PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP TINGKAT SELF CONFIDENCE.
Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
ADI RAHADIAN 1201400
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP TINGKAT
SELF CONFIDENCE
Oleh Adi Rahadian S.Si, UPI Bandung, 2011
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Adi Rahadian 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP TINGKAT SELF CONFIDENCE
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
TTD
Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd. NIP. 196210231989031001
Dosen Pembimbing II
TTD
Dr. Kardjono, M.Sc. NIP. 196105251986011002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
TTD
Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A. NIP. 196306181988031002
(4)
vii
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN……… i
ABSTRACT……….………. ii
ABSTRAK……… iii
KATA PENGANTAR……….. iv
UCAPAN TERIMAKASIH……… v
DAFTAR ISI……… vii
DAFTAR TABEL……… x
DAFTAR GAMBAR………... xii
DAFTAR LAMPIRAN………... xiii
BAB I PENDAHULUAN………...
A. Latar Belakang Masalah………...
B. Identifikasi Masalah………….………
C. Rumusan Masalah………….………...
D. Tujuan Penelitian……….
E. Manfaat Penelitian………... F. Struktur Organisasi Tesis……..………...
G. Alur Penelitian………...………...
1 1 8 8 8 9 9 11
BAB II PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP
TINGKAT SELF CONFIDENCE………
A. Outdoor Education………...
B. Filsafat outdoor education………
C. Program outdoor education………………...
D. Aktivitas outdoor education……….
1. Hiking (Perjalanan Jauh)………...
2. Rafting (Arung Jeram)………...
3. Rock Climbing (Panjat Tebing)……….
12 12 14 17 20 20 21 22
(5)
viii
2. Aspek-aspek Self Confidence………….……..……... 3. Manfaat Self Confidence…………...……..………. 4. Ciri-ciri Self Confidence……..………... 5. Faktor-faktor Self Confidence………...
6. Keberanian………
7. Semangat Juang………
F. Uraian Pengaruh Outdoor Education Terhadap Self
Confidence………...
G. Penelitian yang Relevan………...
H. Asumsi………..
I. Hipotesis………..
27 28 30 33 35 36
37 39 42 43
BAB III METODE PENELITIAN………...
A. Metode dan Desain Penelitian………
B. Populasi dan Sampel………
C. Definisi Operasional……….
D. Instrumen Penelitian……….
1. Skala Penyusunan Angket Self Confidence……….... 2. Spesifikasi dan Indikator Self Confidence……….
3. Program Outdoor Education………..
E. Pengembangan Instrumen………
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……….
44 44 45 47 48 48 50 54 58 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………
A. Hasil Penelitian..………..
B. Pembahasan Hasil Analisis Data……….
C. Diskusi Temuan………
65 65 65 79
(6)
ix
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………. 81
DAFTAR PUSTAKA……….. 82
LAMPIRAN………... 85
(7)
x
3.2 Spesifikasi Self Confidence……… 50
3.3 Angket Self Confidence………. 50
3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban……… 53
3.5 Penerapan Program Outdoor Education (Hiking)………. 54
3.6 Penerapan Program Outdoor Education (Rafting)………. 55
3.7 Penerapan Program Outdoor Education (Rock Climbing)………. 56
3.8 Penerapan Program Outdoor Education (Camping)……….. 57
3.9 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Validitas………... 58
3.10 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Realibilitas.………….. 59
3.11 Validitas dan Realibilitas………... 60
3.12 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Objektivitas………….. 61
4.1 Nilai Rata-rata Percaya Diri Siswa Secara Keseluruhan………... 65
4.2 Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Pre dan Post Tes... 66
4.3 Statistik Deskriptif Pada Kelompok Kontrol Pre dan Post Tes…. 67 4.4 Analisis Perbedaan Rata-rata Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol………... 68
4.5 Uji Normalitas Data Pretes Diuji Menggunakan Liliefors…... 68
4.6 Uji Homogenitas Pretes………. 69
4.7 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Pretes………... 69
4.8 Uji Normalitas Data Postes Diuji Menggunakan Liliefors……… 70
4.9 Uji Homogenitas Postes………... 71
4.10 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Postes………... 71
4.11 Rata-rata Gain Score Per Indikator Variabel Percaya Diri dan Total………... 72
4.12 Uji Normalitas Data Gain Diuji Menggunakan Liliefors……….. 72
(8)
xi
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL (lanjutan)
4.14 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Percaya Diri…….. 73 4.15 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Keyakinan akan
Kemampuan Diri………... 74
4.16 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Optimis……... 75 4.17 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Objektif……... 75 4.18 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Tanggung
Jawab………... 76
4.19 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Rasional………… 77 4,20 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Gain Realistis………… 77
(9)
xii
2.1 Gambar The Range and Scope of Outdoor Education………. 12 2.2 Gambar U Terbalik yang Menggambarkan Hubungan
Tingkat Kepercayaan Diri dengan Prestasi
(Performance)…………...……… 31
3.1 Gambar Desain Penelitian……… 44
4.1 Gambar Nilai Perubahan Tingkat Percaya Diri Kelompok
Eksperimen pre dan post test……… 78
4.2 Gambar Nilai Perubahan Tingkat Percaya Diri Kelompok
(10)
xiii
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Program Outdoor Education………... 85
2 Jadwal Kegiatan Outdoor Education………... 87
3 Analisis Data SPSS………...………... 89
4 Surat-surat Penelitian………...……… 114
(11)
ii
Abstract
This research aimed to find out the effects of outdoor education toward students’ self confidence level, this research used quasi experiment method with non randomized control group pretest-postest design. There were 40 participants divided into two groups, experimental and controlled group. The data analysis showed that outdoor education gave influence toward students’ self confidence with tcount 11,4 > ttable 1,68, significance level α 0,05 and dk=n1+n2-2. In
conclusion, outdoor education activities gave influences toward students’ self confidence level. As suggestion, outdoor education can be used as teaching media
in increasing students’ self confidence.
(12)
iii
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH OUTDOOR EDUCATION TERHADAP TINGKAT SELF CONFIDENCE
ADI RAHADIAN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah outdoor education berpengaruh terhadap tingkat self confidence siswa. Metode yang digunakan quasi eksperimen dengan non-randomized control group pretest-postest design. Sampel dalam penelitian sebanyak 40 orang, yang terbagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis data menunjukkan bahwa aktivitas outdoor education memberikan pengaruh terhadap tingkat self confidence siswa dengan nilai thitung 11,4 > ttabel 1.68 taraf signifikansi α 0,05 dan
dk=n1+n2-2. Dengan kesimpulan bahwa kegiatan outdoor education memberikan
pengaruh terhadap tingkat self confidence siswa. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu, untuk meningkatkan self confidence siswa salah satu media pembelajaran penjas yang bisa dilakukan adalah outdoor education.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Banyaknya permasalahan di sekolah yang dihadapi siswa saat ini menjadi satu kendala dalam melaksanakan proses pendidikan dengan baik. Adanya kompetisi untuk meraih prestasi dan nilai yang tinggi mengakibatkan terjadinya budaya mencontek pada siswa, perasaan rendah diri, minder dan, cenderung mengucilkan diri terjadi pada siswa yang kurang mampu dalam pelajaran dan siswa yang berekonomi lemah. Keadaan tersebut menjadikan satu tekanan berat yang dirasakan siswa, sedikit dari mereka melakukan hal-hal negatif sebagai pelarian dari masalah yang mereka hadapi, seperti tidak masuk sekolah, tawuran sampai keadaan penggunaan narkoba, dan melakukan tindakan kekerasan. Salah satu faktor penyebab terjadinya permasalahan tersebut adalah kurangnya rasa percaya diri pada siswa, yang mengakibatkan hilangnya keyakinan akan kemampuan diri dan rasa optimis pada diri mereka untuk melewati semua tantangan yang ada di depannya.
