Pengaruh Minyak Lemon Terhadap Peningkatan Memori Jangka Pendek.

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH MINYAK LEMON TERHADAP

PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

Monika Evelyn Hanjoyo, 2013.

Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF.

Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut manusia untuk saling bersaing menghasilkan yang terbaik. Hal ini tak jarang menimbulkan stress yang dapat berpengaruh buruk terhadap fungsi otak, salah satunya yaitu penurunan memori. Banyak cara yang diusahakan untuk dapat meningkatkan memori diantaranya dengan berolahraga, mengonsumsi obat-obatan herbal dan suplemen, dan menikmati bebauan aromaterapi.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek.

Metode Penelitian Bersifat eksperimental semu. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang perempuan usia 18-23 tahun sebagai orang percobaan yang terhadap mereka dilakukan pengujian skor memori jangka pendek terhadap visual text test, visual image test, dan audio test sebelum dan sesudah menghirup minyak lemon selama 3 menit. Analisis data menggunakkan uji t berpasangan, ANAVA satu arah, dan uji beda rata-rata LSD dengan �=5%.

Hasil Rerata skor memori jangka pendek terhadap visual text test setelah menghirup minyak lemon adalah sebesar 9,33, lebih besar daripada rerata skor memori jangka pendek sebelum menghirup minyak lemon yaitu sebesar 8,60 dengan p<0,01. Rerata skor memori jangka pendek terhadap audio test setelah menghirup minyak lemon adalah sebesar 7,40, lebih besar daripada rerata skor memori jangka pendek sebelum menghirup minyak lemon yaitu sebesar 6,07 dengan p<0,01. Rerata skor memori jangka pendek terhadap visual image test setelah menghirup minyak lemon adalah sebesar 11,13, lebih besar daripada rerata skor memori jangka pendek sebelum menghirup minyak lemon yaitu sebesar 8,77 dengan p<0,01.

Simpulan Minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek.


(2)

v

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEMON OIL TO IMPROVE

SHORT TERM MEMORY

Monika Evelyn Hanjoyo, 2013.

Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr.,MS.,MM.,M.Kes.,AIF.

Backgrounds On this progressive era, people have been charged to compete

hardly and reach the best result for it. It usually induces stress which may cause a bad effect for the brain function, such as decreasing memory. People have taken many ways to increase their memory, for examples by exercising, consuming herbal medicine and suplement, and smelling aromatherapy.

Objectives To find out if lemon oil improve short term memory.

Methods Study Design is using quasi-experimental design. Participant of the

research consist of 30 women aged between 18-23 years. Visual text, visual image, and audio short term memory score were tested before and after smelling lemon oil for 3 minutes. Statistical analysis used paired t-test, one way ANAVA, and Fisher’s LSD multiple comparison test with =5%.

Results Mean score for visual text test after smelling lemon oil 9,33, is higher

than mean score before smelling lemon oil 8,60 (p<0,01). Mean score for audio test after smelling lemon oil 7,40, is higher than mean score before smelling lemon oil 6,07 (p<0,01).Mean score for visual image test after smelling lemon oil 11,13, is higher than mean score before smelling lemon oil 8,77 (p<0,01).

Conclusions Lemon oil improve short term memory.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 1

1.4 Manfaat Penelitian ... 1

1.5 Kerangka Pemikiran ... ... 2

1.6 Hipotesis Penelitian .... ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemon ... 4

2.1.1. Taksonomi Lemon ... 4

2.1.2. Pohon, Daun, Bunga, dan Buah Lemon ... 4

2.1.3. Sejarah Tumbuhan Lemon ... 5

2.1.4. Penggunaan Tumbuhan Lemon ... 6

2.1.5. Kandungan Lemon ... 6

2.1.6. Khasiat Lemon ... 8


(4)

ix

2.2 Aromaterapi dan Minyak Esensial ... 12

2.2.1. Definisi Aromaterapi dan Minyak Esensial ... 12

2.2.2. Sejarah Aromaterapi dan Minyak Esensial ... 13

2.2.3. Minyak Atsiri dalam Tanaman ... 14

2.2.4. Produksi Minyak Atsiri ... 15

2.2.5. Minyak Atsiri Berkualitas Baik ... 19

2.2.6. Bidang Penggunaan Minyak Atsiri ... 20

2.3 Proses Menghidu ... 21

2.4 Otak ... 24

2.4.1. Anatomi Otak ... 24

2.4.2. Susunan Sistam Saraf ... 25

2.4.3. Pikiran dan Memori ... 26

2.4.4. Lateralisasi Otak ... 28

2.4.5. Macam-macam Gaya Belajar ... 31

2.5 Memori ... 33

2.5.1. Definisi Memori ... 33

2.5.2. Klasifikasi Memori ... 34

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 39

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian... 39

3.1.2 Subjek Penelitian ... 39

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

3.1.4 Ukuran Sampel ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Data yang Diukur ... 40

3.2.3 Analisis Data ... 40

3.3 Variabel Penelitian ... 40

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 40


(5)

x

3.4 Prosedur kerja ... 41

3.4.1. Persiapan Subjek Penelitian ... 41

3.4.2. Prosedur Penelitian ... 41

3.4.3. Uji Pendahuluan ... 43

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 44

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 49

5.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN I ... 52

LAMPIRAN II ... 53

LAMPIRAN III ... 56

LAMPIRAN IV ... 66


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Taksonomi Lemon (Plants Profile , 2012) ... 4 Tabel 2.2. Nilai Makanan Per 100g Porsi Lemon (Morton, 2012) ... 7 Tabel 2.3. Perbandingan Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka

Panjang ... 36 Tabel 4.1. Skor Rerata Memori Jangka Pendek terhadap Visual Text Test,

Audio Test, dan Visual Image test Sebelum dan Sesudah

Menghirup Minyak Lemon ... 44 Tabel 4.2. Uji ANAVA Satu Arah ... 45 Tabel 4.3. Uji Beda Rata-rata Fisher’s LSD ... 45


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran ... 2

Gambar 2.2. Lemon (www.fairtrasa.com) ... 10

Gambar 2.3. Proses Penghiduan (Sherwood, 2007) ... 23

Gambar 2.4. Otak ... 24

Gambar 2.5. Hipotalamus (Guyton & Hall, 2007) ... 27

Gambar 2.6. Spesialisasi Hemisfer Kiri dan Kanan Otak (Sousa, Bagaimana Otak Belajar, 2012) ... 29

Gambar 2.7. Fungsi-fungsi Hemisfer Kanan dan Hemisfer Kiri Otak (Sousa, Bagaimana Otak Belajar, 2012) ... 30


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I Informed Consent ... 52

LAMPIRAN II Analisis Statistik ... 53

LAMPIRAN III Tes Memori ... 56


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin maju ini menuntut manusia untuk saling bersaing dan berjuang untuk menghasilkan upaya yang terbaik. Hal ini seringkali menimbulkan stress yang dapat berakibat buruk pada fungsi otak, salah satunya yaitu penurunan memori. Berbagai cara yang beredar di masyarakat untuk meningkatkan memori di antaranya adalah dengan berolahraga, mengonsumsi obat-obatan herbal atau suplemen, dan menikmati bebauan aromaterapi (Tubuh Bugar, Otak Cemerlang, 2009).

Minyak esensial sejak dahulu digunakan untuk berbagai macam terapi, khususnya untuk akupressure, mandi dan obat hirup (Yuliani & Satuhu, 2012). Dalam aromaterapi, minyak lemon memiliki berbagai macam kegunaan. Lemon memberikan efek kesegaran dan kebersihan sehingga seringkali dijadikan pewangi ruangan.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek. 1.3 Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek. 1.4 Manfaat Penelitian

Untuk memberikan informasi mengenai berbagai macam kegunaan minyak lemon, terutama pengaruhnya terhadap peningkatan memori jangka pendek.


(10)

2 1.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Minyak lemon memiliki zat aktif limonene yang berperan dalam meningkatkan memori jangka pendek. Hal tersebut dikarenakan limonene mempunyai efek langsung terhadap peningkatan sekresi neurotransmitter yaitu : norepinefrin, serotonin dan dopamin (Molnar, 2011).

Limonene yang terkandung pada minyak lemon yang dihirup akan menimbulkan impuls di serabut saraf afferen. Impuls ini kemudian diteruskan ke otak dan dibawa ke sistem limbik. Rangsangan pada cortex juga berefek pada hipotalamus yang merupakan bagian utama sistem limbik. Rangsangan yang terjadi menyebabkan sekresi neurotransmitter Norepinefrin. Norepinefrin menyebabkan eksitasi serabut saraf simpatis meningkat dan menghasilkan efek yang kemudian menimbulkan alertness & awareness sehingga terjadi peningkatan respon terhadap stimulus yang diberikan dan meningkatkan memori (Sherwood, 2007) (Guyton & Hall, 2007).


(11)

3 Selain norepinefrin, disekresikan pula neurotransmitter lain yaitu serotonin dan dopamin (Molnar, 2011). Serotonin (5-HT) dan dopamin secara langsung berefek pada hippocampus yang memegang peranan vital dalam memori jangka pendek. (Sherwood, 2007).

1.6 Hipotesis Penelitian


(12)

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

 Minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek.

Dari 30 orang percobaan didapatkan bahwa 83,33%nya memiliki learning style tipe visual.

5.2. Saran

 Minyak lemon sebaiknya digunakan di ruang belajar pada saat sedang belajar terutama saat hendak menghadapi ujian untuk membantu meningkatkan memori terhadap materi yang dipelajari.

 Minyak lemon digunakan di ruang kerja untuk meningkatkan kinerja dalam pekerjaan.

 Dalam belajar, sebaiknya mahasiswa membuat rangkuman sendiri dengan menyertakan gambar disamping menulis.

 Para dosen pengajar hendaknya memberikan materi tidak hanya berupa kuliah lisan tetapi juga memberikan handout berupa tulisan beserta gambar agar lebih mudah ditangkap mahasiswa.


(13)

Pengaruh Minyak Lemon Terhadap Peningkatan Memori Jangka Pendek

Monika Evelyn Hanjoyo1, Iwan Budiman2

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung 2. Bagian Ilmu Gizi, Universitas Kristen Maranatha Bandung

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut manusia untuk saling bersaing menghasilkan yang terbaik. Hal ini tak jarang menimbulkan stress yang dapat berpengaruh buruk terhadap fungsi otak, salah satunya yaitu penurunan memori. Banyak cara yang diusahakan untuk dapat meningkatkan memori diantaranya dengan berolahraga, mengonsumsi obat-obatan herbal dan suplemen, dan menikmati bebauan aromaterapi.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek. Metode Penelitian Bersifat eksperimental semu. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang perempuan usia 18-23 tahun sebagai orang percobaan yang terhadap mereka dilakukan pengujian skor memori jangka pendek terhadap visual text test, visual image test, dan audio test sebelum dan sesudah menghirup minyak lemon selama 3 menit. Analisis data menggunakkan uji t berpasangan, ANAVA satu arah, dan uji beda rata-rata LSD dengan =5%.

