PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA.

(1)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Daftar FPIPS: 2170/UN.40.2.3/PL/2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA

OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI

MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh : Arif Gusmayadi

(0705753)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA

OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI

MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Oleh Arif Gusmayadi

Sebuah skripsi yang di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Arif Gusmayadi

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh di perbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, di foto copy, atau lainnya tanpa seizin dari penulis


(3)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II DI YOGYAKARTA

Arif Gusmayadi (0705753)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING I

H. Didin Saripudin, Ph. D. M.Si NIP: 19700506 199001 1 001

PEMBIMBING II

Moch. Eryk Kamsori, S.Pd NIP: 19690430 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


(4)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP: 19570408 198403 1 003


(5)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “Peranan Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran dalam Peristiwa Agresi Militer Belanda II Di Yogyakarta”. Masalah utama yang diangkat dalam skripsi ini yaitu bagaimana peranan Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta? Skripsi ini menggunakan metode historis, yaitu rekonstruksi tentang gambaran peristiwa-peristiwa sejarah masa lampau berdasarkan bukti-bukti peninggalan sejarah. Peristiwa sejarah dapat direkonstruksi melalui empat tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Studi kepustakaan adalah teknik penelitian yang dipakai dalam pembuatan skripsi ini. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan interdisipliner, dimana sejarah ditempatkan sebagai ilmu utama dan dibantu dengan ilmu sosial lainnya. Sebelum terbentuknya Pasukan Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran awalnya mereka adalah para siswa sekolah tinggi pelayaran Jakarta. Pembentukan pasukan yang terdiri dari para siswa dan mantan siswa sekolah tinggi pelayaran Jakarta ini menjadi cikal bakal terbentuknya Pasukan Samoedra Oembaran (PAS O). Siswa dan mantan siswa sekolah tinggi pelayaran Jakarta yang berniat membantu pasukan Indonesia dalam peperangan, sebelum membentuk PAS O mereka terlebih dahulu bergabung dengan BKR Laut Pusat Jakarta. Mendaratnya pasukan sekutu di Jakarta, membuat pasukan BKR Laut Pusat Jakarta menjadi tertekan dan akhirnya BKR Laut Pusat Jakarta memutuskan untuk meninggalkan kota Jakarta. Meninggalkan kota Jakarta BKR Laut Pusat Jakarta pergi menuju Jawa Timur. PAS O yang tergabung dengan Corp Armada I (CA I). Peperangan yang dilakukan PAS O kepada Belanda bisa dikatakan sebagai serangan gangguan, hal ini dikarenakan serangan yang dilakukan oleh PAS O tidak dapat menghancurkan kekuatan pasukan Belanda. Kekuatan pasukan PAS O yang tidak seimbang dengan kekuatan pasukan Belanda mengakibatkan PAS O memilih strategi perang hit and run dimana serangan-serangan yang dilakukan PAS O untuk menimbulkan kepanikan pasukan Belanda, namun dalam beberapa serangan PAS O mampu mengalahkan kekuatan pasukan Belanda misalnya pada pertempuran yang terjadi di Kalipare. Akhir dari Agresi Militer Belanda II ini berakhir dengan kekuatan diplomatis. Serangan 1 Maret 1949 menjadi serangan yang bersifat politis, karena dengan serangan ini pasukan Indonesia ingin menunjukkan bahwa pasukan Indonesia masih memiliki kekuatan untuk menjalankan tugasnya sebagai pengaman negara. Serangan ini juga untuk membuktikan bahwa pihak Belanda telah mengabaikan resolusi dari PBB, sehingga PPB memberikan tekanan yang lebih kuat agar Belanda melakukan perundingan dengan Indonesia.


(6)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

The title of this thesis is "the role of Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran in the event of military aggression Netherlands II in Yogyakarta". The main issue raised in this thesis is how the role of the Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran in the event of military aggression Netherlands II in Yogyakarta? This thesis uses historical method, namely the reconstruction about the depiction of historical events of the past based on historical evidence. Historical events can be reconstructed through the four stages namely heuristics, critique, interpretation, and historiography. Study of the library is the research techniques used in this thesis. The approach used is an interdisciplinary approach, where the history of the major science and being helped by other social sciences. Before the formation of the troops Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran they are initially students high school cruise to Jakarta. The formation of the Army consisted of students and former high school students cruise the Jakarta became the forerunner of the formation Troop Samoedra Oembaran (PAS O). Students and former high school students cruise Jakarta Indonesia troops help intending in battle, before forming the PAS O them first joined the BKR Laut Central Jakarta. The landing of allied forces in Jakarta, making the Sea Center Jakarta BKR became depressed and finally BKR Laut Central Jakarta decided to leave Jakarta. Leaving the city of Jakarta Jakarta Center Sea BKR went to East Java. PAS O incorporated with Corp Armada I (CA I). The war that made PAS O to the Netherlands can be said as a distraction, this is because the attack was carried out by FITTING the O cannot destroy the strength of the Netherlands. The strength of army PAS O unbalanced with the strength of the Netherlands led to the PAS O chose the strategy of war hit and run attacks where done PAS O to cause panic among the Netherlands troops, but in some PAS O attacks capable of defeating the forces of the Netherlands for example in the battle which took place in Kalipare. The end of the Netherlands military aggression II ends with diplomatic force. An attack on March 1, 1949 to attacks that are political, because with this attack Indonesia troops want to show that Indonesia's Army still has the power to perform his duties as State security. The attack also to prove that the Netherlands had ignored the resolutions of the United Nations, so that the PPB put pressure so that the Netherlands stronger negotiating with Indonesia.


(7)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Metode Penelitian ... 4

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Konseptual ... 9

2.2Kajian Teoritis ... 10

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian ... 26

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 26

3.1.2 Mengurus Perizinan ... 27

3.1.3 Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian ... 27

3.1.4 Konsultasi ... 28

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 29

3.2.2 Kritik ... 31


(8)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.4 Historiografi ... 35 3.3 Laporan Penelitian ... 36

BAB IV PERTEMPURAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA II

4.1 Latar Belakang Terbentuknya PAS O ... 37 4.2 BKR Laut Pusat Hijrah ke Jawa Timur ... 44 4.3 Peran dan Pengaruh PAS O dalam Peristiwa Agresi Militer Belanda II

di Yogyakarta ... 50 4.3.1 Peran PAS O dalam Peristiwa Agresi Militer Belanda ke-II di

Yogyakarta ... 50 4.3.2 Pengaruh PAS O dalam Peristiwa Agresi Militer Belanda ke-II di

Yogyakarta ... 65 4.4 Akhir Peristiwa Agresi Militer Belanda ke-II di Yogyakarta ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 73 5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(9)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL


(10)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

4.1 Salah Satu Tokoh Pembentuk PAS O Oentoro Koesmardjo ... 43 4.2 Kepala Staf Umum Laksamana III MBU M. Pardi ... 50 4.3 Pembagian Daerah Wehrkreise III ... 69


(11)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa Indonesia banyak yang menjadi pelaut. Belanda untuk pertama kalinya berhasil menaklukkan Indonesia yaitu dengan menghancurkan kekuatan lautnya, armada perangnya terlebih dahulu, dan kemudian armada niaganya. Untuk menguasai kekuatan laut Indonesia maka pemerintahan Belanda melakukan langkah-langkah dengan membentuk badan-badan seperti Departement van Scheepvaart (Badan Pelayaran Pemerintah Belanda), Departement van Zeevisserij (Badan Perikanan Laut),

Governements Marine (Badan Keamanan Laut), Koninklijke Marine (Badan Pertahanan Laut) (Sadjadi dkk. 1997: 7). Dikuasainya lautan Indonesia oleh Belanda menjadikan para pelaut Indonesia tidak mampu mengembangkan usaha dalam bidang kelautan. Sementara itu orang-orang pribumi yang bekerja pada pelayaran milik Belanda hanya sebagai awak kapal rendahan saja tidak diberikan kesempatan untuk menjadi pimpinan awak kapal. Baru pada 1930-an or1930-ang-or1930-ang pribumi Indonesia memiliki kesempat1930-an untuk memeg1930-ang jabatan yang lebih tinggi dengan jalan seleksi yang sangat ketat, seperti Mas Pardi, Adam dan M. Nazir yang merupakan orang-orang pribumi Indonesia yang berhasil menjadi pimpinan di kapal Belanda yang kemudian ketiganya menjadi pelopor pendirian Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dan kemudian menjadi cikal bakal Angkatan Laut yang ada sekarang ini.

