PENGARUH OUTDOOR EDUCATION BERLANDASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KREATIVITAS.

(1)

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION BERLANDASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KREATIVITAS

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh :

Asep Ramdan Afriyuandi 1201401

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCA SARJANA


(2)

(3)

=============================================================

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION

BERLANDASKAN EXPERIENTIAL

LEARNING TERHADAP KREATIVITAS

Oleh

Asep Ramdan Afriyuandi

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Sekolah Pasca Sarjana

© Asep Ramdan Afriyuandi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

ASEP RAMDAN AFRIYUANDI

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION BERLANDASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KREATIVITAS

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd NIP. 196812181994021001

Pembimbing II

Dr. Kardjono, M.Sc NIP. 196105251986011002

Mengetahui,


(5)

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002


(6)

ABSTRAK

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION BERLANDASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KREATIVITAS

.

Outdoor education berlandaskan experiential learning merupakan sarana menambah pengalaman belajar dan menjadi pelajaran yang sangat penting membawa perubahan bagi kehidupan seseorang. Pengalaman yang ditemukan tentunya sangat mendidik, artinya bahwa pengalaman tersebut memberikan pengertian yang sangat mendalam dan melampaui pengalaman yang hanya merupakan sebuah transaksi dari seseorang dan lingkungan yang dirasakan itu. Berdasarkan konsep-konsep diatas maka outdoor education dilakukan berlandaskan experiential learning, yang ditujukan untuk meningkatkan kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda, setiap orang lahir dengan potensi kreatif yang dapat dikembangkan dan dipupuk. Ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu aptitude atau ciri kognitif dari kreativitas dan non-aptitude atau ciri afektif dari kreativitas. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh dari Outdoor Education berlandaskan Experiential Learning terhadap kreativitas. Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan Non-Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah pecinta alam mahasiswa olahraga (pamor) yang mengikuti kegiatan outdoor education sebanyak 20 orang, dan siswa bukan anggota pecinta alam yang tidak mengikuti outdoor education dalam jumlah yang sama. Sampel tersebut diambil dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas outdoor education berlandaskan experiential learning memberikan pengaruh signifikan terhadap kreativitas dengan nilai t hitung 5,2 > t tabel 1,68 dengan taraf α 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2. Kesimpulan dalam penelitian

ini adalah aktivitas outdoor education berlandaskan experiential learning memberikan pengaruh signifikan terhadap kreativitas.


(7)

ABSTRAK

PENGARUH OUTDOOR EDUCATION BERLANDASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KREATIVITAS

.

Outdoor education berlandaskan experiential learning merupakan sarana menambah pengalaman belajar dan menjadi pelajaran yang sangat penting membawa perubahan bagi kehidupan seseorang. Pengalaman yang ditemukan tentunya sangat mendidik, artinya bahwa pengalaman tersebut memberikan pengertian yang sangat mendalam dan melampaui pengalaman yang hanya merupakan sebuah transaksi dari seseorang dan lingkungan yang dirasakan itu. Berdasarkan konsep-konsep diatas maka outdoor education dilakukan berlandaskan experiential learning, yang ditujukan untuk meningkatkan kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda, setiap orang lahir dengan potensi kreatif yang dapat dikembangkan dan dipupuk. Ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu aptitude atau ciri kognitif dari kreativitas dan non-aptitude atau ciri afektif dari kreativitas. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh dari Outdoor Education berlandaskan Experiential Learning terhadap kreativitas. Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan pendekatan Non-Randomized Control Group Pretest-Postest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah pecinta alam mahasiswa olahraga (pamor) yang mengikuti kegiatan outdoor education sebanyak 20 orang, dan siswa bukan anggota pecinta alam yang tidak mengikuti outdoor education dalam jumlah yang sama. Sampel tersebut diambil dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas outdoor education berlandaskan experiential learning memberikan pengaruh signifikan terhadap kreativitas dengan nilai t hitung 5,2 > t tabel 1,68 dengan taraf α 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2. Kesimpulan dalam penelitian

ini adalah aktivitas outdoor education berlandaskan experiential learning memberikan pengaruh signifikan terhadap kreativitas.


(8)

ABSTRACT

THE IMPACT OF OUTDOOR EDUCATION BASED ON EXPERIENTIAL LEARNING TO CREATIVITY

Outdoor education based on experiential learning is one of facilities to add learning experience and to be a lesson that is very important to bring a change in someone’s life. The experiences found surely very educate means that the experience itself gives a deep understanding and experience beyond just a transaction of someone and the perceived environment. Based on the concepts above, the outdoor education is done based on experiential learning, which is intended to increase the creativity. Creativity is the ability of everyone with a different level, everyone is born with creative potential that can be developed and nurtured. The characteristics of creativity can be divided into two, which is aptitude of cognitive characteristics of creativity and non-aptitude or affective characteristics of creativity. This study aims wants to know the impact of outdoor education based on experiential learning to creativity. A Quasi Experiment method with Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design approach was used in this study. The sample of this study is the member of PAMOR who is participated in outdoor education activity as many as 20 people, and the student which is not a member of PAMOR who does not participated in outdoor education activity in the same amount. The sample was taken by purposive sampling. The result of this study shows that activity of outdoor education based on experiential learning has a significant impact to creativity with a t value of 5.2> t table α level of 1.68 to 0.05 and df = n1 + n2 - 2. The conclusion of this study is an outdoor activity education based on experiential learning has significant impact on creativity.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala rahmat dan karuniaNya, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kami kehidupan, menikmati hangatnya mentari pagi diatas puncak gunung, menikmati hembusan angin dan menikmati indahnya ciptaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Tesis ini berjudul : “PENGARUH OUTDOOR EDUCATION BERLANDASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP KREATIVITAS”. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pasca Sarjana UPI.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh peneliti. Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca pada umumnya sebagai acuan penelitian selanjutnya.

Bandung, 17 Agustus 2014


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu penulis, maka perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan jalan terbaik dalam melakukan segala hal 2. Kepada yang tercinta Ayahanda Wawan Yuswandi dan Ibunda Enung

Sutiarsih, S.Pd yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik penulis. Atas kasih sayang, dorongan do’a, moril dan materilnya hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan lancar. Adikku tercinta Astria Yuswanti yang menjadi penyemangat untuk penulis.