Hasil Rerata skor memori jangka pendek terhadap visual text test setelah menghirup minyak lemon adalah sebesar 9,33, lebih besar daripada rerata skor memori jangka pendek sebelum menghirup minyak lemon yaitu sebesar 8,60 dengan p<0,01. Rerata skor memori jangka pendek terhadap audio test setelah menghirup minyak lemon adalah sebesar 7,40, lebih besar daripada rerata skor memori jangka pendek sebelum menghirup minyak lemon yaitu sebesar 6,07 dengan p<0,01. Rerata skor memori jangka pendek terhadap visual image test setelah menghirup minyak lemon adalah sebesar 11,13, lebih besar daripada rerata skor memori jangka pendek sebelum menghirup minyak lemon yaitu sebesar 8,77 dengan p<0,01.

Simpulan Minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek.

Kata kunci : minyak lemon, memori jangka pendek.

Abstract

Backgrounds On this progressive era, people have been charged to compete hardly and reach the best result for it. It usually induces stress which may cause a bad effect for the brain function, such as decreasing memory. People have taken many ways to increase their memory, for examples by exercising, consuming herbal medicine and suplement, and smelling aromatherapy.

Objectives To find out if lemon oil improve short term memory.

Methods Study Design is using quasi-experimental design. Participant of the research consist of 30 women aged between 18-23 years. Visual text, visual image, and audio short term memory score were tested before and after smelling lemon oil for 3 minutes. Statistical analysis used paired t-test, one way ANAVA, and Fisher’s LSD multiple comparison test with =5%.

Results Mean score for visual text test after smelling lemon oil 9,33, is higher than mean score before smelling lemon oil 8,60 (p<0,01). Mean score for audio test after smelling lemon oil 7,40, is higher than mean score before smelling lemon oil 6,07 (p<0,01).Mean score for visual image test after smelling lemon oil 11,13, is higher than mean score before smelling lemon oil 8,77 (p<0,01).

Conclusions Lemon oil improve short term memory.


(14)

PENDAHULUAN

Perkembangan jaman yang semakin

maju ini menuntut manusia untuk saling

bersaing dan berjuang untuk

menghasilkan upaya yang terbaik. Hal ini seringkali menimbulkan stress yang dapat berakibat buruk pada fungsi otak, salah

satunya yaitu penurunan memori.

Berbagai cara yang beredar di masyarakat untuk meningkatkan memori di antaranya adalah dengan berolahraga, mengonsumsi obat-obatan herbal atau suplemen, dan menikmati bebauan aromaterapi (Tubuh Bugar, Otak Cemerlang, 2009).

Minyak esensial sejak dahulu

digunakan untuk berbagai macam terapi, khususnya untuk akupressure, mandi dan obat hirup (Yuliani & Satuhu, 2012).

Dalam aromaterapi, minyak lemon

memiliki berbagai macam kegunaan. Lemon memberikan efek kesegaran dan kebersihan sehingga seringkali dijadikan pewangi ruangan.

TUJUAN PENELITIAN

Ingin mengetahui apakah minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek.

ALAT,BAHAN, DAN CARA

Desain penelitian bersifat

eksperimental semu (Quasi experimental design). Analisis data menggunakan uji t berpasangan, ANAVA satu arah, dan uji

beda rata-rata LSD dengan α = 5%. Alat

dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari kapas, minyak

lemon merk “Breathe”, tes memori model

1 dan model 2 (masing-masing tes terdiri dari : lembar yang berisi kata-kata, lembar berisi gambar, dan daftar kata-kata yang

disuarakan lewat microphone), microphone,

stopwatch, lembar jawaban, dan ballpoint.

Subjek penelitian(SP) adalah 30 orang wanita usia 18-23 tahun, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang dengan sukarela menjadi subjek penelitian serta menandatangani

informed consent.

SP sehari sebelumnya harus tidur cukup selama 6-8 jam. SP sebelum

mengikuti penelitian tidak diperkenankan

mengonsumsi makanan yang dapat

merangsang ataupun menghambat sistem saraf pusat, misalnya : kopi, teh, coklat, alkohol, serta tidak mengonsumsi obat-obatan yang dapat merangsang ataupun menghambat sistem saraf pusat, misalnya obat-obatan yang mengandung diazepam seperti obat flu atau obat sakit badan, dan CNS stimulan.

Pertama-tama disiapkan tempat yang tenang dan tertutup agar aroma lemon dapat terlokalisir dengan baik, kemudian SP diminta untuk duduk tenang dan rileks selama 10 menit dan meminimalisir pergerakan. Setelah itu, SP ditunjukkan tes memori model 1 dan diminta untuk

mengerjakan pretest yang terdiri dari

visual text test, visual image test, dan audio test. Visual text test , SP diminta mengingat 10 kata (tingkat kesulitan kata bertambah dengan penambahan jumlah huruf pada kata) yang tertera pada lembar tes dalam waktu 30 detik, kemudian diminta

menuliskan kata-kata yang diingatnya

pada lembar jawab dalam waktu

maksimal 1 menit. Kata-kata yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat

sebagai skor sebelum perlakuan. Visual

image test, SP diminta untuk mengingat 12 gambar yang tertera pada lembar tes dalam waktu 24 detik, kemudian diminta memilih gambar yang diingatnya pada lembar jawab yang berisi 25 gambar dalam waktu maksimal 1 menit. Gambar yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat sebagai skor sebelum

perlakuan. Audio test, SP diminta

mendengar daftar kata-kata (10 kata) yang

disuarakan lewat microphone hingga

seluruh kata disuarakan dalam waktu 19 detik, lalu SP diminta menuliskan kata-kata yang diingatnya pada lembar jawab dalam waktu maksimal 1 menit. Kata-kata yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat sebagai skor sebelum

perlakuan. Setelah itu SP diminta

menghirup 6 tetes minyak lemon yang telah diteteskan pada kapas dalam jarak 3 cm dari lubang hidung secara perlahan


(15)

dan teratur selama 3 menit. Kemudian SP ditunjukkan tes memori model 2 dan

diminta untuk mengerjakan postest yang

juga terdiri dari visual text test, visual image

test, dan audio test. Kata-kata dan gambar

yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat sebagai skor setelah perlakuan. Kemudian hasil skor setelah

perlakuan dan sebelum perlakuan

dibandingkan.