Kekuatan perang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) pada awalnya tidak sehebat yang ada seperti sekarang ini. TNI AL pada awalnya hanya bermulai dari sebuah Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) yang kemudian berinisiatif untuk membentuk sebuah badan yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan dari gangguan-gangguan Belanda yang


(12)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berusaha kembali menduduki Indonesia. Usaha mempertahankan kemerdekaan salah satunya diwujudkan oleh Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dengan membentuk BKR Laut Pusat. Hal ini diperkuat oleh Ischam Sadjadi, dkk menyebutkan bahwa untuk menegakkan dan mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945, pemuda-pemuda pelaut yang diprakarsai oleh M. Pardi membentuk BKR Laut Pusat yang diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 10 September 1945. Sesuai dengan situasi waktu itu segeralah dibentuk pasukan BKR Laut dibawah pimpinan Abdul Latif bekas pembantu Guru Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT), dibantu oleh S. Bagiyo sebagai siswa tertua SPT dan Oentoro Koesmardjo sebagai penasehat dalam bukunya Sejarah Perjuangan Pas O 1945-1950.

Peranan TNI AL pada masa perang kemerdekaan tidak banyak disebutkan. TNI AL berperan dalam upaya merebut kemerdekaan dari tangan penjajahan Belanda maupun Jepang. Berbeda halnya dengan TNI Angkatan Darat, TNI AD lebih memegang peranan penting dalam upaya Indonesia merebut kemerdekaan. Hal ini bisa pahami dikarenakan TNI AL yang baru saja terbentuk sehingga TNI AL masih belum memberikan kontribusinya dalam menjaga keamanan negara, selain itu juga di tambah dengan dikeluarkannya keputusan reorganisasi dan rasionalisasi dalam tubuh TNI pada tahun 1948 sehingga TNI AL harus dilebur atau disatukan kedalam Angkatan Darat, dengan dileburnya Angkatan Laut ke dalam Angkatan Darat hal ini menjadikan hanya ada satu angkatan bersenjata yang bertugas sebagai pengaman negara yaitu Angkatan Darat. Angkatan Darat sebagai pasukan yang bertugas menjaga keamanan negara menjadikan peranannya sangat penting untuk menjaga keamanan negara. Dengan adanya peleburan Angkatan Laut kedalam Angkatan Darat yang lebih sering disebut memiliki peranan paling penting adalah Angkatan Darat dalam menjaga keamanan negara. Perang kemerdekaan sepertinya didomonasi peranannya oleh Angkatan Darat namun sebenarnya dalam dalam Angkatan Darat tersebut sebagian pasukannya terdapat juga pasukan Angkatan Laut yang pada tahun 1948 dilebur kedalam pasukan Angkatan Darat.


(13)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Banyak peristiwa yang terjadi di Indonesia pada saat memperjuangkan merebut kemerdekaan dari tangan bangsa penjajah, salah satunya adalah peristiwa Agresi Militer Belanda ke-II di Yogyakarta tahun 1948. Pada peristiwa tersebut tidak banyak diketahui dari pasukan divisi mana saja-kah yang ikut berperan langsung dalam upaya merebut atau mempertahankan kota Yogyakarta dari serangan Agresi Belanda ke-II. Pentingnya peranan militer dalam usaha merebut kemerdekaan menjadikan salah satu bahasan yang cukup menarik untuk dituliskan dalam sebuah tulisan sejarah perjuangan Indonesia dalam merebut kemerdekaannya. Namun penulisan mengenai peranan Angkatan Laut khususnya Pasoekan Angkatan Samoedra Oembaran yang selanjutnya disingkat menjadi PAS O, dalam perjuangan merebut atau mempertahankan kemerdekaan tidak banyak dituliskan, baik dalam bentuk buku, majalah maupun koran. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengangkat permasalahan ini dalam sebuah judul Peranan Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran (PAS O) dalam peristiwa Agresi Militer ke-II Tahun 1948 di Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah utama yang akan dikaji adalah bagaimana peranan “Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran (PAS O) dalam Peristiwa Agresi Militer Belanda ke-II di Yogyakarta tahun 1948?”. Untuk lebih memfokuskan kajian ini, maka rumusan masalah ini disusun dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai batasan masalah, yaitu :

1.Bagaimana latar belakang terbentuknya PAS O?

2.Mengapa BKR Laut Pusat Jakarta melakukan hijrah menuju Jawa Timur dan bagaimana prosesnya?

3.Bagaimana peran dan pengaruh PAS O dalam peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II 1948 di Yogyakarta?

4.Bagaimana akhir dari peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II 1948 di Yogyakarta?


(14)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana latar belakang terbentuknya PAS O serta sejauh mana peranan PAS O dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Menjelaskan latar belakang terbentuknya PAS O.

2. Menjelaskan sebab-sebab BKR Laut Pusat Jakarta melakukan hijrah menuju Jawa Timur.

3. Menjelaskan sebab-sebab terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II dan bagaimana peran dan pengaruh PAS O dalam peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II 1948 di Yogyakarta.

4. Menjelaskan akhir dari peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II 1948 di Yogyakarta?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 1. Bagi Guru

Memperkaya penulisan sejarah yang berkaitan dengan sejarah Militer khususnya mengenai Angkatan Laut.

2. Bisa menjadi sebuah referensi bagi yang berminat mempelajari sejarah militer khususnya Angkaan Laut.

3. Memberikan pengetahuan tentang peran PAS O dalam peristiwa Agresi Militer II.

1.5 Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis. Metode historis menurut Ismaun (2005:34) adalah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah. Adapun langkah-langkah yang dipergunakan dalam penelitian sejarah ini adalah :


(15)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Heuristik

Peristiwa yang terjadi dan dialami oleh manusia pada masa lampau ada yang meninggalkan jejak-jejak peninggalan bukti yang menyangkut kehidupan masyarakat. Semuanya itu dijadikan objek yang diteliti, dikaji dan disimpulkan oleh sejarawan. Objek tersebut diteliti melalui tahap Heuristik (Ismaun, 2005 : 25) maka Heuristik merupakan serangkaian upaya dalam pengumpulan sumber-sumber sejarah yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mengumpulkan sumber yaitu dengan mencari sumber buku, wawancara, Browsing internet dan sumber tertulis lainnya yang relevan untuk pengkajian permasalahan yang akan dikaji.

Dalam heuristik penulis mencari buku-buku yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan yaitu dengan mengunjungi Perpustakaan Angkatan Darat Bandung, Perpustakaan Nasional RI, Perpustakaan UPI maupun toko buku Gramedia. Penulis juga berusaha menulis surat kepada Yayasan Bina Nusantara Jakarta yang merupakan perkumpulan bekas pejuang PAS O. Peneliti berharap yayasan tersebut dapat memberikan informasi mengenai para pejuang mantan prajurit PAS O yang masih hidup, sehingga dapat peneliti wawancarai untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Wawancara secara langsung kepada para mantan pasukan O yang masih ada sebagai sumber primer.

Penulisan studi literatur yang mendukung serta relevan dengan permasalahan baik dilakukan melalui studi kepustakaan melalui buku-buku yang memang relevan dengan kajian penelitian maupun informasi melalui dokumen maupun internet yang memang dipandang relevan dengan permasalahan yang hendak diangkat oleh penulis. b. Kritik dan analisis sumber

Pada tahap kritik dan analisis sumber ini penulis berusaha melakukan penilaian dan mengkritisi data atau sumber-sumber yang


(16)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah ditemukan, seperti hasil wawancara dan hasil eksplorasi literatur yang dianggap relevan. Seperti yang diungkapkan dalam bukunya Helius yang berjudul Metodologi Sejarah, terdapat tahap kritik setelah sumber-sumber didapat yaitu, pertama kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007 : 132-132). Kedua, kritik internal yaitu kebalikan dari kritik eksternal, kritik internal sebagaimana yang disarankan oleh istilahnya menekankan aspek “dalam” yaitu isi dari sumber: kesaksian (testimony) (Sjamsuddin, 2007: 143).

