HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: studi deskriptif pada wasit futsal pengcab kota bandung.

(1)

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL

(Studi Deskriptif pada Wasit Futsal Pengcab Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh

IMA FRAHMAWATI 0900156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN

KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL

(Studi Deskriptif pada Wasit Futsal Pengcab Kota Bandung)

Oleh Ima Frahmawati

Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

©Ima Frahmawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto copi, atau cara lainnya tanpa ijin penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ima Frahmawati NIM : 0900156

Judul : HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL (Studi Deskriptif pada Wasit Futsal Pengcab Kota Bandung)

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Komarudin, M.Pd NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Alen Rismayadi, M.Pd NIP. 197612282008121002

Mengetahui,

Departemen Pendidikan Kepelatihan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Dr. H. R. Boyke Mulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001


(4)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR BAGAN... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Penelitian ... 4

F. Definisi Operasional ... 5

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Hakikat Kepercayaan Diri ... 7

B. Hakikat Wasit ... 14

1. Pengertian Wasit ……….. 14

2. Tugas dan Kewenangan Wasit ………. 15

3. Faktor-Faktor Penunjang Menjadi Wasit Ideal ……… 23

C. Hakikat Permainan Olahraga Futsal ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 33


(5)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel Peneliian ... 33

C. Metode Penelitian ... 35

D. Desain Penelitian... 36

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Prosedur Pengolahan Data ... 42

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 47

A. Hasil Pengolahan Data ... 47

B. Analisis Data ... 48

C. Diskusi Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(6)

Ima Frahmawati, 2014

ABSTRAK

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL

(Studi Deskriptif pada Wasit Futsal Pengcab Kota Bandung) Ima Frahmawati*

2014

Melihat kinerja tugas wasit yang tidak mudah dalam memimpin pertandingan, apalagi dengan waktu pertandingan yang cukup lama, serta pengambilan keputusan dalam hitungan detik, maka wasit harus memiliki kepercayaan diri dalam memimpin pertandingan futsal. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kepercayaan diri wasit dengan keberhasilan memimpin pertandingan futsal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Sampel wasit laki-laki yang berstatus lisensi wasit futsal yang berada di Pengcab PSSI Kota Bandung penulis menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah angket tentang kepercayaan diri dan kemampuan tingkat keberhasilan memimpin pertandingan futsal. Analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji porsentase, uji t, dan uji korelasi. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, diperoleh temuan bahwa secara umum tingkat kepercayaan diri wasit futsal Pengcab PSSI Kota Bandung berada pada kategori cukup, dan tingkat keberhasilan memimpin pertandingan futsal Pengcab PSSI Kota Bandung berada pada kategori baik, dan hubungan tingkat kepercayaan diri dengan keberhasilan memimpin pertandingan futsal Pengcab PSSI Kota Bandung adalah memiliki nilai koefisien korelasi sedang. Atas dasar temuan yang didapatkan, disarankan agar para wasit futsal harus memiliki kepercayaan diri yang baik dalam keberhasilan memimpin pertandingan futsal Pengcab PSSI Kota Bandung


(7)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

CORRELATION BETWEEN THE REFEREE'S CONFIDENCE WITH LEADING SUCCESS IN THE MATCH OF FUTSAL REFEREE

Ima Frahmawati* 2014

ABSTRACT

Looking at the performance of the task that the referee is not easy in the lead, especially with the game long enough time, and decision making in a matter of seconds, the referee should have confidence in leading futsal match. The purpose of this study was to determine the general level of confidence in relation to the success of the lead of futsal referee in the match. The method used in this research is descriptive method. Samples referees were male referees who have license status residing in Bandung author the PSSI Pengcab using purposive sampling technique. Measuring instrument used was a questionnaire about the confidence and ability to lead futsal success rate. Data analysis using validity, reliability test, normality test, porsentase, t-test, and correlation. Based on the results of the research data processing, obtained the finding that the general level of confidence futsal referee Pengcab PSSI Bandung is located in the pretty category, and the rate of success leading the PSSI Pengcab futsal match, Bandung is located in either category, and the relationship with the level of confidence of success lead futsal PSSI Pengcab Bandung is having a moderate correlation coefficient. On the basis of the findings obtained, it is suggested that the futsal referees should have good confidence in the success of the lead futsal Pengcab PSSI Bandung


(8)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal BAB1

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Futsal merupakan gabungan dari dua kata yaitu futbool dan sala. Futbol artinya sepakbola dan sala artinya ruangan. Futsal berasal dari bahasa Spanyol, karena dipercaya lahir di negara Amerika Latin yang mayoritas berbahasa resmi sehari-hari dengan menggunakan bahasa Spanyol.