Menurut Gunarsa (dalam Komarudin, 2010, hlm. 1) mengemukakan bahwa:
Percaya diri (self confidence) merupakan modal utama seseorang untuk mencapai sukses. Orang yang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri berarti orang tersebut sanggup, mampu, dan meyakini dirinya bahwa ia dapat mencapai prestasi yang diinginkannya. Percaya diri merupakan modal untuk dapat maju, karena pencapaian prestasi maksimal dan pemecahan rekor atlet harus dimulai dengan percaya bahwa ia dapat dan sanggup melampaui prestasi yang pernah dicapainya.
Setiap individu siswa memiliki lingkungan dan latar belakang yang berbeda- beda, sehingga hal itu mempengaruhi kepribadian dan pembentukan rasa percaya dirinya dan berinteraksi dengan lingkungannya. Tidak ada seseorang yang dilahirkan dengan rasa percaya diri, kepercayaan diri itu harus
(14)
2
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan. Seiring berjalannya waktu kepercayaan diri akan terbentuk sesuai dengan pengaruh yang diterima seseorang dalam kehidupannya. Rasa percaya diri akan timbul apabila ada pemenuhan kebutuhan dihargai dan menghargai, karena dengan hal ini akan menumbuhkkan kekuatan, kemampuan, perasaan berguna yang dibutuhkan orang lain. Jika kebutuhan tidak terpenuhi maka akan muncul perasaan rendah diri, tidak berdaya dan putus asa. Oleh karena itulah rasa percaya diri sangatlah dibutuhkan sebagai modal individu dalam mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Di masa sekarang ini pendidikan merupakan hal yang dipandang perlu untuk melengkapi diri dalam kehidupan. Karena dengan adanya pendidikan maka pola tingkah laku manusia dapat berubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang malas menjadi mahir, dengan adanya pendidikan pula maka manusia dapat berinteraksi dengan lingkungannya, seperti berhubungan dengan keluarga dan hidup bermasyarakat, dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan peristiwa dalam kehidupan melalui bentuk interaksi atau hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Seperti yang dikemukakan Shanty (dalam Iman, 2010, hlm. 2), bahwa:
Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan kecekatan seseorang berfikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik diharapkan mampu mengubah keluarganya, kelak mengubah daerahnya dan kemudian mengubah negaranya serta mengubah dunia dimana dia hidup menjadi lebih baik.
Proses pendidikan di sekolah, mengutamakan kegiatan belajar para siswa. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh setiap individu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar berkembang secara maksimal. Hal ini berarti bahwa melalui pendidikan, siswa diharapkan memiliki nilai-nilai yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Pembelajaran yang inovatif dan kreatif diharapkan dapat mengelola dan mengembangkan komponen pembelajaran dalam suatu
(15)
desain yang terencana dengan memperhatikan kondisi aktual dari unsur-unsur penunjang dalam implementasi pembelajaran yang akan dilakukan.
Berbagai nilai yang dapat diraih melalui pendidikan adalah kecerdasan, keimanan, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, pengetahuan, keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian, kemandirian, serta tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Untuk memantapkan pendidikan siswa di sekolah diselenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang dalam penyelenggaraannya dapat dilakukan di dalam sekolah dan di luar jam pelajaran, salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan di sekolah yaitu kegiatan aktivitas olahraga atau pendidikan jasmani.
Olahraga atau pendidikan jasmani merupakan suatu bentuk kegiatan yang berhubungan dengan peristiwa mengolahragakan tubuh atau mengolah jasmani. Dewasa ini, siswa di sekolah telah menyadari akan pentingnya melakukan aktivitas olahraga. Hal ini terbukti dengan meningkatnya partisipasi siswa untuk melakukan kegiatan olahraga pada saat jam pelajaran olahraga di lapangan, serta pada jam diluar pelajaran olahraga. Pada umumnya, siswa berolahraga bertujuan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan jasmani dan rohaninya.
Olahraga pada hakekatnya meningkatkan derajat sehat dinamis yang merupakan wujud dari kebugaran jasmani, yang akan menjadi dasar terwujudnya rohani dan sosial yang sehat. Olahraga sebagai kegiatan pemulihan keadaaan fisik (jasmani) memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang merupakan upaya membina kesehatan yang bersifat aktif.
Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk proses pembinaan, sekaligus
(16)
4
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membentuk gaya hidup sehat dan aktif. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat, dan memiliki pengetahuan serta pemahaman gerak manusia.
Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui dan tentang aktivitas fisik atau dalam bahasa aslinya adalah Physical education is education of and
through movement. Menurut Suherman (2009, hlm. 5) terdapat tiga kata kunci
dalam definisi tersebut, yaitu:
1) Pendidikan (education), yang direfleksikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa.
2) Melalui dan tentang (through and of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan hubungan yang dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung.
3) Gerak (movement), merupakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaanya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi, dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman.
(17)
Membahas masalah yang berkaitan dengan kegiatan olahraga khususnya di sekolah yang dewasa ini telah berkembang dengan pesat dan bermunculan di berbagai tingkatan sekolah, seperti TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi adalah kegiatan outdoor education. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari faktor pendukung yang mendukung perkembangan kegiatan outdoor education tersebut, seperti kondisi masyarakat, status sosial, gaya hidup, dan aspek kejiwaan sebagai dasar pengetahuan psikologi. Adapun aspek-aspek kejiwaaan seseorang, seperti: membina atau memperbaiki sikap, mental, kepribadian, motivasi, partisipasi, konsentrasi, kecemasan merupakan sebagai tujuan utama dari kegiatan outdoor education. Proses pendidikan dapat dilakukan secara formal, informal, maupun non formal. Seperti yang dikemukakan Hartoto (dalam Iman, 2010, hlm. 3) mengenai pengertian dan unsur-unsur pendidikan, sebagai berikut:
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Pendidikan non formal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan-pisahkan karena keberhasilan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub sistem tersebut berperanan
Kegiatan outdoor education merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan di luar jam pelajaran atau perkuliahan yang menggunakan media alam terbuka dan apabila dilihat dari strukturnya kegiatan outdoor education ini termasuk sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler yang status dan fungsinya sama dengan kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya. Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2007 tentang standar isi kompetensi menyebutkan bahwa “kegiatan outdoor education merupakan salah satu kegiatan di luar ruangan yang diberikan kepada siswa dalam rangka mengembangkan kepribadiannya”. Oleh karena itu, outdoor education sebagai wahana intervensi untuk mengembangkan potensi diri siswa, tentunya kegiatan ini lebih banyak
(18)
6
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melibatkan faktor dan aktivitas fisik yang dilaksanakan di lapangan atau di luar ruangan.
Pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman merupakan salah satu faktor yang dapat merubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik, seperti yang dikatakan Miles dan Priest (1990, hlm. 1) mengenai proses pengalaman dan proses pendidikan seseorang melalui kegiatan outdoor education ini yaitu
“Adventure for the goals of growth and human development. Adventure education involves the purposeful planning and plementation of educational
processes”. Pendapat tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran atau pendidikan dan proses pengalaman ini merupakan suatu hal yang sangat berguna untuk perkembangan, pertumbuhan, dan kemajuan manusia. Dalam proses pendidikan melalui kegiatan memiliki maksud dan tujuan yang melibatkan perencanaan dalam pendidikan melalui berbagai macam proses.
