MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRI SEKAR BUANA PAGERAGEUNG : Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B taman kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kab. Ta
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS
DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI
MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI
TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG
(
Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B Taman Kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014-2015)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
oleh : Ristiany NIM 1106844
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI
(FINGER PAINTING) DI TK PGRI SEKAR BUANA PAGERAGEUNG
(
Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B Taman Kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kab. Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2014-2015)
oleh Ristiany NIM. 1106844 Disetujui dan disahkan oleh:
Penguji I
Vina Adriany, M.Ed NIP.197601262003122001
Penguji II
Dr.H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 197708282003121002
Penguji III
Rita Maryana, M.Pd NIP.197803082001122001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M. Pd NIP.196007071986012001
(3)
PERNYATAAN
Tentang Keaslian Skripsi dan Bebas dari Plagiarisme
De ga i i saya e yataka bahwa skripsi i i de ga judul Me i gkatka keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageu g i i beserta seluruh isi ya adalah benar-benar karya saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2015 Penulis,
(4)
Ristiany, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS
DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRI SEKAR BUANA PAGERAGEUNG
(Penelitian Tindakan Kelas pada kelompok B taman kanak-kanak PGRI Sekar Buana Kec. Pagerageung Kab. Tasikmalaya
Tahun Pelajaran 2014/2015) Ristiany
(1106844)
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul pada anak-anak TK PGRI Sekar Buana Pagerageung yaitu rendahnya keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar, anak belum bisa mewanai gambar dengan rapi dan anak belum bisa menggambar bentuk bermakna. Permasalahan tersebut perlu adanya suatu pendekatan dan metode pembelajaran untuk menangani masalah tersebut dengan penerapan seni melukis dengan jari (finger painting). Peneliti melakukan penelitian pada kelompok B TK PGRI Sekar Buana Pagerageung sebanyak 15 orang anak. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mengetahui kondisi awal keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar, (2) untuk mengetahui pelaksanaan seni melukis dengan jari (finger painting) dalam meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar, (3) untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung. Metode penelitian yang digunakan dalam adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dalam pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus, pada setiap siklusnya diberikan 2 tindakan. setiap siklusnya menunjukan peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Kondisi akhir keterampilan motorik halus anak dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung terbukti meningkat, pada kondisi awal 0% untuk anak pada kategori BB, 20% pada kategori DP dan 80% berada pada kategori PS, meningkat pada akhir siklus II 60,96% berada pada kategori BB, 34,67% berada pada kategori DP, dan 3,56% dalam kategori PS. Peningkatan tersebut cukup signifikan jika dibandingkan dengan sebelum mendapatkan tindakan seni melukis dengan jari (finger painting). Saran bagi guru diharapkan dapat mencoba kegiatan ini dengan rancangan yang lebih baik lagi. Bagi anak usia dini dapat memfasilitasi kebutuhan perkembangan morik halus. Bagi peneliti diharapkan selalu mencari alternatif lain dengan permaslahan yang dihadapi dengan menggunakan metode dan alat permainan yang lebih kreatif dan inovatif agar dapat memberikan masukan baru dan berguna bagi masyarakat khusunya pendidikan anak usia dini.
(5)
IMPROVING FINE MOTOR SKILL ON PAINTHING ACTIVITY THROUGH FINGER PAINTING IN
TK PGRI SEKAR BUANA PEGERAGEUNG
(A classroom research on Group B of TK PGRI Sekar Buana Pagerageung Tasikmalaya Year 2014-2015)
Ristiany (1106844)
ABSTRACT
Basically this research is held on problems of TK PGRI Sekar Buana Pagerageung Students. One of the problem is low measure of fine motor skill in painting activity, most of students do not capable of colouring a picture neatly and painthing a meaningful shape. In ascordance of the problem, an approaching of teaching method using finger painting art is chosen to be performed to handle the problem. The research sample is group B of TK PGRI Sekar Buana Pagerangung which is consisted of 15 Students. The research is done to fulfil three aim these aim are (1) to know the primary condition of fine motor skill in painthing activity, (2) to observe the effect of finger painting art in improving students’ fine motor skill, (3) to measure the improvement of fine motor skill after finger painting activity. The research method used by writer is classroom action research, consist of 2 process, (two actions are given in each process). Each process show the improvement of fine motor skill in painting activity. On the other hand, the writer does observation, interview, fieldnotes, and documentations to collect data of research. On the end of the research there are shown that most of the
students’ fine motor skill are improving. The improvent is proved by looking
at primary condition which on 0% for students of BB category (improving well), 20% is on DP category (in process) and 80% on PS category (need stimulus). This three categories are improved in second process such as 60,96% is on BB category, and 34,67% is on DP category, and 3,56% is on PS category. This improvement surely is good enough than the primary condition. Hopefully this research will inspire kindergaten teachers to do the same method in better plan. This method will given a good facility for improving fine motor skill of young learners. For other researcher, the writer olso hopes that they will always fine out another alternative way to resolve problem faced by using a more creative and inovative method on instrument to give a new input so that it will be useful for our citizen especially for
young learners’ education.
(6)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
ABSTRAK... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Perkembangan Fisik Motorik Halus Anak Usia Dini ... 8
1. Pengertian Motorik ... 8
2. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini ... 8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Anak Usia Dini... 11
4. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini... 12
5. Konsep Dasar Pengembangan Motorik Halus... 12
6. Keterampilan Motorik Anak Usia Dini... 14
7. Karakteristik Keterampilan Motorik Anak Usia Dini... 16
B. Pengembangan Seni Anak Usia Dini ... ... 20
(8)
2. Karakteristik Anak dan Prinsip Belajar Anak ... ... 22
3. Hakikat Seni Rupa Anak Usia Dini... 23
C. Seni Melukis Jari (finger painting) ... ... 27
D. Penelitian Terdahulu... ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32
B. Desain Penelitian ... 32
C. Metode Penelitian ... 33
D. Instrumen Penelitian ... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 44
F. Analisis Data... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Subjek Penelitian ... 54
B. Hasil Penelitian ... 55
1. Kondisi Awal Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar sebelum Pengembangan Seni Melukis Jari (Finger Painting) di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 55
2. Pelaksanaan Kegiatan Seni Melukis dengan Jari (finger painting) untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 56
3. Peningkatan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 83
C. Pembahasan... 89
1. Kondisi Awal Keterampilan Motorik Halus dalam Menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pageurageung ... 89
2. Pelaksanaan Seni Melukis Jari (finger painting) dalam Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Dalam Kegiatan Menggambar ... 92
3. Peningkatan Kegiatan Motorik Halus dalam Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (finger Painting) ... 93
(9)
1. Simpulan ... 97 2. Implikasi dan Rekomendasi ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... LEMBAR PERBAIKAN ... LATAR BELAKANG PENDIDIKAN. ...
