Proses Perancangan Kemasan dan Media Promosi Produk Jamu Galenik.

(1)

ABSTRAK

Ade Surya Wijaya :

Rancangan Karya Desain

Proses Perancangan Kemasan dan Media Promosi Produk Jamu Galenik

Jamu, merupakan minuman tradisional yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, Jamu gendong salah satunya yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Secara turun temurun jamu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan sebagai tindakan preventif atau menjaga kesehatan.

Dengan semakin berkembangnya minuman dan obat tradisional, ditambah dengan gema “kembali ke alam”, telah meningkatkan popularitas minuman dan obat tradisional. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya industri makanan dan minuman yang memproduksi minuman dan obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Galenik, merupakan salah satu produk minuman tradisional yang diangkat dengan mengambil nilai historis dari jamu gendong yang dikemas secara modern, feminin serta higienis, namun tetap terkesan tradisional. Dalam proses perancangan ini akan dibahas secara terstruktur dari ide / konsep dasar sampai eksekusi desain secara keseluruhan yang difokuskan pada desain kemasan.

Kata Kunci :


(2)

ABSTRACT

Ade Surya Wijaya :

Desain Creation Plan

Packaging and Promotional Media planning process for product of Jamu Galenik

Jamu, well known as a traditional beverages, already known by Indonesian people, Jamu gendong one of kind that rather popular amidst Indonesian people. Heredetly, jamu used for healthy needs, as a preventive use or to keep healthy.

By means development of traditional medicine and beverages, plus invocation “back to nature”, have increase popularity of traditional medicine and beverages. This thing be evidenced with more and more food and beverages industries that produce traditional beverages to fulfil people needs. Galenik, is one kind of traditional beverages product that appoint from historical value of Jamu Gendong. Which packaged in modern way, feminine and hygiene, however still have traditional impression. Within this planning process, structurly concerning on idea or basic concept, through overall design execution thatfocus towards packaging design.

Key Words :

Jamu Gendong, Traditional beverages, Packaging, Promotional Media.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS PENGANTAR KARYA...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI PENGANTAR KARYA...iv

KATA PENGANTAR...v

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...3

1.3 Rumusan Masalah...4

1.4 Tujuan Perancangan...4

1.5 Ruang Lingkup Perancangan...4

1.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...4

1.6.1 Sumber Data...4

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data...5

1.7 Mind Mapping...6

1.8 Pola Kerangka Berpikir...7

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH...8

2.1 Kajian Pustaka...8

2.1.1 Desain Komunikasi Visual...8

2.1.2 Kemasan...8


(4)

2.2.1 Jamu...13

2.2.2 Jamu Gendong...18

2.3 Gagasan Awal...26

BAB III PEMECAHAN MASALAH...27

3.1 Objek Perancangan...27

3.2 Target Audiens...27

3.3 Konsep Perancangan...27

3.3.1 Perancangan Media...27

3.3.2 Perancangan Kreatif...30

3.3.3 Konsep Verbal / Bahasa...30

3.3.4 Konsep Visual...34

3.3.5 Biaya Media / Budgeting...62

3.3.6 Visualisasi Karya...65

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...72

4.1 Kesimpulan...72

4.2 Saran...73


(5)

DAFTAR GAMBAR

BAB II

Gambar 2.1 Kemasan Utama Gambar 2.2 Kemasan Sekunder Gambar 2.3 Kemasan Tersier

Gambar 2.4 Kode Identitas Untuk Damar Gambar 2.5 Bar code

Gambar 2.6 Barang Mudah Meledak Gambar 2.7 Cairan Mudah Terbakar Gambar 2.8 Simbol Kemasan Gambar 2.9 Kencur

Gambar 2.10 Kunir Gambar 2.11 Asam Jawa Gambar 2.12 Sinom Gambar 2.13 Cabe Puyang Gambar 2.14 Daun Sambiloto Gambar 2.15 Daun Bratawali Gambar 2.16 Kunci

Gambar 2.17 Daun Sirih Gambar 2.18 Daun Mengkudu Gambar 2.19 Lengkuas

Gambar 2.20 Daun Beluntas

Gambar 2.21 Penjual Jamu Gendong Gambar 2.22 Jamu Gendong

BAB III

Gambar 3.1 Logo Warna Gambar 3.2 Logo Grayscale Gambar 3.3 Sketsa Awal Logo Gambar 3.4 Gambar Hanacaraka


(6)

