Perancangan Branding dalam Rangka Revitalisasi Produk Kerajinan Tasikmalaya.

(1)

vii

ABSTRAK

PERANCANGAN BRANDING

DALAM RANGKA REVITALISASI PRODUK KERAJINAN TASIKMALAYA

Oleh Ivan Firmansyah

NRP 0864180

Tasikmalaya merupakan salah satu kota industri kreatif di provinsi Jawa Barat. Berbagai produk kerajinan dihasilkan setiap harinya dalam volume yang sangat besar. Produk-produk kerajinan tersebut tersebar ke berbagai wilayah baik dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa produk kerajinan berkualitas dengan sendirinya menjadi ciri khas produk Tasikmalaya, yang pada akhirnya menjadi ujung tombak industri kreatif di Tasikmalaya. Namun hingga saat ini produk kerajinan tersebut tidak memiliki identitas atau standar kualitas antar pengrajin yang dapat meningkatkan nilai jual produk. Ditengah permintaan pasar yang tinggi didukung oleh persaingan produk kerajinan yang kian meningkat, produk-produk kerajinan asli Tasikmalaya banyak diproduk-produksi secara masal oleh negara tetangga dengan kemasan yang lebih menarik dan juga memiliki harga yang lebih rendah. Hal tersebut yang kian dirasa meresahkan dan perlu mendapat perhatian khusus karena dapat mengganggu stabilitas industri kerajinan asli Tasikmalaya.

Maka, dalam rangka merevitalisasi kembali perhatian publik terhadap produk-produk kerajinan yang asli, diperlukan kontribusi serius yang dapat menaikan kembali presepsi positif terhadap produk kerajinan tersebut. Salah satunya kontribusi dan peranan desainer grafis dalam perancangan identitas produk. Perancangan diharapkan dapat menambah nilai jual yang memiliki daya saing juga menghasilkan sebuah presepsi positif. Hal tersebut dirasakan dapat meningkatkan daya tarik masyarakat untuk mengetahui produk-produk kerajinan Tasikmalaya dan lebih tergerak untuk membeli.

Metode atau konsep perancangan yang digunakan adalah perancangan identitas dengan menggunakan konsep umbrella brand, sebuah brand utama yang menaungi beberapa sub brand dengan segmentasi target yang berbeda. Sehingga menciptakan sebuah cakupan penyebaran dan penjualan produk yang meluas. Perancangan juga mengacu kepada rencana ekspansi toko kerajinan di luar Tasikmalaya.


(2)

viii

ABSTRACT

BRANDING DESIGN TO REVITALIZE TASIKMALAYA'S CRAFT PRODUCTS

Submitted by Ivan Firmansyah

NRP 0864180

Tasikmalaya is one of the creative industry cities in the province of West Java. A huge quantity of various handicraft products is produced on a daily basis. the craft products are distributed to various areas both domestically and abroad. Some high quality craft products become the characteristic of the city's products, which eventually became the spearhead of the creative industry in Tasikmalaya. But until now, these handicraft products do not have an identity or standard quality among the craftsmen that can increase the value of the products. Amid the high market demand and supported by increasing competition amongst the handicraft products, handicraft Tasikmalaya's genuine products have been mass produced by neighboring countries with more attractive packaging and also at a lower price. It is increasingly troubledsome and it needs special attention because it could harm the original craft industry Tasikmalaya.

Thus, in order to revive the public's attention to the genuine craft products, serious contribution is necessary to regain a positive perception towards the handicraft products. One of them is the contribution and role of the graphic designer in the design of the product's identity. The design is expected to add value to competitiveness which has also resulted in a positive perception. It is expected that it could enhance public interests in Tasikmalaya's handicraft products and it could motivate them to buy.

The methods or design concepts used is the identity design by using the umbrella brand concept, a major brand that houses several sub brands with different target segments. Thus creating a scope for distributing and selling the widely spread products. The design also refers to the craft store expansion plans outside Tasikmalaya.