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Lima Fungsi Pusat Kontrol di Otak... 9
Tabel 2.2 Tingkat Pencapain Perkembangan Fisik-Motorik... 18
Tabel 2.3 Keterampilan Motorik Halus Lainnya... 19
Tabel 2.4 Tahapan perkembangan keterampilan motorik halus anak TK... 28
Tabel 3.1 Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun) Motorik Kasar dan Halus... 35
Tabel 3.2 Uraian Kompetensi Dasar untuk Kempetensi Inti... 36
Tabel 3.3 Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun)... 37
Tabel 3.4 Tahapan Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak TK... 38
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis dengan Jari... 40
Tabel 3.6 Kisi-kisi Penelitian Seni Melukis Jari (Finger Painting)... 43
Tabel 3.7 Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (Finger Painting)... 45
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah... 47
Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Kelas... 48
Tabel 3.10 Format Catatan Lapangan... 50
Tabel 4.1 Data peserta didik TK PGRI Sekar Buana Pegerageung... 54
Tabel 4.2 Siklus I Tindakan I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 57
Tabel 4.3 Siklus I Tindakan II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 66
Tabel 4.4 Siklus II Tindakan I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 73
Tabel 4.5 Siklus II Tindakan II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Kegiatan Harian... 78
Tabel 4.6 Data Display pada Akhir Siklus I... 83
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(12)
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Diagram 4.1 Kondisi Awal Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Anak di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung... 55 Diagram 4.2 Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Anak di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung pada akhir siklus I... 85 Diagram 4.3 Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Anak di
TK PGRI Sekar Buana Pagerageung pada Akhir Siklus II... 87 Diagram 4.4 Perbandingan Keterampilan Motorik Halus dalam menggambar di
TK PGRI Sekar Buana Pagerageng pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II... 88
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1 ayat 14 UU RI NO 20 Tahun 2003).
Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan anak usia 4-6 tahun. Usia tersebut merupakan masa usia emas (golden age) bagi anak dalam menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi dirinya. Masa tersebut adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan untuk mendasari pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Masa ini memberikan pengalaman tentang hal-hal yang mampu dilakukan anak menuju jenjang pendidikan selanjutnya (Depdiknas, 2008, hlm. 1).
Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya ‘dasar
mekanik yang menyebabkan terjadinya gerak’. Gerak (movement) adalah
akativitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini melibatkan sisitem gerak yang terkoordinasi (otak, saraf, otot, dan rangka) dengan proses mental yang sangat komplek, yang disebut sebagai proses gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, tetapi selalu terkoordinasi (Depdiknas, 2008, hlm. 6). Sementara Wiyani (2014, hlm. 35) menyatakan fisik secara bahasa diartikan sebagai jasmani, badan, tubuh. Sedangkan motorik diartikan dengan penggerak. Jadi perkembangan fisik-motorik anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan bentuk tubuh pada anak usia dini yang berpengaruh terhadap keterampilan gerak tubuhnya.
Hurlock (1978, hlm. 171), menyatakan bahwa masa kanak-kanak disebut “saat ideal” untuk mempelajari keterampilan motorik karena tubuh lebih lentur ketimbang orang dewasa atau remaja, kurang memiliki keterampilan yang
(14)
2
bertentangan dengan hal-hal baru yang mungkin telah dipelajari lebih dulu, menyenangi pengulangan, dan memiliki waktu yang lebih lama untuk mempelajari keterampilan motorik ketimbang waktu yang mereka miliki sudah besar.
Tujuan dan fungsi perkembangan motorik anak TK menurut Samsudin (2005, hlm. 10) adalah penguasaan keterampilan tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertententu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak itu mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukannya efektif dan efisien.
Keterampilan motorik yang terkoordinasi baik, otot yang lebih kecil memainkan peran yang besar. Dalam mendefinisikan “keterampilan” Cronbach (dalam Hurlock, 1978, hlm. 154) menulis sebagai berikut (16)
“Keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatik, cepat dan akurat. Meskipun demikian, adalah keliru menganggap keterampilan sebagai tindakan tunggal yang sempurna. Setiap pelaksanaan sesuatu yang terlatih, walaupun hanya menulis huruf a, merupakan suatu rangkaian koordinasi beratus-ratus otot yang rumit yang melibatkan perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang berkesinambungan”.
Suntrock (2002, hlm. 145) menyatakan keterampilan motorik kasar (gross motor skilla) meliputi kegiatan otot-otot besar seperti menggerakan lengan dan berjalan. Keterampilan motorik halus (fine motor skills) meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari.
Hurlock (dalam Depdiknas, 2007 hlm. 9) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus, yaitu: (1) melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, (2) melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpness (tidak berdaya) pada bulan pertama kehidupannya, (3) melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Hurlock (1978, hlm. 111) menjelaskan, apabila anak-anak tidak diberi kesempatan mempelajari keterampilan tertentu, perkembangannya sudah memungkinkan dan ingin melakukannya karena berkembangnya keinginan untuk mandiri, maka mereka tidak saja akan memiliki dasar keterampilan yang telah dipelajari oleh teman
(15)
sebayanya tetapi juga akan kurang memiliki motivasi untuk mempelajari berbagai keterampilan pada saat diberi kesempatan.
Banyak orang yang mengira bahwa satu-satunya bahaya yang serius dalam perkembangan keterampilan motorik anak adalah kekakuan. Meskipun tidak dapat disangsikan bahwa kekakuan merupakan bahaya serius bagi penyesuaian sosial dan pribadi yang baik, tetapi tidak hanya itu. Bahaya lain mungkin ada dan menimbulkan akibat psikologi yang serius, diataranya: terlambatnya perkembangan motorik, harapan keterampilan yang tidak realitik, tidak dapat mempelajari keterampilan motorik yang penting, akrobatik, pemakaian tangan kiri dan kekakuan (Hurlock, 1978, hlm. 168).
Kategori fungsi keterampilan motorik pada akhir masa kanak-kanak diantaranya adalah keterampilan bantu diri (self-help), keterampilan bantu sosial (social-helf), keterampilan bermain, dan keterampilan sekolah. Disekolah anak mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, membentuk tanah liat, menari dan mewarnai dengan krayon, menjahit, memasak dan pekerjaan tangan menggunakan kayu (Hurlock, 1980, hlm. 151). Dan keterampilan motorik yang paling cenderung memperlihatkan perbaikan yang terbesar adalah keterampilan yang dipelajari disekolah, dalam kelompok bermain yang dibimbing, atau didalam berkemah waktu libur (Hurlock, 1978, hlm. 158). Guru dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan memanfaatkan beragam media.
Berdasarkan pengamatan dilapangan yaitu di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung, sejauh ini penyelengaraan kegiatan motorik halus belum berkembang sesuai harapan, khusunya dalam kegiatan menggambar dan melukis padahal minat dan antusias anak dalam kegiatan ini cukup tinggi, hal ini dibuktikan dengan sikap anak yang suka menggambar di dinding, pada balok, rak buku dll. Anak senang sekali ketika guru mendemotrasikan menggambar yang digunakan sebagai media untuk pembelajaran. Tetapi hal itu terbentur oleh kesempatan dan praktek, model yang baik, motivasi dan bimbingan. Guru cenderung pada kegiatan menulis untuk memenuhi harap orang tua dan syarat masuk sekolah dasar yang mengharus calon peserta didiknya bisa membaca dan
(16)
4
menulis. Guru kurang memberikan kebebasan pada anak untuk menggambar atau melukis sesuai gagasan dan berekplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
Hal tersebut diatas menyebabkan keterampilan motorik halus anak dalam mengkordinasikan mata dan jari tangan pada saat kegiatan menggambar masih belum berkembang, dan kebanyakkan anak dalam memegang pensil warna dan krayon masih belum sempurna, sehingga dalam menggerakkan jari tangannya saat menggambar anak merasa kurang percaya diri dengan hasil gambar yang dibuatnya, anak tidak kreatif dalam menggambar sesuai dengan gagasanya tetapi hanya fokus pada gambar yang dicontohkan guru, selain itu bahan dan alat yang digunakan hanya krayon dan pensil warna saja. Dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih banyak menggunakan metode pemberian tugas, dan cenderung pada lembar kerja saja.
