GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PAKUAN LEMBANG.

(1)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PAKUAN LEMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh

Jimmy Ferdinando NIM. 1000868

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

==========================================================

GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PAKUAN LEMBANG

Oleh

Jimmy Ferdinando

Sebuah KaryaTulisIlmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar AhliMadyaKeperawatan pada Fakultas PendidikanOlahragadanKesehatan

© Jimmy Ferdinando 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

KaryaTulisIlmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PAKUAN LEMBANG

Oleh

Jimmy Ferdinando NIM. 1000868

DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH:

Pembimbing I,

ImanImanudin, S.Pd, M.Pd. NIP. 197508102001121001

Pembimbing II,

AyuNingrum, S.Kep, Ners.

Mengetahui

Ketua Program Studi D-3 Keperawatan,

ImanImanudin, S.Pd, M.Pd. NIP. 196101121987031003


(4)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

GAMBARAN SIKAP REMAJA DI KELAS X DAN XI TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PAKUAN LEMBANG

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rata-rata umur mulai merokok secara nasional yaitu 17,6 tahun dan prevalensi penduduk yang merokok setiap hari secara nasional adalah 28,2% serta perokok dalam rumah secara nasional sebesar 76,6 %. Merokok dapat menyebabkan terjadinya beberapa dampak penyakit seperti penyakit kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit pernafasan, dan penyakit tuberculosis. Rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimana gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok di SMK Pakuan Lembang. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok di SMK Pakuan Lembang. Metodologi yang digunakan adalah metodologi penelitian deskriptif dengan teknik sampel pengambilan random sampling. Populasi penelitian berjumlah 169 siswa dengan sampel 119 siswa. Teknik pengumpulan data dengan angket skala sikap. Kesimpulannya bahwa remaja di kelas X dan XI SMK Pakuan Lembang sebagian besar bersikap positif yaitu dengan persentase 60,19%. Saran bagi guru diharapkan senantiasa mendorong para siswanya dalam meningkatkan sikap yang positif tentang bahaya merokok sejak dini.


(5)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DESCRIPTION OF ADOLESCENT ATTITUDES IN CLASS X AND XI ABOUT DANGER OF SMOKING IN VOCATIONAL

HIGH SCHOOL PAKUAN LEMBANG

ABSTRACT

This research is motivated by the average age of start smoking nationally is 17.6 years and the prevalence population of daily smoking nationally is 28.2% of smokers in the home as well as nationally by 76.6%. Smoking can cause several diseases such as the impact of cancer, cardiovascular diseases, respiratory diseases, and tuberculosis. Proposed formulation of the problem is how the image of attitude adolescent in class X and XI of the dangers smoking in SMK PakuanLembang. The purpose of this research is to describe the attitude of adolescent in class X and XI about the dangers of smoking in SMK PakuanLembang. The methodology used is descriptive research by taking samples of random sampling technique. The study population totaled 169 students with a sample of 119 students. Data collection techniques with the attitude scale questionnaire. The conclusion that adolescents in SMK PakuanLembang were almost of all positive with a percentage of 60,19%. Advice for teachers are expected to continue to encourage students to increase positive attitudes about the dangers of smoking from an early age.


(6)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KonsepDasarBahayaMerokok ... 7

B. KonsepDasarRemaja ... 12

C. KonsepSikap ... 16

D. PenelitianRelevan... 19


(7)

v

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. LokasidanSubjekPopulasi/SampelPenelitian... 21

1. Populasi... 21

2. Sampel ... 21

B. DesainPenelitian ... 22

C. MetodePenelitian ... 23

1. Langkah-LangkahPenelitianDeskriptif... 23

2. VariabelPenelitian ... 23

D. DefinisiOperasional... 24

E. InstrumenPenelitian... 25

1. Angket ... 25

F. Proses PengembanganInstrumen ... 26

1. UjiValiditas ... 26

2. UjiReliabilitas ... 27

G. TeknikPengumpulan Data ... 28

1. TugasPengumpulan Data ... 28

2. TeknikAngket... 28

H. Analisis Data ... 28

1. Langkah-LangkahAnalisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31


(8)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 37 B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN


(9)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) tahun 2010 menunjukan rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dan prevalensi penduduk yang merokok setiap hari secara nasional adalah 28,2 % serta perokok dalam rumah secara nasional sebesar 76,6 %. Memperhatikan data penelitian tersebut ada permasalahan besar yang terjadi dalam pola dan perilaku merokok masyarakat yang terjadi saat ini, kondisi ini akanterus meningkat jika tidak ada upaya promosi dan preventif dalam menanggulangi permasalahan merokok di Indonesia. Seperti halnya perokok yang ada di provinsi Jawa Barat bahwa prevalensi perokok setiap harinya cukup tinggi. Perokok setiap hari di provinsi Jawa Barat berkisar pada angka 30,9% (BPPK, 2010). Secara nasional prevalensi perokok saat ini adalah 34,7 %.

