Perubahan Tata Cara Perkawinan Dua Generasi Masyarakat Yongding Di Bandung : Studi Kasus Di Yayasan Intan Bandung.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Nama : Merline Tanu Program Studi : Sastra China

Judul Skripsi : Perubahan Tata Cara Perkawinan Dua Generasi Masyarakat Yongding di Bandung : Studi Kasus di Yayasan Intan Bandung

Skripsi ini membahas tata cara perkawinan pada anggota Yayasan Intan Bandung dan anak laki-lakinya, serta bertujuan untuk mengetahui perubahan tata cara perkawinan apa saja yang terjadi pada kedua generasi tersebut dan faktor-faktor penyebab perubahan tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif interpretatif dengan bentuk deskriptif. Hasil penelitian di lapangan adalah pengaruh kebudayaan Tionghoa dalam tata cara perkawinan anggota Yayasan Intan Bandung lebih kuat dibandingkan dengan generasi anak laki-lakinya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata cara perkawinan kedua generasi tersebut disebabkan oleh pengaruh lingkungan, kontak dengan kebudayaan lain, perubahan pola pikir seseorang, perubahan jaman, agama, efisiensi waktu dan tenaga, dan keadaan ekonomi.

Kata kunci :


(2)

ABSTRACT

Name : Merline Tanu Study Program: Chinese Literature

Title : Perubahan Tata Cara Perkawinan Dua Generasi Masyarakat Yongding di Bandung : Studi Kasus di Yayasan Intan Bandung

The focus of this study is Bandung Yongding Foundation’s members’ and their son’s marriage procedures. The purpose of this study is to understand some marriage procedures changes in two generations, including what factors influenced the changes. This research is a descriptive research with the method of qualitative-interpretative. The result of the research is the influence of Chinese culture was still strong in the Bandung Yongding Foundation’s members’ generation than their son’s generation. The changes of marriage procedures that are happened in both generations are caused by environment influences, contacts with other cultures, man’s mindset changes, time changes, religions, time and energy efficiency, and economic situation.

Key words :


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ……….. i

HALAMAN PENGESAHAN ………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ……… iii

ABSTRAK ……… iv

ABSTRACT ………. v

KATA PENGANTAR ………. vi

DAFTAR ISI ………...… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

1 PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 3

1.3 Tujuan Penelitian ……… 3

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 3

1.5 Metode Penelitian ………...… 3

2 TEORI PENELITIAN ………... 5

2.1 Perkawinan ……….. 5

2.2 Tata Cara Perkawinan Tradisional Tionghoa ………... 6

1. Shuo Mei ( ) ………...… 7

2. Xiang Qin ( ) ………...………..……... 7

3. Guo Li ( ) ………...… 8

4. Ze Qi ( ) ……….…...…. 9

5. Pu Fang ( ) ………...…. 9

6. Kai Lian ( ) ………...…. 10

7. Dai Rong Hua ( ) ..……….… 10


(4)

