Peranan Audit Intern dalam Membantu Manajemen Guna Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Terhadap Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus pada PT.Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. Inti) Bandung).

(1)

ABSTRAK

Setiap perusahaan mempunyai tujuan dalam aktivitasnya. Tujuan utama dari perusahaan ialah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan beberapa kegiatan penunjang yang diantaranya adalah adanya kegiatan audit intern terhadap pengendalian persediaan barang jadi. PT Inti sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang engineering solution untuk kebutuhan jaringan telekomunikasi, bersama PT. Telkom menghadapi suatu permasalahan yang serius dengan pengendalian persediaan barang jadi. Barang jadi yang ada di PT. Inti mengalami penumpukan yang tidak perlu. Salah satu sebab penumpukan terjadi dikarenakan ketidak efektivannya pengendalian internal terhadap persediaan barang jadi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan audit intern pada PT. Inti dilaksanakan, juga untuk mengetahui proses pengendalian internal persediaan barang jadi di PT. Inti. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk bisa menjawab tujuan lain yaitu untuk mengetahui peranan audit intern dalam membantu manajemen guna meningkatkan efektivitas pengendalian internal terhadap persediaan barang jadi di PT. Inti.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data sehingga memberikan gambaran yang jelas dan tegas. Dalam menganalisis data, analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif yang merupakan variabel independen dan dependen, dimana yang menjadi variabel independen adalah audit intern dan yang menjadi variabel dependen adalah efektivitas pengendalian internal terhadap persediaan barang jadi.

Dari uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa “audit intern memiliki hubungan yang signifikan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi”. Hal tersebut didasarkan pada hasil korelasi spearman yang dilakukan terhadap 30 responden yang memiliki nilai korelasi positif 0.835 dan tingkat signifikannya adalah 0.05. maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima, yang artinya “Audit intern memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi”.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ...xi

BAB I DAFTAR ISI ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Rerangka Pemikiran ... 7

1.6 Metode Penelitian ... 11

1.6.1 Pengumpulan Data ... 11

1.6.2 Alat Uji Hipotesis... 13

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 17


(3)

2.1 Audit... 17

2.1.1 Pengertian Auditing ... 17

2.2 Audit Internal ... 18

2.2.1 Pengertian Audit Internal ... 19

2.2.2 Tujuan Audit Internal... 20

2.2.3 Komponen Audit Internal ... 21

2.2.4 Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal ... 24

2.2.5 Independensi dan Obyektivitas Auditor Internal ... 27

2.2.6 Kompetensi Audit Internal... 28

2.2.7 Program Audit Internal ... 28

2.2.8 Pelaksanaan Audit Internal ... 29

2.2.9 Pelaporan Hasil Audit Internal... 30

2.3 Manajemen... 31

2.4 Efektivitas ... 33

2.5 Pengertian Pengendalian Intern... 34

2.5.1 Komponen Pengendalian Intern... 35

2.5.2 Standar Pengendalian Intern ... 37

2.5.3 Tujuan Pengendalian Intern ... 39

2.5.4 Jenis-jenis Pengendalian Internal... 41

2.6 Persediaan Barang jadi... 42

2.6.1 Klasifikasi Persediaan ... 43

2.6.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Fungsinya ... 45


(4)

2.6.3 Fungsi-fungsi Persediaan ... 46

2.6.4 Metode Penilaian Persediaan ... 47

2.7 Pengendalian Intern atas Persediaan ... 49

2.8 Peranan Audit Intern Dalam Membantu Manajemen Guna Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern terhadap Persediaan Barang Jadi ... 50

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 52

3.1 Obyek Penelitian ... 52

3.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 53

3.2.1 Struktur Organisasi ... 58

3.2.2 Uraian Tugas ... 60

3.2.3 Aktivitas Perusahaan... 75

3.3 Metode penelitian... 77

3.3.1 Desain Penelitian... 78

3.3.2 Operasionalisasi Variabel... 79

3.3.3 Pengumpulan Data ... 82

3.4 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 84

3.4.1 Uji Validitas ... 84

3.4.2 Uji Reliabilitas ... 86

3.4.3 Alat Uji Hipotesis... 89

3.4.4 Teknik Pengolahan Data ... 90

3.5 Simpulan ... 96


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 97

4.1 Analisis Hasil Pengumpulan Data... 97

4.1.1 Aktivitas Mengenai Persediaan Barang Jadi... 97

4.1.1.1 Pengadaan Persediaan PT Inti... 98

4.1.1.2 Proses Pengeluaran Persediaan di PT Inti... 100

4.2 Efektivitas Pengendalian Intern terhadap Persediaan Barang Jadi PT Inti ... 102

4.2.1 Lingkungan Pengendalian... 102

4.2.1.1 Integritas dan Nilai-nilai Etik... 102

4.2.1.2 Komitmen untuk Kompetensi ... 103

4.2.1.3 Partisipasi Dewan Direksi dan Komite Audit ... 103

4.2.1.4 Falsafah dan Gaya Operasional Manajemen... 104

4.2.1.5 Struktur Organisasi PT.Inti ... 104

4.2.1.6 Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab... 105

4.2.1.7 Kebijakan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia ... 105

4.2.2 Penilaian Resiko Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi di PT. Inti ... 106

4.2.3 Aktivitas Pengendalian intern Persediaan barang jadi PT. Inti... 107

4.2.4 Informasi dan komunikasi Pengendalian intern Persediaan barang jadi PT.Inti ... 108

4.2.5 Pemantauan Pengendalian intern Persediaan barang jadi PT.Inti... 109

4.3 Tujuan Pengendalian Intern terhadap Persedian Barang Jadi PT.Inti... 110


(6)

4.3.1 Keandalan Data ... 110

4.3.2 Efektivitas Operasi ... 111

4.4 Pelaksanaan Audit Intern terhadap Persediaan Barang Jadi PT.Inti ... 112

4.4.1 Independensi ... 112

4.4.2 Kompetensi Auditor Intern ... 113

4.4.3 Ruang Lingkup Audit Intern ... 115

4.4.4 Program Audit Intern Pada PT Inti ... 116

4.4.5 Pelaksanaan Audit Intern Pada PT Inti ... 119

4.4.6 Laporan Hasil Auditor Intern ... 121

4.4.7 Tindak Lanjut Laporan Audit Intern ... 122

4.5 Peranan Audit Intern Dalam Membantu Manajemen Guna Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern terhadap Persediaan Barang Jadi ... 124