Menurut kamus pintar futsal (2005, hlm. 22) "futsal merupakan olahraga permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing beranggotakan lima orang pemain". Sedangkan menurut Hatta (2003, hlm. 9) "olahraga futsal merupakan olahraga sepakbola mini yang dilakukan dalam ruangan dengan panjang lapangan 38-42 m dan lebar 15-25 m". Spesifikasi lapangan dan bola pada peraturan permainan futsal berbeda dibandingkan dengan sepakbola. Peraturan permainan futsal sengaja dibuat ketat oleh FIFA (Federation Internationale de Football Association) agar para pemain lebih menjunjung nilai fair play, serta untuk meminimalisir atau menghindari resiko cedera. Alasannya adalah karena isi peraturan lapangan permainan futsal yang bukan terbuat dari rumput, melainkan terbuat dari kayu atau lantai parkit serta bahan buatan lainnya, sehingga apabila terjadi benturan sangat berbahaya bagi para pemain.

Dalam setiap pertandingan dipimpin oleh seorang wasit yang memiliki wewenang penuh untuk memegang teguh peraturan permainan (Laws of The Games) sehubungan dengan pertandingan dimana dia telah ditunjuk untuk memimpin, terhitung mulai dari saat ia masuk sampai ia meninggalkan lapangan permainan. Menurut Sukintaka (1983, hlm. 3) "wasit adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga. Dalam penelitian ini wasit yang dimaksud adalah wasit futsal". Wasit juga dibantu oleh wasit kedua dalam melaksanakan tugasnya yang telah ditunjuk juga untuk melaksanakan tugas pada


(9)

2

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sisi lapangan yang berlawanan dari posisi wasit. Wasit kedua membantu wasit satu untuk mengawasi pertandingan agar tetap berjalan sesuai dengan peraturan permainan. Selain itu diluar lapangan wasit dibantu juga oleh dua assisten yaitu wasit ketiga dan pencatat waktu. Ketika pertandingan berlangsung wasit satu dan wasit kedua adalah pemimpin pertandingan yang memiliki kekuasaan dan tugas penuh kepada seluruh pemain, pelatih, serta ofisial sebuah tim. Wasit juga dilindungi penuh oleh FIFA sebagai lembaga tertinggi futsal dunia atau lembaga futsal di suatu Negara seperti halnya BFN di Indonesia.

Melihat kekuasaan dan tugas wasit yang tidak mudah dalam memimpin pertandingan, apalagi dengan waktu pertandingan yang cukup lama, serta pengambilan keputusan dalam hitungan detik, maka wasit harus memiliki kemampuan mengaplikasikan peraturan permainan yang baik, tingkat kebugaran yang prima, serta pengalaman yang cukup dalam memimpin pertandingan, untuk memudahkan wasit dalam memimpin suatu pertandingan. Akan tetapi, selain memiliki tingkat kebugaran yang prima, pemahaman peraturan permainan, dan pengalaman yang cukup, wasit juga harus memiliki mental yang kuat, tingkat kecemasan yang rendah dan terutama harus memiliki tingkat kepercayaan diri yang baik. Dalam kepemimpinannya wasit memerlukan mental yang menurut Syamsu Yusuf disebut mental health. Menurut Rusli Ibrahim (2008, hlm. 119) bahwa:

Karakteristik mental yang sehat itu sebagai berikut : 1) terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa dan penyakit jiwa. 2) dapat menyesuaikan diri. 3) dapat memanfaatkan potensinya semaksimal mungkin. 4) tercapainya kebahagiaan pribadi dan orang lain.

Dalam pertandingan futsal keberadaan penonton sangat berpengaruh. Misalnya saja tim yang sedang bermain di stadionnya sendiri cenderung dipenuhi oleh pendukung dari tim tersebut, hal ini dapat menambah semangat tim pada saat bertanding. Antusiasme penonton yang menyaksikan pertandingan futsal terkadang bagi seorang wasit dapat mempengaruhi penampilannya dalam memimpin pertandingan, apalagi jika penonton tersebut tidak menerima keputusan yang wasit berikan. Melihat hal seperti itu wasit haruss benar-benar memilki mental serta motivasi yang sangat kuat untuk memimpin pertandingan dengan baik dan lancar, selain itu wasit juga harus memiliki tingkat percaya diri


(10)

3

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal yang kuat, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi kepemimpinan seoraang wasit menurut Psikolog W. H. Miskell di tahun 1939 telah mendefinisikan arti percaya diri dalam bukunya yang bertuliskan, "Percaya diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualitas diri". Dengan percaya diri orang akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurangnya percaya diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, Takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dengan dirinya dengan orang lain.

