HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEPUTUSAN WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL | Hena | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8061 16168 2 PB

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN
KEPUTUSAN WASIT DALAM MEMIMPIN
PERTANDINGAN FUTSAL
Wili Hena, Mustika Fitri
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
Ilywilihena05@gmail.com
Abstrak
Wasit wanita selain perlu memahami semua peraturan permaianan futsal dituntut memiliki kestabilan
emosi. Faktor yang penting adalah kecemasan yang harus stabil terutama dalam kondisi permainan
dengan tingkat tekanan yang tinggi seperti penonton. Tingkat kecemasan yang tinggi yang tidak
mampu dikendalikan, mengakibatkan wasit tidak mampu memimpin pertandingan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan sebelum memimpin
pertandingan dengan keputusan wasit wanita dalam memimpin pertandingan futsal. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan hubungan antara tingkat kecemasan dengan
keputusan wasit wanita. Hasil penelitian menunjukan, bahwa kecemasan dan keputusan wasit dalam
memimpin pertandingan futsal dalam kategori sangat tinggi. hasil uji signifikansi koefisien korelasi

dengan menggunakan uji-T pada variabel kecemasan dan penilaian keputusan terhadap keputusan
wasit sehingga korelasi antara kecemasan dan keputusan bersifat signifikan. Dengan demikian
penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan mengenai tingkat kecemasan
dengan keputusan wasit wanita dalam memimpin pertandingan futsal.
Kata kunci: Kecemasan, Wasit, Futsal, Angket sebelum memmimpin pertandingan futsal, dan
keputusan

PENDAHULUAN
Futsal adalah salah satu kegiatan olahraga
yang cukup populer dan banyak diminati oleh
warga Indonesia bahkan dunia saat ini.Hal ini
terlihat dari antusiasme bermain futsal yang
dilakukan oleh anak-anak, orang muda, orang
tua, laki-laki, maupun perempuan.Futsal
merupakan salah satu olahraga yang tumbuh
paling pesat di dunia.Popularitas dan potensi
permainan futsal yang tidak terbatas dan
membantu mencapai tujuan-tujuan sosial di
dunia dengan sebenar-benarnya.


Futsal dikenal juga dengan berbagai nama
lain. Istilah “futsal” adalah istilah
internasionalnya, berasal dari kata spanyol
atau portugis, futbol dan sala.Futsal
dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada
tahun
1930,
oleh
Juan
Carlos
Ceriani.(http//id.wikipedia.org
23/07/2013).Selain itu Tenang (2008:25-32),
menjelaskan bahwa:
Futsal adalah suatu jenis olahraga yang
memiliki aturan tegas tentang kontak
fisik.Sliding tackle (menjegal dari
belakang), body charge (kontak fisik) dan

266


Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

aspek kekerasan lain seperti dalam
permainan sepakbola tidak diperbolehkan
dalam olahraga ini. Dengan bermain
futsal, pemain bisa mengembangkan
kemampuannya dengan baik.Peraturannya
sangat ketat, yaitu salah satunya pemain
dilarang melakukan sliding dan tackling
keras.Dengan demikian, pemain bisa
bermain lepas tanpa resiko dicederai
lawan.
Berdasarkan penjelasan dari Tenang
tersebut, maka Setiap kejuaraan futsal tidak
terlepas dari beberapa komponen pendukung
seperti: panitia, aparat pertandingan, manajer,
pelatih, pemain, official, dan penonton. Tidak
hanya dalam pertandingan sepakbola,

keberadaan penonton pada pertandingan
futsal punsangat berpengaruh.Saat ini para
penonton, pemain serta pelatih futsal di
Indonesia tingkat sportifitasnya masih rendah.
Itu terlihat ketika salah satu tim yang
didukungnya mengalami kekalahan, mereka
cenderung tidak terima dan kebanyakan
mengkambing hitamkan wasit sebagai
penyebab kekalahannya. Oleh sebab itu
fanatisme negatif seorang penonton, pemain
serta pelatih yang seperti itu dapat
mempengaruhi
mental
wasit
ketika
memimpin pertandingan.
Peraturan permainan futsal sengaja dibuat
ketat oleh FIFA (Federation Internationale de
Football Association) agar para pemain lebih
menjunjung nilai fair play, serta untuk

