Pengaruh Madu Terhadap Peningkatan Memori Jangka Pendek.
iv
ABSTRAK
PENGARUH MADU TERHADAP PENINGKATAN
MEMORI JANGKA PENDEK
Sartika Suryadi, 2013, Pembimbing I : Decky Gunawan, dr.,M.Kes.,AIFO Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra.,Apt.,MS.,AFK Proses mengingat merupakan kemampuan manusia untuk menyimpan dan mengeluarkan informasi yang telah diolah dan disimpan dalam sistem saraf untuk digunakan dalam aktivitas. Dalam proses mengingat tentu tidak dapat dipisahkan dari sistem saraf, terutama otak. Sumber energi utama untuk otak berasal dari glukosa. Madu adalah salah satu jenis dari berbagai macam makanan yang berguna sebagai sumber glukosa yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh madu terhadap peningkatan memori jangka pendek.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan desain penelitian pre test dan post test. Tiga puluh subjek percobaan laki-laki dewasa muda berusia 18-24 tahun diberikan madu (3 sendok makan) yang diminum sekaligus. Memori jangka pendek diukur dengan menggunakan tes memori jangka pendek Peterson and Peterson. Data yang diukur adalah jumlah kata yang dapat diingat dengan benar yang dapat diperoleh dalam waktu 2 menit sebelum dan sesudah mengkonsumsi madu. Analisis statistik dengan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai post test memori jangka pendek sesudah mengkonsumsi madu sebesar 12,83, lebih tinggi dari pada rerata nilai pretest memori jangka pendek sebelum mengkonsumsi madu sebesar 9,20 (p<0,01).
Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian madu dapat meningkatkan memori jangka pendek.
(2)
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF HONEY TO INCREASE
SHORT-TERM MEMORY
Sartika Suryadi, 2013, 1st tutor: Decky Gunawan, dr.,M.Kes.,AIFO
2nd tutor: Endang Evacuasiany, Dra.,Apt.,MS.,AFK
Memory process is the ability of human to store and retrieve information that has been processed and stored in the nervous system to be used in activities. The process of memory cannot be separated from the nervous system, especially the brain. The main energy source of the brain is derived from glucose. Honey is one of many kinds of food that can be used as a good source of glucose. The objective of this research is to determine the effect of honey on the increase of short-term memory.
The research is quasi experimental, with pre test and post test design. Thirty young adult males aged 18-24 years will be given honey (3 tablespoons) taken at the same time. Short-term memory was measured using the short-term memory test adopted from the research of Peterson and Peterson. Measured data is the number of words that can be remembered correctly, obtained within 2 minutes before and after taking honey. Data was analyzed using paired "t" test with α = 0.05.
The result showed, a mean value of short term memory’s post test after taking honey was 12.83, higher than the mean value of short term memory’s pre test before taking honey 9.20 (p <0.01).
Conclusion of this research is that honey can improve short-term memory.
(3)
viii
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran ... 2
1.6 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Memori... 5
2.1.1 Belajar ... 5
2.1.2 Memori ... 5
2.1.2.1 Tahapan Proses Memori ... 6
2.1.2.2 Klasifikasi Memori... 7
2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Memori... 9
2.1.2.4 Tes Memori ... 11
(4)
ix
2.2 Bagian Otak yang Berperan dalam Memori... 12
2.2.1 Sinaps Sistem Saraf Pusat ... 17
2.2.1.1Peran Sinaps dalam Pengolahan Informasi ... 18
2.2.1.2 Neutotransmiter ... 18
2.3 Nutrisi Otak ... 22
2.3.1 Karbohidrat ... 22
2.3.1.1 Karbohidrat Sederhana ... 23
2.3.1.2 Karbohidrat Kompleks ... 24
2.3.2 Fruktosa dan Glukosa ... 24
2.3.2.1 Struktur Kimia ... 25
2.3.2.2 Absorpsi ... 25
2.3.2.3 Metabolisme ... 26
2.3.2 Protein ... 26
2.3.4 Lemak ... 27
2.4 Metabolisme Energi Otak ... 27
2.4.1 Metabolisme Energi pada Level Organ... 27
2.4.2 Metabolisme Otak pada Level Regional ... 28
2.5 Madu ... 31
2.5.1 Sejarah Madu ... 31
2.5.2 Proses Pembuatan Madu ... 32
2.5.2 Madu sebagai Nutrisi Otak... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 37
3.1.1 Alat Penelitian ... 37
3.1.2 Bahan Penelitian ... 37
3.2 Subjek Penelitian ... 37
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 38
3.4 Metode Penelitian... 38
3.4.1 Desain Penelitian ... 38
(5)
x
3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel Penelitian ... 38
3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 38
3.4.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 39
3.5. Prosedur Kerja ... 39
3.5.1 Persiapan Penelitian ... 39
3.5.2 Prosedur Penelitian ... 40
3.6 Metode Analisis ... 40
3.6.1 Hipotesis Statistik ... 41
3.6.2 Kriteria Uji ... 41
3.7 Aspek Etik Penelitian ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 42
4.2 Pembahasan ... 43
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 47
5.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 47
LAMPIRAN ... 50
