KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03.

(1)

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267

TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT

TM-03

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia

Herdiyanto 1000509

PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267

TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT

TM-03

Oleh Herdiyanto

1000509

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Herdiyanto

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Drs. Yaya Sonjaya, M.Si NIP: 19650212 199003 1 002

Pembimbing II,

Muhamad Nurul Hana, M.Pd NIP: 19710119 199702 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir M.Si NIP: 19661121 199103 1 002


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kajian Pengaruh Penambahan Bionutrien S267 Terhadap Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Herdiyanto NIM 1000509


(5)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan bionutrien S267 terhadap tanaman kelapa sawit TM-03. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar di Indonesia. Penelitian dilakukan selama periode bulan Juli 2014 hingga Juni 2015. Aplikasi bionutrien dilakukan dengan cara menyemprotkan bionutrien S267 pada daun kelapa sawit dengan menggunakan semprotan bertekanan tinggi. Bionutrien S267 diaplikasikan dengan variasi dosis: 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7%, dan 1%. Kontrol digunakan terhadap tanaman yang hanya mengunakan pupuk dengan dosis yang disesuaikan dengan metode pemupukan PT CG. Hasil FTIR menunjukkan dalam bionutrien S267 terdapat puncak serapan gugus fungsi OH, C≡C alkuna, C=C alkena, C=C cincin aromatik, C-H alkana, C-O dan gugus fungsi C-H alkena. Bionutrien S267 dosis 1% memberikan hasil positif terhadap pertumbuhan bunga betina kelapa sawit dengan jumlah bunga paling banyak sebesar 216 bunga. Sedangkan untuk tanaman kontrol menghasilkan bunga betina baru sebesar 190 bunga. Dosis 1% juga memberikan hasil positif terhadap berat total produksi sebesar 1717 kg dibandingkan tanaman kontrol menghasilkan produksi sawit sebesar 1422,5 kg. Dosis 0,7% memberikan hasil positif terhadap jumlah tandan sebanyak 120 tandan. Sedangkan untuk tanaman kontrol menghasilkan tandan sebesar 106 tandan. Pada nilai randemen minyak, dosis 1% memberikan nilai positif yaitu sebesar 53,58% sedangkan untuk tanaman kontrol sebesar 38,30%.


(6)

Raden Citra Mirasati, 2016

ANALISIS KONTRASTIF NINSHOO DAIMEISHI DALAM BAHASA JEPANG DENGAN KECAP SULUR DALAM BAHASA SUNDA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Has been done research about the effect of bionutrien S267 to the palm oil plant TM-03. The research has the purpose to increase the productivity of palm oil that to be one of the biggest export comodity in Indonesia. The research has been done along July 2014 until June 2015. Bionutrient applied with spraying bionutrien S267 to the leafs of palm oil with high pressure sprayyer. Bionutrien S267 applied with variate of doses: 0,1%, 0,3%, 0,5%, 0,7%, 1% and control. The control is only treated by as methode from PT CG. The result of FTIR showed that in bionutrient S267 containt OH, C≡C alkuna, C=C alkena, C=C, C-H alkana, C-O and C-H alkena. Doses 1% gave the positive result to the growth of female flower with amount of flower is 216. Also has the positive result to the total weight of production palm oil is 1717 kg bigger than control. Doses 0,7% has the positive result to the stem of palm oil is 120 stems. Doses 1% has the positive result to the value of randemen oil in the amount of 53,58% bigger than control is only 38,30%.


(7)

v

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 4

1.3 TujuanPenelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tinjauan Tanaman Kelapa Sawit ... 5

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit ... 6

2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit ... 8

2.2.1 Hama pada Tanaman Kelapa Sawit ... 8

2.2.2 Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit ... 10

2.3 Gulma ... 11

2.4 Jenis-Jenis Pupuk ... 12

2.5 Nutrien Makro ... 12

2.5.1 Nitrogen ... 12

2.5.2 Fosfor ... 13


(8)

vi

2.6 Bionutrien sebagai Alternatif Nutrisi untuk Tanaman ... 14

2.7 Tinjauan Pustaka Bionutrien S267 ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Waktu danTempat Penelitian ... 17