Berdasarkan data dan sumber-sumber yang telah diperoleh peneliti, selanjutnya peneliti memberikan kritik eksternal dan kritik internal terhadap data dan sumber tersebut sebelum data dan sumber digunakan dalam penulisan skripsi. Kritik yang dilakukan ketika penulis mendapatkan data yang berupa sumber tertulis, penulis memilih data tersebut baik yang berupa sumber buku maupun dokumen yang sesuai dengan data yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini. Adapun data yang berupa sumber lisan, penulis memilih narasumber yang sesuai dengan kajian penelitian yaitu bekas prajurit pasukan O yang ikut terlibat dalam pertempuran Agresi Militer Belanda ke-II tahun 1948 di Yogyakarta.

c. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahap untuk menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh dengan cara mengelola fakta yang telah dikritik dengan merujuk beberapa referensi yang mendukung kajian penulis. Pada tahap ini penulis memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta yang telah diperoleh selama penelitian. Tahap ini menunjukkan penafsiran bagaimana peristiwa Agresi Militer Belanda ke-II tahun 1948 di Yogyakarta terjadi dari sudut pandang penulis berdasarkan data yang telah di kritik sumber terlebih dahulu.


(17)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Historiografi

Bukunya Sjamsuddin (2007 : 156) ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirnya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pemikiran-pemikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut Historiografi. Historiografi

merupakan tahap terakhir dalam dalam penulisan ini, penulis menyajikan hasil yang ditemukan dari beberapa tahap sebelumnya dengan menggunakan bahasa yang sederhana dengan tata bahasa baik dan benar. Disusun menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga terbentuklah menjadi sebuah skripsi.

1.6Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi tersusun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah yang menjadi alasan mengapa penulis tertarik melakukan penelitian, latar belakang masalah tersebut kemudian diuraikan dalam perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, bab ini dipaparkan mengenai teori-teori yang menjadi kerangka dasar berfikir bagi penulis yang dapat membantu penulis untuk meninjau dan menganalisis permasalahan yang dikaji sehingga dapat dijadikan untuk landasan dasar menjawab permasalahan penelitian.

Bab III Metode Penelitian, bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah serta teknik penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis dalam mendapatkan sumber atau data yang diperlukan penulis sesuai dengan yang dikaji. Langkah-langkah untuk mendapatkan sumber dan data tersebut meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Bab IV Pertempuran Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran (PAS O): dalam peristiwa Agresi Militer II, bab ini merupakan hasil dari penelitian


(18)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan oleh penulis. Penulis memaparkan hasil dari penelitian dalam bentuk uraian deskriptif, sehingga hasil penelitian dapat dijelaskan secara rinci. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa penjelasan sesuai dengan pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah, karena bab ini merupakan jawaban dari rumusan masalah. Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang terbentuknya PAS O yang pada awalnya PAS O berasal dari siswa Sekolah Pelayaran Tinggi, kemudian siswa Sekolah Pelayaran Tinggi ini berinisiatif membentuk PAS O karena untuk ikut aktif dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Dijelaskan pula sebab-sebab BKR Laut Pusat Jakarta melakukan hijrah menuju Jawa Timur karena di Jakarta BKR Laut Pusat keadaannya sudah terdesak oleh pasukan Sekutu.

Bab ini juga dijelaskan poin penting sebab-sebab terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II, dimana salah satu penyebabnya adalah keinginan Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Peran dan pengaruh PAS O dalam peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II 1948 di Yogyakarta tentunya memberikan bantuan dalam pertempuran melawan pasukan Belanda, namun akhir dari peristiwa Agresi Militer Belanda ke- II 1948 di Yogyakarta berakhir dengan penangkapan beberapa kepala negara oleh pasukan Belanda. Tertangkapnya kepala negara sebenarnya strategi dari Indonesia untuk mengalahkan Belanda melalui jalur diplomasi, dengan perjuangan diplomasi ini maka Indonesia mendapat bantuan dari negara-negara lain termasuk dari PBB dan akhirnya Belanda menyerah setelah PBB mengeluarkan resolusi untuk Belanda.

Bab V Simpulan dan Saran ini mengemukakan beberapa kesimpulan atau rangkuman dari penelitian yang dilakukan setelah mengkaji permasalahan yang telah diajukan sebelumnya oleh penulis. Pemaparan kesimpulan dipaparkan secara ringkas dan jelas mengenai pernyataan dan saran setelah melalui analisa fakta permasalahan yang dikaji.


(19)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi ”Peranan Pemoeda Angkatan Samoedera

Oembaran dalam peristiwa Agresi Militer ke-II 1948 di Yogyakarta”, baik itu dari sumber buku maupun dari hasil wawancara dengan tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang peneliti teliti. Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu bagaimana latar belakang terbentuknya PAS O, mengapa BKR Laut Pusat Jakarta melakukan hijrah menuju Jawa Timur dan bagaimana prosesnya, bagaimana peran dan pengaruh PAS O dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II 1948 di Yogyakarta, dan bagaimana akhir dari peristiwa Agresi Militer Belanda II 1948 di Yogyakarta.

Penelitian ini mempergunakan metode historis, dimana menurut Sjamsuddin (2007: 28) metode historis yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis terhadap rekaman dan peniggalan masa lampau. Pendapat lain yang memperkuat mengenai metode historis adalah pendapat dari Gottschalk (1986 : 32), mengemukakan bahwa metode historis adalah suatu proses mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau. Data-data yang didapatkan dalam penelitian ini sebagain besar data yang didapatkan berasal dari masa lampau, maka peneliti memilih metode historis sebagai metode yang cocok digunakan dalam peneltian skripsi ini. Pengumpulan data penelitian yang diperlukan peneliti melakukan teknik studi literatur, apakah itu dari sumber buku ataupun dari sumber arsip. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa penelitian sejarah yaitu penelitian yang fokus kajiannya memfokuskan kepada masa lalu. Donald (Zuriah, 2005: 51) menyatakan bahwa penelitian historis adalah usaha untuk menetapkan fakta dan mencapai kesimpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli


(20)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah dalam mencari, mengevaluasi, dan menafsirkan bukti-bukti untuk mempelajari masalah baru tersebut.

Penelitian tentunya ada langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti sejarah, menurut Sjamsuddin (2007: 89-90) yaitu:

a. Memilih suatu topik yang sesuai.

b. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

c. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung (misalnya dengan menggunakan system card) sekarang dengan adanya fotokopi, computer, internet menjadi lebih mudah dan membuat system card “ketinggalan jaman”.

d. Menyusun hasil-hasil penelitian ( catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.

e. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Lebih umum langkah-langkah penelitian yang telah disebutkan diatas yang banyak dikenal oleh para peneliti adalah seperti yang diungkapkan oleh Ismaun (2005, 48-50) di antaranya adalah :

a. Heuristik, yaitu proses pengumpulan sumber-sumber yang berhubungan dengan peranan Pasukan Oembaran (PAS O) dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II tahun 1948 di Yogyakarta. pada tahap ini, peneliti melakukan pencarian data baik itu yang berupa dokumen, buku maupun arsip.

b. Kritik Sumber adalah proses menganalisis sumber atau data yang telah diperoleh. Pada tahap kritik sumber, penulis melakukan penyeleksian sumber yang telah diperoleh dengan cara kritik eksternal maupun internal sehingga hasil dari kritik sumber dapat memastikan bahwa data atau sumber yang telah diperoleh dapat dipakai sebagai sumber penelitian. c. Interpretasi adalah proses penafsiran fakta sejarah yang terdapat dalam

sumber data yang diperoleh, peneliti juga melakukan pemberian makna terhadap fakta yang ditemukan dalam data atau sumber penelitian yang


(21)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah diperoleh, selanjutnya peneliti menghubungkan fakta-fakta yang didapat dan disusun untuk menjadi bahan penulisan skripsi ini.

d. Historiografi adalah proses terakhir dalam penelitian skripsi ini. Pada tahap ini peneliti menyajikan hasil dari temuan yang telah didapatkan dalam sebuah tulisan skripsi dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk dimengerti oleh semua kalangan dan dalam penulisannya tanpa mengesampingkan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar sesuai dengan EYD.

