Perancangan Branding Produk Furnitur Lokal Rakattan Living.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN

BRANDING

PRODUK FURNITUR LOKAL

RAKATTAN LIVING

Ardhyto Widagdo NRP: 0964081

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dengan kekayan sumber daya alam inilah yang akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Di zaman modern ini masyarakat Indonesia umumnya lebih bangga menggunakan produk furnitur luar. dibandingkan dengan produk furnitur local. Masyarakat Indonesia beranggapan bahwa kualitas produk furnitur lokal kalah bersaing dengan produk furniture luar. Sedangkan produk furnitur lokal saat ini tidak kalah baik kualitasnya dibandingkan dengan produk furnitur luar. Masyarakat tidak mengetahui bahwa produk furnitur lokal ada juga yang memiliki kualitas yang sangat baik.

Dalam menghadapi Pasar Bebas yang akan diberlakukan pada akhir 2015, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus merapatkan barisan sejak dini. Mereka perlu mempersiapkan diri menghadapi gempuran produk-produk asing saat MEA benar-benar diterapkan pemerintah. Jangan sampai produk UMKM akan kalah bersaing dengan produk dari negara lainnya. Maka dari itu tujuan perancangan ini adalah untuk meningkatkan rasa cinta dan bangga masyarakat Indonesia dengan menggunakan produk furnitur lokal yang sekaligus juga dapat meningkatkan rasa nasionalisme. Selain itu juga tentu hal ini dapat membantu meningkatkan devisa Negara Indonesia serta ekonomi Indonesia lebih berkembang.

Hal yang dilakukan adalah Dengan membuat perancangan visual branding terhadap produk furnitur lokal Rakattan Living yang sesuai dengan sifat dan karakteristik produk tersebut yang memiliki kulitas sangat baik. Metode yang saya lakukan diantaranya dengan melakukan teknik


(2)

pengumpulan data, berupa menyebarkan kuesioner terhadap 155 responden, serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Adapun teori yang saya gunakan adalah teori branding, teori fotografi Still Life, sebagai salah satu media utama dalam pengaplikasian media promosi seperti, website, brochure, catalog, dll. Selain itu melalui perancangan visual branding ini diharapkan agar brand awareness Rakattan living dapat meningkat.


(3)

ABSTRACT

REBRANDING OF ASSEMBLED LOCAL FURNITURE DESIGN

RAKATTAN LIVING

Ardhyto Widagdo

NRP: 0964081

Indonesia is a country rich in its natural resources. This is seen in the vast variety of the natural resources this country has. This will become the spine of the sustainable economic growth.

In this modern age, many Indonesian take more pride in using imported furniture compared to local furniture. The Indonesian people believe that the quality of the local furniture is not as good as that of imported furniture. The fact is that the quality of the local product is as good as that of imported furniture. They just are not aware that there are local product of exceptional quality.

In facing the free trade era which will commence at the end of 2015, those running small and medium-scale businesses (UMKM) must stick together. They need to prepare themselves for the shower of products from other countries when the government really implements MEA. We cannot let our local product lose to imported goods. This is the goal of this design. Indonesian people must take pride in themselves by using Indonesian furniture. This will increase their sense of nationalism. In addition, it will help increase our national income. Consequently, the Indonesian ecomony will improve.

What is done is designing a visual branding of Rakattan Living local furniture in accordance with the product’s high-quality characteristics. The method is data sampling by distributing questionnaires to 155 respondents. Interviews are also done. The theories used are the theory of branding, still life photography as one of the main promotional media among website, brochures, and catalogue. In addition to the visual branding design, the Rakattan Living brand awareness is hoped to improve.