Setelah diidentifikasi berdasarkan semua tingkatan umur di Jawa Barat dengan umur mulai merokok setiap harinya menunjukan remaja dengan rentan umur 15-19 tahun memiliki prevalensi yang tinggi mencapai 45,0% dan secara nasional juga tinggi yaitu 43,7% (BPPK, 2010). Hal ini sangat mengkhawatirkan berbagai pihak yang terkait dalam menangani persoalan rokok di Indonesia.Dilain pihak jumlah perokok di dunia terus mengalami peningkatan secara signifikant.Peningkatan jumlah perokok di dunia menjadi permasalahan kesehatan global sebab dengan peningkatan tersebut dapat menyebabkan banyak sekali dampak penyakit yang dapat muncul setiap tahunnya di negara-negara.Mengatasi permasalahan ini memang bukan pekerjaan mudah, banyak negara-negara di dunia telah berusaha menekan angka perokok di negaranya masing-masing bahkan dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan namun hasilnya tetap saja secara kuantitas jumlah perokok terus bertambah.

Rokok menjadi permasalahan yang kompleks, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Seperti yang dijelaskan oleh BPPK (2010) yaitu Indonesia menduduki posisi peringkat ke tiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India (World Healt Organization, 2008 dalam BPPK, 2010) dan tetap menduduki posisi peringkat ke lima konsumen rokok terbesar setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang pada tahun 2007. Kondisi ini merupakan suatu fakta yang tidak bisa dibanggakan, karena masyarakat Indonesia belum


(10)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sepenuhnya sadar dan mengerti serta memahami akan resiko penyakit dan kematian dini dari mengkonsumsi rokok.

Soewarso (2010) mengatakan merokok menimbulkan beban kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan tidak saja bagi perokok tetapi juga bagi orang lain. Perokok pasif terutama bayi dan anak-anak perlu dilindungi haknya dari kerugian akibat paparan asap rokok. Beberapa dampak penyakit yang dapat diakibatkan oleh perilaku merokok seperti penyakit kanker, penyakit kardiovaskuler, penyakit pernafasan, dan penyakit tuberkulosis.Pada umumnya penyakit kanker ini sangat sulit disembuhkan dan biaya pengobatan yang dikeluarkan akibat penyakit ini sangat besar, begitu juga harapan untuk hidup bagi mereka yang menderita penyakit kanker sangatlah kecil.Sehingga jika dilihat dari data konsumsi rokok di Indonesia yang tinggi setidaknya penyakit kanker ini telah berpengaruh terhadap jumlah kematian manusia. Papilaya (2010) menjelaskan Indonesia menempati urutan ke 7 terbesar dalam jumlah kematian yang disebabkan oleh kanker yakni sebanyak 188.100 orang dan yang terbanyak adalah kelompok kanker trachea, bronchus dan paru yakni sebesar 31.590 atau 16,8%. Menghisap rokok juga menyebabkan penyakit sistem pembuluh darah.Ada banyak sekali zat-zat aditif yang terkandung dalam rokok dan tentunya zat-zat ini sangat berbahaya jika masuk dalam sistem peredaran darah manusia, kemudian secara berangsur-angsur dapat menyebabkan beberapa penyakit sistem pembuluh darah. Papilaya (2010) menjelaskan bahwa kematian yang disebabkan oleh penyakit sistem pembuluh darah di Indonesia berjumlah 468.700 orang atau menempati urutan enam terbesar dari seluruh negara-negara kelompok WHO dan yang terbesar adalah Ischaemic Heart (47,0%), Cerebrovasculair (26,4%) dan Hipertensi (8,41%). Dilain pihak dengan menghirup asap rokok fungsi pernafasan juga akan terganggu karena udara yang dihirup sebenarnya bersifat racun yang dapat membahayakan kesehatan paru-paru. Kemudian penyakit yang disebabkan oleh sistem pernafasan adalah penyakit Chronic Obstructive Pulmonary (COPD) yakni sebanyak 73.100 atau 66,6%, sedangkan asma 13.690 atau 13,7% (Papilaya, 2010). Kematian akibat penyakit Tuberculosis menjadi penyebab kematian bagi 127.000 orang yang merupakan terbesar ketiga setelah negara India dan China, dan kedua di Asia setelah Timor Leste (90,5 per 100.000 kematian) yakni 58,5 orang per 100.000 kematian (Papilaya, 2010).


