PERUBAHAN TATA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA DI DESA SIDOMULYO 1998

PERUBAHAN TATA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA DI DESA SIDOMULYO 1998 SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

  Program Studi Ilmu Sejarah

  Disusun Oleh: Nama Mahasiswa : Ignatius Eko Fredianto Nomor Mahasiswa : 024314009 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA

  

SKRIPSI

PERUBAHAN TATA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

DI DESA SIDOMULYO 1998

  Disusun Oleh: Ignatius Eko Fredianto

  NIM: 024314009

  

Telah Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing I Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum. Tanggal 21 Mei 2007

  

SKRIPSI

PERUBAHAN TATA UPACARA PERKAWINAN ADAT JAWA

DI DESA SIDOMULYO 1998

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Ignatius Eko Fredianto

  

024314009

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada Tanggal 6 Juni 2007

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

  

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tandan Tangan Ketua : Prof. Dr. PJ. Suwarno, S. H ………….. Sekretaris : Drs. H. Purwanta, M. A ………….. Anggota : Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum ………….. Anggota : H. Purwanta, M. A ………….. Anggota : Drs. Hb. Hery Santosa, M. Hum …………..

  

Yogyakarta, Juni 2007

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Dekan,

Dr. Fr. B. Alip, M.Pd, M.A

  

Persembahan

  Skripsi ini Kupersembahkan buat: Almamaterku tercinta, kebanggaanku : Fakultas Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma Jogyakarta.

  Kedua orang tuaku: M. Sutarno dan Ch. Titik Suwarni Yuniarti yang selalu memberikan yang terbaik buat putra-putranya dengan kesabaran dan penuh kasih. Mauritius Bangun Dwi Hardika Elizabet Debby Kartika Sari yang selalu setia mendampingi hidupku dan banyak mengisi hari-hariku.

  MOTTO

  

Halaman Pernyataan Keaslian Karya

  Skripsi ini merupakan karya sendiri dan belum pernah saya ajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi. Skripsi ini tidak memuat karya orang lain atau suatu lembaga atau bagian dari karya orang lain atau suatu lembaga, kecuali bagian-bagian tertentu yang dijadikan sumber.

  Penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran fakta-fakta berdasarkan sumber-sumber yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini.

  Jogjakarta, 21 Mei 2007 Penulis Ignatius Eko Fredianto

  

ABSTRAK

  Penulisan skripsi dengan Judul "Perubahan Tata Upacara Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo 1998" ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa perubahan tata upacara perkawinan adat Jawa di Desa Sidomulyo ketika berhadapan dengan perubahan sosial masyarakatnya sebagai akibat krisis ekonomi yang dimulai sejak tahun 1997, yang secara urnum merupakan hagian dari Sejarah Kebudayaan dengan melihat perkembangan kebudayaan Jawa di daerah luar Jawa atau di luar tempat kebudayaan itu berasal.

  Sebagai sebuah penulisan sejarah maka metode penelitian yang digunakan dalani penulisan skripsi ini melalui tahap-tahap: ditentukan wilayah penelitian. dan intorman guna pengumpulan sumber dari kepustakaan dan wawancara lisan: dengan teknik pengumpulan data, sumber-sumber yang kredibel dan otentik dianalisis diinterpretasikan ditafsirkan untuk merekonstruksi perstiwa yang dikaji.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini untuk menunjukkan bahwa masyarakat Desa Sidomulyo yang merupakan masyarakat transmigran dari suku Jawa telah alih generasi mencoba bertahan hidup di luar daerah tempat kebudayaan itu terlahir (daerah asal), bertahan hidup dalam dua hal: pertama survival pada tingkatan kebutuhan hidup yaitu bagaimana dapat bertahan hidup. mencapai kesuksesan dalam hidup secara materi, yang dihadapkan pada realitas berupa perubahan sosial yang sedikit banyak mempengaruhl pada perubahan struktur sosial masyarakatnya yang diakibatkan oleh krisis ekonomi; yang kedua survival pada tataran kebudayaan artinya masyarakat Sidomulyo sebagai suku Jawa mempunyai identitas yang mencoba bertahan untuk tetap diakui keberadaannya, mencoba untuk tidak berbenturan sehingga diharapkan terjadi keselarasan atau tolerasi antar suku, antar budaya dan lingkungan sosialnya.

  Perubahan sosial masyarakat itu kemudian mempengaruhi pelaksanaan tata upacara perkawinan tidak menggunakan tata upacara yang baku. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengurangan dalam beberapa bagian pada tata upacara perkawinan yang didasarkan pada fungsi praktis dan ekonomis. Bagian-bagian yang ditiadakan diantaranya pada proses sebelum upacara perkawinan sebelum melamar seharusnya ada tahap nakokake (menanyakan), pada tahap setelah pemhentukan panitia seharusnya diadakan janggolan(selamatan), dan penebusan kembang mayang setalah upacara midodareni. Perubahan pada tata upacara perkawinan adat Jawa dilihat pada tiga hal mendasar yaitu pada perubahan bentuk, perubahan atau pergeseran fungsi dan perubahan esensi atau nilai yang terkandung atau yang memaknainya dari setiap tahap pada tata upacara perkawinan.