Tentunya penelitian yang dilakukan harus dilakukan dengan baik sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun peneliti sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, penyusunan skripsi ini dibagi menjadi tiga langkah yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian. Untuk menjelaskan ketiga tahap tersebut, penulis akan menjabarkannya sebagai berikut:

3.1 Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian sebagai langkah awal dilakukannya penelitian dibagi menjadi beberapa langkah seperti berikut:

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah memilih dan menentukan tema penelitian. Tema yang dipilih oleh peneliti adalah tentang sejarah Angkatan Laut Indonesia. Peneliti mengambil sebuah judul dari tema Angkatan Laut Indonesia agar penelitian skripsi ini lebih fokus, yaitu dengan judul “Peranan Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran dalam peristiwa Agresi Militer ke-II 1948 di

Yogyakarta”. Pengambilan judul Peranan Pemoeda Angkatan

Samoedera Oembaran berawal dari peneliti membaca buku-buku mengenai militer di perpustakaan milik TNI Angkatan Darat yang berada di jalan Kalimantan, Bandung. Sekian banyak buku yang tersedia di perpustakaan Angkatan Darat tersebut sangat sedikit sekali buku yang membahas mengenai Angkatan Laut, dari ketertarikan


(22)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai Angkatan Laut tersebut kemudian peneliti mencari sebuah permasalahan yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah judul skripsi. Akhirnya peneliti mendapatkan sebuah bahasan yang menarik untuk dijadikan sebuah skripsi, yaitu mengenai peranan Pasoekan Oembaran. Judul ini dianggap penulis menarik karena masih sedikit penulis yang mengangkat mengenai tema tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat permasalah tersebut menjadi sebuah skripsi. Langkah selanjutnya setelah judul skripsi ditentukan, kemudian peneliti mengajukan judul tersebut kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS) Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, setelah diajukan ke TPPS dan dipastikan bahwa judul yang diajukan diterima dan tidak ada judul yang sama dengan penelitian yang terdahulu kemudian peneliti membuat sebuah rancangan proposal skripsi. Proposal skripsi yang telah disetujui kemudian diajukan untuk di seminarkan, setelah proposal skripsi dilakukan dan mendapatkan persetujuan bahwa proposal skripsi yang di ajukan layak untuk dilanjutkan menjadi skripsi maka dibuatlah SK tanggal 13 Juli 2011 untuk bapak H. Didin Saripudin, Ph.D, M.Si dan Moch Eryk Kamsori, S.Pd sebagai pembimbing I dan II.

3.1.2 Mengurus Perizinan

Mengurus perizinan dilakukan untuk memperlancar proses penelitian. Mengurus perizinan dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan sebagai penelitian yang sah atau legal, karena dalam penelitian ini peneliti harus berurusan dengan kantor atau lembaga formal. Perizinan yang dimaksud adalah dalam bentuk surat keterangan dan surat pengantar kepada personal ataupun kepada instansi terkait. Surat izin penelitian tersebut ditujukan untuk Dinas Penerangan Angkatan Laut, Arsip Nasional Republik Indonesia.

3.1.3 Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka perlengkapan penelitian harus direncanakan. Hal ini bertujuan agar berguna bagi


(23)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelancaran dalam melakukan penelitian. Adapun perlengkapan penelitian ini antara lain :

a. Surat izin penelitian dari Pembantu Rektor I UPI Bandung. b. Kamera Foto

c. Catatan Lapangan 3.1.4 Konsultasi

Konsultasi awal yang dilakukan yaitu membicarakan mengenai prosedur bimbingan, dalam konsultasi awal yang dilakukan peneliti mendapatkan masukan mengenai skripsi terutama dalam hal judul, latar belakang masalah, rumusan masalah karena ketiga permasalahan ini bisa dikatakan hal pokok yang paling penting dalam skripsi, jika ketiga komponen tersebut sudah baik maka skripsi yang nanti dihasilkan akan menjadi skripsi yang baik pula. Masukan-masukan yang diberikan oleh pembimbing I maupun pembimbing II dilakukan agar skripsi yang akan ditulis dalam pelaksanaan penulisannya dapat dilaksanakan dengan baik.

Pembimbing I dan II memberikan kelonggaran jadwal konsultasi karena jadwal konsultasi yang diberikan sifatnya bebas tergantung dari pembimbing siap dan memiliki waktu untuk melakukan bimbingan tidak ditetapkan pada hari apa dan jam berapa dalam satu minggunya. Setiap bimbingan yang dilakukan membahas satu bab. Satu kali konsultasi membahas satu bab biasanya tidak cukup dalam satu kali bimbingan karena selalu ada kekurangan yang harus ditambah, dikurangi ataupun diperbaiki oleh peneliti. Apabila satu bab telah selesai dan mendapatkan persetujuan untuk melanjutkan ke bab selanjutnya baru peneliti bisa melanjutkan menulis bab selanjutnya. 3.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan yang paling penting dalam sebuah penelitian. Keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian dapat menentukan keberhasilan dalam melanjutkan ke tahap berikutnya. Tahap penelitian digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi atau


(24)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber tertulis maupun tidak tertulis yang dapat dijadikan sebagai sumber penulisan skripsi.

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Tahap pengumpulan data atau heuristik adalah tahapan pengumpulan sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah penelitian, sumber itu baik berupa seumber primer maupun sekunder yang bisa didapatkan oleh peneliti dalam bentuk sumber buku, maupun arsip. Peneliti dalam tahap pengumpulan sumber ini hanya mendapatkan sumber dari literatur, sehingga peneliti melakukan kajian melalui teknik studi literatur.

Sumber-sumber yang telah dikumpulkan, kemudian peneliti mempelajari mengenai peranan PAS O dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta tahun 1948, dari sumber-sumber yang telah dibaca peneliti mendapatkan sebuah gambaran mengenai mengapa peranan Angkatan Laut dalam sejarah perjuangan mencapai kemerdekaan maupun mempertahankan kemerdekaan Indonesia sedikit sekali peran dari Angkatan Laut yang tertulis dalam sejarah. Penyebab dari kurang terlihatnya peran Angkatan Laut dalam perjuangan mencapai kemerdekaan maupun mempertahankan kemerdekaan Indonesia salah satunya adalah ketika terjadinya penggabungan anatara pasukan Angkatan Laut ke dalam Angkatan Darat atau yang lebih dikenal dengan nama rasionalisasi dan reorganisasi dalam Angkatan Darat pada tahun 1948, dengan keadaan demikian maka tidak heran jika Angkatan Laut tidak banyak disebut-sebut dalam masa-masa perjuangan Indonesia, hal ini juga otomatis berpengaruh kepada PAS O sendiri karena PAS O merupakan bagian dari Angkatan Laut, akan tetapi dalam kenyataannya PAS O dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II di Yogyakarta tahun 1948 sebenarnya memberikan andil dalam ikut berperang melawan pasukan sekutu.


(25)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti dalam mencari sumber-sumber yang diperlukan melakukan pencarian dengan mengunjungi perpustakaan, baik itu yang berada di sekitar daerah peneliti yaitu di Bandung dan juga melakukan pencarian sumber ke Perpustakaan Nasional yang berada di Jakarta. Selain perpustakaan, peneliti juga melakukan pencarian sumber ke Markas Besar Angkatan Laut di Jakarta dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta.

Perpustakaan yang dikunjungi penelitian salah satunya adalah perpustakaan Angkatan Darat. Perpustakaan Angkatan Darat yang terletak di jalan Kalimantan, Bandung banyak menyediakan buku-buku mengenai militer sehingga peneliti memutuskan untuk mencari sumber yang diperlukan untuk melengkapi sumber yang berhubungan dengan bahasan penelitian peneliti. Pencarian di perpustakaan Angkatan Darat, peneliti mendapatkan beberapa buku yang sesuai dengan tema pembahasan yang berhubungan dengan judul skripsi peneliti.