Gambar 3.5 Logo Galenik

Gambar 3.6 Logo Galenik Grayscale Gambar 3.7 Font Asli

Gambar 3.8 Bentuk Kemasan Utama Gambar 3.9 Asam Jawa dan Stilasi-nya Gambar 3.10 Beluntas dan Stilasi-nya Gambar 3.11 Bratawali dan Stilasi-nya Gambar 3.12 Mengkudu dan Srilasi-nya Gambar 3.13 Kencur dan Stilasi-nya Gambar 3.14 Temu Kunci dan Stilasi-nya Gambar 3.15 Kunir dan Stilasi-nya Gambar 3.16 Lengkuas dan Stilasi-nya Gambar 3.17 Cabe Puyang dan Stilasi-nya Gambar 3.18 Daun Sambiloto dan Stilasi-nya Gambar 3.19 Sinom dan Stilasi-nya

Gambar 3.20 Daun Sirih dan Stilasi-nya

Gambar 3.21 Proses Terbentuknya Elemen Estetis Gambar 3.22 Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.23 Tampak Samping

Gambar 3.24 Stilasi Kencur danAsam Jawa Gambar 3.25 Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.26 Tampak Samping

Gambar 3.27 Stilasi Daun Mengkudu dan Lengkuas Gambar 3.28 Tampak Depan dan Belakang

Gambar 3.29 Tampak Samping

Gambar 3.30 Stilasi Temu Kunci dan Daun Sirih Gambar 3.31 Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.32 Tampak Samping

Gambar 3.33 Stilasi Kunir dan Asam Jawa Gambar 3.34 Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.35 Tampak Samping


(7)

Gambar 3.36 Stilasi Daun Bratawali dan Daun Sambiloto Gambar 3.37 Tampak Depan dan Belakang

Gambar 3.38 Tampak Samping

Gambar 3.39 Stilasi Cabe Jamu dan Asam Jawa Gambar 3.40 Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.41 Tampak Samping

Gambar 3.42 Stilasi Kunir dan Sinom Gambar 3.43 Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.44 Tampak Samping

Gambar 3.45 Stilasi Daun Beluntas dan Kunir Gambar 3.46 Template Kemasan Sekunder

Gambar 3.47 Penggunaan Warna Untuk Kemasan Sekunder

Gambar 3.48 Tampak Depan Kemasan Sekunder Untuk Masalah kewanitaan Gambar 3.49 Tampak Belakang Kemasan Sekunder Untuk Masalah Kewanitaan Gambar 3.50 Tampak Samping Kemasan Sekunder Untuk Masalah Kewanitaan Gambar 3.51 Tampak Depan Kemasan Sekunder Untuk Segar Badan

Gambar 3.52 Tampak Belakang Kemasan Sekunder Untuk Segar Badan Gambar 3.53 Tampak Samping Kemasan Sekunder Untuk Segar Badan Gambar 3.54 Tampak Samping Kemasan Tersier

Gambar 3.55 Tampak Depan Kemasan Tersier Gambar 3.56 Bagian Atas Kemasan Tersier Gambar 3.57 Poster

Gambar 3.58 Haging Flag Gambar 3.59 POP Display Gambar 3.60 Pop Up Display


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

FORM A , Form asistensi tugas akhir DKV FORM B , Form sketsa tugas akhir


(9)

BABBI

PENDAHULUAN

1.1 LatarBBelakangBMasalah

Kebutuhan hidup manusia terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, salah satunya adalah kebutuhan pangan yang meliputi makan dan minum. Dari sinilah manusia mendapatkan energi dan tenaga untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari. Jika kita berbicara tentang makanan, yang terlintas di kepala kita adalah makanan yang kita makan sehari-hari, seperti nasi, sayur, daging, buah, dan sebagainya. tetapi tidak hanya itu, makanan juga bisa kita temui dalam jenis yang lain mulai dari makanan ringan atau yang sering kita sebut snack / cemilan, sereal, makanan instan (siap saji), hingga bumbu dapur ditampilkan dalam format yang dikemas dengan menarik dan praktis. Adanya jenis makanan dalam kemasan tersebut tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia modern yang semakin hari semakin bervariasi dan dinamis, arus modernisasi barat yang masuk ke Indonesia, mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup masyarakat luas, dimana waktu menjadi sangat berharga dan manusia membutuhkan segalanya dengan cepat, praktis, dan efisien.