  

ABSTRACT

  The writing of thesis titled "the change in the arrangement of Javanese traditional wedding in Sidomulyo in 1998" is aimed at describing and analyzing the shift in the arrangement of Javanese wedding in Sidomulyo village when faced with the social change of its society due to the economical crises beginning in 1997. which is generally a part of cultural history, looking at the Javanese culture developing outside Java or in the place out of the origin of the culture.

  As a historical writing, the method of the research adopted in this thesis included the following steps: the determination of the research area and the informant for collecting the data and other source from the library and interview. \Vith this data collecting technique, credible and authentic sources are analyzed and interpreted to reconstructing the reviewed event.

  The obtained result of the research is to indicate that the society of Sidomulyo village is the migrant society coming from Java which comprises of tlie subsequent generation who tries to survive the place out of the origin of the culture. The survival of the society is viewed from second perspectives: firstly the survival from the level of living need . that is how to survive, to pursue the success in the material life, who are faced to the reality in the form of social change which at some extent affects tlie society's social structure which is caused by economical crisis: secondly the survival from the level of culture, meaning that sidomulyo people as the Javanese ethnic has the identity to tiy to survive in order that their existence is recognized, and to try to avoid the collision therefore it is hoped that the harmony and tolerance occur among ethnics. culture and social environment.

  The society's social change subsequently affects the performance of wedding ceremony which neglects tlie standard ritual. This is evidenced l)y tlie desertion several parts of the wedding ceremony which are based on the practical and economical tunction. The neglected part include the process before the commence of wedding ceremony: there is a part of ceremony called nakokake (questioning) which is neglected. Tlie neglected parts also include Jun^go/nn after the establishment of the committee for the wedding and the repayment of keinbang muyan^ after mldodurcm rituals. The change in the arrangement of Javanese wedding ceremony can be seen from three basic matters, the change in the form, the shift toward the function and the essential or value change in every stage of the wedding ceremony.

KATA PENGANTAR

  Dengan mengucapkan segala puji dan memanjatkan rasa syukur luar biasa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Sempurna atas setiap cinta, jalan, pertolongan, kemudahan, rahmat dan hidayahNya, penulis berhasil mewujudkan skripsi dengan judul: Perubahan Tata Upacara Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo 1998.

  Penulis menghaturkan rasa hormat dan mengucapkan terimakasih kepada Drs. Silverio R. L. Aji Sampurno, M. Hum. selaku Pembimbing Tunggal yang sudah bersedia banyak meluangkan waktu dan kesempatan untuk membimbing dan mengoreksi skripsi ini sampai terwujud, motivator, nasehat, hal-hal bijak, dan bertukar pikiran tentang banyak hal lintas ruang dan waktu.

  Dalam Penulisan skripsi ini penulis banyak sekali melibatkan bantuan, dukungan, bimbingan, masukan dan sumbangan pemikiran, baik itu moril maupun materil, secara langsung maupun tidak langsung dari segenap pihak. Oleh karena itu sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga dan menjunjung hormat kepada: 1.

  Bapak Dr. Fr. B. Alip, M. Pd., M. A. selaku Dekan beserta staf kerja yang sudah memberikan kesempatan serta ijin kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Hery Santosa M. Hum. Sebagai Ketua Jurusan Ilmu Sejarah yang telah banyak membagi pengalaman fantastisnya buat penulis.

  3. Bapak Drs. Ign. Sandiwan Suharso yang telah memberikanku gambaran cara- cara berpikir logis dan sistematis untuk penulis.

  4. Bapak Drs. H. Purwanta, M. A. yang sudah menyumbangkan pemikiran- pemikiran filosofi hidup bagi penulis.

  5. Bapak Drs. Manu Joyoatmojo, Bapak Prof. Dr. P. Y. Suwarno, S. H., Bapak Drs. Anton Haryono, M. Hum., Bapak Paulus Suparmo, S. Ip., Romo Dr. F. X.

  Baskara T. Wardaya S. J., dan Ibu Dra. Juningsih, M. Hum yang mengajarkanku tentang kedisiplinan.

  6. Mas Tri di Sekretariat Fakultas Sastra yang banyak disibukkan keperluan administrasi mahasiswa Ilmu Sejarah.

  7. Bapak Dr. St. Sunardi, Bapak Dr. Budiawan yang memberikanku pencerahan dalam menikmati ilmu pengetahuan.

  8. Pimpinan UPT. Perpustakaan dan segenap staf kerja Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Jogjakarta yang telah banyak membantu dalam pengumpulan sumber literatur.

  9. Sejumlah responden dari masyarakat Desa Sidomulyo yang memberikan keterangan (lisan) digunakan sebagai sumber dalam penulisan skripsi ini.