3. Bapak Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A, selaku Ketua Prodi Pendidikan Olahraga yang telah memberikan izin dan rekomendasi selama masa studi dan menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I tesis yang senantiasa membimbing penulis selama masa studi dan menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Dr. Kardjono, M.Sc, selaku pembimbing II yang sudah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis menyelesaikan tesis ini.

6. Kepada Ketua Adat PAMOR dan Ketua Hima di FPOK atas izin dan bantuannya dalam penelitian.

7. Staf Dosen Pendidikan Olahraga SPs UPI yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermamfaat sehingga penulis dapat menyusun tesis ini.

8. Staf Karyawan SPs UPI yang telah membantu penulis dalam masalah administrasi perkuliahan.

9. Seluruh Keluarga Besar PAMOR FPOK UPI yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang luar biasa. Semoga PAMOR selalu Berjaya di Dunia dan Akherat.


(11)

10. Untuk kawan seperjuangan di POR C 2012, terima kasih atas segalanya, senang bisa menghabiskan waktu studi bersama-sama.

11. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga dengan segala kebaikan dan bantuan dari semua pihak yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin. Sebagai penutup, penulis berharap semoga Allah SWT. Menjadikan tesis ini sebagai hasil karya yang dapat bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan orang lain pada umumnya.

Bandung, 17 Agustus 2014


(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR………...………iii UCAPAN TERIMA KASIH………..……….……….iv

DAFTAR ISI………......vi

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR GAMBAR……….....x

DAFTAR LAMPIRAN……….……….…...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C. Perumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Tesis...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 11

1. Outdoor Education ... 11

2. Experiential Learning ... 18

3. Kreativitas ... 24

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Pemikiran ... 34

D. Hipotesis ... 36 BAB III METODE PENELITIAN


(13)

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel... 37

1. Tempat Penelitian ... 37

2. Populasi dan Sampel ... 37

B. Desain Penelitian ... 38

C. Metode Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 40

1. Variabel Penelitian ... 37

2. Definisi Operasional... 37

E. Instrumen Penelitian ... 41

F. Pengembangan Instrumen ... 44

G. Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50

1. Analisis Data .. ... 50

2. Deskripsi Data .. ... 50

B. Diskusi Penemuan ... ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 77


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Program Outdoor Education berlandaskan Experiential Learning

Penerapan Outdoor Education (Hiking)... 21

2.2. Program Outdoor Education berlandaskan Experiential Learning Penerapan Outdoor Education (Rafting)... 22

2.3 Program Outdoor Education berlandaskan Experiential Learning Penerapan Outdoor Education (Rock Climbing)... 23

2.4 Program Outdoor Education berlandaskan Experiential Learning Penerapan Outdoor Education (Camping)... 24

3.1 Pembagian Kelompok Penelitian... 38

3.2 Kisi-kisi Tes Kreativitas... 41

3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban... 44

3.4 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Validitas... 45

3.5 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Realibilitas... 46

3.6 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Objektivitas... 47

4.1 Nilai Rata-rata Kreativitas Mahasiswa Secara Keseluruhan... 50

4.2 Statistik Deskriptif Pada Kelompok Eksperimen Pre dan Post Tes... 52

4.3 Statistik Deskriptif Pada Kelompok Kontrol Pre dan Post Tes... 53

4.4 Analisis Perbedaan Rata-Rata Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol... 55

4.5 Uji normalitas data pretes diuji menggunakan Liliefors... 56

4.6 Uji Homogenitas Pretes... 56

4.7 Uji Perbedaan/Kesamaan Dua Rata-rata Pretes... 57

4.8 Uji normalitas data postes diuji menggunakan Liliefors... 58

4.9 Uji Homogenitas Postes... 58

4.10 Uji Perbedaan/kesamaan dua rata-rata postes... 59


(15)

4.12 Uji normalitas data gain diuji menggunakan Liliefors... 60

Tabel Halaman 4.13 Rata-rata Gain Score Per Indikator Variabel Kreativitas dan Total... 61

4.14 Uji Perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain Kreativitas... 61

4.15 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain fluiditas (kelancaran)... 62

4.16 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain fleksibilitas (keluwesan)... 63

4.17 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain orisinalitas (keaslian)... 63

4.18 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain elaborasi (kerincian)... 64

4.19 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain evaluasi (penilaian)... 65

4.20 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain rasa ingin tahu... 65

4.21 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain imajinatif... 66

4.22 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain tertantang oleh kemajemukan... 67

4.23 Uji perbedaan/kesamaan dua rata-rata gain berani mengambil resiko.. 67


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design... 39

3.2 Rumus Uji Validitas……….. 44

3.3 Rumus Uji Signifikansi Product Moment………. 45

3.4 Realibilitas Secara Matematis... 46


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Tes Kreativitas... 77

2. Uji Validitas dan Realibilitas Skala Pengukuran Kreativitas... 79

3. Skala Tes Kreativitas... 84

4. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen... 87

5. Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol... 88

6. Uji Normalitas Pretest... 89

7. Uji Homogenitas Pretest... 96

8. T-Test Pretest... 98

9. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen... 100

10. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen... 101

11. Uji Normalitas Posttest... 102

12. Uji Homogenitas Posttest... 110

13. T-Test Posttest... 112

14. Uji Normalitas Gain Score Kreativitas... 114

15. Uji Homogenitas Gain Score Kreativitas... 121

16. T-Test Gain Score Kreativitas... 123

17. T-Test Gain Fluiditas (Kelancaran)... 125

18. T-Test Gain Fleksibilitas (Keluwesan)... 126

19. T-Test Gain Orisinalitas (Keaslian)... 127

20. T-Test Gain Elaborasi (Kerincian)... 128

21. T-Test Gain Evaluasi (Penilaian)... 129

22. T-Test Gain Rasa Ingin Tahu... 130

23. T-Test Gain Imajinatif... 131


(18)

27. Program Outdoor Education... 135

28. Jadwal Kegiatan Outdoor Education... 137

Lampiran Halaman 29. Data Pretes dan Postes ... 139

30. Dokumentasi Penelitian... 141

31. Surat Keputusan Pembimbing Tesis... 145

32. Surat Izin Penelitian... 147


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pun secara jelas mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pengembangan potensi diri tersebut bertujuan untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kreativitas merupakan suatu kebutuhan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada masa kini. Kreativitas akan menciptakan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehidupan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya, karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi yang dinamis dan ketat. Menurut Gordon dan Browne (dalam Moeslichatoen, 2004, hlm.19) kreativitas merupakan “kemampuan menciptakan gagasan baru yang asli dan imajinatif maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang sudah ada.”