4.6 Pengujian Hipotesis... 124

4.6.1 Analisa Diskriptif Kualitatif... 124

4.6.2 Analisis Statistik ... 125

4.6.3 Perhitungan Koefisien Determinasi ... 131

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 132

5.1 Kesimpulan ... 132

5.2 Saran... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 142


(7)

Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan jaman yang ditandai dengan perubahan dalam segala aspek kehidupan dari tahun ke tahun membawa dampak dalam bidang kemajuan teknologi yang semakin canggih. Salah satu aspek yang mengalami banyak perubahan ialah aspek perekonomian yang membawa dampak terjadinya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan (http://id.ekonomi.org/eco/ekonomi_global). Persaingan antar perusahaan akhir-akhir ini tidak lagi terbatas secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global. Oleh karena itu, setiap perusahaan berlomba-lomba untuk terus-menerus mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing dan memiliki keunggulan kompetitif agar tetap hidup dan berkembang (Indrajit dan Djokopranoto, 2003 : xiii). Keinginan tersebut mengharuskan perusahaan menerapkan peraturan dengan cara pengendalian manajemen dalam suatu perusahaan yang dimulai dari perencanaan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, memutuskan, serta mempengaruhi (Anthony dan Govindharajan, 2005 : 8 - 9). Manajemenlah yang bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan dan juga sangat berperan penting diperusahaan dalam melakukan aktivitasnya (Arens et al., 2003 : 68). Dengan demikian, perusahaan harus menyadari perlunya mengaplikasikan konsep manajemen dengan baik. Salah satu konsep manajemen adalah penerapan pengendalian intern


(8)

Bab I Pendahuluan 2

yang memadai termasuk didalamnya pengendalian intern terhadap persediaan.

Pengendalian intern yang memadai, pada dasarnya bertujuan untuk melindungi harta milik perusahaan dengan meminimalkan kemungkinan terjadinya penyelewangan, pemborosan, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja (Arens et al., 2003 : 227). Agar tujuan perusahaan dapat tercapai maka harus dirancang suatu sistem kendali yang efektif, manajemenpun perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasional, dan kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku (Bodnar dan

Hopwood, 2003 : 233).

Audit internal juga mampu untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi (Sawyer, 2005 : 9). Hal itu dilakukan dengan menyediakan bagi mereka analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-saran dan komentar yang dipandang perlu mengenai kegiatan yang dikaji. Hal ini sesuai dengan kata-kata yang diungkapkan oleh Stettler (1986 : 82):

“The objective of internal auditing is to assist all members of management in the effective discharge of their responsibilities by furnishing them with analysis, appraisal, recomendations, and pertinent comments concerning the activities reviewed.”

Pada umumnya perusahaan memiliki beberapa jenis persediaan, menurut Smith and Skousen dalam bukunya “Intermediate Accounting” (1995 : 340-341),


(9)

Bab I Pendahuluan 3

persediaan dapat digolongkan sebagai berikut: Bahan mentah (Raw materials), barang dalam proses (Goods in Process), dan barang jadi (Finished Goods). Ketiga jenis persediaan tersebut memerlukan penanganan yang teliti, tepat dan efektif. Persediaan barang jadi merupakan barang yang selesai diproses kemudian disimpan di gudang untuk dijual (Arens et al., 2003 : 310). Pengelolaan persediaan yang kurang efektif dan tidak terkendali akan berdampak besar bagi suatu perusahaan karena persediaan merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja.

Pengendalian intern atas persediaan barang jadi harus diselenggarakan mengingat fungsi ini sangat penting dalam sebuah perusahaan untuk mengamankan persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan (Arens et al., 2003 : 313). Oleh karena itu, perlu dilakukan audit internal dengan tujuan memeriksa dan mengevaluasi keefektifan pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam melaksanakan pencatatan terhadap nilai persediaan (Arens et al., 2003 : 310).

PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. Inti) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang industri telekomunikasi sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT. Telkom dan Indosat. PT. Industri Telekomunikasi Indonesia memantapkan langkah transformasi mendasar dari kompetensi berbasis manufaktur ke engineering solution. Hal ini membentuk PT. Industri Telekomunikasi Indonesia menjadi semakin berkembang dalam kemajuan teknologi dan karakteristik serta perilaku pasar. Berbekal pengalaman dan kompetensi di bidang telekomunikasi, PT. Industri Telekomunikasi Indonesia telah menggariskan kebijakan-kebijakan organisasi yang


(10)

Bab I Pendahuluan 4

mendukung perubahan orientasi bisnis dan budaya kerja perusahaan yang berkemampuan untuk bersaing di pasar. Fokus bisnis PT. Industri Telekomunikasi Indonesia tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen.

Dari pengamatan awal yang dilakukan diketahui PT. Industri Telekomunikasi Indonesia saat ini menghadapi suatu permasalahan dalam hal pengendalian internal persediaan barang jadi, yang ditandai dengan terjadinya penumpukan barang digudang. Penumpukan, pencurian, kerusakan dan keusangan atas persediaan barang jadi merupakan salah satu sebab kurangnya pengawasan atau lemahnya sistem pengendalian terhadap barang jadi yang ada, oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi (Arens et al., 2003: 310, 313, 317). Sehingga dari hasil pengendalian intern tersebut diperolehlah bukti-bukti atau catatan yang dilakukan oleh auditor, auditor dapat mengetahui berapa jumlah barang yang akan dikeluarkan dari gudang dan barang yang akan masuk ke gudang, kemudian akan disesuaikan dengan catatan akuntansi yang ada digudang dengan catatan yang ada pada auditor (Arens et al., 2003: 311). Sehingga tidak akan terjadinya penyelewengan atau pemborosan persediaan barang serta penumpukan barang yang tidak diperlukan, oleh sebab itu sangat penting adanya audit internal.