(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..…….…i LEMBAR PENGESAHAN………..……. PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN……….. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN………

KATA PENGANTAR………..

ABSTRAK BAHASA INDONESIA.………. ABSTRAK BAHASA INGGRIS……… DAFTAR ISI………. DAFTAR GAMBAR……….

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR LAMPIRAN………..

BAB I : PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup……….

1.2.1 Rumusan Masalah……….……….……….

1.2.2 Ruang Lingkup Permasalahan……….……….

1.3 Tujuan Perancangan……….……

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data……….

1.5 Skema Perancangan………

BAB II : LANDASAN TEORI ………..

2.1 Seni Kriya……….………….

2.1.1 Pengertian Kriya……….……….

2.2 Kerajinan……….………….

2.2.1 Pengertian Kerajinan……….……….………... 2.2.2 Kerajinan Tradisional dan Modern…….……….………….

2.3 Branding ……….

2.3.1 Pengertian Branding……….…………

i ii iiii v v vii viii ix xii xiii xiv 1 1 2 2 3 3 4 5 6 6 6 7 7 7 8 8


(4)

x

2.3.2 Fungsi Brand……….…….…..

2.3.3 Tahapan Brand……….……..

2.3.4 Kriteria Brand………..

2.4 Umbrella Brand……….

2.4.1 Pengertian Umbrella Brand………...………… 2.4.2 Fungsi Umbrella Brand………..……….

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH…………..……….

3.1 Data dan Fakta………..…………..

3.1.1 Geografis dan Demografis Tasikmalaya………..

3.1.2 Lembaga Terkait……….………….

3.1.2.1 PUSKUD Jawa Barat………... 3.1.2.2 KADIN Tasikmalaya………….………..…………..

3.1.3 Data Permasalahan………..………….

3.1.3.1 Survey……….

3.1.3.2 Wawancara………..………….

3.1.3.3 Kuesioner………

3.1.3 Tinjauan Persoalan Sejenis………

3.2 Analisa Permasalahan………..

3.2.1 Analisa SWOT………..

3.2.1.1 Kekuatan (Strenght) ………

3.2.1.2 Kelemahan (Weakness) ………

3.2.1.3 Peluang (Opportunity) ……… 3.2.1.4 Ancaman (Threat) ………

3.2.2 Analisa STP……….

3.2.2.1 Segmentasi (Segmentation) ……….... 3.2.2.2 Target (Targeting) ……… 3.2.2.3 Posisi (Positioning) ………

3.2.3 Analisa 4P……….

3.2.2.1 Harga (Price) ………....

3.2.2.2 Lokasi(Place) ……….………

3.2.2.3 Promosi (Promotion) ……… 3.2.2.3 Produk (Product) ………..………

9 10 11 12 12 12 14 14 15 16 16 18 19 19 21 23 26 27 28 28 28 29 29 29 29 29 30 30 30 30 30 30


(5)

xi

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH………..……….

4.1 Konsep Komunikasi ………. 4.1.1 Analisa Strategi Komunikasi ………. 4.2 Konsep Kreatif ……… 4.3 Konsep Media ………. 4.4 Hasil Karya ………. 4.4.1 Identitas Warna ……… 4.4.2 Identitas Bentuk dan Elemen ……… 4.4.3 Identitas Logo Sub Brand Pertama ……… 4.4.4 Identitas Elemen ……….…… 4.4.5 Pengaplikasian Identitas ………

4.4.5.1 Penerapan pada Business Suite/Stationery ……… 4.4.5.2 Penerapan pada Media Digital (Website) ……… 4.4.5.3 Penerapan pada Signage dan Wayfinding ……… 4.4.5.4 Penerapan pada Billboard ……… 4.4.5.5 Penerapan pada Fasilitas Publik ………..……… 4.4.5.6 Penerapan pada Label Produk ……….……… 4.4.5.7 Penerapan pada Tas ……….…… 4.4.5.8 Penerapan pada Pakaian Seragam ……… 4.4.6 Perencanaan Sub Brand Kedua ………