3.2 Alat dan Bahan ... 17

3.3 Alur Penelitian ... 17

3.3.1 Analisis Kadar N, P, dan K ... 18

3.3.1.1 Penentuan Kadar Nitrogen (N)... 18

3.3.1.2 Penentuan Kadar Fosfor (P) ... 19

3.3.1.4 Penentuan Kadar Kalium (K)... 19

3.3.2 Tahap Karakterisasi ... 19

3.3.3 TahapAplikasi ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1 Hasil Analisis Kadar Air, Nitrogen, Fosfor, danKalium ... 21

4.2 Kondisi Tanaman Kelapa Sawit TM-03 Sebelum Penerapan Bionutrien S267 ... 21

4.3 Hasil Analisis Gugus Fungsi Sampel Bionutrien S267 ... 21

4.4 Hasil Pengamatan Pengaruh Bionutrien S267 Terhadap Kemunculan Bunga Betina pada Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 23

4.4.1 Jumlah Kemunculan Bunga Betina Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... .23

44.2 Rerata Pertumbuhan Bunga Betina Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 25

4.4.3Jumlah Keseluruhan Kemunculan Bunga Betina Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 26

4.5 Hasil Pengamatan Pengaruh Bionutrien S267 Terhadap Pertambahan Tandan pada Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 28

4.5.1 Jumlah Tandan Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 28

4.5.2 Jumlah Tandan Hasil Panen Tanaman Kelapa Sawit TM-03 .. 29


(9)

vii

4.5.4 Jumlah Keseluruhan Hasil Panen Tanaman Kelapa Sawit

TM-03 ... 33

4.6 Hasil Pangamatan Pengaruh Bionutrien Terhadap Hasil Panen Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 34

4.6.1 Massa Tandan Hasil Panen Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 34

4.6.2 Berat Rerata Produksi PerPohon Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 36

4.6.3 Total Massa Tandan Hasil PanenTanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 37

4.6.4 Pengolahan Data pada Keadaan Dosis Optimal Aplikasi Bionutrien S267 ... 38

4.6.5 Randemen Dosis Optimum Bionutrien S267 ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1 Kesimpulan ... 40

5.2Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

LAMPIRAN ... 43


(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1Metode pengendalian hama ulat pemakan daun kelapa sawit... 8

Tabel 2.2 Gejala dan defisiensi unsur hara pada tanaman kelapa sawit ... 13

Tabel 2.3 Kandungan N, P, K dalam bionutrien ... 15

Tabel3.1 Dosis tanaman dan perlakuan dengan bionutrien S267 ... 20

Tabel 4.1 Kondisi Optimum Aplikasi Bionutrien S267 ... 39


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1Tanaman kelapa sawit ... 5

Gambar 3.1 Bagan alir penelitian ... 18

Gambar 3.2 Denah tanaman kelapa sawit ... 21

Gambar 4.1Spektrum FTIR dari sampel bionutrien S267 ... 23

Gambar 4.2Kemunculan Bunga Betina Tanaman Kelapa Sawit TM-03 Tiap Bulan ... 24

Gambar 4.3Rerata Kemunculan Bunga BetinaTanamanKelapa Sawit TM-03 26 Gambar 4.4Jumlah Keseluruhan Kemunculan Bunga Betina pada Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 28

Gambar 4.5Jumlah Tandan Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 29

Gambar 4.6 Jumlah Total Tandan yang Dipanen pada Tanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 31

Gambar 4.7Jumlah Tandan setelah Pengurangan Panen ... 32

Gambar 4.8Jumlah Total Tandan yang dipanen ... 34

Gambar 4.9Massa Tandan Hasil PanenTanaman Kelapa Sawit TM-03 ... 35

Gambar 4.10 Berat Rerata Produksi PerPohon Tanaman Kelapa Sawit TM-03 .. 37


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Data jumlah tandan, hasil panen, dan pertumbuhan bunga ... 43