Pada intinya kreativitas dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan (penjasorkes) merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru dan atau modifikasi menjadi baru. Hal tersebut merupakan hasil kombinasi


(20)

2

pendidikan jasmani dan olahraga kesehatan (penjasorkes) merupakan penciptaan sesuatu yang baru terkait pembelajaran yang diwujudkan melalui metode, model, strategi, karya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan.

Untuk menjadi kreatif tidak selalu harus memiliki kemampuan akademik dan kecerdasan yang tinggi. kreativitas tidak hanya membutuhkan kecerdasan semata, kreatifitas juga membutuhkan kemauan atau motivasi, walaupun cerdas namun tidak ada motivasi mustahil akan tercipta kreativitas. Di sisi lain, kreativitas merupakan denyut nadi dari inovasi, tanpa kreatifitas tidak akan tercipta sebuah inovasi, semakin tinggi kreatifitas, maka jalan ke arah penciptaan inovasi semakin besar pula. Menurut Devito (dalam Supriadi, 1994, hlm.15) mengungkapkan bahwa “kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda, setiap orang lahir dengan potensi kreatif yang dapat dikembangkan dan dipupuk.”

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat alami. Dari generasi ke generasi masyarakat suatu bangsa akan mengalami pertumbuhan yang berbeda, dimana kualitas masyarakatnya akan ditentukan oleh pengalaman dan pembelajaran yang diperoleh dan dimilikinya, baik secara formal non formal maupun informal. Masyarakat yang memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang berkualitas tentu saja akan menjadikan generasi yang berkualitas pula. Salah satu indikator yang menentukan kualitas suatu generasi masyarakat ditentukan oleh pendidikan yang diperoleh semasa hidupnya.

Kreativitas penting dimiliki oleh setiap orang. Suatu keterampilan yang dimiliki setiap orang jika dikembangkan dengan adanya kreativitas maka akan menciptakan hal yang baru dalam memberikan ide-ide, inovasi, hingga mengatasi masalah secara kreatif. Seperti yang diungkapkan Supriadi (1994, hlm.7) bahwa kreativitas adalah “kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.”


(21)

3

manfaatnya bernilai lebih dibandingkan sebelumnya. Manusia kreatif sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi dan merespon secara efektif ketidakmenentuan perubahan saat ini. Perkembangan kebudayaan dan peradaban juga terjadi berkat kreativitas orang-orang yang istimewa dalam berbagai sektor kehidupan seperti politik, ekonomi, militer, teknologi, pendidikan, agama, kesenian, olahraga, dan lain-lain.

Kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Dengan demikian, baik perubahan di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif. Implikasinya adalah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang yang dapat diidentisifikasi, dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat. Salah satu masalah yang kritis adalah, bagaimana dapat mengidentisifikasi potensi kreatif siswa dan bagaimana dapat mengembangkannya melalui pengalaman pendidikan.

Kreativitas siswa dimungkinkan tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah, turut menunjang mereka dalam mengekpresikan kreativitasnya. Menurut Munandar (1999, hlm.45) :

“Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak. Alasan pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Pemikiran kreatif perlu dilatih, karena membuat anak lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, maupun melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan individu. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya”.


(22)

4

tinggi, berani menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian, faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan, merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut. Karya-karya kreatif dalam berbagai sektor kehidupan tersebut penting peranannya karena sebagian besar dapat menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada di dunia. Oleh karenannya, kreativitas menjadi penting sifatnya dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dunia yang sangat pesat saat ini.

Tampak adanya fenomena bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, masih ada kecenderungan terhadap pengekangan kebebasan siswa, pembelajaran masih banyak didominasi guru, sehingga siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap perintah guru, siswa tidak mendapat kebebasan untuk mengekspresikan dirinya. Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pengembangan kreativitas siswa. Padahal kreativitas penting untuk dipupuk dan dikembangkan, karena kreativitas memang sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan pembangunan Indonesia yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kreativitas tinggi.

Guru mempunyai peran penting dalam menciptakan lingkungan di dalam kelas, yang merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, sehingga pada gilirannya dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Demikian juga, pentingnya peranan guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa dapat merasakan belajar dengan suasana senang dan tidak merasa tertekan atau ketakutan yang akan menyebabkan siswa merasa nyaman, sehingga proses pembelajaran lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Umumnya, sekolah ingin membentuk siswanya untuk kreatif akan tetapi para siswa tidak pernah tahu bagaimana mengembangkan kreativitas itu sendiri. Kreativitas hanya diberikan sebatas teori saja, siswa tidak diberikan suasana dan proses kegiatan yang dapat menumbuhkan kreativitas. Orang yang kreatif akan semakin terasah apabila


(23)

5

diberikan proses belajar yang kreatif dan didukung oleh suasana yang kreatif pula, sehingga akan menciptakan sebuah karya yang kreatif.

Pendidikan jasmani memberikan kontribusi yang berarti terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Kontribusi akan bermakna, jika proses belajar mengajar pendidikan jasmani memberikan perubahan perilaku dan pengetahuan terhadap peserta didik. Pendidikan jasmani menurut Lutan (2000, hlm.16) adalah “bagian integral dari pendidikan keseluruhan yang memberi kontribusi kepada perkembangan individu melalui media alamiah yaitu aktifitas fisik dan gerak termasuk olahraga”. Prioritas utama dalam upaya peningkatan pendidikan jasmani di sekolah, yaitu dengan perwujudan secara optimal peranan dan fungsi guru dalam kegiatan belajar mengajar baik di ruangan maupun di lapangan.

Berdasarkan pokok pikiran tersebut, dalam pelaksanaannya, proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan kegiatan belajar pada beberapa kajian mata pelajaran. Namun di samping itu, semua sebagai langkah pengembangan dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran yang tujuannya untuk mengembangkan seluruh potensi pada diri individu, dewasa ini dilakukan dengan penerapan pembelajaran outdoor education dengan alam sebagai medianya.