BAB V : PENUTUP ………

5.1 Simpulan ……….……. 5.2 Saran ………

DAFTAR PUSTAKA ………..………..…………

LAMPIRAN ………..………..……….. 31 31 32 33 34 36 37 38 41 46 47 47 53 54 56 56 57 58 59 60 64 64 65 66 67


(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Kota Tasikmalaya... Gambar 3.2 Logo Kabupaten Tasikmalaya... Gambar 3.3 Peta Wilayah Tasikmalaya... Gambar 3.4 Logo PUSKUD Jabar... Gambar 3.5 Logo KADIN Tasikmalaya... Gambar 3.6 Logo Krisna Bali... Gambar 3.7 Logo Joger Bali... Gambar 3.8 Logo Dagadu Jogja... Gambar 4.1 Skema Perancangan Awal... Gambar 4.2 Skema Perancangan Umbrella Brand... Gambar 4.3 Identitas Warna Tasikmalaya... Gambar 4.4 Identitas Warna Kerajinan... Gambar 4.5 Inspirasi Bentuk dan Elemen... Gambar 4.6 Inspirasi Filosofi Logo Gram... Gambar 4.7 Filosofi Ikon Payung... Gambar 4.8 Tipografi Selaras Tasik... Gambar 4.9 Arahan Desain Selaras Tasik... Gambar 4.10 Pengembangan Bentuk Huruf... Gambar 4.11 Logo Grid Selaras Tasik... Gambar 4.12 Rancangan Logo Akhir... Gambar 4.13 Acuan Warna Sub Brand 1... Gambar 4.14 Logo Selaras Tasik... Gambar 4.15 Jarak Ruang Kosong... Gambar 4.16 Alternatif Penerapan Warna... Gambar 4.17 Elemen Estetis... Gambar 4.18 Penerapan Warna Elemen... Gambar 4.19 Elemen Pola... Gambar 4.20 Kartu Nama...

14 15 16 16 18 26 26 27 32 34 37 38 39 40 40 41 42 43 43 43 44 44 45 45 46 46 47 48


(7)

xiii

Gambar 4.21 Kop Surat... Gambar 4.22 Kartu Nama Toko... Gambar 4.23 Amplop... Gambar 4.24 Map... Gambar 4.25 Amplop Besar... Gambar 4.26 Buku Catatan... Gambar 4.27 Buku Catatan Kecil... Gambar 4.28 ID Card... Gambar 4.29 CD Cover... Gambar 4.30 Pulpen... Gambar 4.31 Contoh Tampilan Website... Gambar 4.32 Halaman Utama Website... Gambar 4.33 Halaman Berita & Katalog Produk... Gambar 4.34 Outdoor Signage... Gambar 4.35 In Mall Signage... Gambar 4.36 In Store Signage... Gambar 4.37 Billboard... Gambar 4.38 Bus Livery... Gambar 4.39 Label Produk... Gambar 4.40 Label Harga... Gambar 4.41 Fabric Bag... Gambar 4.42 Goodybag... Gambar 4.43 Pakaia Seragam... Gambar 4.44 Tipografi Kokojo Tasik... Gambar 4.45 Pengembangan Bentuk Huruf... Gambar 4.46 Logo Grid Kokojo Tasik... Gambar 4.47 Acuan Warna Sub Brand 2... Gambar 4.48 Pengembangan Logo... Gambar 4.49 Rancangan Logo Kokojo Tasik... Gambar 4.50 Alternatif Pengaplikasian Warna...