Lampiran 2.Grafik jumlah tandan, hasil panen, dan pertumbuhan bunga ... 46

Lampiran 3.Spektrum FTIR Bionutrien S267 ... 51


(13)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis) merupakan salah satu tanaman tropis yang memiliki banyak manfaat. Bagian kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO) dan minyak yang berasal dari inti, palm kernel oil (PKO). Manfaat utama tanaman kelapa sawit adalah sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng. Selain itu, manfaat lain dari tanaman kelapa sawit di antaranya sebagai bahan makanan, kosmetik, obat-obatan, juga digunakan di berbagai industri berat maupun ringan. Dilihat dari segi manfaatnya, tanaman kelapa sawit memiliki peranan yang sangat penting untuk kehidupan. Namun, hal tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan produksi minyak kelapa sawit. Faktor-faktor penyebab penurunan produksi buah kelapa sawit salah satunya yaitu masalah hama, asupan nutrisi untuk tanaman yang kurang baik, maupun kesuburan tanah. Permasalahan utama yang terjadi di PT. CG adalah permasalahan nutrisi. Kondisi yang terjadi di lapangan saat ini adalah tanaman kelapa sawit tidak mendapatkan asupan pupuk yang baik, padahal pupuk sendiri merupakan sumber nutrisi yang utama. Selain itu, pupuk berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah yang berakibat pada peningkatan produktivitas tanaman.

Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi di perkebunan kelapa sawit PT. CG saat ini mengalami kekurangan nutrisi karena sudah lebih dari tiga tahun tidak diberi pupuk. Padahal, kebutuhan nutrisi untuk tanaman kelapa sawit sangatlah penting guna menunjang produktivitas buah. Nutrisi yang diperlukan tanaman


(14)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara umum dibagi kedalam 2 kelompok unsur hara, yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro terdiri dari N, P, K, Mg, Ca, dan S. Unsur hara makro yang paling penting yang dibutuhkan kelapa sawit adalah N, P, dan K. Karena unsur hara tersebut dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Ketiga unsur hara tersebut biasanya berupa pupuk anorganik. Pupuk yang sering digunakan perkebunan umumnya Urea, TSP (triple super posphate), MOP (Muriate of Potash), dan Kieserite (Pahan, 2007). Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari ion-ion logam, diantaranya: Cu2+, Zn2+, Fe3+, Mn2+,Ni2+, dan Co2+. Unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro yang biasanya dibutuhkan tanaman kelapa sawit adalah Mn, Cu, Zn, dan B. Nutrisi yang berada di dalam tanah diserap tanaman melalui akar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Penyediaan nutrisi bagi tanaman dapat dilakukan dengan cara penambahan pupuk. Pada saat ini para petani banyak menggunakan pupuk anorganik yang dinilai memiliki kandungan unsur hara yang tinggi dan nutriennya pun mudah diserap. Padahal, pemakaian pupuk anorganik dengan dosis tinggi secara terus-menerus dalam kurun waktu yang lama telah memberikan dampak negatif terhadap tanah dan lingkungan (Lee et al, 2002).

Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tentang pupuk organik dan pembenah tanah, ditemukan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tanaman maupun dari kotoran hewan. Pupuk organik yang biasa digunakan pada tanaman kelapa sawit biasanya berasal dari daun kering maupun pelepah sawit itu sendiri. Salah satu jenis pupuk anorganik yang biasa digunakan yaitu pupuk


(15)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jenis TSP. Penggunaan kedua jenis pupuk ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan pupuk organik ini adalah mudah ditemukan di alam, sedangkan kekurangannya dari segi jumlah kandungan nutrisi yang belum tentu mencukupi kebutuhan tanaman. Sedangkan untuk pupuk TSP, kelebihannya adalah ketersediaannya asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Namun, pupuk anorganik juga memiliki kekurangan, yaitu kurang ramah lingkungan karena terbuat dari bahan kimia sintetis, salah satu dampaknya terhadap lingkungan adalah mengakibatkan pengerasan tanah.

Salah satu upaya untuk menciptakan pupuk organik yang mudah diaplikasikan dan mampu memberikan pertumbuhan dan produksi yang tinggi telah dilakukan, yaitu bionutrien. Bionutrien adalah pupuk cair yang terbuat dari ekstrak tanaman dengan menggunakan zat kimia yang tidak berbahaya, sehingga bionutrien ini aman bagi lingkungan.