  10. Segenap warga Kecamatan Belitang yang bersedia menerima penulis untuk meneliti di daerah mereka.

  11. Guru-guru sekolahku yang telah banyak berjasa mencetak generasi-generasi mengagumkan.

  12. Sahabat-sahabatku: Gusti “Mr.X” Markus “Renaldy”, Yosi “Bang Yos”, Daniel “Lampard”, Yuda “Del Piero”, Opet “Kutu Kopet”, Ella, Nana “Bunda

  Nana”, Eka “Britpop”, Vianey, Krisna, Bertha “Bams”, Eddi, Agus , Nanno, Mamik, Feny, Roger “Dower”, Ada, Dary, Keke, Atiek, Halim “Cino.” Yuhan “Bang Jo Tile”, Nanto “A’a Atto”, Elang, dan Vila, dan rekan-rekan calon sejarawan semua di Jurusan Ilmu Sejarah, Kalian sangat istimewa!

  13. Keluargaku tercinta di Belitang, Bapak Ibu tercinta, adikku.

  14. Keluargaku di Jogja Pakde Uci Bude Hartik, Andri, Ari, Mas Anda, Mas Arul, dan seluruh keluarga di Bantul Bangun Jiwo.

  15. Teman-temanku 16.

  Dan masih banyak pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut andil untuk tersusunnya skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat kekuarangan-kekuarangan karena khilaf dan keterbatasan. Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan agar karya ini bisa lebih baik lagi. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis bercita-cita semoga hasil penelitian ini berguna bagi pembaca yang budiman.

  Jogjakarta, 21 Mei 2007 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv HALAMAN MOTTO ................................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ vi HALAMAN ABSTRAK............................................................................. vii HALAMAN ABSTRACT .......................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix DAFTAR ISI............................................................................................... xii DAFTAR TABEL....................................................................................... xv BAB PERTAMA : PENDAHULUAN ......................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah .................................................................

  B.

  6 Identifikasi dan Pembatasan Masalah .............................................

  1.

  6 Identifikasi Masalah .................................................................

  2.

  7 Pembatasan Masalah ................................................................

  C.

  8 Perumusan Masalah ........................................................................

  D.

  8 Tujuan Penelitian ............................................................................

  E.

  9 Manfaat Penelitian ..........................................................................

  F.

  9 Tinjauan Pustaka .............................................................................

  G.

  Landasan Teori................................................................................ 12 H. Metode Penelitian............................................................................ 13 1.

  Tehnik Pengumpulan Data....................................................... 13 2. Analisa...................................................................................... 13 3. Historiografi ............................................................................. 14 I. Sistematika Penulisan ..................................................................... 14

  BAB KEDUA : DINAMIKA BUDAYA DAN MASYARAKAT DESA SIDOMULYO ............................................................................................

  16 A. Sejarah Terbentuknya Sidomulyo................................................... 16 B. Letak Geografis dan Batas Wilayah................................................ 16 C. Sosial Budaya Masyarakat Desa Sidomulyo................................... 21 1.

  Bahasa ....................................................................................... 22 2. Pendidikan................................................................................. 24

  4. Organisasi Sosial....................................................................... 26 5.

  Peralatan dan Teknologi............................................................ 26 6. Sistem Religi ............................................................................. 26 7. Kesenian.................................................................................... 27 BAB KETIGA : PERUBAHAN TATA UPACARA PERKAWINAN .....

  29 A. Tata Upacara Perkawinan Adat Jawa.............................................. 29 1.

  Proses sebelum upacara perkawinan......................................... 29

  1.1 Nontoni................................................................................ 29

  1.2 Meminang ......................................................................... 29

  1.3 Paningset ............................................................................ 30

  1.4 Srah-srahan......................................................................... 31

  1.5 Pingitan ............................................................................... 32

  1.6 Tarub................................................................................... 34 2. Proses pelaksanaan upacara perkawinan................................... 36 2.1 Siraman ...............................................................................

  36 2.2 Upacara malam midodareni ................................................

  37 2.3 Ijab kabul ............................................................................

  38 2.4 Panggih................................................................................

  39 2.5 Resepsi ................................................................................

  41

  3. Proses sesudah upacara perkawinan.......................................... 42 4. Beberapa jenis sesaji untuk upacara perkawinan .....................

  43 4.1 Sesaji bucalan .....................................................................

  43 4.2 Sesaji untuk dapur ..............................................................

  43 4.3 Sesaji kamar pengantin .......................................................

  44 4.4 Sesaji Paes .........................................................................

  44 B. Perubahan Tata Upacara Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo 45 1.

  Proses Tata Upacara Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo 45 a.

  Proses Sebelum Upacara Perkawinan ................................ 46 1.

  Melamar ........................................................................ 48 2. Penyampaian Undangan................................................ 49 3. Pemasangan tarub.......................................................... 50 4. Pembentukan Panitia..................................................... 50 5. Midodareni .................................................................... 51 b. Proses Pelaksanaan Upacara Perkawinan .......................... 51 1.

  Tahap Persiapan ............................................................ 51 2. Tahap Pelaksaan............................................................ 52 3. Tahap Akhir .................................................................. 53 c. Proses Sesudah Upacara Perkawinan................................. 53

  BAB KEEMPAT : DAMPAK PERUBAHAN BAGI MASYARAKAT DAN TRADISI ..............................................................................................

