: Yogyakarta disiapkan secara seksama dan lebih professional. Efektifitas pengelolaan kearsipan pada suatu rumah

  Notoatmodjo, S.2010.Metodologi Penelitian sakit dipengaruhi oleh pegawai yang bekerja pada

  Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta

  unit kearsipan. Didukung sumber daya manusia (SDM) yang bermutu dan prosedur atau tata cara

  Notoatmodjo, S.2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu yang baik, sarana dan fasilitas yang digunakan

  Perilaku, Rineka Cipta: Jakarta

  dalam membantu pengelolaan arsip dan dana yang tersedia untuk pemeliharaan arsip tersebut (Gafur, Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

  2003).Peningkatan mutu pelayanan menunjukkan Rekam Medis, Medical Record mayoritas yang tinggi 27,3%, dan mayoritas yang mengatakan peningkatan mutu pelayanan rendah

  Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit Untuk lengkap 72,7%.

  Pengambilam Keputusan, Graha Ilmu:

  Yoyakarta Rustiyanto, Ery. 2009. Etika Profesi Perekam Medis dan

DAFTAR PUSTAKA

  Informasi Kesehatan, Graha Ilmu: Yogyakarta

  Ardhi, K. 2011. Pengertian Tenaga Kesehatan.Dikutip Sudjana. 1992. Metode Statistik, Tarsinto: Bandung Pada Tanggal 14 Mei 2014 Jam 20.00 WIB dari Yuliawan, Hendra, 2006. Kamus Lengkap Bahasa pengertian-tenaga-kesehatan.htmls Indonesia . Pustaka Mandiri : Surakarta

  Arikunto. 2006. Studi Kerja Metodologi Dikutip Pada Tanggal 25 Mei 2014 Jam 08.15 W I B h t t p : / / r e p o s i t o r y . u s u . a c . i d / bitstream/123456789/29065/4/Chapter