(6)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Beberapa Gula Penting ... 24 Tabel 2.2 Kandungan Esensial Madu... 34 Tabel 2.3 Komposisi Madu ... 35 Tabel 4.1 Nilai Rerata Pretest dan PostTest Memori Jangka Pendek Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Madu ... 42 Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Skor Tes Memori Jangka Pendek
(7)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gambar Bagan Kerangka Pemikiran ... 4
Gambar 2.1 Proses Memori... 7
Gambar 2.2 Hipokampus ... 14
Gambar 2.3 Cerebrum ... 16
Gambar 2.4 Sinaps Sistem Saraf ... 18
Gambar 2.5 Sintesis Asetil Kolin dari Metabolisme Glukosa dan Kolin ... 19
Gambar 2.6 Sintesis Glutamat ... 21
Gambar 2.7 Struktur Kimia Glukosa dan Fruktosa ... 25
Gambar 2.8 Glikolisis ... 29
Gambar 2.9 Tricarboxylic Acid Cycle ... 30
Gambar 2.10 Lebah Pekerja Mengumpulkan Nektar Bunga dan Koloni lebah ... 32
Gambar 2.11 Madu... 33
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rerata Tes Memori Jangka Pendek Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Madu ... 42
(8)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Tes Memori Jangka Pendek Peterson & Peterson... 51
Lampiran 2. Persetujuan Subjek Percobaan ... 53
Lampiran 3. Hasil Percobaan ... 54
Lampiran 4. Analisis Statistik ... 55
Lampiran 5. Hasil Validasi Kemurnian Madu ... 56
Lampiran 6. Dokumentasi ... 57
(9)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Proses mengingat merupakan kemampuan manusia untuk menyimpan dan mengeluarkan informasi yang telah diolah dan disimpan dalam sistem saraf untuk digunakan dalam aktivitas. Ingatan atau memori sulit dipisahkan dalam kehidupan individu sehari-hari seperti dalam proses belajar. Belajar merupakan proses untuk mendapatkan informasi berdasarkan pengalaman, sedangkan memori merupakan kemampuan untuk mempertahankan dan menyimpan informasi (Ganong, 2009).
Dari segi fisiologi, memori dibagi menjadi dua bentuk, yaitu memori implisit dan memori eksplisit. Memori eksplisit disebut juga memori deklaratif atau pengenalan (recognition) yang berhubungan dengan kesadaran dan memori akan peristiwa (episodic memory) serta memori akan kata-kata, peraturan, bahasa (sematic memory). Memori implisit dibagi menjadi dua macam, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka pendek biasanya bertahan beberapa detik sampai beberapa menit dan biasanya diaplikasikan dalam mengingat nomor telepon, dan mengingat nama (Ganong, 2009).
Dalam proses mengingat tidak dapat dipisahkan dari sistem saraf, terutama otak. Sumber energi utama untuk otak berasal dari glukosa. Pada keadaan normal 90% energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan ion melintasi membran sel otak dan menyalurkan impuls listrik. Kebutuhan glukosa rata-rata sekitar 5,5 mg/100 g otak (77 mg/menit untuk otak keseluruhan) (Ganong, 2009).
Asupan glukosa dapat diperoleh melalui makanan sehari-hari yang diserap oleh usus dan dimetabolisme di dalam hepar yang selanjutnya melalui peredaran darah glukosa akan diedarkan ke seluruh tubuh. Contoh asupan glukosa yaitu sarapan berupa nasi, oat meals, atau roti. Sumber asupan glukosa lain adalah madu (The Franklin Institute Online, 2004).
Madu dikenal sebagai pemanis makanan dan minuman kesehatan alami sejak dahulu sejak manusia mengenal lebah. Madu terbuat dari nektar bunga yang
(10)
2
dikumpulkan lebah dari berbagai macam bunga yang kemudian disimpan dalam sarang berupa kantung-kantung madu sebagai makanannya. Di dalam madu terkandung karbohidrat yang beragam seperti glukosa, fruktosa, maltosa, dan sukrosa. Selain itu juga terdapat protein, vitamin dan mineral (Bogdanov, Jurendic, Sieber, & Gallmann, 2008).
Kandungan gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa tersebut yang berperan dalam penyediaan energi dengan mudah. Selain itu, indeks glikemik yang dimiliki madu lebih rendah daripada gula (sukrosa). Penelitian di Universitas Waikato New Zealand yang dilakukan pada hewan coba tikus didapatkan bahwa madu dapat meningkatkan daya ingat dan mengurangi anxiety (Chepulis, 2009).
Dari uraian diatas, maka mengkonsumsi madu kemungkinan dapat meningkatkan memori jangka pendek.
1.2Identifikasi Masalah
Apakah madu meningkatkan memori jangka pendek.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah madu meningkatkan memori jangka pendek.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat akademis : menambah pengetahuan tentang farmakologi dan manfaat madu dalam meningkatkan memori jangka pendek.
Manfaat praktis : untuk memberikan informasi kepada masyarakat, tentang berbagai manfaat madu dalam kehidupan sehari-hari.
1.5 Kerangka Pemikiran
Otak merupakan tempat mengolah setiap informasi yang diperoleh secara verbal maupun visual. Untuk menjalankan fungsi yang tidak sederhana ini, otak manusia memerlukan oksigen dan sumber energi yang tidak sedikit. Konsumsi oksigen rata-rata sekitar 3,5 mL/100 g otak/menit (49 mL/menit untuk otak
(11)
3
keseluruhan) dan sumber energi utama untuk otak berasal dari glukosa. Pada keadaan normal 90% energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan ion melintasi membran sel otak dan menyalurkan impuls listrik. Kebutuhan glukosa rata-rata sekitar 5,5 mg/100 g otak (77 mg/menit untuk otak keseluruhan) (Ganong, 2009).