Penelitian mengenai bionutrien telah dilakukan sejak tahun 2006 oleh tim peneliti Kelompok Bidang Kajian (KBK) Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dengan memanfaatkan ekstrak tanaman potensial yang digunakan sebagai sumber nutrisi. Penelitian yang telah dilakukan di antaranya aplikasi bionutrien terhadap tanaman padi, cabai merah keriting, kentang, selada kering, dan selada bokor. Aini (2008) dalam penelitiannya menemukan laju pertumbuhan selada keriting sebesar 0,040 hari-1 dengan menggunakan bionutrien KPD. Hasil penelitian selanjutnya telah ditemukan konstanta laju pertumbuhan tanaman padi dengan menggunakan bionutrien AMA dosis 0.5% dan PBAG dosis 0.25% masing-masing sebesar 0.1280 minggu-1 dan 0.1190 minggu-1 (Paqih, 2014).

Penelitian mengenai bionutrien PBAG terus dikembangkan. Pengembangan penelitian bionutrien PBAG menghasilkan bionutrien baru,


(16)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu bionutrien S267 yang merupakan kombinasi antara bionutrien PBAG dan ditambahkan dengan bahan kimia lainnya. Bionutiren S267 difokuskan pada tanaman keras. Objek penelitian bionutrien S267 diaplikasikan terhadap tanaman kelapa sawit, karena tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditi ekspor terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap tanaman kelapa sawit.

Pada tahap penelitian ini dilakukan aplikasi bionutrien S267 terhadap tanaman kelapa sawit, untuk menentukan dosis optimum bionutrien S267. Aplikasi diterapkan terhadap tanaman kelapa sawit TM-3. TM-3 merupakan tanaman yang sudah menghasilkan buah selama 3 tahun. Usia ini dipilih karena pada usia tersebut merupakan usia yang paling produktif untuk tanaman kelapa sawit. Dengan dilakukannya penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap produktivitas hasil panen.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana dosis optimum dalam aplikasi bionutrien S267 pada tanaman kelapa sawit TM-3?

2. Bagaimana pengaruh bionutrien S267 terhadap pertumbuhan bunga betina tanaman kelapa sawit TM-3?

3. Bagaimana pengaruh bionutrien S267 terhadap nilai produksi (jumlah massa tandan per pohon, massa tandan rata-rata, dan randemen minyak) yang dihasilkan tanaman kelapa sawit TM-3?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dosis optimum dalam aplikasi bionutrien S267 pada tanaman kelapa sawit TM-3


(17)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui pengaruh bionutrien S267 terhadap pertumbuhan bunga betina tanaman sawit TM-3

3. Mengetahui pengaruh bionutrien S267 terhadap nilai produksi (jumlah massa tandan per pohon, massa tandan rata-rata, dan randemen minyak) yang dihasilkan tanaman kelapa sawit TM-3.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk pengembangan bionutrien S267 untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit.


(18)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman kelapa sawit TM-3 dari PT Condong Garut. Penelitian berlangsung sekitar 9 bulan, yaitu dari bulan Juli 2014 sampai dengan April 2015. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu karakterisasi dan aplikasi.

Tahap karakterisasi dilakukan di Lab Kimia Instrumen (LKI) FPMIPA UPI Bandung dan di lab Balai Penelitian Tanaman Sayur (BALITSA) Lembang. Sedangkan untuk tahap aplikasi dilakukan di PT Condong Garut Pameungpeuk kabupaten Garut.

3.2.Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu: pompa High Pressure Washer HPW 880-MP, Ohatsu Generator Set OH 3500ES, jerigen, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 2 l, labu dasar bulat 250 ml, oven, neraca analitik, timbangan, sepatu boot, gentong 60 l, selang bertekanan tinggi dan pisau.

Untuk bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain bionutrien S267 yang sudah disediakan oleh tim bioflokulan, air, dan n-heksan.