Tidak hanya makanan yang disajikan dengan format seperti ini, tetapi minuman juga ikut terkena imbas dari perubahan gaya hidup manusia modern. Tidak sedikit minuman yang dikemas dengan berbagai macam bentuk, jenis, dan ukuran yang ditampilkan dengan visual yang menarik, namun minuman yang awalnya hanya untuk melepas dahaga, sekarang ini menjadi sesuatu yang berharga dan mempunyai nilai jual lebih. Kita ambil contoh air mineral dalam kemasan, mengapa orang memilih air mineral dalam kemasan? padahal kita bisa memasak air sendiri jika kita inginkan. Jawabannya adalah kembali lagi pada kebutuhan akan gaya hidup modern yang segala sesuatunya bisa didapat dengan cepat, praktis dan efisien, meskipun harus mengeluarkan biaya lebih.


(10)

Bukan hanya air mineral, minuman ringan (soft drink), susu, teh, kopi, dan minuman berenergi, juga termasuk dalam jenis minuman yang tersaji dengan praktis. Para produsen berlomba-lomba untuk mengeluarkan produk minuman sejenis, di pasaran kita bisa temukan ada beberapa jenis minuman (seperti telah di sebut diatas) dengan rasa yang bervariasi antara produk yang satu dengan yang lainnya tetapi pada dasarnya jenis minuman mereka sama. Yang membedakan produk satu dengan yang lainnya hanyalah bentuk kemasan, ukuran dan desain, yang disesuaikan dengan jenis minuman dan target audiens dari produk yang bersangkutan. Selain mempunyai karakter dan ciri khas masing-masing, jenis minuman tersebut mempunyai target audiens sendiri.

Seperti tidak mau kalah dengan minuman ringan, teh, susu, dan lain sebagainya, minuman tradisional juga hadir untuk ikut meramaikan pasar. Bicara tentang minuman tradisional, jenis minuman seperti minuman tradisional ini mempunyai pangsa pasar dan target audiens tersendiri, yang dapat diartikan tidak semua orang akan mengkonsumsi minuman ini hanya kalangan tertentu saja. Hal ini disebabkan karena minuman tradisional ini memiliki manfaat tersendiri seperti mengatasi masalah kesehatan, bukan seperti minuman jenis lain yang hanya untuk menghilangkan rasa dahaga setelah melakukan aktivitas dan bisa diminum kapan saja. Saat ini sudah cukup banyak jenis minuman tradisional yang beredar di pasaran seperti contohnya minuman kunir asam, beras kencur, bandrek, jahe laos, temulawak dan lain sebagainya. Yang kesemuanya tersedia dalam bentuk sachet dan juga botolan. Yang menjadi nilai jual dari produk minuman tradisional ini adalah khasiat dan nilai historis dari produk itu sendiri. mengingat kebanyakan produk minuman tradisional ini merupakan jenis minuman yang racikannya berasal dari resep turun-temurun yang sudah ada sejak jaman dahulu.

Semakin banyaknya produk minuman tradisional yang beredar di pasaran, ditambah lagi dengan adanya tren kembali ke alam (back to nature), maka popularitas dan kepercayaan masyarakat akan obat tradisional meningkat. Hal inilah yang membuat sebuah perusahaan minuman yang bernama “Jamu Gendong”, mengeluarkan produk baru dengan nama “Galenik”.


(11)

Produk “Galenik” mengakar pada nilai historis produk jamu gendong yang sempat populer di Indonesia pada tahun 80 sampai 90-an. Dimana pada masa itu para penjual jamu gendong yang sebagian besar ber-jenis kelamin wanita. Yang jika dilihat dari segi fisik, sebagian besar penjual jamu gendong ini memiliki wajah yang cantik, tubuh sehat dan seksi yang menjadi idaman setiap wanita. Faktor inilah yang menjadi inspirasi penulis untuk mengangkat nilai historis dari jamu gendong sebagai latar belakang produk jamu galenik ini selain dari segi manfaat. Dimana jamu gendong memiliki khasiat mengatasi berbagai masalah kesehatan, menjaga kebugaran, dan masalah kewanitaan. dan yang paling penting, adalah minuman jamu ini terbuat dari bahan-bahan alami yang bebas bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi untuk tubuh.

Varian dari jamu “Galenik” berjumlah delapan macam rasa, yang merupakan varian rasa yang biasa dijajakan penjual jamu gendong, antara lain : beras kencur, kunir asam, cabe puyang, kunci suruh, kudu laos, uyup-uyup, pahitan, dan sinom, diolah menjadi produk minuman tradisional siap saji yang dikemas dalam kemasan satuan dengan volume 200ml.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membahas tentang proses perancangan kemasan pada produk jamu “Galenik”, yang di dukung dengan beberapa media promosi.