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.2.1 Permasalahan ... 3

1.2.2 Ruang Lingkup ... 4

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 5

1.5 Skema Perancangan ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Brand ... 7

2.1.1 Branding dan Brand Strategy ... 11

2.2.1 Corporate Identity ... 15

2.2.2 Corporate Design ... 17

2.2.3 Corporate Communication ... 19


(5)

2.2.6 Pengertian Research and Development ... 20

2.2.7 Teori Fotografi ... 20

2.2.8 Nilai Estetik Still Life Fotografi ... 23

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ... 24

3.1.1 Profil Dinas Kehutanan Jawa Barat ... 24

3.1.2 Visi dan Misi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat ... 24

3.1.3 Program Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat ... 26

3.1.4 Data dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat ... 27

3.2 Rakattan Living ... 28

3.3 Data Wawancara ... 32

3.3.1 Data Wawancara dengan Pemilik Rakattan Living ... 32

3.3.2 Data Wawancara dengan Pangsa Pasar Tujuan Rakattan Living ... 33

3.4 Tinjauan Terhadap Produk Sejenis ... 39

3.5 Analisis STP Rakattan Living ... 46

3.5.1 Segmenting ... 46

3.5.2 Targeting ... 47

3.5.3 Positioning ... 47

3.6 Analisis SWOT Rakattan Living ... 47

3.6.1 Strength ... 47

3.6.2 Weakness ... 48

3.6.3 Opportunity ... 48

3.6.4 Threat ... 48

3.7 Analsis Pemecahan Masalah Rakattan Living ... 49

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 51

4.2 Konsep Kreatif ... 52

4.3 Konsep Media ... 56


(6)

4.5 Hasil Karya ... 60

4.4.1 Logo Rakattan Living ... 60

4.5.2 Business Card ... 62

4.5.3 Letterhead ... 63

4.5.4 Website ... 64

4.5.5 Katalog ... 65

4.5.7 Company Profile ... 68

4.5.8 Transporter Truck ... 70

4.5.9 Plate Label ... 70

4.5.10 Price Tag ... 71

4.5.11 Video Teaser ... 72

4.5.12 Social Media ... 73

4.5.13 Web Banner ... 74

4.5.16 Magazine ... 75

4.5.17 Poster ... 75

4.5.18 Merchendise Sampling ... 71

4.5.19 Key Chain ... 77

4.5.20 Display Feature Sign Age ... 78

BAB V : KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan...6

Gambar 3.1 Logo Rakattan Living ... 29

Gambar 3.2 Workshop Rakattan ... 30

Gambar 3.3 Produk Rakattan Living ... 31

Gambar 3.4 Produk Rakattan Living ... 31

Gambar 3.5 Hasil data kuesioner pendapatan rata-rata ... 34

Gambar 3.6 Hasil data kuesioner jenis kelamin ... 34

Gambar 3.7 Hasil data kuesioner hal terpenting dalam memilih produk furnitur ... 35

Gambar 3.8 Hasil data kuesioner pernakah anda mendengar merek Rakattan Living ... 35

Gambar 3.9 Hasil data kuesioner Merek furniture yang anda harapkan ... 36

Gambar 3.10 Hasil data kuesioner produk Rakattan Living ... 36

Gambar 3.11 Hasil data kuesioner tempat yang tepat membeli produk furnitur ... 37

Gambar 3.12 Hasil data kuesioner merek furniture apa saya yang diketahui ... 37

Gambar 3.13 Hasil data kuesioner media yang tepat untuk mencari informasi ... 38

Gambar 3.14 Logo IKEA ... 39

Gambar 3.15 Gerai IKEA di Belanda ... 40

Gambar 3.16 Logo Informa ... 40

Gambar 3.17 Gerai Informa di Indonesia ... 41

Gambar 3.18 Merek produk lokal yang menggunakan bahan dasar kayu ... 42

Gambar 3.19 Produk Matoa ... 42

Gambar 3.20 Produk Matoa ... 43

Gambar 3.21 Desain Packaging Matoa ... 43

Gambar 3.22 Desain Produk Magno ... 44

Gambar 3.23 Packaging Magno ... 45

Gambar 3.24 Produk-produk Magno ... 45


(8)

