TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT.
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM,
SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Disusun oleh:
MUHAMMAD IBNU SOFYAN 0900196
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
(2)
Oleh
Muhammad Ibnu Sofyan
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
© Muhammad Ibnu Sofyan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
MUHAMMAD IBNU SOFYAN
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Agus Rusdiana, M.Sc, Ph.D NIP . 197608122001121001
Pembimbing II
Nur Indri Rahayu, S.Pd, M.Ed NIP. 198110192993122001
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Drs. Sumardiyanto, M.Pd NIP. 196212221987031002
(4)
ABSTRAK
TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN
(Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT)
Muhammad Ibnu Sofyan 0900196
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan. Sampel diambil sebanyak 15 orang wasit putra C-1 (Nasional), menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket sebelum, selama dan sesudah serta tambahan penghitungan denyut nadi menggunakan Polar FT7. Penghitungan statistik menggunakan gabungan, manual dan SPSS dengan sub menu Explore juga Statistik Parametrik. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan adalah 1.144, termasuk kriteria kepercayaan diri sedang, rata-rata denyut nadi 99 BPM (Normal). Tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan adalah 1.441, termasuk kriteria kepercayaan diri tinggi, rata-rata denyut nadi aktifitas fisik 141 BPM (Cepat). Dan tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan adalah 463 termasuk kriteria kepercayaan diri rendah, rata-rata denyut nadi 64 BPM (Normal). Diperoleh pula nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan.
Kata Kunci : Kepercayaan diri, Wasit, Futsal, Angket (Sebelum, Selama &
(5)
ABSTRACT
SELF CONFIDENCE LEVEL REFEREE BEFORE, DURING AND AFTER THE GAME LEAD
(Descriptive Study on the National Futsal Champions hip KIT)
Muhammad Ibnu Sofyan 0900196
The purpose of this study was to examine the level of confidence the referee before, during and after the match lead. Samples were taken as many as 15 men's C-1 referee (National), using purposive sampling technique. Data collection using questionnaire instruments before, during and after the pulse as well as additional calculation using the Polar FT7. Calculations using the combined statistics, manuals and SPSS with sub menus Explore also Parametric Statistics. From the analysis of the data shows that the confidence level of the match referee before the lead was 1,144, including the criteria for moderate confidence, the average pulse rate 99 BPM (Normal). Confidence level for the lead umpire was 1,441, including the criteria for high confidence, the average pulse rate 141 BPM physical activity (brisk). And the level of confidence after leading the match referee is 463 including low confidence criterion, the average pulse rate 64 BPM (Normal). Obtained the value of p <0.05. The results of this study indicate that there are significant differences between the level of confidence the referee before, during and after the match lead.
Keywords: Self Confidence, Referee, Futsal, Questionnaire (Before, During & After)
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Definisi kepercayaan (Self-Confidance) diri Secara umum ... 7
B. Karakteristi atau ciri-ciri Wasit yang Percaya diri………….. 8
C. Kepercayaan diri Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan... 14
D. Kepercayaan diri Wasit Selama Memimpin Pertandingan ... 16
E. Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan ... 17
F. Perwasitan Futsal ………. 23
G. Kerangka Pemikiran ... 35
H. Hipotesis ... 36
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 37
B. Desain Penelitian ... 38
C. Metode dan Prosedur Penelitian ... 38
D. Definisi Operasional ... 30
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Teknik Pengumpulan Data... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data………... 55
B. Diskusi Temuan ……… 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 67
B. Saran……….. 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN ... 71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 85 Halaman
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari
antusiasme bermain futsal yang dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai dewasa, baik itu laki- laki maupun perempuan. Popularitas permainan futsal yang tidak terbatas ini dapat membantu mencapai berbagai tujuan pendidikan, rekreasi, dan prestasi di dunia dengan sebenar-benarnya.
Pada saat ini, olahraga permainan futsal sudah berkembang di berbagai kota maupun daerah. Awal munculnya olahraga permainan futsal di berbagai kota besar ini adalah sebagai kebutuhan orang-orang kota untuk melakukan olahraga permainan sepakbola yang sangat populer. Namun karena adanya keterbatasan prasarana olahraga sepakbola, maka sebagai solusinya adalah melakukan aktifitas olahraga sepakbola di dalam ruangan atau futsal.