Percaya diri yang tinggi merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana dia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya akan kemampuannya, karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistis terhadap diri sendiri. Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputuan sendri merupakan prilaku yang mencerminkan percaya diri. Thantaway dalam kamus istilah bimbingan dan konseling (2005, hlm. 87) menjelaskan bahwa:

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologi diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan.Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.

Dalam hal ini percaya diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suasana hati wasit kekhawatiran atau ketakuan wasit saat memimpin jalanya suatu pertandingan olahraga futsal. Jika dilihat dari penjelasan diatas mengenai faktor yang mempengaruhi kekuasaan, tugas serta keputusan wasit, penulis tergugah untuk mengadakan penelitian kembali tentang “Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Memimpin Pertandingan Futsal Pengcab PSSI Kota Bandung”. Karena dalam suatu pertandingan futsal, tingkat kepercayaan diri seorang wasit sangatlah berpengaruh terhadap tingkat keputusan dan alur permainan.


(11)

4

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan tersebut, maka masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan positif kepercayaan diri wasit futsal dengan keberhasilan memimpin pertandingan?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah merupakan sasaran yang akan di raih atau diwujudkan melalui penelitian ini. Peneltian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat kepercayaan diri wasit futsal dengan keberhasilan memimpin pertandingan?

D.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat dan kegunaan bagi penulis maupun pembaca yang membaca penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk menambah wawasan tentang perwasitan.

b. Membuat peluang pada peneliti lain untuk melakukan penelitian yang lebih baik.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan acuan bagi para wasit. Dengan kata lain dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri seorang wasit pada saat memimpin pertandingan futsal.

b. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk organisasi keolahragaan khususnya di Badan Diklat Perwasitan yang berada di bawah naungan PSSI, dalam upaya pembinaan serta peningkatan psikologi para wasit.


(12)

5

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya membahas tentang tingkat kepercayaan diri wasit terhadap keberhasilan memimpin pertandingan futsal.

2. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan instrument angket. 3. Populasi dalam penelitian ini adalah wasit Pengcab PSSI Kota Bandung,

yang berlisensi Wasit Futsal.

4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 Wasit Pengcab PSSI Kota Bandung.

F. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat definisi operasional atau batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan diri. Menurut Lauster (1992, hlm. 4) kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan bertanggung jawab atas perbuatanya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan berpartisipasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya.

2. Wasit. Menurut Sukintaka (1983, hlm. 3) wasit adalah orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga. Dalam penelitian ini wasit yang dimaksud adalah wasit futsal.

3. Penonton. Menurut Anshel, dkk. (1991, hlm. 142) penonton adalah sekelompok individu yang mengamati pertandingan kompetisi olahraga. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan penonton adalah sekelompok


(13)

6

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang-orang yang menyaksikan pertandingan futsal di stadion/gor, baik yang berkelompok maupun perorangan.

4. Futsal. Menurut Laws of The Game (2012), futsal adalah merupakan olahraga permainan yang diamainkan oleh dua tim dalam setiap pertandingannya. masing-masing terdiri dari lima orang pemain, salah satu diantaranya adalah penjaga gawang.

G.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur Organisasi Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu: BAB I Pendahuluan: berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian: Penjabaran kajian pustaka terdiri dari: Hakekat permainan olahraga futsal, karakteristik olahraga futsal, peraturan permainan futsal, hakekat kepercayaan diri, pengertian kepercayaan diri, kepercayaan diri wasit futsal, hakekat perwasitan futsal, pengertian wasit, tugas dan kewenangan wasit futsal, syarat menjadi wasit futsal, faktor-faktor penunjang dalam perwasitan, menjadi wasit ideal, hakikat keberhasilan, pengertian keberhasilan, keberhasilan bagi seorang wasit. BAB III Metode Penelitian: Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut: Metode penelitian, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain Penelitian, metode penelitian, definisi oprasional, instrument Penelitian, analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: terdiri dari dua hal utama, yakni: Pengolahan atau analisis data, pembahasan atau analisis temuan. BAB V Kesimpulan dan Saran: Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(14)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Untuk menghasilkan suatu penelitian yang baik, terlebih dahulu ditentukan lokasi penelitian yang akan dituju. Dengan jadwal yang terencana dengan baik, sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian. Untuk memperoleh data yang diharapkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Bertepatan dengan acara kejuaraan Gato Nasional Futsal Championship 2014 dan yang di tugaskan memimpin pertandingan pada kejuaraan Gato Nasional Futsal Championship 2014 adalah wasit futsal yang memiliki lisensi dan terdaftar di Pengcab PSSI Kota Bandung :

1. Lokasi : Lapangan Queen Futsal Center Bandung 2. Waktu : Mulai 16 s/d 22 Juni 2014

Dalam menyusun suatu penelitian hingga menganalisis data untuk mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data pada penelitian disebut populasi dan sampel.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Lebih jelasnya, Sugiyono (2013, hlm. 117) menjelaskan bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.

