IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA.

(1)

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

(PTK di kelas II SDN Babakan 02 Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Guru Sekolah Dasar

Oleh :

ERI PURWANTO 1004210

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG TAHUN 2014


(2)

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Implementasi model pembelajaran

tematik pada tema kebunku untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA

(PTK di Kelas II SDN Babakan 02 Kecamatan Tenjo)

Oleh Eri Purwanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru sekolahDasar

© Eri Purwanto 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN ERI PURWANTO

1004210

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

(PTK di kelas II SDN Babakan 02 Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor)

Disahkan dan Disetujui oleh : Pembimbing I

Dra. Sri Wuryastuti,M.Pd NIP.195806141986032002

Pembimbing II

Drs.Eddy Yusnandar,M.Pd NIP.195606041980031003

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Serang

Drs.Ajo Sutarjo,M.Pd NIP.19620110198031003


(4)

Ii

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAKSI

ERI PURWANTO (2014) IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ( PTK di kelas II SDN Babakan 02 Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor) Penelitian ini berdasarkan dari permasalahan yang ditemukan dalam proses kegiatan pembelajaran si kelas II yang mana masih mengalami pemisahan dalam setiap kegiatan pembelajarannya misalnya pelajaran IPA dua jam pelajaran kemudian Matematika dua jam pelajaran yang masih belum menerapkan pembelajaran tematik, sebagai solusinya peneliti mengadakan penelitian tentang implementasi pembelajaran tematik dikelas II tersebut dengan tema kebunku.

Tujuan penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran tematik dengan tema Kebunku di kelas dua sekolah dasar.; 2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran tematik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang langkah-langkahnya terdiri dari empat tahapan yaitu : Rencana,Tindakan,Observasi, dan Refleksi

Hasil dari penelitian ini didapat sebagai berikut : Dalam merancang untuk mengimplementasikan pembelajaran tematik mengalami peningkatan yaitu siklus 1 adalah 40%, siklus II 60%, dan pada siklus III 100%. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan yaitu rata-rata nilai pada siklus I adalah 1,21, siklus II adalah 1,61 dan pada siklus III adalah 2,62. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan , nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada prasiklus adalah 55, pada siklus I adalah 60, pada siklus II adalah 72 dan pada siklus III adalah 76. Hal ini dilihat dari kenaikan prosentase pada tiap-tiap aspek yang diobservasikan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1) Dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik mengalami peningkatan hal ini terlihat dari hasil observasi tentang pengimplementasian pembelajaran tematik dan peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, 2) hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup baik, dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa apabila model pembelajaran tematik di implementasikan dengan baik maka hasil belajar siswa akan meningkat karena pembelajaran tematik sesuai dengan karakter siswa kelas rendah yang masi berfikir holistik.. Maka dari itu hasil penelitian ini direkomendasikan kepada : 1) Guru-guru yang mengajar dikelas awal tingkat sekolah dasar untuk mengimplementasikan model pembelajaran tematik ; 2) Kepala Sekolah hendaknya memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.


(5)

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study is based on the problems found in the process of learning activities in class II, which is still experiencing separation in each learning activity eg science teaching lessons two hours two hours later mathematics lessons still apply thematic learning, as a solution of researchers to conduct research on the implementation of thematic learning The second class with the theme of my garden.The problems of this research are: 1) How Implementation of thematic learning model in my garden theme in the second grade elementary school? ; 2) Is the application through thematic learning model in my garden theme to increase student learning outcomes?. The purpose of this study are: 1) To determine how the implementation of thematic learning model with my garden theme in the second grade of elementary school.; 2) To improve student learning outcomes with the implementation of thematic learning model. The method used in this study are that classroom action research steps consists of four stages: Plan, Action, Observation, and Reflection. The results obtained from this study as follows: In designing thematic learning to implement that increase cycle 1 was 40%, 60% the second cycle, and the third cycle of 100%. Activities of students in learning activities that increase the average value was 1.21 in the first cycle, the second cycle was 1.61 and the third cycle is 2.62. Learning outcomes of students has increased, the average value obtained by the students at prasiklus is 55, in the first cycle was 60, on the second cycle was 72 and the third cycle is 76. This is seen from the increase in the percentage of each aspect obsrvation. From the research conducted it can be concluded that: 1) In implementing the thematic learning has increased as seen from the results of observations on the implementation of thematic learning and increased activity of students in learning activities, 2) learning outcomes has increased quite good, thus in general can concluded that if the thematic learning model implemented by both the sisiwa learning outcomes will increase, so the thematic learning can improve student learning outcomes in second grade elementary school. Thus the results of this study recommended to the teachers who teach in class early elementary school level to implement the thematic learning model.