Futsal merupakan gabungan dari dua kata yang berasal dari bahasa Spanyol, yaitu “futbol dan sala”. Futbol artinya sepakbola dan sala artinya ruangan. Futsal dipercaya lahir dan popular di sebuah negara kecil di Amerika Latin. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap pertandingannya, masing- masing terdiri dari lima orang pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang. Spesifikasi lapangan dan bola pada regulasi permainan futsal berbeda dibandingkan dengan sepakbola. Regulasi permainan futsal sengaja dibuat ketat oleh FIFA (Federation Internationale de Football Association) agar para pemain lebih menjunjung nilai fair play, serta untuk meminimalisir atau menghindari resiko cedera. Alasannya adalah karena isi regulasi lapangan permainan futsal yang bukan terbuat dari rumput, melainkan terbuat dari kayu atau lantai parkit serta ba han buatan lainnya, sehingga apabila terjadi benturan akan sangat berbahaya bagi para pemain.
Menurut FIFA, tahun 1930-an saat perayaan gemerlapnya kemenangan Uruguay pada gelaran Piala Dunia saat itu, di setiap sudut ibukota Montivideo antusias masyarakat terhadap olahraga sepakbola meningkat. Setiap hari
(8)
masyarakat memainkannya, namun karena kurangnya prasarana sepakbola di kota besar maka alternatif bermain di dalam ruangan dengan lapangan lebih kecil pun dipilih (Ceriani:1930). Terlebih lagi seorang pelatih sepakbola asal Argentina, Juan Carlos Ceriani, mendesain sebuah latihan sepakbola memanfaatkan ruangan karena merasa kesal program latihannya selalu berantakan, akibat hujan yang sering sekali mengguyur kota Montivideo. Masyarakat sekitar pun merasa tertarik dan ingin mencoba bermain sepakbola seperti itu, sehingga akhirnya Juan Carlos Ceriani pun terinspirasi untuk membuat sebuah permainan futsal, dengan merekayasa berbagai regulasi cabang olahraga permainan: sepakbola, polo air, basket, dan bola tangan.
Di Indonesia futsal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Futsal berada di bawah naungan BFN (Badan Futsal Nasional), suatu badan yang sudah membangun serta mengembangkan futsal di Indonesia hingga saat ini. Badan ini menyelenggarakan gelaran Liga Pro Futsal setiap tahunnya, salah satunya adalah ajang Liga Pro IFL (Indonesia Futsal League). Liga Pro ini pertama kali digelar pada tahun 2006, dan hingga saat ini Liga Pro IFL telah berlangsung selama 6 tahun. Banyak klub perwakilan tiap daerah yang sudah bertanding di gelaran ini. Ada 7 klub peserta Liga Pro IFL 2012, yaitu Pelindo II Jakarta, Electric PLN Yogyakarta, FKB Bandung, Jaya Kencana Jakarta, Taruna Jaya FC, SWAP Jakarta dan Brilyan Sport FC Sulawesi Selatan.
Badan Futsal Nasional tidak hanya menyelenggarakan kejuaraan untuk para professional saja, saat ini BFN juga sudah membuat agenda rutin setiap tahunnya, yaitu menyelenggarakan kejuaraan nasional di kalangan amatir, pelajar maupun umum, sebagai program pembinaan para pecinta atau penggemar futsal yang nantinya dapat diproyeksikan ke level yang lebih tinggi.
Setiap kejuaraan futsal tidak terlepas dari beberapa komponen pendukung seperti: panitia, aparat pertandingan, manajer, pelatih, pemain, official, dan penonton. Tidak hanya dalam pertandingan sepakbola, keberadaan penonton pada pertandingan futsal pun sangat berpengaruh. Saat ini para penonton, pemain serta pelatih futsal di Indonesia tingkat sportifitasnya sudah mulai membaik. Itu terlihat
(9)
3
ketika salah satu tim yang didukungnya mengalami kekalahan, mereka cenderung terima apapun yang diberikan atau diputuskan oleh seorang wasit. Oleh sebab itu fanatisme positif seorang penonton, pemain serta pelatih yang seperti itu dapat mempengaruhi mental wasit menjadi percaya diri ketika memimpin pertandingan.