Aktivitas luar sekolah (outdoor education) berisi tentang kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti; bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, Outdoor Education dapat menjadi wahana dalam mengembangkan potensi diri siswa, tentunya dengan kegiatan yang melibatkan faktor dan aktifitas fisik yang dilaksanakan di lapangan atau di luar ruangan. Menurut White dalam Kardjono (2009:95) yaitu:


(24)

6

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah, adalah membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal. Pendidikan juga ingin menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap, mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman terhadap lingkungan alam serta bagaimana manusia memiliki relasi dengan hal tersebut. Pendidikan harus membantu mewujudkan potensi setiap individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat berkembang optimal, serta memberikan „konteks‟ dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan secara langsung.

Pendidikan juga memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan luar kelas, menumbuhkan pemahaman untuk secara bijak menggunakan dan melindungi lingkungan alam. Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas dapat membuat pembelajaran lebih kreatif, memberikan kesempatan yang unik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas. Kegiatan di luar kelas juga memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan guru dan murid agar lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas. Kegiatan tersebut memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah diberbagai area, dan memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan maupun komunitas sekitar untuk pendidikan.

Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam mengakomodir pengetahuan. Dalam hal ini, setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan sosial anak, sehingga anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Aktivitas


(25)

7

pengambilan keputusan, saling memahami, dan menghargai perbedaan. Selanjutnya dikatakan oleh Brown (2010: hlm.3), yaitu:

“Learning outdoors can be enjoyable, creative, challenging and adventurous

and helps children and young people learn by experience and grow as confident and responsible citizens who value and appreciate the spectacular landscapes,

natural heritage and culture.”

Brown menjelaskan bahwa belajar mengenai hal-hal luar kelas atau alam bebas dapat memberikan kenyamanan, kreatif, tantangan, dan petualangan. Hal itu lah akan membantu anak atau anak muda untuk belajar dari pengalaman dan tumbuh menjadi masyarakat yang percaya diri dan bertanggung jawab dalam memberikan nilai dan apresiasi terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Maksud dan tujuannya adalah, proses pembelajaran atau pendidikan dan proses pengalaman ini merupakan suatu hal yang sangat berguna untuk perkembangan, pertumbuhan, dan kemajuan manusia.

Sedangkan proses pendidikan melalui kegiatan ini sendiri, memiliki maksud dan tujuan yang melibatkan perencanaan dalam pendidikan melalui berbagai macam proses yang melibatkan resiko dalam suatu perjalanan, yang banyak melibatkan resiko fisik, sosial dan spiritual. Melalui kegiatan outdoor education ini, siswa diharapkan menjadi lebih kreatif dalam menciptakan ide-ide, inovasi, dan gagasan baru dalam menghadapi suatu permasalahan. Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka perlu ditelusuri pengaruh-pengaruh outdoor education yang berhubungan dengan kreativitas. Seperti dalam judul penelitian yang diajukan penulis adalah: Pengaruh Outdoor Education Berlandaskan Experiential Learning Terhadap Kreativitas.

B. Identifikasi Masalah Penelitian


(26)

8

guru, siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap perintah guru sehingga akan berdampak negatif terhadap pengembangan kreativitas siswa.

2. Proses pembelajaran outdoor education dengan alam sebagai medianya, seperti yang tercantum dalam kurikulum pendidikan diharapkan mampu mengembangkan pembentukan karakter siswa, walaupun sampai sekarang masih kurang diterapkan secara serius oleh para guru pendidikan jasmani (penjas) sebagai salah satu media pembelajaran jasmani.

3. Kecenderungan kreativitas diajarkan hanya sebatas teori dan siswa tidak diberikan suatu pengalaman belajar untuk mengembangkan kreativitas nya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah dari penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari outdoor education yang berlandaskan experiential learning terhadap kreativitas?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh dari outdoor education berlandaskan experiential learning terhadap kreativitas.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pengetahuan bagi berbagai pihak yang membutuhkan secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

Memberikan informasi yang bermanfaat dan berkontribusi bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani sebagai wahana untuk meningkatkan pemahaman


(27)

9

Menambah referensi bagi peneliti yang hendak meneliti masalah yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran outdoor education dalam pengajaran pendidikan jasmani.

2. Manfaat praktis

Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dan pembina olahraga, tentang cara memberikan permainan yang efektif dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Memberikan suatu pembelajaran bagi masyarakat, bahwa kegiatan outdoor

education memberikan nilai positif khususnya bagi anak-anaknya. Dapat

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi para peneliti, khususnya menggali pengaruh-pengaruh outdoor education untuk kepentingan pendidikan.

F. Struktur Organisasi Tesis BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Rumusan Masalah Penelitian D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi Tesis

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka


(28)

10

C. Kerangka Pikir/Asumsi D. Hipotesis

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian F. Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan Data H. Analisis Data

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian dengan program hiking, rafting, rock climbing, dan camping bertempat di:

a. Kampus UPI Bandung, Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung b. Jayagiri-Cikole Lembang (KBB)

c. Tebing Citatah 48 & 60 d. Sungai Citarum

2. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi dan sampel penelitian tersebut, karena tanpa dua hal tersebut, suatu penelitian tidak akan berjalan. Petualangan di alam terbuka dengan pengalaman ajar hiking, rafting, rock climbing, dan camping kaya akan rintangan dan tantangan. Oleh karena itu, peneliti memilih sampel dari Anggota PAMOR FPOK UPI dan mahasiswa IKOR FPOK UPI angkatan 2011 dengan asumsi secara fisik mereka tidak akan memperoleh kesulitan untuk melaksanakan aktivitas petualangan.