Dari penjelasan diatas populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat umum. Dalam hal ini Arikunto (2006, hlm. 130), menjelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah keseluruhan


(15)

34

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

objek penelitian.” Lebih lanjut menurut Sudjana (2005, hlm. 6), dijelaskan bahwa: “Populasi adalah totalitas yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitas dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan yang jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.” Dalam penelitian ini populasinya adalah wasit futsal yang berjumlah 74 orang yang memiliki lisensi dan terdaftar di Pengcab PSSI Kota Bandung

Jika kita hanya akan meneliti sebagian populasi maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel, penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel, menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku populasi. Dalam hal sampel, yang digunakan dalam penelitian ini di sesuaikan dengan banyaknya populasi yang ada wasit laki-laki sebanyak 74 orang yang berstatus lisensi wasit futsal yang berada di Pengcab PSSI Kota Bandung.

Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 131). “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2013, hlm. 118). “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari beberapa pendapat diatas dalam penelitian ini di gunakan sesuai dengan sifat-sifat atau ciri-ciri sesuai dengan kebutuhan peneliti maka sampel yang digunakan sebanyak 30 orang wasit yang dipilih dan ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. Tentang purposive sampling, Sugiyono (2013, hlm. 124) mengatakan bahwa “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (2006, hlm. 139 -140). “Sampel dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Sampel dalam penelitian ini adalah wasit futsal kota bandung yang berjumlah 30 orang. 30 orang tersebut adalah wasit yang memimpin pertandingan futsal di turnamen Gato Nasional Futsal Championship 2014. Pertandingan futsal Gato adalah pertandingan tingkat nasional dan wasit yang memimpin pertandingan tersebut mempunyai pengalaman dan lisensi yang sama.


(16)

35

Ima Frahmawati, 2014

B.Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan sangat penting, karena dengan menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan kata lain, penggunaan suatu metode dalam penelititan dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan terdapat adanya perubahan yang positif menuju tujuan yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri wasit futsal, dan bagaimana keberhasilan memimpin pertandingan dengan tingkat kepercayaan diri wasit futsal.

Sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka untuk memperoleh dan menganalisis data diperlukan suatu metode yang tepat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sesuai yang diungkapkan Sugiyono (2009, hlm. 147) adalah:

Penelitian yang digunakan untuk menanalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode deskiptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Mengenai ciri khusus dari metode deskriptif antara lain dikemukakan oleh Surakhmad (2002, hlm. 140) sebagai berikut:


(17)

36

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang actual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa ( karena metode ini sering juga disebut metode analisis).

Dalam penelitian deskriptif yang akan penulis lakukan, informasi atau data akan diperoleh melalui pemberian instrumen tes, yaitu berupa pemberian angket kepada populasi atau sampel. Data yang diperoleh akan disusun dan diolah sehingga dapat ditetapkan untuk mencari sebuah kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan.

2. Desain Penelitian

Menurut Nazir (1985, hlm. 99) desain penelitian adalah: ”suatu proses yang mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku". Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu sebagai berikut (Nazir 1985, hlm. 100):

1. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

2. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.

3. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.

4. Membangun penyelidikan atau percobaan.

5. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel. 6. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.

7. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

8. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.

9. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistik.

10. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.

3. Langkah-langkah Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, Peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:


(18)

37

Ima Frahmawati, 2014

a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada. b. Menetukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari

penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah. c. Memberikan limitasi atau scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini

akan dilaksanakan. Baik daerah geograpisnya, batasan kronologis, serta sebarapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.

d. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diperifikasikan.

e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan.

f. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun implisit.

g. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitain.

h. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.

i. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.

j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

Dari proses di atas terlihat jelas bahwa dalam penelitian deskriptif terbagi atas dua proses, yaitu proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang


(19)

38

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada. Proses selanjutnya merupakan tahap operasional dari penelitian. Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagaimana tercantum dalam Bagan 3.1