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan diatas, maka keberadaan audit internal diperlukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi resiko, serta mendekati berbagai masalah yang merugikan perusahaan dalam usaha pencapaian tujuannya,


(11)

Bab I Pendahuluan 5

dan khususnya informasi persediaan barang jadi dapat disajikan secara tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, audit intern diperlukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dalam fungsi persediaan barang jadi sehingga dapat dilakukan perbaikan tepat pada waktunya (Arens et al., 2003 : 319 - 320). Maka dengan ini saya sebagai penulis ingin melakukan penelitian mengenai peranan pemeriksaan intern yang dapat membantu manajemen perusahaan yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “Peranan Audit Intern Dalam Membantu Manajemen Guna Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern terhadap Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia)”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah di’huraikan diatas, maka penulis akan mengidentifikasikan masalah yang akan dianalisis, yaitu :

1. Apakah pelaksanaan pengendalian intern yang diterapkan perusahaan terhadap persediaan barang jadi telah berjalan secara efektif?

2. Apakah pelaksanaan audit intern yang diterapkan oleh perusahaan telah memadai?

3. Bagaimana peranan audit intern yang memadai dapat membantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern atas persediaan barang jadi?


(12)

Bab I Pendahuluan 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari dibuatnya penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian sarjana lengkap dalam rangka untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Selain itu penulis juga tertarik untuk mengetahui kegiatan yang nyata dalam pelaksanaan pengendalian internal persediaan bahan baku dalam perusahaan.

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern yang dilakukan oleh perusahaan atas persediaan barang jadi telah dilaksanakan secara efektif.

2. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan audit intern yang diterapkan oleh perusahaan telah berjalan secara memadai.

3. Untuk mengetahui bagaimana peranan audit intern yang memadai dapat membantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern atas persediaan barang jadi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini maka dengan inipenulis mengharapkan hasil penelitian ini akan berguna bagi :

1. Penulis

Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengaflikasian mengenai peranan audit internal di dunia kerja, dan sebagai ilmu


(13)

Bab I Pendahuluan 7

tambahan buat peneliti untuk lebih mengetahui tentang audit intern, serta dapat mengetahui sejauh mana penerapan teori yang didasarkan pada disiplin ilmu yang telah penulis peroleh selama kuliah.

2. Perusahaan

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan perbandingan dalam menentukan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang guna meningkatkan pengendalian intern.

3. Pihak umum yang berkepentingan

Diharapkan bisa menambah informasi bagi rekan-rekan mahasiswa ataupun pihak umum yang berkepentingan, serta diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran baru untuk kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan audit intern dan persediaan barang jadi.

1.5 Rerangka Pemikiran

Struktur manajemen yang solid sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan sehingga dapat bekerjasama dalam memajukan kinerja perusahaan. Pada umumnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah menghasilkan laba, agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan (Anthony dan Govindharajan, 2005 : 175). Oleh karena itu, sejumlah perusahaan secara terang-terangan menyatakan bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah melindungi


(14)

Bab I Pendahuluan 8

atau menjaga aset perusahaan dari faktor-faktor penyelewengan, penyimpangan, dan hal-hal lain yang dapat merugikan perusahaan (Anthony dan Govindharajan, 2005 : 62). Oleh sebab itu pimpinan perusahaan perlu membentuk suatu bagian dalam perusahaan yang memiliki independen dan wewenang yang tinggi yang disebut bagian “audit internal”.

Persediaan barang jadi merupakan salah satu pos yang paling penting di dalam perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pada buku manajemen persediaan dikatakan bahwa pengertian persediaan barang jadi (finishing goods) adalah persediaan barang-barang yang selesai diproses kemudian sudah siap untuk dikirim kegudang untuk dipasarkan atau dijual kepada pelanggan (Rangkuti, 2002 : 8).

Menurut James D. Wilson dan John B. Campbell dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Gunawan hutauruk, MBA. menyatakan bahwa : ada beberapa faktor yang merupakan persyaratan untuk tercapainya pengelolaan persediaan yang berhasil antara lain (James dan John,1996 : 430):

1. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas tentang persediaan

2. Sasaran dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan baik. 3. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak.

4. Catatan dan laporan yang cukup. 5. Tenaga kerja yang memadai.

Pengendalian intern atas persediaan barang jadi harus diselenggarakan mengingat fungsi ini sangat penting dalam sebuah perusahaan untuk mengamankan persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan (Arens et al.,


(15)

Bab I Pendahuluan 9

2003 : 313). Oleh karena itu, perlu dilakukan audit internal dengan tujuan memeriksa dan mengevaluasi keefektifan pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam melaksanakan pencatatan terhadap nilai persediaan (Arens et al., 2003 : 310).

Pada tahun 1999 GTF menyerahkan definisi audit internal untuk ditanggapi oleh para anggota The Institute of Internal Auditor (Sawyer’s, 2005 : 9) :

“Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi”.

Sedangkan dalam buku “Standar Profesi Audit Internal” audit internal diartikan sebagai berikut (Konsorsium Organisasi Audit Internal, 2004 : 9):

“Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko pengendalian dan proses governance.”

Pengertian pengendalian internal menurut Reeve (2005 : 236) dalam Bukunya Accounting Pengantar Akuntansi dialihbahasakan Oleh Aria Farahmita adalah sebagai berikut:

"Pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan menyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah diikuti".


(16)

Bab I Pendahuluan 10

Jadi dapat disimpulkan bahwa audit internal merupakan aktivitas yang harus bersikap independen dan obyektif dalam menjalankan tugasnya membantu perusahaan khususnya pada bagian persediaan barang jadi serta dapat memberikan kontribusi penting terhadap kinerja dari pengendalian internal perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya serta mewujudkan Good Corporate Governance.

PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PT. Inti) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang industri telekomunikasi sebagai pemasok utama pembangunan jaringan telepon nasional yang diselenggarakan oleh PT. Telkom dan Indosat. Dari pengamatan awal yang dilakukan diketahui PT. Industri Telekomunikasi Indonesia saat ini menghadapi suatu permasalahan dalam hal pengendalian internal persediaan barang jadi, yang ditandai dengan terjadinya penumpukan barang digudang. Penumpukan, pencurian, kerusakan dan keusangan atas persediaan barang jadi merupakan salah satu sebab kurangnya pengawasan atau lemahnya sistem pengendalian terhadap barang jadi yang ada, oleh karena itu diperlukan adanya pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi (Arens et al., 2003: 310, 313, 317). Dari hasil pengendalian intern tersebut diperolehlah bukti-bukti atau catatan yang dilakukan oleh auditor, auditor dapat mengetahui berapa jumlah barang yang akan dikeluarkan dari gudang dan barang yang akan masuk ke gudang, kemudian akan disesuaikan dengan catatan akuntansi yang ada digudang dengan catatan yang ada pada bagian akuntansi (Arens et al., 2003: 311).


(17)

Bab I Pendahuluan 11

Dari penjelasan diatas kita dapat melihat bahwa audit internal atas persediaan barang jadi yang baik dapat memberikan kontribusi penting terhadap kinerja dari pengendalian internal perusahaan. Sesuai dengan rerangka pemikiran yang telah dipaparkan seperti diatas, maka saya selaku penulis memiliki suatu hipotesis : “Terdapat hubungan yang signifikan antara audit intern dengan efektivitas pengendaliam intern persediaan barang jadi”

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan pendekatan studi kasus, sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Deskriptif analitis adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti suatu objek, kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas pada masa sekarang (Nazir, 1988 : 63). Untuk dapat menggunakan metode analisis tersebut diperlukan data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh selama penelitian ini akan diolah, dianalisis, dan kemudian diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari (Nazir, 1988 : 63).

1.6.1 Pengumpulan Data

Menurut Nazir dalam bukunya “Metode Penelitian” (1988 : 212, 234, 245) pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :


(18)

Bab I Pendahuluan 12

Dalam melakukan penelitian lapangan, penulis melakukan penelitian secara langsung keperusahaan yang menjadi obyek penelitian dengan cara :

a. Pengamatan

Pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas perusahaan yang sedang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan. b. Wawancara

Pengumpulan data dengan pihak-pihak yang berwenang untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai perusahaan dan masalah-masalah khusus yang sedang diteliti untuk mendapatkan data yang objektif bagi penelitian. c. Kuesioner

Pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang disampaikan kepada pihak yang berwenang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

d. Dokumentasi

Melakukan pemeriksaan atas dokumen dan catatan perusahaan untuk mendukung informasi yang ada atau seharusnya ada dalam laporan keuangan. 2. Penelitian kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mempelajari buku-buku, literatur dan sumber data lain yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti. Cara ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sekunder yang menjadi


(19)

Bab I Pendahuluan 13

landasan teori guna mendukung data-data yang diperoleh selama penelitian (Nazir, 1988 : 111).

1.6.2 Alat Uji Hipotesis

Daftar pertanyaan yang akan penulis sajikan adalah pertanyaan mengenai peranan audit intern untuk membantu manajemen dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengendalian persediaan barang jadi, untuk itu dilakukan analisis data dan pengujian hipotesis dengan dua cara, yaitu:

1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif ini merupakan pengujian hipotesis dan konsep-konsep pemikiran atau anggapan sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya berdasarkan kenyataan dan fakta-fakta yang ada serta dihubungkan dengan teori (Nazir, 1988 : 63). Analisis data yang bersifat deskriptif kualitatif memiliki metode analisis yang mempertimbangkan diterima atau tidak diterimanya hipotesis berdasarkan kepada tingkat unsur yang mendukung dengan unsur-unsur yang tidak mendukung. Apabila unsur-unsur-unsur-unsur yang mendukung tersebut ditemui lebih dominan maka hipotesis tersebut dapat diterima. Tetapi sebaliknya apabila unsur-unsur yang tidak mendukung lebih dominan, maka hipotesis tersebut ditolak (http://id.wikipedia.org/wiki/ Statistika_deskriptif_kualitatif).


(20)

Bab I Pendahuluan 14

2. Analisis Statistik

Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menghitung persentase frekuensi jawaban yang telah diterima yang menunjukkan hubungan satuan pengawasan intern dengan peningkatan efektifitas pengendalian intern atas persediaan barang jadi. Dari data yang telah diperoleh dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah korelasi Spearman. Korelasi Spearman mampu untuk menguji apakah data sampel yang ada menyediakan cukup bukti bahwa menyatakan terdapat kaitan antara variabel-variabel dalam populasi asal sampel (Supranto, 2001 : 309). Apabila didapati adanya suatu hubungan, seberapa kuat hubungan antar variabel tersebut. Korelasi Spearman lebih mengukur keeratan hubungan antara peringkat-peringkat dibandingkan dengan hasil pengamatan itu sendiri. Perhitungan korelasi ini bisa digunakan untuk menghitung koefisien korelasi pada data ordinal dan penggunaan asosiasi pada statistik non parametrik (Supranto, 2001 : 311).

Rumus-rumus korelasi Spearman adalah sebagai berikut:

Selisih rank xi - selisih rank yi dikuadratkan.

( ) ( )

[

]

2

2

di

=

R

x

i

R

Y

i

(

1

)

6

1

2

2

=

n

n

di


(21)

Bab I Pendahuluan 15

Keterangan:

rs = koefisien korelasi Spearman n = jumlah responden

α = 0,05

di = selisih ranking data x dan y

Tingkat signifikansi α = 0,05 merupakan tingkat data yang umum dilakukan dalam melakukan penelitian di bidang sosial.

Kriteria pengambilan keputusan (Supranto, 2001 : 313).: 1. Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.

2. Jika probabilitas ≤ 0,05, maka H0 ditolak.

Dimana:

H0 = Audit intern tidak memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi.

Hi = Audit intern memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi.


(22)

Bab I Pendahuluan 16

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), Jalan Moch. Toha No.77 Bandung (40253). Sedangkan waktu yang dibutuhkan penulis untuk melakukan penelitian mulai dari pengumpulan data sampai dengan penyusunan adalah 3 bulan.