Keberadaan penonton, pemain serta pelatih yang sportif, meningkatkan kepercayaan diri yang ada di dalam diri seorang wasit. Kepercayaan diri tersebut, menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi penampilan seorang wasit dalam suatu pertandingan. Salah satu kasus tersebut adalah ketika seorang wasit yang memiliki tingkat kepercayaan diri tinggi, hingga mampu menguasai kecemasannya dan akhirnya mampu memberikan keputusan dengan baik dalam kepemimpinannya saat pertandingan. Kasus itu terjadi ketika laga PON XVIII Riau Cabang Olahraga Futsal, antara tim Sumatera Utara menghadapi Jawa Barat. Pada saat itu tim Sumatera Utara menilai wasit sangat tegas karena memberikan peringatan kepada pemain yang sudah melakukan kelakuan tidak sportif. Kepuasan tim Sumatera Utara itu berlanjut dengan aksi berjabat tangan antara kedua tim dan wasit walaupun tim Sumatera Utara harus menerima kekalahan tetapi mereka sangat puas dengan kinerja wasit yang tegas saat memimpin pertandingan. Melihat hal seperti itu wasit telah benar-benar memiliki mental serta motivasi yang sangat kuat untuk memimpin pertandingan dengan baik. Wasit saat ini memiliki tingkat kecemasan yang rendah, serta mampu menguasainya.
Kepercayaan diri dapat mempengaruhi kepemimpinan serta penampilan seorang wasit di lapangan. Kepercayaan diri terbagi menjadi empat macam komponen yang dapat mempengaruhi penampilan sebelum dan selama pertandingan ataupun kompetisi, yaitu self-concept, self-esteem, self-efficacy, dan
self-confidence (Thantaway dan James Neil, 2005). Self-concept adalah bagaiman anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda melihat potret diri anda secara keseluruhan, bagaimana anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan. Self-esteem adalah sejauh mana anda punya perasaan positif terhadap diri anda, sejauh mana anda punya sesuatu yang anda rasakan bernilai atau berharga dari diri anda, sejauh mana anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri anda. Self-efficacy adalah sejauh mana
(10)
anda punya keyakinan atas kapasitas yang anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauh mana anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy. Self-confidence adalah sejauh mana anda punya keyakinan terhadap penilaian anda atas kemampuan anda dan sejauh mana a nda
bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self-confidence itu adalah
kombinasi dari self-esteem dan self-efficacy (Thantaway dan James Neill, 2005). Tingkat kepercayan diri tinggi dan yang mampu dikuasai, mengakibatkan seorang wasit menjadi tidak takut gagal dalam memimpin pertandingan, tidak takut terhadap akibat sosial, tidak takut menurun kualitas prestasinya, tidak takut cedera atau hal lain menimpa dirinya, tidak takut terhadap kondisi fisiknya yang tidak akan mampu menyelesaikan tugas, dan tidak takut terhadap agresi fisik maupun non- fisik yang dilakukan oleh penonton, pemain ataupun pelatih sebelum, selama atau sesudah memimpin pertandingan.
Jika dilihat dari penjelasan diatas mengenai faktor yang mempengaruhi kekuasaan, tugas serta keputusan wasit, peneliti tergugah untuk melakukan
penelitian tentang “Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan
Sesudah Memimpin Pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan pene liti uraikan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?
2. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?
3. Bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri sesudah memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?
4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal?
(11)
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yang peneliti rumuskan adalah:
1. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
2. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
3. Menelaah bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
4. Menelaah perbandingan tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti-bukti empiris mengenai tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan futsal, sehingga hasilnya dapat berguna bagi:
1.Peneliti
Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu mengenai psikologi (kejiwaan) dan self-confidence (kepercayaan diri). Selain itu dapat menjadi peluang kepada peneliti lain, untuk melakuk an penelitian yang lebih mendalam.
2.Lembaga FPOK-IKOR
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain program latihan yang dapat membantu menanggulangi, meningkatkan tingkat kepercayaan diri hingga meningkatkan penampilan pelaku olahraga. 3.Para Wasit
Dengan mengetahui serta memahami tingkat kepercayaan dirinya, para wasit mampu menguasai, mengantisipasi dan meminimalisir kecemasan yang dia alami, sebelum, selama maupun sesudah memimpin pertandingan. 4.Badan Perwasitan
Dengan mengetahui tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan futsal, dapat dijadikan acuan atau tolak
(12)
ukur dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi para wasit futsal PSSI.