(11)

3

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Asap rokok terdiri dari asap utama (main stream) yang mengandung 25% kadar bahan berbahaya dan asap sampingan (side stream) yang mengandung 75% kadar bahan berbahaya. Perokok pasif mengisap 75% bahan berbahaya ditambah separuh dari asap yang dihembuskan keluar oleh perokok (Nurwati, 2010). Nurwati (2010) menegaskan disamping itu asap rokok mengandung 4000 bahan kimia beracun dan tidak kurang dari 69 diantaranya bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Dalam masa transisi remaja akan sangat mudah terpengaruh terhadap lingkungannya untuk merokok karena pengaruh lingkungan dan teman sebayanya serta zat-zat aditif yang terkandung didalam rokok akan membuat kecanduan dan menjadikan remaja sebagai perokok jangka panjang dan tentu saja berpengaruh terhadap kesehatan serta perkembangannya dimasa depan.

Dimasa transisi ini tidak heran jika perilaku, sikap dan kebiasaan merokok sering ditemui setiap hari pada remaja karena remaja berada pada suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap.Seperti yang diungkapkan oleh Willis (2010) masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap.Sehingga pola dan perilaku serta sikap remaja juga masih belum mantap.Dilain pihak, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, kriminal, dan kejahatan seks.Dalam kehidupannya remaja harus dapat menyesuaikan diri dengan berbagai aturan yang ada di masyarakat, karena kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa remaja belum saatnya untuk merokok dan harus lebih mematangkan diri dalam hal aturan budaya dan nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini dikatakan oleh Willis (2010: 3) bahwa dalam hidup bermasyarakat mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan, budaya, dan nilai-nilai yang ada terutama agama. Sosialisasi bagi remaja adalah proses belajar untuk mencapai kedewasaan.

Agustiani (2006) mengatakan bahwa remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya.Oleh karena itu ada suatu kecenderungan besar perilaku dan sikap merokok pada remaja ini menjadi suatu tingkah laku yang meniru orang-orang seusiannya, yang oleh remaja dianggap bahwa perilaku merokok merupakan suatu keharusan bagi dirinya dan merokok dijadikan sebagai kebutuhan remaja dalam mengapresiasikan dirinya sekolah atau tempat yang disukai remaja untuk merokok.Hal ini membuat kebutuhan remaja semakin meningkat. Kebutuhan seorang anak tidaklah sama dengan kebutuhan seorang remaja. Selama masa kanak-kanak remaja belum mengenal rokok dan mengkonsumsinya tetapi seiring dengan masuknya usia remaja kebutuhannya pun meningkattermasuk dalam hal


(12)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menghisap rokok. Agustiani (2006) mengatakan bahwa adanya perubahan baik didalam maupun diluar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan psikologisnya. Selanjutnya Mappiare (1983) juga menggungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik dan membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Jadi dengan adanya perubahan yang cepat secara fisik perasaan remaja juga ikut berpengaruh.Dimana perasaan remaja mempengaruhi sikap dan pemahaman remaja tentang sesuatu objek benda seperti halnya rokok. Soerojo (2010) mengatakan bahwa pemahaman menyeluruh akan bahaya rokok merupakan faktor penting yang memotifasi perokok untuk berhenti merokok. Tetapi sebagai solusi yang bisa dilakukan untuk menekan penggunaan rokok dikalangan remaja atau masyarakat umum adalah dengan melakukan promosi kesehatan dalam hal memperhatikan label peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau dan dengan adanya kesadaran masyarakat, pendidikan dan program berhenti merokok (Papilaya, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Nashrulloh tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai kebiasaan merokok pada siswa-siswi kelas 4-6 SDN X di kota Bandung tahun 2010, hasil yang didapatkan adalah gambaran pengetahuan responden baik sebesar 88,5%, sikap responden yang baik sebesar 94,3% dan perilaku responden yang baik sebesar 79,0%. Kesimpulannya adalah sebagian basar responden mempunyai pengetahuan, sikap dan prilaku yang baik.