(6)

V

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ……….……. i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR GAMBAR ………...…. vii

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….…… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ………. 3

C. Rumusan Masalah ………. 4

D. Tujuan Penelitian ………... 4

E. Manfaat Hasil Penelitian ……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ……….. 6

B. Kajian Hasil Penelitian ……….. 20

C. Kerangka Berfikir ……….. 21

D. Hipotesis Tindakan ……… 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian …………..………..………. 24

B. Metode Penelitian ……….………... 24


(7)

V

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ………. 29

E. Prosedur Penelitian …… ……….. 35

F. Analisis Data ………. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian ………. 38

B. Pelaksanaan Penelitian ……….. 38

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 59

D. Rekapitulasi Hasil Penelitian ……… 61

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ………. 65

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……….... 66

B. Rekomendasi ……….. 67 DAFTAR PUSTAKA ……….. LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

V

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Jaringan Tema Kebunku untuk 3 kali pertemuan………... 16

2.2 Jaringan Tema Kebunku pada siklus I……… 17

2.3 Jaringan Tema Kebunku pada siklus II……….. 17

2.4 Jaringan Tema Kebunku pada siklus III……….... 18

3.5 PTK Model Kemmis dan Mc.Toggart……….…... 28

4.1 Grafik Hasil Observasi Implementasi Pembelajaran Tematik Dari Siklus I s/d III………..…….. 64

4.2 Grafik Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Pembelajaran Tematik Dari Siklus I s/d III……….…. 64


(9)

V

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Pedoman Observasi Tentang Implementasi Pembelajaran Tematik…. 31 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran

Tematik Siklus I ………....……….. 32 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran

Tematik Siklus II ………....……….... 33 3.4 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran

Tematik Siklus III ………....……….. 34 4.1 Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus ……… 40 4.2 Hasil Observasi Implementasi Pembelajaran Tematik Siklus I ……... 43 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran

Tematik Siklus I ……….. 44

4.4 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ……… 45 4.5 Hasil Observasi Implementasi Pembelajaran Tematik Siklus II ..…... 49 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran

Tematik Siklus II …..……….. 50 4.7 Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ………..…… 51


(10)

V

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Siklus III ……….….. 56 4.10 Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ………..……… 57 4.11 Rekap Hasil Observasi Implementasi Pembelajaran Tematik ……... 61

4.12 Rekap Nilai Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran Tematik

……….………….….………….. 62


(11)

V

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Jaringan Tema Kebunku ………...…….……… 70

Lampiran 2.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………. 71

Lampiran 2.b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..…………. 76

Lampiran 2.c Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ……….…. 81

Lampiran 3.a Soal Tes Siklus I ………..……….…. 86

Lampiran 3.b Soal Tes Siklus II ………..…...………….…. 87

Lampiran 3.c Soal Tes Siklus III ……….…..………..…. 88

Lampiran 4.a Kunci Jawaban Siklus I ………..…..….. 89

Lampiran 4.b Kunci Jawaban Siklus II ………..….. 90

Lampiran 4.c Kunci Jawaban Siklus III ………..…. 91

Lampiran 5 Pedoman Observasi Implementasi Pembelajaran Tematik ……… 92

Lampiran 6.a Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Siklus I ………..………… 93

Lampiran 6.b Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Siklus II ………..……..………… 94


(12)

V

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 6.c Pedoman Observasi Aktivitas Siswa dalam Implementasi Pembelajaran Tematik Siklus III ………..………… 95 Lampiran 7 Kisi-Kisi………... 96


(13)

1

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di tingkat sekolah dasar, IPA mengajarkan tentang lingkungan alam sekitar dan penerapan ilmu alam dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan mata pelajaran yang sangat penting bagi siswa. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Ahmad Susanto, 167:2013).

Faktor utama penunjang keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran IPA adalah bagaimana seorang guru dapat menyampaikan materi dengan menerapkan hakekat IPA yaitu sebagai produk,proses dan pengembangan sikap sehingga dalam mengajarkan IPA diperlukan model pembelajaran atau pendekatan yang sesuai dengan hakekat IPA dan karakteristik siswa sekolah dasar. Agar tujuan dalam proses pembelajaran khususnya IPA tercapai, hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru sebagai pendidik dan ketanggapan siswa dalam memahami suatu konsep atau materi pembelajaran di kelas. Keberhasilan yang diperoleh dari peningkatan hasil belajar siswa sangat diharapkan, karena dapat mengukur sejauh mana kemampuan guru dalam menyampaikan materi dan pemahaman siswa dalam menguasai materi. Hal ini dapat dijadikan acuan dalam penyampaian materi ajar berikutnya, sekaligus menumbuhkan motivasi dalam diri guru karena keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 3 Februari 2014, ditemukan hal – hal yang cukup menarik diantaranya mengenai hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Babakan 02 ternyata masih rendah. Berdasarkan dokumen – dokumen yang didapat,


(14)

2

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa rata – rata nilai ulangan harian semester satu mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Babakan 02 yaitu 55. Sedangkan seharusnya sebagaimana dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 – 100%, dengan batas kriteria ideal minimum 75%. Standar Ketuntasan Belajar Minimal untuk mata pelajaran IPA yaitu 70. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan. Rendahnya hasil belajar tersebut diatas, dikarenakan banyak guru tidak menyadari pentingnya penggunaan strategi pembelajaran yang tepat pada anak Sekolah Dasar.