(23)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 132

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang diterapkan di audit internal PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, serta didukung oleh data yang diperoleh dari observasi dan kuesioner maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi yang dilaksanakan di PT.Inti telah berjalan secara efektif. Hal ini terlihat dari pengendalian intern yang dilakukan PT Inti mencakup tujuan pengendalian dan komponen pengendalian yang telah dilaksanakannya. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan pengendalian

¾ Terdapatnya integritas dan nilai etik yang dinilai cukup baik.

¾ Komitmen untuk kompetensi yang telihat dari perekrutan karyawan, dan pelatihan serta upaya lainnya.

¾ Adanya partisipasi dewan direksi dan pengawasan oleh komite audit.

¾ Falsafah dan gaya operasi manajemen yang baik.

¾ Adanya struktur organisasi yang jelas.


(24)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 133

b. Penilaian resiko

¾ Perusahaan telah menetapkan resiko mengenai penumpukan persediaan, pengeluaran kas yang tidak semestinya serta pelayanan operasi dan pencatatan persediaan kurang efektif.

c. Aktivitas pengendalian

¾ Aktivitas pengendalian yang dilakukan pada PT Inti adalah: a. Pemisahaan tugas yang memadai.

b. Otorisasi oleh pihak yang bertanggung jawab

c. Penetapan kebijakan mengenai hal yang berkaitan untuk mencegah timbulnya resiko.

d. Dokumen dan catatan yang memadai.

e. Pengendalian fisik dan aktivitas yang memadai.

f. Penyimpanan dengan menggunakan tempat yang memadai. g. Pengecekan secara rutin

h. Pengecekan oleh pihak yang independen. d. Informasi dan komunikasi

¾ Terdapatnya suatu bagian sistem informasi yang terpisah dari bagian lain, selain itu adanya catatan dan prosedur yang diciptakan untuk mengidentifikasi, menghimpun, menganalisis, mengelompokan, mencatat dan melaporkan satuan usaha serta menginformasikan kepimpinan perusahaan.


(25)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 134

¾ Adanya komunikasi yang memadai antar bawahan, dan bawahan dengan pimpinan.

e. Pemantauan

Pemantauan yang dilakukan pada PT Inti secara berkesinambungan baik terhadap aktivitas operasional maupun untuk perniagaan, dengan mempelajari kebijakan pengendalian intern yang diterapkan pemantauan dilakukan oleh auditor intern juga oleh komite audit, selain itu terdapat juga pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak yang independen.

f. Keandalan Data

Berdasarkan penelitian, transaksi yang terjadi pada PT. Inti mengenai persediaan barang jadi telah terlaksana dengan baik, hal ini terlihat dari setiap adanya transaksi yang harus didokumentasikan dibagian administrasi dan keuangan dan setiap transaksi tersebut harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan dibukukan ke master file. Hal ini terlihat dari proses audit yang membandingkan catatan gudang dengan dokumen yang berada dibagian administrasi dan gudang serta bagian akuntansi.

g. Efektivitas Operasi

Pelaksanaan kegiatan operasi pada PT. Inti dapat dikatakan cukup efektif, karena proses penyimpanan persediaan hanya dilakukan untuk keperluan operasional sehingga proses penyimpanannya mudah dikontrol. Sedangkan untuk keperluan perniagaan diperoleh dari pemasok kemudian langsung didistribusikan ke pengguna atau konsumen dan tidak ditemuinya kecurangan,


(26)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 135

selain itu pengamanan persediaan yang cukup yang berada didalam gudang dengan pengawasan khusus dan otorisasi khusus.

2. Audit Intern pada PT Inti telah melaksanakan tugasnya dengan cukup memadai. Hal tersebut dapat didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

Independensi

independensi audit intern PT Inti telah jelas, hal tersebut terlihat baik dalam struktur organisasi maupun pelaksanaannya yang disertai surat penugasan oleh pejabat yang berwenang dan tidak dipengaruhi oleh pihak lain.

Kompetensi

Kompetensi auditor intern PT Inti dapat dikatakan cukup baik hal ini terlihat dari pelatihan yang diperoleh oleh staf auditor intern, pengalaman yang dimiliki, serta pengetahuan akan bidang akuntansi.

Ruang Lingkup Auditor

Ruang lingkup audit intern pada PT Inti melakukan semua fungsi dari audit intern perusahaan seperti :

1. Compliance

Auditor intern pada PT Inti melakukan penilaian terhadap ketaatan para karyawan pada kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan oleh


(27)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 136

perusahaan, serta menentukan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.

2. Verification

Audit intern pada PT Inti melakukan audit terhadap kebenaran dari setiap dokumen, catatan dan laporan dari setiap kegiatan. Kegiatan auditor intern antara lain adalah:

a. Mengaudit apakah seluruh dokumen dan catatan telah dicatat sesuai dengan yang diklasifikasikan.

b. Mengaudit ketepatan dan kebenaran perhitungan atau penjumlahan dan perkalian dokumen-dokumen yang ada.

c. Meneliti jika terjadi selisih antara stock opname dan kartu persediaan yang ada.

d. Meneliti kebenaran dan ketepatan waktu membukukan bon-bon penerimaan dan pengeluaran persediaan.

e. Menganalisis kewajaran jumlah persediaan, penerimaan dan pengeluaran.

3. Evaluation

Audit intern pada PT Inti melakukan penilaian secara berkelanjutan terhadap pelaksanaan dari pengendalian intern persediaan barang jadi, auditor intern juga mengawasi apakah pengendalian intern perusahaan telah dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini apabila auditor mengetahui adanya penyimpangan, auditor intern tersebut harus segera melaporkan


(28)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 137

kepada pimpinan perusahaan, selain itu auditor intern juga memberikan saran-saran atau rekomendasi yang diperlukan

Program Audit

Program audit pada PT Inti telah disusun dengan tujuan pelaksanaan audit dapat tercapai secara efektif. Program audit tersebut telah ditulis secara sistematis sebagai alat perencanaan, prosedur, dan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan Audit Intern

Pelaksanaan audit intern pada PT Inti yang meliputi seluruh aktivitas, untuk persediaan barang jadi auditor meninjau seluruh dokumen yang ada dibagian administrasi dan keuangan serta membandingkan dengan dokumen yang ada digudang serta melakukan perhitungan fisik persediaan, selain itu meninjau seluruh dokumen yang berkaitan dengan transaksi.