Bagan 3.1

Langkah-langkah Penelitian C.Instrumen Penelitian

Untuk mendukung kebenaran suatu hipotesis, diperlukan data atau fakta empirik. Data empirik bisa didapat dengan jalan pengetesan dan pengukuran terhadap yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2006, hlm. 149) "instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode." Instrumen penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu, tes kepercayaan diri wasit futsal dan tes keberhasilan memimpin pertandingan futsal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tes Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Dalam melakukan tes keberhasilan memimpin pertandingan dengan menggunakan instrumn tes penilaian keberhasilan memimpin pertandingan futsal

POPULASI

SAMPEL LlLE PENGAMBILAN

DATA TES TINGKAT

KEPERCAYAN DIRI TES KEBERHASILAN MEMIMPIN

PERTANDINGAN

PENGOLAHAN DATA


(20)

39

Ima Frahmawati, 2014

yang sudah baku dari PSSI yaitu yang disusun oleh (Suratno, 2013), dengan rincian indikator sebagai Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Tes Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal A Tahap Pertandingan Mudah : …… Sedang : ….. Sulit : ….. B Ketepatan, Keputusan, Konsisten

C Pengendalian Permainan D Teknik Penguasaan Permainan

E Personaliti dan Pengendalian Permainan dan Tim Ofisial F Kesegaran Fisik

G Pergerakan dan Posisi H Nilai

I Peranan Wasit Nama Wasit : Lisensi Wasit : Asal :

2. Tes Kepercayaan Diri Wasit Futsal

Dalam melakukan tes kepercayaan diri wasit futsal penulis menggunakan instrumen tes kepercayaan diri menurut Vealey (Trait Sport Confidence Inventory/TSCI),untuk menilai kepercayaan diri wasit futsal dengan rincian indikator sebagai Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tes Kepercayaan Diri 1 Keterampilan – Keterampilan

2 Keputusan Selama Pertandingan 3 Kemampuan Menyikapi Tekanan 4 Kemampuan Menjalankan Strategi 5 Konsentrasi


(21)

40

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Beradaptasi 7 Tujuan 8 Keberhasilan 9 Respon 10 Tantangan 11 Sikap

12 Kepercayaan Diri

a. Uji coba angket

Angket yang telah disusun harus di uji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba instrument tersebut bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian tentang hubungan antara kepercayaan diri wasit dengan keberhasilan memimpin pertandingan pada wasit futsal pengcab PSSI Kota Bandung. Adapun tujuan uji coba angket menurut Arikunto (2006, hlm. 166) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrument, apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap maksud penelitian untuk mengetahui teknik yang paling epektif

2. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket

3. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.

Untuk itu uji coba angket ini dilaksanakan pada saat sesudah latihan wasit di lapangan Stadion UPI atau lapangan Padjajaran pada bulan maret 2014. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya


(22)

41

Ima Frahmawati, 2014 .

b. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari tiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, sedangkan untuk uji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan teknik belah dua dengan rumus korelasi Product Moment dan SpearmanBrown.

1) Pengujian validitas instrumen

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto (2006, hlm. 160) mengemukakan: “Validitas adalah pengukuran yang menunjukan tingkat kevaliditasan dan kesahihan suatu instrumen”.

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah:

a) Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan.

b) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba. c) Mencari nilai rata-rata

 

X dari komponen pernyataan dengan rumus

sebagai berikut: (Nurhasan, 2002, hlm. 22)

X= n

Xi

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

i

X

 = Jumlah skor

n = Banyaknya responden

d) Mengkorelasikan antara skor butir soal kelompok satu dengan kelompok dua (variabel X dan variabel Y) dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Penulis berpedoman pada Arikunto (2006, hlm. 275), rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


(23)

42

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

} ) ( { } ) ( { ) ( ) ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n rxy            Keterangan: xy

r = Koefisien korelasi

xy = Jumlah perkalian antara skor x dan skor y x2 = Jumlah skor x yang dikuadratkan

y2 = Jumlah skor y yang dikuadratkan

e) Membandingkan nilai t hitung dengan nilai ttabel dalam taraf nyata 0,05 atau dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan derajat kesahihan (dk = n1+n2-2) yaitu 4+4-2=6 maka nilai t tabel yang diperoleh 1,94

D.Prosedur Pengolahan Data

Setelah melakukan uji coba, penulis melaksanakan pengumpulan data dan selanjutnya melakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Menghitung Rata-rata dan Simpangan Baku

a. Mencari nilai rata-rata

 

X dari setiap kelompok data dengan rumus: X=

n X

Keterangan:

X = nilai rata-rata yang dicari X = skor mentah

n

= jumlah sampel

= jumlah dari

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus: S = 1 ) ( 2  

n X Xi Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari

= jumlah dari


(24)

43

Ima Frahmawati, 2014

X = nilai rata-rata yang dicari

n

= jumlah sampel

2. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors, Nurhasan (2002, hlm. 105) caranya sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2 … , Xn jika dijadikan angka baku Z1, Z2, … , Zn dengan menggunakan rumus:

Z = S

X

X

b. Untuk tiap angka baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang. F (Z) = P (Z ≤ Z)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. jika proporsi dinyatakan oleh S(Z1), maka:

S(Z1) =

n Z yang Z Z Z

Banyaknya... 1,... 2,... n.... ... i

d. Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga mutlak yang paling besar. Sebutlah nilai-nilai terbesar ini Lo.