  55 A. Bagi masyarakat Desa Sidomulyo .................................................. 55 1.

  a.

  Organisasi Sosial................................................................ 58 b.

  Peralatan dan Teknologi..................................................... 59 c. Sistim Religi....................................................................... 59 d.

  Kesenian............................................................................. 60 3. Persepsi masyarakat terhadap perubahan....................................

  61 B. Pada Tata Upacara Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo ..... 61 1.

  Pergeseran Fungsi Upacara Perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo ...................................................................

  61 1.1.Fungsi Religi .....................................................................

  61 1.2.Fungsi Sosial .....................................................................

  62 1.3.Fungsi Budaya...................................................................

  63

  2. Esensi atau Nilai yang terkandung dalam tata upacara perkawinan 65 2.1 Nilai ritual .........................................................................

  65 2.2 Nilai budaya ......................................................................

  66 BAB KELIMA : PENUTUP.......................................................................

  68 A. Kesimpulan...................................................................................... 68 B. Rekomendasi ................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  72 LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................

  75

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan……………………...24 Tabel 2. Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Sidomulyo.…………………..25 Tabel 3. Petunjuk Perhitungan Sistem Nilai Hari dan Pasaran……...…………...33 Tabel 4. Jumlah Hari Makna dan Arti……………………………………………33 Tabel 5. Upacara Panggih Secara Kronologis…………………………………....39 Tabel 6. Data Kuisioner Tentang Persepsi Masyarakat Pada Perubahan…….…..61

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya kebudayaan dan adat istiadat menunjukkan tinggi

  rendahnya peradaban suatu bangsa. Peradaban dan kebudayaan itu bentuk dari tata nilai yang luhur dan suci yang diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Peradaban di dalam masyarakat, berkembang sesuai dengan kemajuan jaman. Unsur-unsur pokok dan tata nilai dari sebuah tradisi dari sebuah kebudayaan tertentu sudah seharusnya dipertahankan, dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

  Penulisan sejarah kebudayaan sudah sejak lama ada tetapi kemudian cenderung terlupakan karena perkembangan jaman yang lebih didominasi oleh topik di luar kebudayaan seperti sejarah politik, sejarah peristiwa dan orang-orang besar dan sebagainya. Porsi untuk penulisan sejarah kebudayaan dirasa masih sedikit dibandingkan dengan penulisan lain diluar topik kebudayaan. Seperti halnya pada penulisan sejarah kebudayaan Indonesia belum mendapat porsi dan perhatian yang banyak. Hal ini terlihat dengan minimnya penulisan dan minimnya sumber tertulis mengenai kebudayaan suatu daerah tertentu di Indonesia.

  Indonesia bukan saja Bangsa yang kaya akan sumber daya alamnya, tapi juga kaya akan keragaman suku, adat-istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan, ras dan keturunan, hingga berbagai ritual adat istiadat seperti pada ritual adat pada siklus hidup manusia. Oleh karena itu mengkaji untuk menyelami lebih dalam yang ada pada bangsa ini menjadi menarik, terlebih sebagai sebuah kekayaan budaya bangsa, sebagai tradisi leluhur yang harus dipertahankan. Selain itu, tulisan ini juga berupaya untuk memperluas wawasan tentang khasanah budaya bangsa sendiri yang hingga saat ini porsinya masih sedikit, yakni tentang sejarah kebudayaan.

  Bangsa ini tidak boleh tenggelam dalam kekhilafannya mengesampingkan jati diri dan atau identitas budayanya sendiri. Lamprectht (1856-1915) menyebutkan “sejarah kebudayaan ialah sejarah dari seeleleben, kehidupan

  1

  rohaniah sebuah bangsa.” Negara juga mempunyai keterkaitan dan peranan penting dengan budaya. Jadi sudah selayaknya negara bersahabat, ramah, tidak kejam, dan netral dengan budaya. Jacob Burckhardt (1818-1897) dalam karyanya

  Die Culture Der Renaissance in Italien menulis :

  “Negara mempunyai hubungan dengan budaya, sebagai pendorong munculnya bentuk budaya dan sebaliknya, negara adalah bagian dari

  2

  sistem budaya.” Merujuk pendapat di atas yang menyatakan bahwa negara adalah bagian dari sistem budaya. Dengan demikian negara mempunyai hubungan yang erat dengan budaya karena keduanya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Keberadaan sebuah negara terbentuk melalui sebuah proses yang banyak dikupas dari segi peristiwa terbentuknya yang kemudian menjadi kajian bagi sejarah seperti pada sejarah terbentuknya suatu negara. Negara juga merupakan sebagai sebuah hasil dari kebudayaan masyarakat. Maka dapat dikatakan negara sebagai sebuah bentuk dan hasil dari kebudayaan dan di dalam negara terdapat berbagai bentuk kebudayaan.

  Dengan demikian Sejarah kebudayaan juga dianggap perlu untuk dikaji karena sejarah kebudayaan merupakan bagian dari sejarah umum. Joseph H.