Penelitian yang digunakan adalah tes

yang pernah digunakan pada thesis

berjudul The Effects Of Mastication On

Memory And Recall In Elementary Students

oleh Donnan J. Laskaris dengan

modifikasi berdasarkan tes pendahuluan

mengacu pada sumber journal

Neuroscience dan buku berjudul

“Experimental Psychology” karangan

Woodworth.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Skor Rerata Memori Jangka

Pendek terhadap Visual Text Test, Audio

Test, dan Visual Image Test Sesudah dan

Sebelum Menghirup Minyak Lemon

N Rerata

Std. Devia si Uji t Pair 1 Post

Text 30 9,33 ,994

p<0,01 Pre

Text 30 8,60 1,070

Pair 2

Post

Audio 30 7,40 1,545

p<0,01 Pre

Audio 30 6,07 1,617

Pair 3

Post

Image 30 11,13 ,973

p<0,01 Pre

Image 30 8,77 1,977

Semakin tinggi skor tes memori menunjukkan semakin semakin baik pengaruh minyak lemon dalam hal

meningkatkan memori. Tabel 1

menunjukkan minyak lemon

meningkatkan memori secara nyata

terhadap jumlah kata yang dilihat, jumlah

kata yang didengar, dan jumlah gambar yang dilihat.

Tabel 2. Uji ANAVA Satu Arah Sum of

Squares

Df Mean Square

F Sig.

Between

Groups 444,783 5 88,957

44,508 ,000

Within

Groups 347,767 174 1,999

Total 792,550 179

Tabel 3. Uji Beda Rata-rata Fisher’s LSD

Sig.

preText postText ,046

preAudio ,000

preImage ,649

postText preText 0,46

postAudio ,000

postImage ,000

preAudio postAudio ,000

preText ,000

preImage ,000

postAudio preAudio ,000

postText ,000

postImage ,000

preImage postImage ,000

preText ,649

pre Audio ,000

postImage preImage ,000

postText ,000

postAudio ,000

Tabel 2,3 : Tabel uji beda rata-rata

Fisher’s LSD menunjukkan bahwa semua

pasangan berbeda, kecuali pasangan

preText dan preImage (p>0,05), hal ini mengartikan bahwa kemampuan subjek

penelitian dalam hal text dan image tidak

berbeda, sementara dalam hal text dan


(16)

Hasil penelitian menunjukkan rerata skor memori jangka pendek terhadap

visual test lebih tinggi daripada skor

memori jangka pendek terhadap audio test.

Rerata skor memori jangka pendek

terhadap image lebih tinggi daripada skor

memori jangka pendek terhadap text. Hal

ini didukung oleh data skor hasil percobaan yang menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi kedokteran yang

menjadi subjek penelitian memiliki

kemampuan belajar tipe visual yang akan

lebih mudah mengingat melalui tulisan

dan gambar, daripada ucapan (tipe audio).

Perbandingan jumlah mahasiswi yang memiliki kemampuan belajar tipe visual dibanding dengan jumlah mahasiswi yang memiliki kemampuan belajar tipe audio adalah sebesar 25 : 5.

DISKUSI

Aromaterapi adalah penggunaan terapi dari minyak esensial yang berasal dari

tanaman untuk meningkatkan

kesejahteraan fisik dan fisiologi

(Aromatherapy, 2012). Minyak esensial atau minyak atsiri adalah salah satu kandungan yang memberikan bau pada tanaman. Untuk memproduksi minyak atsiri, perlu diketahui bagian-bagian

tanaman yang dapat menghasilkan

minyak atsiri. Pada kelompok tanaman jeruk, minyak atsiri dapat diambil dari mahkota bunga dan kulit buahnya (Koensoemardiyah, 2010). Minyak lemon

memiliki banyak kegunaan seperti

penghilang rasa letih, lelah, cemas, dan ketegangan, perangsang nafsu makan, sebagai antibaktrei dan antivirus, serta peningkat konsentrasi dan kewaspadaan yang juga meningkatkan memori (Health Benefits of Lemon Oil, 2012).

Memori merupakan penyimpanan

informasi yang kita terima dari neuron sensorik yang melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar secara bersamaan di dalam sebagian besar korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Bagian dari otak yang paling berperan disini adalah hipotalamus dan hipokampus. Memori

tersimpan dalam otak dengan mengubah sensitivitas dasar penjalaran sinaptik di antara neuron-neuron sebagai akibat

aktivasi neural sebelumnya(memory

traces). Memori jangka pendek disebabkan

oleh aktifitas saraf yang

berkesinambungan, yang merupakan hasil dari sinyal-sinyal saraf yang terus berjalan

berkeliling pada jejak memori (memory

traces) yang bertahan selama beberapa detik sampai beberapa menit dan hanya akan berlangsung selama seseorang terus menerus memikirkan hal-hal tersebut (Guyton & Hall, 2007) (Sherwood, 2007). Minyak lemon memiliki zat aktif

limonene yang berperan dalam

meningkatkan memori jangka pendek.