1.2 IdentifikasiBMasalah

Tidak hanya makanan saja yang bisa disajikan secara instan, begitu juga dengan minuman. Selain minuman ringan, dipasaran banyak sekali kita temui jenis minuman tradisional dalam kemasan yang didesain dengan menarik dan praktis yang bisa bersaing dengan jenis minuman lain. Tetapi jika kita berbicara bentuk dan format, sebagian besar minuman tradisional hanya berbentuk kotak dan botol, yang boleh dikatakan hampir sama dengan minuman jenis lain.

Produk jamu galenik, ingin menampilkan ciri khas tersendiri dari minuman tradisional dalam kemasan dengan format baru melalui bentuk dan desain kemasan yang menarik dan disesuaikan dengan segmentasinya.


(12)

1.3 RumusanBMasalah

Berdasar kepada latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa pokok permasalahan dari tugas akhir ini adalah, bagaimana menciptakan kemasan baru dan media promosi untuk produk jamu galenik melalui proses perancangan Desain Komunikasi Visual agar mampu bersaing dengan produk sejenis di pasaran ?

1.4 TujuanBPerancangan

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah Menciptakan kemasan baru untuk produk jamu galenik yang didukung dengan media promosi.

1.5 RuangBLingkupBPerancangan

Dalam Proses pembuatan Tugas Akhir ini, penulis melakukan perancangan kemasan dari produk jamu galenik dan didukung dengan media promosi dalam ruang lingkup Pulau Jawa.

1.6 SumberBdanBTeknikBPengumpulanBData 1.6.1 SumberBData

Dalam pencarian dan pengumpulan data diperoleh melalui berbagai sumber data yang ada, sebagai berikut :

a. StudiBLiteraturB/BKepustakaanB

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer sebagai dasar dan pedoman yang dapat dipertanggung jawabkan dalam penelitian. Data sekunder diperoleh dengan membaca dan mempelajari literatur, karya ilmiah, data internet dan buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan dapt memecahkan masalah dalam tugas akhir ini.

b. StudiBLapangan

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang dijadikan data tambahan untuk memperkuat data primer dilakukan dengan cara meninjau dan


(13)

meneliti secara langsung ruang lingkup yang berhubungan dengan jamu gendong, sebagai berikut :

1. Observasi B / B pengamatan, yaitu mengamati dan meninjau langsung ke

dalam masyarakat tentang segala sesuatu yang sedang dibahas.

2. Wawancara, BMelakukan tanya jawab kepada beberapa narasumber dan

berbagai pihak yang berhubungan dengan perolehan data yang dibutuhkan dalam pembahasan permasalahan.

1.6.2 TeknikBPengumpulanBData

Teknik penelitian yang digunakan berhubungan dengan pengumpulan data adalah dengan mrlakukan studi kepustakaan /, pengamatan, dan pencarian data melalui internet.


(14)

MINDBMAPPING


(15)

(16)

BABBIV

KESIMPULANBDANBSAEAN

4.1 Kesimpulan

Dari pengumpulan data, studi pustaka sampai dengan finalisasi karga desain, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemilihan warna menjadi satu hal gang penting dalam proses perancangan kemasan. Karena dengan warna konsumen bisa membedakan setiap produk.

2. Jika kita berbicara tentang kemasan, kita pasti juga berbicara tentang bentuk atau format kemasan itu sendiri. Dalam dunia perkuliahan kita bisa bereksperimen dengan bentuk, namun ketika kita dihadapkan pada realita kita harus memikirkan efisiensi dari kemasan itu sendiri disamping dari sisi estetika

3. Mendesain sebuah kemasan tidak semudah mendesain sebuah poster atau media lainnga. Kita harus memeperhatikan bangak hal seperti efisiensi, estetika, ergonomi, warna, ukuran, dan lain ebagainga dimana kesemuanga itu merupakan bagian gang tidak terpisahkan dari sebuah kemasan.

4. Proses perancangan ini tidak hanga mendesain kemasan saja, tetapi media promosi juga. Hal ini mutlak dilakukan mengingat peran media promosi sangatlah besar dalam pemasaran.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk diri sendiri

• Agar di waktu mendatang bisa menjadi pribadi gang matang dalam segala hal dan bertanggung jawab atas semua gang telah menjadi kewajiban.


(17)

• Berpikiran dewasa dan jauh ke depan dalam mengelesaikan setiap persoalan gang dihadapi. Baik masalah desain maupun masalah pribadi.

4.2.2 Saran Untuk Civitas Akademik Maranatha

• Kepada dosen pembimbing, agar mau memberikan saran, pelajaran, pengetahuan, bahkan kritik gang bisa membuat anak didiknga menjadi lebih maju dan berani dalam berkarga

• Kepada dosen pengajar, sekiranga bisa memberikan gang terbaik bagi para mahasiswanga. Sehingga nantinga bisa memperoleh prestasi tidak hanga di bangku perkuliahan tetapi juga dalam dunia kerja ngata.