Peserta didik yang berada di Sekolah Dasar khususnya kelas satu, dua dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan anak usia SD masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih bergantung kepada objek – objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya.

Sesuai pemaparan pendapat diatas Novi Resmini, yang mengatakan bahwa : “anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau yang dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik), mereka tidak melihat semua itu secara parsial (terpisah-pisah)” (http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_IND ONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/MODEL_PEMBELAJARAN TERPADU.pdf )

Dengan demikian apabila mengarah pada pendapat di atas, maka sangatlah tidak adil apabila proses pembelajaran yang terjadi di kelas satu, dua dan tiga masih mengalami pemisahan pada setiap mata pelajaran, misalnya mata pelajaran IPA 2 jam pelajaran, mata pelajaran Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran, mata pelajaran Matematika 2 jam pelajaran. Kegiatan belajar yang


(15)

3

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demikian akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik. Hal tersebut masih terus berlangsung di beberapa Sekolah Dasar termasuk di SD Babakan 02. Padahal seharusnya para guru Sekolah Dasar kelas satu, dua dan tiga sudah saatnya untuk menerapkan pembelajaran tematik.

Selain adanya pemisahan setiap mata pelajaran, berdasarkan pengamatan di lapangan selama ini proses pembelajaran di Sekolah Dasar masih terbiasa dengan menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru dan buku paket. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran karena selama kegiatan belajar mengajar siswa hanya melihat dan mendengarkan, tanpa ada aplikasi sehingga pembelajaran menjadi tidak bermakna.

Menurut data dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah,( satu, dua dan tiga) antara lain yaitu tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan putus sekolah peserta didik kelas satu Sekolah Dasar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 2004 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas di kelas satu sebesar 7,92%, kelas dua 4,68%, kelas tiga 4,07%, kelas empat 2,96%, kelas lima 1,93% dan di kelas enam 0,26%. (Depdiknas : 2007 : 47)

Dari pemaparan diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran tematik di kelas dua SDN Babakan 02 Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor. Untuk itu penulis mengambil judul

“Implementasi Model Pembelajaran Tematik Pada Tema Kebunku untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun permasalahan yang terdapat di SDN Babakan 02 terkait pembelajaran IPA di kelas dua diantaranya :

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA 2. Masih kurangnya pengimplementasian pembelajaran tematik


(16)

4

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pembelajaran yang masih monoton belum menggunakan metode yang sesuai.

4. Pelaksanaan pembelajaran yang masih terpisah-pisah. C. Rumusan Masalah

Arikunto (1995:229) berpendapat bahwa “Masalah adalah suatu langkah

awal dari suatu kegiatan penelitian”. Dari pendapat tersebut, maka penelitian dilakukan harus berdasarkan suatu masalah yang sedang terjadi, masalah tersebut haruslah diketahui penyebabnya dan selanjutnya merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut, Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi model pembelajaran tematik pada tema Kebunku di kelas dua sekolah dasar ?

2. Apakah melalui penerapan model pembelajaran tematik pada tema Kebunku hasil belajar siswa akan meningkat ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi model pembelajaran tematik dengan tema Kebunku di kelas dua sekolah dasar.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran tematik.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Adapun manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :


(17)

5

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Menambah wawasan dan pengalaman baru serta memperoleh masukan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas khususnya dalam penerapan model pembelajaran tematik.

 Menambah penguasaan konsep, prosedur dan teknik dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Bagi Guru

 Menambah wawasan dan pengalaman baru dalam kegiatan belajar mengajar dalam model KTSP di sekolah

 Sebagai masukan untuk guru lain yang mengajar di kelas dua 3. Bagi Siswa

 Meningkatkan kompetensi siswa mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap serta meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam proses belajar.

 Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa untuk mata pelajaran IPA khususnya.

 Siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.

4. Bagi Pembaca

Untuk menjadi salah satu bahan perbandingan dalam pengembangan proses pembelajaran IPA pada kreatifitas siswa.


(18)

24

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitiannya adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Babakan 02 Kecamatan Tenjo Kabupaten Bogor. Dengan jumlah siswa 30 orang.