Fenomena permasalahan merokok pada remaja di tanah air menjadi suatu permasalahan kompleks yang harus segera ditangani. Melihat fenomena perilaku merokok pada remaja yang terjadi di tempat umum, seperti di sekolah-sekolah, warung, tempat hiburan, atau bahkan di jalan raya sambil mengendarai sepeda motor sepertinya menjadi sesuatu hal yang biasa-biasa saja di kalangan remaja. Rata-rata angka usia muda di Indonesia jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara maju, dapat dikatakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan jumlah produktivitas yang tinggi dan remaja adalah generasi penerus bangsa yang akan bertanggungjawab terhadap kemajuan atau kemunduran bangsa ini. Tetapi jika para remaja telah mencoba untuk merokok dan menjadikannya sebagai kebiasaan hidup tidak sehat maka kita akan kehilangan banyak generasi, dan dapat menyebabkan produktivitas manusia menurun. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 1 Mei 2013.Melalui pengamatan peneliti menemukan ada beberapa siswa SMK Pakuan


(13)

5

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Lembang yang merokok diluar lingkungan sekolah, mereka merokok disamping alun-alun mesjid Lembang.Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru yang ada di SMK Pakuan Lembang mengatakan bahwa disekolah ini banyak siswa yang merokok meskipun sudah diberi nasehat oleh para guru disekolah.Berdasarkan uraian latarbelakang diatas peneliti mengambil inisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Sikap Remaja di Kelas X dan XI tentang Bahaya Merokok di SMK Pakuan Lembang”.

B. Rumusan Masalah

Meninjau dari permasalahan yang ada maka peneliti bermaksud mengangkat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Gambaran Sikap Remaja di Kelas X dan XI tentang Bahaya Merokok di SMK Pakuan Lembang ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Mengetahui gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok di SMK Pakuan Lembang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lembaga Pendidikan.

Memberi laporan dalam bentuk karya tulis ilmiah dan sekaligus sebagai bahan kajian ilmu keperawatan.

2. Bagi Remaja/Pelajar

Memberikan gambaran sikap kepada para remaja agar mereka menyadari bahwa merokok dapat merugikan diri sendiri dan orang lain, serta meminimalisir para remaja untuk tidak merokok.

3. Bagi Perawat

Memberikan gambaran kepada perawat sebagai health educatorterutama bagi perawat kesehatan masyarakat yang menjalankan program upaya kesehatan sekolah sebagai bahan tinjauan dalam melaksanakan tugasnya.


(14)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Bagi Guru dan Kepala Sekolah.

Sebagai tinjauan dalam menyikapi permasalahan merokok pada siswa-siswi disekolah.

5. Peneliti Selanjutnya


(15)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMK Pakuan Lembang dengan subjek dan populasi penelitian siswa yang ada di sekolah tersebut. Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Populasi

Pada penelitian ini peneliti mengambil populasi yaitu kelas X dan XI SMK Pakuan Lembang untuk kelas XII tidak diikutsertakan dengan alasan melihat situasi kelas XII yang dalam hal ini lebih memfokuskan memantapkan diri untuk menghadapi ujian nasional dan kelulusan sekolah. Pada populasi tersebut kelas X terdiri dari tiga kelas yaitu XA sebayak 30 siswa, XB sebanyak 30 siswa dan XC 24 siswa, sedangkan XI juga terdiri dari tiga kelas yaitu XIA sebanyak 31 siswa, XIB sebanyak 25 siswa, dan XIC 29 siswa. Jadi total populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak

Populasi = XA+XB+XC+XIA+XIB+XIC (siswa) Populasi = 30+30+24+31+25+29

Populasi = 169 siswa. 2. Sampel

Untuk menjalankan penelitian ini dibutuhkan sampel berupa responden yang diambil dari populasi penelitian. Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Selanjutnya Nursalam (2008) mengatakan pada dasarnya ada dua syarat yang harus dipenuhi saat menetapkan sampel, yaitu representatif (mewakili) dan sampel harus cukup banyak. Sampel yang representatif adalah sampel yang dapat mewakili populasi yang ada. Sehingga untuk memperoleh hasil/kesimpulan penelitian yang menggambarkan keadaan populasi penelitian, maka sampel yang diambil harus mewakili populasi yang ada. Sampel harus cukup banyak, artinya semakin banyak sampel, maka hasil penelitian mungkin akan lebih representatif. Meskipun keseluruhan lapisan populasi telah terwakili, kalau jumlahnya kurang memenuhi, maka kesimpulan hasil penelitian kurang atau bahkan


(16)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tidak bisa memberikan gambaran tentang populasi yang sesungguhnya. Adapun menurut Nursalam (2008) penentuan besar sampel adalah sebagai berikut.