Dalam hal mengingat, digunakan madu sebagai makanan yang bermanfaat untuk meningkatkan memori jangka pendek. Komposisi utama madu adalah gula dan air. Gula yang terkandung adalah gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa yang lebih tinggi daripada gula kompleks seperti sukrosa dan lainnya. Dalam hal ini juga kandungan fruktosa dan glukosa dalam madu perbandingannya hampir mendekati 1:1. Dengan perbandingan 1:1, fruktosa dapat diabsorpsi lebih baik di dalam usus bila terdapat bersama-sama dengan glukosa (Abdulwahid, Joseph, & Kennedy, 2012; Whitney & Rolfes, 2002).
Perbandingan komposisi fruktosa dan glukosa dalam madu yang hampir mendekati 1:1, ideal dalam penyerapan di dalam usus kemudian dimetabolisme dalam hepar baik dalam keadaan istirahat atau melakukan aktivitas. Sehingga dalam penyediaan energi untuk organ tubuh seperti otak dan otot lebih cepat (Fessenden, 2008).
Kandungan fruktosa dan glukosa merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam pembentukan beberapa neurotransmiter seperti asetilkolin dan glutamat. Asetilkolin berperan dalam proses memori sedangkan glutamat berperan dalam penjalaran impuls pada jaras sensorik yang berperan dalam neuroplasticity dan memori (Guyton & Hall, 2008).
Madu juga mengandung 0,3-25 mg/kg kolin dan 0.06-5 mg /kg asetilkolin. Kolin adalah esensial untuk fungsi jantung dan otak serta untuk komposisi membran sel dan perbaikan, sementara asetilkolin bertindak sebagai neurotransmiter (Bogdanov, 2012).
Vitamin B1, B2, B3, B5, dan B9 yang terkandung dalam madu membantu dalam proses metabolisme fruktosa dan glukosa sehingga menyediakan energi yang lebih cepat dan banyak (Bogdanov, 2012).
(12)
4
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
1.6 Hipotesis Penelitian
Madu meningkatkan memori jangka pendek.
Madu Glukosa &
fruktosa 1:1
Absorbsi di usus
Difusi masuk kapiler darah
Sel-sel otak
Glikolisis
Asetil ko-A Kolin
Asetilkolin
Aktivasi reseptor asetilkolin (nAchRs)
Na+Influx, K+exflux
Depolarisasi Neuron post sinaps
Stimulasi Neuron-neuron sekitar
Interaksi aksi potensial Penjalaran impuls
pada neuron asosiasi terminal dan sensorik
Memori ↑
↑ Sensitivitas impuls pada terminal sensorik
Kolin Asetil Transferase Kolin dan
Asetilkolin
Vitamin B B1, B2, B3, B5, B9.
Siklus Krebs
α-Ketoglutarat
Sintesis Glutamat
Aktivasi reseptor glutamat (NMDA)
(13)
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Madu meningkatkan memori jangka pendek
5.2Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan bentuk sediaan madu lainnya seperti royal jelly maupun jenis madu lainnya dan menggunakan dosis madu yang berbeda.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut memakai jumlah interval dan jumlah soal yang berbeda pada tes memori jangka pendek Peterson & Peterson. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode yang
(14)
PENGARUH MADU TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK
Sartika Suryadi*, Decky Gunawan**, Endang Evacuasiany*** *Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung **
Bagian Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung ***Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Jl.Prof. Drg. Suria Sumantri No.65, Bandung
ABSTRAK
Proses mengingat merupakan kemampuan manusia untuk menyimpan dan mengeluarkan informasi yang telah diolah dan disimpan dalam sistem saraf untuk digunakan dalam aktivitas. Dalam proses mengingat tentu tidak dapat dipisahkan dari sistem saraf, terutama otak. Sumber energi utama untuk otak berasal dari glukosa. Madu adalah salah satu jenis dari berbagai macam makanan yang berguna sebagai sumber glukosa yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh madu terhadap peningkatan memori jangka pendek.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi dengan desain penelitian pre test dan
post test. Tiga puluh subjek percobaan laki-laki dewasa muda berusia 18-24 tahun diberikan madu
(3 sendok makan) yang diminum sekaligus. Memori jangka pendek diukur dengan menggunakan tes memori jangka pendek Peterson and Peterson. Data yang diukur adalah jumlah kata yang dapat diingat dengan benar yang dapat diperoleh dalam waktu 2 menit sebelum dan sesudah mengkonsumsi madu. Analisis statistik dengan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai post test memori jangka pendek sesudah mengkonsumsi madu sebesar 12,83, lebih tinggi dari pada rerata nilai pretest memori jangka pendek sebelum mengkonsumsi madu sebesar 9,20 (p<0,01).
Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian madu dapat meningkatkan memori jangka pendek.
Kata kunci: memori jangka pendek, madu ABSTRACT
Memory process is the ability of human to store and retrieve information that has been processed and stored in the nervous system to be used in activities. The process of memory cannot be separated from the nervous system, especially the brain. The main energy source of the brain is derived from glucose. Honey is one of many kinds of food that can be used as a good source of glucose. The objective of this research is to determine the effect of honey on the increase of short-term memory.