Dari pengertian dan definisi tersebut bahwa maksud dan tujuannya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang dapat menambah intensitas dan frekuensi belajar siswa, sehingga tercapailah satu tujuan pembentukan kepribadian yang lebih baik. Kesempatan siswa dalam mengikuti satu kegiatan yang ada di lingkungan tempat mereka untuk mengikuti proses belajar atau proses pendidikan tidak sulit dan tidak juga dikatakan mudah, para siswa harus memiliki kemauan tinggi untuk mengembangkan potensi dirinya, mereka bisa mengikuti unit-unit kegiatan lainnya yang bersifat positif pada waktu luang dan selama tidak mengganggu proses belajarnya.
Kegiatan outdoor education sebagai alternatif kegiatan pengisi waktu luang atau senggang yang dapat dilakukan di lingkungan luas yang melibatkan tempat-tempat dimana kegiatan ini dilakukan mencakup lingkungan di atas tanah, air, dan udara dapat dijadikan sebagai upaya untuk pengembangan pribadi seseorang menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut diungkapkan Priyatno (dalam Iman, 2010, hlm. 8) bahwa “pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang, dengan kemampuan sosial yang menyejukan, kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketakwaan yang dalam”. Selanjutnya Neil (dalam Kardjono, 2009, hlm.
(19)
96) mengungkapkan bahwa “Outdoor education in the use of experience in the outdoors for the education and development of the whole person”. Outdoor
education adalah sebuah pendidikan yang menggunakan pengalaman belajar di
luar ruangan untuk pengembangan karakter seseorang. Outdoor education berdasarkan experiential learning merupakan sarana menambah pengalaman belajar anak dan menjadi pelajaran yang sangat penting membawa perubahan bagi kehidupan seseorang. Pengalaman yang ditemukan tentunya sangat mendidik, artinya bahwa pengalaman tersebut memberikan pengertian yang sangat mendalam dan melampaui pengalaman yang hanya merupakan sebuah transaksi dari seseorang dan lingkungan yang dirasakan itu. Mengingat media, dan pendekatan yang dipergunakan outdoor education sebagai salah satu dari berbagai media di mana untuk menawarkan kesempatan meliputi pendidikan lingkungan, pendidikan konservasi, pendidikan petualangan, sekolah berkemah, terapi padang gurun, dan beberapa aspek rekreasi di alam terbuka untuk tujuan pendidikan.
Dilatarbelakangi oleh keadaaan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk mengungkapkan dan mengkaji tentang pengaruh outdoor education terhadap tingkat self confidence. Hal ini tentu saja berkaitan dengan hal-hal yang bersifat pengembangan dan kemajuan serta kemampuan hasil belajar siswa. Melalui kegiatan outdoor education, siswa dapat meningkatkan intensitas dan frekuensi belajar menjadi lebih baik, dan kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk menambah pengalaman, wawasan, serta pengetahuan yang bersifat positif dan melatih siswa untuk meningkatkan rasa percaya diri, memiliki keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab pada setiap apa yang dilakukannya, bisa berpikir rasional, dan bertindak secara realistis.
(20)
8
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:
Krisis multidimensional dengan semakin berkembangnya fragmentasi kehidupan, menguatnya egoisme pribadi dan kolektif, menurunnya nilai-nilai kearifan lokal, rusaknya kualitas moral, dan kesenjangan sosial yang terjadi. Krisis moral yang tercermin antara lain ditandai oleh (1) hilangnya kejujuran, (2) hilangnya rasa tanggung jawab, (3) hilangnya rasa solidaritas, (4) tidak mampu berpikir jauh kedepan (visioner), (5) rendahnya disiplin, (6) rendahnya rasa percaya diri, (7) krisis kerjasama, (8) krisis kepedulian, dan (9) krisis keadilan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitiannya adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh secara signifikan dari outdoor education terhadap tingkat self confidence siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh secara signifikan dari outdoor education terhadap tingkat self confidence siswa.
(21)
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan keiilmuwan mengenai pengaruh outdoor education terhadap tingkat self confidence siswa. 2. Secara praktis outdoor education sebagai pembelajaran alternatif bagi
para guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi tesis, terdiri dari:
(1) Abstrak, (2) Kata Pengantar, (3) Ucapan Terima Kasih, (4) Daftar Isi, (5) Daftar Tabel, (6) Daftar Gambar, (7) Daftar Lampiran, (8) Bab I Pendahuluan, (9) Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis, (10) Bab III Metode Penelitian, (11) Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, (12) Bab V Penutup, dan (13) Daftar Pustaka.
Bab I mengenai Pendahuluan terdiri dari :
(1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Rumusan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, dan (6) Struktur Organisasi Tesis
Bab II mengenai Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis terdiri dari:
(1) Studi literatur, Pendapat para ahli, Teori tentang variabel yang sedang dikajinya (State of the art) dalam hal ini Outdoor Education dan Self Confidence, (2) Penelitian yang Relevan, (3) Kerangka Pikir/Asumsi, dan (4) Hipotesis.
(22)
10
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut:
(1) Lokasi, Populasi, dan Sampel, (2) Desain Penelitian, (3) Metode Penelitian, (4) Definisi Operasional, (5) Instrumen Penelitian, (6) Pengembangan Instrumen, (7) Teknik Pengumpulan Data, dan (8) Analisis Data.
Bab IV mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni:
(1) Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan hipotesis.
(2) Pembahasan atau hasil analisis temuan.
Bab V mengenai Penutup menyajikan penafsiran dan pemaknaan mengenai:
(1) Kesimpulan, dan (2) Saran
Daftar Pustaka terdiri dari:
Beberapa literarur dan referensi mengenai penelitian dalam tesis. Baik berupa buku, jurnal, artikel, koran, majalah, e-book, ensiklopedia, laporan, dokumen pemerintah, undang-undang, disertasi, tesis, skripsi, laman web, posting blog, dan acara televisi.
Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran yang disertakan dalam tesis berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Untuk memudahkan pembaca, setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul.
(23)
F. Alur Penelitian
Berikut ini mengenai alur penelitian yang dijelaskan dalam gambar 1.1:
Gambar. 1.1 Alur Penelitian
Populasi
Sampel
Tes Awal
Kelompok A
Tes Akhir Eksperimen
Kelompok B
Kontrol
Analisis dan Pengolahan Data
(24)
44
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen, dengan teknik pengumpulan data melalui angket self confidence (keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, tanggung jawab, rasional, dan realistis).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Quasi Experiment.Bentuk desain Quasi experiment yang digunakan adalah Non-Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Adapun rancangan desainnya dapat dilihat di gambar 3.1. sebagai berikut:
Gambar 3.1.
(Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design) Sumber: (Maksum, 2012, hlm. 100)
Keterangan:
T1 = pre-test self confidence yang diberikan pada kelompok eksperimen.
T2 = post-test self confidence yang diberikan pada kelompok eksperimen.
X = treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan program hiking, rafting, rock climbing, dan camping.
T11 = pre-test self confidence yang diberikan pada kelompok kontrol.
T21 = post-test self confidence yang diberikan pada kelompok kontrol. - = tidak ada perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol.