Adapun yang menjadi populasi penelitian terdiri dari 50 anggota aktif PAMOR FPOK UPI dan 54 mahasiswa IKOR FPOK UPI angkatan 2011. Sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Karena setiap unsur populasi tidak memberi kemungkinan untuk dipilih berdasarkan teknik sampling, maka berdasarkan pertimbangan peneliti, pengambilan sampel penelitian dilakukan dilakukan secara non-probability berupa sampling jenis purposive, yang dipilih dengan sengaja dengan memperhatikan karakteristik


(30)

38

Besar sampel seluruhnya yang diambil yaitu 28 putra dan 12 putri yang bersedia untuk mengikuti penelitian secara terus-menerus hadir dalam kegiatan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Pembagian Kelompok Penelitian

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Jenis

Kelamin

Usia Jumlah Jenis Kelamin

Usia Jumlah

Putra 19-21 th 28 org Putra 19-21 th 28 org

Putri 19-21 th 12 org Putri 19-21 th 12 org

Dengan demikian kedua kelompok pada dasarnya dianggap memiliki bekal perilaku (entry behavior) atau pengalaman yang sama. Yang membedakan keduanya dalam satu hal yaitu kelompok eksperimen memperoleh perlakuan, sementara kelompok kontrol tidak memperoleh perlakuan. Maka kriteria dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mahasiswa/i IKOR FPOK UPI angkatan 2011 2) Anggota aktif (muda) PAMOR FPOK UPI 3) Usia 19- 21 tahun

4) Laki-Laki dan Perempuan

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Quasi Experiment. Bentuk desain Quasi experiment yang digunakan adalah Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Adapun rancangan desainnya dapat dilihat di Gambar 3.1.


(31)

39

Gambar 3.1 (Non-Randomized Control Group Pretest-Posttest Design) Sumber: (Maksum 2012: hlm.100)

Keterangan:

T1 = pre-test kreativitas yang diberikan pada kelompok eksperimen.

T2 = post-test kreativitas yang diberikan pada kelompok eksperimen.

X = treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen dengan program hiking, rafting, rock climbing, dan camping.

T11 = pre-test kreativitas yang diberikan pada kelompok kontrol.

T21 = post-test kreativitas yang diberikan pada kelompok kontrol.

~ = tidak ada perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol.

C. Metode Penelitian

Metode dalam sebuah penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan sebuah penelitian atau riset. Metode atau cara dalam sebuah penelitian sangat penting, agar penelitian yang dilakukan dapat memperoleh hasil berupa jawaban penelitian. Bentuk serta jenis metode penelitian yang digunakan berbeda-beda tergantung kepada masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian. Secara umum dikenal bentuk metode penelitian seperti penelitian eksperimen, deskriptif, penelitian tindakan kelas dan yang lainnya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Adapun pengertian dari metode eksperimen adalah suatu metode

Pre Treatment Post

Eksperimen T1 X T2

---


(32)

40

Sugiyono membagi penelitian eksperimen ke dalam empat jenis yaitu “Pre -experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design”. Adapun jenis penelitian eksperimen yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment.

D. Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu, outdoor education berlandaskan experiential learning. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kreativitas.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti.

a. “Outdoor education in the use of experience in the outdoors for the

education and development of the whole person”. Bahwa outdoor

education adalah sebuah pendidikan yang menggunakan pengalaman belajar di luar ruangan untuk pengembangan seseorang. (Neil dalam Kardjono, 2009: hlm.96)

b. “Learning outdoors can be enjoyable, creative, challenging and adventurous and helps children and young people learn by experience and grow as confident and responsible citizens who value and appreciate the spectacular landscapes, natural heritage and culture.”. Bahwa belajar mengenai hal-hal luar kelas atau alam bebas dapat memberikan kenyamanan, kreatif, tantangan, dan petualangan. Hal itu lah yang akan membantu anak atau anak muda untuk belajar dari pengalaman dan tumbuh menjadi masyarakat yang percaya diri dan bertanggung jawab dalam memberikan nilai dan apresiasi terhadap lingkungan tempat tinggalnya. (Brown, 2010: hlm.3)


(33)

41

c. Kreativitas merupakan kemampuan menciptakan gagasan baru yang asli dan imajinatif maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang sudah ada. (Gordon dan Browne, Moeslichatoen, 2004:19)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal–hal yang diketahui”.

Kisi-kisi dalam angket yang ada dikembangkan dalam rangka untuk memperoleh data sekunder tentang faktor-faktor yang mempengaruhi. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir–butir pertanyaan atau pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

Dalam penelitian ini, alat pengukuran berupa angket yang penulis kutip dari angket Tite Juliantine (Disertasi, 2010: hlm.153-154), adapun seluruh kisi-kisi angket penulis ambil 100%. Untuk lebih jelasnya mengenai kisi-kisi-kisi-kisi angket tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Tes Kreativitas

Variabel Sub Variabel Indikator Deskripsi Tingkah Laku Kreativitas Aptitude 1. Fluiditas a. Mengajukan banyak pertanyaan


(34)

42

(1991); Guilford (t.t); April 2007

http://www. Ceriacerdas, Desmita (2007)

f. Lebih cepat melihat kesalahan pada situasi

2. Fleksibilitas (Keluwesan)

a. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu masalah b. Menerapkan suatu konsep dengan

cara yang berbeda 3. Orisinalitas

(Keaslian)

a. Memikirkan hal-hal yang tidak dipikirkan orang lain

b. Memikirkan cara-cara baru

c. Memiliki cara berpikir yang berbeda

d. Mencari pendekatan baru e. Bekerja

menemukan/menyelesaikan yang baru

4. Elaborasi (Kerincian)

a. Menyusun langkah penyelesain secara detail

b. Memperkaya gagasan orang lain c. Memiliki rasa keindahan yang

tinggi

d. Melengkapi gambar-gambar yang ada

5. Evaluasi (Penilaian)

a. Memberi pertimbangan

b. Menganalisis masalah dengan pertanyaan mengapa

c. Selalu memiliki alasan yang kuat d. Merancang suatu rencana kerja e. Bertahan pada pendapat sendiri Variabel Sub Variabel Indikator Deskripsi Tingkah Laku Kreativitas Non

Aptitude (Utami Munandar (2004); Winardi (1991); Guilford (t.t); April 2007

http://www. Ceriacerdas, Desmita (2007)

1. Rasa Ingin Tahu

a. Mempertanyakan banyak hal b. Senang mencoba atau membaca c. Tidak butuh dorongan untuk

mencoba sesuatu yang baru

d. Tidak takut mencoba sesuatu yang baru

e. Senang mengamati f. Senang bereksperimen

2. Imajinatif a. Memikirkan hal-hal yang belum pernah terjadi

b. Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain

c. Meramalkan apa yang akan dikatakan oleh orang lain


(35)