Gambar 4.1 Vector Pattern ... 55

Gambar 4.2 Pattern 2 ... 55

Gambar 4.3 Logo Rakattan Living ... 61

Gambar 4.4 Kartu Nama ... 62

Gambar 4.5 Kop Surat ... 63

Gambar 4.6 Website ... 64

Gambar 4.7 Cover Catalogue ... 65

Gambar 4.8 Isi katalog ... 69

Gambar 4.9 Isi katalog ... 67

Gambar 4.10 Cover Company Profile ... 68

Gambar 4.11 Isi Company Profile ... 69

Gambar 4.12 Transporter Truck ... 70

Gambar 4.13 Plate Label ... 70

Gambar 4.14 Price Tag ... 71

Gambar 4.15 Video Teaser ... 72

Gambar 4.16 Social Media Instagram ... 73

Gambar 4.17 Web Banner ... 74

Gambar 4.18 Poster pada majalah ... 75

Gambar 4.19 Poster Awareness ... 75

Gambar 4.20 Poster Informing ... 76

Gambar 4.21 Sampling Mercindise ... 77

Gambar 4.22 Key Chain ... 77


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Piramida brand Awareness ………...13 Tabel 4.1 Budgeting...58-59


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Daftar Pertanyaan Kuesioner

LAMPIRAN B : Lembar Asistensi Sketsa Tugas Akhir


(11)

Universitas Kristen Maranatha

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan, berdasarkan tulisan yang ada pada website Dinas Kehutanan Jawa Barat mengenai hutan, jenis hutan dan manfaatnya, bahwa Hutan di Indonesia memiliki tumbuhan yang beraneka ragam, terutama yang berbentuk pohon. Secara keseluruhan, di Indonesia terdapat + 40.000 jenis tumbuhan, 25.000 – 30.000 jenis di antaranya adalah tumbuhan berbunga, yang merupakan 10 % dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Kekayaan hutan yang melimpah ruah tersebut memberikan manfaat kepada penduduk Indonesia maupun bangsa lain. (www.dishut.jabarprov.go.id , 28 Agustus 2014,18.03 )

Berdasarkan data yang telah disebutkan diatas, maka sangatlah wajar apabila industri furnitur lokal memiliki kesempatan untuk bersaing dan dapat memiliki kualitas yang baik. Untuk Saat ini Produk furnitur buatan luar lebih diminati oleh masyarakat indonesia dikarenakan banyaknya furnitur luar yang lebih terjangkau dan bermutu. Selain itu produk luar melakukan promosi yang lebih baik dibandingkan dengan produk lokal. Rasa minat masyarakat Indonesia terhadap menggunakan produk lokal khususnya dalam bidang furnitur masih sangatlah kurang. Hal ini dikarenakan Masyarakat Indonesia beranggapan produk furnitur impor lebih baik dibandingkan dengan produk furnitur lokal. Menurut Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono dalam artikel mengenai, Setop impor, Jokowi harus tingkatkan kualitas produk lokal mengatakan pemerintah pernah mencoba mengurangi impor dengan mengampanyekan slogan "cinta produk dalam negeri". Namun, upaya tersebut gagal lantaran kualitas produk lokal masih kalah bersaing dengan produk impor . (www.merdeka.com, 29 Agustus 2014, 10.51)


(12)

Dalam menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ) yang akan diberlakukan pada akhir 2015, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus merapatkan barisan sejak dini. Mereka perlu mempersiapkan diri menghadapi gempuran produk-produk asing saat MEA benar-benar diterapkan pemerintah. Jangan sampai produk UMKM akan kalah bersaing dengan produk dari negara lainnya, Menurut Ranti Fauza Mayana dalam buku Perlindungan Industri di Indonesia dalam dalam era perdagangan bebas, Kekayaan alam indonesia yang melimpah dapat dijadikan komoditi ekspor yang potensial apabila diproduksi dengan baik dan di desain dalam suatu bentuk yang menarik. Sebagai contoh dapat dikemukakan ekspor produk rotan indonesia yang didesain dengan menarik mampu menyedot pasar internasional yang baik. Dengan demikian, jelaslah bahwa desain industri dapat digunakan sebagai salah satu sarana pembangunan industri dalam pembangunan ekonomi Indonesia dalam menghadapi Pasar Bebas. (Mayana, 2004)