Strategi pengembangan motorik halus anak usia dini sangat beragam. Sejalan dengan perkembangan fisik dan psikis anak usia dini, maka tumbuh kebutuhan berkomunikasi visual (kompetensi seni) seperti menggambar, menyanyi dan menari dan sebagainya. Bagi anak TK berekpresi seni rupa merupakan salah satu media komunikasi seni yang memiliki daya tarik bagi semua anak dan dapat mengembangkan kompetensi dasar motorik halus sejalan dengan masa perkembangan (periodisasi) menggambar yang dialaminya. Selain itu berkomunikasi visual bagi anak TK tersebut dapat mereka lakukan secara bebas, ekspresif, sepontan, dinamis, polos, unik, sesuai tipologi dan gaya seni rupa yang ditampilkan. Seni memiliki fungsi dalam pendidikan TK yaitu sebagai media ekspresi sebagai media komunikasi, sebagai media bermain, sebagai media pengembangan bakat seni dan sebagai media untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak dan sebagai media untuk memperoleh pengalaman esthetis (Sumanto, 2005, hlm. 1-23).
Pada awalnya upaya anak anda untuk menulis sebenarnya merupakan perluasan dari menggambar. Dengan kata lain, ia hanya mencoret-coret. Kegiatan melukis dan mewarnai memberikan kesempatan kebebasan untuk berkreasi pada anak. Ada banyak bukti yang menyebutkan bahwa anak-anak menggunakan gambar dan kegiatan kreatif lainnya untuk menggekspresikan diri. Menggambar
(17)
bukan hanya wahana penyalur imajinasi tetapi juga dapat memberikan anak tempat untuk menyalurkan emosinya (Cooper, dkk. 2009, hlm. 58-86).
Finger paint (seni melulis dengan jari) adalah cara awal melukis sebelum digunakan alat lukis lain seperti kuas. Kegiatan ini menjadi menarik dimana jari anak bersentuhan langsung dengan tinta dan kertas.
Melalui penelitian ini penulis mencoba menyajikan kegiatan seni melukis dengan jari (finger paiting), yang diharapkan mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak dalam kegiatan menggambar, mampu meniru bentuk, mengekplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, dan mengekpresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail, hal ini diharapkan dapat dijadikan sebagai keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk masuk sekolah dasar. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “Meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui kegiatan seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung”.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini di rumuskan sebagi berikut :
1. Bagaimana kondisi awal keterampilan motorik halus anak usia dini dalam kegiatan menggambar sebelum penerapan seni melukis dengan jari di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung?
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan seni melukis dengan jari (finger painting) untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung?
3. Bagaimana peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar setelah penerapan kegiatan seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain : 1. Tujuan Umum
(18)
6
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui secara objektif kondisi awal keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar sebelum penerapan seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan seni melukis dengan jari (finger painting) untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.
c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar setelah penerapan seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar
melalui kegiatan seni melukis jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui kegiatan seni melukis dengan jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.
b. Bagi guru
Dapat dijadikan motivasi untuk senantiasa memperbaiki diri dan kegiatan pembelajaran agar rencana pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan ingin dicapai.
c. Bagi Lembaga
Diharapkan dapat bekerjasama dengan guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam pengembangan seluruh aspek perkembangan anak.
(19)
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, adapun rangkuman pembahasannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II Penerapan seni melukis dengan jari (finger painting) untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar.
Bab ini membahas kajian-kajian pustaka mengenai perkembangan motorik halus anak usia dini, pengembangan seni anak usia dini, melukis dengan jari, dan penelitian yang relefan.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang
digunakan untuk penelitian, yakni penelitian tindakan kelas. (PTK).
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pernyataan-pernyataan di rumusan masalah yang di dapatkan dari penelitian yang telah dilakukan selama berada di tempat penelitian.
Bab V Simpulan Implikasi dan Rekomendasi
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis implikasi dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
(20)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung, yang beralamat di Jl. Raya Pagerageung Wetan No. 124 Desa Pagerageung Kecamatan Pagerageung kabupaten Tasikmalaya. Subjek penelitian ini yaitu peserta didik kelompok B1, yang berusia 5-6 tahun, pada tahun ajaran 2014/2015, yang berjumlah 15 orang, terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
B.Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam pelaksaan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa Inggris adalah Classrom Action Research (CAR). Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Targart. Adapun model PTK dimaksud menggambarkan empat langkah (dan pengulanganya), yang disajikan dalam bagan berikut ini.
SIKLUS
PENELITIAN TINDAKAN
Sumber: Arikunto, 2010, hlm. 137
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan Repleksi
Pelaksanaan Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS II
Refleksi
Perencanaan
(21)
Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke empat, lalu kembali ke satu dan seterusnya, meskipun sifatnya berbeda, langkah ke dua dan ke tiga dilakukan secara bersaman jika pelaksanaan dan pengamatan berbeda. Secara utuh menurut Arikunto (2010, hlm. 138) mengemukakan bahwa tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Menyusun rencana tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yaitu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Tahapan 2: Pelaksanaan Tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenakan tindakan dikelas. 3. Tahapan 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pelaksanaan pengamatan
oleh pengamat.
4. Tahap 4: Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan apa yang yang sudah terjadi.
C.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.
1. Penelitian–menunjukan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan–menunjukan pada sesuatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbetuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas–dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal.
(22)
34
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) Penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas. Segera dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, dkk. 2010 hlm. 2-3.)
Tujuan umum PTK (Suhardjo, 2010, hlm. 61) untuk memecahkan pemasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam mengembangkan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran dikelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar.
Penjelasan Istilah
1. Keterampilan Motorik Halus
Santrock (2002, hml. 145) berpendapat bahwa keterampilan motorik halus (fine motor skills) meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, seperti ketangkasan jari). Keterampilan motorik halus (fine motor skills) merupakan gerakan yang dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tidak memerlukan tenaga tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat sepeti koordinasi mata, tangan, dan telinga (BPSDMP-PMP, 2014, hlm. 362). Papilia, dkk. (dalam Budiman 2012, hlm. 33) mengemukakan bahwa fine motor skills merujuk pada keterampilan-keterampilan fisik yang
melibatkan otot halus serta koordinasi antara tangan dan mata, seperti memakai kancing, menggambar, dan menulis.
Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-≤6 tahun (Permendiknas No.58 Tahun 2009) diantaranya: (1) menggambar sesuai gagasannya, (2) meniru bentuk, (3) melakukan ekplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, (4) menggunakan alat tulis dengan benar, (5) menggunting dengan pola, (6) menempel gambar dengan tepat, (7)
(23)
mengekpresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail. Semetara indikator pencapaian perkembangan anak usia dini usia 5-6 menurut Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD (2014, hlm. 19-20) untuk
kemampuan dasar motorik kasar dan motorik halus adalah sebagai berikut
Tabel 3.1
Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun) Motorik Kasar dan Halus
Kompetensi Dasar Indikator perkembangan anak usia dini 5-6 tahun
3.3.Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus
Melakukan berbagai gerakan terkoordinasi secara terkontrol, seimbang, dan lincah
1.3.Mengguna kan anggota tubuh untuk
pengembangan motorik kasar dan halus
Melakukan gerakan mata, tangan, kaki, kepala secara terkoordinasi dalam menirukan berbagai gerakan (Misal: senam dan tarian)
Melakukan permainan fisik dengan aturan
Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas, misal: mengancing kan baju, menali sepatu, meng gambar, menempel menggunting, makan.
Sumber : diadaptasi dari Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD 2. Seni Melukis dengan Jari (Finger Painting)
Indikator pencapaian perkembangan anak (Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD, 2014, hlm. 9-12) dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar, kompetensi dasar dirumuskan berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi inti (KI) merupakan gambaran pencapaian anak pada
(24)
36
dalam bentuk KI Sikap Spiritual, KI Sikap Sosial, KI Pengetahuan, dan KI keterampilan. Berikut merupakan tabel kemampuan Inti dan kemampuan dasar yang berhubungan dengan pengembangan seni (ditampilkan hanya sebagian)
Tabel 3.2
Uraian Kompetensi Dasar untuk Kempetensi Inti
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI-4. Menunjukkan yang
diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
4.3 menggunakan anggota tubuh untuk mengembangkan motorik kasar dan halus
4.7 menyajikan berbagai karya dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
4.8 menyajikan berbagai karya dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan,dll) 4.12. Menunjukkan kemampuan
keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media
(25)
Berikut ini merupakan tabel indikator pencapai perkembangan anak menurut Permendikbud kurikulum 2013 (2014, hlm, 41) khusus dalam pengembangan seni diantaranya:
Tabel 3.3
Indikator Perkembangan Anak Usia Dini (5-6 tahun)
Kompetensi Dasar
Indikator perkembangan anak usia dini
5-6tahun 4.11. Menunjukkan
kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya
Membuat gambar dengan beberapa coretan/ tulisan yang sudah berbentuk huruf/kata
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni (*)
Menghargai karya seni: seni musik, visual, gerak dan tari yang diciptakan orang lain
4.15. Menunjuk-kan karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Membuat karya seni sesuai
kreativitasnya misal seni musik, visual, gerak dan tari yang dihasilkannya dan dihasilkan orang lain
Sumber : diadaptasi dari Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD
Berdasarkan uraian kompetensi dasar, kompetensi inti dan indikator perkembangan anak usia dini yang berhubungan dengan aktivitas seni diantaranya adalah kegiatan menggambar dan kemampuan menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media.
Arti dan manfaat menggambar bagi pertumbuhan anak menurut Soesatyo (dalam Pamadhi, 2010, hlm. 2.12) mengemukakan sebagai berikut:
“anak menggambar adalah menceritakan, mengungkapkan
(mengekspresikan) sesuatu yang ada pada dirinya secara intuitif dan spontan lewat media gambar, maka karya lukis anak-anak adalah seni meskipun tidak disamakan dengan karya lukis orang dewasa, namun syarat-syarat kesenian-lukisan telah terpenuhi dengan adanya teknik, artistik, dan ekspresi.”
(26)
38
Melukis adalah kegiatan belajar dengan bermain bentuk dan warna serta garis yang disusun dalam suatu media, baik itu kertas, kain, kanvas, maupun dinding yang luas. Anak akan merasa senang sesudah melakukan coretan. Setidaknya coretan itu akan menjadikan tulisan anak yang menggambarkan angan-angan dan keinginan serta catatan apa yang pernah dia alami, peristiwa susah, senang atau marah (Pamadhi, 2010, hlm. 3.1-3.2).
Tahapan perkembangan keterampilan motorik halus menurut Depdiknas. (2008, hml. 36) dalam keterampilan melukis dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Tahapan Perkembangan Keterampilan Motorik Halus Anak TK
No Keterampilan Motorik Halus Tahapan Perkembangan Melukis 1. Bercak warna secara acak
2 Pemisahan warna, mulai terarah (konsep warna daun, bunga dll 3 Warna bergabung dengan warna lain
4 Warna ditumpuk diatas warna, daerah warna gambar diwarnai hati-hati
5 Gambar kepala besar, kaki dikepala
6 Gambar tangan pada kepala besar, gambar awal tulisan (garis) 7 Gambar batang/badan, anggota badan
8 Bentuk batang tubuh mulai tertutup
9 Gambar sesuatu menyerupai bentuk aslinya, misalnya rumah dan bunga
10 Bagian paling bawah kertas sebagai garis dasar objek
11 Garis dasar untuk menopang suatu objek yang akan digambar 12 Garis dasar sebagai garis batas langit, dasar dua dimensi Sumber: diadaptasi dari Depdikanas (2008).
Teknik melukis langsung dengan pewarna dinamakan finger painting, yakni teknik melukis dengan jari tangan langsung tanpa menggunakan bantuan alat. Dengan demikian anak dapat mengganti kuas
(27)
dengan jari-jari tangannya secara langsung. Seperti halnya menggambar ekspresi karya lukis jari mengutamakan self expression yang lebih mementingkan “bagaimana” anak mengekspresikan atau menuangkan gagasan, perasaan bukan sekedar “apa” yang di lukis anak. Unsur visual yang paling menojol adalah: kualitas goresan atau tarikan garis atau sapuan tangan dan permainan warna. Media ini memberikan pengalaman sensasi rabaan yang mengasyikkan
D.Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Arikunto (2010, hlm. 203) menyatakan bahwa:
“ instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematik sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis intrumen penelitian adalah angket, ceklis, (check-list) atau centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam.” Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penelitian di dalam menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atau alat, agar data diperoleh lebih baik. Dalam hal ini peneliti perlu menyusun sebuah rancangan
penyusunan instrumen yang dikenal denga istiloah “kisi-kisi”. Menurut
pengertiannya kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen menunjukan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode yang digunakan dan instrumen yang disusun.
Adapun manfaat dari kisi-kisi dimaksud adalah sebagi berikut:
1. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis intrumen dan isi dari butir-butir yang disusun
2. Peneliti akan mendapatkan kemudahan dalam menyususn instrumen karena kisi-kisi ini berfungsi sebagai pedoman dalam menuliskan butir-butir.
3. Instrumen yang disusun akan lengkap dan sistematis karena ketika menyusun kisi-kisi penelitian belum dituntut untuk memikirkan rumusan butir-butirnya.
(28)
40
4. Kisi-kisi berfungsi sebagai “peta pelajaran” dari aspek yang akan dikumpulkan datanya, darimana data diambil, dan dengan apa pula data tersebut diambil
5. Dengan adanya kisi-kisi yang mantap peneliti dapat menyerahkan tugas menyusun atau membagi tugas dengan anggota tim ketika menyusun intrumen (Arikunto, 2010, hlm. 205)
Adapun kisi-kisi instrumen yang di susun oleh peneliti mengacu pada tahap keterampilan motorik halus anak dalam melukis menurut Dinas Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan dikembangkan lagi oleh penulis sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang ada dalam Permen 58 tahun 2009 dan disesuaikan dengan indikator perkembangan anak usia dini Pemendikbud kurikulum 2013 PAUD.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis dengan Jari
Variabel Indikator Pernyataan
Teknik pengumpulan data Keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis jari (finger painting) 1. Anak terampil menggunakan tangan kanan dan tangan kiri dalam berbagai aktivitas.