43

e. Melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain

f. Membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah dialami

3. Tertantang oleh

kemajemukan

a. Menggunakan gagasan yang rumit b. Melibatkan diri dalam tugas-tugas

yang majemuk

c. Tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya d. Mencari penyelesaian tanpa

bantuan orang lain

e. Tidak cenderung mencari jalan gampang

f. Mencari terus menerus agar berhasil

g. Mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit

h. Senang menjajaki jalan yang lebih rumit

4. Berani Mengambil Resiko

a. Berani memberikan gagasan yang berbeda

b. Berani mengakui kesalahan c. Berani menerima tugas yang sulit d. Tidak mudah dipengaruhi oleh

orang lain

e. Melakukan hal yang diyakini meskipun berbeda

f. Berani mencoba hal-hal yang baru g. Berani mengakui kegagalan dan

berusaha lagi

5. Menghargai Menghargai hak sendiri dan orang lain

Menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri

Menghargai keluarga, sekolah, dan teman-teman

Menghargai kebebasan yang Tabel 3.2 Lanjutan


(36)

44

Dalam instrumen ini setiap subjek diminta untuk memilih jawaban yang paling benar sesuai dengan kemampuan berpikir kritis siswa. Alternatif jawaban yang disediakan sebanyak 5 alternatif. Untuk lebih jelasnya mengenai alternatif jawaban dan sistem penskoran disajikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5

F. Pengembangan Instrumen

Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian.Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah: 1. Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengujian validitas soal dengan cara analisis butir soal. Untuk menguji validitas alat ukur, maka harus dihitung korelasinya, yaitu menggunakan rumus:

  

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Gambar 3.2 Rumus Uji Validitas (Maksum, 2012: 113)


(37)

45

Dimana:

xy

r = Koefisien korelasi antara X dan Y.

X = Jumlah skor tiap butir.

Y = Jumlah skor total.

XY = Jumlah perkalian skor butir dan skor total. N = Banyak subjek

Berikut mengenai interpretasi koefisien korelasi tingkat validitas: Tabel 3.4.

Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Validitas

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang.Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus sebagai berikut :

Gambar 3.3 Rumus Uji Signifikansi Product Moment (Maksum, 2012:119)

Tingkat Validitas Koefisien Korelasi Istimewa .80 - 1

Tinggi .70 - .79 Sedang/Cukup .50 – .69 Rendah .00 - .49

tt r tt r tot r . 1 ) . ( 2 .  


(38)

46

Taraf signifikansi koefisien uji dengan menggunakan rumus uji signifikansi product moment dengan taraf kesalahan 5% atau (α) = 0,05. Setelah didapat nilai koefisien yang dicari lalu lakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi yang disesuaikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi didapat sebagai berikut:

Tabel 3.5.

Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Realibilitas

3. Objektivitas

Hasil penghitungan uji signifikansi korelasi Person Product Moment dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, Selanjutnya membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dalam taraf kesalahan 5% atau α = 0.05. Dengan rhitung> r tabel =

0.632 kemudian mengoperasikan rhitungdengan r tabelyang artinya butir pertanyaan

tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data untuk menunjukan bahwa korelasi mempunyai reliabilitas yang signifikan. Jika sebaliknya, yaitu nilai rhitung

lebih kecil daripada r tabel maka butir tersebut tidak bisa digunakan sebagai alat

data.

Secara matematis, realibilitas dapat didefinisikan sebagai berikut:

r

tt

=

Vt

V

Gambar 3.4 Realibilitas Secara Matematis (Maksum, 2012 : 121)

dimana:

Tingkat Realibilitas Koefisien Korelasi

Istimewa .90 - 1 Tinggi .80 - .89 Sedang/Cukup .60 – .79 Rendah .00 - .59


(39)

47

rtt = realibilitas

V = true variance Vt = variance total

Tabel 3.6.

Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Tingkat Objektivitas

T-Test untuk Sampel Berbeda

Gambar 3.5 Rumus T-Test untuk Sampel Berbeda (Maksum, 2012:175)

dimana:

M1 = Mean pada distribusi sampel 1

M2 = Mean pada distribusi sampel 2

S12= Nilai varian pada distribusi sampel 1

S22= Nilai varian pada distribusi sampel 2

N1 = Jumlah individu pada sampel 1

N2 = Jumlah individu pada sampel 2

Tingkat Objektivitas Koefisien Korelasi Istimewa .95 – 1

Tinggi .85 - .94 Sedang/Cukup .70 – .84 Rendah .00 - .69


(40)

48

penelitian. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai sumber data, maka harus diseleksi untuk diperiksa keabsahan pengisian angket. Karena mungkin saja pada sebagian butir pernyataan dalam angket, terdapat jawaban yang tidak diisi oleh responden.

2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket. 3. Memasukkan atau input data skor tersebut pada program komputer

Microsoft Excel 2007.

Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan data tersebut diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 20. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi mengenai kenormalan data yang diperoleh. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau nonparametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS Seri. 20.

2. Uji homogenitas data

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui bahwa data tersebut berasal dari sampel yang homogen. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas data menggunakan program software SPSS Seri 20 adalah sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dari descriptive explore


(41)

49

data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data.

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil tes kemampuan berpikir kritis sebelum dan sesudah perlakuan (pre-test dan post-test). Selain itu juga membandingkan hasil pre-test antara kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol, serta membandingkan hasil post-test kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol.

4. Analisis dan deskripsi data

Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada, hasil dari penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai pertimbangan. Selain itu juga analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan diskusi temuan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Kegiatan Outdoor education berlandaskan experiential learning dapat meningkatkan kreativitas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan selama pelaksanaan penelitian, penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagipara pembuat kebijakan kurikulum pendidikan jasmani di sekolah maupun universitas.

Pendidikan jasmani di sekolah dewasa ini cenderung lebih kearah pembinaan keterampilan olahraga atau fisik secara umum saja. Sementara peningkatan kreativitas siswa agak terabaikan. Sebetulnya dengan pendidikan jasmani melalui kegiatan outdoor education berlandaskan experiential learning dapat meningkatkan kreativitas. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian ulang mengenai pengembangan kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah maupun universitas.

2. Bagi guru atau dosen pendidikan jasmani di sekolah atau universitas. Guru atau dosen merupakan pendidik yang sepatutnya mendidik bukan hanya sebagai pengajar bagi siswanya di sekolah maupun universitas. Mendidik mungkin akan lebih sulit dibandingkan dengan mengajar. Oleh karena itu guru diharapkan dapat mempertimbangkan sekaligus mencoba metode mengajar dengan kegiatan outdoor education


(43)

73

berlandaskan experiential learning. Kegiatan tersebut sudah dibuktikan dapat meningkatkan kemampuan kreativitas.