Pre Treatment Post
Eksperimen T1 X T2
---
(25)
B. Populasi dan Sampel
1. Tempat penelitian
Pelaksanaan penelitian dengan program hiking, rafting, rock climbing, dan camping bertempat di:
a. Kampus UPI Bandung, Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung b. Jayagiri-Cikole Lembang (KBB)
c. Tebing Citatah 48 & 60 d. Sungai Citarum
2. Populasi dan sampel
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi dan sampel penelitian tersebut, karena tanpa dua hal tersebut, suatu penelitian tidak akan berjalan. Petualangan di alam terbuka dengan pengalaman ajar hiking, rafting, rock climbing, dan camping kaya akan rintangan dan tantangan. Oleh karena itu, peneliti memilih sampel dari Anggota PAMOR FPOK UPI dan mahasiswa IKOR FPOK UPI angkatan 2011 dengan asumsi secara fisik mereka tidak akan memperoleh kesulitan untuk melaksanakan aktivitas petualangan.
Adapun yang menjadi populasi penelitian terdiri dari 50 anggota aktif PAMOR FPOK UPI dan 54 mahasiswa IKOR FPOK UPI angkatan 2011. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Karena setiap unsur populasi tidak memberi kemungkinan untuk dipilih berdasarkan teknik sampling, maka berdasarkan pertimbangan peneliti, pengambilan sampel penelitian dilakukan dilakukan secara non-probability berupa sampling jenis purposive, yang dipilih dengan sengaja memperhatikan karakteristik mahasiswa yang dimaksud. Hal ini penting untuk menghindari hilangnya anggota sampel dalam penelitian ini.
Besar sampel seluruhnya yang diambil yaitu 28 putra dan 12 putri yang bersedia untuk mengikuti penelitian secara terus-menerus
(26)
46
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hadir dalam kegiatan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.1. sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Pembagian Kelompok Penelitian
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jenis
Kelamin
Usia Jumlah Jenis Kelamin
Usia Jumlah
Putra 19-21 th 14 org Putra 19-21 th 14 org
Putri 19-21 th 6 org Putri 19-21 th 6 org
Dengan demikian kedua kelompok pada dasarnya dianggap memiliki bekal perilaku (entry behavior) atau pengalaman yang sama. Yang membedakan keduanya dalam satu hal yaitu kelompok eksperimen memperoleh perlakuan, sementara kelompok kontrol tidak memperoleh perlakuan. Maka kriteria dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mahasiswa/i IKOR FPOK UPI angkatan 2011 2) Anggota aktif PAMOR FPOK UPI
3) Usia 19- 21 tahun
(27)
C. Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu, outdoor education dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah self confidence.
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu definisi operasional. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. a. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui dan tentang
aktivitas fisik atau dalam bahasa aslinya adalah Physical education is education of and through movement. Terdapat tiga kata kunci dalam definisi tersebut, yaitu 1) pendidikan (education), yang direfleksikan dengan kompetensi yang ingin diraih siswa, 2) melalui dan tentang (through and of), sebagai kata sambung yang menggambarkan keeratan hubungan yang dinyatakan dengan berhubungan langsung dan tidak langsung, dan 3) gerak (movement), meruapakan bahan kajian sebagaimana tertera dalam kurikulum pendidikan jasmani. (Suherman, 2009, hlm. 5)
b. “Outdoor education in the use of experience in the outdoors for the education and development of the whole person”. Bahwa outdoor
education adalah sebuah pendidikan yang menggunakan
pengalaman belajar di luar ruangan untuk pengembangan seseorang. (Neil dalam Kardjono, 2009, hlm. 96)
c. Self Confidence merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. “modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing”. (Hakim, 2002, hlm. 6)
(28)
48
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal– hal yang diketahui.
Kisi-kisi dalam angket yang ada dikembangkan dalam rangka untuk memperoleh data sekunder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir–butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.
Penyusunan Skala Self Confidence
a. Definisi konseptual self confidence
Kepecayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. (Hakim, 2002, hlm. 6)
b. Definisi Operasional self confidence
Kepercayaan diri sebagai modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. (Hakim, 2002, hlm. 6)
(29)
c. Indikator self confidence
Berdasarkan keenam komponen kepercayaan diri yaitu keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, tanggung jawab, rasional dan realisitis disampaikan Lauster yang diterjemahkan Gufron (2010, hlm. 35) pada bab sebelumnya, peneliti menyusun beberapa indikator, sebagai berikut:
1. keyakinan akan kemampuan diri yaitu percaya dan bersungguh-sungguh pada diri sendiri.
1) memiliki kemampuan
2) sanggup menyelesaikan tugas 3) percaya pada teman
2. optimis yaitu sifat orang yang selalu berpandangan baik dalam mengahadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuan. 1) pada harapan dan cita-cita
3. objektif yaitu keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
1) mengungkapkan kebenaran
4. tanggung jawab yaitu keadaan wajib menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
1) kesadaran untuk melakukan 2) kesediaan untuk melakukan
5. rasional yaitu pikiran yang sehat dan pertimbangan yang logis. 1) berpikir rasional
6. realisitis yaitu bersifat nyata dan bersifat wajar. 1) bertindak realistis
(30)
50
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Spesifikasi self confidence
Tabel 3.2.
Spesifikasi Self Confidence
Dari uraian di atas, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3. sebagai berikut:
Tabel 3.3. Angket Self Confidence
Angket
Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju
Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 Saya mampu melaksanakan tugas dengan baik
2 Saya siap menghadapi ujian, karena saya sudah belajar
3 Saya belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa meraih impian saya
4 Saya tidak percaya akan kemampuan saya sendiri
Variabel
Penelitian Sub Variabel Indikator
No Item + - Self Confidence (Lauster, 2010, hlm. 35) 1.Keyakinan akan kemampuan diri
1. Memiliki kemampuan 2. Sanggup menyelesaikan
tugas
3. Percaya pada teman
1,2,3 7,8,9 13,14,15 4,5,6 10,11,12 16,17,18 2.Optimis Pada harapan atau cita-cita 19,20,21 22,23,24 3.Objektif Mengungkapkan kebenaran
yang semestinya
25,26,27 28,29,30
4.Tanggung jawab
1. Kesadaran untuk melakukan 2. Kesediaan untuk melakukan
31,32,33 37,38,39
34,35,36 40,41,42
5.Rasional Berpikir rasional 43,44,45 46,47,48
(31)
Tabel 3.3. (lanjutan) Angket Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju
Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5
Saya menganggap setiap tugas yang diberikan kepada saya terasa sulit untuk diselesaikan
6 Walau sudah belajar, saya pesismis bisa mengerjakan soal ujian dengan baik 7 Saya mengumpulkan tugas tepat pada
waktunya
8 Walaupun tugas yang yang diberikan sulit saya tetap akan mencobanya
9
Saya ingin mengerjakan sampai selesai setiap pekerjaan atau tugas yang telah saya mulai
10 Saya tidak mau menerima tugas itu karena tugas itu terlalu sulit buat saya
11 Saya tidak dapat menyelesaikan tugas, karena tugas itu terlalu rumit buat saya 12 Saya pura-pura sakit jika disuruh ikut
berkegiatan
13
Saya akan meminjamkan buku bacaan favorit saya, jika teman saya ingin membacanya
14 Saya suka melakukan kegiatan bersama teman-teman
15 Saya suka menolong teman yang sedang mengalami kesulitan