3. Menghitung Prosentase Gambaran Alternatif Jawaban

Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban dengan menggunakan rumus:

1 100%

x X X P n

 Keterangan:

P : Prosentase

X1 : jumlah skor aktual atau pengamatan

Xn : jumlah skor ideal atau pengharapan


(25)

44

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm. 246), dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase seperti Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Frekwensi Presentase

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang Baik

<40% Tidak Baik

4. Teknik Penghitungan Korelasi Dengan Skor Berpasangan

Teknik korelasi dengan sekor berpasangan dapat digunakan dengan pendekatan statistik dari pearson, dengan rumus:

X1 Y1

r XY =

{ X1Y1}

Keterangan:

r XY : Korelasi antara variable (x) dan variable (y)

X1 : Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variable (x) Y1 : Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variable (y)

Uji signifikan korelasi digunakan untuk membuktikan apakah koefisien korelasi diterima atau tidak, yaitu dengan cara menggunakan uji t melalui rumus yang disusun Sudjana (1992) sebagai berikut:


(26)

45

Ima Frahmawati, 2014

t =

r 1 r

Keterangan rumus:

t = nilai t hitung yang dicari r = koefisien seluruh tes n = jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) diterima jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat kepercayaan () = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel pada taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = n – 2.

Menurut Johnson (1947) dalam Nurhasan & Hasanudin (2007, hlm. 335) koefisien korelasi tes diklasifikasikan seperti Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Korelasi Tes

R 0,00 Tidak ada hubungan

R ± 0,01 - ± 0,20 Rendah

R ± 0,21 - ± 0,50 Sedang

R ± 0,51 - ± 0,70 Cukup

R ± 0,71 - ± 0,90 Tinggi

R ± 0,90 - ± 1,00 Sempurna

5. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y. Rumus koefisiensi menurut Sudjana (2009, hlm. 45), sebagai berikut :


(27)

46

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi yang dicari

2

r : kuadrat koefisien korelasi

Peneliti dapat menafsirkan harga Koefisien Determinasi (KD) yang diperoleh dalam teknik pengujian statistik melalui modifikasi berdasarkan pada kriteria penafsiran indeks korelasi dari Guildfford (Riduwan, 2006, hlm. 139), menjadi kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi, seperti Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Indeks Kofisien Determinasi

80,00 ≤ KD ≤ 100,00 % Sangat tinggi

60,00 ≤ KD ≤ 80,00 % Tinggi

40,00 ≤ KD ≤ 60,00 % Cukup


(28)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian teoritis dan hasil pengolahan data dapat diartikan bahwa terdapat hubungan positif kepercayaan diri wasit dengan keberhasilan memimpin pertandingan futsal.

B. Saran-saran

1. Untuk PSSI agar dapat menjadi bahan acuan untuk menugaskan seorang wasit yang baik dalam memimpin pertandingan.

2. Untuk Wasit futsal Pengcab PSSI Kota Bandung agar dapat mempertahankan serta meningkatkan tingkat kepercayaan diri wasit dengan keberhasilan memimpin pertandingan futsal guna meningkatkan kualitasnya dalam memimpin pertandingan.

3. Untuk Pengcab PSSI Kota Bandung, khususnya komisi wasit agar dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai dasar dalam penentuan dan penugasan wasit untuk setiap pertandingan atau kompetisi yang dilaksanakan. 4. Untuk penelitian yang akan datang, penulis mengharapkan agar mencoba

melakukan penelitian dengan menggunakan populasi dan sampel yang lebih banyak dan lebih umum cakupannya, serta memiliki kriteria yang lebih baik, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik, dan berguna untuk peningkatan kualitas wasit tersebut.


(29)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka cipta.

FIFA. (2010/2011). Laws Of The Game (Peraturan Permainan). Jakarta: PSSI.

Ghufron dan Risnawati. (2010). Teori-teori psikologi, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Hatta, Mohamad. (2003). Kumpulan Karangan Mohamad Hatta.