3. Bagi siswa maupun mahasiswa

Pada dasarnya aktivitas jasmani dapat dilakukan dalam kegiatan outdoor education berlandaskan experiential learning, hanya saja sedikit orang yang mengetahui dan kebayakan tidak menyadari. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa outdoor education berlandaskan experiential learning tidak hanya dapat meningkatkan kebugaran jasmani saja tetapi dapat pula meningkatkan kreativitas, selain itu melalui kegiatan outdoor education seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, mengukur tingkat kecemasan, empati, dan rasa sosialnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dalam penelitian ini penulis belum mengungkap secara keseluruhan manfaat dari outdoor education, penulis hanya mengungkap pengaruh outdoor education berlandaskan experiential learning terhadap kreativitas saja. Sedangkan masih banyak kegiatan-kegiatan outdoor education lainnya yang sekiranya dapat mempengaruhi kemampuan kognisi dan afeksi. Dengan demikian, penulis berharap agar ada peneliti berikutnya yang dapat mengungkap mengenai kegiatan-kegiatan outdoor education yang dapat mempengaruhi kognisi dan afeksi lebih spesifik lagi. Jenis kegiatan outdoor education yang digunakan juga diharapkan dapat lebih bervariasi lagi, terutama dapat melibatkan tiga aspek pembelajaran yaitu: psikomotor, afeksi dan kognisi.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin.(2003). Outbound Manajemen Training .Yogyakarta : UII Press

Brown, Keith MSP. (2010). Curriculum For Excellence Through Outdoor Learning. Learning and Teaching Scotland.

Danuminarto.Hari dan Santosa. Aris Budi (2007). Experiential Learning By Outbound. Surabaya : Titik Terang

De Varies. (2006). Physical Education ansd Sport: Toward The Achievement of Mellinneum Development Goals (MDG). International Conference of Asia Society for Physical Education and Sport (ASPES)

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD) tahun 1997

Hidayat, Yusuf. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung

Hopkins, David and Roger Putnam. (1993). Personal Growth Through Adventure. London. David Fulton Publishers.

Juliantine, Tite. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan Jasmani Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi Doktor pada Pendor SPs UPI.Bandung : tidak diterbitkan.

Kardjono.(2009). Pengendalian Diri (Self Control) Melalui Outdoor Education.Disertasi Doktor pada Pendor SPs UPI.Bandung : tidak diterbitkan.

Lutan, Rusli. (2008). Pedagogy pendidikan Jasmani: Review kuliah. Bandung: Sekolah Pasca Sarjan UPI. Tidak diterbitkan.

Lynsey N. Hayden (2005).“Leaving the Classroom Behind: Increasing Student Motivation through Outdoor Education”.Creativity Reseach Journal. 17 (2&3), 257-264.

Maksum, Ali. (2012). Metedologi Penelitian dalam Olahraga.Surabaya : Unesa University Press.


(45)

75

Milest, Jhon. C and Priest, Simon.(1990). Adventure Education. Publisher: Ventury Pub. (State College, PA).

Moeslichatoen.(2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, U. (1985). Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

____________ (1988).Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta: Grasindo.

____________ (2002). Kreativitas Dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan Strategi Dan Bakat). Jakarta: Gramedia.

____________ (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Neill, James. A Profile of Outdoor Education Programs And Their Implemantation In Australia(Presented to the National Assembly for Youth Development, World Convention Center, Miyazaki, Japan, November 14, 2001. (Journal)

Riduawan, (2008).Metode Teknik Menyusun Tesis.Bandung : Alfabeta

Riskomar.Dadan (2004).Pedoman Praktis Pelaksanaan Outdoor dan Fun Games Activities.Jakarta : PT. Mandar Utama Tiga Books Devision

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D., Cv Alpabeta, Bandung

Suharto. (1997). Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta: Departemen D&K Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengantar Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.


(46)

76

Tamara, Syamsul Hadi. Pendidikan Aktivitas Luar Kelas. http://gurupenjaskesrek.blogspot.com/2011/10/pendahuluan.html Diakses tanggal 10-2-2014 pukul 16:46 WIB

Taniguchi, Stacy T. (2004). Outdoor Education And Meaningful Learning: Finding The Attributes Of Meaningful Learning Experiences In An Outdoor Education Program. (Journal)

Tim Penulis Diktat Wanadri (1993).Diktat Wanadri.Bandung : Wanadri. Tidak diterbitkan

Universitas Pendidikan Indonesia ( 2013 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003.

West, M. (2000). Developing Creativity On Organizations: Mengembangkan Kreativitas Dalam Organisasi. Yogyakarta: Kanisius.


(1)

49

Asep Ramdan Afriyuandi, 2014

PENGARUH OUTD OOR ED UCATION BERLAND ASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHAD AP KREATIVITAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan homogenitas data.

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil tes kemampuan berpikir kritis sebelum dan sesudah perlakuan (pre-test dan post-test). Selain itu juga membandingkan hasil pre-test antara kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol, serta membandingkan hasil post-test kelompok sampel eksperimen dan kelompok sampel kontrol.

4. Analisis dan deskripsi data

Dalam kegiatan analisis dan deskripsi data yang dilakukan adalah menganalisis serta mendeskripsikan angka-angka yang ada, hasil dari penghitungan statistik. Angka atau nilai yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan angka tabel atau dideskripsikan secara langsung dengan berbagai pertimbangan. Selain itu juga analisis didasarkan pada hipotesis yang dibuat untuk dapat memaknai nilai dan angka yang dihasilkan dari penghitungan.


(2)

Asep Ramdan Afriyuandi, 2014

PENGARUH OUTD OOR ED UCATION BERLAND ASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHAD AP KREATIVITAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis data dan diskusi temuan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Kegiatan Outdoor education berlandaskan experiential learning dapat meningkatkan kreativitas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan selama pelaksanaan penelitian, penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagipara pembuat kebijakan kurikulum pendidikan jasmani di sekolah maupun universitas.