16 Saya lebih suka menyendiri daripada banyak teman
17 Saya malas mendengarkan pendapat orang lain dalam rapat
18
Saya mempercayai apapun informasi yang diberikan teman meskipun di luar akal sehat
19 Saya suka bekerja untuk suatu tujuan yang telah saya tentukan sebelumnya
20 Saya suka akan petualangan
21 Saya akan berusaha terus sampai berhasil 22 Saya tidak pernah mencoba lagi karena
saya pernah gagal
23 Saya merasa kecewa jika memikirkan tentang diri saya
(32)
52
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3. (lanjutan)
Angket Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju
Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
24 Saya merasa frustasi dalam menghadapi kegagalan
25 Saya akan mengatakan salah, pada sahabat saya yang melanggar aturan
26 Saya ingin menegakkan kebenaran tanpa tekanan dari pihak manapun
28 Saya akan melarikan diri dari sebuah kebenaran
29 Saya senang menduga-duga tentang sesuatu hal
30 Saya tidak pernah bekerja keras pada tiap pekerjaan yang saya hadapi
31 Dengan menabung saya yakin bisa membeli sesuatu yang saya impikan 32 Dengan berpikir positif saya bisa melewati
masalah yang saya hadapi
33 Saya ingin mengerjakan segala sesuatu lebih baik dari orang lain
34 Saya ingin menyalahkan orang lain bila keadaannya kurang menguntungkan saya 35 Saya merasa tidak mampu untuk
menghadapi berbagai macam keadaan 36 Saya suka menyerang pendirian orang lain
dalam berbagai situasi
37 Saya ingin hidup teratur dan berjalan lancar tanpa banyak perubahan rencana
38 Saya ingin menyelesaikan satu pekerjaan sebelum memulai pekerjaan yang baru 39 Saya suka mengerjakan hal yang baru dan
berbeda
40 Saya merasa, dalam banyak hal saya kalah bila dibandingkan dengan orang lain 41 Saya takut terhadap sesuatu yang belum
pernah saya coba
42 Saya lebih senang diam dibanding harus berpikir
43 Saya mempercayai berita menurut saya secara rasional
44 Saya ingin memperoleh hasil terbaik dalam berbagai hal yang saya lakukan
(33)
Tabel 3.3. (lanjutan) Angket Self Confidence
No PERNYATAAN Sangat
Setuju Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
45 Saya merasa bersalah apabila saya telah melakukan sesuatu saya ketahui tidak baik 46 Saya menyelesaikan masalah tanpa berpikir
panjang
47 Dengan berpikir negatif saya bisa melewati masalah yang saya hadapi
48 Saya ingin melakukan sesuatu tanpa berpikir dengan baik
49 Saya akan melaksanakan tugas secara realistis
50 Saya memiliki keinginan yang realistis untuk masa depan saya
51 Saya ingin mengerjakan sesuatu yang berarti bagi kemanusiaan
52 Tanpa belajar dengan baik nilai saya akan tetap bagus
53 Tanpa kerja keras dengan baik pekerjaan saya akan tetap selesai
54 Tanpa berlatih dengan baik dan benar saya akan menjadi juara
Mengenai alternatif jawaban dalam angket peneliti menetapkan kategori penyekoran, alternatif jawaban yang disediakan sebanyak 5 alternatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4. sebagai berikut :
Tabel 3.4.
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
(34)
54
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berikut mengenai program outdoor education dengan tabel program ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran materi atau kegiatan yang akan diberikan kepada siswa. Adapun tabelnya dapat dilihat di tabel 3.5:
Tabel 3.5
Program Penerapan Outdoor Education (Hiking) Materi Pembelajaran : HIKING (perjalanan jauh)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan
Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih kerja sama dan diskusi Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Minggu / Waktu / Pertemuan : II / 1 x 120 menit x 2 pertemuan Sarana dan Prasarana : Pakaian dan Sepatu Olahraga
Tempat : Daerah Pegunungan Lembang KBB
Hiking Materi Sasaran Pembelajaran Durasi 1. Pendahuluan 1. Packing
2. Cek perlengkapan hiking
1. Menyiapkan proses pembelajaran 2. Berdoa
3. Memberikan informasi dan penjelasan tujuan pembelajaran 4. Pemanasan dan
peregangan
20 menit
3. Kegiatan Inti 1. Menelusuri jalan setapak di pedesaan
2. Berjalan-jalan di pematang sawah 3. Mendaki perbukitan dan
menuruni lembah 4. Menelusuri perkebunan
teh
5. Memasuki gua-gua 6. Memasuki kawasan air
terjun
7. Menelusuri aliran sungai 8. Menuju danau
9. Menjelajah hutan pinus 10. Menyebrangi sungai dan
melawan arus 11. Mendaki pegunungan
(Sumber: Kardjono, 2009)
1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 5 orang setiap kelompoknya. Dan setiap kelompok terdapat dua orang yang dianggap memiliki keterampilan dan pengetahuan lebih. 2. Siswa dapat mengenal alam 3. Siswa dapat berinteraksi
dengan lingkungan 4. Siswa melatih kondisi fisik 5. Setiap kelompok
menyelesaikan pemilihan tugas yang harus diselesaikan
6. Guru memberikan feed back
positif
80 menit
4. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
20 menit
(35)
Tabel 3.6.
Program Penerapan Outdoor Education (Rafting) Materi Pembelajaran : RAFTING (Arung jeram)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan
Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih kerja sama dan diskusi Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Menjajaki pekerjaan yang sulit Minggu / Waktu / Pertemuan : III / 1 x 480 menit x 2 pertemuan
Sarana dan Prasarana : Peralatan dan perlengkapan arung jeram (SOP)
Tempat : Daerah Sungai Citarum Rajamandala KBB
Rafting Materi Sasaran Pembelajaran Durasi A. Pendahuluan 1. Pengenalan tentang
rafting
2. Pengenalan alat-alat
rafting
3. Prosedur keselamatan
1. Menyiapkan proses pembelajaran 2. Berdoa 3. Memberikan informasi dan penjelasan tujuan pembelajaran 4. Pemanasan dan
peregangan
90 menit
B. Kegiatan Inti 1. Simulasi rafting
2. Melakukan
pengarungan pendek 3. Melakukan
pengarungan panjang
1. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, 7 orang setiap kelompoknya. Dan setiap kelompok terdapat dua orang yang dianggap memiliki keterampilan dan pengetahuan lebih. 2. Siswa dapat
mengenal medan 3. Siswa dapat
berinteraksi dengan lingkungan 4. Siswa melatih
kondisi fisik 5. Setiap kelompok
menyelesaikan pemilihan tugas yang harus diselesaikan 6. Guru memberikan
feed back positif
360 menit
C. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
(36)
56
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7.
Program Penerapan Outdoor Education (Rock Climbing) Materi Pembelajaran : ROCK CLIMBING (Panjat tebing)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan
Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Memunculkan inovasi dan ide-ide baru Kemandirian
Minggu / Waktu / Pertemuan : IV / 1 x 460 menit x 2 pertemuan
Sarana dan Prasarana : Peralatan dan perlengkapan panjat tebing (SOP)
Tempat : Daerah Tebing Citatah 48 KBB
Rock Climbing Materi Sasaran Pembelajaran Durasi 1. Pendahuluan 1. Pengenalan rock
climbing
2. Pengenalan alat-alat
rock climbing
3. Prosedur keselamatan 4. Pengecekan alat
1. Menyiapkan proses pembelajaran 2. Berdoa 3. Memberikan informasi dan penjelasan tujuan pembelajaran 4. Pemanasan dan
peregangan
90 menit
2. Kegiatan Inti 1. Pemasangan alat di tebing
2. Sport climbing
3. Artificial climbing
1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 5 orang setiap kelompoknya. Dan setiap kelompok terdapat dua orang yang dianggap memiliki keterampilan dan pengetahuan lebih. 2. Siswa dapat mengenal
alam 3. Siswa dapat
berinteraksi dengan lingkungan
4. Siswa melatih kondisi fisik
5. Guru memberikan
feed back positif
360 menit
4. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
(37)
Tabel 3.8.