Alasan memilih subyek penelitian di kelas II ini adalah karena dalam proses kegiatan mengajar masih mengalami pemisahan bidang studi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran tematik di kelas II.

2. Lokasi Penelitian

Jika dilihat dari sudut geografis Sekolah Dasar ini terletak di perkampungan dengan dikelilingi pemukiman penduduk. Sekolah Dasar Negeri Babakan 02 terdiri dari enam jenjang kelas dengan masing – masing jenjang terdiri dari satu kelas. Jumlah guru sebanyak 13 orang, terdiri dari kepala sekolah, 5 guru tetap dan 8 guru honorer. Dipilihnya Sekolah Dasar Negeri Babakan 02 sebagai lokasi berdasarkan atas pertimbangan bahwa sekolah tersebut merupakan tempat yang cocok untuk dilakukannya penelitian.

B. Metode Penelitian

Sejalan dengan tuntutan pembelajaran dengan pendekatan yang berpusat pada siswa dalam pembelajaran di kelas, guru dituntut untuk memberi peluang kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai seorang guru, dalam melaksanakan tugas mengajar sehari – hari pastinya sering menemukan


(19)

25

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai macam masalah. Misalnya, mengenai bagaimana cara memberikan materi pelajaran agar dapat dipahami oleh siswa dengan cepat dan tepat atau mengenai kondisi kelas yang kurang kondusif bahkan terkadang guru tidak menyadari penggunaan metode yang kurang sesuai. Hampir sebagian besar guru Sekolah Dasar pernah merasakan atau mendapatkan kesulitan tersebut. Oleh karena itu, peran guru dalam upaya perbaikan pendidikan sangat penting. Guru sebagai ujung tombak dalam sistem pembelajaran bertanggungjawab merenungkan kembali dan mengupayakan strategi pembelajaran yang tepat pada anak Sekolah Dasar.

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini dalah Metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Toggart. Sedangkan bentuk PTK yang dipilih adalah PTK kolaboratif yaitu penelitian yang mempunyai sifat kerja sama antara guru dan peneliti, karena dari persoalan – persoalan yang dihadapi, guru menyadari pentingnya pemecahan persoalan secara professional, tetapi ternyata tidak semua guru mampu untuk melihat sendiri persoalan – persoalan tersebut, sehingga perlu bantuan orang lain.

Dari permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh guru seperti disebutkan di atas, penggunaan metode Penelitian Tindakan Kelas merupakan solusi yang tepat dan merupakan salah satu alternatif yang dapat diambil untuk mengetahui tingkat kemajuan bidang pendidikan terutama di kelas atau di sekolah. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. (Suharsimi:2008:58)

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart menyatakan bahwa :

“ Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk self – Inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka


(20)

26

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan” ( Kunandar,2008 : 42 )

Sebagaimana telah dijelaskan, PTK merupakan bagian dari penelitian. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.

Karakteristik dari Penelitin Tindakan Kelas, diantaranya sebagai berikut : 1. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata,

jelas, dan tajam mengenai hal – hal yang terjadi di dalam kelas.

2. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesional guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berpikir kritis dan sistematis.

3. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas.

4. Adanya kolaborasi antara praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lain – lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan.

5. PTK dilakukan apabila ada (a) keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, (b) bertujuan meningkatkan profesionalisme guru, (c) alas an pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin


(21)

27

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan, dan (d) bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecahan masalah.

Adapun beberapa model penelitian tindakan dan suatu model yang kiranya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh para guru SD yang ditawarkan oleh para ahli adalah model Kemmis dan Mc.Taggaret dari Deakin University, model ini terdiri dari empat komponen yaitu : rencana , tindakan, observasi dan refleksi ( dalam Eddi Yusnandar dan Nur’aini, 2013:24 )

Rencana : Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk

memperbaiiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi

Tindakan : Apa yang dilakukan oleh guru atau penelitian sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

Observasi : Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

Refleksi : Penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.


(22)

28

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya pola rangkaian tentang penelitian tidakan kelas yang dilakukan peneliti mengacu kepada model Kemmis dan Mc Taggart (Supardi, 2008 : 105 ), yaitu seperti yang digambarkan sebagai berikut :

Langkah – langkah PTK Model Kemmis dan Taggart ( Arikunto,dkk, 2008 : 105 )

Dengan langkah – langkah ini terjadi suatu siklus, rencana – rencana dalam observasi, tindakan, refleksi, dan seterusnya, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

C.Definisi Operasional Observasi

Siklus I

Prasiklus Tindakan

Rencana

Refleksi Refleksi Observasi

Rencana

Rencana Tindakan Siklus II Refleksi

Observasi

Tindakan Siklus III

Observasi Refleksi


(23)