(13)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian mengenai Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal dilaksanakan pada:
a. Tempat : GOR Pajajaran Bandung b. Event : KIT Futsal Challenge
c. Waktu : 6 Februari – 12 Februari 2014
d. Sampel : Wasit C-1 Putra sebanyak 15 orang (Purposive Sampling)
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini:
Keterangan :
X1 = Kepercayaan diri wasit Y1 = Waktu Sebelum Pertandingan Y2 = Waktu Selama Pertandingan Y3 = Waktu Sesudah Pertandingan
Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber: Peneliti
(14)
C.Metode dan Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Komparatif. Deskriptif Komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Oleh sebab itu, metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Sedangkan teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket. Cara penyampaian angket, angket diisi oleh sampel kemudian d ikumpulkan kembali kepada peneliti. Jenis pertanyaan tertutup dengan kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan sampel tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga pelatih diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai de ngan keadaan yang sebenarnya.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiyono, 2011 : 2). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan futsal pada kejuaraan nasional.
Selain penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, peneliti juga menjelaskan mengenai prosedur penelitian, untuk memberikan gambaran mengenai langkah penelitian yang dilakukan maka diperlukan prosedur penelitian sebagai rencana kerja. Dengan adanya gambaran prosedur penelitian maka akan mempermudah kita untuk memulai langkah dari sebuah penelitian. Adapun mengenai prosedur penelitian peneliti jelaskan sebagai berikut:
Langkah pertama menentukan populasi yaitu Seluruh wasit Futsal
ber-Certificated C-I Nasional Pengprov PSSI Jawa Barat.
1. Kemudian menentukan sampel sejumlah 15 orang wasit futsal laki- laki dengan menggunakan teknik purposive sampling.
2. Setelah itu melakukan uji coba angket, yang dilakukan terhadap 15 sampel wasit futsal putra ber-Certificated C-II (Tingkat Jawa Barat).
(15)
38
3. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan menyebarkan angket kepercayaan diri yang tediri dari sebelum, selama dan sesudah pertandingan futsal.
4. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.
Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas, peneliti coba tuangkan dalam bentuk gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Sumber : Peneliti
D.Definisi Operasional
Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka peneliti membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah- istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah- istilah tersebut adalah sebagai berikut:
Sampel
Populasi
Data
(16)
1. Kepercayaan Diri (Self-Confidence) adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan (Thantaway, 2005 : 87). Dalam hal ini kepercayaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana hati wasit dalam hal ini ketegasan wasit saat memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga futsal.
2. Wasit adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga (Sukintaka, 1983 : 3). Dalam penelitian ini wasit yang dimaksud adalah wasit Futsal laki-laki Pengprov PSSI Jawa Barat berkategori Certificated C-I. 3. Pertandingan adalah perlombaan dalam olahraga yang menghadapkan dua
pemain atau regu untuk bertanding (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 896). Dalam penelitian ini yang dimaksud pertandingan adala h pertandingan di Kejuaraan Nasional Futsal UPI Challenge.
4. Futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim dalam setiap pertandingannya, masing- masing terdiri dari lima orang pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang (Law of The Game, 2012/2013). Dalam penelitian ini futsal yang dimaksud adalah futsal di Indonesia yang diselenggarakan oleh BFN atau Badan Futsal Nasional.
E.Instrumen Penelitian
Mengumpulkan data dari sampel penelitian dibutuhkan adanya alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini termasuk penelitian survey dengan menggunakan instrumen angket untuk meminta tanggapan dari responden.
Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai de ngan permintaan penggunaan. Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila
(17)
40
responden memberikan jawaban. Angket yag digunakan dalam penelitian ini adalah angket kepercayaan diri (self-confidence questionnaire) yaitu angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dala m penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut merupakan gambaran tentang tingkat kepercayaan diri wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin suatu pertandingan futsal.