3.3.Alur Penelitian

Alur penelitian dibagi dalam dua tahap, yaitu karakterisasi dan aplikasi. Tahap karakterisasi meliputi analisis gugus fungsi dengan menggunakan instrument FTIR, dan analisis kandungan N, P, K dengan metode Kjeldhal. Bagan alir dapat dilihat pada gambar 3.1.


(19)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 bagan alir penelitian

3.3.1. Analisis Kadar N, P, dan K 3.3.1.1.Penentuan Kadar Nitrogen (N)

Penentuan kadar N dilakukan dengan menggunakan metode Kjeldhal. Prinsip dasar dari metode ini yaitu meliputi destilasi dan titrasi. Langkah kerjanya adalah sebagai berikut: destruat sebanyak 200 mL dimasukkan kedalam labu Kjeldahl 300 mL kemudian ditambahkan larutan buffer borat dan NaOH 6 N sampai pH 9.5 kemudian didestilasi dengan menggunakan alat Kjeltec 2200 sampai volumenya menjadi ±300 mL. Hal ini bertujuan agar kandungan amonianya berkurang.

Kemudian destilat ditampung ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL yang sudah berisi 20 mL asam borat yang sudah ditambahkan indikator hijau brom kresol (HBK)

bionutrie

karakteris aplikasi

Dosis 2 Dosis 3 kontrol

Dosis 1 Dosis 4 Dosis 5

Pengolahan

Kesimpulan


(20)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan metal merah (MM). kemudian dititrasi dengan H2SO4 0.02 N menggunakan alat automatic titrimetri III Fisher. Volume H2SO4 yang digunakan pada proses titrasi sebanding dengan kadar N yang terkandung dalam destruat.

3.3.1.2.Penentuan Kadar Fosfor (P)

Penentuan kadar fosfor dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV. Filtrat dipipet sebanyak 0.1 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 10 mL pereaksi (H2SO4 5 N, larutan molibdat 4% asam askorbat dan K-antimonil tartat), kemudian diaduk dan didiamkan selama 20 menit. Selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV 2120 dengan menggunakan larutan deret standar kalium dihidrogen fosfat: 0-10-20-30-40-50 ppm. Persentase fosfor dapat ditentukan dengan membandingkan absorbansi sampel terhadap kurva kalibrasi.

3.3.1.3.Penentuan Kadar Kalium (K)

Penentuan kadar kalium (K) salah satu caranya dapat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (AAS). Destruat sebanyak 0.5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang masing-masing telah berisi 5 mL larutan deret standar kalium nitrat (0; 50; 100; 150; 200; dan 250 ppm) dan 4 mL aquades pada masing-masing tabung reaksi yang telah diisi destruat kemudian dilakukan pengukuran dengan AAS sehingga kadar K dapat ditentukan.

3.3.2. Tahap Karakterisasi

Pada tahap karakterisasi, dilakukan uji karakterisasi gugus fungsi dengan menggunakan instrument FTIR

Uji karakterisasi dilakukan dengan menggunakan instrument FTIR. Bionutrien S267 dianalisis gugus fungsinya dengan menggunakan instrument FTIR. Pada tahap preparasi, sampel bionutrien diuapkan sampai membentuk pasta berwarna hitam. Sebelum dianalisis, pellet KBr dibuat terlebih dahulu dengan mencampurkan bionutrien S267 dengan KBr murni. Selanjutnya pellet KBr-S267 dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer FTIR tipe Shimadzu FTIR-8400 di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.


(21)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.3.Tahap Aplikasi

Tahap aplikasi dilakukan terhadap tanaman kelapa sawit tahun tanam 2008/2009 atau TM-3. Tahap aplikasi dilakukan di kebun sawit PT Condog Garut. Tanaman sawit ini dikelompokkan kedalam 6 kelompok dengan dosis yang berbeda-beda. Perlakuan terhadap tanaman kelapa sawit untuk bionutrien S267 dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Dosis tanaman dan perlakuan dengan bionutrien S267

Dosis tanaman Perlakuan

Dosis 1 0,1% dalam 40 liter air untuk 15 pohon Dosis 2 0,3% dalam 40 liter air untuk 15 pohon Dosis 3 0,5% dalam 40 liter air untuk 15 pohon Dosis 4 0,7% dalam 40 liter air untuk 15 pohon Dosis 5 1% dalam 40 liter air untuk 15 pohon