9. Chi He He Fan ( ) ………...….. 11

10.Zhang Mian ( ) ………... 11

11.Ban Gu Dou ( ) ………... 11

12.Ying Qin ( ) ………..………. 12

13.Bai Tang ( ) ………...… 14

14.Hun Yan ( ) ………...… 15

15.Jiao Bei Xi Jiu ( ) ………...….. 15

16.Hua Zhu Zhi Ye ( ) ………...… 15

17.Nao Dong Fang ( ) ………...… 15

18.Kai Xiang Li ( ) ………...…. 16

19.Hui Men ( ) ………...… 16

2.3 Tata Cara Perkawinan Etnis Tionghoa-Indonesia ………. 16

1. Pemilihan Jodoh dan Melamar ……… 16

2. Sangjit ……….…………. 17

3. An Tjeng ………..……… 17

4. Hari Perkawinan ……….. 17

2.4 Kebudayaan dan Perubahannya ………...… 18

3 ANALISIS DAN PENYAJIAN DATA ……… 21

3.1 Sejarah Yayasan Intan Bandung ……… 21

3.2 Grafik dan Analisis ………. 22

4 PEMBAHASAN ………. 31

4.1 Tata Cara Perkawinan Anggota Yayasan Intan Bandung ……….. 31

1. Pemilihan Jodoh ………... 31

2. Melamar ……… 32

3. Sangjit ……….………….. 33


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

5. Hari Perkawinan ……… 35

6. Sesudah Hari Perkawinan ………..……….. 37

4.2 Tata Cara Perkawinan Anak Laki-Laki dari Anggota Yayasan Intan Bandung ………. 37

1. Pemilihan Jodoh ………... 38

2. Melamar ……… 38

3. Sangjit ……….………….. 40

4. Sebelum Hari Perkawinan ………..……….. 41

5. Hari Perkawinan ……… 42

6. Sesudah Hari Perkawinan ………..……….. 45

4.3 Perubahan yang Terjadi dan Faktor-Faktor Penyebab ……… 45

4.3.1 Perubahan yang Terjadi ……….. 45

4.3.2 Faktor-Faktor Penyebab ………. 48

5 KESIMPULAN ……….. 51


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Pertanyaan Wawancara ……….. 53 LAMPIRAN 2 Data Hasil Wawancara ……… 55 LAMPIRAN 3 Gambar ……… 58


(7)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.

The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia adalah negara multietnis, di mana etnis-etnis tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap etnis memiliki kebiasaan dan kebudayaan yang

berbeda. Koentjaraningrat (1985) mengatakan bahwa keanekaragaman

kebudayaan tidak saja menyebabkan perbedaan dalam gaya dan pola hidup, tetapi juga pembagian tingkat-tingkat kehidupan dalam masyarakat. Tingkat-tingkat tersebut dinamakan tingkat sepanjang hidup; yang meliputi masa bayi, masa anak-anak, masa remaja, masa dewasa, masa sesudah nikah, masa kehamilan, masa tua. Pada masa peralihan antara satu tingkat kehidupan ke tingkat berikutnya, biasanya diadakan pesta atau upacara yang sifatnya universal (Koentjaraningrat, 1997, hlm. 92).

Manusia merupakan bagian dari masyarakat, yang berarti mereka membutuhkan seseorang dalam masyarakat yang berlainan jenis kelaminnya untuk dijadikan teman hidup. Sesuai dengan kodrat manusia, pria membutuhkan wanita dan wanita membutuhkan pria dalam kehidupannya (Muhammad, 2011, hlm. 15). Dalam hidup, perkawinan merupakan peristiwa yang penting dan

membahagiakan. Wang Shunhong (2003) mengatakan bahwa perkawinan

membentuk keluarga, keluarga membentuk inti masyarakat ( ,

). Di samping itu, jika terjadi perkawinan campuran, yaitu perkawinan yang pasangan hidupnya berasal dari etnis yang berbeda (Hariyono, 1993), maka perkawinan dapat membentuk ikatan antara etnis yang satu dengan etnis yang lainnya.

Dalam perkawinan, ada beberapa tata cara yang harus dilakukan. Tata cara tersebut terdiri dari menentukan pasangan, lamaran, pesta perkawinan, dan sesudah pesta; di mana di dalam setiap tata cara tersebut mengandung nilai-nilai.

Orang Tionghoa telah bermigrasi ke Asia Tenggara sejak ratusan tahun lalu. Kebanyakan orang Tionghoa yang bermigrasi ke Asia Tenggara antara lain puak Hokkian, Hakka (Khe), Teochiu, Konghu, dan Hokcia (Fuqing ). Sejak tahun


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

1950, RRC mengeluarkan kebijakan yang membagi status rakyat menjadi penduduk China dan warga asing. Sebelumnya, kata huaqiao ( ) mengacu pada orang China di seluruh dunia. Akan tetapi, setelah RRC dan Indonesia menandatangani kewarganegaraan ganda, RRC mulai menyebut orang China yang memilih tinggal di luar negeri sebagai waiji huaren ( ) atau zhongguo

xuetong ( ), dan yang paling baru adalah huaren ( ) (Suryadinata,

1999).