The research is quasi experimental, with pre test and post test design. Thirty young adult males aged 18-24 years will be given honey (3 tablespoons) taken at the same time. Short-term memory was measured using the short-term memory test adopted from the research of Peterson and Peterson. Measured data is the number of words that can be remembered correctly, obtained
within 2 minutes before and after taking honey. Data was analyzed using paired "t" test with α =
0.05.
The result showed, a mean value of short term memory’s post test after taking honey was
12.83, higher than the mean value of short term memory’s pre test before taking honey 9.20 (p
<0.01).
Conclusion of this research is that honey can improve short-term memory. Keywords: short-term memory, honey
(15)
PENDAHULUAN
Proses mengingat merupakan kemampuan manusia untuk menyimpan dan mengeluarkan informasi yang telah diolah dan disimpan dalam sistem saraf untuk digunakan dalam aktivitas. Ingatan atau memori sulit dipisahkan dalam kehidupan individu sehari-hari seperti dalam proses belajar1.
Dari segi fisiologi, memori dibagi menjadi dua bentuk, yaitu memori implisit dan memori eksplisit. Memori eksplisit merupakan memori akan peristiwa (episodic memory) serta memori akan bahasa (sematic memory). Memori implisit dibagi menjadi dua macam, yaitu memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka pendek biasanya bertahan beberapa detik sampai beberapa menit dan biasanya diaplikasikan dalam mengingat nomor telepon, dan mengingat nama 1.
Dalam proses mengingat tidak dapat dipisahkan dari sistem saraf, terutama otak. Sumber energi utama untuk otak berasal dari glukosa. Pada keadaan normal 90% energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan ion melintasi membran sel otak dan menyalurkan impuls listrik. Kebutuhan glukosa rata-rata sekitar 5,5 mg/100 g otak (77 mg/menit untuk otak keseluruhan) 1.
Asupan glukosa dapat diperoleh melalui makanan sehari-hari yang diserap oleh usus dan dimetabolisme di dalam hepar yang selanjutnya melalui peredaran darah glukosa akan diedarkan ke seluruh tubuh. Contoh asupan glukosa yaitu sarapan berupa nasi, oat
meals, atau roti. Sumber asupan glukosa
lain adalah madu2.
Madu dikenal sebagai pemanis makanan dan minuman kesehatan alami sejak dahulu sejak manusia mengenal lebah. Madu terbuat dari nektar bunga yang dikumpulkan lebah dari berbagai macam bunga yang kemudian disimpan dalam sarang berupa kantung-kantung madu sebagai makanannya. Di dalam
madu terkandung karbohidrat yang beragam seperti glukosa, fruktosa, maltosa, dan sukrosa. Selain itu juga terdapat protein, vitamin dan mineral3.
Kandungan gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa tersebut yang berperan dalam penyediaan energi dengan mudah. Selain itu, indeks glikemik yang dimiliki madu lebih rendah daripada gula (sukrosa)4.
Dari uraian diatas, maka mengkonsumsi madu kemungkinan dapat meningkatkan memori jangka pendek.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah madu meningkatkan memori jangka pendek.
ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah eksperimental kuasi, dengan desain penelitian pre-test dan post-test. Analisis data untuk tes memori jangka pendek menggunakan uji “t” berpasangan
dengan α=0,05. Tingkat kemaknaan
dinilai berdasarkan nilai p=0,01.
Data yang diukur adalah jumlah kombinasi huruf yang dapat diingat dengan benar dalam waktu 2 menit sebelum dan sesudah mengkonsumsi madu.
Bahan Penelitian
Madu Murni Merk N berupa madu randu dari Solo, Indonesia Air Minum 250 mL
Alat Penelitian Alat Tulis Stop watch
Lembar tes memori jangka pendek Peterson & Peterson
(16)
Cara Kerja:
Subjek percobaan akan disebutkan kombinasi 3 huruf dan 3 angka sebanyak 1 kali.
Subjek percobaan diminta mengingat kombinasi 3 huruf, sedangkan kombinasi 3 angka dikurangi dengan interval 3 seterusnya hingga 6 detik. Setelah 6 detik, subjek percobaan
diminta menyebutkan kembali kombinasi 3 huruf yang tadi diingat. Soal dikerjakan hingga soal terakhir. Hitung jumlah kombinasi huruf yang
benar dan sesuai dengan soal.
Setelah selesai, subjek percobaan diminta untuk mengkonsumsi 3 sendok makan madu dan diberi air mineral 250 ml.
Subjek percobaan diminta untuk menunggu selama 15 menit.
Setelah 15 menit, subjek percobaan akan disebutkan kembali kombinasi 3 huruf dan 3 angka sebanyak 1 kali yang berbeda sebagai soal post-test. Subjek percobaan diminta mengingat
kombinasi 3 huruf, sedangkan kombinasi 3 angka dikurangi dengan interval 3 seterusnya hingga 6 detik. Setelah 6 detik, subjek percobaan
diminta menyebutkan kembali kombinasi 3 huruf yang tadi diingat. Soal dikerjakan hingga soal terakhir. Hitung jumlah kombinasi huruf yang
benar dan sesuai dengan soal.
Bandingkan jumlah kombinasi huruf yang dapat diingat dengan benar subjek percobaan sebelum dan sesudah mengkonsumsi madu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan data seperti yang tertera pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Pretest dan Post Test Memori Jangka Pendek Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Madu
N Nilai Rerata
Std
Deviasi Uji T
Madu Pretest 30 9,20 1,690
P<0,01 Post
Test
30 12,83 1,234
Dari Tabel 1 didapatkan bahwa mengkonsumsi madu dapat meningkatkan memori jangka pendek yang ditunjukkan dengan hasil penelitian, yaitu rerata nilai post test sesudah mengkonsumsi madu sebesar 12,83 (SD=1,234), lebih tinggi dari pada rerata nilai pretest sebelum mengkonsumsi madu 9,20 (SD=1,690) (p<0,01).