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching, Jakarta : C.V. Tambak kusuma.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspk Psikologis dalam Coaching. Bandung: FPOK UPI.

Husdarta, dkk. (2000). Psikologi Olahraga, Bandung : FPOK (Fakultas Pendidikan olahraga dan kesehatan).

Husyadi. (2008). Makalah Penataran Wasit. Bandung.

Ibrahim, Rusli. (2008). Psikologi Olahraga, Bandung : FPOK UPI.

Jaya, Asmar. (2008). Perturan dan Tips-Tips Permainan, Yogyakarta : Pustaka Timur.

Lutan, Rusli, dkk. (2007). Evaluasi Pendidikan Jasmani, Bandung : FPOK UPI.

Lhaksana, Justinus. (2011). Teknik dan Strategi Futsal Moderen, Jakarta : Penebar Swadaya Group.

Narti, Aulia. (2009). Futsal, PT Indahjaya Adipratama.

Nazir Moh. (2005). Metode penelitian, Bogor: Ghalia indonesia.

Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan, Bandung : FPOK UPI.

Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi olahraga, Jakarta : PT Anem Kosong Anem.


(30)

57

Ima Frahmawati, 2014

Sucipto, dkk. (2000). Sepak bola, Bandung : FPOK UPI.

Sudjana. (2005). Metode statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta

Sukintaka. (1983). Permainan. Jakarta: Depdikbud.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito.

Thantway. (2005). Ilmu Psikologi, Ilmu Bimbingan dan Konseling, Ilmu Pengembangan Diri. Bandung : Rosda.

Weiton, Watne. (1992). Diunduh pada 7 Maret 2014. Tersedia di (www.anneahira.com/wasit-sepak-bola.htm).

Zein, Muhamad. (2009). Sepak bola indonesia bermain dalam aturan. Jakarta :PSSI.

Diunduh pada 7 Maret 2014. Tersedia di

(http://mybherry.blogspot.com/p/seputar-olahraga.html).

Diunduh pada 20 April 2014. Tersedia di


(1)

44

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data didapat kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm. 246), dengan menafsirkan kriteria penilaian presentase seperti Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Frekwensi Presentase

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang Baik

<40% Tidak Baik

4. Teknik Penghitungan Korelasi Dengan Skor Berpasangan

Teknik korelasi dengan sekor berpasangan dapat digunakan dengan pendekatan statistik dari pearson, dengan rumus:

X1 Y1 r XY =

{ X1Y1}

Keterangan:

r XY : Korelasi antara variable (x) dan variable (y)

X1 : Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variable (x) Y1 : Perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata dari variable (y)

Uji signifikan korelasi digunakan untuk membuktikan apakah koefisien korelasi diterima atau tidak, yaitu dengan cara menggunakan uji t melalui rumus yang disusun Sudjana (1992) sebagai berikut:


(2)

45

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t =

r  1 r Keterangan rumus:

t = nilai t hitung yang dicari r = koefisien seluruh tes n = jumlah sampel

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) diterima jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat kepercayaan () = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel pada taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = n – 2.

Menurut Johnson (1947) dalam Nurhasan & Hasanudin (2007, hlm. 335) koefisien korelasi tes diklasifikasikan seperti Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Korelasi Tes

R 0,00 Tidak ada hubungan

R ± 0,01 - ± 0,20 Rendah

R ± 0,21 - ± 0,50 Sedang

R ± 0,51 - ± 0,70 Cukup

R ± 0,71 - ± 0,90 Tinggi

R ± 0,90 - ± 1,00 Sempurna

5. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y. Rumus koefisiensi menurut Sudjana (2009, hlm. 45), sebagai berikut :


(3)

46

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi yang dicari

2

r : kuadrat koefisien korelasi

Peneliti dapat menafsirkan harga Koefisien Determinasi (KD) yang diperoleh dalam teknik pengujian statistik melalui modifikasi berdasarkan pada kriteria penafsiran indeks korelasi dari Guildfford (Riduwan, 2006, hlm. 139), menjadi kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi, seperti Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Indeks Kofisien Determinasi

80,00 ≤ KD ≤ 100,00 % Sangat tinggi

60,00 ≤ KD ≤ 80,00 % Tinggi

40,00 ≤ KD ≤ 60,00 % Cukup


(4)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian teoritis dan hasil pengolahan data dapat diartikan bahwa terdapat hubungan positif kepercayaan diri wasit dengan keberhasilan memimpin pertandingan futsal.