Hal tersebut dikarenakan limonene

mempunyai efek langsung terhadap

peningkatan sekresi neurotransmitter

yaitu : norepinefrin, serotonin dan

dopamin (Molnar, 2011). Limonene yang

terkandung pada minyak lemon yang dihirup akan menimbulkan impuls di serabut saraf afferen. Impuls ini kemudian diteruskan ke otak dan dibawa ke sistem

limbik. Rangsangan pada cortex juga

berefek pada hipotalamus yang

merupakan bagian utama sistem limbik. Rangsangan yang terjadi menyebabkan sekresi neurotransmitter Norepinefrin.

Norepinefrin menyebabkan eksitasi

serabut saraf simpatis meningkat dan menghasilkan efek simpatomimetik yang

kemudian menimbulkan alertness &

awareness sehingga terjadi peningkatan respon terhadap stimulus yang diberikan dan meningkatkan memori (Sherwood, 2007) (Guyton & Hall, 2007). Selain

norepinefrin, disekresikan pula

neurotransmitter lain yaitu serotonin dan dopamin (Molnar, 2011). Serotonin (5-HT) dan dopamin secara langsung berefek

pada hippocampus yang memegang

peranan vital dalam memori jangka pendek. (Sherwood, 2007).

Tes memori yang digunakan terdiri dari visual text test, visual image test, dan

audio test. Kelebihan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui gaya belajar subjek penelitian melalui tes memori yang


(17)

mereka kerjakan. Gaya belajar yang dikuasai subjek penelitian sebenarnya

merupakan variasi setiap individu

tergantung bagian otak mana yang lebih mendominasi. Apakah itu hemisfer kiri

yang memiliki kemampuan untuk

mengenali kata(audio) dan huruf (visual

text), ataukah hemisfer kanan yang

memiliki kemampuan untuk mengenali

wajah/citra (image) (Sousa, Bagaimana

Otak Belajar, 2012). SIMPULAN

Minyak lemon meningkatkan memori

jangka pendek. Dari 30 orang percobaan

didapatkan bahwa 83,33%nya memiliki learning style tipe visual.

SARAN

Minyak lemon sebaiknya digunakan di ruang belajar pada saat sedang belajar terutama saat hendak menghadapi ujian, dapat pula digunakan di ruang kerja

untuk meningkatkan kinerja dalam

pekerjaan. Dalam belajar, sebaiknya mahasiswa membuat rangkuman sendiri tidak hanya dengan menulis tapi juga dengan menyertakan gambar . Para guru

dan dosen pengajar hendaknya

memberikan materi tidak hanya berupa kuliah lisan tetapi juga memberikan

handout berupa tulisan beserta gambar agar lebih mudah ditangkap mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA

1. Aromatherapy. 2010. Diambil kembali dari The Free Dictionary: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Aromat herapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

2. Aromatherapy. 2012. Diambil kembali dari Wikipedia, the free encyclopedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Aromathe rapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

3. Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: ECG.

4. Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22 ed.). Jakarta: EGC.

5. Health Benefits of Lemon Oil. 2012. Diambil kembali dari Organic Facts: http://www.organicfacts.net/organic-

oils/natural-essential-oils/health-benefits-of-lemon-oil.html. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

6. Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri - untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. (R. Fiva, Penyunt.) Yogyakarta, DIY, Indonesia: Penerbit ANDI.

7. Matlin, M. W. 1994. Cognition. Orlando, Florida: Harcourt Brace Jovanovich.

8. Molnar, J. 2011. When Life Gives You Lemons... Clean Something! Dalam From Lab to Lunch (Vol. XIV, page. 17).

9. Morton, J. 2012. Lemon. Diambil kembali dari Center for New Crops & Plant Products, Purdue University: http://www.hort.purdue.edu/newcrop/ morton/lemon.html. Diunduh tanggal 21 Januari 2013.

10. Plants Profile . 2012. Diambil kembali dari United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service: http://plants.usda.gov. Diunduh pada tanggal 2 Februari 2013.

11. Sherwood, L. 2007. Human Physiologi : From Cells to Systems (Vol. VI). (P. Adams, Penyunt.) Belmont, CA, USA: Thomson Higher Education.

12. Sousa, D. A. 2012. Bagaimana Otak Belajar.

Edisi Keempat. S. Mahyuni, Trans. Jakarta: PT Indeks.

13. Tubuh Bugar, Otak Cemerlang. 2009, September. Ethical Digest , 14.

14. Wibowo, D. S., & Paryana, W. 2007.

Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu.

15. Windura, S. 2012. 88 Cemilan Otak Sehat.


(18)

50

DAFTAR PUSTAKA

Aromatherapy. 2010. Diambil kembali dari The Free Dictionary: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Aromatherapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

Aromatherapy. 2012. Diambil kembali dari Wikipedia, the free encyclopedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Aromatherapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: ECG.

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22 ed.). Jakarta: EGC. Health Benefits of Lemon Oil. 2012. Diambil kembali dari Organic Facts: http://www.organicfacts.net/organic-oils/natural-essential-oils/health-benefits-of-lemon-oil.html. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri - untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. (R. Fiva, Penyunt.) Yogyakarta, DIY, Indonesia: Penerbit ANDI.

Matlin, M. W. 1994. Cognition. Orlando, Florida: Harcourt Brace Jovanovich. Molnar, J. 2011. When Life Gives You Lemons... Clean Something! Dalam From Lab to Lunch (Vol. XIV, page. 17).