29

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menyamakan persepsi dan agar tidak terjadi kesalah pahaman maka akan diberikan definisi operasional dan istilah – istilah yang digunakan : a. Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. (Asep Jihad, 2009:42) b. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi

pembicaraan (Poerwadarminta,1983 dalam Rusman 2012:254). Tema kebunku adalah tema yang diambil dari salah satu tema Lingkungan yang sudah ditetapkan dalam silabus KTSP.

c. Hasil belajar adalah perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek – aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. (Ahmad, 2013 : 5)

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan dua jenis instrument yaitu : 1. Tes

Tes adalah pertanyaan – pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan ( tes lisan ), dalam bentuk tulisan ( tes tertulis ), atau dalam bentuk perbuatan ( tes tindakan ). Nana Sudjana ( 2011, 35 )

Tes digunakan untuk mengukur sejauhmana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Pembelajaran Tematik Kelas II Sekolah Dasar dengan tema Kebunku maka tes yang digunakan adalah tes tertulis dan tes perbuatan. Tes tertulis yang digunakan adalah bentuk isian.


(24)

30

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Tes tertulis

Tes tertulis isian dibuat sebanyak 10 soal untuk setiap siklus. Materi soal disesuaikan dengan materi bidang studi yang dipadukan. Sebagai contoh sesuai dengan RPP yang dibuat untuk siklus I bidang studi yang dipadukan adalah IPA, Bahasa Indonesia, Matematika dan IPS maka materi soal adalah materi yang berkaitan dengan IPA, Bahasa Indonesia, Matematika dan IPS. Masing – masing soal diberi bobot skor 2 sehingga kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

2. Observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penmilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. ( Nana Sudjana, 2011 : 84 )

Observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : (1) Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan, (2) Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis yang menggunakan pedoman observasi. Untuk mengimplementasikan pembelajaran tematik selain dari proses pembelajaran juga dapat dilihat dari aktifitas siswa. Pedoman observasi dalam penelitian ini ada dua maca yaitu, pedoman observasi tentang

Nilai Akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100 Jumlah skor maksimal


(25)

31

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi pembelajaran tematik dan pedoman aktifitas siswa dalam implementasi pembelajaran tematik.

Data mengenai bagaimana penerapan pembelajaran tematik, dipusatkan pada bagaimana guru merancang pembelajaran tematik, sehingga pedoman observasinya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Tentang Implementasi Pembelajaran Tematik

NO Aspek yang di implementasikan Nilai

1 2 3

1

2

3

4

5

Membuat jaringan tema dengan memadukan beberapa bidang studi yang terkait

Menetapkan indikator dari masing – masing bidang studi yang terkait

Membuat strategi pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran tematik

Mempersiapkan beberapa media dan sumber belajar

Merancang evaluasi yang sesuai dengan pembelajaran tematik

JUMLAH

Kriteria Penilaian :

Nilai 3 apabila rancang sesuai dengan model pembelajaran tematik

Nilai 2 apabila rancang kurang sesuai dengan model pembelajaran tematik Nilai 1 apabila rancang tidak sesuai dengan model pembelajaran tematik


(26)

32

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persentase Penilaian :

Nilai akhir = �� � �ℎ �

�� �ℎ � � � � 100%

Tabel 3.2

Pedoman observasi aktifitas siswa dalam Implementasi pembelajaran tematik Siklus I

No Aspek – aspek yang dinilai 1 2 3 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Siswa dapat menceritakan pengalaman membersihkan kebun di sekitar sekolah Siswa dapat menceritakan kondisi kebun di sekitar sekolah

Siswa dapat menyebutkan contoh alat penghasil energi panas, listrik, cahaya dan bunyi yang ada di lingkungan sekitar Siswa dapat memberikan contoh jenis energi yang sering digunakan sehari – hari Siswa dapat memberi alasan penggunaan jenis energi listrik

Siswa dapat membaca teks cerita dengan lancar

Siswa dapat menjawab pertanyaan tentang isi cerita


(27)

33

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8.

9.

10.

Siswa dapat mengerjakan soal – soal pembagian sebagai pengurangan berulang Siswa dapat mengerjakan soal – soal pembagian sebagai kebalikan dari perkalian

Siswa dapat mengerjakan soal – soal pembagian sampai 50 dengan berbagai cara

Tabel 3.3

Pedoman observasi aktifitas siswa dalam Implemantasi pembelajaran tematik Siklus II

No Aspek – aspek yang dinilai 1 2 3 1.

2.

3. 4.

5.

6.

Siswa dapat menyebutkan contoh lingkungan alam di sekitar

Siswa dapat memberikan contoh cara memelihara kebun sekolah

Siswa dapat membersihkan kebun sekolah Siswa dapat menulis kalimat yang

didiktekan guru dengan kata yang berhubungan dengan tumbuhan dan binatang

Siswa dapat membaca kalimat yang didiktekan guru yang berhubungan dengan tumbuhan dan binatang Siswa dapat menyebutkan contoh alat


(28)

34

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7.