Masyarakat menilai dari segi kualitas produk furnitur impor lebih unggul dibandingkan dengan produk lokal, Kadang produk lokal tidak mencakup semua yang disebutkan diatas, sehingga menjadi kurang diminati, selain itu tidak adanya rasa "kebanggaan" akan menggunakan produk lokal di masyarakat, serta informasi di publik seakan-akan bahwa produk luar jauh lebih baik dan worth to buy mengakibatkan tersingkirnya produk lokal dari pilihan utama sekalipun sebenarnya kualitas produk lokal belum tentu lebih jelek atau bahkan lebih baik dari produk impor.

Rakattan Living merupakan merek furnitur lokal yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat dan sudah menggeluti bidang furnitur sejak tahun 2011, Rakattan Living membuka usaha dengan berlandaskan rasa cinta akan kekayaan alam bangsa untuk membantu memajukan ekonomi masyarakat dengan memberdayakan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar. Dalam desain dan produksinya, furnitur ini selalu menggunakan bahan material lokal yang terbaik dan dan juga desain-desain yang selalu mengangkat tema-tema budaya indonesia yang digabungkan dengan gaya moderen yang ada di pasaran. Produk Rakattan Living merupakan sebuah produk


(13)

Universitas Kristen Maranatha

 

yang tetap menjaga kualitas produknya baik dari segi desain maupun dalam pembuatannya, yang tetap mengutamakan hasil yang unik dan sesuai dengan pasarnya. Ini terbukti dari beberapa hasil produksi furniturnya yang telah digunakan dan dinikmati oleh berbagai jenis pelanggan, dari perorangan, perusahaan, perkantoran dan restoran di Bandung. Menurut observasi yang telah dilakukan penulis, dengan keunggulan dan keunikan yang dimiliki oleh Rakattan Living, perlu dibantu dengan pembentukan merek atau citra yang kuat agar keunikan tersebut menjadi kebanggaan yang kelak dapat diapresiasi oleh masyarakat bangsa ini, baik dari wilayah Jawa Barat maupun Indonesia.

Dari fakta diatas maka penulis merasa perlu merancang Visual branding untuk Rakattan Living untuk menjamin standar kualitas produk lokal khususnya furnitur dimata masyarakat Indonesia. Apabila perancangan Visual Branding ini dapat terwujud dengan baik, maka diharapkan masyarakat tidak akan ragu untuk memilih dan menggunakan produk-produk dari Rakattan Living yang juga merupakan representasi produk lokal Indonesia. Dengan meningkatnya penggunaan produk lokal oleh masyarakat Indonesia maka secara langsung meningkatkan devisa negara. Dengan meningkatnya kualitas desain dari produk lokal seperti Rakattan Living ikut mensukseskan industri kreatif di Bandung dengan potensi desain yang dimiliki produk produk dari Rakattan Living, Serta dapat menciptakan produk yang bersaing dalam pasar bebas baik lokal maupun internasional. Sekaligus sebagai merek Indonesia yang dapat dibanggakan dalam rangka meningkatkan rasa nasionalisme Indonesia.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

Melalui wawancara dengan pemilik usaha serta observasi pasar, penulis mengidentifikasi bahwa permasalahan pada topik ini adalah Rakattan Living merupakan produk furnitur yang berkualitas sangat baik, namun belum memiliki visual branding yang menarik dan terintegrasi untuk Rakattan


(14)

Living. Rakattan Living juga belum memiliki identitas visual yang menonjolkan ciri khas atau karakteristik serta kualitas premium produk yang diunggulkannya dalam menghadapi persaingan di pasar bebas di tahun 2015. Maka penulis menyimpulkan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana agar masyarakat mencintai produk furnitur lokal Indonesia melalui produk-produk yang ditawarkan oleh Rakattan Living.