Morton, J. 2012. Lemon. Diambil kembali dari Center for New Crops & Plant

Products, Purdue University:

http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/lemon.html. Diunduh tanggal 21 Januari 2013.

Plants Profile . 2012. Diambil kembali dari United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service: http://plants.usda.gov. Diunduh pada tanggal 2 Februari 2013.

Sherwood, L. 2007. Human Physiologi : From Cells to Systems (Vol. VI). (P. Adams, Penyunt.) Belmont, CA, USA: Thomson Higher Education.

Sousa, D. A. 2012. Bagaimana Otak Belajar. Edisi Keempat. S. Mahyuni, Trans. Jakarta: PT Indeks.


(19)

51 Wibowo, D. S., & Paryana, W. 2007. Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu.

Windura, S. 2012. 88 Cemilan Otak Sehat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Yuliani, S., & Satuhu, S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta: Penebar Swadaya.


(1)

PENDAHULUAN

Perkembangan jaman yang semakin maju ini menuntut manusia untuk saling bersaing dan berjuang untuk menghasilkan upaya yang terbaik. Hal ini seringkali menimbulkan stress yang dapat berakibat buruk pada fungsi otak, salah satunya yaitu penurunan memori. Berbagai cara yang beredar di masyarakat untuk meningkatkan memori di antaranya adalah dengan berolahraga, mengonsumsi obat-obatan herbal atau suplemen, dan menikmati bebauan aromaterapi (Tubuh Bugar, Otak Cemerlang, 2009).

Minyak esensial sejak dahulu digunakan untuk berbagai macam terapi, khususnya untuk akupressure, mandi dan obat hirup (Yuliani & Satuhu, 2012). Dalam aromaterapi, minyak lemon memiliki berbagai macam kegunaan. Lemon memberikan efek kesegaran dan kebersihan sehingga seringkali dijadikan pewangi ruangan.

TUJUAN PENELITIAN

Ingin mengetahui apakah minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek.

ALAT,BAHAN, DAN CARA

Desain penelitian bersifat eksperimental semu (Quasi experimental design). Analisis data menggunakan uji t berpasangan, ANAVA satu arah, dan uji beda rata-rata LSD dengan α = 5%. Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari kapas, minyak lemon merk “Breathe”, tes memori model 1 dan model 2 (masing-masing tes terdiri dari : lembar yang berisi kata-kata, lembar berisi gambar, dan daftar kata-kata yang disuarakan lewat microphone), microphone, stopwatch, lembar jawaban, dan ballpoint.

Subjek penelitian(SP) adalah 30 orang wanita usia 18-23 tahun, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang dengan sukarela menjadi subjek penelitian serta menandatangani

informed consent.

SP sehari sebelumnya harus tidur cukup selama 6-8 jam. SP sebelum

mengikuti penelitian tidak diperkenankan mengonsumsi makanan yang dapat merangsang ataupun menghambat sistem saraf pusat, misalnya : kopi, teh, coklat, alkohol, serta tidak mengonsumsi obat-obatan yang dapat merangsang ataupun menghambat sistem saraf pusat, misalnya obat-obatan yang mengandung diazepam seperti obat flu atau obat sakit badan, dan CNS stimulan.

Pertama-tama disiapkan tempat yang tenang dan tertutup agar aroma lemon dapat terlokalisir dengan baik, kemudian SP diminta untuk duduk tenang dan rileks selama 10 menit dan meminimalisir pergerakan. Setelah itu, SP ditunjukkan tes memori model 1 dan diminta untuk mengerjakan pretest yang terdiri dari

visual text test, visual image test, dan audio test. Visual text test , SP diminta mengingat 10 kata (tingkat kesulitan kata bertambah dengan penambahan jumlah huruf pada kata) yang tertera pada lembar tes dalam waktu 30 detik, kemudian diminta menuliskan kata-kata yang diingatnya pada lembar jawab dalam waktu maksimal 1 menit. Kata-kata yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat sebagai skor sebelum perlakuan. Visual image test, SP diminta untuk mengingat 12 gambar yang tertera pada lembar tes dalam waktu 24 detik, kemudian diminta memilih gambar yang diingatnya pada lembar jawab yang berisi 25 gambar dalam waktu maksimal 1 menit. Gambar yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat sebagai skor sebelum perlakuan. Audio test, SP diminta mendengar daftar kata-kata (10 kata) yang disuarakan lewat microphone hingga seluruh kata disuarakan dalam waktu 19 detik, lalu SP diminta menuliskan kata-kata yang diingatnya pada lembar jawab dalam waktu maksimal 1 menit. Kata-kata yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat sebagai skor sebelum perlakuan. Setelah itu SP diminta menghirup 6 tetes minyak lemon yang telah diteteskan pada kapas dalam jarak 3 cm dari lubang hidung secara perlahan


(2)

dan teratur selama 3 menit. Kemudian SP ditunjukkan tes memori model 2 dan diminta untuk mengerjakan postest yang juga terdiri dari visual text test, visual image test, dan audio test. Kata-kata dan gambar yang berhasil diingat dengan benar dihitung dan dicatat sebagai skor setelah perlakuan. Kemudian hasil skor setelah perlakuan dan sebelum perlakuan dibandingkan.