meminimalisir atau menghindari resiko
cedera. Dalam setiap pertandingan dipimpin
oleh seorang wasit yang memiliki wewenang
penuh untuk memegang teguh peraturan
permainan (Laws Of The Game) sehubungan
dengan pertandingan dimana telah ditunjuk
untuk memimpin, terhitung mulai dari saat
wasit masuk sampai meninggalkan lapangan
permainan. Menurut Sukintaka (1983;3)
“Wasit adalah orang yang memimpin
jalannya suatu pertandingan olahraga”.
Penelitian ini ditujukan untuk wasit
futsal.Wasit dibantu oleh wasit kedua (second

referee) dalam melaksanakan tugasnya yang
telah ditunjuk juga untuk melaksanakan tugas
pada sisi lapangan yang berlawanan dari
posisi wasit.
Tidak hanya kecemasan yang harus stabil,
wasit juga harus memiliki tingkat pemahaman

peraturan yang baik dan harus benar-benar
memahami semua peraturan permaianan agar
dapat mengambil keputusan-keputusan yang
tepat selama memimpin pertandingan.
Melihat FIFA Futsal Laws Of The Game
“Semua
keputusan
wasit
mengenai
kenyataan-kenyataan yang berhubungan
dengan permainan adalah Final (mutlak) dan
tidak dapat dirubah.”
Pengambilan keputusan merupakan hal
yang sangat
penting bagi seorang wasit
futsal. Karena pemahaman peraturan
permainan inilah yang menunjang untuk
mengambil keputusan di lapangan pada saat
pertandingan berlangsung antara kedua tim.
Kemampuan wasit dalam menerapkan

peraturan permainan yang ada untuk
mengambil suatu keputusan sering menjadi
bahan
permasalahan
atau
menjadi
sasarankesalahan bagi tim yang dirugikan,
namun kenyataannya bukan hanya wasit yang
harus dipermasalahkan tetapi pemain, official,
bahkan penonton sekalipun.
Dalam hal ini kecemasan dan keputusan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suasana hati wasit dalam hal kekhawatiran
atau ketakutan wasit saat memimpin suatu
pertandingan futsal.Berdasarkan penjelasan
diatas mengenai faktor yang mempengaruhi
kekuasaan, tugas serta keputusan wasit,
penulis
tergugah
untuk mengadakan

penelitian khususnya mengenai kecemasan
wasit wanita yang sering dikatakan tingkat
kecemasannya lebih tinggi.
Untuk itu perlunya penelitian dari
anggapan tersebut yang mengatakan wasit
wanita cenderung lebih tinggi tingkat
kecemasan dalam memimpin pertandingan
dikarenakan
beberapa faktor yang
mempengaruhi, seperti anggapan bahwa wasit
wanita adalah wasit pemula yang dikaitkan

267

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

dengan wasit pendatang baru, dan ditugaskan
pada pertandingan tertentu serta tensi

pertandingannya tidak cukup tinggi, yang di
maksud dengan tensi pertandingan ini adalah
tingkat permainan yang cepat dan cenderung
keras oleh masing-masing tim. Disamping itu
wasit wanita sering dikatakan kurang tegas
dalam mengambil keputusan disetiap
pelanggaran dalam permainan.

METODE
1. Metode penelitian

X

Penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu obyek,
suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu
kelas
peristiwa

pada
masa
sekarang.Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar
fenomena yang diteliti.
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif komparatif.
Adapun prosedur penelitiannya seperti
berikut ini :

Y

Gambar 3.1
Desain PenelitianParadigma Sederhana
(Sumber :Sugiyono, 2013: 42)

Keterangan :
X = Kecemasan Sebelum Pertandingan

Y = Keputusan Wasit Wanita Memimpin Pertandingan Futsal
Adapun mengenai prosedur penelitian peneliti
jelaskan sebagai berikut:
1. Langkah pertama menentukan
populasi yaitu Seluruh wasit futsal
wanita Pengprov PSSI Jawa Barat.
2. Kemudian menentukan sampel
sejumlah 5 orang wasit futsal
wanita dengan menggunakan
teknik purposive sampling.
3. Setelah itu melakukan uji coba
angket, yang dilakukan terhadap
10 sampel wasit wanita pada
cabang olahraga lain.