48 49 49 50 50 50 51 51 52 52 53 53 54 55 56 56 56 57 58 58 58 59 59 60 60 61 61 61 62 63


(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Pengrajin dan Sentra Produksi... Tabel 3.2 Lokasi Sentra Produksi... Tabel 3.3 Estimasi Kapasitas Produksi... Tabel 3.4 Daerah Tujuan Pemesaran... Tabel 3.5 Data Kuesioner 1... Tabel 3.6 Data Kuesioner 2... Tabel 3.7 Data Kuesioner 3... Tabel 3.8 Data Kuesioner 4... Tabel 3.9 Data Kuesioner 5...

19 20 20 21 23 24 25 25 25


(9)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Suasana Pertokoan Produk Kerajinan... Lampiran B Sketsa Logo... Lampiran C Identitas Tampilan Desain...

67-71 72-74 75-78


(10)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tasikmalaya merupakan salah satu kota industri kreatif di provinsi Jawa Barat. Berbagai produk kerajinan dihasilkan setiap harinya dalam volume yang sangat besar. Produk-produk kerajinan tersebut tersebar ke berbagai wilayah baik dalam negeri maupun luar negeri. Industri kerajinan di Tasikmalaya hingga saat ini sebagian besar masih bersifat home industry, dimana sebagian besar produk kerajinan masih dibuat asli oleh tangan pengrajin dengan cara tradisional yang masih mereka pertahankan.

Beberapa produk kerajinan berkualitas dengan sendirinya menjadi ciri khas produk Tasikmalaya, yang pada akhirnya menjadi ujung tombak industri kreatif di Tasikmalaya. Adapun produk kerajinan yang menjadi komoditas utama antara lain: kelom geulis, payung geulis, bordir Tasik, batik Tasik, kerajinan mendong, kerajinan bambu, kerajinan rotan & makanan olahan. Produk-produk kerajinan Tasikmalaya terbagi di beberapa sentra industri kerajinan baik di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Namun hingga saat ini produk kerajinan tersebut tidak memiliki identitas khusus atau standar kualitas antar pengrajin yang dapat meningkatkan nilai jual produk.

Ditengah permintaan pasar yang tinggi didukung oleh persaingan produk kerajinan yang kian meningkat, produk-produk kerajinan asli Tasikmalaya banyak diproduksi secara masal oleh negara tetangga dengan kemasan yang lebih menarik dan juga memiliki harga yang lebih rendah. Hal tersebut yang kian dirasa meresahkan dan perlu mendapat perhatian khusus karena dapat mengganggu stabilitas industri kerajinan asli Tasikmalaya.


(11)

Universitas Kristen Maranatha 2 Dalam rangka merevitalisasi kembali perhatian publik terhadap produk-produk kerajinan yang asli ditengah-tengah kita, diperlukan kontribusi serius yang dapat menaikan kembali presepsi positif tentang produk kerajinan tersebut. Salah satunya kontribusi dan peranan desainer grafis dalam hal sajian kemasan, identitas produk dan promosi sangat dirasakan penting oleh para pengrajin. Pengrajin merasa produk yang dihasilkan sudah berkualitas, namun kalah bersaing dalam promosi dan kemasan ketika disandingkan dengan produk kerajinan lainnya dipasaran.

Oleh karena itu, saya, sebagai akademisi desain komunikasi visual, mengambil topik revitalisasi komoditas utama kerajinan Tasikmalaya ini untuk mencari dan memberikan solusi bagaimana cara yang dapat ditempuh untuk dapat menarik perhatian publik dan menyampaikan informasi secara efektif melalui bidang keilmuan yang saya miliki.