Penelitian yang digunakan adalah tes yang pernah digunakan pada thesis

berjudul The Effects Of Mastication On Memory And Recall In Elementary Students

oleh Donnan J. Laskaris dengan modifikasi berdasarkan tes pendahuluan mengacu pada sumber journal

Neuroscience dan buku berjudul “Experimental Psychology” karangan Woodworth.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Skor Rerata Memori Jangka Pendek terhadap Visual Text Test, Audio Test, dan Visual Image Test Sesudah dan Sebelum Menghirup Minyak Lemon

N Rerata

Std. Devia si

Uji t

Pair 1

Post

Text 30 9,33 ,994

p<0,01 Pre

Text 30 8,60 1,070 Pair

2

Post

Audio 30 7,40 1,545

p<0,01 Pre

Audio 30 6,07 1,617 Pair

3

Post

Image 30 11,13 ,973

p<0,01 Pre

Image 30 8,77 1,977

Semakin tinggi skor tes memori menunjukkan semakin semakin baik pengaruh minyak lemon dalam hal meningkatkan memori. Tabel 1

menunjukkan minyak lemon

meningkatkan memori secara nyata terhadap jumlah kata yang dilihat, jumlah

kata yang didengar, dan jumlah gambar yang dilihat.

Tabel 2. Uji ANAVA Satu Arah Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

Between

Groups 444,783 5 88,957

44,508 ,000

Within

Groups 347,767 174 1,999

Total 792,550 179

Tabel 3. Uji Beda Rata-rata Fisher’s LSD

Sig. preText postText ,046

preAudio ,000

preImage ,649

postText preText 0,46

postAudio ,000

postImage ,000

preAudio postAudio ,000

preText ,000

preImage ,000

postAudio preAudio ,000

postText ,000

postImage ,000

preImage postImage ,000

preText ,649

pre Audio ,000

postImage preImage ,000

postText ,000

postAudio ,000 Tabel 2,3 : Tabel uji beda rata-rata Fisher’s LSD menunjukkan bahwa semua pasangan berbeda, kecuali pasangan

preText dan preImage (p>0,05), hal ini mengartikan bahwa kemampuan subjek penelitian dalam hal text dan image tidak berbeda, sementara dalam hal text dan


(3)

Hasil penelitian menunjukkan rerata skor memori jangka pendek terhadap

visual test lebih tinggi daripada skor memori jangka pendek terhadap audio test.

Rerata skor memori jangka pendek terhadap image lebih tinggi daripada skor memori jangka pendek terhadap text. Hal ini didukung oleh data skor hasil percobaan yang menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi kedokteran yang menjadi subjek penelitian memiliki kemampuan belajar tipe visual yang akan lebih mudah mengingat melalui tulisan dan gambar, daripada ucapan (tipe audio). Perbandingan jumlah mahasiswi yang memiliki kemampuan belajar tipe visual dibanding dengan jumlah mahasiswi yang memiliki kemampuan belajar tipe audio adalah sebesar 25 : 5.

DISKUSI

Aromaterapi adalah penggunaan terapi dari minyak esensial yang berasal dari

tanaman untuk meningkatkan

kesejahteraan fisik dan fisiologi (Aromatherapy, 2012). Minyak esensial atau minyak atsiri adalah salah satu kandungan yang memberikan bau pada tanaman. Untuk memproduksi minyak atsiri, perlu diketahui bagian-bagian tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Pada kelompok tanaman jeruk, minyak atsiri dapat diambil dari mahkota bunga dan kulit buahnya (Koensoemardiyah, 2010). Minyak lemon memiliki banyak kegunaan seperti penghilang rasa letih, lelah, cemas, dan ketegangan, perangsang nafsu makan, sebagai antibaktrei dan antivirus, serta peningkat konsentrasi dan kewaspadaan yang juga meningkatkan memori (Health Benefits of Lemon Oil, 2012).

Memori merupakan penyimpanan informasi yang kita terima dari neuron sensorik yang melibatkan sinyal-sinyal yang menjalar secara bersamaan di dalam sebagian besar korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formasio retikularis batang otak. Bagian dari otak yang paling berperan disini adalah hipotalamus dan hipokampus. Memori

tersimpan dalam otak dengan mengubah sensitivitas dasar penjalaran sinaptik di antara neuron-neuron sebagai akibat aktivasi neural sebelumnya(memory traces). Memori jangka pendek disebabkan

oleh aktifitas saraf yang

berkesinambungan, yang merupakan hasil dari sinyal-sinyal saraf yang terus berjalan berkeliling pada jejak memori (memory traces) yang bertahan selama beberapa detik sampai beberapa menit dan hanya akan berlangsung selama seseorang terus menerus memikirkan hal-hal tersebut (Guyton & Hall, 2007) (Sherwood, 2007). Minyak lemon memiliki zat aktif

limonene yang berperan dalam meningkatkan memori jangka pendek. Hal tersebut dikarenakan limonene

mempunyai efek langsung terhadap peningkatan sekresi neurotransmitter yaitu : norepinefrin, serotonin dan dopamin (Molnar, 2011). Limonene yang terkandung pada minyak lemon yang dihirup akan menimbulkan impuls di serabut saraf afferen. Impuls ini kemudian diteruskan ke otak dan dibawa ke sistem limbik. Rangsangan pada cortex juga berefek pada hipotalamus yang merupakan bagian utama sistem limbik. Rangsangan yang terjadi menyebabkan sekresi neurotransmitter Norepinefrin. Norepinefrin menyebabkan eksitasi serabut saraf simpatis meningkat dan menghasilkan efek simpatomimetik yang kemudian menimbulkan alertness & awareness sehingga terjadi peningkatan respon terhadap stimulus yang diberikan dan meningkatkan memori (Sherwood, 2007) (Guyton & Hall, 2007). Selain norepinefrin, disekresikan pula neurotransmitter lain yaitu serotonin dan dopamin (Molnar, 2011). Serotonin (5-HT) dan dopamin secara langsung berefek pada hippocampus yang memegang peranan vital dalam memori jangka pendek. (Sherwood, 2007).