Program Penerapan Outdoor Education (Camping) Materi Pembelajaran : CAMPING (berkemah)
Tujuan : Melatih menghadapi masalah
Melatih diri menghadapi resiko dan penuh tantangan Percaya diri
Semangat juang dan kegigihan menyelesaikan tugas beragam dan mencari solusi
Melatih kerja sama dan diskusi Melatih keberanian
Keterlibatan dan rasa ingin tahu Melatih psikomotor
Minggu / Waktu : V / 1 x selama 2 hari 1 malam Sarana dan Prasarana : Peralatan dan perlengkapan berkemah
Tempat : Daerah Pegunungan Lembang KBB
Camping Materi Sasaran Pembelajaran Durasi A. Pendahuluan 1. Pengenalan alat
camping
2. Pengenalan medan 3. Prosedur keselamatan
1. Meyiapkan proses pembelajaran 2. Berdoa 3. Memberikan informasi dan penjelasan tujuan pembelajaran 4. Pemanasan dan
peregangan
10 menit
B. Kegiatan Inti 1. Perjalanan ke tempat
camp
2. Membuat camp
dengan baik 3. Membuat perapian 4. Memasak rimba
1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, 5 orang setiap kelompoknya. Dan setiap kelompok terdapat dua orang yang dianggap memiliki keterampilan dan pengetahuan lebih. 2. Siswa dapat
mengenal alam 3. Siswa dapat
berinteraksi dengan lingkungan 4. Siswa melatih
kondisi fisik 5. Setiap kelompok
menyelesaikan pemilihan tugas yang harus diseleaikan 6. Guru memberikan
feed back positif
2880 menit
C. Penutup 1. Evaluasi kegiatan 2. Perenungan 3. Kesan dan Pesan
1. Pendinginan
2. Evaluasi dan Diskusi Proses Pembelajaran 3. Berdoa
(38)
58
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Pengembangan Instrumen
Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian, karena kesalahan dalam analisis akan berpengaruh dalam pengambilan kesimpulan. Terutama bila digunakan generalisasi kesimpulan untuk masalah yang diteliti. Suatu kesimpulan dapat diambil dari hasil pengolahan data tersebut Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah :
1. Uji Validitas
Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan rumus:
2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy Dimana: xyr = Koefisien korelasi antara X dan Y.
X = Jumlah skor tiap butir.
Y = Jumlah skor total.
XY = Jumlah perkalian skor butir dan skor total. N = Banyak subjek(Maksum, 2012, hlm. 113) Berikut mengenai interpretasi koefisien korelasi tingkat validitas:
Tabel 3.9.
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Validitas
Tingkat Validitas Koefisien Korelasi
Istimewa .80 - 1
Tinggi .70 - .79
Sedang/Cukup .50 – .69
(39)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus sebagai berikut :
Rumus uji signifikansi product moment:
(Maksum, 2012, hlm. 119)
dimana:
r.tot : kofisien realibilitas keseluruhan r.tt : koefisien korelasi belahan 1 dan 2
Taraf signifikansi koefisien uji dengan menggunakan rumus uji signifikansi product moment dengan taraf kesalahan 5% atau (α) = 0,05. Setelah didapat nilai koefisien yang dicari lalu lakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi yang disesuaikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi didapat sebagai berikut:
Tabel 3.10.
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Realibilitas
Tingkat Realibilitas Koefisien Korelasi
Istimewa .90 - 1
Tinggi .80 - .89
Sedang/Cukup .60 – .79
Rendah .00 - .59
tt r
tt r tot
r
. 1
) . ( 2 .
(40)
60
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11.
Validitas dan Realibilitas
V A L I D I T A S
No. r hitung r tabel Keterangan
R E A L I B I L I T A S
No r hitung realibitas Keterangan 1 0.524 0.444 Valid 1 0.444 0.688 Sedang 2 0.435 0.444 Tidak valid 2 0.444 0.606 Sedang 3 0.471 0.444 Valid 3 0.444 0.640 Sedang 4 0.471 0.444 Valid 4 0.444 0.641 Sedang 5 0.546 0.444 Valid 5 0.444 0.706 Tinggi 6 0.252 0.444 Tidak Valid 6 0.444 0.402 Rendah 7 0.572 0.444 Valid 7 0.444 0.728 Tinggi 8 0.512 0.444 Valid 8 0.444 0.678 Sedang 9 0.560 0.444 Valid 9 0.444 0.718 Tinggi 10 -0.102 0.444 Tidak Valid 10 0.444 -0.227 Sangat Rendah 11 0.527 0.444 Valid 11 0.444 0.691 Rendah 12 0.153 0.444 Tidak Valid 12 0.444 0.266 Rendah 13 0.284 0.444 Tidak Valid 13 0.444 0.442 Rendah 14 0.560 0.444 Valid 14 0.444 0.718 Tinggi 15 0.685 0.444 Valid 15 0.444 0.813 Istimewa 16 0.473 0.444 Valid 16 0.444 0.642 Sedang 17 0.179 0.444 Tidak Valid 17 0.444 0.304 Rendah 18 0.191 0.444 Tidak Valid 18 0.444 0.321 Rendah 19 0.527 0.444 Valid 19 0.444 0.691 Sedang 20 0.736 0.444 Valid 20 0.444 0.848 Tinggi 21 1.000 0.444 Valid 21 0.444 1.000 Istimewa 22 0.475 0.444 Valid 22 0.444 0.644 Sedang 23 0.139 0.444 Tidak Valid 23 0.444 0.244 Rendah 24 0.473 0.444 Valid 24 0.444 0.642 Sedang 25 0.368 0.444 Tidak Valid 25 0.444 0.539 Sedang 26 0.279 0.444 Tidak Valid 26 0.444 0.436 Rendah 27 0.635 0.444 Valid 27 0.444 0.777 Tinggi 28 0.242 0.444 Tidak Valid 28 0.444 0.390 Rendah 29 -0.033 0.444 Tidak Valid 29 0.444 -0.069 Sangat Rendah 30 0.313 0.444 Tidak Valid 30 0.444 0.476 Rendah 31 0.280 0.444 Tidak Valid 31 0.444 0.437 Rendah 32 0.663 0.444 Valid 32 0.444 0.798 Tinggi 33 0.488 0.444 Valid 33 0.444 0.656 Sedang 34 0.429 0.444 Tidak Valid 34 0.444 0.600 Sedang 35 0.494 0.444 Valid 35 0.444 0.661 Sedang 36 -0.082 0.444 Tidak Valid 36 0.444 -0.179 Sangat Rendah 37 0.139 0.444 Tidak Valid 37 0.444 0.244 Rendah 38 0.524 0.444 Valid 38 0.444 0.688 Sedang 39 0.535 0.444 Valid 39 0.444 0.697 Sedang 40 0.404 0.444 Tidak Valid 40 0.444 0.575 Sedang 41 0.467 0.444 Valid 41 0.444 0.636 Sedang 42 0.523 0.444 Valid 42 0.444 0.687 Sedang 43 0.495 0.444 Valid 43 0.444 0.662 Sedang 44 0.685 0.444 Valid 44 0.444 0.813 Istimewa 45 0.145 0.444 Tidak Valid 45 0.444 0.254 Rendah 46 0.540 0.444 Valid 46 0.444 0.702 Tinggi 47 0.169 0.444 Tidak Valid 47 0.444 0.290 Rendah 48 0.259 0.444 Tidak Valid 48 0.444 0.411 Rendah 49 0.560 0.444 Valid 49 0.444 0.718 Tinggi 50 0.535 0.444 Valid 50 0.444 0.697 Sedang 51 0.524 0.444 Valid 51 0.444 0.688 Sedang 52 0.016 0.444 Tidak Valid 52 0.444 0.032 Rendah 53 0.079 0.444 Tidak Valid 53 0.444 0.147 Rendah 54 0.473 0.444 Valid 54 0.444 0.642 Sedang
Hasil penghitungan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel dalam taraf
kesalahan 5% atau α = 0.05. Dengan r hitung > r tabel = 0.444 kemudian
mengoperasikan rhitung dengan rtabel yang artinya butir pertanyaan tersebut dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data. Jika sebaliknya. yaitu nilai rhitung lebih
kecil daripada rtabel maka butir tersebut tidak bisa digunakan sebagai alat data.