Pelaporan Hasil Audit

Auditor selalu membuat LHA (Laporan Hasil Audt) pada setiap penugasan. Penyusunan LHA berdasarkan pada prosedur yang ditetapkan yang memuat hasil positif yang perlu ditingkatkan oleh bagian tersebut, hal lain yang perlu mendapat perhatian yang mencakup kriteria, sebab, dan tanggapan, juga mencakup rekomendasinya.


(29)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 138

3. Audit intern yang dilaksanakan di PT. Inti memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan SPSS dengan metode Spearman menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara audit intern dengan efektivitas pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi. Pada kolom sig.(2-tailed) angka probabilitas 0.000 yang lebih kecil dari 0.05, yang menunjukkan Ho ditolak dan berarti Hi diterima maka didapatkan hasil pengujian SPSS bahwa audit intern

memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi.

Apabila dilihat dari tingkat kriteria keeratan 0.835 berada pada posisi 0.70 – 0.90 yang berarti audit intern memiliki hubungan yang erat dan searah terhadap efektivitas pengendalian internal terhadap persediaan barang jadi. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan audit intern dalam menunjang manajemen guna meningkatkan efektivitas pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi telah dilaksanakan secara memadai, hal ini terlihat dari adanya pemisahan fungsi yang terkait dalam efektivitas pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi, pemisahan fungsi-fungsi ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang, terpenuhinya pelaksanaan komponen pengendalian intern, Komponen tersebut terdiri dari: Lingkungan pengendalian, Aktivitas pengendalian, Sistem informasi dan komunikasi, Pemantauan, Keandalan data, dan Efektivitas operasi. Dengan terpenuhinya komponen-komponen pengendalian intern tersebut sehingga dapat memberikan keyakinan


(30)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 139

bahwa tujuan pengendalian intern terhadap barang jadi telah dilakukan dengan baik. PT inti juga telah memenuhi kriteria-kriteria standar audit intern, hal ini terlihat dari kedudukan yang terpisah yang mendukung sikap independensi, dan cukup kompetensi didukung dengan pelatihan serta pelaksanaan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Ruang lingkup auditor intern pada PT. Inti yang meliputi seluruh aktivitas, program yang digunakan sebagai standar, pelaksanaan yang memadai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dimana meninjau seluruh dokumen dan hal yang berkaitan, adanya pelaporan hasil audit yang konsisten, dan tindak lanjut terhadap laporan tersebut.

Berdasarkan simpulan diatas dan hasil perhitungan statistik dengan Spearman, penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan audit intern pada PT. Inti telah diterapkan dengan benar. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan dalam audit intern, yaitu:

1. Terdapat perbedaan nama dan nomor indeks untuk barang sejenis, hal ini disebabkan oleh barang sejenis yang diperoleh oleh beberapa pemasok, walaupun sudah dibuat program penerjemah dari nama barang dan indeks yang keluar dari BQ (Bill of Quantity) dengan nama barang dan indeks yang tercatat dibagian logistik.

2. pencatatan fisik dan akuntansi adakalanya tidak signifikan.

3. Penerapan audit yang dilaksanakan oleh bagian audit internal tidak sesuai dengan jadwal pemeriksaan yang direncanakan dalam program audit.


(31)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 140

4. Pencatatan atau pembukuan pada kartu gudang biasanya tidak dilakukan dengan segera

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat serta dapat membantu peranan audit operasional dalam menunjang pengendalian intern persediaan barang jadi pada divisi JTT PT.Inti (Persero), yaitu sebagai berikut :

• Mengkaji perubahan nomor indeks walaupun dengan adanya program penerjemah, nomor indeks tersebut bisa berubah dan sebaiknya menggunakan salah satu pemasok untuk barang sejenis kecuali adanya perbedaan yang cukup signifikan yang berkaitan dengan produk Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelayanan operasi dan pencatatan persediaan agar lebih efektif.

Stock opname harus dilakukan secara periodik agar dapat memperkecil adanya barang yang hilang.

• Bagian gudang disarankan membuat catatan agar dapat mengetahui barang yang masuk dan keluar sehingga tidak terjadi kekeliruan.

• Penerapan audit operasional oleh bagian audit internal perlu ditingkatkan dalam hal membuat perkiraan waktu pelaksanaan agar pelaksanaannya sesuai dengan jadwal pemeriksaan dalam program audit.


(32)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 141

• Sebaiknya tenggang waktu antara pemberitahuan dan pelaksanaan audit tidak terlalu lama. Hal ini untuk memperkecil objek audit menutupi kelemahan-kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Hal ini bisa juga dilakukan dengan cek mendadak.


(33)

Daftar Pustaka 142

DAFTAR PUSTAKA

Anthony and Govindharajan. 2005. Manajemen Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat

Arens Alvin A,Elder Randal J, and Beasley Mark S. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi 9. jilid 1 Jakarta : PT Indeks.

Arens Alvin A,Elder Randal J, dan Beasley Mark S. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi 9. jilid 2 Jakarta : PT Indeks.

Arens Alvin A,Elder Randal J, dan Beasley Mark S. 2006. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Terjemahan oleh Ford Lumban Gaol. Jakarta : PT Indeks.

Arens Alvin A,Elder Randal J, dan Beasley Mark S. 2004. Auditing. Jakarta : PT Indeks.

Arens & Loebbecke. 1997. “Auditing an Integrated Approach”. Jakarta : PT Indeks.

Arens & Loebbecke. 2005. “Auditing & Internal Control”. Jakarta : PT Indeks. Bodnar and Hopwood. 2003. Accounting Information System. Edisi 8. New

Jersey : Prenrice Hall

Brink, Victor Z., Witt, and Herbert. 1982. Modern Internal Auditing Appraisal Operation and Controls. Fourth Edition. John Willey and Son’s Inc., New York

COSO (Commitee Of Sponsoring Organization). Desember 1995.