�= � (1 +�(�2)) Keterangan:

� = Besar sampel. � = Besar populasi.

� = Tingkat signifikansi (0.05).

Berdasarkan penentuan besar sampel yang dijelaskan oleh Nursalam (2008) maka diperoleh secara matematik perhitungan sampel dijabarkan sebagai berikut.

� = 169

(1 + 169(0.05 × 0.05))

�= 169

1 + 169 0.0025

� = 169 1.4225

�= 118.8049209

�= 119

Jadi, sampel yang diambil untuk diteliti sebanyak 119 siswa.

Untuk membantu peneliti dalam menyeleksi responden yang ada di SMK Pakuan Lembang maka digunakan teknik pengambilan sampel secara acak. Menurut Arikunto (2009) sampling acak (random sampling) digunakan oleh peneliti apabila populasi dari mana sampel diambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung satu ciri.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian di SMK Pakuan Lembang tentang gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok memilih desain penelitian observasional dengan melakukan survey pada sekolah tersebut. Adapun survey menurut Setiadi (2007) survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.


(17)

23

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis Arikunto (1998). Pada penelitian ini akan diperlihatkan gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok. Setiadi (2007) menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Kemudian peneliti bermaksud mengarahkan penelitian deskriptif ini yang bersifat eksploratif, seperti yang diungkapkan Arikunto (1998:245) riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena.

1. Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif

Setiadi (2007) menjelaskan bahwa langkah-langkah penelitian deskriptif yang harus ditempuh dalam penelitian deskriptif ini tidak berbeda dengan metode penelitian yang lain, yaitu.

a. Memilih masalah yang akan diteliti.

b. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masalah, kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk menghimpun informasi dan teori sebagai dasar penyusunan kerangka konsep penelitian.

c. Membuat asumsi atau tanggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis. d. Penelitian deskriptif tidak diharuskan memakai hipotesis.

e. Menentukan desain penelitian, metode pengumpulan data, kriteria atau kategori untuk membedakan data yang akan diteliti dan yang tidak diteliti.

f. Menentukan teknik dan alat pengumpul data (instrumen/kuesioner). g. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data.

h. Melakukan pengolahan atau analisis data (untuk menguji hipotesis). i. Melakukan pembatasan serta menarik kesimpulan hasil penelitian. 2. Variabel Penelitian

Setiadi (2007) menjelaskan bahwa variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya. Sehingga dari penjelasan tersebut diperoleh bahwa variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok.


(18)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel Definisi

Konseptual

Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Sikap remaja di kelas X

dan XI

tentang bahaya merokok.

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah

melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan

sebagainya Notoatmodjo (2010).

Sikap adalah respon

seseorang terhadap perilaku orang lain.

Angket. 1. Rerata skor >3 positif. 2. Rerata

skor <3 negatif.


(19)

25

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011) instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jenis instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang nantinya digunakan pada penelitian ini berupa non tes berupa angket. Angket yang digunakan terdiri dari 55 butir pernyataan dengan memuat satu komponen sikap yaitu gambaran sikap remaja di kelas X dan XI tentang bahaya merokok.

1. Angket

Angket yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala likert yang terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Setiap pernyataan pada angket ini memiliki empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket jenis ini adalah angket yang digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap bahaya merokok dikalangan remaja. Angket skala sikap siswa ini diberikan kepada siswa kelas X dan XI SMK Pakuan Lembang. Pembobotan setiap alternatif jawaban angket dengan menggunakan skala Likert disajikan dalam Tabel 3.2. Interpretasi sikap siswa terhadap hasil angket skala sikap menggunakan persentase. Persentase sikap remaja (siswa) tentang bahaya merokok yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut.

� =�

�× 100%

Keterangan.

P : Persentase jawaban. f : Frekuensi jawaban. n : Banyak responden.

Menurut Suharsaputra (2012) skala model likert, kategori respon terdiri dari lima mulai dari sangat setuju, tidak pasti/tidak memutuskan, tidak setuju, sangat tidak setuju, bila pernyataan itu bersifat positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1 dan bila pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Klasifikasi interpretasi perhitungan persentase tiap kategori ditafsirkan dengan menggunakan persentase berdasarkan pendapat Kuntjaraningrat (Heriyanto, 2008: 47 dalam Rusmini, 2010: 55) dan disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini.