Gambar 1. Grafik Nilai Rerata Tes Memori Jangka Pendek Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Madu
Secara statistik didapatkan peningkatan memori jangka pendek sesudah mengkonsumsi madu. Peningkatan memori jangka pendek disebabkan oleh kandungan utama dalam madu yaitu gula sederhana. Jenis gula sederhana yang memiliki indeks glikemik yang rendah di dalam madu yaitu glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa ini yang berperan dalam penyediaan energi otak dengan mudah. Glukosa dan fruktosa cepat diserap oleh
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 9.20 12.83 N il a i R e r a ta Sebelum Sesudah
(17)
usus tanpa perlu dicerna oleh enzim-enzim usus, dibawa aliran darah melalui sawar darah otak dengan cepat kemudian dimetabolisme untuk menjalankan fungsi otak yang salah satunya adalah belajar dan memori5.
Dengan perbandingan antara glukosa dan fruktosa yang hampir sama yaitu 1:1 di dalam madu, akan menekan dan menghindarkan efek merugikan yang dapat ditimbulkan dari pemanis biasa (sukrosa). Hasil metabolise fruktosa dan glukosa di dalam mitokondria neuron secara bersamaan dan menghasilkan asam piruvat. Setiap asam piruvat akan dikatalisasi oleh enzim piruvat dehidrogenase sehingga terbentuk Asetil-KoA. Asetil-KoA akan memasuki siklus Krebs dan memproduksi ATP untuk menjalankan fungsi otak dan hasil zat perantara dari siklus Krebs adalah
2-oxoglutarate (α-ketoglutarat) yang merupakan salah satu prekursor pembentukan neurotransmiter glutamat yang berperan dalam neuroplasticity dan memori6.
Asetil-KoA di dalam sitoplasma ditambah dengan kolin yang tersedia pada ujung saraf maupun intake kolin dari makanan seperti madu, kemudian dikatalisasi oleh enzim kolin-asetil transferase menghasilkan asetilkolin yang merupakan salah satu neurotransmitter yang berperan dalam proses memori akan meningkat7.
Di dalam madu mengandung sejumlah vitamin B seperti vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), vitamin B5 (panthothenic acid), vitamin B6 (pyridoxin), dan vitamin B9. Secara umum vitamin B berperan dalam penyediaan energi bagi tubuh termasuk otak8.
Penelitian di Universitas Waikato New Zealand yang dilakukan pada hewan coba tikus didapatkan bahwa komposisi karbohidrat sederhana dalam madu dapat meningkatkan daya ingat dan mengurangi anxiety4.
Oyefuga, O. H. dan kawan-kawan melakukan suatu penelitian menyelidiki tentang pengkonsumsian madu dalam jangka pendek dan jangka panjang pada tikus. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pemberian madu (pada jangka pendek dan panjang) dapat meningkatkan protein otak dan aktivitas katalase pada sel-sel otak, sehingga menunjukan peningkatan yang signifikan dalam kapasitas antioksidan, meningkatkan pertahanan terhadap kerusakan sel, cedera sel dan proses degeneratif dari komponen sel mitokondria, mikrosom dan DNA9.
Penelitian di Universitas Sains Malaysia yang dilakukan pada 102 orang wanita post-menopause
didapatkan adanya peningkatan memori jangka menengah setelah mengkonsumsi madu jenis tualang (Agro Mas) setelah perlakuan selama 16 minggu10.
Penelitian Chepulis, L. M, penelitian Oyefuga, O. H dan kawan-kawan, dan penelitian Othman, Z dan kawan-kawan mendukung penelitian ini bahwa dengan mengkonsumsi madu dapat meningkatkan memori jangka pendek.
SIMPULAN
Madu meningkatkan memori jangka pendek
SARAN
Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan dengan bentuk sediaan madu lainya maupun jenis madu lainya dengan menggunakan dosis yang berbeda.
Perlu penelitian lebih lanjut memakai interval dan jumlah soal yang berbeda pada tes memori jangka pendek
Peterson & Peterson.
Perlu penelitian lebih lanjut dengan metode yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong, William L., 2009, Ganong's
Review of Medical Physiology.
(18)
23rd Edition. USA : Mcgraw-hill LANGE Basic Science.
2. The Franklin Institute Online., 2004, from
http://www.fi.edu/learn/brain/carbs.ht ml.
3. Bogdanov, Stefan, et al., 2008,
Honey for Nutrition and Health: a Review. American Journal of the
College of Nutrition, 677-689.
4. Chepulis, Lynne Merran., 2009, An
Investgation of Health Benefits of Honey as a Replacement for Sugar In The Diet. The University of Waikato
Research Commons.
5. Magistretti, P J, Pellerin, L dan
Martin, J L., 2007, Brain Energi
Metabolism.
http://www.acnp.org/g4/GN4010000 64/Default.htm.
6. Purves, Dale, et al., 2001,
Neurosciene. 2nd editions.
Sunderland (MA) : Sinauer Associaties, Inc.
7. Waymire, Jack C., 2003,
Acethylcholine Neurotransmission.
Neuroscience The University of Texas.