Guy, Alderman C. Wayne, and Winters Alan. J. 2003. Auditing. edisi 5. jilid 2 Jakarta: Erlangga.

Haier et al. 2002. Statistik II. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Hartadi. 1991. Internal Auditing. Suatu Tinjauan Sistem Informasi Manusia dan Cara Pelaporannya. Edisi kesatu. Yogyakarta. Andi Offset.

H. M. Cokroaminoto. 2008. Pasar Ekonomi global. Http: //id.ekonomi.org/ eco/ekonomi_global


(34)

Daftar Pustaka 143

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntansi Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba empat

Indrajit dan Djokopranoto. 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta. : PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

James D and John B. 1996. Controllership. Edisi ketiga. Terjemahan Hutauruk, Gunawan. Tugas Akuntansi Manajemen. Jakarta : Penerbit Erlangga. Konsorsium Organisasi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal.

Jakarta. Yayasan Pendidikan Audit Internal.

Kosasih, Ruchiyat. 1986. Prinsip dan prosedur Audit Internal. Edisi 4. Surabaya : Penerbit Palapa.

Kaiser & Rice. 1974. Statistik II. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Madura. 2001. Pengantar Bisnis. Penerjamah; Saroyini W.R. Salib. Ph.D. Jakarta : Salemba Empat.

Malayu. S.P. Hasibuan. 2003. Dasar dan Teori Manajemen. Bandung : Toko Gunung Agung.

Malayu. S.P. Hasibuan. 2003. “Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah”. Bandung : Toko Gunung Agung.

Messier, Jr. William F., Steven M. Glover, and Dauglas F. Prawitt. 2005. Auditing and Assurance service A systematic Approach. Penerjemah; Nuri Hinduan,SE.Ak. Jakarta; Salemba empat.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Kedua. Bagian Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.

Munawir. 2005. Auditing Modern. edisi pertama. catatan keempat. Yogyakarta ; BPFE.

Munawir. 1999. Dictionary for Accountants. Yogyakarta ; BPFE. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta; Erlangga.


(35)

Daftar Pustaka 144

Niswanger C. Rollin, Carl S. Warren, James M. Reeve, and Philip E. Fess. 1999. Accounting. 19th edition, an ITP Company. Penerjemah; Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan. 1999. Jakarta, Erlangga.

Nunnally. 1978. Statistik II. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Rangkuti. 2002. Manajemen Persediaan. cetakan keenam, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Ratliff, Richard L. 2005. Introduction to Auditing: logic. Principle and Techniques. Penerbit The Institute of Internal Auditors.

Reeve Fess. 2005. Accounting Pengantar Akuntansi. Penerjemah; Aria Farahmita. Jakarta : Salemba.

Robbin and Coulter. 1999. Management. 6th edition. Prentice Hall, Inc. alih bahasa T. Hermaya. 1999. Jakarta. Prenhallindo.

Santoso, Singgih. 2002. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. versi 11.5. cetakan pertama. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Sarwono. 2006. SPSS :Teori dan Latihan Menggunakan SPSS versi 12. Edisi II.

Bandung : PT Danamartha Sejahtera utama.

Sugiyono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam. Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2001. Statistik II. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer’s Lawrence. 2005. Sawyer’s Internal Auditing. Edisi 1. buku 1 Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer’s Lawrence. 2006. Sawyer’s Internal Auditing. Terjemahan oleh Ali Akbar : Edisi 5. buku 3 Jakarta : Salemba Empat.

Smith and Skousen, Intermediate and Accounting. 1995. 12th edition, Cincinnati, Ohio: South Western Publishing CO.

Stettler. Internal Auditing. 1986. Penerbit Jakarta : Salemba Empat

Tugiman. 1997. Standar Profesional Audit Internal. cetakan kelima. Yogyakarta ; Kanisius.

Tugiman. 2002. Audit Internal. Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Jakarta


(36)

Daftar Pustaka 145

Tunggal. 2006. Internal Auditing. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2003. Auditing. Jakarta : Salemba Empat. Website : Http://id.wikipedia.org/wiki/ Statistika_deskriptif_kualitatif.


(1)

Bab V Kesimpulan Dan Saran 140

4. Pencatatan atau pembukuan pada kartu gudang biasanya tidak dilakukan dengan segera

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat serta dapat membantu peranan audit operasional dalam menunjang pengendalian intern persediaan barang jadi pada divisi JTT PT.Inti (Persero), yaitu sebagai berikut :

• Mengkaji perubahan nomor indeks walaupun dengan adanya program penerjemah, nomor indeks tersebut bisa berubah dan sebaiknya menggunakan salah satu pemasok untuk barang sejenis kecuali adanya perbedaan yang cukup signifikan yang berkaitan dengan produk Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelayanan operasi dan pencatatan persediaan agar lebih efektif.

Stock opname harus dilakukan secara periodik agar dapat memperkecil adanya barang yang hilang.

• Bagian gudang disarankan membuat catatan agar dapat mengetahui barang yang masuk dan keluar sehingga tidak terjadi kekeliruan.

• Penerapan audit operasional oleh bagian audit internal perlu ditingkatkan dalam hal membuat perkiraan waktu pelaksanaan agar pelaksanaannya sesuai dengan jadwal pemeriksaan dalam program audit.


(2)

• Sebaiknya tenggang waktu antara pemberitahuan dan pelaksanaan audit tidak terlalu lama. Hal ini untuk memperkecil objek audit menutupi kelemahan-kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Hal ini bisa juga dilakukan dengan cek mendadak.


(3)

Daftar Pustaka 142

DAFTAR PUSTAKA

Anthony and Govindharajan. 2005. Manajemen Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat

Arens Alvin A,Elder Randal J, and Beasley Mark S. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi 9. jilid 1 Jakarta : PT Indeks.

Arens Alvin A,Elder Randal J, dan Beasley Mark S. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Edisi 9. jilid 2 Jakarta : PT Indeks.