2. Bagaimana merancang sebuah citra merek untuk furnitur Rakattan Living, agar diterima sebagai produk asli Indonesia yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai nilai kearifan lokal serta tidak kalah bersaing dalam pasar bebas ?

1.2.2 Ruang Lingkup

Maka dari itu ruang lingkup pekerjaan yang akan dibuat meliputi perancangan visual branding, perancangan identitas visual serta perancangan inovasi pemasaran dan promosi yang tepat dan terintegrasi agar dapat meningkatkan citra merek. Target di konsentrasikan pada daerah penjualan Rakattan Living yaitu daerah Jawa Barat, tapi tidak menutup kemungkinan untuk mempunyai target sekunder yaitu wilayah Indonesia. Segmentasi target diutamakan pada target dengan sosial ekonomi menengah keatas, hal ini dilihat dari produk premium yang dimiliki oleh furnitur ini.

1.3 Tujuan Perancangan

Bedasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dibatasi dan dirumuskan dalam rumusan masalah di atas, berikut ini akan dipaparkan dan dikemukakan garis-garis besar hasil pokok yg ingin diperoleh setelah perancangan, yaitu sebagai berikut :

1. Lebih memperkenalkan kepada konsumen bahwa kualitas produk lokal yaitu Rakattan Living tidak kalah baik dengan produk-pruduk furnitur luar, serta


(15)

Universitas Kristen Maranatha

 

mengutamakan kearifan lokal dengan menggunakan material-material sumber daya alam yang ada di Indonesia dan ditambah dengan kemampuan pengrajin lokal yang memiliki tingkat craftsmanship tinggi.

2. Memberikan visual branding yang menarik, unik, utuh dan terintegrasi untuk Rakattan Living agar dapat meningkatkan citra serta nilai jualnya, dengan menonjolkan kualitas premium produk, agar dapat bersaing di pasar bebas.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dengan beberapa cara, antara lain: a. Studi Pustaka

Mengumpulkan data-data dan informasi yang didapat melalui, buku

contohnya beberapa buku sebagai teori acuan yang sebagian besar berkaitan dengan topik yang dibahas.

b. Observasi

Melakukan interaksi langsung dengan pemilik usaha furnitur Rakattan Living.

c. Wawancara

Penulis juga melakukan wawancara dengan pemilik dan management

Rakattan Living yang berlokasi di jalan Sari Madu Ujung No 26 C, Bandung, Jawa Barat dalam rangka mendapatkan informasi mengenai Rakattan Living. Serta melakukan wawancara dengan tujuan pangsa pasar Rakattan Living sendiri.

d. Kuesioner

Penulis akan mengumpulakan data dengan membagikan kuesioner kepada responden yang akan ditentukan berdasarkan segmentasi pasar dari produk Rakattan Living.


(16)

1.5Skema Perancangan


(17)

Universitas Kristen Maranatha  

79 BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan proses keseluruhan yang dilakukan di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui perancangan visual branding Rakattan living dapat lebih memperkenalkan kepada konsumen bahwa kualitas produk lokal yaitu Rakattan Living tidak kalah baik dengan produk-pruduk furnitur luar, serta mengutamakan kearifan lokal dengan menggunakan material-material sumber daya alam yang ada di Indonesia dan ditambah dengan kemampuan pengrajin lokal yang memiliki tingkat craftsmanship tinggi.

Memberikan visualbranding yang menarik, unik, utuh dan terintegrasi untuk Rakattan Living agar dapat meningkatkan citra serta nilai jualnya, dengan menonjolkan kualitas premium produk, agar dapat bersaing di pasar bebas. produk kita dapat membantu memperkenalkan produk lokal dikancah internasional. Dengan memajukan produk lokal, secara tidak langsung Rakattan Living turut membantu dalam memajukan ekonomi daerah, khususnya daerah Jawa Barat.