  Greenberg menuliskannya sebagai berikut: “Sejarah kebudayaan adalah bagian dari sejarah umum, mengenai perkembangan-perkembangan historis bangsa-bangsa yang belum

  3

  mengenal tulisan, pada waktu sekarang dan masa lampau.” Sejarah kebudayaan dikatakan sebagai bagian dari sejarah umum, dalam pengertian bahwa sejarah kebudayaan memperkaya, membentuk satu kesatuan sebagai bagian dari sejarah umum. Dapat pula dikatakan sejarah lokal sebagai bagian dari sejarah nasional. Fungsinya sama yaitu sebagai bagian yang membentuk sejarah umum, membentuk sejarah nasional.

  Penulisan sejarah lokal di Indonesia, dalam hal ini daerah-daerah di luar pulau Jawa masih dirasa sedikit porsinya. Sejarah lokal dipahami sebagai sejarah yang mengambil topik pembahasan hanya pada skope spasial satu daerah saja. Kalau melihatnya secara administratif wilayah, sejarah lokal bermakna sejarah

  4

  suatu Provinsi atau daerah jika itu dilihat dari skala Nasional. Sejarah lokal atau sejarah daerah juga ada yang menyebutnya sebagai sejarah mikro. Sejarah lokal misalnya sejarah dari suatu daerah tertentu, didalamnya dapat berupa sejarah muncul dan perkembangan daerah itu atau sebaliknya seperti sejarah hancur atau hilangnya daerah itu. Dalam hal ini sejarah lokal banyak mengambil konsentrasi 3 Taufik Abdullah dan Abdul Soerjomiharjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif, (Jakarta: PT. Gramedia,1985) hal. 213. pada bidang sosial-budaya masyarakat. Dalam bidang sosial budaya masyarakat, seperti contohnya pada keseragaman tentang pemaknaan pada perayaan pada tiap siklus hidup manusia. Dalam hampir semua masyarakat di dunia dengan berbagai kebudayaan yang sudah dimiliki, perayaan pada tiap siklus hidup manusia sebagai sebuah kebudayaan yang ada pada tiap masyarakatnya.

  Hidup individu di seluruh dunia, dibagi oleh adat masyarakatnya dalam beberapa siklus kehidupan. Pada waktu seorang individu beralih dari satu tingkat hidup ke tingkat hidup lain biasanya diadakan pesta atau upacara. Pesta atau upacara pada saat peralihan sepanjang tingkat hidup itu ada dalam hampir semua kebudayaan di seluruh dunia, hanya saja tidak semua saat peralihan dianggap

  5 sama pentingnya dalam semua kebudayaan.

  Suatu peralihan yang terpenting pada tingkat kehidupan dari semua manusia di seluruh dunia adalah saat peralihan dari tingkat hidup remaja ke

  6

  tingkat hidup berkeluarga ialah perkawinan. Dengan demikian perkawinan menutup suatu masa tertentu dalam kehidupan individu.

  Tata nilai kehidupan dalam masyarakat adalah semua aktifitas yang tercermin dalam kehidupan masyarakat. Hal ini termasuk pula upacara perkawinan. Dipandang dari sudut kebudayaan, perkawinan merupakan pengatur prilaku manusia sebagai pengatur prilaku seks, selain itu juga memiliki fungsi lain dalam kehidupan kebudayaan dan masyarakat. Manusia sebagai pemberi ketentuan hak dan kewajiban serta perlindungan kepada anak yang dihasilkan, memenuhi kebutuhan hidup manusia akan teman hidup, harta, gengsi, dan kelas 5 Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. 1981. Hal. masyarakat serta sebagai pemeliharaan hubungan baik antara kelompok kerabat

  7 tertentu.

  Upacara perkawinan merupakan bagian integral dari kebudayaan masyarakat pendukungnya. Penyelenggaraan upacara perkawinan itu sangat penting bagi pembinaan sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Hal itu disebabkan salah satu fungsi dari upacara perkawinan adalah sebagai penguat norma serta nilai budaya yang telah berlaku secara simbolis ditampilkan melalui perayaan dalam bentuk upacara perkawinan.

  Pelaksanaannya tata upacara perkawinan pada perkembangannya mengalami pergeseran baik itu dalam hal bentuk, pemaknaan, serta merosotnya nilai dan norma yang terkandung didalamnya. Maka kemudian dapat dikatakan terjadi perubahan pada tata upacara perkawinan. Dan upacara perkawinan sebagai bagian dari sebuah kebudayaan.

  Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah yang masih jarang penduduk. Transmigrasi membawa serta kebudayaan dan adat istiadatnya atau dikatakan sebagai “usungan kebudayaan.” Pada lokasi baru transmigransi, upacara perkawinan adat Jawa sebagai bagian dari kebudayaan Jawa ini mendapat tempat dan perhatian (tidak dilupakan bahkan untuk ditinggalkan). Keberadaan penduduk dari suku Jawa yang tidak terpisah meskipun ditempatkan pada lokasi baru menjadi modal kuat pada pertahanan dan pelestarian budaya, adat istiadat masyarakat.