1. Anak dapat mencampur dua warna dengan menggunakan tangannya. 2. Anak dapat
mencampur lebih dari tiga warna dengan
menggunakan tangannya. 3. Anak dapat
melukis secara acak dengan Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi
(29)
menggunakan tangan kanan. 4. Anak dapat
melukis secara acak dengan menggunakan tangan kiri. 5. Anak dapat
melukis secara acak dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri bergantian dan berkesinambunga n.
6. Anak dapat melukis secara acak dengan menjaga
kestabilan gerakan tangan kanan dan tangan kiri dengan seimbang. Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi
2. Anak dapat melakukan gerakan koordinasi mata dan tangan secara terkontrol seimbang dan
7. Anak dapat meniru bentuk vertikal dengan jarinya.
8. Anak dapat meniru bentuk garis horizontal dengan jarinya. Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi
(30)
42
lincah dalam meniru bentuk.
9. Anak dapat meniru bentuk garis miring dengan jarinya. 10.Anak dapat
meniru bentuk garis lengkung dengan jarinya. 11.Anak dapat
meniru bentuk garis zigzag denganjarinya. 12.Anak dapat
meniru bentuk garis gelombang dengan jarinya. 13.Anak dapat
meniru bentuk lingkaran dengan jarinya.
14.Anak dapat meniru bentuk segitiga dengan jarinya.
15.Anak dapat meniru bentuk bujur sangkar dengan jarinya. Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi
(31)
Tabel 3.6
Kisi-kisi Penelitian Seni Melukis Jari (Finger Painting)
Variabel Sub Variabel Penggunaan
Teknik Pengumpulan Data Seni melukis jari (finger painting) 1. Persiapan 2. Pelaksanaan
Guru memberitahukan kepada peserta didik tema yang akan digunakan.
Guru mengelompolkan anak satu kelompok 3-4 orang anak.
Guru memperlihatkan contoh finger painting yang sudah jadi.
Guru mendemotrasikan cara pengerjaannya tahap demi tahap proses pengerjaan finger painting (seperti contoh).
Guru memberikan arahan dan tata tertib yang berlaku selama bermain finger painting.
Guru mempersiapkan bahan finger painting untuk setiap kelompok maupun untuk setiap individu.
Guru memberikan bimbingan dan bantuan selama anak bermain finger painting.
Guru memberikan motivasi & stimulus, agar anak selalu
Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumetasi Observasi dokumentasi Observasi dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi, dokumentasi Observasi dokumentasi
(32)
44
3.Penilaian bersikap positif selama proses pengerjaan finger painting.
Menilai proses pembelajaran.
Menilai unjuk kerja dan kreativitas anak berkaitan dengan pengembangan seni melukis dengan jari (finger painting).
Pemberian tugas sebagai pelaksanaan kegiatan.
Observasi Observasi Dokumentasi
Observasi dokumentasi
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mnedapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Data yang dikumpulkan oleh peneliti menggunakan tes dan observasi yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi antara peneliti dengan guru kelas, kepala sekolah dan peserta didik. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, diantaranya:
1. Observasi
Observasi (Obsevation) atau pengamatana menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2013, hlm. 220) merupakan teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru
(33)
mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dst. Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm. 310) menyatakan bahwa:
“ observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan
hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat di observasi dengan jelas.”
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara (Arikunto, 2010, hlm. 200), yang digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu:
1. Observasi non-sistematis, yaitu yang dilakukan oleh pengamat, dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
2. Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan
Tabel 3.7
Lembar Observasi Keterampilan Motorik Halus dalam Kegiatan Menggambar Melalui Seni Melukis Jari (Finger Painting)
Nama : Kelompok :
No Keterampila Motorik Halus Anak Penilaian
PS DP BB 1 Anak dapat mencampur dua warna dengan
menggunakan tangannya.
2. Anak dapat mencampur lebih dari tiga warna dengan menggunakan tangannya.
3. Anak dapat melukis secara acak dengan menggunakan tangan kanan.
4. Anak dapat melukis secara acak dengan menggunakan tangan kiri.
5. Anak dapat melukis secara acak dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri
(34)
46
bergantian dan berkesinambungan.
6. Anak dapat melukis secara acak dengan menjaga kestabilan gerakan tangan kanan dan tangan kiri dengan seimbang.
7. Anak dapat meniru bentuk vertikal dengan jarinya.
8. Anak dapat meniru bentuk garis horizontal dengan jarinya.
9. Anak dapat meniru bentuk garis miring dengan jarinya.
10. Anak dapat meniru bentuk garis lengkung dengan jarinya.
11. Anak dapat meniru bentuk garis zigzag denganjarinya.
12. Anak dapat meniru bentuk garis gelombang dengan jarinya.
13. Anak dapat meniru bentuk lingkaran dengan jarinya.
14. Anak dapat meniru bentuk segitiga dengan jarinya.
15. Anak dapat meniru bentuk bujur sangkar dengan jarinya.
Skor Total
Keterangan :
BB : Berkembang Baik (Anak mampu melakukan kegiatan mandiri tanpa batuan guru)
DP : Dalam Proses (Anak mampu melakukan kegiatan dengan batuan guru)
PS : Perlu Stimulasi (Anak belum mampu melakukan kegiatan sendiri dan masih perlu bantuan dan stimulasi)
(35)
2. Wawancara
Wawancara atau interview (interview) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Esterberg dalam Sugiono, 2013, hlm. 319) mengemukkan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktu dan tidak terstruktur.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Dalam Penelitian tindakan kelas ini wawancara akan dilakukan kepada kepala sekolah dan guru untuk mengetahui sejauh mana keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar yang dilakukan di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.Berikut dibawah ini merupakan instrumen pedoman wawancara kepala sekolah:
Tabel 3.8
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No Aspek yang ditanyakan Hasil
Wawancara 1 Bagaimana program pembelajaran yang telah
dilaksanakan di TK PGRI Sekar Buana Pagerageng selama ini dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik? 2 Dalam pengembangan keterampilan motorik
halus khususnya dalam kegiatan menggambar, kegiatan apa saja yang telah dilakukan? 3 Upaya apa yang telah dilakukan untuk
guru-guru di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung dalam meningkatkan keterampilan motorik
(36)
48
halus dalam kegiatan menggambar? 4 Selama ini pernahkan finger painting
digunakan guru-guru TK PGRI Sekar Buana Pagerageung dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar?
5 Selama ini adakah hambatan yang dialami oleh guru-guru TK PGRI Sekar Buana Pagerageung dalan kegiatan pembelajaran motorik halus khususnya dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis jari?