Arens Alvin A,Elder Randal J, dan Beasley Mark S. 2006. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Terjemahan oleh Ford Lumban Gaol. Jakarta : PT Indeks.

Arens Alvin A,Elder Randal J, dan Beasley Mark S. 2004. Auditing. Jakarta : PT Indeks.

Arens & Loebbecke. 1997. “Auditing an Integrated Approach”. Jakarta : PT Indeks.

Arens & Loebbecke. 2005. “Auditing & Internal Control”. Jakarta : PT Indeks. Bodnar and Hopwood. 2003. Accounting Information System. Edisi 8. New

Jersey : Prenrice Hall

Brink, Victor Z., Witt, and Herbert. 1982. Modern Internal Auditing Appraisal Operation and Controls. Fourth Edition. John Willey and Son’s Inc., New York

COSO (Commitee Of Sponsoring Organization). Desember 1995.

Guy, Alderman C. Wayne, and Winters Alan. J. 2003. Auditing. edisi 5. jilid 2 Jakarta: Erlangga.

Haier et al. 2002. Statistik II. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Hartadi. 1991. Internal Auditing. Suatu Tinjauan Sistem Informasi Manusia dan Cara Pelaporannya. Edisi kesatu. Yogyakarta. Andi Offset.

H. M. Cokroaminoto. 2008. Pasar Ekonomi global. Http: //id.ekonomi.org/ eco/ekonomi_global


(4)

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntansi Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba empat

Indrajit dan Djokopranoto. 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta. : PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

James D and John B. 1996. Controllership. Edisi ketiga. Terjemahan Hutauruk, Gunawan. Tugas Akuntansi Manajemen. Jakarta : Penerbit Erlangga. Konsorsium Organisasi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal.

Jakarta. Yayasan Pendidikan Audit Internal.

Kosasih, Ruchiyat. 1986. Prinsip dan prosedur Audit Internal. Edisi 4. Surabaya : Penerbit Palapa.

Kaiser & Rice. 1974. Statistik II. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Madura. 2001. Pengantar Bisnis. Penerjamah; Saroyini W.R. Salib. Ph.D. Jakarta : Salemba Empat.

Malayu. S.P. Hasibuan. 2003. Dasar dan Teori Manajemen. Bandung : Toko Gunung Agung.

Malayu. S.P. Hasibuan. 2003. “Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah”. Bandung : Toko Gunung Agung.

Messier, Jr. William F., Steven M. Glover, and Dauglas F. Prawitt. 2005. Auditing and Assurance service A systematic Approach. Penerjemah; Nuri Hinduan,SE.Ak. Jakarta; Salemba empat.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Kedua. Bagian Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.

Munawir. 2005. Auditing Modern. edisi pertama. catatan keempat. Yogyakarta ; BPFE.

Munawir. 1999. Dictionary for Accountants. Yogyakarta ; BPFE. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta; Erlangga.


(5)

Daftar Pustaka 144

Niswanger C. Rollin, Carl S. Warren, James M. Reeve, and Philip E. Fess. 1999. Accounting. 19th edition, an ITP Company. Penerjemah; Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan. 1999. Jakarta, Erlangga.

Nunnally. 1978. Statistik II. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Rangkuti. 2002. Manajemen Persediaan. cetakan keenam, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Ratliff, Richard L. 2005. Introduction to Auditing: logic. Principle and Techniques. Penerbit The Institute of Internal Auditors.

Reeve Fess. 2005. Accounting Pengantar Akuntansi. Penerjemah; Aria Farahmita. Jakarta : Salemba.

Robbin and Coulter. 1999. Management. 6th edition. Prentice Hall, Inc. alih bahasa T. Hermaya. 1999. Jakarta. Prenhallindo.

Santoso, Singgih. 2002. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS. versi 11.5. cetakan pertama. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Sarwono. 2006. SPSS :Teori dan Latihan Menggunakan SPSS versi 12. Edisi II.

Bandung : PT Danamartha Sejahtera utama.

Sugiyono. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Keenam. Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2001. Statistik II. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer’s Lawrence. 2005. Sawyer’s Internal Auditing. Edisi 1. buku 1 Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer’s Lawrence. 2006. Sawyer’s Internal Auditing. Terjemahan oleh Ali Akbar : Edisi 5. buku 3 Jakarta : Salemba Empat.

Smith and Skousen, Intermediate and Accounting. 1995. 12th edition, Cincinnati, Ohio: South Western Publishing CO.

Stettler. Internal Auditing. 1986. Penerbit Jakarta : Salemba Empat

Tugiman. 1997. Standar Profesional Audit Internal. cetakan kelima. Yogyakarta ; Kanisius.

Tugiman. 2002. Audit Internal. Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Jakarta


(6)

Tunggal. 2006. Internal Auditing. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2003. Auditing. Jakarta : Salemba Empat. Website : Http://id.wikipedia.org/wiki/ Statistika_deskriptif_kualitatif.


Dokumen yang terkait

Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus Perusahaan PT "X").

0 2 44

Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi: Studi Kasus Pada PT LAJ Bandung.

0 0 67

Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengendalian Intern Atas Persediaan barang Jadi Pada PT Harrisma Agung, Bandung.

0 0 26

Peranan Audit Intern dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Penjualan (Studi Kasus pada PT New Inti Furnindo Cabang Bandung).

0 0 23

Peranan Audit Intern guna Membantu Manajemen dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern atas Persediaan Barang Jadi.

0 1 27

Peranan Satuan Pengawasan Intern Guna Membantu Manajemen Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Pada Pelaksanaan Kontrak Konstruksi (Studi Kasus Pada PT. "X").

0 0 31

Peranan Audit Intern guna Membantu Manajemen dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern atas Persedian Barang Jadi pada CV “X”.

0 2 37

Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus PT. Kerta Laksana, Bandung).

2 21 33

Peranan Satuan Pengawasan Intern Guna Membantu Manajemen dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern atas Persediaan Barang Jadi.

0 0 71

Peranan Audit Internal Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus Pada PT Tempo Scan Pacific, Bandung).

2 27 39