(41)
Tabel 3.12.
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Objektivitas
Hasil penghitungan uji signifikansi korelasi Person Product Moment dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, Selanjutnya membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dalam taraf kesalahan 5% atau α
= 0.05 dengan r hitung > r tabel kemudian mengoperasikan r hitung dengan r tabel yang artinya butir pertanyaan tersebut dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data untuk menunjukkan bahwa korelasi mempunyai reliabilitas yang signifikan. Jika sebaliknya, yaitu nilai r hitung lebih kecil
daripada r tabel maka butir tersebut tidak bisa digunakan sebagai alat data.
Secara matematis, realibilitas dapat didefinisikan sebagai berikut:
(Maksum, 2012, hlm. 121)
dimana:
rtt = realibilitas
V∞ = true variance Vt = variance total
Tingkat Objektivitas Koefisien Korelasi
Istimewa .95 – 1
Tinggi .85 - .94
Sedang/Cukup .70 – .84
Rendah .00 - .69
t tt
V
V
(42)
62
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
t-test untuk sampel pembeda (Maksum, 2012, hlm. 175)
dimana:
M1 = Mean pada distribusi sampel 1
M2 = Mean pada distribusi sampel 2
S12= Nilai varian pada distribusi sampel 1
S22= Nilai varian pada distribusi sampel 2
N1 = Jumlah individu pada sampel 1
N2 = Jumlah individu pada sampel 2
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui tes berupa angket skala self confidence yang berisi 54 pernyataan. Tes angket ini digunakan untuk mengetahui tingkat self confidence siswa.
Tes angket skala self confidence dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal dilaksanakan sebelum kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh perlakuan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa sebelum proses pembelajaran. Tes akhir dilaksanakan setelah kelompok eksperimen memperoleh perlakuan, yang tujuannya mengetahui tingkat kepercayaan diri siswa.
Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan, adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi data setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai sumber data, maka harus diseleksi untuk diperiksa keabsahan pengisian angket. Karena mungkin saja pada sebagian butir pernyataan dalam angket, terdapat jawaban yang tidak diisi oleh responden.
2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket.
2
2 2 1
2 1
2 1
N S N
S
M M t
(43)
3. Memasukkan atau input data skor tersebut pada program komputer Microsoft Excel 2007.
Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan data tersebut diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution(SPSS) Serie 20. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau nonparametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Seri. 20.
2. Uji homogenitas data
Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal dari sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Seri 20 adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data.
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji
(44)
64
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
normalitas dan homogenitas data. Selain itu juga membandingkan hasil
pre-test antara kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel
kontrol, serta membandingkan hasil post-test kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol.
4. Analisis dan deskripsi data
Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada, hasil dari penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai pertimbangan. Selain itu juga analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan.
(45)
81
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan diskusi temuan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Outdoor education berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat self confidence siswa.
B. Saran
Setelah mengetahui pengaruh positif yang ditimbulkan dari pengaruh outdoor education di alam terbuka melalui experiential learning, peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi yang diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, yaitu:
1. Outdoor education dengan program hiking, rafting, rock climbing, dan camping di alam terbuka melalui experiential learning dapat dijadikan alternatif aktivitas dalam pendidikan jasmani untuk meningkatkan self confidence siswa.
2. Outdoor education dapat menjadi salah satu media pembelajaran dalam kurikulum pendidikan jasmani.
(46)
82
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Anchok, Djamaludin. (2003). Outbound Manajemen Training Aplikasi Ilmu Perilaku dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. UII Press
Brown, Keith MSP. (2010). Curriculum For Excellence Through Outdoor Learning. Learning and Teaching Scotland.
Cooper, Geoff. (1998). Outdoors with Young People. Lyme Regis: Russell House. Cox, H. R. (2002). Sport Psychology Concepts and Applications. Dubuque:
Wm.C. Brow Publisher.
de Angelis, Barbara. (2000). Self Confident: Percaya Diri Sumber Kesuksesan Dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka
Gilbertson, Ken et all. (2006) . Outdoor Education Methods and Strategies. [Online] Tersedia: http://www.books.google.co.id/books?isbn=0736047093 [10 Maret 2014]
Hakim, Thursan. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Higgins, P and Loynes, C (1997). On the Nature of Outdoor Education.
Higgins, P, Loynes, C and Crowther, N (1997). A Guide for Outdoor Educators in Scotland. Penrith: Adventure Education.
Higgins, P and Nicol, R. (2002). Outdoor Education: Authentic Learning in the con-text of Landscapes (Volume 2) Kisa, Sweden ISBN number 91-631-2904-3
Hopkins, D and Putnam, RD. (1993). Personal Growth through Adventure. London: David Fulton Publishers.
(47)
Iman, Dede. (2010). Pengaruh Outdoor Education Terhadap Perubahan Self Confidence (Kepercayaan Diri) Pada Siswa. Tesis Magister pada Pendor SPs UPI. Bandung : tidak diterbitkan
Indramunawar. (2010). Pengertian dan Ciri-Ciri Keberanian. [Online] Tersedia: (http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/ pengertian dan ciri-ciri keberanian.html [12 Maret 2014[
Kardjono. (2009). Pengendalian Diri (Self Control) Melalui Outdoor Education. Disertasi Doktor pada Pendor SPs UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Kartadinata, Sunaryo. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
KBBI. (2012). Keberanian. [Online] Tersedia: http://www. kamus besar bahasa indonesia.web.id/keberanian [10 Maret 2014]
KBBI. (2012). Semangat. [Online] Tersedia: http://www. kamus besar bahasa indonesia.web.id/semangat [10 Maret 2014]
Komarudin (2010). Jurnal Peningkatan Percaya Diri dan Kemampuan Mengatasi Stres Melalui Aktivitas Outbound: Universitas Pendidikan Indonesia. Lauster, P. (2010). Test Kepribadian (terjemahan Cecilia, G. Sumekto).
Yogyakarta: Kanisius.
Maksum, Ali. (2012). Metedologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya : Unesa University Press
Milest, Jhon. C & Priest, Simon. (1990). Adventure Education. Publisher: Ventury Pub. (State College, PA).