(20)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase Besar persentase (P) Interpretasi

� = 0% Tidak ada

0% < � < 25% Sebagian kecil

25%≤ � < 50% Hampir setengahnya

� = 50% Setengahnya

50% <� < 75% Sebagian besar

75%≤ � < 100% Pada umumnya

� = 100% Seluruhnya

Sebelum melakukan penafsiran, terlebih dahulu data yang diperoleh dihitung nilai rata-ratanya. Menurut Suherman (2003: 191) penggolongan dapat dilakukan dengan menghitung rerata skor subyek, jika nilainya lebih besar daripada 3 (rerata skor untuk jawaban netral) ia bersikap positif. Sebaliknya jika reratanya kurang dari 3, ia bersikap negatif. Rerata skor mendekati 5, sikap siswa semakin positif. Sebaliknya jika mendekati 1, sikap siswa makin negatif. Sebelum melakukan penelitian, angket diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas

Agar instrumen yang digunakan memiliki tingkat keabsahan yang tinggi maka instrumen yang digunakan harus diuji cobakan terlebih dahulu, serta dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas dengan menggunakan instrumen angket diuji cobakan di SMK Pakuan Lembang yang terdiri dari 84 butir item pernyataan diujikan kepada 30 siswa diperoleh 55 pernyataan valid dan 29 pernyataan tidak valid. Menurut Notoatmodjo (2005) validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2011)


(21)

27

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Analisis dan pengolahan data pengujian validitas diproses menggunakan perangkat lunak IBM SPSS 20.

Diketahui R tabel dengan dk = 29 adalah 0,3009 Kriteria pengujian Jika rhitung> r tabel = Valid.

Jika rhitung < rtabel = Tidak Valid. 2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana instrumen yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan untuk mengukur subjek penelitian. Notoatmodjo (2005) mengatakan reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kemudian menurut Sugiyono (2011) dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda. Berikut ini disajikan kriteria indeks reliabilitas pada table 3.3 dan hasil uji reliabilitas pada table 3.4.

Tabel 3.3

Kriteria Indeks Reliabilitas

Nomor Interval Kriteria

1. 2. 3. 4. 5.

<0,200 0.200-0,399 0,400-0,599 0,600-0,799 0,800-1,000

Sangat Rendah Rendah

Cukup Tinggi

Sangat Tinggi Sumber : Syarifahdiana (2013)


(22)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's

Alpha

N of Items

.942 55

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tugas Pengumpulan Data

Menurut Nursalam (2008) ada lima tugas yang harus dilaksanakan peneliti dalam proses pengumpulan data. Tugas tersebut meliputi (1) memilih subjek, (2) mengumpulkan data secara konsisten, (3) mempertahankan pengendalian dalam penelitian, (4) menjaga integritas atau validitas, dan (5) menyelesaikan masalah.

2. Teknik Angket

Dalam bekerja memperoleh data peneliti menggunakan teknik angket sebagai alat sekaligus teknik dalam memperoleh data, sehingga dapat menggambarkan suatu fenomena yang diteliti secara objektif.

H. Analisis Data

Analisis data menggunakan teknik analisis univariat. Analisis univariat dilakukan karena berkenaan terdapat satu variabel penelitian. Berikut ini langkah-langkah analisis data.

1. Langkah-Langkah Analisis Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah analisis data yang harus ditempuh Hidayat (2007).

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Dalam hal ini peneliti mengecek kembali jumlah angket yang telah terkumpul dan diisi oleh siswa dan memeriksa apakah ada pernyataan yang belum diisi.


(23)

29

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Entri data

Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga membuat tabel kontigensi.


(24)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiangambaransikapremajadi kelas X dan XI tentangbahayamerokok di SMK PakuanLembangmakaditariksuatukesimpulan. Jadisikapremajadi kelas X dan XI tentangbahayamerokok di SMK PakuanLembangsebagianbesarpositifdenganpersentase 60,19%.

B. Saran

Terdapatbeberapa saran bagiberbagaipihak yang akanterkaitdenganpenelitianinitermasuklembagapendidikan, remaja, perawat, guru dankepalasekolah, sertapenelitiselanjutnya.

1. LembagaPendidikan

Diharapkandapatmelakukanpengembanganilmupengetahuandandapatmelaku kankajianilmiahdalammengembangkanilmukeperawatan di lingkunganuniversitas.

2. BagiRemaja

Diharapkanpararemajamenjadisadarakansikappositif yang dimilikinyasupayamerekadapatberperilakusehatdantidakmerokok.