Lebih jelasnya, sumber-sumber literatur yang penulis dapatkan di perpustakaan-perpustakaan yang penulis kunjungi adalah sebagai berikut:

1) Perpustakaan TNI AD yang terletak di Jl. Kalimantan. Di perpustakaan ini peneliti menemukan literatur karya Sadjadi et al. (1997). Sejarah Perjuangan Pemuda Angkatan Samudra Oembaran PAS “O” 1945-1950. Jakarta : Ikatan Keluarga PAS “O” – Yayasan Bina Nusantara Jakarta.

2) Kunjungan ke Markas Besar Angkatan Laut yang berada di darerah Cilangkap, Jakarta peneliti mendapatkan beberapa buku yang diberikan langsung oleh pimpinan Dinas Penerangan Angkatan Laut (DISPENAL) Markas Besar Angkatan Laut (MABES AL) Cilangkap, Jakarta. Buku yang diperoleh dari MABES AL yaitu:


(26)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Buku karya Jusuf, Sudono. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI.

b) Buku karya Sadjadi et al. (1997). Sejarah Perjuangan Pemuda

Angkatan Samudra Oembaran PAS “O” 1945-1950. Jakarta :

Ikatan Keluarga PAS “O” – Yayasan Bina Nusantara Jakarta. c) Buku terbitan tahun 2005 dengan judul “Sejarah Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950” Jakarta: Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut.

3.2.2 Kritik

Langkah selanjutnya setelah melewati tahap heuristik yang peneliti lakukan adalah melakukan kritik sumber. Kritik sumber merupakan upaya untuk mencari kebenaran dari sumber yang telah didapat. Mengutip mengenai tujuan kritik Sjamsuddin (2007: 131) mengungkapkan bahwa:

Tujuan dari kegiatan-kegiatan itu ialah bahwa setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber itu. Langkah selanjutnya ia harus menyaringnya secara kritis, terutama terhadap sumber-sumber pertama, agar terjaring fakta yang menjadi pilihannya. Langkah-langkah inilah yang disebut kritik sumber, baik terhadap bahan materi (ekstern) sumber maupun terhadap substansi (isi) sumber.

Buku-buku yang diperoleh peneliti merupakan sumber sekunder, sumber sekunder ini kemudian peneliti kritik. Kritik sumber sendiri terdiri dari dua macam kritik, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.

Tahap kritik pertama yang dilakukan peneliti adalah kritik eksternal, kritik eksternal yaitu kritik yang dilakukan terhadap aspek luar dari sumber tersebut. Kritik eksternal yang dilakukan oleh peneliti tidak begitu mendalam karena sumber yang penulis kritik adalah sumber sekunder yang berbentuk buku. Peneliti melakukan kritik


(27)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksternal terhadap sumber yang telah didapat yaitu sumber buku, dan sumber buku ini bukan buku primer akan tetapi sumber sekunder. Buku sumber sekunder ini peneliti di klasifikasikan berdasarkan siapakah penulis buku tersebut dan penerbit dari buku yang didapatkan oleh peneliti, karena latar belakang penulis dapat menentukan bagaimana memandang sebuah peristiwa yang ditulisnya sesuai dengan latar belakang dari penulisnya, penulis dari beberapa buku yang peneliti peroleh merupakan anggota kesatuan Angkatan Laut sehingga peneliti tidak meragukan sumber yang dipergunakannya dalam menyusun bukunya tersebut karena sumbernya tersebut berasal dari arsip dan buku yang dikeluarkan oleh instansi negara, hal ini diperlukan karena dapat menunjukkan apakah penulis ini dapat dipercaya mengenai fakta-fakta yang dituliskannya. Tempat dimana buku tersebut diterbitkan juga ikut berpengaruh pada kualitas dari buku tersebut, karena setiap penerbit memiliki keunggulan di masing-masing bidang, dilihat dari segi penerbit, buku-buku sumber yang peneliti dapatkan merupakan terbitan dari kemiliteran sehingga peneliti percaya akan isi yang ada di dalam buku sumber tersebut karena dalam penulisan buku-buku tersebut pihak penerbit dapat mendapatkan data yang diperlukannya dengan mudah karena berada dilingkungan sendiri yaitu militer.

Buku yang berhasil peneliti dapatkan yang berasal dari instansi negara dalam hal ini adalah Angkatan Laut Pusat yaitu Buku karya Sudono Jusuf, Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut, tahun 1971 diterbutkan oleh Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI dan buku terbitan tahun 2005 dengan judul “Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950” Jakarta: Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut. Akan berbeda ketika peneliti menggunakan sumber yang dipakai adalah sebuah dokumen atau arsip, maka peneliti harus lebih kritis lagi dalam melakukan kritik eksternal terhadap sumber dokumen atau arsip


(28)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut, misalnya siapa yang mengeluarkan sumber tersebut dan bahan kertas apa yang digunakan untuk membuat surat tersebut untuk menyesuaikan bahan kertas yang dipakai pada masa itu.

Setelah melakukan kritik eksternal, kritik selanjutnya adalah melakukan kritik internal. Kritik yang ditujukan terhadap aspek “dalam” atau isi dari sumber tersebut, dengan kata lain lebih ditekankan pada kritik fakta-fakta yang tertulis dalam sebuah sumber tersebut, kritik internal dilakukan untuk memastikan bahwa sumber yang didapat tersebut layak atau tidak untuk dijadikan sumber rujukan penulisan skripsi. Kritik internal dilakukan peneliti terhadap sumber-sumber buku yang telah diperoleh, dalam hal ini peneliti membandingkan antara buku yang satu dengan yang lainnya. Peneliti membandingkan isi dari sumber buku yang akan digunakan sebagai buku sumber, hal ini dilakukan agar diperoleh fakta yang benar. Buku sumber utama yang peneliti gunakan adalah Sejarah Perjuangan

Pemuda Angkatan Samudra Oembaran PAS “O” 1945-1950 dan

Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950, segi isi yang peneliti bandingkan adalah dilihat dari tahun peristiwa, siapa saja tokoh yang terlibat dalam peristiwa Agresi Militer ke-II Tahun 1948 di Yogyakarta. Kedua buku ini menjelaskan peristiwa Agresi Militer ke-II terjadi pada tahun 1948, dengan diawali oleh penyerangan terhadap lapangan udara Maguo di Yogyakarta oleh pasukan Belanda hingga Belanda berhasil merebut pemerintahan Indonesia di Yogyakarta.

Jika dilihat dari segi sumber untuk menulis buku Sejarah

Perjuangan Pemuda Angkatan Samudra Oembaran PAS “O” 1945

-1950 dan Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950, kedua buku ini mempergunakan sumber-sumber sumber primer, misalnya dalam buku Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950 mempergunakan sumber wawancara dengan tokoh


(29)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oentoro Koesmardjo (eks Kapten Laut) dimana tokoh tersebut merupakan salah satu pendiri dari PAS O. sedangkan dalam buku Sejarah Perjuangan Pemuda Angkatan Samudra Oembaran PAS “O” 1945-1950, sumber untuk menulis buku tersebut lebih banyak memuat kesaksian dari para pelaku atau mantan anggota PAS O , karena buku Sejarah Perjuangan Pemuda Angkatan Samudra Oembaran PAS “O” 1945-1950 di tulis atas kerjasama dengan ikatan keluarga PAS O.