Kontrol 15 pohon dengan perlakuan yang disesuaikan dengan prosedur dari PT Condong Garut

Pemberian bionutrien terhadap tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara penyemprotan pada pagi hari setiap minggunya. Pengamatan terhadap penelitian ini dilakukan setiap seminggu sekali dimulai pada awal penyemprotan. Adapun variabel pengamatan yang diamati terhadap tanaman kelapa sawit meliputi:

1. Jumlah tandan

2. Jumlah massa tandan per pohon 3. Massa tandan rata-rata

4. Randemen minyak

Secara keseluruhan aplikasi dilakukan terhadap 6 kelompok tanaman. Masing-masing kelompok terdiri dari 15 pohon. Jarak antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dibatasi dengan 1 baris tanaman yang berfungsi sebagai border.

Dosis b Dosis Dosis Dosis Dosis Kontrol

o r d e r b o r d e r b o r d e r b o r d e r b o r d e r


(22)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya, gambar 3.2 menunjukkan denah perlakuan tanaman pada lahan aplikasi.


(23)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dosis optimum untuk aplikasi bionutrien S267 pada tanaman kelapa sawit TM-03 adalah dosis 4.

2. Jumlah kemunculan bunga betina untuk dosis 1-2-3-4-5-kontrol yaitu: 153-168-180-195-216-190.

3. Total massa tandan yang dihasilkan, massa tandan rata-rata yang dihasilkan per pohon, dan randemen minyak yang dihasilkan untuk dosis 1-2-3-4-5-kontrol masing-masing sebesar: 1072,25 kg-1376,5 kg-1199,75 kg-1558,5 kg-1717 kg, 1422,5 kg. Massa tandan rata-rata masing-masing sebesar: 6,498 kg- 8,342 kg- 7,271 kg- 9,445 kg- 10,406 kg- 8,621 kg. Sedangkan untuk nilai randemen minyak masing-masing sebesar: 29,00%, 41,00%, 38,77%, 44,70%, 53,58%, 38,30%.

4.2. Saran

Dari penelitian yangg telah dilakukan masih memiliki banyak kekurangan, karena itu untuk penelitian selanjutnya disarankan:

1. Untuk optimasi waktu penyemprotan optimum.

2. Penelitian dilakukan selama lebih dari satu tahun untuk melihat tren perkembangannya.


(24)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahn, P.M. 1993.Tropical Soils and Fertilizer Use. Longman Group UK Limited, Essex, England.

Andoko, A. 2008. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Depok. Bausch, L. (1974). Analytical System Division. New York : Rochester.

Brady, N.C. and R.R. Weil. (2002). The Nature and Properties of Soils. 13th ed. Pearson Education, Inc., New Jersey, USA.

Engelstad, O. P. (1997). Teknologi Dan Penggunaan pupuk. Edisi Ke – 3. UGM-Press. Yogyakarta.

Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Harris, S. (2013). Pengaruh Bionutrien BDI Dengan Penambahan Ion Logam

Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi (Oryza sativa L.). (Skripsi). Sarjana pada FPMIPA UPI, Bandung.

Kelpitna, A E. (2009). Cara AplikasiPupuk Daun pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annuum L). Buletin Teknik Pertanian Vol. 14 No. 1, 2009: 37-39.

Latifah, Eva (1996). Biologi Tumbuhan. Bandung: Adiwiyata.

Lee, J. S., H. J. Lee, S. H. Lee. (2002). Decomposition and 15 N Fate of Rice Straw in Pody Soil. Korean J. Crop Sci.

Leiwakabessy, F.M, dkk. (2003). Kesuburan Tanah. IPB, Bogor.