B. Saran-saran

1. Untuk PSSI agar dapat menjadi bahan acuan untuk menugaskan seorang wasit yang baik dalam memimpin pertandingan.

2. Untuk Wasit futsal Pengcab PSSI Kota Bandung agar dapat mempertahankan serta meningkatkan tingkat kepercayaan diri wasit dengan keberhasilan memimpin pertandingan futsal guna meningkatkan kualitasnya dalam memimpin pertandingan.

3. Untuk Pengcab PSSI Kota Bandung, khususnya komisi wasit agar dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai dasar dalam penentuan dan penugasan wasit untuk setiap pertandingan atau kompetisi yang dilaksanakan. 4. Untuk penelitian yang akan datang, penulis mengharapkan agar mencoba

melakukan penelitian dengan menggunakan populasi dan sampel yang lebih banyak dan lebih umum cakupannya, serta memiliki kriteria yang lebih baik, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik, dan berguna untuk peningkatan kualitas wasit tersebut.


(5)

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka cipta.

FIFA. (2010/2011). Laws Of The Game (Peraturan Permainan). Jakarta: PSSI. Ghufron dan Risnawati. (2010). Teori-teori psikologi, Jogjakarta : Ar-Ruzz

Media.

Hatta, Mohamad. (2003). Kumpulan Karangan Mohamad Hatta.

Harsono (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching, Jakarta : C.V. Tambak kusuma.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspk Psikologis dalam Coaching. Bandung: FPOK UPI.

Husdarta, dkk. (2000). Psikologi Olahraga, Bandung : FPOK (Fakultas Pendidikan olahraga dan kesehatan).

Husyadi. (2008). Makalah Penataran Wasit. Bandung.

Ibrahim, Rusli. (2008). Psikologi Olahraga, Bandung : FPOK UPI.

Jaya, Asmar. (2008). Perturan dan Tips-Tips Permainan, Yogyakarta : Pustaka Timur.

Lutan, Rusli, dkk. (2007). Evaluasi Pendidikan Jasmani, Bandung : FPOK UPI. Lhaksana, Justinus. (2011). Teknik dan Strategi Futsal Moderen, Jakarta : Penebar

Swadaya Group.

Narti, Aulia. (2009). Futsal, PT Indahjaya Adipratama.

Nazir Moh. (2005). Metode penelitian, Bogor: Ghalia indonesia.

Nurhasan. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan, Bandung : FPOK UPI. Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi olahraga, Jakarta : PT Anem Kosong


(6)

57

Ima Frahmawati, 2014

Hubungan Kepercayaan Diri Wasit Dengan Keberhasilan Memimpin Pertandingan Futsal

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sucipto, dkk. (2000). Sepak bola, Bandung : FPOK UPI.

Sudjana. (2005). Metode statistika, Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta Sukintaka. (1983). Permainan. Jakarta: Depdikbud.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito.

Thantway. (2005). Ilmu Psikologi, Ilmu Bimbingan dan Konseling, Ilmu Pengembangan Diri. Bandung : Rosda.

Weiton, Watne. (1992). Diunduh pada 7 Maret 2014. Tersedia di (www.anneahira.com/wasit-sepak-bola.htm).

Zein, Muhamad. (2009). Sepak bola indonesia bermain dalam aturan. Jakarta :PSSI.

Diunduh pada 7 Maret 2014. Tersedia di

(http://mybherry.blogspot.com/p/seputar-olahraga.html).

Diunduh pada 20 April 2014. Tersedia di


Dokumen yang terkait

Komunikasi non verbal wasit sepak bola : (studi deskriptif komunikasi non verbal wasit dalam memimpin pertandingan sepak bola di Kabupaten Subang)

0 7 1

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEPUTUSAN WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: Studi Deskriptif Pada Wasit Wanita Sebelum Memmimpin Pertandingan Futsal.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN (INTERPRETASI) PERATURAN PERMAINAN DAN TINGKAT KECEMASAN (ANXIETY) SEBELUM MEMIMPIN PERTANDINGAN DENGAN RASA PERCAYA DIRI WASIT BOLA VOLI : Studi Deskriptif Terhadap Wasit Bola Voli Jawa Barat.

0 5 59

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT.

3 8 32

TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal.

2 7 38

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KINERJA WASIT BULUTANGKIS DALAM MEMIMPIN SUATU PERTANDINGAN.

5 12 64

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: studi deskriptif pada wasit futsal pengcab kota bandung - repository UPI S PKO 0900156 Title

0 1 3

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Se dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal | Putra | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 7611 16201 2 PB

0 2 4

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEPUTUSAN WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL | Hena | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8061 16168 2 PB

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT DENGAN KINERJA WASIT-JURI DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN - repository UPI S JKR 1203741 Title

0 0 2