Berdasarkan perbandingan yang dilakukan, sumber yang diperoleh tidak ada pendapat yang bertentangan satu sama lain akan tetapi antara sumber yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Sehingga dengan sumber yang telah di kritik internal ini, maka peneliti menganggap bahwa sumber-sumber tersebut layak dipergunakan peneliti sebagai sumber untuk penulisan skripsi ini. 3.2.3 Penafsiran (Interpretasi)

Interpretasi atau penafsiran merupakan proses pemberian makna terhadap fakta-fakta dalam sumber yang telah dikumpulkan peneliti. Fakta yang telah diberikan makna tersebut kemudian disusun sedemikian rupa sehingga membentuk satu kesatuan fakta sejarah yang utuh mengenai permasalahan yang dibahas. Dalam proses menafsirkan peneliti dituntut untuk melakukan analisis terhadap fakta-fakta yang diperoleh, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Tosh (Sjamsuddin, 2007: 158) mengungkapkan bahwa ketika sejarawan menulis seenarnya merupakan keinginannya untuk menjelaskan (eksplanasi) sejarah, ada dua dorongan utama yang menggerakkannya yakni menciptakan ulang (re-create) dan menafsirkan (interpret). Dorongan pertama menuntut deskripsi dan narasi sedangkan dorongan kedua menuntut analisis.

Ketika peneliti memulai untuk menafsirkan maka peneliti terlebih dahulu harus melakukan analisis terhadap data yang didapatkannya. Saat peneliti memasuki tahap penafsiran maka peneliti melakukan penafsiran terhadap data yang menyangkut dengan peranan


(30)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pasukan Angkatan Samoedra Oembaran dalam peristiwa Agresi Militer Belanda ke-II. Berdasarkan penafsiran terhadap data yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa Pasukan Angkatan Samoedra Oembaran beranggotakan bekas pelajar Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) yang berada di Jakarta. Para pelajar dari SPT kemudian membentuk sebuah kelompok yang betujuan untuk membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kelompok ini kemudian di kenal dengan Pasukan Angkatan Samoedra Oembaran (PAS O). 3.2.4 Historiografi

Tahap terakhir dari penelitian skripsi adalah membuat suatu laporan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam sebuah bentuk tulisan. Langos dan Seignobos menggambarkan “operasi -operasi sisntesis” (operation synthetiques; synthetic operations) yang menuntun dari kritik dokumen-dokumen kepada penulisan teks yang sesungguhnya sehingga pada akhirnya menghasilkan sebuah karya historiografi (Sjamsuddin, 2007: 155).

Setelah melaksanakan langkah heuristik, kritik dan interpretasi, kemudian yang menjadi langkah terakhir adalah

historiografi. Tiga tahap awal yaitu heuristik, kritik dan interpretasi, seorang yang melakukan penelitian masih disebut sebagai peneliti, namun ketika sudah menginjak pada tahap yang terakhir yaitu historiografi baru lah peneliti tersebut berubah menjadi seorang peneliti. Berdasarkan alasan tersebut peneliti pada tiga tahap penelitian tersebut masih mempergunakan kata peneliti sebagai orang yang melakukan penelitian.

Hasil akhir dari penelitian ini peneliti tuangkan ke dalam sebuah karya tulis ilmiah atau lebih tepatnya skripsi, dalam penulisan skripsi ini peneliti menyusunnya dengan gaya bahasa sederhana agar lebih mudah dipahami oleh semua kalangan, ilmiah dan menggunakan cara penulisan ejaan yang telah disempurnakan. Penulisan skripsi ini tentunya menggunakan sistematika penulisan karya ilmiah yang


(31)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah tahun 2013 yang telah dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia.

3.3 Laporan Penelitian

Laporan penelitian merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh dari keseluruhan langkah penelitian. Setelah melaksanakan langkah heuristik, kritik dan interpretasi, kemudian yang menjadi langkah terakhir adalah laporan penelitian atau sering disebut sebagai historiografi. Tahap ini peneliti mengeluarkan segenap kemampuan daya pikir dalam mencurahkan hasil dari penelitiannya kedalam sebuah karya penulisan, sebagaimana diungkapkan oleh Sjamsuddin (2007: 156) ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi.

Akhir dari laporan hasil penelitian ini ditulis dengan menggunakan sistematika sesuai dengan buku pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI Bandung. Sistematika dari penulisan skripsi ini terbagi ke dalam lima bab, yaitu :

BAB I Pendahuluan BAB II Kajian Pustaka BAB III Metode Penelitian

BAB IV Pertempuran Pemoeda Angkatan Samoedera Oembaran dalam peristiwa Agresi Militer II Tahun 1948 di Yogyakarta.


(32)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

PAS O merupakan sebuah kelompok pasukan yang terbentuk dari kumpulan siswa dan alumni dari Sekolah Tinggi Pelayaran (SPT) Jakarta. SPT merupakan sekolah pelayaran yang dibentuk pada masa penjajahan Jepang. Pelajaran yang ada di sekolah SPT antara lain berkaitan dengan pelayaran, kelautan dan ditambah dengan pelatihan militer. Ide pembentukan PAS O sendiri berawal dari keprihatinan melihat bangsa Indonesia yang terus menghadapi serangan dari penjajah, maka Abdul Latif (bekas Guru Pembantu SPT), Oentoro Koesmardjo sebagai penasehat dan dibantu oleh S. Bagijo sebagai siswa tertua SPT membentuk PAS O. Pasukan yang tergabung dalam PAS O setidaknya memiliki kemampuan dasar kemiliteran yang didapat pada saat bersekolah di SPT. PAS O yang memliki kemampuan militer sebagai angkatan laut tidak menyurutkan niat mereka untuk ikut berjuang meskipun bertempur di darat.

Terbentuknya PAS O di Jakarta, tidak lantas PAS O langsung berjuang melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda yang ada di Jakarta. PAS O lebih memilih melakukan hijrah ke daerah Jawa Timur. Hijrahnya PAS O ke Jawa Timur, karena PAS O yang baru saja terbentuk jumlah pasukannya masih sedikit dan tidak memiliki persenjataan yang memadai. Hijrah yang dilakukan PAS O bertujuan untuk melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan MBU di Yogyakarta. PAS O berharap dengan dilakukannya koordinasi dengan MBU di Yogyakarta, PAS O mendapatkan tambahan persenjataan dan pasukan. Selain itu koordinasi juga berguna untuk menentukan daerah operasi militer dan strategi perang dapat lebih terencana dengan baik. Tujuan PAS O menuju Jawa Timur adalah untuk membantu pemuda Surabaya melawan pasukan sekutu. Setelah berkoordinasi dengan


(33)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MBU kemudian PAS O bergerak menuju Surabaya, sebelum sampai di Surabaya PAS O singgah di Mojokerto terlebih dahulu. Mojokerto menjadi titik pertemuan antara TKR Laut Pusat dengan pasukan pemuda dari Jawa Timur dan beberapa pasukan pemuda yang mundur dari front Surabaya. Pertemuan di Mojokerto ini menjadi awal dari perjuangan pasukan TKR Laut Pusat dalam membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan pasukan NICA yang berusaha menjajah kembali Indonesia.

PAS O merupakan satuan pasukan dengan jumlah yang sedikit. Strategi perang PAS O dilakukan dengan cara perang gerilya, dengan strategi perang seperti ini PAS O selalu berpindah-pindah daerah operasi militernya. Berpindah-pindahnya daerah operasi militer PAS O, menyebabkan PAS O banyak sekali terlibat pertempuran di setiap daerah yang mereka singgahi. Jika dilihat dari peperangan yang dilakukan oleh PAS O, maka dapat terlihat bahwa peranan PAS O pada masa Agresi Militer Belanda ke II ini sebagai pasukan yang melakukan serangan mendadak untuk menciptakan kekacauan pada pasukan Belanda. Penyerangan yang dilakukan seperti ini juga bertujuan untuk menunjukkan eksistensi pasukan Indonesia itu masih memiliki kekuatan untuk melawan Belanda. Meskipun PAS O melakukan serangan-serangan dalam skala kecil namun, pengaruh dari serangan-serangan tersebut cukup memberikan pengaruh yang berarti untuk membantu pasukan lain yang akan merebut kembali Yogyakarta dari tangan Belanda. Pada penyerbuan yang dilakukan pasukan Indonesia untuk merebut kembali Yogyakarta, PAS O berada di luar kota Yogyakarta dan melakukan penyerangan terhadap pos-pos Belanda dan konvoi pasukan Belanda yang hendak membantu pos Belanda di Yogyakarta yang sedang di serang oleh pasukan Indonesia. Penyerangan yang dilakukan PAS O terhadap Belanda ini cukup memberikan pengaruh, karena pasukan Belanda yang hendak memberikan bantuan ke Yogyakarta terhambat oleh serangan dari PAS O selama dalam perjalanan mereka. Apabila pasukan bantuan Belanda dapat masuk secara cepat ke Yogyakarta, pasukan Belanda bisa saja dengan mudah mematahkan penyerangan yang dilakukan pasukan Indonesia untuk merebut Yogyakarta. Sehingga harapan untuk mencuri


(34)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhatian dunia dengan melakukan peperangan Yogyakarta tentunya akan sia-sia karena tidak menimbulkan peperangan yang dapat menunjukkan bahwa kekuatan pasukan Indonesia itu masih ada dan cukup tangguh untuk mempertahankan Negaranya.