5.2 Saran

Masyarakat Indonesia umumnya lebih mengenal produk furnitur dari luar, kecintaan masyarakat terhadap produk furnitur Indonesia sangatlah kurang, hal tersebut dikarenakan produk furnitur lokal seperti Rakattan Living belum memiliki branding yang kuat, serta belum melakukan promosi agar produk tersebut dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sayang sekali apabila suatu produk lokal yang memiliki kualitas sangat baik tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri.Dengan adanya perancangan visual branding

Rakattan Living ini diharapkan. Produk dari Rakattan Living dapat dikenal oleh masyarakat. Sebaiknya kita sebagai masyarakat Indonesia pun mulai


(18)

menimbulkan rasa kencintaan terhadap produk lokal. Karena tidak semua produk-produk lokal Indonesia berkualitas rendah. Dalam proses perancangan sebuah branding, dibutuhkanlah riset yang mendalam, baik riset mengenai Company overview, produk knowledge, serta target pasar yang dituju oleh perusahaan. Hasil riset tersebut dijadikan data untuk diolah. agar hasil perancangan branding dapat terlaksana dengan baik serta tepat sasaran. Maka dari itu sebuah proses perancangan branding, membutuhkan waktu yang cukup panjang.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Bibliografi

Aaker, D.A. 1995. Building Strong Brands. New York: The Free Press.

Aaker, D. A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek., Jakarta: Penerbit Mitra Utama.

Balmer, J. M. T. (1995) " Corporate branding and connoisership, " Journal of General Management.

Clifton, Rita & John Simmons. 2003. Brands and Branding. Londond : The Economist.

Crainer, S., & Dearlove, D. 2003. The Ultimate Book of Business Brands: Insight from The World’s 50 Greatest Brands. United Kingdom: Capstone. East, R. 1997. Consumer Behaviour. London : Prentice Hall.

Gelder, SV. 2005. Globar Brand Strategu, London : Kogan Page.

Heller, Steven. 1993. Graphic Design. New York : Rockport, Allworth Press. Kottler, Philip & Waldemar Pfoertsch, ( 2008 ), B2B Brand Management,

Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer.

Knapp, Duane E. 2002. The Brand Mindset. Yogyakarta: Andi. Lu. J., & Yu. F. ( 2008 ), Big Brand Books, China : Designer Books.

Mayana, R. F. 2004. Perlindungan desain industri di Indonesia dalam era perdagangan bebas, Jakarta : Grasindo.

Sadat, A. M. 2009. Brand Belief : Strategi Membangun Merek Berbasisi Keyakinan, Jakarta : Salemba Empat.

Soehadi, Agus w. 2005. Effective Branding: Konsep dan Aplikasi

Pengembangan Merek yang Sehat dan Kuat. Bandung: Quantum Bisnis & Manajemen.

Sujadi, 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta

Susanto, A. B., & Wijanarko, H. 2004. Power Branding: Membangun Merek Unggul dan Organisasi pendukungnya. Jakarta: Quantum Bisnis & Manajemen.


(20)

Marah, Surisman, (1985), Diktat Kuliah : Mengenal Kamera Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta

Mulia, K. 1996. STILL LIFE: Mengubah Konsep dan Desain, Foto Media,

Webliografi

Ayip. “RadioMagno Beyond Design ”. 12 September 2014.

(http://dgi-indonesia.com/radio-magno-beyond-design/, diunduh pada tanggal 12 September 2014 pukul 17.00 WIB)

Cenadi, S. C. “Jurnal Corporate Identity, Sejarah dan Aplikasinya”. 29 Agustus 2014. (http:// puslit.petra.ac.id/journals/design , diunduh pada tanggal 29 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB)

Jabarprov, dishut. “Hutan, Jenis dan Manfaatnya”. 28 Agustus 2014.

(

http://dishut.jabarprov.go.id/images/artikel/hutan-jenis-hutan-dan-manfaatnya.doc , diunduh pada tanggal 28 Agustus 2014 pukul 15.00 WIB)

Handayani, Wuri. “Kuantifikasi Jasa Lingkungan Dalam Peningkatan Produktivitas Hutan Rakyat”. 28 Agustus 2014.