6 Bagaiman cara guru mengevalusi hasil pembelajaran peserta didik TK PGRI Sekar Buana
Tabel 3.9
Pedoman Wawancara Guru Kelas
No Wawancara Hasil Wawancara
1 Dalam setiap pengembangan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh Ibu, menurut Ibu apakah penting menetapkan tujuan pembelajaran? Apa alasannya? 2 Kegiatan apa yang pernah Ibu lakukan dalam
meningkatkan keterampilan motorik halus? khususnya dalam kegiatan menggambar 3 Media apa saja yang pernah ibu sajikan dalam
meningkatkan keterampilan motorik halus khususnya dalam kegiatan menggambar anak? Apakah disesuaikan dengan karakteristik dan prinsip belajar anak? 4 Selama ini dalam kegiatan pengembangan
(37)
menggambar, teknik dan media apa saja yang pernah Ibu berikan?
5. Adakah hambatan atau kendala dalam pembuatan media untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar?
6. Bagaiman cara Ibu mengalokasikan waktu agar sesuai dengan tujuan pembelajaran “meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegitan menggambar?
7 Dengan program yang dilaksanakan, sejauh mana keterampilan motorik halus dalam kegitan menggambar selama ini?
8 Menurut Ibu, apakah penting mengevaluasi pemebelajaran motorik halus dalam kegiatan mengambar?
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang terjadi selama proses kegiatan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis jari (finger painting). Dalam catatan lapangan seluruh aktifitas yang ditampilakan peserta didik ketika melakukan kegiatan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis jari (finger painting). Catatan lapangan ini diharapkan menjadi data yang lengkap dalam memotret pelaksanaan seni melukis jari (finger painting) dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung.
(38)
50
Tabel 3.10
Format Catatan Lapangan
Tempat Penelitian : Tanggal Penelitian : Kegiatan yang diobservasi : Siklus : Hasil Catatan Lapangan
4. Dokumentasi
Dokumetasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2013, hlm. 329). Sementara Sukmadinata (2013, hlm. 221) menyebutnya dengan studi dokumeter (dokumentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari pengembangan seni melukis jari (finger painting) untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung. Dokumentasi dilakukan terhadap data-data yang dimiliki oleh TK PGRI Sekar Buana Pagerageung dan dokumen-dokumen lain yang menunjang penelitian.
F. Analisis Data
Nasution (dalam Sugiono, 2013, hlm. 334) menyatakan bahwa:
“ melakukan analisis adalah pekerjaanyang sulit, memerlukan kerja
keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap penelitian harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.”
(39)
Menurut Sugiono (2013, hlm. 335) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis, data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumetasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti (Supardi 2010, hlm. 131)
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisi secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisi statistik deskriptif. Misalnya mencari nilai rerata, prosentase keberhasilan belajar dan lain-lain
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa tehadap motode pelajaran baru (efektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya dapat dianalisis secara kualitatif.
Untuk menganalisi data agar lebih bermakna dan dapat dipahami, maka langkah analisis data pada penelitian ini digunakan model interaktif (Interative Model Analisis) dari Miles dan Huberman.
Menurur Matthew Miles dan Michael Huberman (Hopkins, 2011, hlm. 237) mendeskripsikan model interaktif analisis data sebagaimana berikut:
1. Reduksi data: reduksi data merujuk pada proses menyeleksi, memfokuskan, mensimplifikasi, mengabstraksikan, dan
mentransformasikan data ‘mentah’ yang muncul dalam catatan
-catatan lapangan tertulis. Ketika dilaksanakan pengumpulan data, ada episode-episode lanjutan untuk mereduksi data (meringkas, mengcoding, menelusuri tema, membuat kluster, membuat partisi,
(40)
52
menulis memo). Dan proses mereduksi/transformasi data ini terus berlangsung hingga laporan selesai di tulis. Dalam penelitian ini proses dirangkum dengan 3 kategori penilaian yaitu:
1. PS (Perlu stimulasi) 2. DP (Dalam Proses) 3. BB (Berkembang Baik)
2. Tampilan data: tahap kedua dari aktivitas analisis adalah tampilan data. Kami mendefinisikan ‘tampilan’ sebagai penghimpunan informasi secara terorganisir yang memungkinkan kita menarik kesimpulan dan melaksanakan tindakan. Melihat tampilan-tampilan data membantu kita memahami apa yang terjadi dan melaksanakan sesuatu-analisis atau tindakan lebih jauh yang didasarkan pada pemahaman tersebut. Adapun dalam penelitian ini peneliti akan memaparkan data deskripsi meliputi:
a. Siklus-siklus penelitian. Data dalam deskripsi ini disajikan secara kontekstual siklus-siklus yang dilakukan. Dengan demikian dalam penelitian ini dirinci data keseluruhan, setiap siklus dan tahap disajikan dalam tabel dan grafik, guna memudahkan dalam mengevalusi setiap tahapan.
b. Tabel, diagram dan grafik sangat baik digunakan untuk penyajian data hasil observasi sehingga refleksi dapat dilakukan dengan mudah.
c. Hasil-hasil otentik. Hasil otentik ini dapat digunakan untuk memperoleh hasil otentik maka hasil penelitian ini disertai foto-foto.
3. Penarikan kesimpulan/verivikasi: tahap ke tiga dalam analisis data adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari tahap awal pengumpulan data, [guru peneliti] mulai menelusuri makna-makna dari data yang diperoleh, mencatat rutinitas, pola-pola, penjelasn-penjelasn, konfigurasi-konfigurasi, aliran-aliran kausatif, dan proposisi-proposisi. Peneliti yang kompeten akan terus menjaga kesimpulan-kesimpulan itu tetap terbuka, menjaga keterbukaan dan
(41)
skeptisime, tetapi kesimpulan-kesimpulan tersebut masih disana, yang masih baru dan tidak jelas pada awalnya, kemudian semakin eksplisit dan terorganisir.
Untuk memperjelas tentang peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar yang dikuasai peserta didik TK PGRI Sekar Buana Pagerageung sebelum dan sesudah penelitian tindakan kelas, dalam menarik kesimpulan peneliti menghitung dengan melakukan perhitungan :
P = persentase K = jumlah kategori
N = jumlah item x jumlah anak total menjadi 225 K
P = —--- x 100% N
(42)
96
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tetang meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar melalui seni melukis jari di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi awal keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pageregeung untuk tahun pelajaran 2014/2015 dikategorikan masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan 12 anak dari 15 orang anak masih belum bisa mengkordinasikan antara mata dengan tangan seperti meniru macam-macam garis diantaranya garis vertikal & horizontal, garis miring, lengkung, apalagi meniru garis zigzag dan gelombang, begitu pula dalam meniru bentuk segitiga dan persegi panjang mereka masih perlu stimulus dari guru. Pada kategori dalam proses (DP) ada 3 orang anak dari 15 orang anak, anak mampu meniru berbagai macam garis dan bentuk sederhana dengan bimbingan dan motivasi guru. Anak yang dikategorikan berkembang baik (BB) belum ada. Hal ini terjadi karena selain kesempatan yang di berikan kepada anak sangat sedikit karena guru hanya fokus untuk meningkatkan keterampilan menulis angka dan hurup saja sesuai tuntutan orang tua dan guru SD yang mengharuskan calon peserta didik SD sudah mampu membaca dan menulis, media pengembangan keterampilan motorik halus pun kurang bervariasi. Faktor lainnya adalah pengelolaan siswa dan pengelolaan kelas yang belum maksimal.