3. Perawat

Diharapkandapatmelakukankegiatanpromkessampaikesekolah, supayadapatmemberitahubahayamerokokkepadaparasiswa. 4. Guru danKepalaSekolah

Sebagaipengajarsekaliguspendidikdisekolahmemilikiperanpentingdalammeng arahkansiswauntukberperilakuhidupbersihdansehatdalamhalinitidakmerokok.

Olehkarenaitu, seorang guru

harussenantiasamendorongparasiswanyadalammeningkatkansikap yang positiftentangbahayamerokoksejakdinisehinggadengansikap yang positifparasiswaakanmenunjukanperilaku yang baik pula. Untukmeningkatkankesadaranparasiswaperluadanyapapan yang bertuliskan “kawasantanparokok” dapatditempatkanpadatempat yang


(25)

38

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

strategisdanmencolokkarenadalamhaliniseperti yang kitaketahuibahwasekolahtermasukkawasantanparokok yang

telahdiaturdalamundang-undangkesehatan.Selainituperlunyasosialisasitentangbahayamerokokmelalui seminar, lokakarya.

5. BagiPenelitiSelanjutnya

Sikap yang

baikakanbahayamerokokdapatmemberikansuatukesadarankepadamasyarakatu

ntuktidakmerokok. Bagipenelitiberikutnya yang

inginmelakukanpenelitianserupa agar

dapatmengidentifikasipermasalahanmerokokdanmemilihsuatusampelpenelitia ndengantingkatsikappositifataunegatif.


(26)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama.

BPPK. (2010). RISKESDAS 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2010. Jakarta.

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa bagi Penyesuaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Nashrulloh, T. (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Kebiasaan Merokok pada Siswa-Siswi Kelas 4-6 SDN „X‟ di Kota Bandung,

2010. Tersedia [Online]:

Http://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?Q=+Pengetahuan+Remaja+Tentang+ Bahaya+Merokok+Bandung&Btng=&Hl=Id&As_Sdt=0 13 Februari 2013. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keparawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurwati, S. (2010). “Perlindungan terhadap Paparan Asap Rokok Orang Lain

(Kawasan Tanpa Rokok)”, dalam Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.


(27)

40

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Oetarman, A.E. (2010). Gambaran pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pelajar di Salah Satu SMA di Banjarmasin Mengenai Masalah Merokok. Tersedia [Online]:

http://scholar.google.com/scholar?hl=id&q=oetarman+gambaran+pengetahu an+2010&btnG= 22-06-2013.

Papilaya, A. (2010). Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.

Rahayuningsih, S. U. (2008). Psikologi Umum 2-Bab 1: sikap (Attitude). Tersedia [Online]: nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/…/Bab-sikap-1.pdf 24-06-3013. Rusmini. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Komputer untuk

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Santrock, J.W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subanada, I.B. (2004). “Merokok pada Remaja”, dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Suherman, Erman, dkk. (2003). Individual Text Book: Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Soerojo, W. (2010). “Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti

merokok”, dalam Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.


(28)

Jimmy Ferdinando, 2013

Gambaran Sikap Remaja Di Kelas X Dan Xi Tentang Bahaya Merokok Di Sekolah Menengah Kejuruan Pakuan Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Soewarso, K. (2010). “Kebijakan Pengendalian Tembakau”, dalam Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.

Syarifahdiana. (2013). Modul Uji Validitas Reliabilitas. Tersedia [Online] : Http://www.4shared.Com/Get/Mgaita4g/Modul Uji Validitas Reliabilit.Html 15 Mei 2013.

Wills, S.S. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Wong, D.L. (1996). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.


(1)

29

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Entri data

Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga membuat tabel kontigensi.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiangambaransikapremajadi kelas X dan XI tentangbahayamerokok di SMK PakuanLembangmakaditariksuatukesimpulan. Jadisikapremajadi kelas X dan XI tentangbahayamerokok di SMK PakuanLembangsebagianbesarpositifdenganpersentase 60,19%.

B. Saran

Terdapatbeberapa saran bagiberbagaipihak yang akanterkaitdenganpenelitianinitermasuklembagapendidikan, remaja, perawat, guru dankepalasekolah, sertapenelitiselanjutnya.

1. LembagaPendidikan

Diharapkandapatmelakukanpengembanganilmupengetahuandandapatmelaku kankajianilmiahdalammengembangkanilmukeperawatan di lingkunganuniversitas.

2. BagiRemaja

Diharapkanpararemajamenjadisadarakansikappositif yang dimilikinyasupayamerekadapatberperilakusehatdantidakmerokok.