4. Selanjutnya adalah melakukan
penelitian dengan menyebarkan
angket
kecemasan
sebelum
pertandingan futsal. Selain itu
penilaian wasit wanita oleh
inpsektur wasit (IW)mengenai
tugas dan keputusan wasit.
5. Langkah terakhir yaitu melakukan
pengolahan data, menganalisa dan
menarik
kesimpulan
yang
didasarkan pada hasil pengolahan
dan analisis data.

2. Analisis Data

268

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

Tabel 4.1
Hasil Pengujian Normalitas Data Angket
Tingkat Kecemasan Wasit Wanita Sebelum Memimpin Pertandingan Futsal
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
VARIABEL
SKOR
Statistic
Df
Sig.
Keterangan
KECEMASAN
0.265
5
0.200*
Normal
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa tigkat signifikansi atau nilai probabilitas adalah nilai = 0,200
lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan distribusi normal.
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Normalitas Data Penilaian Keputusan Wasit Wanita Dalam Memimpin
Pertandingan Futsal
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
VARIABEL
Statistic
Df
Sig.
SKOR
0.292
5
0.188
KEPUTUSAN
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa tigkat
signifikansi atau nilai probabilitas adalah

Keterangan
Normal

nilai 0,188 lebih besar dari 0,05 maka dapat
dikatakan distribusi normal

Tabel 4.3
Hasil Pengujian Homogenitas Data Angket Tingkat Kecemasan Wasit Wanita Sebelum
Memimpin Pertandingan dan Penilaian Keputusan.
Test of Homogeneity of Variance
Levene
df1
Statistic
Based on Mean
Based on Median
SKOR Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa nilai
probabilitas mean (rata-rata) adalah 0.05
(0.058 lebih besar dari 0.05). demikian pula

df2

Sig.

5.421

1

8

0.058

2.797
2.797

1
1

8
4.041

0.133
0.169

5.089

1

8

0.054

ket

jika dasar pengukuran adalah median data,
angka sig. adalah 0.133, yang tetap diatas
0.05. maka bisa dikatakan data berasal dari

269

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

populasi-populasi yang mempunyai varians
sama atau homogen.
Tabel 4.4
Kategori Tingkat Kecemasan Wasit Wanita Sebelum
Memimpin Pertandingan Futsal
Sampel
1
2
3
4
5

Skor
186
107
113
90
128

Dari data tabel tersebut dapat dilihat ratarata wasit wanita memiliki kecemasan
sebelum memimpin pertandingan pada

Kategori
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

kategori seedang atau berjumlah 4 orang.
Sedangkan untuk kategori tinggi berjumlah 1
orang.

Tabel 4.5
Kategori Penilaian Keputusan Wasit Wanita
Sampel
1
2
3
4
5

Skor
69
67
67
72
66

Dari data tabel tersebut dapat dilihat hasil
penilaian keputusan wasit wanita memiliki

Kategori
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang

performa
yang
kurang
memimpinpertandingan futsal.

dalam

Tabel 4.6
Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Tunggal
Correlations
KECEMASA KEPUTUSAN
N
Pearson Correlation
1
-.156
KECEMASA
Sig. (2-tailed)
0.802
N
N
5
5
Berdasarkan pada Tabel 4.20. diketahui
koefisien korelasi antara kecemasan dan
penilaian keputusanadalah sebesar 0,802.
Setelah mengetahui tingkat korelasinya,
langkah
selanjutnya
adalah

menginterpretasikan
koefisien
korelasi
tersebut sesuai dengan yang kategori
koefisien korelasi menurut Suherman (2002:7
) pada Tabel 4.7.

270

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

Tabel 4.7
Interpretasi angka korelasi
(Sumber: Suherman 2002:7)
R
1,0
0,70 - 0,99
0,50 – 0,69
0,30 – 0,49
0,10 – 0,29
0,01 – 0,09
Berdasarkan pada Tabel 4.7 maka dapat
disimpulkan
bahwa
korelasi
antara
kecemasan dan keputusan wasit wanita dalam

Interpretasi
Sempurna
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Diabaikan
memimpin pertandingan
bermakna sangat tinggi.