2. Tindakan melukis jari (finger painting) dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Pada siklus I dan tindakan I kegiatan melukis jari (finger painting) belum maksimal. Anak masih asing dengan kegiatan yang disajikan, guru belum
(43)
mampu melayani anak dengan maksimal, baik secara kelompok maupun individu sehingga rasa ingin tahu anak dan ekplorasinya tidak terlayani dengan maksimal kecuali ada beberapa anak yang pernah mengikuti kegaitan finger painting pada tahun ajaran sebelumnya seperti NAD tidak telihat canggung lagi. Pada siklus I tindakan II, anak minat dan atusian anak yang cukup tinggi untuk melakukan kegiatan,walaupun stimulus dan layanan yang di berikan oleh guru tidak maksimal karena guru secara bergiliran melakukan PKG, tetapi karena minat dan rasa ingin tahunya tinggi, warna-warni cat yang menarik, sehingga kegiatan finger painting ini sangat di sukai anak.
3. Peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung setelah pelaksanaan kegiatan seni melukis jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung. Kategori berkembang baik (BB) pada kondisi awal 0% meningkat pada akhir siklus I menjadi 11,56% dan meningkat cukup signifikan pada akhir siklus II menjadi 60,96%. Kategori dalam proses (DP) kondisi awal 20% meningkat menjadi 45,34% pada akhir siklus I dan 34,67% pada akhir siklus II. Pada kategori perlu stimulus (PS) dari kondisi awal 80% anak pada kategori ini, pada akhir siklus I meningkat menjadi 43,12% dan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan hampir mendekati 76,44% peningkatannya jika dibandingkan dengan kondisi prasiklus menjadi 3,56% pada akhir siklus II
B. Implikasi dan Rekomendasi
Mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa implikasi dan rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun implikasi dan rekomendasi antara lain di tunjukan kepada
(44)
98
1. Bagi anak
a. Anak dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar sejak dini melalui kegiatan seni melukis jari (finger painting).
b. Kegiatan finger painting dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak, kemadirian anak dan disiplin pada anak.
c. Kegiatan finger painting meningkatkan kreativitas dan estetis anak, ketelitian dan kerapian anak dalam menggambar.
d. Anak dapat meningkatkan keterampilan sosial, seperti bekerjasama, mau berbagi, bangga dengan karya sendiri dan menghargai hasil karya orang lain.
2. Bagi Guru
a. Menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak dengan berbagai media untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak dalam menggambar sesuai dengan tahap perkembangan dan prinsip belajar anak.
b. Berikan kesempatan yang luas kepada anak untuk mengembangkan ide dan gagasannya dalam setiap lingkup pengembangan karena anak pembelajar yang aktif
c. Menambah pengetahuan tentang cara atau media pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
3. Bagi Sekolah
a. Laksanakan parenting agar pemahaman orang tua tentang keterampilan motorik halus pada anak tidak terbatas pada kemampuan anak dalam menulis angka dan hurup saja.
b. Mengaplikasikan ilmu untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar anak.
4. Bagi Para Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan sekaligus landasan bagi peneliti berikutnya baik berhubungan dengan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar khususnya
(45)
pelaksanaa seni melukis jari (finger painting) ataupun penelitian lainya.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan memang masih rendah, tetapi kegiatan seni melukis jari (finger painting) dalam meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar anak menunjukan hasil perubahan yang cukup, dalam proses pembelajaran khusunya dalam mencampur warna dan meniru macam-macam garis (garis vertikal, horizontal, miring, lengkung, zigzag dan gelombang) dan bentuk sederhana seperti lingkaran, segitiga dan lingkaran. Dengan keberhasilan tersebut kegiatan seni melukis jari (finger painting) dapat dilaksanakan di taman kanak-kanak atau stuan PAUD lainnya.
(46)
Ristiany, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. (2009). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). (2014). Pendidikan anak usia dini. Bandung: UPI Press.
Budiman, N. (2012). Perkembangan peserta didik. Bandung: UPI Press.
Cooper, Carol dkk. 2009. Your child by year, penerjemaah Nadia Lestari (Ensiklopedia perkembangan anak). Jakarta: Erlangga.
Depatemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang RI no. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman pembelajarna bidang pengembangan seni di taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2008). Pengembangan kemampuan motorik halus di taman kanak-kanak. Jakarta: Ditjen Mendikdasmen Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Dewi, K. N, (2014). Meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri melalui penggunaan lotto bentuk dan warna. Bandung: Skripsi UPI.
Hopkins. (2011). A teacher’s guide to classroom research (edisi keempat), alih bahasa: Ahcmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurlock. (1978). Perkembangan anak jilid 1 (five ed), alih bahasa: dr. Med. Meitasari tjandras, Dra. Muslichah Zakasih Jakarta: Erlangga.
Hurlock. (1991). Psikologi perkembangan anak (sixed). alih bahasa:Dra. Istiwidayanti, Dra. Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Makmun, S.A. (2012). Psikologi kependidikan. Perangkat sistem pengajaran modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(47)
Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa. (2012). Manajemen paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Jo. (2012, Juni). Tentang finger painting. Pelangi IGTKI. ISSN 1340329.1.Hal 50.
Nurihsan, J. & Agustin, M. (2011).Penilaian perkembangan anak usia dini. Bandung: PT Rafika Aditama.
Pekerti, W. (2008). Metode pengembangan seni. Jakarta. Universitas Terbuka. Pamadhi, H. & Sukardi, S. (2010). Seni keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. (2010). Standar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini.Jakarta: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Rengganis, Ira. 2012. Hand out, catatan kuliah, Pendidikan seni rupa, UPI, Bandung.
Rahayu, A. S. (2013). Efektivitas kegiatan melukis dengan jari (finge painting) dalam meningkatkan keterampilan menulis anak taman kanak-kanak. [online]. Diakses http://www.
Repository.upi.edu/2817/1/S_PAUD_0604370_title.Pdf.
Samsudin. (2005). Pengembangan motorik di taman kanak-kanak. Jakarta: UNJ. Santrock. (2002). Life-span development (edisi kelima), alih bahasa: Chusairi
Ahmad. Damanik,Juda Jakarta: Erlangga.
Sari, K. E. (2012). Peningkatan perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dari bahan bekas. [Online] Diakses dari
http//www.ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/.../1389
Sugiyono. (2013). Metode penelitiab pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,dan r&d. Bandung: Alfabeta Bandung.
(48)
Ristiany, 2015
Sukmadinata, (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumantri. (2005). Model pengembangan keterampilan motorik anak usia dini.Jakarta Depdiknas.
Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni rupa anak tk. Jakarta: Depdiknas.
Susilana, R. 2012. Hand out, catatan kuliah, Statistik penelitian 1. UPI Bandung.
Suyanto & Jihad, A. (2013). Guru profesional. strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di era global. Jakarta: Esensi, devisi Penerbit Erlangga.
Wahyudin,U. & Agustin,M. (2011). Penilaian perkembangan anak usia dini. Bandung: PT Rafika Aditama.
Wiyani, A. N. (2014). Psikologi perkembangan anak usia dini. Yogyakarta: Gava Media.