Serangan yang dilakukan oleh TNI tersebut memang bisa dikatakan gagal karena tidak dapat merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan Belanda. Akan tetapi sesuai dengan tujuan utamanya yang bersifat politis, serangan umum ini cukup berhasil karena mampu menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan TNI sebagai pasukan penjaga keamanan negara masih memiliki kekuatan untuk menjalankan tugasnya tersebut. Akibat dari peristiwa ini mengakibatkan dunia internasional, begitu juga Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memberikan tekanan terhadap Belanda untuk menghentikan peperangan, setelah sebelumnya Belanda mengabaikan resolusi yang dikeluarkan PBB yang disusul dengan dilancarkannya agresi militer pertama oleh Belanda terhadap Indonesia. Akhirnya Belanda tidak dapat menghindar lagi dari tekanan-tekanan yang diberikan oleh negara luar dan juga dari PBB hingga akhirnya Belanda terpaksa kembali ke meja perundingan. Perundingan pertama yang dilakukan adalah perundingan segitiga antara Belanda, BFO dan Indonesia yang dilaksanakan pada 22 Juni 1949. Perundingan ini menghasilkan pengembalian pemerintahan Republik ke Yogyakarta akan dilaksanakan pada 24 Juni 1949, Indonesia menghentikan perang gerilya dan akan dilaksanakannya KMB di Den Haag. Kembalinya Belanda ke meja perundingan dan mengembalikan pemerintahan Indonesia di Yogyakarta kepada pemerintahan Indonesia, maka dengan demikian mengakhiri peristiwa Agresi Militer Belanda ke II.

5.2 Saran

Perjuangan PAS O dalam merebut kembali kota Yogyakarta dari penguasaan Belanda bisa dibilang sebagai gerakan perjuangan dengan kekuatan yang kecil. Akibat yang ditimbulkan oleh serangan-serangan PAS O


(35)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap Belanda juga tidak menimbulkan pengaruh yang begitu besar bagi pasukan Belanda, namun bagaimana pun juga perjuangan PAS O dalam melawan pasukan Belanda pastinya memiliki dampak bagi Belanda. Oleh karena itu perjuangan PAS O melawan Belanda pada Agresi Militer Belanda ke II bisa menjadi tambahan materi pelajaran sejarah di sekolah dalam materi perjuangan diplomasi yang dipelajari di kelas XI. Penulis berharap dengan dimasukkannya perjuangan PAS O dalam materi Agresi Militer Belanda ke II dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa-siswi dalam mempelajari pelajaran sejarah. pelajaran yang dapat diambil dari perjuangan PAS O dalam merebut kemerdekaan yaitu semangat pantang menyerah yang bisa ditiru oleh murid-murid sekolah.


(36)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bramasthagiri B.A, et al. (1971). Korps Komando AL. dari Tahun Ketahun. Bagian Sejarah KKO. AL : Jakarta.

Bridson, C.R. (1990). Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949: Pergulatan Antara Otonomi dan Hegemoni. Jakarta: Grafiti.

DISPENAL. (2005). Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950. Jakarta: Dinas Penerangan TNI

Angkatan Laut.

Djumhur, I dan Suparta, D. (1974). Sejarah Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu. Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.

Gray, C.S. 1999. “The Dimension of Strategy”, dalam Modern Strategy, Oxford: Oxford University Press.

Hayati, S et al. (2007). Geografi Politik. Bandung: PT. Refika Aditama. Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung : Historia Utama Press.

Jusuf, S. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI.

Kahin, George MC Turnan. (1970). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.

Lubis, M. S. (2007). Ilmu Negara. Bandung: Mandar Maju.

Marbun, B.N. (2007). Kamus Politik: Edisi Revisi 2007 Deperbaharui dan Dilengkapi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Matanasi, P. KNIL Koninklijk Nederlandsche Indische Leger: Bom Waktu Tinggalan Belanda. Yogyakarta: Med Press.

Nazsir, N. (2009). Teori-Teori Sosiologi. Bandung: Widya Padjadjaran. Ricklefs, M.C. (2007). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada


(37)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sadjadi, I et al. (1997). Sejarah Perjuangan Pemuda Angkatan Samudra

Oembaran PAS “O” 1945-1950. Jakarta : Ikatan Keluarga PAS “O” –

Yayasan Bina Nusantara Jakarta.

SESKOAD. (1990). Serangan Umum 1 Maret 1949. Jakarta: PT. Lamtoro Gung Persada.

Simatupang, T. B. (1954). Pelopor Dalam Perang Pelopor Dalam Damai. Jakarta: Jajasan Pustaka Militer.

Simatupang, T. B. (1987). Dari Revolusi ke Pembangunan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Soehino. (2005). Ilmu negara. Yogyakarta: Liberty.

Sulistiyo, H. (2009). Keamanan Negara Keamanan Nasional dan Civil Society. Jakarta: Pensil 324.

Sundhaussen, U. (1988). Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.

Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahyu, R. (2010). Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Pustaka Setia.

Zuriah, N. (2005). Metodologi Penelitian Sisiologi dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(38)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Internet:

Aribowo, B. (2009). Agresi Militer Belanda (21 Juli 1947). [ONLINE] tersedia: http://sosbud.kompasiana.com/2009/12/28/agresi-militer-Belanda-i-21-Juli-1947/ [31 Januari 2012].

Pasarkreasi.(2008). Pendidikan di Zaman Pendudukan Jepang. [ONLINE] tersedia: http://www.pasarkreasi.com/talk/detail/edutainment/44 [26 Januari 2012]

Sartika, et al. (___). Teori Strategi. [ONLINE]. Tersedia : http://sartika-t--

fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-43771-Umum-Teori%20Strategi.html [4 Agustus 2012].

____, (2010). Kamus Kecil TNI. [ONLINE] tersedia:

http://militerinfo.blogspot.com/2010/11/kamus-kecil-tni.html [29 November 2014].

____, (____). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [ONLINE] tersedia: http://kbbi.web.id/pemuda [29 November 2014]


(1)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MBU kemudian PAS O bergerak menuju Surabaya, sebelum sampai di Surabaya PAS O singgah di Mojokerto terlebih dahulu. Mojokerto menjadi titik pertemuan antara TKR Laut Pusat dengan pasukan pemuda dari Jawa Timur dan beberapa pasukan pemuda yang mundur dari front Surabaya. Pertemuan di Mojokerto ini menjadi awal dari perjuangan pasukan TKR Laut Pusat dalam membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan pasukan NICA yang berusaha menjajah kembali Indonesia.