Jika permasalahan ini dibiarkan, bagaimana nasib produk kerajinan asli Tasikmalaya jika dikategorikan sebagai produk asli Indonesia yang tidak memiliki nilai jual bahkan tidak memiliki peran apapun di pasar industri kreatif. Apa tanggung jawab kita sebagai bagian dari kalangan akademisi terhadap terjadinya fenomena tersebut. Jadi, kontribusi perancangan desain dalam rangka revitalisasi komoditas utama kerajinan Tasikmalaya mutlak untuk dilakukan.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan yang telah diidentifikasikan dan dideskripsikan diatas, berikut beberapa rumusan pokok-pokok persoalan yang akan diteliti, dibahas, dan dijawab, yaitu sebagai berikut:

1) Bagaimana cara menarik kembali perhatian publik sebagai konsumen terhadap produk-produk kerajinan asli Tasikmalaya?

2) Bagaimana kontribusi mahasiswa DKV dalam mendukung revitalisasi komoditas utama kerajinan Tasikmalaya tersebut?


(12)

Universitas Kristen Maranatha 3 3) Media apa saja yang dapat dirancang dan diaplikasikan secara efektif

sebagai sarana penyampaian informasi produk kerajinan Tasikmalaya tersebut?

1.2.2 Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk memecahkan dan menjawab setiap pokok-pokok yang dijelaskan dalam rumusan masalah, berikut ini akan dikemukakan aspek-aspek yang digunakan sebagai tolok ukur, kerangka pikiran, batasan dan acuan dalam pembahasan masalah, yaitu sebagai berikut:

1) Ruang lingkup akan dibatasi dan difokuskan dalam area Kota dan Kabupaten Tasikmalaya sebagai sentra produksi dan distribusi;

2) Pembahasan masalah hanya mencakup produk-produk yang menjadi komoditas utama kerajinan di Tasikmalaya dalam hal identitas dan promosi bagi prospek masa depan, dengan acuan permasalahan pada masa kini;

3) Segmentasi mengacu pada dua segmen, segmen potensial yaitu wisatawan yang dibagi menjadi dua meliputi wisatawan yang biasa berkunjung dan wisatawan yang belum pernah berkunjung ke Tasikmalaya

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan dikemukakan diatas, berikut jabaran garis besar hasil-hasil yang ingin diperoleh setelah permasalahan dibahas, dipecahkan dan dijawab, yaitu sebagai berikut:

1) mendeskripsikan langkah-langkah serta solusi untuk menarik kembali perhatian publik sebagai konsumen potensial terhadap produk-produk kerajinan asli Tasikmalaya, contohnya dengan melakukan pembuatan identitas produk, inovasi promosi dan penyesuaian tren pada saat ini dengan kemasan yang baru dan menarik;

2) memaparkan dan mendeskripsikan upaya-upaya yang dapat ditempuh mahasiswa DKV sebagai konstribusi dalam mendukung revitalisasi


(13)

Universitas Kristen Maranatha 4 komoditas utama kerajinan Tasikmalaya, contohnya melakukan perancangan identitas masing-masing produk di sentra-sentra utama, pemanfaatan website sebagai pusat informasi produk, dan lain-lain;

3) membuat klasifikasi dan menjabarkan jenis-jenis media publik yang dapat diaplikasikan secara efektif sebagai sarana penyampaian informasi produk kerajinan Tasikmalaya, contohnya pembuatan website, poster, pemanfaatan reklame pemerintah, dan lain-lain.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1) Survei/observasi dengan mendatangi sentra produksi, lembaga dan organisasi yang berkaitan dengan kerajinan Tasikmalaya.

2) Wawancara kepada para pengrajin, pengusaha & para tokoh yang memiliki terikatan atau peran dalam industri kerajinan Tasikmalaya.

3) Kuesioner kepada masyarakat sebagai konsumen guna mendapatkan sumber informasi tambahan.

4) Studi pustaka dan litelatur, kajian dan analisis data melalui internet sebagai data sekunder.