8. www.whfoods.com., from http://www.whfoods.com.
9. Oyefuga, O H, et al., 2012, Honey
consumption and its anti-ageing potency in white Wister albino rats.
Scholary Journal of Biological Science, 1-3.
10. Othman, Zahiruddin, et al., 2012,
Improvement in immediate memory after 16 weeks of tualang honey (Agro Mas) supplement in healthy postmenopausal women. US National
Library of Medicine-National Institutes of Health.
(19)
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdulwahid, A., Joseph, C. P., & Kennedy, E. H. (2012). Neutraceutical value of natural honey and its contribution to human health and wealth. Nutrition and Metabolism .
Bogdanov, S., Jurendic, T., Sieber, R., & Gallmann, P. (2008). Honey for Nutrition and Health: a Review. American Journal of the College of Nutrition , 677-689. Bogdanov, S. (2012). Honey as Nutrient and Functional Food. Bee Product Science . Bogdanov, S. (2011). The Honey Book. Bee Product Science .
Broad, A. H. (2010). Honey Nutrition and Health. Nutritional Honey Broad .
Champe, P. C., Harvey, R. A., & Ferrier, D. R. (2005). Lippincott's Illustrated Reviews Biochemistry (3rd Edition ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Chase, B. (2013). Progressive Health. Retrieved from:
http//www.progressivehealth.com/calcium-and-its-affects-on-memory.htm
Chepulis, L. M. (2009). An Investigation of Health Benefits of Honey as a Replacement for Sugar In The Diet. The University of Waikato Research Commons.
Dorland, N. W. (2010). Dorland's Illustrated Medical Dictionary (31st Edition ed.). Singapore: Elsevier Saunders.
Fessenden, R. (2007). Honey-More than Just a Sweeter, Naturally. AAS Journal . Ganong, W. L. (2009). Ganong's Review of Medical Physiology (23rd Edition ed.).
(K. E. Barret, S. M. Barman, S. Boitano, & H. L. Brooks, Eds.) USA: Mcgraw-hill LANGE Basic Science.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Text Book of medical Physiology. Philadelphia: Elsevier Saunders.
(20)
49
Lumbontobing, S. M. (2005). Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental (Edisi 7 ed.). Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Mader, S. S. (2005). Understanding Human Anatomy and Physiology (5th Edition ed.). New York: Mcgraw Hill.
Magistretti, P. J., Pellerin, L., & Martin, J. L. (2007). Brain Energi Metabolism. http://www.acnp.org/g4/GN401000064/Default.htm .
McGill. (n.d.). Mc Gill. Retrieved from The Brain Mc Gill: http://thebrain.mcgill.ca/flash/a/a_07/a_07_p/a_07_p_tra/a_07_p_tra.html
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, W. V. (2006). Harper's Illustrated Biochemistry (27 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Othman, Z., Shafin, N., Zakaria, R., Hussain, N. H., & Mohammad, W. M. (2012). Improvement in immediate memory after 16 weeks of tualang honey (Agro Mas) supplement in healthy postmenopausal women. US National Library of Medicine-National Institutes of Health.
Oyefuga, O. H., Ajani, E. O., Salau, B. A., Agboola, F., & Adebawo, O. O. (2012). Honey consumption and its anti-ageing potency in white Wister albino rats. Scholary Journal of Biological Science , 1-3.
Psychologist World. (2013). Retrieved from
http://www.psychologistworld.com/memory/peterson_decay.php Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Katz, L. C., LaMantia, A. S.,
McNamara, J. O., et al. (2001). Neurosciene (2nd ed.). Sunderland (MA): Sinauer Associaties, Inc.
Sherwood, L. (2007). The Central Nervous System In: Human Physiology From Cell to System. Pacific Groove USA: Brooks/ Cole.
Slaughter, M. (2002). Basic Consepys in Neuroscience: A Student's Survival Guide (1 ed.). USA: Mc Graw-Hill.
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Cognitive Psychology (8 ed.). USA: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
The Franklin Institute Online. (2004). Retrieved from http://www.fi.edu/learn/brain/carbs.html
(21)
50
Waymire, J. C. (2003). Acethylcholine Neurotransmission. Neuroscience The University of Texas .
Whitney, E. N., & Rolfes, S. R. (2002). Understanding Nutrition (9 ed.). Belmont, USA: Wadsworth/Thomsom Learning.
Wibowo, D. S. (2008). Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.
www.honey.com. (2013). National Honey Broad. Retrieved from National Honey Broad: http://www.honey.com/about/about-nhb
www.psychologistworld.com. Retrieved from
http://www.psychologistworld.com/memory/peterson/peterson_decay.php. www.whfoods.com. Retrieved from http://www.whfoods.com
Xamplifield Free Online Education Resource. (n.d.). Retrieved from http://www.chemistrylearning.com/krebs-cycle/
(1)
Cara Kerja:
Subjek percobaan akan disebutkan kombinasi 3 huruf dan 3 angka sebanyak 1 kali.
Subjek percobaan diminta mengingat kombinasi 3 huruf, sedangkan kombinasi 3 angka dikurangi dengan interval 3 seterusnya hingga 6 detik. Setelah 6 detik, subjek percobaan
diminta menyebutkan kembali kombinasi 3 huruf yang tadi diingat. Soal dikerjakan hingga soal terakhir. Hitung jumlah kombinasi huruf yang
benar dan sesuai dengan soal.