(1)
97
Ristiany, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu melayani anak dengan maksimal, baik secara kelompok maupun individu sehingga rasa ingin tahu anak dan ekplorasinya tidak terlayani dengan maksimal kecuali ada beberapa anak yang pernah mengikuti kegaitan finger painting pada tahun ajaran sebelumnya seperti NAD tidak telihat canggung lagi. Pada siklus I tindakan II, anak minat dan atusian anak yang cukup tinggi untuk melakukan kegiatan,walaupun stimulus dan layanan yang di berikan oleh guru tidak maksimal karena guru secara bergiliran melakukan PKG, tetapi karena minat dan rasa ingin tahunya tinggi, warna-warni cat yang menarik, sehingga kegiatan finger painting ini sangat di sukai anak.
3. Peningkatan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung setelah pelaksanaan kegiatan seni melukis jari (finger painting) di TK PGRI Sekar Buana Pagerageung. Kategori berkembang baik (BB) pada kondisi awal 0% meningkat pada akhir siklus I menjadi 11,56% dan meningkat cukup signifikan pada akhir siklus II menjadi 60,96%. Kategori dalam proses (DP) kondisi awal 20% meningkat menjadi 45,34% pada akhir siklus I dan 34,67% pada akhir siklus II. Pada kategori perlu stimulus (PS) dari kondisi awal 80% anak pada kategori ini, pada akhir siklus I meningkat menjadi 43,12% dan menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan hampir mendekati 76,44% peningkatannya jika dibandingkan dengan kondisi prasiklus menjadi 3,56% pada akhir siklus II
B. Implikasi dan Rekomendasi
Mengacu pada hasil penelitian, peneliti akan mengemukakan beberapa implikasi dan rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun implikasi dan rekomendasi antara lain di tunjukan kepada
(2)
98
Ristiany, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi anak
a. Anak dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar sejak dini melalui kegiatan seni melukis jari (finger painting).
b. Kegiatan finger painting dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak, kemadirian anak dan disiplin pada anak.
c. Kegiatan finger painting meningkatkan kreativitas dan estetis anak, ketelitian dan kerapian anak dalam menggambar.
d. Anak dapat meningkatkan keterampilan sosial, seperti bekerjasama, mau berbagi, bangga dengan karya sendiri dan menghargai hasil karya orang lain.
2. Bagi Guru
a. Menyajikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak dengan berbagai media untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak dalam menggambar sesuai dengan tahap perkembangan dan prinsip belajar anak.
b. Berikan kesempatan yang luas kepada anak untuk mengembangkan ide dan gagasannya dalam setiap lingkup pengembangan karena anak pembelajar yang aktif
c. Menambah pengetahuan tentang cara atau media pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
3. Bagi Sekolah
a. Laksanakan parenting agar pemahaman orang tua tentang keterampilan motorik halus pada anak tidak terbatas pada kemampuan anak dalam menulis angka dan hurup saja.
b. Mengaplikasikan ilmu untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini dalam meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar anak.
4. Bagi Para Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi perbandingan sekaligus landasan bagi peneliti berikutnya baik berhubungan dengan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar khususnya
(3)
99
Ristiany, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelaksanaa seni melukis jari (finger painting) ataupun penelitian lainya.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan memang masih rendah, tetapi kegiatan seni melukis jari (finger painting) dalam meningkatkan keterampilan motorik halus dalam kegiatan menggambar anak menunjukan hasil perubahan yang cukup, dalam proses pembelajaran khusunya dalam mencampur warna dan meniru macam-macam garis (garis vertikal, horizontal, miring, lengkung, zigzag dan gelombang) dan bentuk sederhana seperti lingkaran, segitiga dan lingkaran. Dengan keberhasilan tersebut kegiatan seni melukis jari (finger painting) dapat dilaksanakan di taman kanak-kanak atau stuan PAUD lainnya.
(4)
Ristiany, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. (2009). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). (2014). Pendidikan anak usia dini. Bandung: UPI Press.
Budiman, N. (2012). Perkembangan peserta didik. Bandung: UPI Press.
Cooper, Carol dkk. 2009. Your child by year, penerjemaah Nadia Lestari (Ensiklopedia perkembangan anak). Jakarta: Erlangga.
Depatemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang RI no. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Citra Umbara.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman pembelajarna bidang pengembangan seni di taman kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). (2008). Pengembangan kemampuan motorik halus di taman kanak-kanak. Jakarta: Ditjen Mendikdasmen Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Dewi, K. N, (2014). Meningkatkan kemampuan mengenal bentuk-bentuk geometri melalui penggunaan lotto bentuk dan warna. Bandung: Skripsi UPI.
Hopkins. (2011). A teacher’s guide to classroom research (edisi keempat), alih bahasa: Ahcmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurlock. (1978). Perkembangan anak jilid 1 (five ed), alih bahasa: dr. Med. Meitasari tjandras, Dra. Muslichah Zakasih Jakarta: Erlangga.
Hurlock. (1991). Psikologi perkembangan anak (sixed). alih bahasa:Dra. Istiwidayanti, Dra. Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Makmun, S.A. (2012). Psikologi kependidikan. Perangkat sistem pengajaran modul. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
(5)
Ristiany, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mulyasa. (2012). Manajemen paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Jo. (2012, Juni). Tentang finger painting. Pelangi IGTKI. ISSN 1340329.1.Hal 50.
Nurihsan, J. & Agustin, M. (2011).Penilaian perkembangan anak usia dini. Bandung: PT Rafika Aditama.
Pekerti, W. (2008). Metode pengembangan seni. Jakarta. Universitas Terbuka. Pamadhi, H. & Sukardi, S. (2010). Seni keterampilan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. (2010). Standar pendidikan anak usia dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini.Jakarta: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Rengganis, Ira. 2012. Hand out, catatan kuliah, Pendidikan seni rupa, UPI, Bandung.
Rahayu, A. S. (2013). Efektivitas kegiatan melukis dengan jari (finge painting) dalam meningkatkan keterampilan menulis anak taman kanak-kanak. [online]. Diakses http://www.
Repository.upi.edu/2817/1/S_PAUD_0604370_title.Pdf.
Samsudin. (2005). Pengembangan motorik di taman kanak-kanak. Jakarta: UNJ. Santrock. (2002). Life-span development (edisi kelima), alih bahasa: Chusairi
Ahmad. Damanik,Juda Jakarta: Erlangga.
Sari, K. E. (2012). Peningkatan perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dari bahan bekas. [Online] Diakses dari
http//www.ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/.../1389
Sugiyono. (2013). Metode penelitiab pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif,dan r&d. Bandung: Alfabeta Bandung.
(6)
Ristiany, 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS DALAM KEGIATAN MENGGAMBAR MELALUI SENI MELUKIS DENGAN JARI (FINGER PAINTING) DI TK PGRISEKAR BUANA PAGERAGEUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukmadinata, (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumantri. (2005). Model pengembangan keterampilan motorik anak usia dini.Jakarta Depdiknas.
Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni rupa anak tk. Jakarta: Depdiknas.
Susilana, R. 2012. Hand out, catatan kuliah, Statistik penelitian 1. UPI Bandung.
Suyanto & Jihad, A. (2013). Guru profesional. strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di era global. Jakarta: Esensi, devisi Penerbit Erlangga.
Wahyudin,U. & Agustin,M. (2011). Penilaian perkembangan anak usia dini. Bandung: PT Rafika Aditama.
Wiyani, A. N. (2014). Psikologi perkembangan anak usia dini. Yogyakarta: Gava Media.