Nugraha, Gustian (2013). Kajian Potensi Bionutrien PBAG terhadap Pertumbuhan Padi (Oryza Sativa L). Skripsi. Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(25)

42

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurzaman, H. 2010. Kajian Tentang Potensi Dual Bionutrian CAF dan MHR Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Pahan, Iyung. (2007). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Paqih. (2014).Pengaruh Penambahan Ion Logam Terhadap Bionutrien AMA1 dan

PBAG1 untuk Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Padi Gogo

(Oryza sativa L). Skripsi. Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pratama, H. A. (2011). Kajian Potensi Bionutrien Hasil Ekstraksi Tanaman ARH dengan Variasi Tingkat Kepolaran Pelarut dan Aplikasinya pada Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L). Skripsi. Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan. Riskawati, Tristia. (2013). Luas Kebun Sawit Mencapai 13,5 Juta Hektare.

[Online]. Tersedia: m.tempo.co/read/news/2013/12/05/090534988/luas-kebun-sawit-mencapai-13-5-juta-hektare. (11 Juni 2015).

Samekto, R. M. P. (2006). Pupuk Daun. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.

Salisbury, F.B dan Ross, C.W. (1995). Fisiologi Tumbuhan (Jilid I). Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Salisbury, F.B dan Ross, C.W. (1995). Fisiologi Tumbuhan (Jilid II). Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Sempurna, F. I. 2008. Kajian Potensi Tanaman CAF Sebagai Bionutrien Untuk Pertumbuhan Tanaman Selada Bokor (Lactuca Sativa) Dan Kentang (Solanum tuberosumL.). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Suwandi & Rosliani, R. 2004. Pengaruh Kompos, Pupuk Nitrogen, dan Kalium pada Cabai yang Ditanam Tumpanggilir dengan Bawang Merah.


(26)

42

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia: httpjurnal.pdii.lipi.go.idadminjurnal141044148.pdf. (11 Juni 2015).


(1)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.3.Tahap Aplikasi

Tahap aplikasi dilakukan terhadap tanaman kelapa sawit tahun tanam 2008/2009 atau TM-3. Tahap aplikasi dilakukan di kebun sawit PT Condog Garut. Tanaman sawit ini dikelompokkan kedalam 6 kelompok dengan dosis yang berbeda-beda. Perlakuan terhadap tanaman kelapa sawit untuk bionutrien S267 dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Dosis tanaman dan perlakuan dengan bionutrien S267

Dosis tanaman Perlakuan

Dosis 1 0,1% dalam 40 liter air untuk 15 pohon Dosis 2 0,3% dalam 40 liter air untuk 15 pohon Dosis 3 0,5% dalam 40 liter air untuk 15 pohon Dosis 4 0,7% dalam 40 liter air untuk 15 pohon

Dosis 5 1% dalam 40 liter air untuk 15 pohon

Kontrol 15 pohon dengan perlakuan yang disesuaikan dengan prosedur dari PT Condong Garut

Pemberian bionutrien terhadap tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara penyemprotan pada pagi hari setiap minggunya. Pengamatan terhadap penelitian ini dilakukan setiap seminggu sekali dimulai pada awal penyemprotan. Adapun variabel pengamatan yang diamati terhadap tanaman kelapa sawit meliputi:

1. Jumlah tandan

2. Jumlah massa tandan per pohon 3. Massa tandan rata-rata

4. Randemen minyak

Secara keseluruhan aplikasi dilakukan terhadap 6 kelompok tanaman. Masing-masing kelompok terdiri dari 15 pohon. Jarak antara satu kelompok dengan kelompok lainnya dibatasi dengan 1 baris tanaman yang berfungsi sebagai border.

Dosis b Dosis Dosis Dosis Dosis Kontrol

o r d e r b o r d e r b o r d e r b o r d e r b o r d e r


(2)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya, gambar 3.2 menunjukkan denah perlakuan tanaman pada lahan aplikasi.


(3)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dosis optimum untuk aplikasi bionutrien S267 pada tanaman kelapa sawit TM-03 adalah dosis 4.