Setelah selesai, subjek percobaan diminta untuk mengkonsumsi 3 sendok makan madu dan diberi air mineral 250 ml.
Subjek percobaan diminta untuk menunggu selama 15 menit.
Setelah 15 menit, subjek percobaan akan disebutkan kembali kombinasi 3 huruf dan 3 angka sebanyak 1 kali yang berbeda sebagai soal post-test. Subjek percobaan diminta mengingat
kombinasi 3 huruf, sedangkan kombinasi 3 angka dikurangi dengan interval 3 seterusnya hingga 6 detik. Setelah 6 detik, subjek percobaan
diminta menyebutkan kembali kombinasi 3 huruf yang tadi diingat. Soal dikerjakan hingga soal terakhir. Hitung jumlah kombinasi huruf yang
benar dan sesuai dengan soal.
Bandingkan jumlah kombinasi huruf yang dapat diingat dengan benar subjek percobaan sebelum dan sesudah mengkonsumsi madu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan,
didapatkan data seperti yang tertera
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Pretest dan Post Test Memori Jangka Pendek Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Madu
N Nilai Rerata
Std
Deviasi Uji T Madu Pretest 30 9,20 1,690
P<0,01 Post
Test
30 12,83 1,234
Dari Tabel 1 didapatkan bahwa mengkonsumsi madu dapat meningkatkan memori jangka pendek yang ditunjukkan dengan hasil penelitian, yaitu rerata nilai post test sesudah mengkonsumsi madu sebesar 12,83 (SD=1,234), lebih tinggi dari pada rerata nilai pretest sebelum mengkonsumsi madu 9,20 (SD=1,690) (p<0,01).
Gambar 1. Grafik Nilai Rerata Tes Memori Jangka Pendek Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Madu
Secara statistik didapatkan peningkatan memori jangka pendek sesudah mengkonsumsi madu. Peningkatan memori jangka pendek disebabkan oleh kandungan utama dalam madu yaitu gula sederhana. Jenis gula sederhana yang memiliki indeks glikemik yang rendah di dalam madu yaitu glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa ini yang berperan dalam penyediaan energi otak dengan mudah. Glukosa dan fruktosa cepat diserap oleh
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 9.20 12.83 N il a i R e r a ta Sebelum Sesudah
(2)
usus tanpa perlu dicerna oleh enzim-enzim usus, dibawa aliran darah melalui sawar darah otak dengan cepat kemudian dimetabolisme untuk menjalankan fungsi otak yang salah satunya adalah belajar dan memori5.
Dengan perbandingan antara glukosa dan fruktosa yang hampir sama yaitu 1:1 di dalam madu, akan menekan dan menghindarkan efek merugikan yang dapat ditimbulkan dari pemanis biasa (sukrosa). Hasil metabolise fruktosa dan glukosa di dalam mitokondria neuron secara bersamaan dan menghasilkan asam piruvat. Setiap asam piruvat akan dikatalisasi oleh enzim piruvat dehidrogenase sehingga terbentuk Asetil-KoA. Asetil-KoA akan memasuki siklus Krebs dan memproduksi ATP untuk menjalankan fungsi otak dan hasil zat perantara dari siklus Krebs adalah 2-oxoglutarate (α-ketoglutarat) yang merupakan salah satu prekursor pembentukan neurotransmiter glutamat yang berperan dalam neuroplasticity dan memori6.
Asetil-KoA di dalam sitoplasma ditambah dengan kolin yang tersedia pada ujung saraf maupun intake kolin dari makanan seperti madu, kemudian dikatalisasi oleh enzim kolin-asetil transferase menghasilkan asetilkolin yang merupakan salah satu neurotransmitter yang berperan dalam proses memori akan meningkat7.
Di dalam madu mengandung sejumlah vitamin B seperti vitamin B1 (thiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), vitamin B5 (panthothenic acid), vitamin B6 (pyridoxin), dan vitamin B9. Secara umum vitamin B berperan dalam penyediaan energi bagi tubuh termasuk otak8.
Penelitian di Universitas Waikato New Zealand yang dilakukan pada hewan coba tikus didapatkan bahwa komposisi karbohidrat sederhana dalam madu dapat meningkatkan daya ingat dan mengurangi anxiety4.
Oyefuga, O. H. dan kawan-kawan melakukan suatu penelitian menyelidiki tentang pengkonsumsian madu dalam jangka pendek dan jangka panjang pada tikus. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pemberian madu (pada jangka pendek dan panjang) dapat meningkatkan protein otak dan aktivitas katalase pada sel-sel otak, sehingga menunjukan peningkatan yang signifikan dalam kapasitas antioksidan, meningkatkan pertahanan terhadap kerusakan sel, cedera sel dan proses degeneratif dari komponen sel mitokondria, mikrosom dan DNA9.
Penelitian di Universitas Sains Malaysia yang dilakukan pada 102 orang wanita post-menopause didapatkan adanya peningkatan memori jangka menengah setelah mengkonsumsi madu jenis tualang (Agro Mas) setelah perlakuan selama 16 minggu10.
Penelitian Chepulis, L. M, penelitian Oyefuga, O. H dan kawan-kawan, dan penelitian Othman, Z dan kawan-kawan mendukung penelitian ini bahwa dengan mengkonsumsi madu dapat meningkatkan memori jangka pendek.
SIMPULAN
Madu meningkatkan memori jangka pendek
SARAN
Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan dengan bentuk sediaan madu lainya maupun jenis madu lainya dengan menggunakan dosis yang berbeda.