  Perubahan pada tatanan sosial budaya juga sekaligus memberikan pengaruh pada perubahan tradisi dalam hal ini pada tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo. Dalam proses perubahan itu modernisasi menjadi daya dorong efektif pada munculnya motifasi untuk sebuah perubahan pada tatanan kehidupan sosial budaya masyarakatnya.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

  Perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo merupakan tema yang coba diangkat sebagai salah satu permasalahan tentang Sejarah Kebudayaan dan perkembangannya dalam masyarakat. Dimana masyarakat Sidomulyo sebagai masyarakat bentukan alih generasi dari generasi awal atau pendatang.

  Seperti umumnya pendatang dari pulau Jawa terutama Jawa Tengah, generasi awal juga mengusung adat dan kebudayaan Jawa dan kemudian diteruskan dengan alih generasi pada generasi berikutnya. Disadari atau tidak usungan kebudayaan itu mencoba bertahan dan berkembang sesuai kondisi masyarakat pendukungnya dan sebagian menerobos daerah teretorial kebudayaan lokal.

  Pada topik pembahasan kali ini bukan pada tataran pembahasan konflik dan benturan budaya melainkan mencoba melihat perubahan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Situasi jaman yang memiliki kompleksitas dan pengaruh pada perubahan pada beberapa aspek kehidupan kemudian dicoba dilihat pada pembahasan tentang perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo. Tradisi ini yang paling kentara untuk melihat usungan adat dan Budaya Jawa sehingga hal ini cukup untuk menjadi alasan utama pemilihan topik.

2. Batasan Masalah

  Sumatera menjadi sasaran program transmigrasi sekitar tahun 1930-an sampai dengan tahun 1980-an.

  Desa Sidomulyo menjadi salah satu lokasi penempatan para transmigran dari pulau Jawa. Kiranya pembahasan ini tidak mencakup seluruh pulau Sumatera namun hanya dalam lingkup kecil di Desa Sidomulyo Propinsi Sumatera Selatan. Berhadapan dengan realitas kehidupan pada setiap daerah lokasi penempatan transmigran tentunya memiliki permasalahan dengan keunikan masing-masing ketika usungan kebudayaan itu berhadapan dengan relitas sosial masyarakat, dan perubahan jaman entah berbenturan, tumpang-tindih, atau bahkan memunculkan sebuah budaya baru yang dapat diterima masyarakat pendukungnya.

  Pada tahun 1998 perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa sangat kentara terutama di Desa Sidomulyo. Tahun 1998 sebagai titik untuk melihat akumulasi dari perubahan itu. Maka tahun itu kemudian diambil untuk melihat perubahan yang banyak terjadi sebagai akumulasi perubahan yang disebabkan bebrbagai faktor sosial budaya masyarakatnya. Agar penelitian lebih fokus lagi, permasalahan akan dibatasi pada: a.

  Lingkup masyarakat di Desa Sidomulyo Dusun II dan III karena daerah ini merupakan daerah murni bentukan dari para transmigran dan berpenduduk mayoritas berasal dari Jawa Tengah yang telah alih generasi. b.

  Prinsip “integrasi” dan prinsip “fungsi” digunakan sebagai sudut pandang untuk kemudian dilihat perubahan pada tatanan sosial masyarakat yang mempunyai hubungan kausalitas pada terjadinya perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo.

C. Perumusan Masalah 1.

  Apa yang melatarbelakangi terjadinya perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo? 2. Bagaimana perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa

  Sidomulyo tahun 1998 ? 3. Sejauh mana dampak perubahan pada masyarakat Desa Sidomulyo ? D.

   Tujuan Penelitian a. Akademis

  Penulisan ini bertujuan mendeskripsi dan menganalisa tentang perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo pada tahun 1998 yang dipengaruhi oleh perubahan pada tatanan sosial, ekonomi dan budaya.

b. Praktis

  Penulisan tentang tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo dengan mengambil tahun 1998 untuk melihat pengaruh realitas sosial budaya masyarakat seperti pada perubahan aspek ekonomi sosial dan budaya. Penulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui

E. Manfaat Penelitian

  1. Teoretis

  Penulisan ini dapat digunakan untuk memberikan data atau informasi tentang perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo pada tahun 1998 yang behubungan dengan perkembangan secara umum Sejarah Kebudayaan Jawa yang ada di luar pulau Jawa.

  2. Praktis

  Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 Ilmu Sejarah. Serta untuk menambah penulisan tentang Sejarah Kebudayaan Jawa di luar pulau Jawa terutama yang menyangkut adat istiadat dan tata upacara perkawinan.

F. Kajian Pustaka

  Ada beberapa Skripsi yang mengulas tentang perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa, seperti yang ditulis oleh Tita Dwijati Permata dengan judul Pola Perkawinan Dalam Masyarakat Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta menjelaskan tentang perubahan pola perkawinan Adat Jawa di Kauman.