Untuk memudahkan dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan sistematis, maka langkah- langkah menyusun angket pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Melakukan Spesifikasi Data
Cara ini dilakukan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Agar lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka peneliti tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang mengacu pada penjelasan seperti berikut:
a. Menurut Komarudin dalam kutipan thantaway (2005 : 87), kepercayaan diri adalah “adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan”.
b. Menurut Lauter (2002 : 4), kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal- hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Lauter menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.
(18)
Dari penjelasan diatas, peneliti membuat pertanyaan pada sampel penelitian dan hasil jawaban pertanyaan tersebut digambarkn dalam kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal
Variabel Sub Variabel Indikator
Pernyataan (Soal) No.
Kepercayaan
diri ( Lauter 2002;4)
1. Sebelum memimpin
pertandingan a. Gejala fisik
b. Gejala psikis Tenang
1 Saya merasa tenang pada saat memimpin pertandingan. Pernafasan
2 Karena
melihat penonton yang tenang, saya lebih konsentrasi memimpin pertandingan.
3 Walaupun
melihat penonton yang begitu banyak saya merasa tetap tenang.
Berkeringat tidak berlebihan
4 Saya merasa
tetap tenang walaupun pertandingan masih lama.
Tingkah laku
5 Nafas saya
lebih teratur ketika memimpin pertandingan.
Tidur/Istirahat Cukup
6 Beberapa saat
memasuki lapangan, saya merasa irama nafas saya teratur.
2. Selama memimpin
pertandingan a.Gejala fisik b.Gejala psikis
7 Nafas saya
terengah-engah ketika memimpin
(19)
42
pertandingan.
Meningkatnya rasa percaya diri
8 Saya merasa
tidak mampu mengatur irama nafas sesaat memasuki lapangan.
9 Saya merasa
khawatir dengan apa yang akan dilakukan penonton ketika pertandingan berlangsung. Penuh konsentrasi
10 Saya merasa
yakin saat saya mengeluarkan kartu kuning/merah. Percaya diri
11 Saya merasa
yakin pada saat saya meniup peluit.
Timbul obsesi
12 Saya merasa
percaya diri ketika melihat penonton yang sportif.
Motivasi
13 Kualitas
tidur/istirahat saya baik sehingga terasa ringan ketika akan menghadapi tugas.
c. Sesudah memimpin
pertandingan a. Gejala fisik b. Gejala psikis
14 Motivasi saya
berkurang untuk memimpin pertandingan karena melihat suasana penonton yang begitu ramai.
15 Selama
memimpin pertandingan
(20)
saya sangat termotivasi dengan adanya penonton yang banyak dan ramai.
16 Saya merasa
optimis selama memimpin pertandingan.
17 Saya sangat
termotivasi ketika melihat pemain yang sportif.
18 Saya merasa
percaya diri selama memimpin pertandingan.
19 Mengetahui
penonton yang tenang, membuat saya bisa berkonsentrasi saat memimpin pertandingan.
20 Keringat
badan saya keluar secara berlebihan saat meniup peluit Kick Off.
2. Penyusunan Angket
Indikator-indikator yang dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut selanjutnya dijadikan sebagai bahan penyusunan butir-butir pertanyaan dalam angket. Butir-butir pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Peneliti menetapkan alternatif jawaban dalam angket sebagai berikut:
(21)
44
Tabel 3.2
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 3 2 1
1 2 3 4
Peneliti jelaskan bahwa dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan supaya responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pertanyaan-pertanyaan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmand (1990 : 184) sebagai berikut:
a. Rumuskan setiap pertanyaan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. c. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.
d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi. Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas, dan tegas.
3. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pertanyaan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpulan data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini diberikan pada Wasit Futsal Daerah yang memiliki certificated C-II (Tingkat Provinsi)
(22)
sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
Untuk meminimalisir kesalahan dalam penelitian khususnya pengambilan data atau pengumpulan data maka perlu diperhatikan beberapa langkah sebagai berikut:
Instrumen penelitian, menurut Masri (1987:97) “konsep-konsep yang ditelaah dalam penelitian sosial adalah mengenai berbagai fenomena sosial yang abstrak. Karena itu, dalam penelitian sosial ada kemungkinan besar sekali bahwa instrumen pengukur yang digunakan tidak dapat menangkap dengan tepat realitas yang berkaitan dengan fenomena sosial yang diacu oleh konsep. Dengan kata lain, dalam penelitian sosial amat besar kemungkinan untuk melakukan salah ukur”.