Tabel 4.8
Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Korelasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
t
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
288.719
600.125
0.481
1
KEPUTUSAN
-2.404
8.795
-0.156
-0.273
a. Dependent Variable: KECEMASAN

Berdasarkan Tabel 4.8. maka dapat dilihat
bahwa hasil uji signifikansi koefisien korelasi
dengan menggunakan uji-t pada variabel
kecemasan dan penilaian keputusan terhadap
keputusan wasit diperoleh t-hitung sebesar 0,028
dan α= 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa Thitung < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang signifikan antara kecemasan
dengan keputusan wasit.
Terdapat
hubungan
yang
signifikan
mengenai tingkat kecemasan dengan keputusan
wasit wanita dalam memimpin pertandingan,
dalam diskusi temuan berikut ini diuraikan
perihal permasalahan dan penemuan yang
muncul selama penelitian ini berlangsung.
Permasalahan yang muncul berupa kekurangan
dari penelitian ini, maupun hal-hal yang baru
akan
berguna
menjadi
penyempurnaan

sebesar

0.802

Sig.

0.663
0.028

penelitian ini selanjutnya atau penelitian sejenis.
Peneliti menemukan banyak hal-hal yang baru
setelah hasil analisis dan pengolahan data,
berikut ini beberapa penemuan yang dirumuskan
peneliti. Dari sub variable kecemasan sebelum
memimpin pertandingan futsal pada wasit
wanita cenderung memiliki rasa cemas yang
tinggi dan selalu memiliki firasat buruk terhadap
pertandingan yang akan dipimpin, selain itu
takut terhadap pemikiran diri sendiri dan rasa
gelisah yang meningkat sehingga terjadi
peningkatan ketegangan yang berpengaruh pada
hal-hal lainnya termasuk pada pengambilan
keputusan wasit saat memimpin pertandingan.
Dan dapat dikatakan bahwa kecemasan dengan
berbagai variabelnya sangat mempengaruhi
performa dan pengambilan keputusan saat
memimpin pertandingan futsal.Karena tidak
sembarangan seorang wasit mengambil suatu

271

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

keputusan.
Dermawan
menjelaskan bahwa :

(2006:67-68)

Teori
pengambilan
keputusan
merupakan sebuah pengetahuan dan
teknik-teknik
analisis
yang
saling
berhubungan dari tingkatan pemikiran yang
berbeda, yang tersusun secara sistematis
dan ilmiah, yang didesain untuk mengambil
keputusan (disicion maker) dalam memilih
suatu alternatif dari sejumlah solusi yang
menghasilkan konsekuensi peristiwa yang
berbeda-beda.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian
keputusan wasit, ketika kecemasan tinggi maka
hasil penilaian keputusan saat memimpin
pertandingan rendah, dan ketika kecemasan
rendah maka hasil penilaian keputusan
tinggi.Dalam hal ini agar menjadi perhatian para
wasit, khususnya wasit wanita, dapat
menurunkan tingkat kecemasan sebelum
memimpin
pertandingan
supaya
dapat
mengambil keputusan yang baik dan
memunculkan performa yang maksimal saat
memimpin pertandingan futsal.
Kecemasan sebelum pertandingan akan
muncul pada diri wasit dan akan mempengaruhi
penampilan wasit, kecemasan tidak selamanya
berkonotasi negatif, perasaan cemas dalam
batas-batas tertentu tetap diperlukan oleh wasit
untuk dapat tampil dengan baik, yang terpenting
tingkat kecemasannya terkontrol, bukan
dihilangkan sama sekali. Tanpa adanya rasa
cemas sedikitpun, wasit cenderung merasa tidak
adanya tantangan di dalam pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Kemungkinan akibatnya adalah
tidak ada gairah untuk memimpin pertandingan
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
bahkan wasit bisa memandang enteng
pertandingan yang justru dapat berakibat fatal
bagi penampilannya sendiri.Seperti yang
dikemukakan
oleh
Harsono
(1988:26),
“Umumnya atlet atau wasit yang mengalami
kecemasan tinggi, sukar untuk mengatasi
kecemasannya dan tidak akan berprestasi
dengan baik.”