Puak Hokkian merupakan salah satu etnis Tionghoa terbanyak di Indonesia, mereka sebagian besar tinggal di Pulau Jawa. Puak Hokkian yang tinggal di Bandung salah satunya berasal dari Kabupaten Yongding, China. Puak Hokkian yang berasal dari Kabupaten Yongding (China) lebih sering disebut orang Yongding. Mereka membentuk sebuah perkumpulan yang dikenal dengan nama Yayasan Intan. Perkumpulan Yongding di Indonesia terdapat di Jakarta dan di Bandung. Perkumpulan Yongding yang terdapat di Bandung dikenal dengan nama

Yayasan Intan Bandung ( ) (wawancara dengan You Hexing, Maret

2012).

Seiring dengan perkembangan jaman, kebudayaan pasti mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Perubahan yang terjadi dapat membawa dampak positif atau negatif. Perubahan dalam arti positif terjadi apabila perubahan tersebut membawa kemajuan. Sedangkan, perubahan dalam arti negatif terjadi apabila perubahan tersebut membawa akibat buruk atau kemunduran yang dapat merusak kebiasaan.

Perubahan yang dimaksud ini adalah penambahan atau pengurangan yang menuju ke arah perubahan. Penambahan atau pengurangan tersebut juga terjadi pada tata cara perkawinan. Perubahan yang dimaksud dapat dilihat dari urutan kegiatan dan perlengkapan yang digunakan.

Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengkaji penelitian mengenai perubahan tata cara perkawinan. Karena penelitian ini membahas tentang perubahan tata cara perkawinan, maka ada dua objek yang dibandingkan. Dua objek tersebut adalah anggota Yayasan Intan Bandung dan anak laki-laki dari anggota Yayasan Intan Bandung, di mana anaknya bukan anggota Yayasan Intan Bandung. Selain itu, kedua objek penelitian tersebut melaksanakan upacara


(10)

3

perkawinan di Bandung. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Perubahan Tata Cara Perkawinan Dua Generasi Masyarakat Yongding di Bandung : Studi Kasus di Yayasan Intan Bandung”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tata cara perkawinan anggota Yayasan Intan Bandung?

2. Bagaimana tata cara perkawinan anak laki-laki dari anggota Yayasan Intan Bandung?

3. Perubahan apa yang terjadi dan apakah faktor-faktor penyebabnya?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami tata cara perkawinan anggota Yayasan Intan Bandung. 2. Untuk memahami tata cara perkawinan anak laki-laki dari anggota Yayasan

Intan Bandung.

3. Untuk memahami perubahan apa yang terjadi dan faktor-faktor penyebabnya.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan bagi penulis maupun orang lain mengenai tata cara perkawinan Masyarakat Yongding di Bandung, khususnya di kalangan komunitas Yayasan Intan Bandung.

2. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi penulis lain yang menulis penelitian serupa.

1.5Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah metode studi literatur dan metode wawancara. Sumber data yang digunakan sebagai teori penelitian berasal dari beberapa buku. Lalu, untuk melengkapi data penelitian, penulis juga menggunakan metode wawancara, dengan jenis wawancara semi terstruktur.


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

Selain itu, metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan kualitatif interpretatif. Analisis data penelitian ini disajikan dalam bentuk diagram, lalu diberikan deskrisi serta dianalisis dengan menggunakan teori, sehingga didapatkan hasil penelitian.


(12)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.

The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.


(13)

51 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dibahas di bab-bab sebelumya, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perubahan dalam tata cara perkawinan masyarakat Yongding di kalangan Yayasan Intan Bandung, yaitu pada generasi ayah dan generasi anak. Perkawinan anggota Yayasan Intan Bandung (generasi ayah) terjadi sekitar pertengahan tahun 1970 sampai dengan pertengahan tahun 1980, sedangkan perkawinan anak laki-laki dari anggota Yayasan Intan Bandung (generasi anak) terjadi sekitar tahun 2000-an.

Dari sejumlah tata cara perkawinan tradisional Tionghoa, masyarakat Yongding di Bandung hanya melakukan beberapa tata cara perkawinan tersebut, yang di dalamnya terjadi sedikit perubahan. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh kebudayaan Barat dan daerah sekitar. Selain perubahan tata cara, kedua pengantin pada generasi ayah dan anak juga sudah tidak lagi mengenakan pakaian tradisional Tionghoa.