Dalam analisis dan pengolahan data ada kemungkinan kesalahan-kesalahan yang terjadi seperti:
a. Pengisian angket yang tidak benar, misalnya karena kondisi objek penelitian atau sampel tidak mengisi dengan benar atau sungguh-sungguh. b. Adanya kesalahan dalam memasukan data-data ke dalam proses analisis
data yang tidak disengaja atau disadari oleh peneliti.
c. Serta adanya kesalahan atau bias yang lain yang mungkin terjadi selama penelitian ini.
4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keajegan dari tiap butir soal, perlu dilakukannya uji coba angket. Dari uji coba tersebut diharapkan dapat diketahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji coba terlebih dahulu kepada 15 orang Wasit Futsal Putra yang
ber-certificated C-II (Tingkat Provinsi), yang tidak diikutkan dalam penelitian yang sebenarnya.
Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Statistikal Product and Service Solution (SPSS) for windows versi 16 yaitu menggunakan reliability scale.
Pada uji validitas dan reliabilitas, angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Futsal, dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebelum, selama dan sesudah. Jumlah soal angket
(23)
46
terdiri dari 20 soal sebelum, 20 soal selama dan 20 soal sesudah. Hingga terhitung jumlah keseluruhan angket tingkat kepercayaan diri yaitu 60 soal. Kemudian soal angket diujikan terhadap 15 orang sampel lain selain kelompok sampel penelitian. Setelah semua skor hasil angket uji coba di- input dan hasil uji coba angket beserta hasil penghitungan uji validitas tiap butir pertanyaan yang dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal
Item
Corrected Item-Total
Correlation Status
S1 0.08 Tidak Valid
S2 -0.19 Tidak Valid
S3 0.13 Tidak Valid
S4 0.15 Tidak Valid
S5 0.01 Tidak Valid
S6 0.75 Valid
S7 0.33 Valid
S8 0.64 Valid
S9 0.16 Tidak Valid
S10 0.16 Tidak Valid
S11 0.63 Valid
S12 0.53 Valid
S13 0.38 Valid
S14 0.3 Valid
S15 0.27 Valid
S16 0.41 Valid
S17 -0.06 Tidak Valid
S18 0.57 Valid
S19 0.42 Valid
(24)
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,2”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,2, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 9 butir pernyataan yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks Cronbach's
Alpha
N of Items
0,807 11
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,807 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan dinyatakan reliable.
Tabel 3.5
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Selama Memimpin Pertandingan Futsal
Item
Corrected Item-Total
Correlation Status
S1 0,08 Tidak Valid
S2 -0,28 Tidak Valid
(25)
48
Item
Corrected Item-Total
Correlation Status
S4 0,14 Tidak Valid
S5 -0,01 Tidak Valid
S6 0,75 Valid
S7 0,31 Valid
S8 0,61 Valid
S9 0,18 Tidak Valid
S10 0,16 Tidak Valid
S11 0,46 Valid
S12 0,46 Valid
S13 0,34 Valid
S14 0,34 Valid
S15 0,38 Valid
S16 0,42 Valid
S17 -0,06 Tidak Valid
S18 0,6 Valid
S19 0,47 Valid
S20 0,23 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 8 butir pernyataan yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas instrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 dibawah ini.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Selama Memimpin Pertandingan
(26)
Reliability Statistiks Cronbach's
Alpha
N of Items
0,797 12
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,797 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan dinyatakan reliable.
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Validitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal
Item
Corrected Item-Total
Correlation Status
S1 0,11 Tidak Valid
S2 -0,32 Tidak Valid
S3 0,21 Valid
S4 0,13 Tidak Valid
S5 0,01 Tidak Valid
S6 0,74 Valid
S7 0,35 Valid
S8 0,65 Valid
S9 0,17 Tidak Valid
S10 -0,01 Tidak Valid
S11 0,47 Valid
S12 0,41 Valid
S13 0,34 Valid
(27)
50
Item
Corrected Item-Total
Correlation Status
S15 0,38 Valid
S16 0,34 Valid
S17 -0,07 Tidak Valid
S18 0,55 Valid
S19 0,5 Valid
S20 0,24 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 7 butir pernyataan yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks Cronbach's
Alpha
N of Items
0,797 13
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai
Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,797 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan dinyatakan reliable.