8.

9.

10.

penghasil energi panas, listrik, cahaya dan bunyi yang ada di lingkungan sekitar Siswa dapat mengidentifikasi jenis energi yang paling sering digunakan di

lingkungan sekitar

Siswa dapat menjelaskan cara menghemat energi

Siswa dapat mengerjakan soal – soal pembagian sebagai pengurangan berulang Siswa dapat melakukan pembagian dua angka

Tabel 3.4

Pedoman observasi aktifitas siswa dalam Implemantasi pembelajaran tematik Siklus III

No Aspek – aspek yang dinilai 1 2 3 1.

2.

3.

4.

5.

Siswa dapat menyebutkan contoh – contoh lingkungan alam

Siswa dapat menyebutkan contoh – contoh lingkungan buatan

Siswa dapat menceritakan keadaan lingkungan alam dan buatan di sekitar sekolah

Siswa dapat menyebutkan contoh alat penghasil energi panas, listrik, cahaya dan bunyi yang ada di rumah

Siswa dapat menyebutkan penggunaan sumber energi panas, listrik, cahaya dan


(29)

35

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6.

7.

8.

9.

10.

bunyi.

Siswa dapat menyebutkan nama – nama binatang yang ada di kebun sekolah Siswa dapat menyebutkan nama- nama tumbuhan yang ada di kebun sekolah Siswa dapat menjelaskan ciri – ciri binatang dan tumbuhan secara rinci baik itu nama, ciri khasnya, suaranya, tempat hidupnya, dengan pilihan kata runtut,yang ada di kebun sekolah

Siswa dapat mengerjakan soal – soal perkalian sebagai penjumlahan berulang Siswa dapat mengerjakan soal – soal perkalian sampai 50 dengan berbagai cara Kriteria Penilaian:

 Nilai 3 apabila dilakukan dengan benar dan cepat  Nilai 2 apabila dilakukan dengan benar tetapi lama  Nilai 1 apabila dilakukan dengan salah dan lama

E. Prosedur Penelitian

Sebagaimana telah dipaparkan, bahwa penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Berikut ini model Kemmis dan Mc.Taggart yang dimodifikasi dalam implementasi model pembelajaran tematik pada tema kebunku. Model ini terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Implementasi dan penjabaran langkah – langkah tersebut adalah sebagai berikut :


(30)

36

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Prasiklus

Tahap ini merupakan tahap awal yang hanya terdiri dari dua tahap yaitu observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilakukan sebagai berikut : a. Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan mengamati kegiatan pembelajaran IPA yang asli berdasarkan kondisi nyata. Dimana kegiatan pembelajarannya masih terpisah atau bersifat parsial, selain itu hasil belajar yang masih kurang sesuai dengan yang diharapkan.

b. Refleksi

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti dan guru mengadakan diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh guru. Permasalahan tersebut ditemukan pada saat observasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran di kelas II yang belum dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran tematik. Selanjutnya memberikan refleksi sebagai bahan rancangan untuk merumuskan tindakan pada siklus I. 2. Siklus I

a. Rencana

Rencana disusun atas dasar pertimbangan untuk dilaksanakan secara efektif di lapangan. Dalam kaitan ini rencana disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru. Adapun hal – hal yang direncanakan adalah :

 Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam KBM  Menentukan tema yang akan dibahas

 Mengembangkan skenario pembelajaran dengan membuat jaringan tema

 Mempersiapkan sumber belajar  Mengembangkan format evaluasi


(31)

37

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Mengembangkan format observasi pembelajaran. b. Tindakan

Melaksanakan tindakan dengan mengacu pada skenario yaitu menerapkan Pembelajaran Tematik dengan tema Kebunku.

c. Observasi

Melakukan observasi dengan menggunakan format observasi d. Refleksi

 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan  Mengadakan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi.

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus selanjutnya.

F. Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka data perlu segera diolah. Data ditafsir dari evaluasi pada setiap siklus. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah, yakni :

1. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

a. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan data.


(32)

38

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap pentabulasian

Dalam tahap ini pengklasifikasian data kegiatan pentabulasian data melalui beberapa hal, yaitu :

a. Penilaian skor pada hasil observasi

b. Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat presentase

c. Pemberian skor terhadap item – item yang perlu diberi skor, artinya pemberian skor pada soal – soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dikumpulkan untuk dibuat rata -rata pada setiap siklus pembelajaran.

3. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, kegiatan tersebut adalah :

a. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

b. Mendeskripsikan hasil temuan, membahasnya, dan menarik sebuah kesimpulan.