Pada generasi ayah, kedua pengantin melakukan tahap memilih tanggal lamaran dan hari perkawinan berdasarkan usulan peramal, menata kamar pengantin, melakukan acara sangjit, mengenakan gaun pengantin dan penutup muka, menjemput pengantin wanita, melakukan sembahyang kepada leluhur, teh

pai, perberkatan perkawinan, menyelenggarakan pesta perkawinan, dan datang

berkunjung ke rumah pengantin wanita. Di samping itu, kedua pengantin melalui tahap dipingit dan menyelenggarakan malam midodareni, di mana kedua tahap tersebut merupakan akulturasi terhadap kebudayaan Jawa. Kemudian pada hari perkawinan, beberapa pengantin wanita mengenakan gaun berwarna merah, meskipun tidak ada gambar naga dan burung phoenix. Jadi, pengaruh kebudayaan Tionghoa terasa masih kental dan dapat dilihat pada generasi ini, walaupun ada beberapa pengaruh kebudayaan asing dan lingkungan tempat tinggal sekitar.

Sedangkan pada generasi anak, ada beberapa pengantin tidak melakukan tahap memilih tanggal lamaran dan hari perkawinan berdasarkan usulan peramal, tetapi menentukan sendiri tanggal tersebut. Selain itu, beberapa pengantin juga tidak melakukan acara sangjit, sembahyang kepada leluhur, dan melalui tahap


(14)

52

dipingit. Akan tetapi, mereka melakukan tahap menata kamar pengantin atau

rumah baru, malam midodareni, mengenakan gaun pengantin dan penutup muka,

menjemput pengantin wanita, teh pai, pemberkatan perkawinan,

menyelenggarakan pesta perkawinan, dan datang berkunjung ke rumah pengantin wanita. Kemudian pada hari perkawinan, semua pengantin wanita mengenakan gaun berwarna putih. Jadi, pengaruh kebudayaan Tionghoa mulai memudar dibandingkan dengan generasi ayah.

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa masyarakat Yongding di Bandung melakukan perkawinan adat, perkawinan agama, dan perkawinan hukum. Lalu, perubahan tata cara perkawinan yang terjadi kedua generasi tersebut dapat dilihat dari penambahan atau pengurangan urutan kegiatan dan perlengkapan yang digunakan. Selain itu, ada pula perubahan urutan kegiatan.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata cara perkawinan anggota Yayasan Intan Bandung dan anak laki-laki dari anggota Yayasan Intan Bandung disebabkan oleh faktor-faktor :

1. Pengaruh lingkungan dan kontak dengan kebudayaan lain. 2. Perubahan pola pikir seseorang.

3. Perubahan jaman.

4. Agama atau kepercayaan. 5. Efisiensi waktu dan tenaga. 6. Keadaan ekonomi.


(15)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.

The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.


(16)

59

DAFTAR PUSTAKA

Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Jawa Tengah. (1977). Proyek Penelitian

dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Feng Feng . (2004). Baixing Minsu Liyi Daquan . Beijing:

Zhongguo Mangwen Chubanshe.

Hariyono, (1993). Kultur Cina dan Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1996). Jakarta: Balai Pustaka.

Koentjaraningrat. (1981). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

(1985). Sejarah Antropologi I. Jakarta: UI Press.

(1997). Pengantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad, Prof. Abdulkadir. (2011). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti.

Nio, Joe Lan. (1993). Peradaban Tionghoa Selajang Pandang. Jakarta: Penerbit Keng Po.

Soekanto, Soerjono. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. (2001). Kamus Sosiologi. Jakarta: PT Grasindo.

Sudarsono, (2005). Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryadinata, Leo. (1999). Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: PT Pustaka LP3ES.

Wang Shunhong . (2003). Zhongguo Gaikuang . Beijing: Beijing

Daxue Chubanshe.

Wawancara


(17)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.

The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.


(1)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.


(2)

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dibahas di bab-bab sebelumya, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perubahan dalam tata cara perkawinan masyarakat Yongding di kalangan Yayasan Intan Bandung, yaitu pada generasi ayah dan generasi anak. Perkawinan anggota Yayasan Intan Bandung (generasi ayah) terjadi sekitar pertengahan tahun 1970 sampai dengan pertengahan tahun 1980, sedangkan perkawinan anak laki-laki dari anggota Yayasan Intan Bandung (generasi anak) terjadi sekitar tahun 2000-an.