Muchlisin, Badiatul. (2009). Fun Outbond Merancang Kegiatan Outbound yang Efektif. Yogyakarta. Diva Press
Permendiknas No. 22 tahun 2007 tentang Standar Isi Kompetensi
Sheard, Michael & Golby, Jim. (2006). Journal of Experiential Education, The Efficacy of an Outdoor Adventure Education Curriculum on Selected Aspects of Positive Psychological Development (SAGE)
(48)
84
Adi Rahadian, 2014
Pengaruh Outdoor Education Terhadap Tingkat Self Confidence
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sibthorp, Jim & Jostad, Jeremy. (2014). Journal of Experiential Education, The
Social System in Outdoor Adventure Education Programs (UUCH,SAGE)
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV.Bintang Warli Artika
Suherman, Ayi. (2009). Jurnal Pengembangan Model Pembelajaran Outdoor Education Pendidikan Jasmani Berbasis Kompetensi di Sekolah Dasar: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukyadi, D. (2012). Petunjuk Teknis Pencegahan Plagiat. Bandung : Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Szczepanski,Anders. (2006). Outdoor Education - Authentic Learning in the Context of Landscape Literary education and sensory experience. Perspective of Where, What, Why, How and When of learning environments. Inter-disciplinary context and the outdoor and indoor dilemma. (Journal) Taniguchi, Stacy T. (2004). Outdoor Education And Meaningful Learning: Finding
The Attributes Of Meaningful Learning Experiences In An Outdoor Education Program. (Journal)
Taylor, Ros. (2011). Kiat-Kiat Pede. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Weinberg, Robert S.; Gould, Daniel. (2003). Foundation of Sport Exercise Psychology, Third Edition. Champaign, II.: Human Kinetics Publishers, Inc. Wordpress. (2008). Arung jeram. [Online] Tersedia: http://www.wordpress
.com/arung jeram.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Camping. [Online] Tersedia: http://www.wordpress.com /camping.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Hiking. [Online] Tersedia: http://www.wordpress .com/hiking.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Panjat tebing. [Online] Tersedia: http://www.wordpress .com/panjat tebing.html [10 Maret 2014]
(1)
3. Memasukkan atau input data skor tersebut pada program komputer Microsoft Excel 2007.
Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan data tersebut diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution(SPSS) Serie 20. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Uji normalitas data
Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau nonparametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Seri. 20.
2. Uji homogenitas data
Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal dari sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Seri 20 adalah sama dengan uji normalitas data.
Output yang dihasilkan dari descriptive explore data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data.
(2)
normalitas dan homogenitas data. Selain itu juga membandingkan hasil
pre-test antara kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol, serta membandingkan hasil post-test kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol.
4. Analisis dan deskripsi data
Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada, hasil dari penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai pertimbangan. Selain itu juga analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan.
(3)
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan diskusi temuan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Outdoor education berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat self confidence siswa.
B. Saran
Setelah mengetahui pengaruh positif yang ditimbulkan dari pengaruh
outdoor education di alam terbuka melalui experiential learning, peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi yang diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, yaitu:
1. Outdoor education dengan program hiking, rafting, rock climbing, dan
camping di alam terbuka melalui experiential learning dapat dijadikan alternatif aktivitas dalam pendidikan jasmani untuk meningkatkan self confidence siswa.
2. Outdoor education dapat menjadi salah satu media pembelajaran dalam kurikulum pendidikan jasmani.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anchok, Djamaludin. (2003). Outbound Manajemen Training Aplikasi Ilmu Perilaku dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. UII Press
Brown, Keith MSP. (2010). Curriculum For Excellence Through Outdoor Learning. Learning and Teaching Scotland.
Cooper, Geoff. (1998). Outdoors with Young People. Lyme Regis: Russell House.
Cox, H. R. (2002). Sport Psychology Concepts and Applications. Dubuque: Wm.C. Brow Publisher.
de Angelis, Barbara. (2000). Self Confident: Percaya Diri Sumber Kesuksesan Dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka
Gilbertson, Ken et all. (2006) . Outdoor Education Methods and Strategies. [Online] Tersedia: http://www.books.google.co.id/books?isbn=0736047093 [10 Maret 2014]
Hakim, Thursan. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Higgins, P and Loynes, C (1997). On the Nature of Outdoor Education.
Higgins, P, Loynes, C and Crowther, N (1997). A Guide for Outdoor Educators in Scotland. Penrith: Adventure Education.
Higgins, P and Nicol, R. (2002). Outdoor Education: Authentic Learning in the con-text of Landscapes (Volume 2) Kisa, Sweden ISBN number 91-631-2904-3
Hopkins, D and Putnam, RD. (1993). Personal Growth through Adventure. London: David Fulton Publishers.
(5)
Iman, Dede. (2010). Pengaruh Outdoor Education Terhadap Perubahan Self Confidence (Kepercayaan Diri) Pada Siswa. Tesis Magister pada Pendor SPs UPI. Bandung : tidak diterbitkan
Indramunawar. (2010). Pengertian dan Ciri-Ciri Keberanian. [Online] Tersedia: (http://indramunawar.blogspot.com/2010/03/ pengertian dan ciri-ciri keberanian.html [12 Maret 2014[
Kardjono. (2009). Pengendalian Diri (Self Control) Melalui Outdoor Education. Disertasi Doktor pada Pendor SPs UPI. Bandung : tidak diterbitkan.
Kartadinata, Sunaryo. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
KBBI. (2012). Keberanian. [Online] Tersedia: http://www. kamus besar bahasa indonesia.web.id/keberanian [10 Maret 2014]
KBBI. (2012). Semangat. [Online] Tersedia: http://www. kamus besar bahasa indonesia.web.id/semangat [10 Maret 2014]
Komarudin (2010). Jurnal Peningkatan Percaya Diri dan Kemampuan Mengatasi Stres Melalui Aktivitas Outbound: Universitas Pendidikan Indonesia.
Lauster, P. (2010). Test Kepribadian (terjemahan Cecilia, G. Sumekto). Yogyakarta: Kanisius.
Maksum, Ali. (2012). Metedologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya : Unesa University Press
Milest, Jhon. C & Priest, Simon. (1990). Adventure Education. Publisher: Ventury Pub. (State College, PA).
Muchlisin, Badiatul. (2009). Fun Outbond Merancang Kegiatan Outbound yang Efektif. Yogyakarta. Diva Press
Permendiknas No. 22 tahun 2007 tentang Standar Isi Kompetensi
Sheard, Michael & Golby, Jim. (2006). Journal of Experiential Education, The Efficacy of an Outdoor Adventure Education Curriculum on Selected Aspects of Positive Psychological Development (SAGE)
(6)
Sibthorp, Jim & Jostad, Jeremy. (2014). Journal of Experiential Education, The Social System in Outdoor Adventure Education Programs (UUCH,SAGE)
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV.Bintang Warli Artika
Suherman, Ayi. (2009). Jurnal Pengembangan Model Pembelajaran Outdoor Education Pendidikan Jasmani Berbasis Kompetensi di Sekolah Dasar:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukyadi, D. (2012). Petunjuk Teknis Pencegahan Plagiat. Bandung : Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Szczepanski,Anders. (2006). Outdoor Education - Authentic Learning in the Context of Landscape Literary education and sensory experience. Perspective of Where, What, Why, How and When of learning environments. Inter-disciplinary context and the outdoor and indoor dilemma. (Journal)
Taniguchi, Stacy T. (2004). Outdoor Education And Meaningful Learning: Finding The Attributes Of Meaningful Learning Experiences In An Outdoor Education Program. (Journal)
Taylor, Ros. (2011). Kiat-Kiat Pede. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Weinberg, Robert S.; Gould, Daniel. (2003). Foundation of Sport Exercise Psychology, Third Edition. Champaign, II.: Human Kinetics Publishers, Inc.
Wordpress. (2008). Arung jeram. [Online] Tersedia: http://www.wordpress .com/arung jeram.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Camping. [Online] Tersedia: http://www.wordpress.com /camping.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Hiking. [Online] Tersedia: http://www.wordpress .com/hiking.html [10 Maret 2014]
Wordpress. (2008). Panjat tebing. [Online] Tersedia: http://www.wordpress .com/panjat tebing.html [10 Maret 2014]