(33)

66

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta interpretasi hasil tes dan observasi yang dilakukan dalam 3 siklus pada Bab IV maka penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama, telah terjadi peningkatan kemampuan dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik. Disini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan pembelajaran dengan memadukan beberapa bidang studi atau pembelajaran tematik. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan dalam penerapan pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan rancangan pembelajaran tematik yang baik atau sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran tematik berarti sudah mampu mengimplementasikan pembelajaran tematik. Kemudian dengan meningkat kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran maka telah terjadi proses belajar mengajar yang bermakna yang sesuai dengan karakteristik dan langkah – langkah pembelajaran tematik. Sehingga jika proses pembelajaran berhasil dengan baik maka hasil belajar dan aktifitas siswa pun akan meningkat.

Kedua, penerapan model pembelajaran tematik pada tema kebunku juga memberikan perubahan hasil belajar, dimana hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup baik, yang awalnya pada siklus 1 nilai rara-rata 60 dan pada siklus 3 menjadi 76, Maka dengan mengimplementasikan pembelajaran tematik yang di kelas II terbukti sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena pembelajaran tematik sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah yang masih berpikir secara holistik.


(34)

67

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan temuan dari hasil penelitian, maka rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Untuk guru

Diharapkan guru Sekolah Dasar lebih baik untuk menerapkan pembelajaran tematik, bukan pembelajaran yang terpisah – pisah , karena hal itu tidak sesuai dengan karakteristik anak usia awal Sekolah Dasar. Sebelum mengimplementasikan pembelajaran tematik sebaiknya guru – guru kelas awal Sekolah Dasar untuk benar-benar dalam merancang pembelajaran dengan memperhatikan langkah – langkah dan karakteristik pembelajaran tematik.

2. Untuk Kepala Sekolah

Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi di sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan bagi guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan pembelajaran secara baik dan memilih model pembelajaran yang tepat sesuai materi yang akan disampaikan dan dalam pelaksanaannya tidak hanya sebagai syarat ataupun bukti fisik semata untuk kenaikan golongan tetapi benar benar untuk mengimpementasikan model pembelajaran yang baik sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.


(35)

68

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S (1996) Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto,S.dkk (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto,Suharsimi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Badudu.S.(1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan.

Barlia, Lily. (2009). Teori Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Subang : Royyan Press.

Depdiknas.(2007). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah

Dasar.

Depdiknas.(2008). Standar Kompetensi Lulusan Buku percobaan IPA SD. Depdiknas.(2007) Pendidikan dan Latihan Propesi Guru

Elearningpendidikan.(2014). Pengertian Tentang Belajar. [Online] Tersedia di : http://www.elearningpendidikan.com/beberapa-pengertian-tentang-belajar.html. [Diakses 07 Juni 2014]

Hodijah.E.(2008). Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan

Kompetensi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar dengan Tema Lingkungan,

Skripsi,UPI Kampus Serang, tidak diterbitkan.

Jihad.A.dkk. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo Journal424.(2014) Pembelajaran Terpadu model Webbed. [Online] Tersedia di ;

http://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-terjala-webbed-modle/. [ Diakses : 07 Juni 2014]

Kunandar.(2008). Langkah-Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


(36)

69

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lepank.com.(2014) Pengertian belajar mengajar menurut Tyson. [Online] Tersedia di : http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-mengajar-menurut-tyson-dan.html. [Diakses 07 Juni 2014]

Resmini.N (2014).Model Pembalajaran Terpadu. [Online] Tersedia di :

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_I

NDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/MODEL_PEMBELAJARAN_TERPADU.pdf. [Diakses 07 Juni 2014]

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Propesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Susanto,Ahmad.(2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana.

Sudjana,Nana.(2011).Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Titin.(2014). Hakikat Pembelajaran Terpadu. [Online] Tersedia di : (http://titinkusayank.blogspot.com/). [Diakses 07 Juni 2014)

Trianto. (2010). Mengembangakan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : PT.Prestasi Pustakaraya.

Yusnandar,Edi dan Nur’aini. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang


(1)

Eri Purwanto, 2014 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Mengembangkan format observasi pembelajaran. b. Tindakan

Melaksanakan tindakan dengan mengacu pada skenario yaitu menerapkan Pembelajaran Tematik dengan tema Kebunku.

c. Observasi

Melakukan observasi dengan menggunakan format observasi d. Refleksi

 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan  Mengadakan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi.

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus selanjutnya.

F. Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka data perlu segera diolah. Data ditafsir dari evaluasi pada setiap siklus. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah, yakni :

1. Persiapan

Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

a. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrument pengumpulan data.