PAS O merupakan satuan pasukan dengan jumlah yang sedikit. Strategi perang PAS O dilakukan dengan cara perang gerilya, dengan strategi perang seperti ini PAS O selalu berpindah-pindah daerah operasi militernya. Berpindah-pindahnya daerah operasi militer PAS O, menyebabkan PAS O banyak sekali terlibat pertempuran di setiap daerah yang mereka singgahi. Jika dilihat dari peperangan yang dilakukan oleh PAS O, maka dapat terlihat bahwa peranan PAS O pada masa Agresi Militer Belanda ke II ini sebagai pasukan yang melakukan serangan mendadak untuk menciptakan kekacauan pada pasukan Belanda. Penyerangan yang dilakukan seperti ini juga bertujuan untuk menunjukkan eksistensi pasukan Indonesia itu masih memiliki kekuatan untuk melawan Belanda. Meskipun PAS O melakukan serangan-serangan dalam skala kecil namun, pengaruh dari serangan-serangan tersebut cukup memberikan pengaruh yang berarti untuk membantu pasukan lain yang akan merebut kembali Yogyakarta dari tangan Belanda. Pada penyerbuan yang dilakukan pasukan Indonesia untuk merebut kembali Yogyakarta, PAS O berada di luar kota Yogyakarta dan melakukan penyerangan terhadap pos-pos Belanda dan konvoi pasukan Belanda yang hendak membantu pos Belanda di Yogyakarta yang sedang di serang oleh pasukan Indonesia. Penyerangan yang dilakukan PAS O terhadap Belanda ini cukup memberikan pengaruh, karena pasukan Belanda yang hendak memberikan bantuan ke Yogyakarta terhambat oleh serangan dari PAS O selama dalam perjalanan mereka. Apabila pasukan bantuan Belanda dapat masuk secara cepat ke Yogyakarta, pasukan Belanda bisa saja dengan mudah mematahkan penyerangan yang dilakukan pasukan Indonesia untuk merebut Yogyakarta. Sehingga harapan untuk mencuri


(2)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perhatian dunia dengan melakukan peperangan Yogyakarta tentunya akan sia-sia karena tidak menimbulkan peperangan yang dapat menunjukkan bahwa kekuatan pasukan Indonesia itu masih ada dan cukup tangguh untuk mempertahankan Negaranya.

Serangan yang dilakukan oleh TNI tersebut memang bisa dikatakan gagal karena tidak dapat merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan Belanda. Akan tetapi sesuai dengan tujuan utamanya yang bersifat politis, serangan umum ini cukup berhasil karena mampu menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan TNI sebagai pasukan penjaga keamanan negara masih memiliki kekuatan untuk menjalankan tugasnya tersebut. Akibat dari peristiwa ini mengakibatkan dunia internasional, begitu juga Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) memberikan tekanan terhadap Belanda untuk menghentikan peperangan, setelah sebelumnya Belanda mengabaikan resolusi yang dikeluarkan PBB yang disusul dengan dilancarkannya agresi militer pertama oleh Belanda terhadap Indonesia. Akhirnya Belanda tidak dapat menghindar lagi dari tekanan-tekanan yang diberikan oleh negara luar dan juga dari PBB hingga akhirnya Belanda terpaksa kembali ke meja perundingan. Perundingan pertama yang dilakukan adalah perundingan segitiga antara Belanda, BFO dan Indonesia yang dilaksanakan pada 22 Juni 1949. Perundingan ini menghasilkan pengembalian pemerintahan Republik ke Yogyakarta akan dilaksanakan pada 24 Juni 1949, Indonesia menghentikan perang gerilya dan akan dilaksanakannya KMB di Den Haag. Kembalinya Belanda ke meja perundingan dan mengembalikan pemerintahan Indonesia di Yogyakarta kepada pemerintahan Indonesia, maka dengan demikian mengakhiri peristiwa Agresi Militer Belanda ke II.

5.2 Saran

Perjuangan PAS O dalam merebut kembali kota Yogyakarta dari penguasaan Belanda bisa dibilang sebagai gerakan perjuangan dengan kekuatan yang kecil. Akibat yang ditimbulkan oleh serangan-serangan PAS O


(3)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap Belanda juga tidak menimbulkan pengaruh yang begitu besar bagi pasukan Belanda, namun bagaimana pun juga perjuangan PAS O dalam melawan pasukan Belanda pastinya memiliki dampak bagi Belanda. Oleh karena itu perjuangan PAS O melawan Belanda pada Agresi Militer Belanda ke II bisa menjadi tambahan materi pelajaran sejarah di sekolah dalam materi perjuangan diplomasi yang dipelajari di kelas XI. Penulis berharap dengan dimasukkannya perjuangan PAS O dalam materi Agresi Militer Belanda ke II dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa-siswi dalam mempelajari pelajaran sejarah. pelajaran yang dapat diambil dari perjuangan PAS O dalam merebut kemerdekaan yaitu semangat pantang menyerah yang bisa ditiru oleh murid-murid sekolah.


(4)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bramasthagiri B.A, et al. (1971). Korps Komando AL. dari Tahun Ketahun. Bagian Sejarah KKO. AL : Jakarta.

Bridson, C.R. (1990). Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949: Pergulatan Antara Otonomi dan Hegemoni. Jakarta: Grafiti.

DISPENAL. (2005). Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Periode Perang Kemerdekaan) 1945-1950. Jakarta: Dinas Penerangan TNI

Angkatan Laut.

Djumhur, I dan Suparta, D. (1974). Sejarah Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu. Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.

Gray, C.S. 1999. “The Dimension of Strategy”, dalam Modern Strategy, Oxford: Oxford University Press.

Hayati, S et al. (2007). Geografi Politik. Bandung: PT. Refika Aditama. Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung : Historia Utama Press.

Jusuf, S. (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sedjarah ABRI.

Kahin, George MC Turnan. (1970). Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta: Sinar Harapan.

Lubis, M. S. (2007). Ilmu Negara. Bandung: Mandar Maju.

Marbun, B.N. (2007). Kamus Politik: Edisi Revisi 2007 Deperbaharui dan Dilengkapi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Matanasi, P. KNIL Koninklijk Nederlandsche Indische Leger: Bom Waktu Tinggalan Belanda. Yogyakarta: Med Press.

Nazsir, N. (2009). Teori-Teori Sosiologi. Bandung: Widya Padjadjaran. Ricklefs, M.C. (2007). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada


(5)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sadjadi, I et al. (1997). Sejarah Perjuangan Pemuda Angkatan Samudra Oembaran PAS “O” 1945-1950. Jakarta : Ikatan Keluarga PAS “O” –

Yayasan Bina Nusantara Jakarta.

SESKOAD. (1990). Serangan Umum 1 Maret 1949. Jakarta: PT. Lamtoro Gung Persada.

Simatupang, T. B. (1954). Pelopor Dalam Perang Pelopor Dalam Damai. Jakarta: Jajasan Pustaka Militer.

Simatupang, T. B. (1987). Dari Revolusi ke Pembangunan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Soehino. (2005). Ilmu negara. Yogyakarta: Liberty.

Sulistiyo, H. (2009). Keamanan Negara Keamanan Nasional dan Civil Society. Jakarta: Pensil 324.

Sundhaussen, U. (1988). Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.

Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahyu, R. (2010). Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Pustaka Setia.

Zuriah, N. (2005). Metodologi Penelitian Sisiologi dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Arif Gusmayadi, 2014

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Internet:

Aribowo, B. (2009). Agresi Militer Belanda (21 Juli 1947). [ONLINE] tersedia: http://sosbud.kompasiana.com/2009/12/28/agresi-militer-Belanda-i-21-Juli-1947/ [31 Januari 2012].

Pasarkreasi.(2008). Pendidikan di Zaman Pendudukan Jepang. [ONLINE] tersedia: http://www.pasarkreasi.com/talk/detail/edutainment/44 [26 Januari 2012]

Sartika, et al. (___). Teori Strategi. [ONLINE]. Tersedia : http://sartika-t--

fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-43771-Umum-Teori%20Strategi.html [4 Agustus 2012].

____, (2010). Kamus Kecil TNI. [ONLINE] tersedia:

http://militerinfo.blogspot.com/2010/11/kamus-kecil-tni.html [29 November 2014].

____, (____). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [ONLINE] tersedia: http://kbbi.web.id/pemuda [29 November 2014]


Dokumen yang terkait

PERANAN ANGKATAN GERILYA SIPIROK DALAM AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1949 DI SIPIROK.

0 3 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB IV

1 6 56

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB V

0 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950

0 0 39

PERANAN SRI PAKU ALAM VIII PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA II DI YOGYAKARTA TAHUN 1948-1949.

7 10 108

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA - repository UPI S SEJ 0705753 Title

0 0 4

Puncak perjuangan rakyat Sleman Utara dalam menghadapi agresi militer Belanda II : studi kasus peristiwa 7 Januari 1949 - USD Repository

0 0 63