Pendidikan jasmani di sekolah dewasa ini cenderung lebih kearah pembinaan keterampilan olahraga atau fisik secara umum saja. Sementara peningkatan kreativitas siswa agak terabaikan. Sebetulnya dengan pendidikan jasmani melalui kegiatan outdoor education berlandaskan experiential learning dapat meningkatkan kreativitas. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian ulang mengenai pengembangan kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah maupun universitas.

2. Bagi guru atau dosen pendidikan jasmani di sekolah atau universitas. Guru atau dosen merupakan pendidik yang sepatutnya mendidik bukan hanya sebagai pengajar bagi siswanya di sekolah maupun universitas. Mendidik mungkin akan lebih sulit dibandingkan dengan mengajar. Oleh karena itu guru diharapkan dapat mempertimbangkan sekaligus mencoba metode mengajar dengan kegiatan outdoor education


(3)

73

Asep Ramdan Afriyuandi, 2014

PENGARUH OUTD OOR ED UCATION BERLAND ASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHAD AP KREATIVITAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlandaskan experiential learning. Kegiatan tersebut sudah dibuktikan dapat meningkatkan kemampuan kreativitas.

3. Bagi siswa maupun mahasiswa

Pada dasarnya aktivitas jasmani dapat dilakukan dalam kegiatan outdoor education berlandaskan experiential learning, hanya saja sedikit orang yang mengetahui dan kebayakan tidak menyadari. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa outdoor education berlandaskan experiential learning tidak hanya dapat meningkatkan kebugaran jasmani saja tetapi dapat pula meningkatkan kreativitas, selain itu melalui kegiatan outdoor education seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, mengukur tingkat kecemasan, empati, dan rasa sosialnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dalam penelitian ini penulis belum mengungkap secara keseluruhan manfaat dari outdoor education, penulis hanya mengungkap pengaruh outdoor education berlandaskan experiential learning terhadap kreativitas saja. Sedangkan masih banyak kegiatan-kegiatan outdoor education lainnya yang sekiranya dapat mempengaruhi kemampuan kognisi dan afeksi. Dengan demikian, penulis berharap agar ada peneliti berikutnya yang dapat mengungkap mengenai kegiatan-kegiatan outdoor education yang dapat mempengaruhi kognisi dan afeksi lebih spesifik lagi. Jenis kegiatan outdoor education yang digunakan juga diharapkan dapat lebih bervariasi lagi, terutama dapat melibatkan tiga aspek pembelajaran yaitu: psikomotor, afeksi dan kognisi.


(4)

Asep Ramdan Afriyuandi, 2014

PENGARUH OUTD OOR ED UCATION BERLAND ASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHAD AP KREATIVITAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin.(2003). Outbound Manajemen Training .Yogyakarta : UII Press

Brown, Keith MSP. (2010). Curriculum For Excellence Through Outdoor Learning. Learning and Teaching Scotland.

Danuminarto.Hari dan Santosa. Aris Budi (2007). Experiential Learning By Outbound. Surabaya : Titik Terang

De Varies. (2006). Physical Education ansd Sport: Toward The Achievement of Mellinneum Development Goals (MDG). International Conference of Asia Society for Physical Education and Sport (ASPES)

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD) tahun 1997

Hidayat, Yusuf. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI Bandung

Hopkins, David and Roger Putnam. (1993). Personal Growth Through Adventure. London. David Fulton Publishers.

Juliantine, Tite. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidikan Jasmani Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi Doktor pada Pendor SPs UPI.Bandung : tidak diterbitkan.

Kardjono.(2009). Pengendalian Diri (Self Control) Melalui Outdoor Education.Disertasi Doktor pada Pendor SPs UPI.Bandung : tidak diterbitkan.

Lutan, Rusli. (2008). Pedagogy pendidikan Jasmani: Review kuliah. Bandung: Sekolah Pasca Sarjan UPI. Tidak diterbitkan.

Lynsey N. Hayden (2005).“Leaving the Classroom Behind: Increasing Student Motivation through Outdoor Education”.Creativity Reseach Journal. 17 (2&3), 257-264.

Maksum, Ali. (2012). Metedologi Penelitian dalam Olahraga.Surabaya : Unesa University Press.


(5)

75

Asep Ramdan Afriyuandi, 2014

PENGARUH OUTD OOR ED UCATION BERLAND ASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHAD AP KREATIVITAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Milest, Jhon. C and Priest, Simon.(1990). Adventure Education. Publisher: Ventury Pub. (State College, PA).

Moeslichatoen.(2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, U. (1985). Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

____________ (1988).Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta: Grasindo.

____________ (2002). Kreativitas Dan Keberbakatan (Strategi Mewujudkan Strategi Dan Bakat). Jakarta: Gramedia.

____________ (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Neill, James. A Profile of Outdoor Education Programs And Their Implemantation In Australia(Presented to the National Assembly for Youth Development, World Convention Center, Miyazaki, Japan, November 14, 2001. (Journal)

Riduawan, (2008).Metode Teknik Menyusun Tesis.Bandung : Alfabeta

Riskomar.Dadan (2004).Pedoman Praktis Pelaksanaan Outdoor dan Fun Games Activities.Jakarta : PT. Mandar Utama Tiga Books Devision

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D., Cv Alpabeta, Bandung

Suharto. (1997). Buku Pedoman Berolahraga Panjat Tebing. Jakarta: Departemen D&K Pusat Kesegaran Jasmani Dan Rekreasi.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengantar Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika

Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Szczepanski,Anders. (2001). European Institute for Outdoor Adventure Education and Experiential Learning. (Journal)


(6)

Asep Ramdan Afriyuandi, 2014

PENGARUH OUTD OOR ED UCATION BERLAND ASKAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHAD AP KREATIVITAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tamara, Syamsul Hadi. Pendidikan Aktivitas Luar Kelas. http://gurupenjaskesrek.blogspot.com/2011/10/pendahuluan.html Diakses tanggal 10-2-2014 pukul 16:46 WIB

Taniguchi, Stacy T. (2004). Outdoor Education And Meaningful Learning: Finding The Attributes Of Meaningful Learning Experiences In An Outdoor Education Program. (Journal)

Tim Penulis Diktat Wanadri (1993).Diktat Wanadri.Bandung : Wanadri. Tidak diterbitkan

Universitas Pendidikan Indonesia ( 2013 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Undang-Undang No. 20 tahun 2003.

West, M. (2000). Developing Creativity On Organizations: Mengembangkan Kreativitas Dalam Organisasi. Yogyakarta: Kanisius.