4.2.3 Saran Untuk Masgarakat Umum

• Agar lebih menghargai profesi desainer grafis dimasa mendatang. • Menghargai dan melestarikan kebudagaan maupun tradisi bangsa agar


(18)

Diambil dan Buku Penyuluhan Jamu Gendong, 1995. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan R.I.

Poerwodarminto, WJS., 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Soroka: "Fundamentals of Packaging Technology", Institute of Packaging Professionals, 2002

Susanto, Yuli W., 1996. Sejarah Jamu Gendong. Diambil dari Buku Penyuluhan Jamu Gendong, 1995. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan R.I.

http://en.wikipedia.org

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001 http://tns.global.com


(1)

meneliti secara langsung ruang lingkup yang berhubungan dengan jamu gendong, sebagai berikut :

1. Observasi B / B pengamatan, yaitu mengamati dan meninjau langsung ke dalam masyarakat tentang segala sesuatu yang sedang dibahas.

2. Wawancara, BMelakukan tanya jawab kepada beberapa narasumber dan berbagai pihak yang berhubungan dengan perolehan data yang dibutuhkan dalam pembahasan permasalahan.

1.6.2 TeknikBPengumpulanBData

Teknik penelitian yang digunakan berhubungan dengan pengumpulan data adalah dengan mrlakukan studi kepustakaan /, pengamatan, dan pencarian data melalui internet.


(2)

6

MINDBMAPPING

PolaBKerangkaBBerpikir


(3)

(4)

72

BABBIV

KESIMPULANBDANBSAEAN

4.1 Kesimpulan

Dari pengumpulan data, studi pustaka sampai dengan finalisasi karga desain, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemilihan warna menjadi satu hal gang penting dalam proses perancangan kemasan. Karena dengan warna konsumen bisa membedakan setiap produk.

2. Jika kita berbicara tentang kemasan, kita pasti juga berbicara tentang bentuk atau format kemasan itu sendiri. Dalam dunia perkuliahan kita bisa bereksperimen dengan bentuk, namun ketika kita dihadapkan pada realita kita harus memikirkan efisiensi dari kemasan itu sendiri disamping dari sisi estetika

3. Mendesain sebuah kemasan tidak semudah mendesain sebuah poster atau media lainnga. Kita harus memeperhatikan bangak hal seperti efisiensi, estetika, ergonomi, warna, ukuran, dan lain ebagainga dimana kesemuanga itu merupakan bagian gang tidak terpisahkan dari sebuah kemasan.

4. Proses perancangan ini tidak hanga mendesain kemasan saja, tetapi media promosi juga. Hal ini mutlak dilakukan mengingat peran media promosi sangatlah besar dalam pemasaran.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk diri sendiri

• Agar di waktu mendatang bisa menjadi pribadi gang matang dalam segala hal dan bertanggung jawab atas semua gang telah menjadi kewajiban.

• Lebih berani dalam berkarga dan mengambil keputusan.


(5)

• Berpikiran dewasa dan jauh ke depan dalam mengelesaikan setiap persoalan gang dihadapi. Baik masalah desain maupun masalah pribadi.

4.2.2 Saran Untuk Civitas Akademik Maranatha

• Kepada dosen pembimbing, agar mau memberikan saran, pelajaran, pengetahuan, bahkan kritik gang bisa membuat anak didiknga menjadi lebih maju dan berani dalam berkarga

• Kepada dosen pengajar, sekiranga bisa memberikan gang terbaik bagi para mahasiswanga. Sehingga nantinga bisa memperoleh prestasi tidak hanga di bangku perkuliahan tetapi juga dalam dunia kerja ngata.

4.2.3 Saran Untuk Masgarakat Umum

• Agar lebih menghargai profesi desainer grafis dimasa mendatang.

• Menghargai dan melestarikan kebudagaan maupun tradisi bangsa agar menjadi bangsa gang makmur tentunga.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Gade, Bachtiar, 1996. Higiene dan Sanitasi pada Pembuatan Jamu Gendong. Diambil dan Buku Penyuluhan Jamu Gendong, 1995. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan R.I.

Poerwodarminto, WJS., 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Soroka: "Fundamentals of Packaging Technology", Institute of Packaging Professionals, 2002

Susanto, Yuli W., 1996. Sejarah Jamu Gendong. Diambil dari Buku Penyuluhan Jamu Gendong, 1995. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan R.I.

http://en.wikipedia.org

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001 http://tns.global.com

mis.dost.gov.ph.pdf