(http://bptaciamis.dephut.go.id/publikasi/file/08.%20Wuri%20Handayani.pdf, diunduh pada tanggal 28 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB)

Putra, R. P. “Setop impor, Jokowi harus tingkatkan kualitas produk lokal”. 29 Agustus 2014.(http://www.merdeka.com/uang/setop-impor-jokowi-harus-tingkatkan-kualitas-produk-lokal.html, diunduh pada tanggal 29 Agustus pukul 18.00 WIB)

Supaeli, L. “Matoa Jam Tangan Kayu Buatan Anak Bandung”. 12 September 2014.(http://www.beritaempat.com/ekonomi/matoa-jam-tangan-kayu-buatan-anak-muda-bandung, diunduh pada tanggal 12 September 2014 pukul 13.00)

Brit. 2010. (Furniture.http:// wordiq.com/definition/furniture, diunduh pada

tanggal 15 Oktober 2014 pukul 16.00 WIB).

Wawancara


(1)

mengutamakan kearifan lokal dengan menggunakan material-material sumber daya alam yang ada di Indonesia dan ditambah dengan kemampuan pengrajin lokal yang memiliki tingkat craftsmanship tinggi.

2. Memberikan visual branding yang menarik, unik, utuh dan terintegrasi untuk Rakattan Living agar dapat meningkatkan citra serta nilai jualnya, dengan menonjolkan kualitas premium produk, agar dapat bersaing di pasar bebas.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dengan beberapa cara, antara lain: a. Studi Pustaka

Mengumpulkan data-data dan informasi yang didapat melalui, buku

contohnya beberapa buku sebagai teori acuan yang sebagian besar berkaitan dengan topik yang dibahas.

b. Observasi

Melakukan interaksi langsung dengan pemilik usaha furnitur Rakattan Living.

c. Wawancara

Penulis juga melakukan wawancara dengan pemilik dan management

Rakattan Living yang berlokasi di jalan Sari Madu Ujung No 26 C, Bandung, Jawa Barat dalam rangka mendapatkan informasi mengenai Rakattan Living. Serta melakukan wawancara dengan tujuan pangsa pasar Rakattan Living sendiri.


(2)

Universitas Kristen Maranatha  

1.5Skema Perancangan


(3)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan proses keseluruhan yang dilakukan di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui perancangan visual branding Rakattan living dapat lebih memperkenalkan kepada konsumen bahwa kualitas produk lokal yaitu Rakattan Living tidak kalah baik dengan produk-pruduk furnitur luar, serta mengutamakan kearifan lokal dengan menggunakan material-material sumber daya alam yang ada di Indonesia dan ditambah dengan kemampuan pengrajin lokal yang memiliki tingkat craftsmanship tinggi.

Memberikan visualbranding yang menarik, unik, utuh dan terintegrasi untuk Rakattan Living agar dapat meningkatkan citra serta nilai jualnya, dengan menonjolkan kualitas premium produk, agar dapat bersaing di pasar bebas. produk kita dapat membantu memperkenalkan produk lokal dikancah internasional. Dengan memajukan produk lokal, secara tidak langsung Rakattan Living turut membantu dalam memajukan ekonomi daerah, khususnya daerah Jawa Barat.

5.2 Saran

Masyarakat Indonesia umumnya lebih mengenal produk furnitur dari luar, kecintaan masyarakat terhadap produk furnitur Indonesia sangatlah kurang, hal tersebut dikarenakan produk furnitur lokal seperti Rakattan Living belum memiliki branding yang kuat, serta belum melakukan promosi agar produk


(4)

Universitas Kristen Maranatha

 

80

menimbulkan rasa kencintaan terhadap produk lokal. Karena tidak semua produk-produk lokal Indonesia berkualitas rendah. Dalam proses perancangan sebuah branding, dibutuhkanlah riset yang mendalam, baik riset mengenai Company overview, produk knowledge, serta target pasar yang dituju oleh perusahaan. Hasil riset tersebut dijadikan data untuk diolah. agar hasil perancangan branding dapat terlaksana dengan baik serta tepat sasaran. Maka dari itu sebuah proses perancangan branding, membutuhkan waktu yang cukup panjang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bibliografi

Aaker, D.A. 1995. Building Strong Brands. New York: The Free Press.