(28)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat kepercayaan diri sesudah memimpin pertandingan yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Selain itu dalam penelitiaan ini, digunakan pula penghitungan denyut nadi terhadap para wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional futsal, menggunakan alat yang bernama “Polar FT7 ”.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif dan Statistik parametrik One Way Anova dengan penghitungan komputasi program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu- menu deskriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007 : 1). Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:
1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal. Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.
2. Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat kepercayaan diri sebelum, selama dan sesudah pertandingan futsal. Jika uji normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi.
(29)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan sebesar 771 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata denyut nadi sebelum memimpin pertandingan adalah 99 BPM termasuk klasifikasi normal.
2. Tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan sebesar 795 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata denyut nadi aktifitas fisik selama memimpin pertandingan adalah 141
BPM termasuk klasifikasi cepat atau takikardi.
3. Tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan sebesar 824 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata denyut nadi sesudah memimpin pertandingan adalah 68 BPM termasuk klasifikasi normal.
4. Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri wasit sebelum ke sesudah memimpin pertandingan.
B. Saran
Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan:
1. Peneliti berharap seorang wasit selain memiliki fisik yang prima dan penerapan peraturan permainan, juga harus memiliki mental yang kuat dalam memimpin pertandingan futsal.
2. Peneliti berharap kepada instruktur wasit futsal untuk memberikan bentuk latihan mental, supaya menghasilkan para wasit yang memiliki mental yang kuat dalam melaksanakan setiap tugasnya, bukan hanya melatih dalam komponen fisik saja.
(30)
3. Peneliti berharap kepada psikolog olahraga, konselor olahraga dan pelatih menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain program latihan yang dapat membantu mena nggulangi, meningkatkan tingkat kepercayaan diri hingga meningkatkan penampilan mereka.
4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kepercayaan diri saja, hanya
pada variabel tunggal. Peneliti menyarankan pula kepada peneliti berikutnya untuk meneliti mengenai aspek yang lebih luas lagi.
(31)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.
Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive
Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”. International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia
Yusuf, B. (2012). Tingkat Kecemasan diri Wasit Sebelum dan Selama Memimpin Pertandingan Futsal. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Federation Internationale de Football Association [FIFA]. (2010). Laws of The Games (Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma
Hidayat, Y. (2010). PengantarPsikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika
International Football Association Board [IFAB]. (2010). Futsal Laws of The Games.
Zurich : FIFA
Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas Vital
Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 01, (04), 162-164
Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI
Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.
Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Jakarta : Anem Kosong Anem.
(32)
Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
SUMBER INTERNET
Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia :
http://www.id.wikibooks.org [9 Januari 2014]
Federation Internationale de’ Football Association (FIFA). [Online]. History of Futsal. Tersedia : http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]
Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com
[28 Februari 2014]
Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kepercayaan diri Menurut Para Ahli. Tersedia :
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kepercayaan diri.html [23 Oktober 2014]
(1)
Muhammad Ibnu Sofyan, 2014
Tingkat Kepercayaan D iri Wasit Sebelum, Selama D an Sesudah Memimpin Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item
Corrected Item-Total
Correlation Status
S15 0,38 Valid
S16 0,34 Valid
S17 -0,07 Tidak Valid
S18 0,55 Valid
S19 0,5 Valid
S20 0,24 Valid
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut Nisfiannor Muhammad (2009 : 229), bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas ada beberapa soal angket yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, dikatakan soal angket tersebut Valid, ataupun sebaliknya. Ternyata terdapat 7 butir pernyataan yang tidak valid. Dari hasil validitas instrumen tersebut didapatkan nilai reliabilitas intrumen yang dapat dilihat pada Tabel 3.8 dibawah ini.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Angket Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sesudah Memimpin Pertandingan
Reliability Statistiks Cronbach's
Alpha
N of Items
0,797 13
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai Cronbach Alpha > 0,600 dinyatakan reliable. Dari tabel diatas nilai Cronbach Alpha 0,797 > 0,600 maka angket kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan dinyatakan reliable.