3. Perawat

Diharapkandapatmelakukankegiatanpromkessampaikesekolah, supayadapatmemberitahubahayamerokokkepadaparasiswa. 4. Guru danKepalaSekolah

Sebagaipengajarsekaliguspendidikdisekolahmemilikiperanpentingdalammeng arahkansiswauntukberperilakuhidupbersihdansehatdalamhalinitidakmerokok.

Olehkarenaitu, seorang guru

harussenantiasamendorongparasiswanyadalammeningkatkansikap yang positiftentangbahayamerokoksejakdinisehinggadengansikap yang positifparasiswaakanmenunjukanperilaku yang baik pula. Untukmeningkatkankesadaranparasiswaperluadanyapapan yang bertuliskan


(3)

38

strategisdanmencolokkarenadalamhaliniseperti yang kitaketahuibahwasekolahtermasukkawasantanparokok yang

telahdiaturdalamundang-undangkesehatan.Selainituperlunyasosialisasitentangbahayamerokokmelalui seminar, lokakarya.

5. BagiPenelitiSelanjutnya

Sikap yang

baikakanbahayamerokokdapatmemberikansuatukesadarankepadamasyarakatu

ntuktidakmerokok. Bagipenelitiberikutnya yang

inginmelakukanpenelitianserupa agar

dapatmengidentifikasipermasalahanmerokokdanmemilihsuatusampelpenelitia ndengantingkatsikappositifataunegatif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama.

BPPK. (2010). RISKESDAS 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (BPPK) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2010. Jakarta.

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa bagi Penyesuaian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Nashrulloh, T. (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Kebiasaan Merokok pada Siswa-Siswi Kelas 4-6 SDN „X‟ di Kota Bandung,

2010. Tersedia [Online]:

Http://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?Q=+Pengetahuan+Remaja+Tentang+ Bahaya+Merokok+Bandung&Btng=&Hl=Id&As_Sdt=0 13 Februari 2013. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keparawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurwati, S. (2010). “Perlindungan terhadap Paparan Asap Rokok Orang Lain

(Kawasan Tanpa Rokok)”, dalam Fakta Tembakau Permasalahannya di

Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.


(5)

40

Oetarman, A.E. (2010). Gambaran pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pelajar di Salah Satu SMA di Banjarmasin Mengenai Masalah Merokok. Tersedia [Online]:

http://scholar.google.com/scholar?hl=id&q=oetarman+gambaran+pengetahu an+2010&btnG= 22-06-2013.

Papilaya, A. (2010). Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.

Rahayuningsih, S. U. (2008). Psikologi Umum 2-Bab 1: sikap (Attitude). Tersedia [Online]: nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/…/Bab-sikap-1.pdf 24-06-3013. Rusmini. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Komputer untuk

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Santrock, J.W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2012). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subanada, I.B. (2004). “Merokok pada Remaja”, dalam Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Refika Aditama.

Suherman, Erman, dkk. (2003). Individual Text Book: Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Soerojo, W. (2010). “Kesadaran Masyarakat, Pendidikan dan Program Berhenti merokok”, dalam Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.


(6)

Soewarso, K. (2010). “Kebijakan Pengendalian Tembakau”, dalam Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia Tahun 2010. Tabacco Control Support (TCSC) Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau (KPS) PDKT). Jakarta.

Syarifahdiana. (2013). Modul Uji Validitas Reliabilitas. Tersedia [Online] : Http://www.4shared.Com/Get/Mgaita4g/Modul Uji Validitas Reliabilit.Html 15 Mei 2013.

Wills, S.S. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Wong, D.L. (1996). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

2 70 86

Pengaruh Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Guru Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Di Sekolah Menengah Umum Dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Pencawan Medan Tahun 2009

2 38 160

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa-Siswi Sekolah Menengah Kejuruan 'X' Tentang NAPZA Di Kota Bandung Tahun 2014.

2 21 28

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok).

0 0 107

BACA DULU cara membuka KTI Skripsi kode066

0 0 3

PEMAHAMAN TREND FASHION SISWA KELAS XI TATA BUSANA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

0 0 8

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DI KAMPUNG GEMBLAKAN BAWAH YOGYAKARTA

0 0 15

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PESAN BAHAYA MEROKOK DI MEDIA TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Remaja Surabaya Terhadap Pesan Peringatan Kesehatan Bahaya Merokok “Merokok Membunuhmu” Dalam Iklan Rokok)

0 0 24

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SIKAP TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO”

0 0 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN DENGAN SIKAP MEROKOK SISWA LAKI-LAKI KELAS X DAN XI DI SMK GIRIPURO SUMPIUH BANYUMAS

0 1 59