  Penjelasan dimulai dari penggolongan masyarakat Yogyakarta menjadi dua yaitu santri yang taat pada aturan, ajaran agama Islam dan kejawen yang masih menjalankan adat istiadat dan Budaya Jawa. Dari sekian banyak penduduk awalnya Kauman dihuni para santri. Para santri inilah yang kemudian mencoba memadukan unsur-unsur Budaya Jawa asli dengan ajaran agama Islam. Dalam hal ini segala hal yang ada dalam Budaya Jawa yang berbau mistis dan mitos coba untuk ditinggalkan karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

  Perpaduan antara Budaya Jawa dengan ajaran-ajaran agama Islam kemudian menghasilkan kebudayaan baru yang diterima oleh masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Kauman.

  Skripsi dengan judul Upacara Tradisi Perkawinan Jawa dan Perubahan

  

Bentuk Sumbangan di Yogyakarta (studi kasus pada upacara perkawinan keluarga

Moelyono dan keluarga Bambang Sutrisno) yang ditulis oleh Novita Purnamasari.

  Tulisan ini mengambil sudut pandang pada struktur masyarakat dan pelapisan sosial. Tradisi nyumbang dalam pesta perkawinan kamudian menjadi sarana untuk menentukan tingkatan sosial masyarakat. Nyumbang bagi masyarakat Yogyakarta adalah usaha untuk memelihara hubungan baik, cara menunjukkan eksistensi diri dan meningkatkan prestise sosial dalam masyarakat serta menjadi usaha yang dilakukan masyarakat untuk menabung karena sumbagan dapat menjadi sumber pembiayaan yang dapat diharapkan kelak dikemudian hari. Upacara perkawinan bagi masyarakat Jawa dilakukan untuk menunjukkan keberadaan diri sebuah keluarga dalam masyarakat. Penyelenggaraan upacara perkawinan merupakan usaha masyarakat untuk menunjukkan status sosial.

  Skripsi dengan judul Upacara Adat Perkawinan Orang Cina Totok di

  

Surabaya mendeskrepsikan sebuah akulturasi budaya yang ditulis oleh Lidyawati

  Tedjo. Upacara perkawinan dilaksanakan tidak mengikuti tata cara para pendahulunya. Upacara perkawinan dilaksanakan tidak sesuai aslinya. Berada Jauh dari Tempat asli atau tempat dimana pertama kali kebudayaan Cina tumbuh dan berkambang, adanya pengaruh budaya luar dalam hal ini budaya barat dan

  Budaya Jawa menjadi faktor pada terjadinya perubahan yang dimaksud. Meskipun masih ada beberapa unsur budaya asli yang masih dipertahankan.

  Penulisan pada pembahasan topik yang sama di daerah lain seperti penulisan tentang Pola Perkawinan Dalam Masyarakat Kauman Daerah Istimewa Yogyakarta dan pada penulisan tentang Upacara Tradisi Perkawinan Jawa dan Perubahan Bentuk Sumbangan di Yogyakarta (studi kasus pada upacara perkawinan keluarga Moelyono dan keluarga Bambang Sutrisno lebih menitik beratkan pada struktural fungsional masyarakatnya sebagai pendorong perubahan. Pembagian masyarakat pada kelas-kelas sosial menurut seleksi alam dan aturan atau kesepakatan masyarakat pendukungnya yang pada gilirannya menyebabkan perubahan pada pola perkawinan. Sedangkan pada penulisan tentang Upacara Adat Perkawinan Orang Cina Totok di Surabaya lebih mendeskripsikan sebuah akulturasi budaya. Terjadi penggabungan budaya dalam hal ini Budaya Jawa, Eropa dan Cina sendiri sehingga menghasilkan budaya baru. Meskipun masih tetap ada beberapa unsur-unsur dari budaya asli yang masih tetap dipertahankan.

  Penelitian dan penulisan tentang perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo, dengan melihat kompleksitas keadaan masyarakat pada situasi jaman yang berbeda yang mengacu pada perubahan yang terjadi. Dalam hal ini lebih dilihat pada pengaruh perubahan pada beberapa aspek kehidupan. Dengan bertitik tolak dari sini maka kemudian mencoba untuk melengkapi beberapa penelitian di daerah lain tentang perubahan tata upacara perkawinan dengan melihat kompleksitas kondisi sosial masyarakat sebagai ikon perubahan.

G. Landasan Teori

  Pada konteks pembahasan mengenai perubahan tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo, prinsip “integrasi” dan prinsip “fungsi” digunakan untuk menjelaskan tentang perubahan dari tata upacara perkawinan itu sendiri sebagai sebuah unsur kebudayaan dan budaya yang tetap melekat dan dipertahankan oleh masyarakat pendukungnya Hal itu antara lain disebabkan tata upacara perkawinan dipandang masih berfungsi untuk mendukung jalannya hidup dan kehidupan mereka. Meskipun demikian ada beberapa pertimbangan yang menurut seleksi alam atau juga berdasarkan kesepakatan bersama pada akhirnya tata cara itu tidak dipatuhi sepenuhnya karena dinilai kurang memiliki nilai fungsi bagi masyarakatnya.