(14)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan


(15)

Universitas Kristen Maranatha 6 Tabel 1.1 Skema Perancangan


(16)

Universitas Kristen Maranatha 64

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Sebuah brand identitiy sangat memiliki peran yang besar dalam pembentukan presepsi publik terhadap sebuah identitas. Perancangan sebuah identitas baru sangatlah memiliki tantangan yang besar, dikarenakan dengan dilakukannya perancangan tersebut diharapkan dapat membentuk sebuah presepsi yang positif. Sebuah brand yang baik dapat memposisikan dirinya dalam sebuah segmentasi, sebuah anggapan, sebuah kesan yang tentunya dirancang untuk menuju hal-hal yang baik dan membangun. Perancangan yang baik pun akan sangat membantu sebuah identitas untuk cepat dikenali dan dibedakan.

Banyaknya hal yang menjadi pertimbangan dalam perancangan sebuah brand menjadikan proses yang dilalui semakin panjang dan matang. Berbagai kajian dan pengumpulan data merupakan hal yang paling dasar dalam membangun sebuah brand. Perancangan melalu tahap tersebut menjadikan adanya konsep yang matang dan dapat dipertanggungjawabkan.

Perancangan identitas sebuah toko kerajinan yang dilakukan pada tugas akhir semester ini, memberikan gambaran bahwa produk yang berasal dari sumber yang sama namun dilakukan penerapan brand identity yang berbeda dapat menjadikan produk tersebut menjangkau dua segmentasi yang berbeda.

Ketika brand dikonsepkan elegan, maka dengan sendirinya produk kerajinan tersebut terkesan menjadi produk premium yang memiliki nilai jual lebih.

Sebaliknya ketika brand dikonsepkan lebih “bermain” maka segmentasi yang


(17)

Universitas Kristen Maranatha 65 5.2 Saran

Perancangan dengan identifikasi masalah diatas memerlukan strategi komunikasi yang dapat mencakup beberapa segmentasi, salah satu solusinya dengan melalukan umbrella brand. Konsep perancangan tersebut diambil dikarenakan banyaknya jenis produk yang harus diangkat, ditambah lagi dengan kualitas produk yang berbeda-beda.

Dengan menggunakan konsep umbrella brand, para pengrajin bisa tetap menyalurkan produknya ke satu distributor yang selanjutnya distributor tersebut telah memiliki sub brand yang dapat mencakup beberapa segmentasi. Distributor yang menjadi umbrella brand tersebut dapat mengklasifikasi produk-produk yang memungkinkan dijual dengan nilai lebih ataupun produk-produk yang memang dipasarkan untuk banyak segmen.

Langkah terseut diambil juga dikarenakan pada umunya pengrajin masih belum menyadari pentingnya sebuah identitas. Berbeda dengan pihak distributor yang langsung berhadapan dengan kompetitor yang dalam hal kemasan telah memiliki nilai yang lebih menjual.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Ilman F. 2010. Customer Analyss. Jakarta : Markplusindo

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta : Balai Pusaka

Haryono, Timbul. 2012. Seni dan Kriya. Jakarta

Keller. 2008. The Power of Brand Edisi Kedua. Jakarta : Gramedia

Keller. 2007. Brand and Development. Jakarta : Gramedia

Kotler, Philip. 2000. Brand as a Marketing Tools for Problem Solving.Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia

Rahayu, Sri. 1996. Kerajinan Bagian Dari Budaya. Bandung : Media Utama


(1)

Universitas Kristen Maranatha 4 komoditas utama kerajinan Tasikmalaya, contohnya melakukan perancangan identitas masing-masing produk di sentra-sentra utama, pemanfaatan website sebagai pusat informasi produk, dan lain-lain;

3) membuat klasifikasi dan menjabarkan jenis-jenis media publik yang dapat diaplikasikan secara efektif sebagai sarana penyampaian informasi produk kerajinan Tasikmalaya, contohnya pembuatan website, poster, pemanfaatan reklame pemerintah, dan lain-lain.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun sumber dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1) Survei/observasi dengan mendatangi sentra produksi, lembaga dan organisasi yang berkaitan dengan kerajinan Tasikmalaya.