(2)

38

Eri Purwanto, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap pentabulasian

Dalam tahap ini pengklasifikasian data kegiatan pentabulasian data melalui beberapa hal, yaitu :

a. Penilaian skor pada hasil observasi

b. Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat presentase

c. Pemberian skor terhadap item – item yang perlu diberi skor, artinya pemberian skor pada soal – soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dikumpulkan untuk dibuat rata -rata pada setiap siklus pembelajaran.

3. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, kegiatan tersebut adalah :

a. Menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

b. Mendeskripsikan hasil temuan, membahasnya, dan menarik sebuah kesimpulan.


(3)

66

Eri Purwanto, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bab V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta interpretasi hasil tes dan observasi yang dilakukan dalam 3 siklus pada Bab IV maka penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama, telah terjadi peningkatan kemampuan dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik. Disini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan pembelajaran dengan memadukan beberapa bidang studi atau pembelajaran tematik. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan dalam penerapan pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan rancangan pembelajaran tematik yang baik atau sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran tematik berarti sudah mampu mengimplementasikan pembelajaran tematik. Kemudian dengan meningkat kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran maka telah terjadi proses belajar mengajar yang bermakna yang sesuai dengan karakteristik dan langkah – langkah pembelajaran tematik. Sehingga jika proses pembelajaran berhasil dengan baik maka hasil belajar dan aktifitas siswa pun akan meningkat.

Kedua, penerapan model pembelajaran tematik pada tema kebunku juga memberikan perubahan hasil belajar, dimana hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup baik, yang awalnya pada siklus 1 nilai rara-rata 60 dan pada siklus 3 menjadi 76, Maka dengan mengimplementasikan pembelajaran tematik yang di kelas II terbukti sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena pembelajaran tematik sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah yang masih berpikir secara holistik.


(4)

67

Eri Purwanto, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan temuan dari hasil penelitian, maka rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Untuk guru

Diharapkan guru Sekolah Dasar lebih baik untuk menerapkan pembelajaran tematik, bukan pembelajaran yang terpisah – pisah , karena hal itu tidak sesuai dengan karakteristik anak usia awal Sekolah Dasar. Sebelum mengimplementasikan pembelajaran tematik sebaiknya guru – guru kelas awal Sekolah Dasar untuk benar-benar dalam merancang pembelajaran dengan memperhatikan langkah – langkah dan karakteristik pembelajaran tematik.

2. Untuk Kepala Sekolah

Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab tertinggi di sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan bagi guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan pembelajaran secara baik dan memilih model pembelajaran yang tepat sesuai materi yang akan disampaikan dan dalam pelaksanaannya tidak hanya sebagai syarat ataupun bukti fisik semata untuk kenaikan golongan tetapi benar benar untuk mengimpementasikan model pembelajaran yang baik sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.


(5)

68

Eri Purwanto, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S (1996) Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto,S.dkk (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Arikunto,Suharsimi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Badudu.S.(1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan.

Barlia, Lily. (2009). Teori Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Subang : Royyan Press.

Depdiknas.(2007). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar.

Depdiknas.(2008). Standar Kompetensi Lulusan Buku percobaan IPA SD. Depdiknas.(2007) Pendidikan dan Latihan Propesi Guru

Elearningpendidikan.(2014). Pengertian Tentang Belajar. [Online] Tersedia di : http://www.elearningpendidikan.com/beberapa-pengertian-tentang-belajar.html. [Diakses 07 Juni 2014]

Hodijah.E.(2008). Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar dengan Tema Lingkungan, Skripsi,UPI Kampus Serang, tidak diterbitkan.

Jihad.A.dkk. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo Journal424.(2014) Pembelajaran Terpadu model Webbed. [Online] Tersedia di ;

http://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pembelajaran-terpadu-terjala-webbed-modle/. [ Diakses : 07 Juni 2014]

Kunandar.(2008). Langkah-Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Propesi Guru. Jakarta : PT.Grafindo Persada.


(6)

69

Eri Purwanto, 2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA TEMA KEBUNKU UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lepank.com.(2014) Pengertian belajar mengajar menurut Tyson. [Online] Tersedia di : http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-mengajar-menurut-tyson-dan.html. [Diakses 07 Juni 2014]

Resmini.N (2014).Model Pembalajaran Terpadu. [Online] Tersedia di :

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_I

NDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/MODEL_PEMBELAJARAN_TERPADU.pdf. [Diakses 07 Juni 2014]

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Propesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Susanto,Ahmad.(2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana.

Sudjana,Nana.(2011).Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Titin.(2014). Hakikat Pembelajaran Terpadu. [Online] Tersedia di : (http://titinkusayank.blogspot.com/). [Diakses 07 Juni 2014)

Trianto. (2010). Mengembangakan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : PT.Prestasi Pustakaraya.

Yusnandar,Edi dan Nur’aini. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang : Ikhwan Mandiri Press.