Kecemasan
sebelum
memimpin
pertandingan meningkat dikarenakan oleh
faktor-faktor seperti tekanan dari suasana
penonton, perilaku pemain, perilaku ofisial tim,
ketatnya pertandingan. Sehingga dapat
mempengaruhi mental wasit wanita selama
memimpin pertandingan futsal.
Wasit dalam memimpin pertandingan futsal
harus
bekerja
berdasarkan
peraturan
permainan.Kapan waktunya harus mengambil
keputusan atas tindakan pemain, baik itu
teguran, peringatan, ataupun pengusiran. Disini
ketegasan wasit dipertaruhkan, Jika wasit
tersebut memberikan tindakan atas apa yang
dilakukan pemain, maka wasit tersebut
mentalnya bagus dan bersikap tegas. Tapi jika
wasit tersebut tidak melakukan tindakan atas
prilaku pemain, maka wasit tersebut memiliki
mental yang kurang baik, tidak tegas atau
dengan kata lain wasit tersebut telah kalah
kepemimpinannya oleh prilaku dari pemain.
Untuk itu wasit wanita harus memiliki mental
yang benar-benar baik untuk memimpin
pertandingan, sehingga wasit dapat memanaj
tingkat kecemasan saat memimpin pertandingan
dan menekannya supaya kecemasannya rendah
baik itu sebelum maupun selama memimpin
pertandingan.Tetapi
jangan
sampai
kecemasannya tidak ada, karena jika tidak ada
wasit tidak memiliki kesigapan atau kehatihatian dalam memimpin pertandingan.
Disamping itu peneliti mempresentasekan
hubungan tingkat kecemasan wasit wanita
memberikan pengaruh yang kuat terhadap
pengambilan keputusan saat memimpin
pertandingan futsal karena hasilnya 93%. Secara
teoritis benar, bahwa kecemasan wasit
memegang peranan penting pada hasil
pengambilan keputusan dilihat dari persentase
hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut.
Berdasarkan pengolahan data diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa wasit yang memiliki
kecemasan yang terkontrol, kesiapan dan
pemahaman peraturan permainan yang baik
maka dapat melakukan pengambilan keputusan

272

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

di lapangan secara tepat, yaitu dapat mengambil
keputusan dengan cepat.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
analisis data yang telah peneliti lakukan, maka
dalam
penelitian
ini
peneliti
dapat
menyimpulkan bahwa :
Terdapat hubungan yang signifikan tingkat
kecemasan dengan keputusan wasit wanita
sebelum memimpin pertandingan dengan
hasilkeputusan wasit wanita saat memimpin
pertandingan futsal.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1995) Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
Dermawan (2006). Pengambilan Keputusan.Bandung : Alfabeta.
Harsono (1988) Coaching Dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching.
Jakarta : CV. Tambak Kusuma.
Hidral (2009).Hubungan Kebugaran Jasmani Wasit Dengan Pengambilan keputusan Dalam
memimpin Pertandingan Sepakbola. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan.
Sutresna N, Erawan B, Alen R, (2011). Sosiologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Ibrahim Rusli, Komarudin, (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Lazuardi, Dinan, (2006). Aplikasi pengambilan Keputusan Wasit Terhadap Peraturan Permainan
Sepakbola Waktu Memimpin Pertandingan Kompetisi Liga Djarum Indonesia . Bandung.
Jurusan Pendidikan Kepelatihan.
Wiramiharja Sutardjo, (2005). Pengantar Psikologi Abnormal.Bndung : PT Refika Aditama.
Davidson et al, (2006). Psikologi abnormal. Ahli bahasa Nurmalasari Fajar. Jakarta: Raja Grafindo
Husdarta, (2011).Psikologi Olahraga.Bandung : Alfabeta.
Poespoprodjo, (2007).Logika Scientifika. Bandung: Pustaka Grafika
Gunarsa Singgih (2012). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Sutresna Nina, (2012). Wanita dan Olahraga Dalam Ragam Dimensi.Bandung : CV Bintang Warli
Artika.
Nurhasan, Hasanudi Cholil, Nidaul Hidayah ( 2008).Statistika.Bandung : FPOK UPI.
Nurhasan, Hasanudin Cholil (2007).Tes Dan Pengukuran Keolahragaan.Bandung : FPOK UPI.