Aaker, D. A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek., Jakarta: Penerbit Mitra Utama.

Balmer, J. M. T. (1995) " Corporate branding and connoisership, " Journal of General Management.

Clifton, Rita & John Simmons. 2003. Brands and Branding. Londond : The Economist.

Crainer, S., & Dearlove, D. 2003. The Ultimate Book of Business Brands:

Insight from The World’s 50 Greatest Brands. United Kingdom: Capstone.

East, R. 1997. Consumer Behaviour. London : Prentice Hall. Gelder, SV. 2005. Globar Brand Strategu, London : Kogan Page.

Heller, Steven. 1993. Graphic Design. New York : Rockport, Allworth Press. Kottler, Philip & Waldemar Pfoertsch, ( 2008 ), B2B Brand Management,

Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer.

Knapp, Duane E. 2002. The Brand Mindset. Yogyakarta: Andi. Lu. J., & Yu. F. ( 2008 ), Big Brand Books, China : Designer Books.

Mayana, R. F. 2004. Perlindungan desain industri di Indonesia dalam era perdagangan bebas, Jakarta : Grasindo.

Sadat, A. M. 2009. Brand Belief : Strategi Membangun Merek Berbasisi Keyakinan, Jakarta : Salemba Empat.

Soehadi, Agus w. 2005. Effective Branding: Konsep dan Aplikasi

Pengembangan Merek yang Sehat dan Kuat. Bandung: Quantum Bisnis &

Manajemen.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 82

Marah, Surisman, (1985), Diktat Kuliah : Mengenal Kamera Fotografi, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta

Mulia, K. 1996. STILL LIFE: Mengubah Konsep dan Desain, Foto Media,

Webliografi

Ayip. “RadioMagno Beyond Design ”. 12 September 2014.

(http://dgi-indonesia.com/radio-magno-beyond-design/, diunduh pada tanggal 12 September 2014 pukul 17.00 WIB)

Cenadi, S. C.Jurnal Corporate Identity, Sejarah dan Aplikasinya”. 29 Agustus 2014. (http:// puslit.petra.ac.id/journals/design , diunduh pada tanggal 29 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB)

Jabarprov, dishut. “Hutan, Jenis dan Manfaatnya”. 28 Agustus 2014.

(http://dishut.jabarprov.go.id/images/artikel/hutan-jenis-hutan-dan-manfaatnya.doc , diunduh pada tanggal 28 Agustus 2014 pukul 15.00 WIB) Handayani, Wuri. “Kuantifikasi Jasa Lingkungan Dalam Peningkatan

Produktivitas Hutan Rakyat”. 28 Agustus 2014.

(http://bptaciamis.dephut.go.id/publikasi/file/08.%20Wuri%20Handayani.pdf, diunduh pada tanggal 28 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB)

Putra, R. P.Setop impor, Jokowi harus tingkatkan kualitas produk lokal”. 29 Agustus 2014.(http://www.merdeka.com/uang/setop-impor-jokowi-harus-tingkatkan-kualitas-produk-lokal.html, diunduh pada tanggal 29 Agustus pukul 18.00 WIB)

Supaeli, L.Matoa Jam Tangan Kayu Buatan Anak Bandung”. 12 September 2014.(http://www.beritaempat.com/ekonomi/matoa-jam-tangan-kayu-buatan-anak-muda-bandung, diunduh pada tanggal 12 September 2014 pukul 13.00) Brit. 2010. (Furniture.http:// wordiq.com/definition/furniture, diunduh pada tanggal 15 Oktober 2014 pukul 16.00 WIB).

Wawancara