Perlu penelitian lebih lanjut memakai interval dan jumlah soal yang berbeda pada tes memori jangka pendek Peterson & Peterson.
Perlu penelitian lebih lanjut dengan metode yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong, William L., 2009, Ganong's Review of Medical Physiology. [penyunt.] Kim E Barret, et al., et al.
(3)
23rd Edition. USA : Mcgraw-hill LANGE Basic Science.
2. The Franklin Institute Online., 2004, from
http://www.fi.edu/learn/brain/carbs.ht ml.
3. Bogdanov, Stefan, et al., 2008, Honey for Nutrition and Health: a Review. American Journal of the College of Nutrition, 677-689. 4. Chepulis, Lynne Merran., 2009, An
Investgation of Health Benefits of Honey as a Replacement for Sugar In The Diet. The University of Waikato Research Commons.
5. Magistretti, P J, Pellerin, L dan
Martin, J L., 2007, Brain Energi
Metabolism.
http://www.acnp.org/g4/GN4010000 64/Default.htm.
6. Purves, Dale, et al., 2001, Neurosciene. 2nd editions. Sunderland (MA) : Sinauer Associaties, Inc.
7. Waymire, Jack C., 2003,
Acethylcholine Neurotransmission. Neuroscience The University of Texas.
8. www.whfoods.com., from http://www.whfoods.com.
9. Oyefuga, O H, et al., 2012, Honey consumption and its anti-ageing potency in white Wister albino rats. Scholary Journal of Biological Science, 1-3.
10. Othman, Zahiruddin, et al., 2012, Improvement in immediate memory after 16 weeks of tualang honey (Agro Mas) supplement in healthy postmenopausal women. US National
Library of Medicine-National Institutes of Health.
(4)
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdulwahid, A., Joseph, C. P., & Kennedy, E. H. (2012). Neutraceutical value of
natural honey and its contribution to human health and wealth. Nutrition and
Metabolism .
Bogdanov, S., Jurendic, T., Sieber, R., & Gallmann, P. (2008). Honey for Nutrition
and Health: a Review. American Journal of the College of Nutrition , 677-689.
Bogdanov, S. (2012). Honey as Nutrient and Functional Food. Bee Product Science .
Bogdanov, S. (2011). The Honey Book. Bee Product Science .
Broad, A. H. (2010). Honey Nutrition and Health. Nutritional Honey Broad .
Champe, P. C., Harvey, R. A., & Ferrier, D. R. (2005). Lippincott's Illustrated
Reviews Biochemistry (3rd Edition ed.). Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Chase, B. (2013). Progressive Health. Retrieved from:
http//www.progressivehealth.com/calcium-and-its-affects-on-memory.htm
Chepulis, L. M. (2009). An Investigation of Health Benefits of Honey as a
Replacement for Sugar In The Diet. The University of Waikato Research
Commons.
Dorland, N. W. (2010). Dorland's Illustrated Medical Dictionary (31st Edition ed.).
Singapore: Elsevier Saunders.
Fessenden, R. (2007). Honey-More than Just a Sweeter, Naturally. AAS Journal .
Ganong, W. L. (2009). Ganong's Review of Medical Physiology (23rd Edition ed.).
(K. E. Barret, S. M. Barman, S. Boitano, & H. L. Brooks, Eds.) USA:
Mcgraw-hill LANGE Basic Science.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Text Book of medical Physiology. Philadelphia:
Elsevier Saunders.
(5)
49
Lumbontobing, S. M. (2005). Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental (Edisi
7 ed.). Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Mader, S. S. (2005). Understanding Human Anatomy and Physiology (5th Edition
ed.). New York: Mcgraw Hill.
Magistretti, P. J., Pellerin, L., & Martin, J. L. (2007). Brain Energi Metabolism.
http://www.acnp.org/g4/GN401000064/Default.htm .
McGill.
(n.d.).
Mc
Gill.
Retrieved
from
The
Brain
Mc
Gill:
http://thebrain.mcgill.ca/flash/a/a_07/a_07_p/a_07_p_tra/a_07_p_tra.html
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, W. V. (2006). Harper's Illustrated
Biochemistry (27 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Othman, Z., Shafin, N., Zakaria, R., Hussain, N. H., & Mohammad, W. M. (2012).
Improvement in immediate memory after 16 weeks of tualang honey (Agro Mas)
supplement in healthy postmenopausal women. US National Library of
Medicine-National Institutes of Health.
Oyefuga, O. H., Ajani, E. O., Salau, B. A., Agboola, F., & Adebawo, O. O. (2012).
Honey consumption and its anti-ageing potency in white Wister albino rats.
Scholary Journal of Biological Science , 1-3.
Psychologist World. (2013). Retrieved from
http://www.psychologistworld.com/memory/peterson_decay.php
Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Katz, L. C., LaMantia, A. S.,
McNamara, J. O., et al. (2001). Neurosciene (2nd ed.). Sunderland (MA): Sinauer
Associaties, Inc.
Sherwood, L. (2007). The Central Nervous System In: Human Physiology From Cell
to System. Pacific Groove USA: Brooks/ Cole.
Slaughter, M. (2002). Basic Consepys in Neuroscience: A Student's Survival Guide (1
ed.). USA: Mc Graw-Hill.
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Cognitive Psychology (8 ed.).
USA: Library of Congress Cataloging in Publication Data.
The Franklin Institute Online. (2004). Retrieved from
(6)