  Perubahan pada tata upacara perkawinan Adat Jawa dalam hal ini lebih dilihat pada beberapa faktor sosial yang terjadi dan mempengaruhi pada perubahan itu. Beberapa faktor itu diataranya perpindahan penduduk dalam hal ini transmigrasi dan berbagai permasalahan yang terkandung dalam perpindahan penduduknya termasuk pada pada pola integrasi. Masyarakat Sidomulyo tidak berasal dari satu lokasi yang sama tetapi dari percampuran berbagai transmigran dari wilayah Jawa Tengah seperti; Solo, Jogyakarta, Wonogiri dan sebagainya yang memiliki kekhasan dan ciri tersendiri.

  Dalam penulisan skripsi ini akan mencoba menjelaskannya dengan menggunakan prinsip “integrasi” dan prinsip “fungsi” karena dinilai lebih sesuai dan dekat dengan topik yang dibahas. Parson mengatakan bahwa unsur-unsur kebudayaan asing dapat diterima oleh masyarakat setempat apabila kebudayaan asing tersebut dapat menyesuaikan diri dengan bentuk kebudayaan setempat

  8

  sesuai dengan kepribadian masyarakatnya. Prinsip fungsi yang dikemukakan oleh Kroeber yaitu unsur-unsur tersebut memiliki fungsi yang cukup penting di dalam

  9

  masyarakat. Upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo memiliki fungsi tetap meskipun terjadi perubahan pada tata upacaranya. Perubahan itu dilihat lebih pada pertimbangan ekonomis dan praktis.

H. Metodologi Penelitian

  1. Teknik Pengumpulan Data

  Penelitian ini menggunakan beberapa langkah-langkah sebagai metode penelitian dalam memperoleh data yang berupa sumber primer : a.

  Observasi, yaitu terjun langsung ke lapangan untuk melihat lebih dekat proses upacara perkawinan terutama dengan memperhatikan unsur-unsur yang mengalami perubahan b. Wawancara, dengan wawancara langsung pada tokoh agama, pemuka adat, dan tokoh-tokoh masyarakat guna mendapatkan data tentang proses perkawinan dan aspek perubahannya.

  2. Analisis Data

  Dalam analisis data pengumpulan data dan sumber perlu ditekankan validitas atau keaslian sebagai landasan utama dalam membangun sebuah idea dan tesis. Metode wawancara dan observasi menjadi salah satu metode untuk mempertahankan validitas data dan sumber yang diperoleh untuk kemudian 8 Drs. Hb. Hery Santosa. “Manfaat Antropologi dalam Historiografi Indonesia.”, dituangkan dalam membangun gagasan sehingga diperoleh tesis. Secara lebih rinci data dan sumber baik primer maupun skunder diolah dengan dideskripsikan dan diinterpretasikan untuk dapat menggambarkan perubahan pada tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo dan persepsi masyarakat pada perubahan.

3. Historiografi

  Dalam tahapan terakhir ini penulis akan menyajikan sebuah rekonstruksi suatu peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami.

I. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini akan ditulis dalam lima bab yaitu bagian pertama merupakan pendahuluan pada bagian ini dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, kajian pustaka, landasan teori, metodoligi penelitian, serta sistematika penulisan dan jadwal penelitian.

  Kemudian bagian kedua merupakan penjelasan mengenai dinamika sosial budaya masyarakatnya, yang berisi tentang sejarah singkat Desa Sidomulyo, letak geografis, dan batas wilayah, keadaan sosial budaya, yang meliputi; bahasa, pendidikan, sistem religi dan kesenian.

  Selanjutnya bagian ketiga secara umum menjelaskan tentang tata upacara Adat Jawa Tengah dan tata upacara perkawinan Adat Jawa Di Desa Sidomulyo terutama untuk melihat perubahan pada tata upacara perkawinan.

  Pada bagian keempat dihilat dampak dari perubahan itu yang pertama dampak bagi masyarakat Desa Sidomulyo sendiri dan yang kedua untuk melihat dampak perubahan bagi tradisi yaitu menjelaskan tentang perubahan-perubahan fungsi pada tata upacara perkawinan Adat Jawa di Desa Sidomulyo baik itu perubahan fungsi upacara perkawinan Adat Jawa seperti pada perubahan bentuk, fungsi religi, fungsi sosial dan fungsi budaya. Perubahan itu juga dilihat pada esensi atau nilai yang terkandung didalamnya antara lain nilai ritual dan nilai budaya. Pada bagian ini juga diketengahkan bagaimana persepsi masyarakat pada perubahan itu.

  Dan pada bagian kelima berisikan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang pada intinya merupakan jawaban jawaban dari permasalahan yang diajukan dalam bab sebelumnya.

BAB II DINAMIKA BUDAYA DAN MASYARAKAT DI DESA SIDOMULYO A. Sejarah Terbentuknya Desa Sidomulyo Penduduk Desa Sidomulyo sebagian besar adalah keturunan dari Suku Jawa yang datang melalui program transmigrasi. Mereka tersebar di 127 desa

  10

  transmigrasi dari 210 desa yang ada di wilayah OKU Timur. Penempatan transmigran untuk daerah Belitang berlangsung dari tahun 1930-an melalui

  11

  program kolonisasi massal yang dilakukan pemerintah Belanda. Pelaksanaan tahap pertama tahun 1930-an dilaksanakan penempatan transmigran untuk

  

12