2) Wawancara kepada para pengrajin, pengusaha & para tokoh yang memiliki terikatan atau peran dalam industri kerajinan Tasikmalaya.

3) Kuesioner kepada masyarakat sebagai konsumen guna mendapatkan sumber informasi tambahan.

4) Studi pustaka dan litelatur, kajian dan analisis data melalui internet sebagai data sekunder.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan


(3)

Universitas Kristen Maranatha 6

Tabel 1.1 Skema Perancangan Sumber : Dokumentasi Pribadi


(4)

Universitas Kristen Maranatha 64

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Sebuah brand identitiy sangat memiliki peran yang besar dalam pembentukan presepsi publik terhadap sebuah identitas. Perancangan sebuah identitas baru sangatlah memiliki tantangan yang besar, dikarenakan dengan dilakukannya perancangan tersebut diharapkan dapat membentuk sebuah presepsi yang positif. Sebuah brand yang baik dapat memposisikan dirinya dalam sebuah segmentasi, sebuah anggapan, sebuah kesan yang tentunya dirancang untuk menuju hal-hal yang baik dan membangun. Perancangan yang baik pun akan sangat membantu sebuah identitas untuk cepat dikenali dan dibedakan.

Banyaknya hal yang menjadi pertimbangan dalam perancangan sebuah brand menjadikan proses yang dilalui semakin panjang dan matang. Berbagai kajian dan pengumpulan data merupakan hal yang paling dasar dalam membangun sebuah brand. Perancangan melalu tahap tersebut menjadikan adanya konsep yang matang dan dapat dipertanggungjawabkan.

Perancangan identitas sebuah toko kerajinan yang dilakukan pada tugas akhir semester ini, memberikan gambaran bahwa produk yang berasal dari sumber yang sama namun dilakukan penerapan brand identity yang berbeda dapat menjadikan produk tersebut menjangkau dua segmentasi yang berbeda.

Ketika brand dikonsepkan elegan, maka dengan sendirinya produk kerajinan tersebut terkesan menjadi produk premium yang memiliki nilai jual lebih. Sebaliknya ketika brand dikonsepkan lebih “bermain” maka segmentasi yang terbentuk dengan sendirinya berbeda.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 65 5.2 Saran

Perancangan dengan identifikasi masalah diatas memerlukan strategi komunikasi yang dapat mencakup beberapa segmentasi, salah satu solusinya dengan melalukan umbrella brand. Konsep perancangan tersebut diambil dikarenakan banyaknya jenis produk yang harus diangkat, ditambah lagi dengan kualitas produk yang berbeda-beda.

Dengan menggunakan konsep umbrella brand, para pengrajin bisa tetap menyalurkan produknya ke satu distributor yang selanjutnya distributor tersebut telah memiliki sub brand yang dapat mencakup beberapa segmentasi. Distributor yang menjadi umbrella brand tersebut dapat mengklasifikasi produk-produk yang memungkinkan dijual dengan nilai lebih ataupun produk-produk yang memang dipasarkan untuk banyak segmen.

Langkah terseut diambil juga dikarenakan pada umunya pengrajin masih belum menyadari pentingnya sebuah identitas. Berbeda dengan pihak distributor yang langsung berhadapan dengan kompetitor yang dalam hal kemasan telah memiliki nilai yang lebih menjual.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fadli, Ilman F. 2010. Customer Analyss. Jakarta : Markplusindo

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta : Balai Pusaka

Haryono, Timbul. 2012. Seni dan Kriya. Jakarta

Keller. 2008. The Power of Brand Edisi Kedua. Jakarta : Gramedia

Keller. 2007. Brand and Development. Jakarta : Gramedia

Kotler, Philip. 2000. Brand as a Marketing Tools for Problem Solving.Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia

Rahayu, Sri. 1996. Kerajinan Bagian Dari Budaya. Bandung : Media Utama