Tes memori yang digunakan terdiri dari visual text test, visual image test, dan

audio test. Kelebihan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui gaya belajar subjek penelitian melalui tes memori yang


(4)

mereka kerjakan. Gaya belajar yang dikuasai subjek penelitian sebenarnya merupakan variasi setiap individu tergantung bagian otak mana yang lebih mendominasi. Apakah itu hemisfer kiri yang memiliki kemampuan untuk mengenali kata(audio) dan huruf (visual text), ataukah hemisfer kanan yang memiliki kemampuan untuk mengenali wajah/citra (image) (Sousa, Bagaimana Otak Belajar, 2012).

SIMPULAN

Minyak lemon meningkatkan memori jangka pendek.

Dari 30 orang percobaan

didapatkan bahwa 83,33%nya memiliki

learning style tipe visual.

SARAN

Minyak lemon sebaiknya digunakan di ruang belajar pada saat sedang belajar terutama saat hendak menghadapi ujian, dapat pula digunakan di ruang kerja untuk meningkatkan kinerja dalam pekerjaan. Dalam belajar, sebaiknya mahasiswa membuat rangkuman sendiri tidak hanya dengan menulis tapi juga dengan menyertakan gambar . Para guru dan dosen pengajar hendaknya memberikan materi tidak hanya berupa kuliah lisan tetapi juga memberikan

handout berupa tulisan beserta gambar agar lebih mudah ditangkap mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA

1. Aromatherapy. 2010. Diambil kembali dari

The Free Dictionary: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Aromat herapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

2. Aromatherapy. 2012. Diambil kembali dari

Wikipedia, the free encyclopedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Aromathe rapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

3. Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: ECG.

4. Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi

Kedokteran (22 ed.). Jakarta: EGC.

5. Health Benefits of Lemon Oil. 2012. Diambil

kembali dari Organic Facts: http://www.organicfacts.net/organic-

oils/natural-essential-oils/health-benefits-of-lemon-oil.html. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

6. Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak

Atsiri - untuk Industri Makanan, Kosmetik,

dan Aromaterapi. (R. Fiva, Penyunt.)

Yogyakarta, DIY, Indonesia: Penerbit ANDI.

7. Matlin, M. W. 1994. Cognition. Orlando,

Florida: Harcourt Brace Jovanovich.

8. Molnar, J. 2011. When Life Gives You

Lemons... Clean Something! Dalam From Lab to Lunch (Vol. XIV, page. 17).

9. Morton, J. 2012. Lemon. Diambil kembali

dari Center for New Crops & Plant Products, Purdue University: http://www.hort.purdue.edu/newcrop/ morton/lemon.html. Diunduh tanggal 21 Januari 2013.

10. Plants Profile . 2012. Diambil kembali dari

United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service: http://plants.usda.gov. Diunduh pada tanggal 2 Februari 2013.

11. Sherwood, L. 2007. Human Physiologi :

From Cells to Systems (Vol. VI). (P. Adams,

Penyunt.) Belmont, CA, USA: Thomson Higher Education.

12. Sousa, D. A. 2012. Bagaimana Otak Belajar.

Edisi Keempat. S. Mahyuni, Trans. Jakarta: PT Indeks.

13. Tubuh Bugar, Otak Cemerlang. 2009, September. Ethical Digest , 14.

14. Wibowo, D. S., & Paryana, W. 2007.

Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha

Ilmu.

15. Windura, S. 2012. 88 Cemilan Otak Sehat.


(5)

50

DAFTAR PUSTAKA

Aromatherapy. 2010. Diambil kembali dari The Free Dictionary:

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Aromatherapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari

2013.

Aromatherapy. 2012. Diambil kembali dari Wikipedia, the free encyclopedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Aromatherapy. Diunduh pada tanggal 21 Januari

2013.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.

Jakarta: ECG.

Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22 ed.). Jakarta: EGC.

Health Benefits of Lemon Oil. 2012. Diambil kembali dari Organic Facts:

http://www.organicfacts.net/organic-oils/natural-essential-oils/health-benefits-of-lemon-oil.html. Diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri - untuk Industri Makanan,

Kosmetik, dan Aromaterapi. (R. Fiva, Penyunt.) Yogyakarta, DIY, Indonesia:

Penerbit ANDI.

Matlin, M. W. 1994. Cognition. Orlando, Florida: Harcourt Brace Jovanovich.

Molnar, J. 2011. When Life Gives You Lemons... Clean Something! Dalam From

Lab to Lunch (Vol. XIV, page. 17).

Morton, J. 2012. Lemon. Diambil kembali dari Center for New Crops & Plant

Products,

Purdue

University:

http://www.hort.purdue.edu/newcrop/morton/lemon.html. Diunduh tanggal 21

Januari 2013.

Plants Profile . 2012. Diambil kembali dari United States Department of

Agriculture Natural Resources Conservation Service: http://plants.usda.gov.

Diunduh pada tanggal 2 Februari 2013.

Sherwood, L. 2007. Human Physiologi : From Cells to Systems (Vol. VI). (P.

Adams, Penyunt.) Belmont, CA, USA: Thomson Higher Education.

Sousa, D. A. 2012. Bagaimana Otak Belajar. Edisi Keempat. S. Mahyuni, Trans.

Jakarta: PT Indeks.


(6)

51

Wibowo, D. S., & Paryana, W. 2007. Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha

Ilmu.

Windura, S. 2012. 88 Cemilan Otak Sehat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Yuliani, S., & Satuhu, S. 2012. Panduan Lengkap Minyak Asiri. Jakarta: Penebar

Swadaya.