Dari sejumlah tata cara perkawinan tradisional Tionghoa, masyarakat Yongding di Bandung hanya melakukan beberapa tata cara perkawinan tersebut, yang di dalamnya terjadi sedikit perubahan. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh kebudayaan Barat dan daerah sekitar. Selain perubahan tata cara, kedua pengantin pada generasi ayah dan anak juga sudah tidak lagi mengenakan pakaian tradisional Tionghoa.

Pada generasi ayah, kedua pengantin melakukan tahap memilih tanggal lamaran dan hari perkawinan berdasarkan usulan peramal, menata kamar pengantin, melakukan acara sangjit, mengenakan gaun pengantin dan penutup muka, menjemput pengantin wanita, melakukan sembahyang kepada leluhur, teh pai, perberkatan perkawinan, menyelenggarakan pesta perkawinan, dan datang berkunjung ke rumah pengantin wanita. Di samping itu, kedua pengantin melalui tahap dipingit dan menyelenggarakan malam midodareni, di mana kedua tahap tersebut merupakan akulturasi terhadap kebudayaan Jawa. Kemudian pada hari perkawinan, beberapa pengantin wanita mengenakan gaun berwarna merah, meskipun tidak ada gambar naga dan burung phoenix. Jadi, pengaruh kebudayaan Tionghoa terasa masih kental dan dapat dilihat pada generasi ini, walaupun ada beberapa pengaruh kebudayaan asing dan lingkungan tempat tinggal sekitar.


(3)

52

Universitas Kristen Maranatha dipingit. Akan tetapi, mereka melakukan tahap menata kamar pengantin atau rumah baru, malam midodareni, mengenakan gaun pengantin dan penutup muka, menjemput pengantin wanita, teh pai, pemberkatan perkawinan, menyelenggarakan pesta perkawinan, dan datang berkunjung ke rumah pengantin wanita. Kemudian pada hari perkawinan, semua pengantin wanita mengenakan gaun berwarna putih. Jadi, pengaruh kebudayaan Tionghoa mulai memudar dibandingkan dengan generasi ayah.

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa masyarakat Yongding di Bandung melakukan perkawinan adat, perkawinan agama, dan perkawinan hukum. Lalu, perubahan tata cara perkawinan yang terjadi kedua generasi tersebut dapat dilihat dari penambahan atau pengurangan urutan kegiatan dan perlengkapan yang digunakan. Selain itu, ada pula perubahan urutan kegiatan.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam tata cara perkawinan anggota Yayasan Intan Bandung dan anak laki-laki dari anggota Yayasan Intan Bandung disebabkan oleh faktor-faktor :

1. Pengaruh lingkungan dan kontak dengan kebudayaan lain. 2. Perubahan pola pikir seseorang.

3. Perubahan jaman.

4. Agama atau kepercayaan. 5. Efisiensi waktu dan tenaga. 6. Keadaan ekonomi.


(4)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.


(5)

59

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Jawa Tengah. (1977). Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Feng Feng . (2004). Baixing Minsu Liyi Daquan . Beijing:

Zhongguo Mangwen Chubanshe.

Hariyono, (1993). Kultur Cina dan Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1996). Jakarta: Balai Pustaka.

Koentjaraningrat. (1981). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

(1985). Sejarah Antropologi I. Jakarta: UI Press.

(1997). Pengantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Muhammad, Prof. Abdulkadir. (2011). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti.

Nio, Joe Lan. (1993). Peradaban Tionghoa Selajang Pandang. Jakarta: Penerbit Keng Po.

Soekanto, Soerjono. (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. (2001). Kamus Sosiologi. Jakarta: PT Grasindo.

Sudarsono, (2005). Hukum Perkawinan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Suryadinata, Leo. (1999). Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: PT Pustaka LP3ES.

Wang Shunhong . (2003). Zhongguo Gaikuang . Beijing: Beijing Daxue Chubanshe.

Wawancara


(6)

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only. This page will not be added after purchasing Win2PDF.