2. Jumlah kemunculan bunga betina untuk dosis 1-2-3-4-5-kontrol yaitu: 153-168-180-195-216-190.

3. Total massa tandan yang dihasilkan, massa tandan rata-rata yang dihasilkan per pohon, dan randemen minyak yang dihasilkan untuk dosis 1-2-3-4-5-kontrol masing-masing sebesar: 1072,25 kg-1376,5 kg-1199,75 kg-1558,5 kg-1717 kg, 1422,5 kg. Massa tandan rata-rata masing-masing sebesar: 6,498 kg- 8,342 kg- 7,271 kg- 9,445 kg- 10,406 kg- 8,621 kg. Sedangkan untuk nilai randemen minyak masing-masing sebesar: 29,00%, 41,00%, 38,77%, 44,70%, 53,58%, 38,30%.

4.2. Saran

Dari penelitian yangg telah dilakukan masih memiliki banyak kekurangan, karena itu untuk penelitian selanjutnya disarankan:

1. Untuk optimasi waktu penyemprotan optimum.

2. Penelitian dilakukan selama lebih dari satu tahun untuk melihat tren perkembangannya.


(4)

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ahn, P.M. 1993.Tropical Soils and Fertilizer Use. Longman Group UK Limited, Essex, England.

Andoko, A. 2008. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Depok. Bausch, L. (1974). Analytical System Division. New York : Rochester.

Brady, N.C. and R.R. Weil. (2002). The Nature and Properties of Soils. 13th ed. Pearson Education, Inc., New Jersey, USA.

Engelstad, O. P. (1997). Teknologi Dan Penggunaan pupuk. Edisi Ke – 3. UGM-Press. Yogyakarta.

Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Harris, S. (2013). Pengaruh Bionutrien BDI Dengan Penambahan Ion Logam

Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi (Oryza sativa L.). (Skripsi). Sarjana pada FPMIPA UPI, Bandung.

Kelpitna, A E. (2009). Cara AplikasiPupuk Daun pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annuum L). Buletin Teknik Pertanian Vol. 14 No. 1, 2009: 37-39.

Latifah, Eva (1996). Biologi Tumbuhan. Bandung: Adiwiyata.

Lee, J. S., H. J. Lee, S. H. Lee. (2002). Decomposition and 15 N Fate of Rice Straw in Pody Soil. Korean J. Crop Sci.

Leiwakabessy, F.M, dkk. (2003). Kesuburan Tanah. IPB, Bogor.

Nugraha, Gustian (2013). Kajian Potensi Bionutrien PBAG terhadap

Pertumbuhan Padi (Oryza Sativa L). Skripsi. Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

42

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurzaman, H. 2010. Kajian Tentang Potensi Dual Bionutrian CAF dan MHR Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Pahan, Iyung. (2007). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Paqih. (2014).Pengaruh Penambahan Ion Logam Terhadap Bionutrien AMA1 dan

PBAG1 untuk Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Padi Gogo

(Oryza sativa L). Skripsi. Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pratama, H. A. (2011). Kajian Potensi Bionutrien Hasil Ekstraksi Tanaman ARH dengan Variasi Tingkat Kepolaran Pelarut dan Aplikasinya pada Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L). Skripsi. Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan. Riskawati, Tristia. (2013). Luas Kebun Sawit Mencapai 13,5 Juta Hektare.

[Online]. Tersedia: m.tempo.co/read/news/2013/12/05/090534988/luas-kebun-sawit-mencapai-13-5-juta-hektare. (11 Juni 2015).

Samekto, R. M. P. (2006). Pupuk Daun. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.

Salisbury, F.B dan Ross, C.W. (1995). Fisiologi Tumbuhan (Jilid I). Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Salisbury, F.B dan Ross, C.W. (1995). Fisiologi Tumbuhan (Jilid II). Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Sempurna, F. I. 2008. Kajian Potensi Tanaman CAF Sebagai Bionutrien Untuk Pertumbuhan Tanaman Selada Bokor (Lactuca Sativa) Dan Kentang (Solanum tuberosumL.). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Suwandi & Rosliani, R. 2004. Pengaruh Kompos, Pupuk Nitrogen, dan Kalium pada Cabai yang Ditanam Tumpanggilir dengan Bawang Merah.


(6)

42

Herdiyanto, 2015

KAJIAN PENGARUH PENAMBAHAN BIONUTRIEN S267 TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT TM-03

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tersedia: httpjurnal.pdii.lipi.go.idadminjurnal141044148.pdf. (11 Juni 2015).