273

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

Hidayat Yusup, (2010) Psikologi Olahraga .Bandung : FPOK UPI.
Berliana, (2011).Wanita dan Olahraga Prestasi.Bandung : PT Karyamanunggal Lithomas.
Federation Internationale de Football Association [FIFA]. (2010). Laws of The Games
(Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI.
Sugiyono ( 2013 ).Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Bandung :UPI.
Weinberg, s Robert, (1995). Foundation Sport and exercise Phychology. Daniel Gold.
Walgito, Bimo. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Tenang John, D. (2008). Mahir Bermain Futsal.Bandung: Darmizan.
Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012).Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu
Keolahragaan.Bandung : FPOK-UPI.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sudjana.
(1989).
Penelitian
deskriptif.[Online].
http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2013/02/instrumen-penelitian.html
2013]

Tersedia:
[18 Januari

Wikipedia [online] (2008). Definisi Keputusan. Tersedia di: http;//www.wikipediaindonesia.org..
[18 September 2013]
______(2009). Definisi Kecemasan. Tersedia di: http://www.psikologizone.com/definisikecemasan-apa-itu-kecemasan/065111040 [13September 2013]
Dokter

Muda. [Online].Catatan Dokter Muda Tentang
di:http://www.id.wikibooks.org [9 September 2013]

Tanda

Vital.

Tersedia

Federation Internationale de’ Football Association (FIFA).[Online].History of Futsal.Tersedia
:http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]
Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia di: http://mihape.blogspot.com [28
Sepember 2013]
Stuart

&
sunden
(1998)
Psikologi
olahraga.Tersedia
di
:
http://www.psychologymania.com/2012/08/tingkat-kecemasan.html. [15 September 2012]

Perawat

Psikiatri.
[Online].Pengertian
Kecemasan
Menurut
Para
Ahli.Tersedia
:http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html. [23 Oktober 2012]

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).[Online].Indonesia Futsal League.Tersedia
:http://www.pssi-football.com. [18 Oktober 2012]
______(2012).
Wanita
dan
Olahraga
Futsal
.
Tersedia
di:
http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/main.futsal.yuk/005/005/45. [13 september
2013]

274

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal.
266-275
Wili Hena, Mustika Fitri

Budianas Nanang, (2013). Tersedia di: http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertiankeputusan.html [ 18 Maret 2013]
Schanze, T. (2012, 12, Oktober).Futsal- A Begginer’s Guide.FIFA World Cup Futsal Magazine
[PDF], 31-32.Tersedia :www.fifa.com [ 18 Maret 2013]
Situs Resmi Pemkab Indragilir Hilir.[Online].Rusuh Warnai Penyisihan Futsal PON. Tersedia
:http://www.indragirinews.com. [20 Oktober 2012]
_____(2011). Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Wasit .[13 september 2013]
_____http://www.bola.net/olahraga_lain_lain/12-klub-futsal-tampil-di-v-sport-for-her8c0a52.html[ 18Se 2013]

275

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN WASIT SAAT MEMIMPIN PERTANDINGAN DI KEJUARAAN PIALA SURATIN U-18 TINGKAT PROVINSI LAMPUNG

6 28 49

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: studi deskriptif pada wasit futsal pengcab kota bandung.

19 57 30

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEPUTUSAN WASIT DALAM MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: Studi Deskriptif Pada Wasit Wanita Sebelum Memmimpin Pertandingan Futsal.

0 2 12

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal KIT.

3 8 32

TINGKAT KECEMASAN WASIT SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH MEMIMPIN PERTANDINGAN : Studi Deskriptif di Kejuaraan Nasional Futsal.

2 7 38

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KINERJA WASIT BULUTANGKIS DALAM MEMIMPIN SUATU PERTANDINGAN.

5 12 64

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI WASIT DENGAN KEBERHASILAN MEMIMPIN PERTANDINGAN FUTSAL: studi deskriptif pada wasit futsal pengcab kota bandung - repository UPI S PKO 0900156 Title

0 1 3

Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, Se dan Sesudah Memimpin Pertandingan Futsal | Putra | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 7611 16201 2 PB

0 2 4

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN KONSENTRASI DENGAN HASIL PENALTY STROKE PADA PERMAINAN HOKI FIELD | bakti | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 4314 15835 2 PB

0 0 8

this PDF file Tingkat Kecemasan Atlet Sebelum, Pada Saat Istirahat dan Sesudah Pertandingan | Anira | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 2 PB

1 9 6