(2)
51
Muhammad Ibnu Sofyan, 2014
Tingkat Kepercayaan D iri Wasit Sebelum, Selama D an Sesudah Memimpin Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket tingkat kepercayaan diri sesudah memimpin pertandingan yang akan digunakan pada penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas yang signifikan. Selain itu dalam penelitiaan ini, digunakan pula penghitungan denyut nadi terhadap para wasit sebelum, selama dan sesudah memimpin pertandingan di kejuaraan nasional
futsal, menggunakan alat yang bernama “Polar FT7 ”.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif dan Statistik parametrik One Way Anova dengan penghitungan komputasi program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu- menu deskriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007 : 1). Adapun langkah pengolahan tersebut yaitu:
1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kepercayaan diri Wasit Sebelum, Selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal. Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.
2. Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat kepercayaan diri sebelum, selama dan sesudah pertandingan futsal. Jika uji normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi.
(3)
Muhammad Ibnu Sofyan, 2014
Tingkat Kepercayaan D iri Wasit Sebelum, Selama D an Sesudah Memimpin Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa:
1. Tingkat kepercayaan diri wasit sebelum memimpin pertandingan sebesar 771 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata denyut nadi sebelum memimpin pertandingan adalah 99 BPM termasuk klasifikasi normal.
2. Tingkat kepercayaan diri wasit selama memimpin pertandingan sebesar 795 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata denyut nadi aktifitas fisik selama memimpin pertandingan adalah 141 BPM termasuk klasifikasi cepat atau takikardi.
3. Tingkat kepercayaan diri wasit sesudah memimpin pertandingan sebesar 824 termasuk dalam kategori kepercayaan diri sedang. Dan rata-rata denyut nadi sesudah memimpin pertandingan adalah 68 BPM termasuk klasifikasi normal.
4. Terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri wasit sebelum ke sesudah memimpin pertandingan.
B. Saran
Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan bagi pelaku olahraga futsal khususnya bidang perwasitan:
1. Peneliti berharap seorang wasit selain memiliki fisik yang prima dan penerapan peraturan permainan, juga harus memiliki mental yang kuat dalam memimpin pertandingan futsal.
2. Peneliti berharap kepada instruktur wasit futsal untuk memberikan bentuk latihan mental, supaya menghasilkan para wasit yang memiliki mental yang kuat dalam melaksanakan setiap tugasnya, bukan hanya melatih dalam komponen fisik saja.
(4)
68
Muhammad Ibnu Sofyan, 2014
Tingkat Kepercayaan D iri Wasit Sebelum, Selama D an Sesudah Memimpin Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Peneliti berharap kepada psikolog olahraga, konselor olahraga dan pelatih menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain program latihan yang dapat membantu mena nggulangi, meningkatkan tingkat kepercayaan diri hingga meningkatkan penampilan mereka.
4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kepercayaan diri saja, hanya pada variabel tunggal. Peneliti menyarankan pula kepada peneliti berikutnya untuk meneliti mengenai aspek yang lebih luas lagi.
(5)
Muhammad Ibnu Sofyan, 2014
Tingkat Kepercayaan D iri Wasit Sebelum, Selama D an Sesudah Memimpin Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.
Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”. International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241
Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia
Yusuf, B. (2012). Tingkat Kecemasan diri Wasit Sebelum dan Selama Memimpin Pertandingan Futsal. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Federation Internationale de Football Association [FIFA]. (2010). Laws of The Games (Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma
Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika
International Football Association Board [IFAB]. (2010). Futsal Laws of The Games. Zurich : FIFA
Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas Vital
Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport,
Health and Recreation. 01, (04), 162-164
Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika
Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI
Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.
Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Jakarta : Anem Kosong Anem.
(6)
70
Muhammad Ibnu Sofyan, 2014
Tingkat Kepercayaan D iri Wasit Sebelum, Selama D an Sesudah Memimpin Pertandingan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.
SUMBER INTERNET
Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia : http://www.id.wikibooks.org [9 Januari 2014]
Federation Internationale de’ Football Association (FIFA). [Online]. History of Futsal. Tersedia : http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]
Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com [28 Februari 2014]
Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kepercayaan diri Menurut Para Ahli. Tersedia : http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kepercayaan diri.html [23 Oktober 2014]